NOVIII
NOVIII
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis diberikan kelancaran untuk dapat
menyelesaikan proposal yang membahas tentang “Pengaruh Jenis Kemasan Botol
Kaca terhadap Selai Rumput Laut (Eucheuma Cottonii) dengan Penambahan
Larutan Jahe (Zinggiber Offcinale) Selama Penyimpanan Suhu Ruang”.
Penyusunan proposal ini untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Dalam menyusun proposal ini, tidak sedikit kesulitan yang penulis
alami, namun berkat dukungan dan semangat dari teman-teman, sehingga penulis
mampu menyelesaikan proposal ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Penulis sangat berharap proposal ini dapat berguna dalam menambah
wawasan serta pengetahuan para siswa untuk mengenal Pengaruh Jenis Kemasan
Botol Kaca terhadap Selai Rumput Laut (Eucheuma Cottonii) dengan
Penambahan Larutan Jahe (Zinggiber Offcinale) Selama Penyimpanan Suhu
Ruang. penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam proposal ini terdapat
banyak kekurangan. Untuk itu penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga proposal ini dapat bermanfaat
dan dipahami oleh pembacanya, serta pembaca mampu mengaplikasikannya
dalam persoalan. Amin.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
larutan jahe 60 ml secara umum disukai oleh konsumen yaitu pada rupa berjumlah
67 orang (83,75%) dengan ciri-ciri rupa kecoklatan, pada bau berjumlah 76 orang
(95%) dengan ciri-ciri bau jahe kuat terasa, pada tekstur berjumlah 41 orang
(51,25%) dengan ciri-ciri tekstur kental, dan pada rasa berjumlah 64 orang (80%)
dengan ciri-ciri rasa jahe kuat terasa. Sedangkan nilai proksimatnya (kadar air
34,04% dan kadar gula reduksi 56,47%).
Akan tetapi belum ada penelitian yang sesuai untuk melakukan penelitian
tentang kemasan, sehingga penulis tertarik melakukan penelitian lanjutan
pengaruh jenis kemasan botol kaca terhadap selai rumput laut (eucheuma cottonii)
dengan penambahan larutan jahe (Zinggiber offcinale) selama penyimpanan suhu
ruang.
4
(Eucheuma Cottonii) dengan penambahan larutan jahe (Zinggiber offcinale)
selama penyimpanan suhu ruang.
3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini akan menambah informasi dan
masukan guna penelitian lebih lanjut.
5
lingkungan (oksigen, uap air) dan gangguan binatang seperti serangga,
sehingga mutu keamanan produk tetap terjaga serta disimpan dalam kurun
waktu yang lebih lama.
2. Kemasan botol kaca adalah metode penyimpanan dan pengangkutan
cairan, biasanya minuman dan produk makanan lainnya, dalam botol kaca
yang titup dengan gabus. Botol kaca merupakan pilihan kemasan yang
populer karena tidak reaktif, kedap air, dan memberikan penghalang
terhadap cahaya dan udara sehinggadapat membantu mengawetkan isi di
dalamnya.
3. Selai rumput laut terbuat dari rumput laut dapat dimaksimalkan dengan
diversifikasi produk olahan rumput laut yang merupakan salah satu upaya
untuk meningkatkan daya guna dan nilai ekonomis dari rumput laut.
4. Ekstrak jahe dapat berperan sebagai pemberi flavor karena mengandung
senyawa aktif antara lain zingiberen, zingiberol, dan shogaol, yang
menghasilkan rasa pedas dan memberikan efek menyegarkan jika
ditambahkan kedalam makanan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis
2.2 Pengertian kemasan kaca
Kaca adalah salah satu bahan kemasan tertua yang telah digunakan sejak
beberapa tahun. Kaca tidak mudah keropos dan kimia inert. Kemasan kaca
dimaksudkan untuk menjaga isinya dari oksigen dan kelembaban, sehingga
produk selalu dalam kondisi baik.
Botol kaca jenis ini biasanya diguakan untuk produk padatan. Diameter
kemasan gelas dibuat lebih kurang sama antara atas dan bawahnya dengan tujuan
agar memudahkan dalam pengambilan produk di dalam kemasan. Contoh
penggunannya adalah untuk pelembab, selai, mentega, dsb.
Menurut Winarno dan Betty (1997), bahwa kerusakan bahan pangan dapat
disebabkan oleh dua hal yaitu kerusakan oleh sifat alamiah dari produk yang
berlangsung secara spontan dan kerusakan karena pengaruh lingkungan. Oleh
karena itu diperlukan kemasan yang membatasi bahan pangan dengan suhu luar
untuk mencegah atau menunda proses kerusakan bahan dan mempunyai daya
tahan lebih lama untuk dikonsumsi.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menanggulangi kerusakan mutu
akibat penyimpanan yang terlalu lama. Salah satunya adalah penggunaan berbagai
jenis kemasan. Kemasan yang digunakan harus mampu melindungi produk dari
cemaran lingkungan yang tidak hanya menyebabkan produk menjadi rusak juga
mempercepat penurunan mutu produk tersebut (Ridwansyah, 2003).
Pengemasan sangat berperan penting dalam pengembangan suatu produk.
Kemasan juga akan menambah nilai ekonomis dari suatu produk. Selain itu
7
kemasan juga berfungsi untuk melindungi produk dari kerusakan fisik maupun
kimia dan menambah masa simpan dari produk tersebut (Putri dkk, 2012).
8
Larutan jahe dapat dimanfaatkan sebagai bahan alami yang dapat
menambah cita rasa pada selai rumput laut serta dapat mengurangi rasa khas
rumput laut. Penggunaan larutan jahe sebagai bahan tambahan pada pembuatan
selai rumput laut merupakan salah satu bentuk fortifikasi Page 2 produk.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode experimen yaitu dengan
melakukan pembuatan selai rumput laut yang dikemas dengan kemasan berbeda
selama penyimpanan pada suhu kamar. Rancangan percobaan yang di gunakan
pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktorial yang
terdiri dari Tiga taraf perlakuan yaitu (K0) tanpa kemasan, (K1) kemasan botol
kaca, (K2) kemasan botol plastik sedangkan lama penyimpanan sebagai kelompok
atau ulangan yang terdiri dari 0, 10, 20, 30 hari Jumlah satuan percobaan adalah
12 unit percobaan.
Formulasi (komposisi) yang terbaik bahan dalam pembuatan selai rumput
laut dengan penambahan larutan jahe sebanyak 60 ml, gula 250 g, rumput laut 250
g, air 700 ml, asam sitrat 0,3 g, merupakan formulasi terbaik dari penelitian
Ernawati 2012.
Berdasarkan hasil penilaian konsumen terhadap rupa pada selai rumput
laut dengan kemasan botol kaca selama peyimpanan suhu ruang terjadi penurunan
mutu, pada selai rumput laut. Penggunaan kemasan botol kaca mampu
mempertahankan mutu selai rumput laut selama peyimpanan 30 hari, hal ini
disebabkan kemasan botol kaca mampu melindungi produk dari terkontaminasi
mikroorganisme dan oksidasi pada produk selai rumput laut selama penyimpanan
suhu ruang.
Berdasarkan nilai rata-rata K1 memiliki nilai tertinggi, karena kemasan
botol kaca memiliki densitas lebih rendah dan permeabilitas uap air dan gas lebih
rendah dibandingkan botol plastik (PET). Pada penyimpanan 20 dan 30 hari
terjadi penurunan nilai rupa hal ini dikarenakan selama penyimpanan terjadi
kerusakan protein yang sebabkan oleh degradasi dan denaturasi oleh mikroba.
Protein dipecah menjadi senyawa yang lebih sederhana untuk digunakan oleh
mikroorganisme sebagai bahan makanan. Peningkatan jumlah total mikroba
menyebabkan degradasi protein menjadi komponen-komponen sederhana semakin
besar. Poernomo (1984) perubahan rupa atau warna disebabkan oleh rusaknya
protein mioglobin yang akan membebaskan pigmen hemin, sehingga hemin
berubah menjadi warna coklat karena teroksidasi. Rupa mempunyai peranan
10
penting untuk suatu produk makanan dan merupakan keadaan keseluruhan dari
selai rumput laut dengan kemasan berbeda selama peyimpanan suhu ruang,
menjadi kesan pertama yang dinilai para konsumen saat menilai produk selai
tersebut. rupa juga memberikan petunjuk mengenai perubahan kimia dalam
makanan (Deman 1997).
Berdasarkan hasil analisis variansi dapat dijelaskan bahwa selai rumput
laut dengan kemasan berbeda, berpengaruh nyata terhadap nilai rasa. Hal ini
disebabkan karena penambahan jahe selama penyimpanan pada suhu ruang juga
dapat mempengaruhi rasa, karena jahe, dan penyimpanan suhu ruang mengandung
komponen utama berupa sinnamaldehid yang merupakan komponen minor flavor
sehingga bila dicampurkan dalam bahan makanan akan mempengaruhi rasa dari
makanan tersebut (Ho et al., 1992)
Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian berlangsung bahwa nilai
kadar air selama penyimpanan suhu ruang terjadi peningkatan, dimana nilai kadar
air tertinggi terdapat pada kemasan botol plastik k2 30,75 kemasan botol kaca k1
29,08 tanpa kemasan k0 29, 65 dimana kemasan botol plastik gampang
mengalami penguraian air karena suhu ruang sehingga nilai kadar air pada
kemasan botol plastik lebih tinggi dari pada kemasan botol kaca dan tanpa
kemasan menurut (Pontastico, 1988). Kenaikan nilai kadar air disebabkan oleh
meningkatnya laju respirasi dan pembentukan air bebas pada bahan oleh mikroba
selamapenyimpanan suhu ruang.
Berdasarkan hasil penilaian konsumen, bahwa nilai rasa selai rumput laut
selama penyimpanan suhu ruang terjadi penurunan. Penggunaan kemasan botol
kaca K1 dan botol plastik K2 mampu mempertahankan mutu selai rumput laut
selama penyimpanan 30 hari, hal ini disebabkan kemasan botol kaca dan botol
plastik, mampu melindungi produk dari kontaminasi mikroorganisme dan
oksidasi.
11
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh jenis kemasan berbeda terhadap
selai rumput laut dengan penambahan larutan jahe selama penyimpanan suhu
ruang dapat disimpulkan bahwa selai rumput laut mengalami penurunan mutu
secara organo leptik (rupa, rasa ,bau dan tekstur), kadar air, gula reduksi serat
kasar dan total koloni bacteri. Selai rumput laut yang disimpan pada suhu ruang
dengan menggunakan kemasan botol kaca memiliki daya simpan selama 0-30
hari, Selai rumput laut selama penyimpanan suhu ruang perlakuan yang terbaik
adalah K1 menggunakan botol kaca selama penyimpanan 30 hari, dilihat dari nilai
organoleptik rupa, rasa, tekstur dan bau. Analisis kimia yaitu kadar air, gula, serat
kasar dan total koloni bakteri (TPC) menunjukkan bahwa kemasan botol kaca
(K1) lebih baik dibandingkan dengan (K2) dan (K0). Penggunaan botol kaca lebih
baik karena botol kaca permeabilitas uap air dan gas lebih rendah serta mampu
melindungi bahan makanan dari kontaminasi.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk menggunakan kemasan
botol kaca yang merupakan perlakuan terbaik. Untuk penelitian lanjutan dapat
disarankan untuk menggunakan gula pasir, larutan jahe, dan membuat
penambahan seperti zat pewarna yang dapat membuat daya tarik pada selai
rumput laut dan penyimpanan pada suhu ruang yang menggunakan waktu lebih
lama.
3.3 Jadwal Pelaksanaan
Pelaksanaan Penelitian ini dijadwalkan sebagai berikut:
No. Nama Kegiatan Bulan
1 Persiapan: penyusunan proposal, penyusunan Januari
instrumen, dan studi dokumentasi
2 Seminar proposal/desain penelitian Januari
3 Pelaksanaan penelitian Januari
4 Analisis data Februari
5 Penyusunan laporan Februari
6 Seminar hasil penelitian, penyerahan laporan Februari
12
3.4 Rencana Anggaran
No. Uraian Kegiatan Volume Kegiatan Jumlah Biaya
dan Satuan Biaya
1 Persiapan:
a. Penyusunan proposal 1xRp100.000,00 Rp100.000,00
b. Penyusunan instrumen penelitian 1xRp 50.000,00 Rp 50.000,00
c. Koordinasi dengan redaksi
mading 1xRp50.000,00 Rp50.000,00
2 Kegiatan operasional:
a. Pembacaan artikel mading 15 artikel x@
Rp1000 Rp15.000,00
b. Analisis data 1xRp100.000,00 Rp100.000,00
3 Bahan dan alat:
a. Kertas kuarto 1 rim x
Rp60.000,00 Rp60.000,00
b. Tinta printer 1 buah x
Rp75.000,00 Rp75.000,00
4 Penyusunan laporan 1 x Rp50.000,00 Rp50.000,00
5 Seminar hasil penelitian 1 x Rp75.000,00 Rp75.000,00
6 Penggandaan laporan 5 eks x
@Rp2.000,00 Rp10.000,00
7 Jumlah keseluruhan Rp585.000,00
13
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, S., Kurnia, B., dan Istiqomah, 2001. Kandungan dan Kegunaan Rumput
Laut, dalam Teknologi Budidaya Rumput Laut. Departemen Kelautan dan
Perikanan. Ditjen Perikanan Budidaya. Balai Budidaya Laut. Lampung. Hal.
9-12.
Anggadiredja, S., Irawati dan Kusmiyati, 2006. Potensi dan Manfaat Rumput Laut
Indonesia dalam Bidang Farmasi. Institut Pertanian Bogor.
file:///C:/Users/User/Downloads/11601-32904-1-PB.pdf
file:///C:/Users/User/Downloads/29625-57323-1-SM.pdf
http://eprints.unm.ac.id/31003/1/41%20Pengaruh%20Jenis%20Kemasan
%20dan%20Lama%20Penyimpanan%20Terhadap%20Kualitas%20Minuman
%20Khas%20Sinjai%20%28Ires%29.%2013107-36666-1-PB.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/168446/1/168446-Alifka%20Ayu
%20Ratri-2.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/189172-ID-none.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/201731-none.pdf
https://repository.its.ac.id/77025/1/2113039006-Non_Degree.pdf
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
14