Anda di halaman 1dari 25

Home Contact About Pages USAHATANI

BUDIDAYA
IKAN GURAMI
Proses dalam Bisnis Budidaya Ikan Gurami

Kelompok 2
Kelompok 2

OUR FISHING CLUB

01 02 03 04

NAUFAL ATHA SIGIT NUGROHO RIFQI ADRIAN MAULANA Muhammad Rizqi


RAMADHAN 11220920000053 11220920000067 Darmawan
11220920000051 11220920000088
PEMILIHAN LOKASI BUDIDAYA
01 FAKTOR TEKNIS

Kualitas dan kuantitas air yang baik.


Kesuburan tanah cukup dengan menggunakan jenis tanah liat atau
lempung dengan kadar liat 40-60%, tidak berporos, tidak mudah
pecah, dan cukup mengandung humus.
Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar 3-5%
dan lokasi berada pada ketinggian 50-400 mdpl.
Kandungan oksigen terlarut (Dissolved oxygen / DO) sekitar 7,8 ppm
tidak boleh kurang dari 2 ppm.
Derajat keasaman air (pH) yang ideal untuk pembudidayaan ikan
gurami berkisar 6,5-7,0
Suhu air yang baik untuk pembudidayaan ikan gurami sebaiknya
berkisar 24-28 °C.
Kolam budidaya hendaknya dengan debit air minimal 3 liter/detik
untuk budidaya monokultur dan untuk pemeliharaan secara polikutur,
debit air yang ideal untuk ikan gurami berkisar 6-12 liter/detik.
Pakan ikan guramı harus tersedia secara kontinu di lokasi
pembudidayaan. Selain pelet yang telah menjadi pakan yang umum
dalam budidaya, dibutuhkan juga daun sente sebagai pakan alternatif.
PEMILIHAN LOKASI BUDIDAYA
02 FAKTOR SOSIAL

Menjaga lingkungan hidup dan kelestarian alam.

Menggunakan sumber daya alam sekitar kolam sebagai


sarana dan prasarana budidaya.

Penduduk di sekitar lokasi pembudidayaan sebaiknya


dilibatkan sebagai tenaga kerja demi membantu
ketersediaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.

Lokasi usaha hendaknya menjadi contoh bagi


masyarakat dan bermanfaat untuk penduduk di sekitar.

Lokasi pembudidayaan ikan gurami harus dipastikan


aman dari jangkauan orang-orang yang tidak
bertanggung jawab.
PEMILIHAN LOKASI BUDIDAYA
03 FAKTOR EKONOMI

Lokasi pembudidayaan ikan gurami dekat dengan sumber air guna


menekan biaya yang harus dikeluarkan pembudidaya untuk pengadaan
air.

Lokasi budidaya dekat dengan jalan yang bisa dilalui mobil angkutan
sehingga memudahkan ketika pengangkutan dan pengiriman hasil panen.

Lokasi pembudidayaan ikan gurami dekat dengan sumber pakan, sarana


produksi, serta alat dan bahan untuk membangun area budidaya.

Lokasi pembudidayaan ikan gurami dekat dengan area pemasaran


sehingga bisa menekan biaya transportasi dan menghindari resiko
penurunan kualitas ikan gurami.

Lokasi pembudidayaan ikan gurami sebaiknya jauh dari lingkungan pabrik,


terutama jauh dari saluran pembuangan limbah pabrik kimia yang dapat
memperburuk kualitas air budidaya dan mengganggu pertumbuhan ikan
gurami
PENYIAPAN KOLAM BUDIDAYA
Kolam
Penyimpanan Induk Kolam Pemijahan

Berukuran 10 meter persegi Berukuran luas 200/300 meter


dengan kedalaman minimal persegi dengan kepadatan
50 cm dan kepadatan kolam kolam induk 1 ekor
induk 20 ekor betina dan 10 memerlukan 2-10 meter
ekor jantan persegi dengan kedalam air
75-100 cm.

Kolam Pendederan Kolam Pembesaran

Ukuran tidak lebih dari 50- kolam ini merupakan kolam


100 meter persegi dengan utama yang berfungsi
kedalam kolam 30–50 cm. Kolam Pemberokan sebagai tempat untuk
kepadatan sebaiknya 5-50 memelihara dan
ekor/meter persegi Berfungsi untuk menampung membesarkan benih selepas
ikan gurami siap dipanen dari kolam pendederan.
sebelum dipasarkan.
JENIS KOLAM BERDASARKAN MEDIA

Kolam Terpal Kolam Konvensional Kolam Semen / Beton


PERLENGKAPAN BUDIDAYA
SOSOG SUBSTRAT SARINGAN EMBER / BAK JERIGEN / TONG

SELANG / PARALON PUPUK / GARAM VITAMIN PROBIOTIK OBAT-OBATAN


KUALITAS AIR
Kolam Derajat
pemeliharaan kekeruhan air
Suhu air yang polikultur Kedalaman Kolam Ikan gurami dapat diukur
ideal bagi membutuhkan air untuk pemeliharaan memerlukan dengan cara
pertumbuhan debit sebesar 5- pertumbuhan ikan gurami minimal memasukkan
ikan gurami 12 liter/detik,
ikan gurami idealnya kandungan benda yang
sedangkan untuk
ialah 24-28 berada di memiliki pH oksigen berwarna putih
kolam
derajat monokultur debit kisaran 70-100 netral, yakni sebesar 2-5 ke dalam kolam
celcius. air ideal yang hingga
cm. antara 6,5-7. ppm.
dibutuhkan ialah kedalaman 40
3 liter/detik. cm.

SUHU AIR DEBIT AIR KEDALAMAN KEASAMAN OKSIGEN KEKERUHAN


MODEL BISNIS
Dalam bisnis pembudidayaan ikan gurami terdapat tiga jenis model yaitu

Model pembibitan model pendederan model pembesaran


MODEL BISNIS
01 Model pembibitan

Pada fase ini pembudidaya menyiapkan induk ikan gurami


(jantan dan betina) untuk dipijahkan (bertelur). Pembibitan
ini dapat dilakukan di kolam tanah.

Induk ikan gurami akan terangsang dan segera memijah


pada kolam tanah yang sudah dikeringkan di bawah sinar
matahari selama 3-4 hari. Pasangan ikan gurami untuk
pemijahan terdiri atas 3 ekor betina dan 1 ekor jantan.
Idealnya, induk ikan gurami yang baik untuk pemijahan
ialah ikan yang berumur 4-7 tahun , dengan bobot lebih
dari 1,5-2 kg/ekor. Setiap induk gurami betina dapat
menghasilkan 3.000-10.000 butir telur setiap kali bertelur.
larva ikan gurami
MODEL BISNIS baru menetas

02 model pendederan

Pada fase ini pembudidaya ber upaya menetaskan telur ikan


guramı menjadi larva hingga gurami dengan ukuran 125 gram/ekor.
Dua hari sejak penempatan telur di dalam tempat penetasan, telur
akan menetas menjadi larva. proses penetasan telur membutuhkan
waktu 4-5 hari, untuk larva yang baru menetas tidak perlu diberi
pakan, tetapi jika larva sudah berumur 10 hari pembudidaya harus larva ikan gurami
menyiapkan pakan berupa kutu air dan cacing sutera umur 20 hari

Larva yang sudah berusia 20 hari akan berubah bentuk menjadi


gurami kecil dengan ukuran sekitar 1 cm. ukuran yang ideal untuk
ikan gurami di pindahkan ke kolam pembesaran adalah 5cm
dengan umur 2 bulan. fase Pendederan dimulai untuk ikan gurami
pada usia 20 hari hingga 5-6 bulan
MODEL BISNIS
03 model pembesaran

Pada fase ini, pembudidaya membesarkan gurami dari


ukuran 125 gram/ekor menjadi 400 gram hingga 1 kg/ekor.
ukuran gurami favorit konsumen rata-rata berbobot 500
gram/ekor. Proses pembesaran gurami sampai ukuran
konsumsi bisa dilakukan di berbagai tempat, seperti kolam
yang mengalir, keramba jaring apung, kolam tadah hujan,
bak beton, dan sangkar. Pemilihan tempat pembesaran
harus disesuaikan dengan kondisi lokal pembudidayaan.
Misalnya, di daerah yang sumber airnya terbatas, sebaiknya
pilih tempat pembesaran berupa kolam tadah hujan
TAHAP PEMBUDIDAYAAN
Kebutuhan yang tinggi akan produksi ikan
gurami ini tentu akan menjadi bisnis yang cukup
menjanjikan. Berikut adalah serangkaian
tahapan dalam pembudidayaan ikan gurami :

01 Mempersiapkan kolam

02 Pemilihan induk

03 Penetasan telur

04 Pemeliharaan benih

05 Pemberian pakan

06 Panen
PEMIJAHAN
01 PEMIJAHAN CAMPURAN

Pemijahan campuran merupakan teknik


pemijahan yang paling tradisional dalam
budidaya ikan gurami. Pemijahan
campuran umumnya menggunakan
kolam yang sangat luas dengan
kedalaman kolam berkisar 60-100 cm
PEMIJAHAN
02 PEMIJAHAN MASSAL

Persiapan kolam untuk pemijahan


ikan gurami secara massal meliputi
pengeringan, pengolahan tanah,
pengapuran, pemupukan,
pemasangan kerangka (sosog) dan
bahan sarang, serta pengisian air.
Kolam berukuran 200 m² dapat
ditebari induk sebanyak 40 ekor,
yang terdiri dari 30 ekor betina dan
10 ekor jantan
PEMIJAHAN
03 PEMIJAHAN SISTEM PAKET

Induk gurami yang ditebar ke kolam


pemijahan harus sudah matang gonadnya
sehingga tidak membutuhkan waktu yang
lama untuk pematangan.

Induk yang akan dipijahkan sebaiknya


berasal dari pemeliharaan di kolam yang
tidak terlalu luas sehingga tidak terlalu liar
ketika dimasukkan ke kolam pemijahan.

Ukuran induk yang dimasukkan ke kolam


pemijahan harus seimbang.
POLA PEMBESARAN & PEMILAHAN

Pola Monokultur Pola Polikultur


pembesaran gurami pada kolam
pembesaran ikan gurami yang
khusus tanpa dicampur dengan
dicampur dengan ikan jenis lain,
ikan jenis lain.
seperti ikan mas, ikan tawes, atau
Pembesaran gurami dengan pola
ikan nila. pembesaran ikan
monokultur dianggap kurang
gurami dengan pola polikultur
menguntungkan karena
dianggap lebih menguntungkan
pertumbuhan ikan gurami
karena memiliki nilai tambah.
termasuk lambat.
POLA PEMBESARAN & PEMILAHAN

Pola Pemilahan Keuntungan


pola panen bisa dipercepat
Pola pemilahan ini bermaksud sehingga perputaran modalnya juga
memberikan perlakuan khusus cepat
tersedia banyak pilihan usaha
terhadap tempat pemeliharaan,
dengan posisi tawar di pasar yang
pemilihan benih, perawatan,
cukup baik.
pencegahan hama dan penyakit setiap pilihan usaha terbilang
pada setiap fase pertumbuhan menarik karena bisa disesuaikan
gurami. dengan kemampuan modal para
petani.
PENANGANAN PANEN & PASCAPANEN
01 PENANGANAN PANEN

Setelah masa pemeliharaan 11-12 bulan atau ikan sudah


mencapai ukuran lebih dari 500 gram, ikan dipanen.
Pemanenan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Air kolam disusutkan sehingga ikan berkumpul di sekitar
saluran dasar atau petak penangkapan.
Kendaraan angkut dan wadah angkut tetap yang berupa
drum plastik disiapkan (disusun di dalam kendaraan dan diisi
air)
Wadah angkut sementara yang berupa baskom plastik atau
pikulan diisi air.
Ikan ditangkap dengan tangan satu per satu, kemudian
dimasukkan ke dalam wadah angkut sementara sambil
dihitung. Penghitungan dimaksudkan agar ikan yang
tertangkap tidak melebihi kapasitas alat timbang.
PENANGANAN PANEN & PASCAPANEN

02 PASCAPANEN

Penanganan pascapanen merupakan tahap terakhir


dari rangkaian budidaya gurami. Untuk mencapai
kualitas gurami yang layak jual, ada beberapa aspek
penting dalam pascapanen yang harus diperhatikan
yaitu :
mencegah bau lumpur
menghilangkan bau lumpur
cara pengangkutan
ANALISIS USAHA
01 KEBUTUHAN & PENGELUARAN

KEBUTUHAN JUMLAH HARGA SATUAN SUBTOTAL

PEMBUATAN KOLAM 1 KOLAM (10 X 8 X 1) - Rp. 300.000

BIBIT 1.500 EKOR Rp. 1.500 Rp. 2.250.000

PAKAN 25 SAK Rp. 250.000 Rp. 6.250.000

OBAT OBATAN 1 KALI PANEN Rp. 500.000 Rp. 500.000

BIAYA LAINNYA 10% - Rp. 2.790.000

TOTAL MODAL Rp. 12.090.000


ANALISIS USAHA
02 PENGHASILAN & KEUNTUNGAN

Waktu budidaya selama 10 bulan dengan berat ikan gurami mencapai 1 Kg.
Kisaran harga Rp25.000,00 per ekor.
Angka kematian ikan gurami sekitar 15%
Pendapatan yang dihasilkan, yaitu
1.500 ekor - (15% x 1.500 ekor) = 1.275 ekor (jumlah ikan gurami yang bisa dipanen).
1.275 ekor x Rp25.000 = Rp31,875.000 (penghasilan kotor)
Rp31.875.000 - Rp12.090.000 = Rp19.785.000 (keuntungan yang didapat selama 1 kali panen)
Rp19.785.000 : 10 bulan = Rp 1.978.500 per bulan (penghasilan perbulan)
DAFTAR PUSTAKA

Karyapurnama, S. S. (2013). Sukses Budi Daya Ikan Gurami.


Jakarta: Multi Kreasi Satudelapan.
Rukmana, R., dkk. (2016). Sukses Budidaya Ikan Gurami
Secara Intensif. Yogyakarta: Lily Publisher.
Saputera, D. (2021). SUKSES BUDI DAYA GURAMI SECARA
INTENSIF. Bandung: Titian Ilmu.
Setiadi, U. (2021). Teknik Budi Daya Ikan Gurami. DIVA PRESS.
Home Contact About Pages USAHATANI

THANK YOU
Any Questions?

Kelompok 2

Anda mungkin juga menyukai