Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN

KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIVITAS PEGAWAI DI PUSKESMAS


CILANDAK

Disusun oleh : Ulfia Septiani (2018120097)

Mata Kuliah : Metode Penelitian Administrasi (F)

Dosen Pengampu : Dr. Evi Satisipi, M.Si.

ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2020
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja merupakan salah satu aspek penting yang perlu
mendapatkan perhatian serius dalam meningkatan produktivitas para pekerja, karena apabila hal
tersebut diabaikan maka kecekaan yang dialami oleh para pekerja akan berakibat pada turunnya
kualitas kerja yang di lakukan oleh para pekerja itu sendiri, sehingga segala bentuk kegiatan yang
dilakukan akan mengalami gangguan seperti tenaga kerja yang diperlukan menjadi berkurang.
Keselamatan Kerja harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang
mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit. Terjadinya kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja dapat membuat produktivitas kerja dari pekerja menurun.

Produktivitas kerja sendiri adalah suatu ukuran perbandingan kualitas dan kuantitas dari seorang
tenaga kerja dalam satuan waktu untuk mencapai hasil atau prestasi kerja secara efektif dan
efisien dengan sumber daya yang digunakan. Maka adanya program kesehatan dan keselamatan
kerja pegawai harus diutamakan penerapannya.

Salah satunya di sebuah Puskesmas, yaitu sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan
kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan
dan penelitian. Potensi bahaya di Puskesmas, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi
bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit, yaitu kecelakaan
(peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber
cedera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anestesi, gangguan
psikososial, dan ergonomi. Semua potensipotensi bahaya tersebut jelas mengancam jiwa bagi
kehidupan bagi para pegawai di Puskesmas, para pasien maupun para pengunjung yang ada di
lingkungan Puskesmas.

Dalam pemberian pelayanan kesehatan yang optimal di Puskesmas, diperlukan sumber daya yang
berkualitas. Dengan menggunakan sumber daya yang ada diharapkan, Sebuah Puskesmas dapat
menghasilkan suatu output yang maksimal berupa jasa untuk meningkatkan mutu pelayanan.
Untuk masalah-masalah tersebut haruslah disadari bahwa keberhasilan sebuah rumah sakit antara
lain disebabkan sumber daya manusia, sehingga sumber daya manusia dipandang sebagai asset
dari sebuah Puskesmas, bahkan merupakan investasi Puskesmas, apabila tenaga tersebut
merupakan tenaga yang terampil. Keberhasilan pelayanan di Puskesmas tidak terlepas dari
berbagai faktor pelayanan keperawatan yang biasa disebut dengan asuhan keperawatan.

Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
yang menyatakan kewajiban pengusaha melindungi tenaga kerja dari potensi bahaya yang
diahadapi. Penerapan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pegawai merupakan salah satu
efektifitas perusahaan dalam meminimalkan risiko bahaya yang bisa saja terjadi, mencegah
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dengan diterapkan Program Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (PK3) secara konsisten dan berkesinambungan, kejadian bahaya yang tidak diinginkan atau
menimbulkan kerugian dapat dicegah.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1.Kualitas penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap pegawai di Puskesmas
Cilandak belum diketahui

2. Angka kecelakaan kerja masih terbilang tinggi.

3. Tingkat kesadaran karyawan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Puskesmas
Cilandak belum diketahui.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar penelitian dapat dilakukan secara mendalam, maka tidak semua masalah yang diidentifikasikan
akan diteliti. Adapun batasan dari penelitian antara lain :

1. Penerapan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja pegawai Puskesmas Cilandak pada
lokasi penelitian

2. Kesadaran pegawai terhadap Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (PK3) di Puskesmas
Cilandak

3. Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas Cilandak Jakarta Selatan.

1.4 Fokus Penelitian

Fokus penulisan dalam penelitian kualitatif ini adalah pengimplementasian Program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (PK3) terhadap pegawai sebagai solusi meningkatkan produktivitas pegawai dan
untuk meminimalisasikan angka kecelakaan kerja yang terjadi di Puskesmas Cilandak.

1.5 Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

“Apakah pengaruh implementasi program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap
produktivitas pegawai di Puskesmas Cilandak?”

1.6 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
terhadap produktivitas pegawai di Puskesmas Cilandak.”
1.7 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi secara teoritis sebagai bahan pengetahuan
untuk penelitian selanjutnya dan menjadi bahan pemikiran bagi perkembangan ilmu yang terkait
dengan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (PK3).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan sebagai hasil pengamatan langsung serta
dapat memahami penerapan disiplin ilmu yang diperoleh di perguruan tinggi.

b. Bagi Puskesmas Cilandak

Memberikan sumbangan pemikiran dalam menumbuhkan kesadaran pegawai tentang pentingnya


mematuhi segala bentuk peraturan terutama pengimplementasian program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di Puskesmas Cilandak.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Implementasi Program

1, Pengertian Implemetasi program

Jones (dalam Arif Rohman 2009: 101-102) menyebutkan implemetasi program merupakan salah
satu komponen dalam suatu kebijakan. Implementasi program merupakan upaya yang berwenang
untuk mencapai tujuan. Menurut Charles O. Jones (Siti Erna Latifi Suryana, 2009: 28) ada tiga
pilar aktivitas dalam mengoperasikan program yaitu :

1. Pengorganisasian
Struktur oganisasi yang jelas diperlukan dalam mengoperasikan program sehingga tenaga
pelaksana dapat terbentuk dari sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas.

2. Interpretasi

Para pelaksana harus mampu menjalankan program sesuai dengan petunjuk teknis dan petunjuk
pelaksana agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

3. Penerapan atau Aplikasi

Perlu adanya pembuatan prosedur kerja yang jelas agar program kerja dapat berjalan sesuai
dengan jadwal kegiatan sehingga tidak berbenturan dengan program lainnya. Salah satu model
implementasi program yakni model yang diungkapkan oleh David C. Korten (dalam Haedar
Akib dan Antonius Tarigan 2000:12) Model ini memakai pendekatan proses pembelajaran dan
lebih dikenal dengan model kesesuaian implementasi program. Model kesesuaian Korten
digambarkan sebagai berikut :

2.2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

1. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Merupakan salah satu upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’ dan biasanya selalu dikaitkan
dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau nyaris celaka
(near-miss). Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun pada umumnya, hasil karya dan
budaya menuju masyarakat adil dan makmur (Mangkunegara, 2002).

Keselamatan kerja secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan
manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai
suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9
Tahun 1960, BAB I pasal 2, Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan
agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani,
rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit
umum.

2. Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan 2007 terdiri atas meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

1. Tahap persiapan (komitmen dan kebijakan)

2. Tahap perencanaan

3. Tahap penerapan/pelaksanaan

4. Tahap Pengukuran dan evaluasi

5. Tahap peninjauan ulang dan peningkatan

Tujuan dari diterapkannya Sistem Manajemen K3 ini pada Rumah Sakit , menurut peraturan
Menteri Kesehatan diatas adalah terciptanya cara kerja, lingkungan Kerja yang sehat, aman,
nyaman, dan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan pegawai Rumah Sakit.

2.3 Produktivitas Kerja

1. Pengertian produktivitas kerja

Produktivitas kerja berasal dari bahasa inggris, product: result, outcome berkembang menjadi kata
productive, yang berarti menghasilkan, dan productivity: having the ability make or kreate,
creative. Perkataan itu dipergunakan di bahasa Indonesia menjadi produktivitas yang berarti
kekuatan atau kemampuan menhasilkan sesuatu, karena dalam organisasi. Kerja yang akan
dihasilkan adalah perwujudan tujuannya. Dilihat dari segi Psikologi, produktivitas menunjukkan
tingkah laku sebagai keluaran (output) dari suatu proses berbagai macam komponen kejiwaan yang
melatarbelakanginya. Produktivitas tidak lain daripada berbicara mengenai tingkah laku manusia
atau individu, yaitu tingkah laku produktivitasnya. Lebih khusus lagi di bidang kerja atau
organisasi kerja (Sedarmayanti, 2004)

Produktivitas pada hakekatnya meliputi sikap yang senantiasa mempunyai pandangan bahwa
metode kerja hari ini harus lebih baik dari metode kerja kemarin dan hasil yang dapat diraih esok
harus lebih banyak atau lebih bermutu daripada hasil yang diraih hari ini (Komaruddin, 1992).

Sedangkan menurut penelitian formulasi National Productivity Board Singapure, dikatakan bahwa
produktivitas adalah sikap mental yang mempunyai semangat untuk melakukan peningkatan
perbaikan. Perwujudan sikap mental, dalam berbagai kegiatan antara lain sebagai berikut:

1) Yang berkaitan dengan diri sendiri dapat dilakukan melalui peningkatan:

a) Pengetahuan

b) Ketrampilan

c) Kedisiplinan

d) Upaya pribadi
e) Kerukunan kerja

2) Yang berkaitan dengan pekerjaan, dapat dilakukan melalui:

a) Manajemen dan metode kerja yang lebih baik

b) Penghematan biaya

c) Ketepatan waktu

d) System dan teknologi yang lebih baik

Dalam Rome Conference Eorupan Productivity Agency tahun 1958 disebutkan bahwa:

a) Produktivitas adalah tingkat efisiensi dan efektivitas dari penggunaan elemen produktivitas.

b) Produktivitas merupakan sikap mental yan selalu mencari perbaikan terhadap apa yang
telah ada. Suatu keyakinan bahwa seseorang dapat melakukan pekerjaan lebih baik hari ini
dari pada kemarin dan hari esok yang lebih baik dari hari ini.

2. Sumber Produktivitas Kerja

Sumber produktivitas kerja adalah manusia sebagai tenaga kerja, baik secara individual
maupun secara kelompok, yang sepenuhnya terarah pada upaya mencari cara yang
memungkinkan manusia meningkatkan produktivitasnya dalam bekerja, terutama berkenaan
dengan peningkatan kualitas dalam melaksanakan pekerjaannya. Sumber produktivitas kerja
tersebut adalah:

1. Penggunaan pikiran

Produktivitas kerja dikatakan tinggi jika untuk memperoleh hasil yang maksimal
dipergunakan cara kerja yang paling mudah, dalam arti tidak memerlukan banyak pikiran
yang rumit dan sulit

2. Penggunaan tenaga jasmani/fisik

Produktivitas kerja dikatakan tinggi bilamana dalam mengerjakan sesuatu diperoleh hasil
yang jumlahnya terbanyak dan mutunya terbaik.

3. Penggunaan waktu

Produktivitas dari segi waktu, berkenaan dengan cepat atau lambatnya mencapai suatu hasil
dalam bekerja.

4. Penggunaan ruangan

Suatu pekerjaan dikatakan produktif bila menggunakan ruang yang luasnya wajar, sehingga
tidak memerlukan mobilitas yang jauh.

5. Penggunaan material/bahan dan uang


Suatu pekerjaan dikatakan produktif, jika penggunaan material/bahan baku dan peralatan
lainnya tidak terlalu banyak yang terbuang dan harganya tidak terlalu mahal, tanpa
mengurangi mutu hasil yang dicapai, dan pekerjaan tersebut dikatakan hemat
(Sedarmayanti,2004).

3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan, yaitu:

a. Pelatihan Latihan kerja

Dimaksudkan untuk melengkapi karyawan dengan keterampilan dan cara-cara yang tepat
untuk menggunakan peralatan kerja. Untuk itu, latihan kerja diperlukan bukan saja sebagai
pelengkapakan tetapi sekaligus untuk memberikan dasar-dasar pengetahuan. Karena dengan
latihan berarti para karyawan belajar untuk mengerjakan sesuatu dengan benar-benar dan
tepat, serta dapat memperkecil atau meninggalkan kesalahan-kesalahanyang pernah
dilakukan.

b. Mental dan kemampuan fisik karyawan

Keadaan mental dan fisik karyawan merupakan hal yang sangat penting untuk menjadi
perhatian bagi organisasi, sebab keadaan fisik dan mental karyawan mempunyai hubungan
yang sangat erat dengan produktivitas kerja karyawan.

c. Hubungan antara atasan dan bawahan

Hubungan antara atasan dan bawahan akan memengaruhi kegiatan yang dilakukan sehari-
hari. Bagaimana pandangan atasan terhadap bawahan, sejauhmana bawahan diikutsertakan
dalam penentuan tujuan. Sikap yang saling jalin-menjalin telah mampu meningkatkan
produktivitas karyawan dalam bekerja. Dengan demikian jika karyawan diperlakukan secara
baik, maka karyawan tersebut akan berpartisipasi dengan baik pula dalam proses produksi,
sehingga akan berpengaruh pada tingkat produktivitas kerja (Sutrisno, 2009).

Adapun Tiffin dan Cormick, mengatakn bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi


produktivitas kerja dapat disimpulkan menjadi dua golongan yaitu:

a. Faktor yang ada pada diri individu, yaitu umur, temperamen, keadaan fisik individu dan
motivasi.

b. Faktor yang ada diluar individu, yaitu kondisi fisik seperti suara, penerangan, waktu
istirahat, lama kerja, upah, bentuk organisasi, lingkungan sosial dan keluarga (Siagian,2003).
2.2 Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan yang dapat digunakan sebagai
acuan yaitu:

1. Hasil penelitian Muhammad Nur1, Chania Dwi Oktafia2 (2017), yang berjudul ”Pengaruh
Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan pada PT. Bormindo Nusantara Duri”, menunjukkan jumlah jam kerja yang hilang
akibat kecelakaan kerja di PT. Bormindo Nusantara bagian maintenance departement pada
tahun 2014, 2015 dan 2016 yaitu masing-masingnya sebesar 97.344 jam kerja/ tahun.
Keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja
karyawan. Hal itu sesuai dengan hasil dari perhitungan regresi dengan menggunakan
Software SPSS versi 16.00 dari hasil analysis of variance (ANOVA) dengan uji F bahwa
keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan dan
memiliki hubungan positif. Pengaruh antara keselamatan dan kesehatan kerja terhadap
produktivitas kerja karyawan PT. Bormindo Nusantara bagian maintenance departement yaitu
sebesar 73,6% keselamatan dan kesehatan kerja dipengaruhi oleh produktivitas kerja
karyawan dan 26,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

2. Hasil penelitian Osha Silvia Anggraeini (2014), yang berjudul “Pengaruh Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Dan Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pada Karyawan
Bagian ProduksiPT. Pura Barutama Unit Paper Mill Kudus” menunjukkan K3 mempunyai
pengaruh terhadap produktivitas kerja. Hal ini menunjukkan bahwa jika K3 naik, maka
produktivitas kerja karyawan juga ikut naik. Disiplin Kerja juga mempunyai pengaruh
terhadap produktivitas kerja. Hal ini menunjukkan bahwa jika disiplin kerja karyawan naik,
maka produktivitas kerja karyawan juga ikut naik. 3. K3 dan disiplin kerja mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap produktivitas kerja. Hal ini menunjukkan jika K3
dan disiplin kerja naik secara bersamaan, maka produktivitas kerja karyawan juga ikut naik.

3. Hasil penelitian Bima Galang Kusuma dan I Made Muliatna (2020), yang berjudul “Pengaruh
Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Produktifitas Kerja Mekanik
Di Bengkel Honda Mitra Gresik” menunjukkan dapat disimpulkan sebagai berikut pada
analisa deskriptif kuantitatif pada 12 orang karyawan bengkel Honda Mitra Gresik dengan
alat ukur angket yaitu didapat nilai rxy sebesar 0,645 dan nilai uji t sebesar 2,389 serta
perhitungan koefisien determinasi menunjukkan bahwa produktivitas kerja mekanik 41,6%
ditentukan oleh penerapan keselamatan dan kesehatan kerja, dari kedua pengujian instrumen
tersebut didapat hasil hipotesis Ha diterima, dan perbandingan uji t hitung lebih besat dari t
tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja mekanik di bengkel Honda
Mitra Gresik.
2.3 Kerangka Berfikir

Berdasarkan kerangka berpikir dibawah dapat diketahui bahwa penelitian ini menggunakan
implementasi program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) variabel independennya (X) dan
produktivitas pegawai sebagai variabel dependennya (Y) yang akan di uji secara parsial dan simultan.

PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM


KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
(K3) PEGAWAI

TAHAP IMPLEMENTASI PROGRAM


PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI (Y)
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
(K3) PEGAWAI (X) 1. Penggunaan pikiran

1. Tahap persiapan (komitmen dan 2. Penggunaan tenaga jasmani/fisik


kebijakan)
H1 3. Penggunaan waktu
2. Tahap perencanaan
4. Penggunaan ruangan
3. Tahap penerapan/pelaksanaan
5. Penggunaan material/bahan dan
4. Tahap Pengukuran dan evaluasi uang

5. Tahap peninjauan ulang dan (Sedarmayanti,2004).


peningkatan
2.4 Uji Hipotesis
( Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
2007)

2.4 Uji Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir diatas dapat diketahui bahwa penelitian ini menggunakan
implementasi program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) (X1) sebagai variabel
independennya (X) dan produktivitas kerja pegawai sebagai variabel dependennya (Y) yang
akan di uji secara parsial dan simultan.:

1. Hipotesis 1

H0 : tidak terdapat pengaruh program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap
produktivitas kerja pada pegawai di Puskesmas Cilandak

Ha : terdapat pengaruh program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap


produktivitas kerja pada pegawai di Puskesmas Cilandak
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian ini menggunakan
hubungan kausal yang biasa disebut dengan hubungan sebab akibat yaitu bagaimana suatu
variabel memberikan pengaruh pada variabel lainnya (Sugiyono, 2009:11). Dalam penelitian
ini menggunakan variabel kesehatan dan keselamatan kerja, dan produktivitas kerja. variabel
kesehatan dan keselamatan kerja sebagai variabel independen, sedangkan variabel
produktivitas sebagai variabel dependen.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana data akan dicari dan tempat proses penelitian yang
berlangsung. Penelitian dengan judul “Pengaruh Implementasi Program Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja (K3) Terhadap Produktivitas Pegawai Di Puskesmas Cilandak ”.

Dilaksanakan di Puskesmas Cilandak Jakarta Selatan. Alasan penulis mengambil lokasi


tersebut karena lokasi yang mudah dijangkau dari tempat tinggal peneliti.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada

3.3 Model Penelitian

Model penelitian merupakan abstraksi dari fenomena-fenomena yang sedang di teliti. Dalam
hal ini, metode penelitian yang sesuai dengan judul penelitian dapat dilihat dalam gambar
berikut ini :

Implementasi Program Produktivitas Pegawai

(X) (Y)
3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Notoatmodjo (2010) :

Definisi instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan data,
instrumen penelitian ini dapat berupa kuesioner, formulir observasi, formulir-formulir lain yang
berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya.

3.5 Definisi Variabel dan Operasional Variabel Penelitian

Variabel-variabel penelitian harus diidentifikasikan secara jelas, sehingga tidak menimbulkan


pengertian yang berarti ganda. Definisi variable juga memberikan batasan sejauh mana penelitian
yang akan dilakukan. Operasional variable diperlukan untuk mengubah masalah yang diteliti ke dalam
bentuk variable, kemudian jenis dan indikator dari variable-variabel yang terkait.

1.1 Definisi Variabel Penelitian

Variable merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari, apa yang akan diteliti oleh peneliti sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut Suharsimi Arikunto (1988: 99) pengertian variable penelitian adalah sebagai berikut:
“Variabel Penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.”

Berdasarkan hubungan antara satu variable dengan variable lainnya dalam penelitian ini terdiri dari
variable bebas (independen variable) dan variable terikat (dependen variable). Adapun penjelasannya
sebagai berikut:

a. Variabel Bebas (Independen)

Menurut Sugiyono (2016:39) adalah sebagai berikut: “Variabel bebas merupakan variable yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable terikat.”

Dalam penelitian ini, yang menjadi variable bebas (X) adalah Implementasi Program.

b. Variabel Terikat (Dependen)

Menurut Sugiyono (2016:59) pengertian variable dependen (variable terikat) adalah sebagai berikut:
“Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas.”

Dalam penelitian ini yang menjadi variable terikat (Y) adalah Produktivitas Pegawai.

1.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Operasionalisasi variable diperlukan untuk menentukan dimensi, indikator, serta skala dari variable-
variabel yang terkait dalam penelitian. Sesuai dengan judul penelitian yaitu Pengaruh Implementasi
Kebijakan terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Samsat Kota Depok. Maka
terdapat 2 variabel penelitian yaitu :

1. Implementasi Kebijakan (X)

2. Kualitas Pelayanan Publik (Y)


Untuk kepentingan pengujian hipotesis, kedua variable tersebut dijabarkan lebih lanjut. Lebih jelasnya
operasionalisasi variable tersebut dapat dilihat pada table di bawah ini :

Variabel Indikator Sub Indikator No. Item

1. Tahap persiapan (komitmen dan 1. Sosialisasi Program


kebijakan) Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
kepada pegawai.

2.Pelatihan Kesehatan
dan Keselamtan Kerja
IMPLEMENTASI (K3)
PROGRAM (X)
2. Tahap perencanaan 1. Jaminan Kesehatan dan
(PERATURAN
Keselamatan Kerja (K3)
MENTERI
bagi pegawai.
KESEHATAN 2007)
2. Menetapkan dan
melaksanakan K3 sesuai
standar operasional
prosedur (SOP) sesuai
dengan peraturan,
perundangan dan
ketentuan.

3. Tahap penerapan/pelaksanaan 1. Menempelkan poster-


poster peringatan
Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3).

2. Adanya pengawasan
mutu kerja pegawai.

4. Tahap Pengukuran dan evaluasi 1.Jumlah kecelakaan


kerja pegawai.

2. Penyebab kecelakaan
kerja pegawai.

5. Tahap peninjauan ulang dan 1. Memeriksa dan


peningkatan memperbaiki
kerusakan peralatan
kerja.
2. Peningkatan
terhadap peralatan
kerja yang ada

1. Penggunaan pikiran 1. Bekerja sesuai


prosedur atau aturan
yang ada.
2. Menggunakan
peralatan kerja
secara efektif dan
efisien.
PRODUKTIVITAS 2. Penggunaan tenaga jasmani/fisik 1. Melaksanakan setiap
PEGAWAI (Y) tugas pekerjaan sesuai
kemampuan mutu.

2. Melaksanakan setiap
tugas pekerjaan sesuai
kemampuan fisik.

3. Penggunaan waktu 1. Masuk kerja tepat


waktu.

2. Menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu

1.Mengehemat listrik
4. Penggunaan ruangan disetiap ruangan tempat
kerja

2. Menjaga kebersihan
disetiap ruangan yang
digunakan.

1. Menggunakan
peralatan kerja secara
5. Penggunaan material/bahan dan uang efisien.

2. Menggunakan
peralatan kerja secara
efektif

3. Menggunakan
peralatan kerja selalu
dengan hati-hati

3.6 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Berdasarkan pada judul penelitian maka penulis menentukan populasi. Menurut Morissan
(2012: 19), Populasi ialah sebagai suatu kumpulan subjek, variabel, konsep, atau fenomena.
Kita dapat meneliti setiap anggota populasi untuk mengetahui sifat populasi yang
bersangkutan.

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel


Menurut Arikunto (2006: 131), Sampel adalah sebagian atau sebagai wakil populasi yang
akan diteliti. Jika penelitian yang di lakukan sebagian dari populasi maka bisa dikatakan
bahwa penelitian tersebut adalah penelitian sampel. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 86
pegawai di Puskesmas Cilandak. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan tehnik pengambilan sampel jenuh. Teknik pengambilan sampling jenuh adalah
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Istilah
sampel jenuh adalah sensus dimana semua anggota populasi dijadikan sampel
(Sugiono,2007:122).

3.7 Jenis dam Sumber Data

Dalam melaksanakan penelitian ini, jenis dan sumber data yang digunakan untuk melaksanakan
penelitian yaitu :

1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber dan bersifat mentah dan belum diolah.
Menurut Hasan (2002: 82) data primer ialah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di
lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya.
Data primer di dapat dari sumber informan yaitu individu atau perseorangan seperti hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti.

2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan
penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2002: 58). Data ini digunakan untuk
mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu dari bahan pustaka, literatur, penelitian
terdahulu, buku, dan lain sebagainya.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan tiga cara, yaitu
penelitian lapangan (Field Research) dan kepustakaan (Library Research). Penulis melakukan
pengumpulan data dengan teknik sebagai berikut :

1. Penelitian Lapangan
a. Kuesioner, merupakan teknik pengumpulan data yan dilakukan dengan cara memeberikan
sperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,2013:192).

b. Dokumentasi, pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang


terdapat pada karyawan. Sugiyono (2007:329) menyatakan bahwa Dokumen merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.

c. Wawancara, Dalam metode ini peneliti dan responden secara langsung (tatap muka) untuk
memperoleh informasi secara lisan dengan mendapatkan data tujuan yang bisa
menjelaskan masalah penelitian ( Lexy J. Moleong, 1991:135)

2. Metode Analisis Data

1. Metode Analisis Data

Menurut Sugiyono (2016:147) yang dimaksud dengan analisis data adalah sebagai berikut:
“Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke
dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih nama yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.”

Analisis data dilakukan untuk mengolah data menjadi informasi, data akan menjadi mudah
dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan
penelitian. Data yang dianalisis merupakan data hasil pendekatan survei penelitian dari
penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan, kemudian dilakukan analisa untuk menarik
kesimpulan. Adapun urutan analisis yang dilakukan yaitu:

Dalam pemberian skor maka digunakan Skala Likert. Skala likert merupakan cara pengukuran
yang berhubungan dengan pertanyaan tentang sikap seseorang (responden) terhadap sesuatu.
Selanjutnya dalam prosedur skala likert ini adalah menentukan skor atas setiap pertanyaan
dalam kuisioner yang diberikan kepada responden. Jawaban dari responden dibagi dalam lima
kategori penilaian dimana masing – masing pertanyaan diberi skor satu sampai lima. Dalam
penelitian ini terdiri dari lima jawaban yang mengandung variasi nilai, antara lain :

Pertanyaan/Pernyataan Skor

SS (Sangat Setuju) 5

S (Setuju) 4

R (Ragu-ragu) 3

TS (Tidak Setuju) 2

STS (Sangat Tidak Setuju) 1


Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca,
dipahami, dan diinterpretasikan. Untuk menilai variable X dan Y, maka analisis yang
digunakan yaitu berdasarkan rata-rata (mean) dari masing-masing variable. Nilai rata-rata di
dapat dengan menjumlahkan data keseluruhan dalam setiap variable, kemudian di bagi dengan
responden.

3.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1. Uji Validitas

Menurut Ghozali (2011), uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam kuesioner mampu mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang
tinggi jika tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan
akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Suatu tes menghasilkan data yang tidak
relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2011), uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas suatu
pengukuran menyatakan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (tanpa kesalahan) dan karena itu
menanggung konsistensi pengukuran di sepanjang waktu serta di berbagai poin pada instruen tersebut.
Pada penelitian ini pengukuran reliabilitas dibuktikan dengan menguji konsistensi dan stabilitas.
DAFTAR PUSTAKA

Rahman Hasibuan 2017. Pengaruh Kesehatan Dan Keselamatan Kerja, Pelatihan Dan Kerja Tim
Terhadap Kinerja Tenaga Medis Di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam.

Muhammad Nur dan Chania Dwi Oktafia. Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Bormindo Nusantara Duri.

Osha Silvia Anggraeini, 2014. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dan Disiplin Kerja
Terhadap Produktivitas Kerja Pada Karyawan Bagian ProduksiPT. Pura Barutama Unit Paper Mill
Kudus.

Bima Galang Kusuma dan I Made Muliatna (2020), yang berjudul “Pengaruh Pelaksanaan Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Produktifitas Kerja Mekanik Di Bengkel Honda Mitra Gresik.

Indra Novri Setiawan. Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan
Pada Departemen Jaringan Pt Pln ( Persero) Area Surabaya Utara

Teori Produktivitas Pegawai http://repository.uin-suska.ac.id/4385/3/BAB%20II.pdf

Peraturan Menteri Kesehatan 2007 http://kebijakankesehatanindonesia.net/sites/default/files/KMK


%20432-2007%20K3%20RS.pdf
KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN


KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIVITAS PEGAWAI DI PUSKESMAS
KECAMATAN CILANDAK

Demi tercapainya tujuan penelitian ini, maka penyusun mohon kesediaan dan kesadaran Bapak/ Ibu/
Saudara/i untuk mengisi angket atau daftar pernyataan yang telah disediakan berikut sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya, karena dalam hal ini jawaban Anda:

1. Dijamin kerahasiaannya,
2. Tidak ada kaitannya dengan karier Bapak/ Ibu/ Saudara/ i,
3. Semata-mata hanya untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

1. Petunjuk Pengisian

a. Kepada Yth. Bapak/ Ibu/ Saudara/ i untuk menjawab seluruh pernyataan yang ada dengan jujur dan
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

b. Berilah tanda (V) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai hati nurani Anda.

c. Ada empat alternatif jawaban, yaitu:

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Ragu (R)

4 = Setuju (S)

5 = Sangat Setuju (SS)

2. Identitas Responden

a. Usia : _______________________________________________

b. Jenis Kelamin : _______________________________________________

c. Pendidikan : _______________________________________________

d. Lama Bekerja : _______________________________________________

e. Jabatan : _______________________________________________

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (X)

Alternatif Jawaban
NO Pernyataan
STS TS R S SS
A. Tahap persiapan (komitmen dan
kebijakan)
1. Saya mendapatkan sosialisasi penyuluhan
akan pentingnya Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) dalam menyelesaikan pekerjaan.
2 Ditempat Kerja saya menetapkan tujuan K3
dengan jelas.
3 Adanya upaya meningkatkan SDM
profesional di bidang K3 pada setiap unit
kerja di lingkungan tempat kerja saya.
4. Organisasi dan penugasan di tempat kerja
jelas.

5. Adanya kajian risiko secara kualitatif dan


kuantitatif

B Tahap Perencanaan
1. Tempat kerja saya menetapkan dan
melaksanakan K3 sesuai standar operasional
prosedur (SOP) sesuai dengan peraturan,
perundangan dan ketentuan.

2 Saya diberikan metode/ petunjuk kerja yang


dapat mempermudah pekerjaan saya.
3. Adanya pertimbangkan peraturan perundang-
undangan, bahaya potensial dan risiko K3.

4. Tempat kerja saya memberikan jaminan


kesehatan.
5. Tempat kerja saya memiliki tujuan K3 yang
jelas.
C Tahap Penerapan
1. Tempat kerja saya melaksanakan pemeriksaan
kesehatan petugas (prakarya, berkala dan
khusus)

2. Tempat kerja saya menyediakan alat


pelindung diri dan keselamatan kerja

3. Tempat kerja saya menyiapkan pedoman


pencegahan dan penanggulangan keadaan
darurat

4. Tempat kerja saya menempatan pekerja pada


pekerjaan yang sesuai kondisi kesehatan

5. Tempat kerja saya memberi pengobatan pada


pekerja yang menderita sakit.
6. Tempat kerja saya menciptakan lingkungan
kerja yang hIgienis secara teratur, melalui
monitoring lingkungan kerja dari potensi
bahaya yang ada
7. Tempat kerja saya melaksanakan biological
monitoring

D Tahap Pengukuran dan evaluasi

1. Adanya penilaian potensi bahaya selatan


berkala.

2. Tempat kerja saya melaksanakan surveilans


kesehatan pekerja
3. Tempat kerja saya melakukan pemeriksaan
kesehatan peralatan kerja secara berkala
4. Tempat kerja saya melakukan evaluasi kerja
para pegawai.
E Tahap peninjauan ulang dan
peningkatan
1. Adanya Perbaikan dan pencegahan terhadap
kerusakan yang terjadi.

2. Adanya Perbaikan dan pencegahan terhadap


kecelakaan yang terjadi.

3. Saya diperiksa kesehatannya secara berkala.

4. Tempat kerja saya selalu memperbaikii


peralatan kerja yang rusak.

5. Dilaksanakannya peningkatan oleh pihak


manajemen secara berkesinambungan untuk
menjamin kesesuaian dan keefektifan dalam
pencapaian kebijakan dan tujuan K3.

PRODUKTIVITAS PEGAWAI (Y)

Pernyataan Alternatif Jawaban

A. Penggunaan pikiran STS TS R S SS

1. Hasil kerja selalu sesuai dengan ketentuan


atasan saya.
Saya selalu berusaha untuk meningkatkan
2. kualitas kerja saya.

3. Saya selalu mengerjakan pekerjaan saya


sesuai aturan yang ada.
4. Saya merasa bangga dengan pekerjaan yang
dibebankan kepada saya.

5. Saya pernah di protes atasan karena hasil kerja


saya.

B Penggunaan tenaga jasmani/fisik

1. Saya tetap menyelesaikan pekerjaan saya


walau tidak dituntut untuk segera
diselesaikan.
2. Saya menguasai keterampilan yang sangat
baik dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan
saya.
3. Kuantitas pekerjaan saya sesuai dengan
kemampuan saya.
4. Saat bekerja saya selalu dalam kondisi sehat.

C Penggunaan waktu

1. Saya selalu masuk kerja tepat waktu.

2. Saya selalu menyelesaikan pekerjaan saya


tepat waktu
3. Saya selalu berusaha menyelesaikan pekerjaan
sebelum batas waktu yang ditentukan.

4. Saya pernah terlambat menyelesaikan


pekerjaan karena adanya kerusakan pada alat
kerja.
5. Saya mampu menyelesaikan tugas dengan
waktu yang sangat singkat.
D Penggunaan ruangan

1. Saya selalu menjaga ruangan kerja saya tetap


bersih.

2. Saya selalu mematikan lampu setelah


menggunakan ruangan

3. Saya selalu menggunakan ruangan sesuai


kebutuhan kerja.

4. Saya pernah membuat kerusakan di ruang


kerja.
5. Saya selalu merasa nyaman bekerja di
ruangan saya.
E Penggunaan material/bahan dan uang

1. Saya mampu menggunakan peralatan kerja


secara efektif

2. Saya mampu menggunakan peralatan kerja


secara efisien.

3. Saya pernah merusak peralatan kerja saya.

4. Saya selalu merapikan peralatan kerja setelah


menyelesaikan pekerjaan saya.

5. Saya pernah salah dalam cara menggunakan


peralatan kerja saya.

Anda mungkin juga menyukai