Anda di halaman 1dari 30

PERAWATAN LUKA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


kebutuhan dasar manusia dengan dosen pembimbing Susanti Niman, MKep., Ns., SP.KepJ

Oleh :

1. Anya Teffany H.P 30120115011


2. Anastasia pratiwi 30120115004
3. Dana syabila dewi 30120115018
4. Elyzabeth sianipar 30120115026
5. Cicilia sri 30120115051
6. Maria dewi 30120115034
7. Regina marta 30120115041

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
Jl. Parahyangan Kav.8 Blok B No.1 Kota Baru Parahyangan, Padalarang
Telp: 022-6803961, Fax: 022-6803963
E-mail: sekretariat@stikesborromeus.ac.id;Website: www.stikesborromeus.ac.id

2016
1. BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Luka merupakan suatu kerusakan integritas kulit yang dapat terjadi ketika kulit terpapar suhu
atau pH, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan radiasi. Respon tubuh terhadap berbagai
cedera dengan proses pemulihan yang kompleks dan dinamis yang menghasilkan pemulihan
anatomi dan fungsi secara terus menerus disebut dengan penyembuhan luka (Black, 2001).
Penyembuhan luka terkait dengan regenerasi sel sampai fungsi organ tubuh kembali pulih,
ditunjukkan dengan tanda-tanda dan respon yang berurutan dimana sel secara bersama-sama
berinteraksi, melakukan tugas dan berfungsi secara normal. Idealnya luka yang sembuh kembali
normal secara struktur anatomi, fungsi dan penampilan. Fenomena yang terjadi di Indonesia,
sebagian besar perawat percaya bahwa penyembuhan luka yang terbaik adalah dengan membuat
lingkungan luka tetap kering dan menggunakan cara konvensional untuk merawat luka
( Junaidi,2009). Sebab luka akut yang dirawat dengan cara konvensional akan lebih lama dalam
proses penyembuhan dan tidak jarang penanganan luka menjadi lebih lama karena kurangnya
pengkajian riwayat penyakit pasien oleh perawat atau dokter. Selain itu, perhatian terhadap
wound care masih sangat kurang karena perawat di Indonesia masih menggunakan perawatan
luka konvensional untuk memberikan perawatan luka kepada pasien ulkus diabetikum sedangkan
saat ini sudah mulai berkembang perawatan luka yang lebih canggih (Sotani, 2009).

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa mahasiswi STIKes Santo Borromeus dapat memahami dan
mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia yang telah diberikan dan telah dipelajari
dalam praktek nantinya.
1.2.2 Tujuan khusus
Agar mahasiswa mahasiswi dapat memahami dan menjelaskan kembali serta
mengaplikasikan kembali tentang:
1) Pengertian perawatan luka
2) Anatomi fisiologi
3) Indikasi perawatan luka
4) Kontra indikasi perawatan luka
5) Tujuan perawatan luka
6) Keuntungan dan kerugian perawatan luka
7) Prosedur perawatan luka

1.3 Metode Penulisan


Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode penulisan deskripsi dengan
studi kepustakaan, browsing internet.

1.4 Sistematika Penulisan


Makalah ini disusun dalam 2 BAB, yang terdiri dari:
BAB I : PENDAHULUAN yang terdiri dari, latar belakang, tujuan penulisan, metode
penulisan serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS yang terdiri dari, pengertian, anatomi fisiologi, indikasi,
kontraindikasi, tujuan, keuntungan dan kerugian, prosedur.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1Konsep dasar medis
2.1.1 Pengertian Luka

Luka adalah kerusakan hubungan antar jaringan-jaringan pada kulit, mukosa membran
dan tulang atau organ tubuh lain (Agung, 2005).

Luka adalah terganggunya integritas normal dari kulit dan jaringan di bawahnya yang
terjadi secara tiba-tiba atau disengaja, tertutup atau terbuka, bersih atau terkontaminasi,
superficial atau dalam. (Koiner dan Taylan, 2001).

Luka adalah rusaknya stuktur dan fungsi anatomis normal akibat proses patologi yang
berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai organ tertentu (lazarus, 1994)

Luka adalah belah (pecah, cidera, lecet) pada kulit karena barang atau benda yang tajam
(KBBI, 2007)

JENIS LUKA
Jenis Penyebab Deskripsi dan karakteristik
Insisi Benda tajam ( mis; pisau atau skalpel) Luka terbuka; nyeri; dalam
atau dangkal
Kontusio Pukulan benda tumpul Luka tertutup; kulit tammpak
ekimosis (memar) karena
kerusakan pembuluh darah
Abrasi Kikisan pada permukaan, baik tidak disengaja Luka terbuka pada kulit; nyeri
(mis; kikisan pada lutut karena jatuh) atau
disengaja (mis; abrasi dermal untuk mengangkat
jaringan parut yang dalam karena pustula)
Tusukan Penembusan kulit dan sering sampai mengenai Luka terbuka
jaringan dibawahnya oleh benda tajam, baik
disengaja maupun tidak disengaja
Laserasi Jaringan terobek, sering akibat kecelakaan ( mis; Luka terbuka; bagian tepi
karena mesin) sering kali bergerigi
Luka Penembusan kulit dan jaringan dibawahny, Luka terbuka
tembus biasanya tidak disengaja ( mis; karena peluruatau
pecahan logam )

2.1.2 Anatomi dan Fisiologi Kulit


1. Epidermis

Lapisan kulit yang tipis dan vaskulin terdiri dari epitel lapisan yang gepeng bertanduk,
mengandung sel melanosit, langerhans dan markel.
Epidermis memiliki ukuran paling tebal pada telapak kaki dan tangan. Sekitar 5% dari
seluruh ketebalan kulit dan mampu beregenasi setiap 4-5 minggu. Epidermis terdiri dari 5
lapisan yaitu startum korneum atau lapisan tanduk, merupakan lapisan tak berinti, startum
malpingi, yang merupakan asal sel-sel bertanduk setelah mengalami difrensiasi.
Stratum malpingi dibagi menjadi tiga :
 Startum granulosum, berada langsung di bawah stratum korneum dan berfungsi penting
menghasilkan protein dan ikatan kimia startum korneum.
 Stratum germativum, sebagian besar terdiri dari sel-sel epidermis yang tidak
berdiferensiasi yang terus menerus mengalami pembelahan mitosis, memperbaharui
epidermis.
 Startum spinosum, kratinosit yang membentuk keratin suatu protein fibrosa terjadi proses
keratinasi. Di dalam sel basal juga ditemukan melanosit, dimana terjadi sintesis granula-
granula yang di sebut melanosom.
1. Dermis
Merupakan bagian yang sering dianggap sebagai “true skin” terdiri atas jaringan ikat
yang menyokong epidermis, dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis.
Dermis terletak di bawah epidermis, dan terdiri dari dari serabut-serabut kolagen,
elastin dan retukulin, yang tertanam dalam suatu substansi dasar disekitar pembuluh
darah yang kecil terdapat limfosit, eritrosit, sel mast dan neutrofil.
2. Subkutis
Merupakan lapisan dibawah dermis yang terdiri dari jaringan ikat yang
menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan
ukuran berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu berfungsi
menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi.

2.1.3 Indikasi
A. Luka bersih
- Luka bersih tak terkontaminasi dan luka steril
- Ingin mengkaji keadaan luka
- Balutan basah dan kotor akibat penyebab eksteral dan rembesan/eksudat.
Mempercepat debredemen jaringan nekrotik
B. Luka kotor
- klien yang luka dekubitus
- klien yang luka gangrene
- luka venous

2.1.4 Kontraindikasi

A. Luka bersih
- Pada luka dengan ditandai adanya pus, nekrosis, dan serum
-Balutan tidak kotor dan tidak ada rembesan/ eksudat
B. Luka kotor
- Pada pasien yang tidak mengalami dekubitus
- Pada pasien yang mobilisasi
2.1.5 Tujuan perawatan luka

1. Melindungi luka dari trauma mekanik


2.    Mengimobilisasi luka
3.    Mengabsorbsi drainase
4.    Mencegah kontaminasi dari kotoran-kotoran tubuh (feses,urine)
5.    Membantu hemostatis
6.    Menghambat atau membunuh mikroorganisme
7.    Memberikan lingkungan fisiologis yang sesuai untuk penyembuhan luka
8.    Mencegah perdarahan
9.    Meningkatkan kenyamanan fisik
2.1.6 Peralatan

1. Handscoen steril
2. Kasa berukuran sesuai luas luka
3. Plester hipoalergenik, tali ikat
4. Kantong anti lembab
5. Masker
6. Larutan aseton, alkohol atau lainnya
7. Handuk
8. Kassa segi empat steril
9. Wadah untuk larutan pembersih
10. Larutan antimikroba
11. Forsep
12. Gunting
13. Plester kertas
14. Spuit steril
15. Piala ginjal steril
2.1.7 prosedur pelaksanaan

 Pada Luka Bersih

No TINDAKAN RASIONAL
1. Jelaskan kepada klien tentang tindakan yang akan Klien percaya dan mengerti
dilakukan tentang tindakan yang akan
dilakukan
2. Dekatkan alat-alat yang ada di troli ke klien Memudahkan mengambil
peralatan dan melakukan
tindakan
3. Pasang tirai Menjaga privasi klien dan
mengurangi rasa malu
4. Perawat cuci tangan Menghilangkan bakteri dan
mikroorganisme/infeksi
nosokomial
5. Pasang sarung tangan, masker dan skort Alat pelindung diri perawat
6. Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan Memberi kenyamanan pada
klien
7. Letakan pengalas dibawah area luka Agar tidak mengotori bed
dan mencegah
menyebarnya
mikroorganisme
8. Letakan bengkok didekat pasien Memudahkan menaruh
peralatan yang kotor
9. Buka balutan lama (hati-hati jangan sampai Mencegah berkembangnya
menyentuh luka) dengan menggunakan pinset mikroorganisme
anatomi, buang balutan kapas kedalam bengkok
10. Kaji lokasi, tipe, jumlah jahitan atau bau dari luka Mengetahui keadaan luka
11. Buka sarung tangan, masukan kedalam bengkok/ Menghilangkan sumber
kantong plastic infeksi
12. Perawat cuci tangan Menghilangkan bakteri dan
mikroorganisme/infeksi
nosokomial
13. Membuka set steril, menyiapkan larutan pencuci Memudahkan
luka dan obat luka membersihkan luka
14. Pasang sarung tangan steril Menghindari adanya infeksi
pada luka
15. Bersihkan luka dengan kassa desinfektan, mulai dari Menghilangkan kuman
pusat luka kearah keluar secara perlahan-lahan mikroorganisme disekitar
karena luka setelah operasi terdapat sedikit edema luka
setelah dibersihkan irigasi/bathing or shower luka
dengan normal salin
16. Keringkan luka dengan kassa steril Mengkondisikan luka
lembab
17. Oleskan obat antiseptic/topical pada luka Mempercepat proses
penyembuhan luka
18. Tutup dengan kassa kering steril Menghindarkan luka dari
kuman mikroorganisme
19. Tutup luka dengan perban/kassa, kemudian Menghindari luka dari
plester/sofratul dengan rapi kuman mikroorganisme
dengan mengurangi rasa
malu
19. Buka sarung tangan, masukan kedalam Menghilangkan sumber
bengkok/kantok plastic infeksi
20. Buka masker Menghilangkan sumber
infeksi
21. Atur dan posisi pasien Member kenyamanan pada
pasien
22. Buka tirai Member kenyamana pada
pasien
23. Evaluasi keadaan pasien Mengetahui perkembangan
luka pasien
24. Rapikan peralatan dan kembalikan ketempatnya Memudahkan tindakan
dalam keadaan bersih, kering dan rapi selanjutnya

25. Perawat cuci tangan Membunuh kuman


mikroorganisme dan infeksi
nosokomial

 Pada Luka Kotor

No TUJUAN RASIONAL
1. Beritahu pasien tentang prosedur yang akan Pasien percaya dan
dilakukan serta perkenalan diri mengerti tentang tindakan
yang akan dilakukan
2. Membawa alat-alat kedekat pasien Memudahkan mengambil
peralatan dan melakukan
tindakan
3. Pasang tirai Menjaga privasi klien dan
mengurangi rasa malu
4. Cuci tangan Menghilangkan bakteri
dan
mikroorganisme/infeksi
nosokomial
5. Memasang handscone steril masker dan Alat pelindung diri
celemek/skort perawat
6. Atur posisi klien sesuai dengan kebutuhan Member kenyaman pada
klien
7. Letakan alas dibawah area luka Agar tidak mengotori bed
dan mencegah
menyebarnya
mikroorganisme
8. Letakan bengkok/kantong plastik didekat Memudahkan menaruh
pasien peralatan yang kotor
9. Buka balutan lama dengan hati-hati dengan Mencegah berkembangnya
menggunakan pinset anatomi mikroorganisme
10. Kaji status luka decubitus Mengetahui keadaan luka
11. Ukur kedalam lka dengan kapas lidi/lidi watten Mengetahui keadaan luka,
agar tahu tindakan yang
akan dilakukan
12. Buka sarung tangan, masukan kedalam Menghilangkan sumber
bengkok/kantong plastic infeksi
13. Perawat cuci tangan Menghilangkan bakteri
dan
mikroorganisme/infeksi
nosokomial
14. Siapkan kassa dalam kom diberi alkohol Memudahkan melakukan
tindakan keperawatan
15. Menyiapkan kassa steril taruh di set steril/bak Memudahkan melakukan
instrument steril tindakan keperawatan
16. Tuangkan NaCl kedalam cucing Memudahkan melakukan
tindakan
17. Gunting plester/sofratul sesuai dnegan panjang Memudahkan tindakan
luka perawatan
18. Ambil handscone steril dengan korentang lalu Menghindari klien dan
masukan kedalam set steril kemudian pakai perawat dari kuman
sarung tangan mikroorganisme
19. Cuci luka dengan NaCl dengan menggunakan Menghilangkan pinggir
washlap/kassa steril, kemudian usapkan kuman mikroorganisme
dengan perlahan pada area pinggir luka disekitar luka
20. Keringkan luka setelah di cuci dengan kassa Mengkondisikan luka
steril lembab
21. Bersihkan luka dengan kassa yang diberi Menghilangkan kuman
cairan salin normal atau agens pembersih mikroorganisme disekitar
(Nacl 0,9%) dan kassa luka
22. Masukan kassa depprs kedalam rongga- Menyerap pus yang ada
rongga luka didalam luka
23. Gunakan obat topical sesuai dokter Mempercepat proses
penyembuhan luka
24. Tutup luka dengan kassaa kemudian di plester Menghindari luka dari
kuman mikroorgnaisme
25. Rapikan pasien dan atur posisi klien nyaman Member kenyamanan
dan usahakan 2 jam sekali rubah posisi klien pada klien
ULKUS DEKUBITUS
A. Pengertian
Luka dekubitus, juga disebut ulkus dekubitus atau luka tempat tidur, adalah area
kemerahan, luka, atau ulkus pada kulit diatas penonjolan tulang.

B. Etiologi
Luka ini disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah ke jaringan, yang mengakibatkan
iskemia lokal. Jaringan berada diantara dua permukaan keras, biasanya antara dua
permukaan keras, biasanya antara permukaan tempat tidur dan rangka tulang. Iskemia
lokal berarti bahwa sel kekurangan oksigen dan nutrien dan sampah metabolisme
terakumulasi dalam sel. Jaringan menjadi mati karena anoksia yang terjadi. Akibat lebih
lanjut, tekanan yang tidak berkurang juga dalam waktu lama menyebabkan kerusakan
pembuluh darah kecil.

C. DERAJAT ULKUS DECUBITUS

1. Derajat I : iskemik, hyperemia yang kembali walaupun tahanan dilepas, indurasi


tidak ada.
2. Derajat II : kemerahan menetap, ada oedema, terdapat indurasi, lepuh (blister),
terjadi erosi. 
3. Derajat III : ada lesi terbuka dan lubang sampai jaringan subkutan, fasia terlihat di
dasar ulkus. 
4. Derajat IV : nekrosis meluas melewati fasiadan dapat mencapai tulang. Bisa terjadi
periostitis, osteotitis, osteomielitis. ( Carpenito , L.J ,1998 )
D. Pencegahan
- Manipulasi lingkungan
- Pengkajian yang berkelanjutan
- Pengaturan posisi
- Nutrisi yang tepat
- Higiene yang teliti
- Anjuran mencegah area penekanan

E. Faktor yang dapat menghambat penyembuhan luka


- Malnutrisi
Orang bergizi buruksering memiliki jumlah vitamin dan zat renik yang tidak cukup
yang diperlukan untuk sintesis elemen penyembuh luka dan daya tahan terhadap
infeksi.
- Obesitas
Jaringan adiposa memiliki suplai darah yang terbatas, oleh karena itu klien obesitas
kemungkinan lebih mudah terkena infeksi dan penyembuhan lukanya buruk.
- Obat-obatan
Sebagian obat dapat menghambat penyembuhan. Kortikosteroid dapat menekan
reaksi inflamasi. Selain itu, penggunaan antibiotik jangka panjang dapat
meningkatkan kemungkinan infeksi dari organisme yang resisten
- Merokok
Merokok menurunkan jumlah hemoglobin yang berfungi dan menyebabkan
vasokonstriksi perifer
- Pejamu yang mengalami gangguan
Pejamu yang mengalami gangguan adalah individu yang memiliki risiko infeksi yang
tidak wajar. Sebagai contoh, klien yng menderita diabetes miletus atau kanker
memiliki peningkatan risiko terkena infeksi.
F. Perlengkapan
- Sarung tangan bersih
- Sarung tangan steril
- Penggaris milimeter disposabel
- Kertas atau plastik untuk menjiplak lukalidi kapas steril
- Pencahayaan yang adekuat

G. Persiapan
Jika luka dibalut atau akan dibalut setelah pengkajian, kumpulkan suplai tambahan yang
sesuai sebelum melakukan pengkajian.

H. Prosedur Pelaksanaan

No Tindakan Rasional
1 Jelaskan kepada klien tentang tindakan yang Klien percaya dan mengerti
akan dilakukan tentang tindakan yang akan
dilakukan
2 Dekatkan alat-alat yang ada di troli ke klien Memudahkan mengambil peralatan
dan melakukan tindakan
3 Pasang sampiran Menjaga privasi klien dan
mengurangi rasa malu
4 Perawat cuci tangan Menghilangkan bakteri dan
mikroorganisme/infeksi
nosokomial
5 Pasang sarung tangan, masker dan skort Alat pelindung diri perawat
6 Atur posisi pasien sesuai demgan kebutuhan Memberi kenyamanan pada klien
7 Letakan pengalas dibawah area luka Agar tidak mengotori bed dan
mencegah menyebarnya
mikroorganisme
8. Letakan bengkok didekat pasien Memudahkan menaruh peralatan
yang kotor
9. Buka balutan lama (hati-hati jangan sampai Mencegah berkembangnya
menyentuh luka) dengan menggunakan pinset mikroorganisme
anatomi, buang balutan kapas kedalam bengkok
10 Kaji tampilan, drainase, ukuran, kedalaman, Mengetahui keadaan luka
pembengkakan, nyeri, saluran drainase atau
slang
11 Tentukan tahapan ulkus dekubitus Mengetahui bagaimana proses
keperawatannya
12 Dokumentasikan Melihat perkembangan dari luka

PERAWATAN LUKA BAKAR

A. Pengertian

 Membersihkan luka bakar dengan NaCl 0,9% menggunakan teknik aseptic


untuk mengangkat eksudat dan mengoleskan antibakteri (Ronald,2014).
 Penyembuhan luka adalah respon tubuh terhadap berbagai cedera dengan
proses pemulihan yang kompleks yang dinamis yang menghasilkan
pemulihan anatomi dan fungsi secara terus menerus (Joyoe,M,black 2001)
 Luka adalah rusaknya stktur dan fungsi anatomis proses patologis yang
berasal dari internal maupun ekternal dan mengenai organ tertentu
(Lazarus,1994)

B. Tujuan
1. Mempercepat pnyembuhan luka
2. Mencegah komplikasi
3. Membersihkan luka

C. Perangkat Alat
Troli pembalut berisi
1. Set perban
2. Perban steril dalam wadah
3. Kasa steril dalam wadah
4. Perban vaselin steril
5. Sulfa diazin perak 1%
6. NaCl 0,9% steril
D. Anatomi fisiologi
 Fungsi Integument
1. Perlindungan, kulit melinndungi tubuh dari mikroorganisme penarikan
kehilangan cairan dan zat iritan kimia maupun mekanik
2. Pengaturan suhu
3. Ekskresi
4. Metabolism

 Lapisan Epidermis adalah bagian terluar kulit, bagian ini tersusundari


jaringan epitel mukosa bertingkat yang menglami katerisasi,jaringan ini
tidak memiliki pembuluh darah dan sel-sel sangat rapat.Bagian
epididermis yang paling tebal dapat ditemukan pada telapak tangan dan
telapak kaki yang mengalami statifikasi menjadi lima berikut
 Lapisan epidermis dipisahkan dari lapisan epidermis dengan adanya
membrane dasar atau lainnya membran ini tersusun dari 2 lapisan jaringan
ikat
 Lapisan subcutan (Hipodermis) mengikat kulit secara longgar dengan
organ-organ yang terdapat dibawahnya,lapisan ini mengandung jumlah sel
lemak yang beragam bergantung pada area tubuh dan nutrisi individu,serta
berisi banyak pembuluh darah dan ujung saraf (ethel Slaane,2003)
E. Berbagai Jenis Perawatan Luka Bakar
1. Perawatan Terbuka
2. Perawatan Tertutup
 Metode terbuka
Krim antimikroba dioleslkan pada luka dengan menggunakan sarung
tangan dan luka dibiarkan terbuka terkena udara tanpa ditutup.
Keuntungan
a. Meningkatkan visibilitas luka
b. Kebebasan mobilitas sendi
Kerugian
a. Meninkatkan resiko hipotermia
 Metode tertutup
Pada metode tertutup, kasa dioleskan krim antimikroba dan dipasang
pada luka .
Keuntungan
a. Mengurangi penguapan cairan dan kehilangan panas dari
permukaan luka
b. Penutupan dengan kasa membantu mmbersihkan luka.
Kerugian
a. Keterbatasan mobilitas
b. Pemeriksaan luka yang terbatas

F. Prosedur
No Tindakan Keperawatan Rasional
1 Jelaskan prosedur pada pasien Membantu melepaskan
kerjasama pasien
2 Berikan analgesic sekitar 20 menit Mengurangi nyeri selama
sebelum prosedur sesuai instruksi perawatan luka
sokter
3 Basahi perban yang lama dengan Membasahi perban yang
NaCl 0,9% dan lepaskan menempel akan mengurangi
rasa tidak nyaman ketika
dilepas
4 Berikan cuci luka, membersihkan luka
5 Atur suhu runagan pada 240 C dan
kelembapan pada 40-50%
menggunakan pelembab portable bila
ada
6 Pakai masker dan topi
7 Cuci tangan dan pakai handscon sterl Mencegah penularan
mikroorganisme
8 Bersihkan dan lakukan debridment Mengagkat sisa sisa jaringan
luka dengan menggunakan gunting mati sisa obat topical ,eksudat
steril dan forsep angkat jaringan mati dan kulit mati.
yang mengelupas dan kulit mati
9 Bersihkan luka dengan NaCl 0,9%
dan tepuk tepuk sampai kering
10 Inspeksi luka dan area sekitarnya
11 Oleskan obat topical pada luka
12 Jika memakai metode tertutup tutup
luka dengan perban Vaseline dan
pasang kasa steril
13 pasang perban diatas luka
14 Cuci alat yang masih dapat Otoklaf menghancurkan
diguanakan dengan otoklaf mikroorganisme dan spora
15 Buang sarung tangan serta cuci tangan
16 Catat prosedurnya dan perhatikan Memberikan inflamasi
bau,warna,dan ukuran,jumlah eksudat mengenai respon pasien dan
tanda epitalisasi dan perubahan penyembuhan luka
apapun yng terjadi dibandingkan saat
pemsangan perban yang sebelumnya.
 Antimikrooba yang digunakan
untuk luka bakar
 Sulfadiazine yang
digunakan untuk luka
bakar
 Krim mefenida sekitar
10%
 Larutan nitrat perak
0,5%
 Providon Lodin 1%

Obat Topikal
1. Sulfadiazin perak 1%
Indikasi : menghasilkan efek antimikroba pada tingkat membrane
sel dan dinding sel terhadap gram negative dan positif.
Kerugian : memungkinkan terjadinya krinektus jaringan dipakai ibu pada
trimester akhir kehamilan.
Implikasi : - Gunakan pada salah satu metode terbuka balutan ringan atau
aklusik
-Oles dengan menggunakan sarung tangan steril langsung pada
luka ada pada kain kasa dengan ketebalan 0,16 c.,sekali/ 2 kali
sehari setelah pembersihan luka.

2. Krim Marendida asetat 10%


Indikasi : Anemia hemolitik
Aktif melawann sebagian besar organisme gram positif dan negative
Kerugian: nyeri saat dan sesaat setelah pergolesan
Imlikasi : memerlukan pemantauan ketat terhadap status pulmonal dan keseimbangan
carian dan asam basa.

PEMASANGAN PERBAN PADA LUKA


A. Pengertian
Membersihkan luka /insisi dan memasang penutup steril dengan menggunakan teknik
aseptic (dr.ronald,2014)
B. Tujuan
1. Melindungi luka dari kontaminasi mikroorganisme
2. Merangsang granulasi dan penyembuhan luka
3. Menopan/membidai lokasi luka
4. Merangsang insulasi termal pada permukaan luka
5. Menjaga keseimbangan tinggi antara luka dan perban
6. Memberikan kenyamanan fisik,fisikis dan aestetik.
Nampan Bersih Berisi
1. Sarung tangan bersih
2. Lauran pembersih
3. Sarung-sarung steril
4. Obat obatan yang diinstruksikan
5. Plester
6. Guntng perban
7. Kantung plastic
8. Alat tahan air atau perlak
9. Tabung kultur
Untuk memasang perban pada luka yang lebar, diperlukan kasa yang lebih besar dan peralatan
tambahan.

. PROSEDUR

N Tindakan Keperawatan Rasionalisasi


o
1. Identifikasi pasien

2. Beritahukan pasien bahwa perbannya akan Mendorong kerjasama pasien


diganti. Jelaskan prosedurnya dan posisikan
pasien berbaring diatas ranjang

3. Kumpulkan peralatan dan susun disamping Pendekatan yang teratur akan menghemat
ranjang waktu dan tenaga

4. Cuci tangan Mengurangi penyebaran mikroorganisme

5. Periksa instruksi dokter terkain penggantian Menentukan jenis balutan


perban dan instruksikan khusus lainya

6. Tutup pintu atau tirai dan letakkan alas tahan Memberikan privasi dan mencegah sprei
air dibawah area yang akan diganti perbanya menjadi kotor

7. Bantu pasien berada dalam posisi nyaman Memberikan kenyamanan


yang memudahkan akses ke area luka

8. Letakkan kantung plastik terbuka di dekat Mengurangi resiko kontaminasi dari


area kerja perban yang kotor dan bola-bola kapas
yang sudah terpakai

9. Longgarkan plester pada perban (jika plester Melepas plester akan lebih mudah tanpa
kotor, pakai sarung tangan bersih belum memakai sarung tangan
melonggarkan plester

10. Pakai sarung tangan steril sekali pakai dan Melindungi perawatan dari kontaminasi,
lepas perban kotor pelan-pelan mulai dari melepas perban secara pelan akan
area yang lebih bersih ke arah yang kurang mengurangi nyeri yang dirasakan pasien
bersih (jiak perban menempel pada kulit melembabkan area luka akan
basahi dengan menuangkan sedikit Nacl mempermudah pelepasan perban
0,9%) jadikan sisi perban yang kotor dari mengurangi kecemasan pasien.
pandangan pasien

11. Nilai jimlah, warna, dan bau sekret Membantu mengidentifikasikan proses
penyembuhan luka

12. Buang perban pada kantung pembuangan, Mencegah penyebaran mokroorganisme


tarik sarung tangan dengan bagian dalam
berada diluar dan buang pada tempat yang
seharusnya

13. Dengan teknik steril, buka nampan pasien Memastikan perlengkapan mudah di
steril dan atur perlengakapan pada area kerja jangkau dan menjaga sterilisasi

14. Buka larutan pembersih dan tuang ke dalam


pot steril diatas bola-bola kapas

15. Pakai sarung tangan steril Menjaga asepsis

16. Ambil kapas yang di rendam menggunakan


turseps arteri

17. - untuk luka operasi. Bersihkan dari bagian Membersihkan mulai dari area yang paling
atas kebawah atau dari bagian tengah kotor mencegah mikroorganisme ke area
mengarah keluar, pada luka yang yang kurang terinfeksi.
terkontaminasi. Bersihkan mulai dari daerah
perifer ke tengah.
- gunakan satu usap lepas buang kapas Arean yang basah akan menjadi media
kedalam kantung plastik. Setelah pengusap, pertumbuhan mikroorganisme dan
jangan menyntuh kantong plastik dengan meringankan luka dapat menghambat
forsep. pertumbuahan organisme dan
- bila ada sekret, bersihkan sekitarnya. Mulia mempercepat proses penyembuhan
dari bagian tengah mengarah keluar dengan
gerakan melingkar.
- keringkan luka menggunakan kasa dengan
gerakan yang sama.

18. Oleskan obat yang di instruksikan (salep) otot Perban tambahan berfungsi untuk
pada luka dengan menggunakan kasa steril menyerap sekret
kering pasang selapis perban steril pada area
luka

19. Pasang kateter steril yang sudah diberi Sekret dicerap dan area kulit di sekitarnya
disebabkan bersebelahan dibawah dan terlindungi
disekitar drain (gunakan, kasa yang sudah
dipotong atau potong dengan gunting steril)

20. Pasang lapisan kasa kedua pada area luka dan Menyerap sekret luka dan melindungi dari
perban bantalan sebagaai lapisan yang saling mokroorganisme
terluar.

21. Lepas sarung tangan dengan bagian dalam Plester lebih mudah dipasang setelah
berada diluar dan buang kedalam kantung sarung tangan dilepas
plastik. Pasang plester untuk mengencangkan
perban

22. Cuci tangan dan cuci alat Mencegah pencemaran infeksi

23. Catat penggantian perban penambah luka Memberikan dokumentasi prosedur yang
deskripsi sekret apa[un yang keluar pada akurat
status pasien

PERHATIAN KHUSUS
*Bila diperlukan usap kultur lakukan
sebelum membersihkan luka.

Melakukan Penggantian Balutan Kering


 PERLENGKAPAN
1. Sarung tangan bersih
2. Sarung tangan steril
3. Kasa berukuran 10x10cm
4. Plester hipoalergik
5. Selimut mandi
6. Kantong anti lembab
7. Masker
8. Larutan aseton
9. Set balutan steril

 PERSIAPAN KLIEN
1. Dapatkan bantuan untuk mengganti balutan pada klien dewasa yang gelisah atau
klien yang konfusi klien kemungkinan bergerak dan mengontaminasi area steril
atau area luka.
2. Buat manset pada kantong anti lembab untuk membuang balutan kotor dan
letakkan kantong tersebut dalam jangkauan. Kantong dapat direkatkan pada sprei
tempat tidur atau meja disamping tempat tidur.

 PELAKSANAAN
1. Jelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan, mengapa hal tersebut harus
dilakukan.
Rasional: menciptakan kerjasama antara klien dan perawat
2. Cuci tangan dan observer prosedur mengendalikan infeksi yang sesuai.
Rasional: mencegah mikroorganisme
3. Berikan privasi klien
Rasional: agar pasien nyaman
4. Pasang masker, jika diindikasikan
Rasional: masker dapat digunakan pada saat penggantian balutan bedah guna
mencegah kontaminasi luka oleh percikan droplet dari saluran pernapasan
perawat.
5. Angkat balutan luka
6. Buang balutan kotor dengan tepat
Rasional: mencegah penyebaran mikroorganisme
7. Angkat balutan bagian dalam
- Buka set balutan steril, manggunankan tehnik aseptik bedah
- Letakkan kain penutup steril dengan disekitar luka
8. Bersihkan luka jika diindikasikan
9. Kaji keseluruhan tampilan luka
10. Pasang balutan steril
Rasional: supaya mencegah perkembangan bakteri
11. Fiksasi balutan dengan plaster, tali pengikat atau binder
Rasional: agar balutan tetap bisa bertahan pada kulit klien dan tidak mudah lepas
12. Dokumentasikan penggantian balutan dan respon klien dalam catatan klien
dengan menggunakan format atau daftar titik disertai catatan narasi jika tepat,
banyak instusi menggunakan lembar dokumentasi luka/kulit yang ditetapkan.

Melakukan Penggantian Balutan Basah

 PERLENGKAPAN
1. Kasa steril untuk mengisi luka
2. Perlengkapan balutan steril dan bahan balutan
3. Larutan untuk membasahi kasa
4. Mangkuk steril
5. Forsep atau lidi kapas
6. Kantong anti pelembab
7. Sarung tangan bersih
8. Sarung tangan steril
 PELAKSANAAN
1. Jelaskan kepada klien apa yang dilakukan, mengapa hal tersebut perlu dilaksanakan
dan bagaimana klien dapat bekerjasama.
2. Cuci tangan observer prosedur pengendalian infeksi yang sesuai
3. Berikan privasi klien
4. Persiapan klien. Bantu klien ke posisi nyaman dan memudahkan pemajanan luka.
Pajankan hanya daerah luka, gunakan selimut mandi untuk menutupi klien jika perlu.
Rasional: bagian tubuh yang tidak perlu menyebabkan distres fisik dan psikologis
bagi sebagian besar orang.
5. Angkat balutan yang ada dan bersihkan luka yang diindikasikan
- Jika balutan kasa sebelum menempel pada jaringan saat diangkat basahi
jaringan dengan salinan normal.

Rasional: hal ini memfasilitasi pengangkatan balutan dan mencegah gangguan pada
jaringan granulasi yang baru.

6. Persiapan suplai
- Buka kemasan sel balutan steril, kasa dan mangkuk
- Tuangkan larutan yang di programkan kedalam mangkuk
- Pasang sarung tangan steril
- Masukan kassa sampai sedikit lembab. Hindari kasa kedalam mangkuk
sehingga terendam seluruhnya dalam larutan.

Rasional: kasa yang lembab mempercepat regenerasi kulit

- Peras kasa sampai lembab


7. Isi luka dengan aksa lembab
- Gunakan jari tangan yang terbungkus sarung tangan steril forsep atau lidi
kapas memasukan kasa ke semua area lekukan dan cekungan luka.
- Jangan mengisi luka dengan kasa yang terlalu padat.

Rasional: menekan kapiler

- Isi luka hanya hingga tepi luka balutan lembab yang bertumpuk pada kulit
dapat menyebabkan maserasi kulit.
8. Balut luka
- Jika diidikasiakan, lindungi kulit sekitar luka dengan penutup kulit atau
balutan hidrokoloid.
- Pasang kasa berukuran 10x10 cm.
9. Dokumentasi penggantian balutan dan respon klien dalam catatan klien dengan
menggunakan format atau daftar titik serta catatan narasi yang tepat.
- Adanya nyeri dan waktu pemberian obat nyeri
- Tanda klinis infeksi sistemik
- Alergi terhadap plester

LUKA PASCA-PEMBEDAHAN

A. Pengertian

Luka pasca-pembedahan adalah luka akut yang paling banyak ditemui dan risiko infeksi minimal
karena tidakan pembedahan dilakukan secara steril di kamar operasi (ruangan khusus). Luka
pasca-pembedahan sembuh secara primer karena menggunakan benang atau alat penutup lain
dengan kehilangan jaringan minimal karena hanya berupa robekan. Setelah pembedahan, ada
beberapa tindakan untuk mengembalikan fungsi dan intergritas fisik tubuh, meminimalkan
deformitas, dan tanpa terjadi infeksi, yaitu mengontrol hemostatik dan hemodinamik, menutup
luka, drainase luka, membalut, dan memantau komplikasi yang mungkin timbul.

B. Penutupan luka

Dalam perkembangan ilmu bedah, ada 6 macam cara menutup luka, yaitu sebagai berikut.

1. Secara sekunder (per sekundam.)


2. Secara primer ( per primam)

3. Skin graft

4. Flap lokal

5. Flap jauh
6. Flap bebas (free flap) bedah mikro

Penyembuhan secara primer pada luka akut paling banyak terjadi pada luka bakar.penyembuhan
secara primer menggunakan beberapa metode, misalnya menggunakan benang, klip, staples, dan
tape kulit. Penutupan luka menggunakan benang, baik yang dapat diserap oleh tubuh.

FLAP KULIT

Flap adalah tindakan pembedahan dengan memindahkan jaringan dari satu area ke bagian tubuh
yang lainnya dan merekatkannya hingga proses penyembuhan terjadi. Tujuan flap adalah
merekontruksi luka hingga ke bentuk awal, kemudian melakukan penutupan secara primer. Flap
dikenal dalam dua bentuk, yaitu flap kulit dan flap composite. Flap bekerja memalui ikatan
pembuluh darah yang memberikan nutrisi dan oksigen ke area flap. Sekitar empat minggu di
butuhkan sebelum hemostatis kembali setelah pemasangan flap.

DRAINASE LUKA

Setelah tindakan operasi, terdapat sisa produk tubuh seperti darah, cairan dan cairan tubuh lain.
Sisa produk ini harus dikeluarkan melalui jalan lain (bukan dari luka operasi ), yaitu melalu
selang yang sengaja dibuat dan dialirkan keluar, yang dikenal dengan istilah drain. Komplikasi
sistemik yang dapat ditimbulkan oleh pemasangan drain adalah fistula, infeksi, dan nekrosis
karena penekanan slang yang digunakan.

BALUTAN LUKA

Luka yang mengalami penyembuhan secara primer akan memiliki scar (bekas luka) minimal dan
reepitelisasi terjadi dalam 24-48 jam pertama sehingga pada waktu tersebut tidak dilakukan
penggantian balutan.

Jenis balutan yang dianjurkan untuk luka pasca-pembedahan adalah balutan yang tidak
menempel saat dibuka, mencegah trauma pada dasar luka, mengurangi nyeri saa penggantian
balutan, menyerap cairan, dan dapat menghentikan perdarahan mampu mencegah kuman masuk
dan mencegah infeksi, memberikan kondisi yang dapat mendukung penyembuhan luka,
meminimalkan bekas luka, dan cost-effective dengan meminimalkan frekuensi penggantian
balutan. Misalnya, transparent film dressing, hydrocolloid, calcium alginate, Vaseline zalf, dll.
KOMPLIKASI LUKA AKUT PASCA-PEMBEDAHAN

Komplikasi yang umum ditimbulkan pada luka akut adalah perdarahan, hematoma, nekrosis,
infeksi, luka jahitan terbuka (dehiscence) , organ dalam keluar (evisceration), sinus, bahkan
fistula. Cara yang umum digunakan untuk menghentikan perdarahan adalah melakukan
penekanan lokal di tempat perdarahan terjadi, memberikan vitamin K (jika massif), dan
memberikan adrenalin pada luka. Akan tetapi, harus berhati-hati dalam pemberian adrenalin
yang berlebih pada hipertensi. Hematoma akan menjadi nekrosis terutama pada pembuluh darah
yang terjepit dan penangananya yang kurang tepat.

PENATALAKSANAAN LUKA AKUT (PASCA-PEMBEDAHAN) STERIL

Dalam prinsip perawatan luka akut (pasca-pembedahan) steril, penanganan luka secara steril,
terutama pada fase inflamasi hingga proliferasi yaitu sekitar 21 hari. Pada usia 21 hari, luka
menutup dengan kesempurnaan kulit sekitar 20% hingga kemungkinan kuman dapat
mengontaminasi luka sangat kecil.

Luka akut steril merupakan luka pembedahan yang steril tanpa kontaminasi (mis. Kotoran usus)
selama tindakan pembedahan. Berikut ini adalah hal-hal yang harus dipertahankan selama
perawatan luka akut steril sehingga tidak menyebabkan luka infeksi.

1. Pertahankan prinsip steril selama tindakan dengan :


a. Menggunakan sarung tangan steril,
b. Menggunakan alat-alat steril,
c. Menggunakan balutan steril, dan
d. Meminimalkan kontaminasi selama tindakan.
2. Luka akut steril selama terlindungi akan sembuh dengan sendirinya.
3. Lindungi kulit dengan menggunakan balutan penutup yang dapat meminimalkan
kontaminasi kuman dari luar, misalnya dengan menggunakan balutan hydrocolloid, kassa
dan transparent film, dll.
4. Ganti balutan minimal setiap 3 hari sekali dan maksimal 7 hari sekali (sesuaikan dengan
kondisi luka).
PENATALAKSANAAN LUKA AKUT KONTAMINASI

Luka akut kontaminasi adalah luka yang baru saja terjadi dengan keadaan sudah terkontaminasi.
Kasus yang mungkin ditemui pada kondisi ini adalah luka kecelakaan, luka operasi dengan
peritonitis atau masih terpapar feses selama operasi, luka bakar, dll. Pada prinsipnya, selama
tindakan perawat petugas kesehatan harus tetap memperhatikan minimal kontaminasi silang
sehingga walaupun lukanya mengalami kontaminasi, petugas kesehatan tetap dapat mencegah
peningkatan jumlah kuman pada luka dengan senantiasa memperhatikan prinsip bersih-steril
selama tindakan. Berikut ini adalah hal-hal yang penting diperhatikan selama merawat luka
tersebut.

1. Sebaiknya menggunakan sarung tangan steril selama tindakan perawatan. Jika tidak
memungkinkan, masih mungkin menggunakan sarung tangan besih dengan
memperhatikan minimal kontaminasi silang selama tindakan.
2. Gunakan alat dan balutan steril.
3. Cegah komplikasi luka kontaminasi dengan menggunakan kombinasi balutan
antimikroba dan balutan tertutup (oklusif).
4. Ganti balutan setiap 2-3 hari sekali.
DAFTAR PUSTAKA

Kozier & Erb. 2009. Buku ajar praktik keperawatan klinis . Jakarta . EGC

Aristany Irma puspita . 2014 . konsep dasar manajemen perawatan luka . Jakarta . EGC

Koezier dan Erb . 2009 . Buku ajar keperawatan klinis . Jakarta : EGC

Ethel sioane . 2003 . Anatomi dan Fisiologi untuk pemula . Jakarta : EGC

Dr Ronald Estrada . 2014 . Buku ajar clinical nursing prosedur jilid dua . tanggerang
selatan : Binarupa Aksara.

Anda mungkin juga menyukai