Tugas Mpa Ulfia Septiani
Tugas Mpa Ulfia Septiani
ADMINISTRASI PUBLIK
2020
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja merupakan salah satu aspek penting yang perlu
mendapatkan perhatian serius dalam meningkatan produktivitas para pekerja, karena apabila hal
tersebut diabaikan maka kecekaan yang dialami oleh para pekerja akan berakibat pada turunnya
kualitas kerja yang di lakukan oleh para pekerja itu sendiri, sehingga segala bentuk kegiatan yang
dilakukan akan mengalami gangguan seperti tenaga kerja yang diperlukan menjadi berkurang.
Keselamatan Kerja harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang
mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit. Terjadinya kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja dapat membuat produktivitas kerja dari pekerja menurun.
Produktivitas kerja sendiri adalah suatu ukuran perbandingan kualitas dan kuantitas dari seorang
tenaga kerja dalam satuan waktu untuk mencapai hasil atau prestasi kerja secara efektif dan
efisien dengan sumber daya yang digunakan. Maka adanya program kesehatan dan keselamatan
kerja pegawai harus diutamakan penerapannya.
Salah satunya di sebuah Puskesmas, yaitu sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan
kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan
dan penelitian. Potensi bahaya di Puskesmas, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi
bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit, yaitu kecelakaan
(peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber
cedera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anestesi, gangguan
psikososial, dan ergonomi. Semua potensipotensi bahaya tersebut jelas mengancam jiwa bagi
kehidupan bagi para pegawai di Puskesmas, para pasien maupun para pengunjung yang ada di
lingkungan Puskesmas.
Dalam pemberian pelayanan kesehatan yang optimal di Puskesmas, diperlukan sumber daya yang
berkualitas. Dengan menggunakan sumber daya yang ada diharapkan, Sebuah Puskesmas dapat
menghasilkan suatu output yang maksimal berupa jasa untuk meningkatkan mutu pelayanan.
Untuk masalah-masalah tersebut haruslah disadari bahwa keberhasilan sebuah rumah sakit antara
lain disebabkan sumber daya manusia, sehingga sumber daya manusia dipandang sebagai asset
dari sebuah Puskesmas, bahkan merupakan investasi Puskesmas, apabila tenaga tersebut
merupakan tenaga yang terampil. Keberhasilan pelayanan di Puskesmas tidak terlepas dari
berbagai faktor pelayanan keperawatan yang biasa disebut dengan asuhan keperawatan.
Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
yang menyatakan kewajiban pengusaha melindungi tenaga kerja dari potensi bahaya yang
diahadapi. Penerapan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pegawai merupakan salah satu
efektifitas perusahaan dalam meminimalkan risiko bahaya yang bisa saja terjadi, mencegah
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dengan diterapkan Program Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (PK3) secara konsisten dan berkesinambungan, kejadian bahaya yang tidak diinginkan atau
menimbulkan kerugian dapat dicegah.
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1.Kualitas penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap pegawai di Puskesmas
Cilandak belum diketahui
3. Tingkat kesadaran karyawan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Puskesmas
Cilandak belum diketahui.
Agar penelitian dapat dilakukan secara mendalam, maka tidak semua masalah yang diidentifikasikan
akan diteliti. Adapun batasan dari penelitian antara lain :
1. Penerapan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja pegawai Puskesmas Cilandak pada
lokasi penelitian
2. Kesadaran pegawai terhadap Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (PK3) di Puskesmas
Cilandak
Fokus penulisan dalam penelitian kualitatif ini adalah pengimplementasian Program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (PK3) terhadap pegawai sebagai solusi meningkatkan produktivitas pegawai dan
untuk meminimalisasikan angka kecelakaan kerja yang terjadi di Puskesmas Cilandak.
“Apakah pengaruh implementasi program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap
produktivitas pegawai di Puskesmas Cilandak?”
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
terhadap produktivitas pegawai di Puskesmas Cilandak.”
1.7 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi secara teoritis sebagai bahan pengetahuan
untuk penelitian selanjutnya dan menjadi bahan pemikiran bagi perkembangan ilmu yang terkait
dengan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (PK3).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan sebagai hasil pengamatan langsung serta
dapat memahami penerapan disiplin ilmu yang diperoleh di perguruan tinggi.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Implementasi Program
Jones (dalam Arif Rohman 2009: 101-102) menyebutkan implemetasi program merupakan salah
satu komponen dalam suatu kebijakan. Implementasi program merupakan upaya yang berwenang
untuk mencapai tujuan. Menurut Charles O. Jones (Siti Erna Latifi Suryana, 2009: 28) ada tiga
pilar aktivitas dalam mengoperasikan program yaitu :
1. Pengorganisasian
Struktur oganisasi yang jelas diperlukan dalam mengoperasikan program sehingga tenaga
pelaksana dapat terbentuk dari sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas.
2. Interpretasi
Para pelaksana harus mampu menjalankan program sesuai dengan petunjuk teknis dan petunjuk
pelaksana agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Perlu adanya pembuatan prosedur kerja yang jelas agar program kerja dapat berjalan sesuai
dengan jadwal kegiatan sehingga tidak berbenturan dengan program lainnya. Salah satu model
implementasi program yakni model yang diungkapkan oleh David C. Korten (dalam Haedar
Akib dan Antonius Tarigan 2000:12) Model ini memakai pendekatan proses pembelajaran dan
lebih dikenal dengan model kesesuaian implementasi program. Model kesesuaian Korten
digambarkan sebagai berikut :
Keselamatan kerja secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan
manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai
suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9
Tahun 1960, BAB I pasal 2, Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan
agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani,
rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit
umum.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan 2007 terdiri atas meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
2. Tahap perencanaan
3. Tahap penerapan/pelaksanaan
Tujuan dari diterapkannya Sistem Manajemen K3 ini pada Rumah Sakit , menurut peraturan
Menteri Kesehatan diatas adalah terciptanya cara kerja, lingkungan Kerja yang sehat, aman,
nyaman, dan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan pegawai Rumah Sakit.
Produktivitas kerja berasal dari bahasa inggris, product: result, outcome berkembang menjadi kata
productive, yang berarti menghasilkan, dan productivity: having the ability make or kreate,
creative. Perkataan itu dipergunakan di bahasa Indonesia menjadi produktivitas yang berarti
kekuatan atau kemampuan menhasilkan sesuatu, karena dalam organisasi. Kerja yang akan
dihasilkan adalah perwujudan tujuannya. Dilihat dari segi Psikologi, produktivitas menunjukkan
tingkah laku sebagai keluaran (output) dari suatu proses berbagai macam komponen kejiwaan yang
melatarbelakanginya. Produktivitas tidak lain daripada berbicara mengenai tingkah laku manusia
atau individu, yaitu tingkah laku produktivitasnya. Lebih khusus lagi di bidang kerja atau
organisasi kerja (Sedarmayanti, 2004)
Produktivitas pada hakekatnya meliputi sikap yang senantiasa mempunyai pandangan bahwa
metode kerja hari ini harus lebih baik dari metode kerja kemarin dan hasil yang dapat diraih esok
harus lebih banyak atau lebih bermutu daripada hasil yang diraih hari ini (Komaruddin, 1992).
Sedangkan menurut penelitian formulasi National Productivity Board Singapure, dikatakan bahwa
produktivitas adalah sikap mental yang mempunyai semangat untuk melakukan peningkatan
perbaikan. Perwujudan sikap mental, dalam berbagai kegiatan antara lain sebagai berikut:
a) Pengetahuan
b) Ketrampilan
c) Kedisiplinan
d) Upaya pribadi
e) Kerukunan kerja
b) Penghematan biaya
c) Ketepatan waktu
Dalam Rome Conference Eorupan Productivity Agency tahun 1958 disebutkan bahwa:
a) Produktivitas adalah tingkat efisiensi dan efektivitas dari penggunaan elemen produktivitas.
b) Produktivitas merupakan sikap mental yan selalu mencari perbaikan terhadap apa yang
telah ada. Suatu keyakinan bahwa seseorang dapat melakukan pekerjaan lebih baik hari ini
dari pada kemarin dan hari esok yang lebih baik dari hari ini.
Sumber produktivitas kerja adalah manusia sebagai tenaga kerja, baik secara individual
maupun secara kelompok, yang sepenuhnya terarah pada upaya mencari cara yang
memungkinkan manusia meningkatkan produktivitasnya dalam bekerja, terutama berkenaan
dengan peningkatan kualitas dalam melaksanakan pekerjaannya. Sumber produktivitas kerja
tersebut adalah:
1. Penggunaan pikiran
Produktivitas kerja dikatakan tinggi jika untuk memperoleh hasil yang maksimal
dipergunakan cara kerja yang paling mudah, dalam arti tidak memerlukan banyak pikiran
yang rumit dan sulit
Produktivitas kerja dikatakan tinggi bilamana dalam mengerjakan sesuatu diperoleh hasil
yang jumlahnya terbanyak dan mutunya terbaik.
3. Penggunaan waktu
Produktivitas dari segi waktu, berkenaan dengan cepat atau lambatnya mencapai suatu hasil
dalam bekerja.
4. Penggunaan ruangan
Suatu pekerjaan dikatakan produktif bila menggunakan ruang yang luasnya wajar, sehingga
tidak memerlukan mobilitas yang jauh.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan, yaitu:
Dimaksudkan untuk melengkapi karyawan dengan keterampilan dan cara-cara yang tepat
untuk menggunakan peralatan kerja. Untuk itu, latihan kerja diperlukan bukan saja sebagai
pelengkapakan tetapi sekaligus untuk memberikan dasar-dasar pengetahuan. Karena dengan
latihan berarti para karyawan belajar untuk mengerjakan sesuatu dengan benar-benar dan
tepat, serta dapat memperkecil atau meninggalkan kesalahan-kesalahanyang pernah
dilakukan.
Keadaan mental dan fisik karyawan merupakan hal yang sangat penting untuk menjadi
perhatian bagi organisasi, sebab keadaan fisik dan mental karyawan mempunyai hubungan
yang sangat erat dengan produktivitas kerja karyawan.
Hubungan antara atasan dan bawahan akan memengaruhi kegiatan yang dilakukan sehari-
hari. Bagaimana pandangan atasan terhadap bawahan, sejauhmana bawahan diikutsertakan
dalam penentuan tujuan. Sikap yang saling jalin-menjalin telah mampu meningkatkan
produktivitas karyawan dalam bekerja. Dengan demikian jika karyawan diperlakukan secara
baik, maka karyawan tersebut akan berpartisipasi dengan baik pula dalam proses produksi,
sehingga akan berpengaruh pada tingkat produktivitas kerja (Sutrisno, 2009).
a. Faktor yang ada pada diri individu, yaitu umur, temperamen, keadaan fisik individu dan
motivasi.
b. Faktor yang ada diluar individu, yaitu kondisi fisik seperti suara, penerangan, waktu
istirahat, lama kerja, upah, bentuk organisasi, lingkungan sosial dan keluarga (Siagian,2003).
2.2 Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan yang dapat digunakan sebagai
acuan yaitu:
1. Hasil penelitian Muhammad Nur1, Chania Dwi Oktafia2 (2017), yang berjudul ”Pengaruh
Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan pada PT. Bormindo Nusantara Duri”, menunjukkan jumlah jam kerja yang hilang
akibat kecelakaan kerja di PT. Bormindo Nusantara bagian maintenance departement pada
tahun 2014, 2015 dan 2016 yaitu masing-masingnya sebesar 97.344 jam kerja/ tahun.
Keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja
karyawan. Hal itu sesuai dengan hasil dari perhitungan regresi dengan menggunakan
Software SPSS versi 16.00 dari hasil analysis of variance (ANOVA) dengan uji F bahwa
keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan dan
memiliki hubungan positif. Pengaruh antara keselamatan dan kesehatan kerja terhadap
produktivitas kerja karyawan PT. Bormindo Nusantara bagian maintenance departement yaitu
sebesar 73,6% keselamatan dan kesehatan kerja dipengaruhi oleh produktivitas kerja
karyawan dan 26,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
2. Hasil penelitian Osha Silvia Anggraeini (2014), yang berjudul “Pengaruh Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Dan Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pada Karyawan
Bagian ProduksiPT. Pura Barutama Unit Paper Mill Kudus” menunjukkan K3 mempunyai
pengaruh terhadap produktivitas kerja. Hal ini menunjukkan bahwa jika K3 naik, maka
produktivitas kerja karyawan juga ikut naik. Disiplin Kerja juga mempunyai pengaruh
terhadap produktivitas kerja. Hal ini menunjukkan bahwa jika disiplin kerja karyawan naik,
maka produktivitas kerja karyawan juga ikut naik. 3. K3 dan disiplin kerja mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap produktivitas kerja. Hal ini menunjukkan jika K3
dan disiplin kerja naik secara bersamaan, maka produktivitas kerja karyawan juga ikut naik.
3. Hasil penelitian Bima Galang Kusuma dan I Made Muliatna (2020), yang berjudul “Pengaruh
Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Produktifitas Kerja Mekanik
Di Bengkel Honda Mitra Gresik” menunjukkan dapat disimpulkan sebagai berikut pada
analisa deskriptif kuantitatif pada 12 orang karyawan bengkel Honda Mitra Gresik dengan
alat ukur angket yaitu didapat nilai rxy sebesar 0,645 dan nilai uji t sebesar 2,389 serta
perhitungan koefisien determinasi menunjukkan bahwa produktivitas kerja mekanik 41,6%
ditentukan oleh penerapan keselamatan dan kesehatan kerja, dari kedua pengujian instrumen
tersebut didapat hasil hipotesis Ha diterima, dan perbandingan uji t hitung lebih besat dari t
tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja mekanik di bengkel Honda
Mitra Gresik.
2.3 Kerangka Berfikir
Berdasarkan kerangka berpikir dibawah dapat diketahui bahwa penelitian ini menggunakan
implementasi program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) variabel independennya (X) dan
produktivitas pegawai sebagai variabel dependennya (Y) yang akan di uji secara parsial dan simultan.
Berdasarkan kerangka berpikir diatas dapat diketahui bahwa penelitian ini menggunakan
implementasi program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) (X1) sebagai variabel
independennya (X) dan produktivitas kerja pegawai sebagai variabel dependennya (Y) yang
akan di uji secara parsial dan simultan.:
1. Hipotesis 1
H0 : tidak terdapat pengaruh program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap
produktivitas kerja pada pegawai di Puskesmas Cilandak
Lokasi penelitian adalah tempat dimana data akan dicari dan tempat proses penelitian yang
berlangsung. Penelitian dengan judul “Pengaruh Implementasi Program Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja (K3) Terhadap Produktivitas Pegawai Di Puskesmas Cilandak ”.
2. Waktu Penelitian
Model penelitian merupakan abstraksi dari fenomena-fenomena yang sedang di teliti. Dalam
hal ini, metode penelitian yang sesuai dengan judul penelitian dapat dilihat dalam gambar
berikut ini :
(X) (Y)
3.4 Instrumen Penelitian
Definisi instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan data,
instrumen penelitian ini dapat berupa kuesioner, formulir observasi, formulir-formulir lain yang
berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya.
Variable merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari, apa yang akan diteliti oleh peneliti sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya.
Menurut Suharsimi Arikunto (1988: 99) pengertian variable penelitian adalah sebagai berikut:
“Variabel Penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.”
Berdasarkan hubungan antara satu variable dengan variable lainnya dalam penelitian ini terdiri dari
variable bebas (independen variable) dan variable terikat (dependen variable). Adapun penjelasannya
sebagai berikut:
Menurut Sugiyono (2016:39) adalah sebagai berikut: “Variabel bebas merupakan variable yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable terikat.”
Dalam penelitian ini, yang menjadi variable bebas (X) adalah Implementasi Program.
Menurut Sugiyono (2016:59) pengertian variable dependen (variable terikat) adalah sebagai berikut:
“Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas.”
Dalam penelitian ini yang menjadi variable terikat (Y) adalah Produktivitas Pegawai.
Operasionalisasi variable diperlukan untuk menentukan dimensi, indikator, serta skala dari variable-
variabel yang terkait dalam penelitian. Sesuai dengan judul penelitian yaitu Pengaruh Implementasi
Kebijakan terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Samsat Kota Depok. Maka
terdapat 2 variabel penelitian yaitu :
2.Pelatihan Kesehatan
dan Keselamtan Kerja
IMPLEMENTASI (K3)
PROGRAM (X)
2. Tahap perencanaan 1. Jaminan Kesehatan dan
(PERATURAN
Keselamatan Kerja (K3)
MENTERI
bagi pegawai.
KESEHATAN 2007)
2. Menetapkan dan
melaksanakan K3 sesuai
standar operasional
prosedur (SOP) sesuai
dengan peraturan,
perundangan dan
ketentuan.
2. Adanya pengawasan
mutu kerja pegawai.
2. Penyebab kecelakaan
kerja pegawai.
2. Melaksanakan setiap
tugas pekerjaan sesuai
kemampuan fisik.
2. Menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu
1.Mengehemat listrik
4. Penggunaan ruangan disetiap ruangan tempat
kerja
2. Menjaga kebersihan
disetiap ruangan yang
digunakan.
1. Menggunakan
peralatan kerja secara
5. Penggunaan material/bahan dan uang efisien.
2. Menggunakan
peralatan kerja secara
efektif
3. Menggunakan
peralatan kerja selalu
dengan hati-hati
1. Populasi
Berdasarkan pada judul penelitian maka penulis menentukan populasi. Menurut Morissan
(2012: 19), Populasi ialah sebagai suatu kumpulan subjek, variabel, konsep, atau fenomena.
Kita dapat meneliti setiap anggota populasi untuk mengetahui sifat populasi yang
bersangkutan.
Dalam melaksanakan penelitian ini, jenis dan sumber data yang digunakan untuk melaksanakan
penelitian yaitu :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber dan bersifat mentah dan belum diolah.
Menurut Hasan (2002: 82) data primer ialah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di
lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya.
Data primer di dapat dari sumber informan yaitu individu atau perseorangan seperti hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan
penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2002: 58). Data ini digunakan untuk
mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu dari bahan pustaka, literatur, penelitian
terdahulu, buku, dan lain sebagainya.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan tiga cara, yaitu
penelitian lapangan (Field Research) dan kepustakaan (Library Research). Penulis melakukan
pengumpulan data dengan teknik sebagai berikut :
1. Penelitian Lapangan
a. Kuesioner, merupakan teknik pengumpulan data yan dilakukan dengan cara memeberikan
sperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,2013:192).
c. Wawancara, Dalam metode ini peneliti dan responden secara langsung (tatap muka) untuk
memperoleh informasi secara lisan dengan mendapatkan data tujuan yang bisa
menjelaskan masalah penelitian ( Lexy J. Moleong, 1991:135)
Menurut Sugiyono (2016:147) yang dimaksud dengan analisis data adalah sebagai berikut:
“Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke
dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih nama yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.”
Analisis data dilakukan untuk mengolah data menjadi informasi, data akan menjadi mudah
dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan
penelitian. Data yang dianalisis merupakan data hasil pendekatan survei penelitian dari
penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan, kemudian dilakukan analisa untuk menarik
kesimpulan. Adapun urutan analisis yang dilakukan yaitu:
Dalam pemberian skor maka digunakan Skala Likert. Skala likert merupakan cara pengukuran
yang berhubungan dengan pertanyaan tentang sikap seseorang (responden) terhadap sesuatu.
Selanjutnya dalam prosedur skala likert ini adalah menentukan skor atas setiap pertanyaan
dalam kuisioner yang diberikan kepada responden. Jawaban dari responden dibagi dalam lima
kategori penilaian dimana masing – masing pertanyaan diberi skor satu sampai lima. Dalam
penelitian ini terdiri dari lima jawaban yang mengandung variasi nilai, antara lain :
Pertanyaan/Pernyataan Skor
SS (Sangat Setuju) 5
S (Setuju) 4
R (Ragu-ragu) 3
TS (Tidak Setuju) 2
1. Uji Validitas
Menurut Ghozali (2011), uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam kuesioner mampu mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang
tinggi jika tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan
akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Suatu tes menghasilkan data yang tidak
relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.
2. Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2011), uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas suatu
pengukuran menyatakan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (tanpa kesalahan) dan karena itu
menanggung konsistensi pengukuran di sepanjang waktu serta di berbagai poin pada instruen tersebut.
Pada penelitian ini pengukuran reliabilitas dibuktikan dengan menguji konsistensi dan stabilitas.
DAFTAR PUSTAKA
Rahman Hasibuan 2017. Pengaruh Kesehatan Dan Keselamatan Kerja, Pelatihan Dan Kerja Tim
Terhadap Kinerja Tenaga Medis Di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam.
Muhammad Nur dan Chania Dwi Oktafia. Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Bormindo Nusantara Duri.
Osha Silvia Anggraeini, 2014. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dan Disiplin Kerja
Terhadap Produktivitas Kerja Pada Karyawan Bagian ProduksiPT. Pura Barutama Unit Paper Mill
Kudus.
Bima Galang Kusuma dan I Made Muliatna (2020), yang berjudul “Pengaruh Pelaksanaan Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Produktifitas Kerja Mekanik Di Bengkel Honda Mitra Gresik.
Indra Novri Setiawan. Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan
Pada Departemen Jaringan Pt Pln ( Persero) Area Surabaya Utara
Demi tercapainya tujuan penelitian ini, maka penyusun mohon kesediaan dan kesadaran Bapak/ Ibu/
Saudara/i untuk mengisi angket atau daftar pernyataan yang telah disediakan berikut sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya, karena dalam hal ini jawaban Anda:
1. Dijamin kerahasiaannya,
2. Tidak ada kaitannya dengan karier Bapak/ Ibu/ Saudara/ i,
3. Semata-mata hanya untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
1. Petunjuk Pengisian
a. Kepada Yth. Bapak/ Ibu/ Saudara/ i untuk menjawab seluruh pernyataan yang ada dengan jujur dan
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
b. Berilah tanda (V) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai hati nurani Anda.
3 = Ragu (R)
4 = Setuju (S)
2. Identitas Responden
a. Usia : _______________________________________________
c. Pendidikan : _______________________________________________
e. Jabatan : _______________________________________________
Alternatif Jawaban
NO Pernyataan
STS TS R S SS
A. Tahap persiapan (komitmen dan
kebijakan)
1. Saya mendapatkan sosialisasi penyuluhan
akan pentingnya Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) dalam menyelesaikan pekerjaan.
2 Ditempat Kerja saya menetapkan tujuan K3
dengan jelas.
3 Adanya upaya meningkatkan SDM
profesional di bidang K3 pada setiap unit
kerja di lingkungan tempat kerja saya.
4. Organisasi dan penugasan di tempat kerja
jelas.
B Tahap Perencanaan
1. Tempat kerja saya menetapkan dan
melaksanakan K3 sesuai standar operasional
prosedur (SOP) sesuai dengan peraturan,
perundangan dan ketentuan.
C Penggunaan waktu