Anda di halaman 1dari 12

POLITIK BUDAYA DAN SENI

Peran Media
Massa dalam
Membentuk
Identitas dan
Opini Publik:
Studi Kasus Konflik Politik
Israel dan Palestina

KELOMPOK 3
Kelompok 3

Muhammad Riza Fathurrahman


223232016
Nabila Diad Putri 223233032
Mardiah Istiqomah 223233034
Rizki Nur Fadilah 223231008
Meylfin Ridona 223233015
Media Massa

Media adalah alat atau sarana yang


digunakan untuk menyampaikan pesan
dari komunikator kepada khalayak,
sedangkan pengertian media massa
sendiri adalah alat yang digunakan
dalam penyampaian pesan dari sumber
kepada khalayak dengan menggunakan
alat-alat komunikasi, seperti surat
kabar, film, radio dan televisi.
Media Massa Dalam Mempengaruhi Budaya Politik di Masyarakat

Platform media digital telah menjadi sarana utama untuk berkomunikasi,


berbagi informasi, dan mengekspresikan diri. Hal ini menimbulkan
perubahan signifikan dalam cara individu berinteraksi dan memahami
realitas mereka. Kemunculan media sosial juga telah mengubah cara
masyarakat mengonsumsi dan menafsirkan informasi. Kekuatan media
sosial terletak pada kemampuannya untuk menyebarkan berita dan
membentuk opini publik dengan kecepatan dan jangkauan yang
menakjubkan.
Media Massa Dalam Mempengaruhi Budaya Politik di Masyarakat

Budaya politik identik dengan bentuk ekspresi dan partisipasi yang bersifat
formal, sehingga dengan perubahan era kontemporer berbasiskan tekonologi
informasi membuat budaya politik tidak bergerak pada politik tingkat makro,
namun juga turun hingga tingkat politik mikro. Tidak bisa dipungkiri bahwa
sosial media telah mentransformasikan cara kita melakukan komunikasi,
mendapatkan akses dan berhubungan dengan informasi

Keberadaan media sosial memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan


budaya politik. Media sosial mendorong munculnya keragaman partisipasi politik dan
mampu memobilisasi aksi sosial dalam skala besar, dan hal ini sudah pernah di
contohkan pada beberapa kasus di dunia seperti Arab Spring. Media sosial seperti
Twitter dan Facebook memiliki fitur berkemampuan untuk jejaring kolaborasi
manusia secara kognitif, afektif dan perilaku (Prasojo, 2021). Sampai batas tertentu,
media sosial memungkinkan penggunanya untuk berpartisipasi dalam aktivitas
publik, seperti protes atau kampanye.
Media tidak hanya mampu menyampaikan berbagai informasi
yang harus diketahui oleh khalayak saja, namun media massa
juga mampu mempengaruhi sikap, opini, dan keyakinan individu
mengenai proses-proses politik, kekuasaan, dan legitimasi
melalui berbagai pemberitaan yang disampaikannya. Media
massa memiliki peran baik sebagai sumber informasi maupun
sebagai sarana partisipasi politik yang telah mampu
diimplementasikan oleh orang banyak tidak terjadi begitu saja,
namun ternyata keduanya memiliki hubungan yang sangat erat.
Media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi opini
publik.
Peran Media Massa dalam
Membentuk Pandangan Politik
Masyarakat Terkait Konflik
Israel dan Palestina
Media di Indonesia berperan dalam memberitakan konflik
Israel-Palestina seiring warga yang melakukan pergerakan
sosial. Para peneliti mengatakan bahwa pesan media ber-
pengaruh secara signifikan terhadap geopolitik dan
pemahaman masyarakat terhadap kekuatan global
(Ramasubramanian & Miles, 2018).
Media massa berperan dalam membantu menciptakan dan
mempertahankan identitas budaya di kalangan pendukung
kedua kelompok. Selain memberitakan berita, media
mempromosikan budaya, sejarah, dan nilai-nilai yang
mendukung kelompoknya masing-masing, yang dapat
memperkuat identitas budaya dan nasionalisme yang
mempengaruhi politik dan konflik.

Dalam beberapa kasus, media asing dapat mendistribusikan


pemahaman keseluruhan yang lebih baik mengenai konflik-
konflik ini, namun mereka juga dapat menyampaikan stereotip
tertentu. Dalam konteks konflik Israel-Palestina, peran media
massa sangatlah kompleks dan sering dikaitkan dengan
kebijakan budaya yang lebih luas.
Media massa tidak hanya mencerminkan dinamika politik
dan budaya tetapi juga berperan dalam membentuk
persepsi, mempengaruhi opini publik, bahkan
menimbulkan ketegangan politik dan budaya baru. Israel
dan Palestina telah menggunakan media sebagai alat
propaganda selama konflik. Hal ini mencakup penggunaan
televisi, radio, dan internet untuk menyebarkan pesan-
pesan yang mendukung tujuan politik mereka masing-
masing. Propaganda ini seringkali menimbulkan
perpecahan dan meningkatkan kebencian antar pihak yang
terlibat konflik. Media massa juga mempunyai kemampuan
mengatur agenda, yakni menentukan topik dan persoalan
yang diangkat dalam pemberitaan.
Dengan menekankan atau mengabaikan isu-isu tertentu,
media dapat mempengaruhi perhatian masyarakat dan
pengambil kebijakan terhadap isu-isu tertentu. Implikasi
yang kompleks dan terkadang kontroversial terhadap
kebijakan budaya, dapat digunakan untuk mendukung atau
menentang kepentingan tertentu dan terkadang bias
secara ideologis terhadap ideologi atau politik dalam
pemberitaan media.

Peran media dalam kebijakan budaya Israel-Palestina menjadi semakin penting


karena dampaknya yang signifikan terhadap persepsi dan sikap internasional
terhadap konflik ini. Media massa, baik Israel maupun Palestina, kerap dituduh
tidak netral dalam pemberitaan konflik. Hal ini menimbulkan perbedaan
persepsi antar pendukung masing-masing kubu. Media di masing-masing unit
seringkali mempunyai pandangan yang positif, sehingga menciptakan narasi
yang berbeda-beda mengenai sebab dan akibat konflik, sehingga menimbulkan
perselisihan dalam budaya politik. Cara media memberitakan berita juga
mempunyai pengaruh besar. Struktur yang digunakan dalam berita dapat
mempengaruhi opini masyarakat mengenai siapa yang benar atau salah.
Dampaknya terhadap pemahaman publik dan proses
perdamaian di kawasan tersebut?

Konflik Israel-Palestina telah menciptakan dampak yang


signifikan terhadap pemahaman masyarakat dan proses
perdamaian. Pertama, konflik ini telah memicu polarisasi
opini di seluruh dunia, dengan berbagai kelompok dan
negara mendukung pihak yang berbeda, menciptakan
dialog yang konstruktif.

Kekerasan dan penderitaan yang terus berlanjut telah


menimbulkan ketegangan emosional dan trauma, sulit untuk
mencapai perdamaian berkelanjutan. Dukungan internasional
yang berbeda-beda telah mempengaruhi dinamika konflik.
Meskipun kesadaran global meningkat, masih terdapat kesulitan
dalam mencapai kesepakatan yang berkelanjutan. Seluruh
situasi ini menciptakan hambatan serius dalam perjalanan
menuju perdamaian yang adil dan abadi di kawasan tersebut.
Terima Kasih!

Anda mungkin juga menyukai