Reformasi Kesehatan Diawal 2000
Reformasi Kesehatan Diawal 2000
PROSES LUARAN
MASUKAN
Pelanggan Yan medik Pasien sembuh/
(sehat & sakit) UGD, ICU, cacat/ mati
Dokter Ranap, Rajal Sistem rujukan HASIL AKHIR
Perawat Kamar operasi Rs pendidikan: Pasien puas/
Karyawan lain Laboratorium Lulusan. Tidak
Sarana Administrasi Upaya preventif RS maju/ tidak
Peralatan dll
promotif
PEMILIK
RUMAH
PEMASOK SAKIT PELANGGAN
2. PANDANGAN MANAJERIAL PERUSAHAAN:
❖ Ada pemisahan fungsi & paran ant.pemilik, manajer & karyawan RS.
❖ RS (Pem) swadana merup perubh dari pandangan produksi menuju
pandangan manajerial perusahaan. Di USA, pand. Manajerial perush
diterapkan pada dekade 60-70 an.
❖ RS swadana → otonomi lebih banyak utk kelola RT RS.
❖ Wewenagn Dewan Penyantun RS → menambah/mengurangi
pelayanan ttt, anggaran operasional & investasi, hak staf medis,
perenc.strategis RS, pengangkatan direktur/CEO, evaluasi kinerja
manajer RS.
❖ SK Menkes 983/1993 ttg Pedoman Organisasi RSU → Dewan
Penyantun RSU swadana ad kelompok penasehat/pengarah (unsur
pemilik RSU, Pem & tokoh masy) → Mengarahkan direktur RS – misi
RS, masa kerja 3 thn 7 ditetapkan oleh pemilik RS.
❖ SK Menkes 157/1999 → direktur RSU tidak harus seorang dokter,
profesionalisme , pemisahan fungsi manajer & karyawan
❖ Semua RSU vertikal → unit swadana pusat.
❖ UU no.20/1997 ttg PNBP – berlaku utk jenis2 pungutan pem. Pusat →
kemunduran konsep RSU swadana→ RS vertikal wajib setor pendapatannya ke
kas negara. Hal ini juga berlaku bagi RSUD krn UU no.18/1997 ttg Retribusi
Daerah.
- RSUD di daerah “minus” → sumber PAD 930%-45%).
- RSUD hrs mengajukan permohonan biaya kpd Pemda →
berdampak pd pelayanan, shg “pelayanan prima”
(SK.Menkowasbang/PAN no.145/1999) sulit dilaksanakan.
❖ Banyak peraturan kontraproduktif utk wujudkan pandangan manajerial
perusahaan menj. Pand.produksi perusahaan.
❖ Orientasi pandangan ini → hasil/keuntungan sebesar2nya, dengan manajemen yg
profesional & kebebasan kelola RT.
PANDANGAN MANAJERIAL PERUSAHAAN
TERHADAP RUMAH SAKIT
PEMILIK
DEWAN
PENYANTUN
MANAJEMEN
PEMASOK PELANGGAN
RUMAH SAKIT
KARYAWAN
3.PANDANGAN PIHAK BERKEPENTINGAN (STAKEHOLDERS):
❖ Dekade 80-90an perubahan lingkungan sgt cepat.
❖ Stakeholders merup mitra RS (partnership).
❖ Pandangan ini menuntut manajer RS utk visioner, antisipatif &
proaktif.
❖ Pemikiran & penerapan “RS proaktif” al. lewat penerapan manajemen
strategis RS.
❖ Orientasi tidaks ekedar hasil/keuntungan yang besar ttp juga
kelangsungan hidup RS dimasa depan.
❖ Di Indonesia → pandangan ini masih bersifat wacana, belum
diterapkan sec. sistematis.
PEMERINTAH
ORMAS
PENDUKUNG
LOKAL
KONSUMEN
RUMAH SAKIT
ORGANS
PEMASOK PROFESI
MEDIA
MASSA PENYOKONG
KARYAWAN LINGK SEHAT
❖ RS ad. Tipe organisasi matriks → SBU (Strategic Bussiness Unit) yg
ada dlm RS modern sulit dikemb dlm RS pem sat ini → Instalasi RS
sbg penghasil pelayanan ad jabatan fungsional, seharusnya manajer
SBU/ jabatan struktural.
❖ RSU tipe C dan D → miskin struktur dan fungsi” → tdk punya Wadir
→ organs.matriks butuh min. seorang Wakil Direktur.
❖ Kinerja RSU pemerintah 10 thn terakhir sbb:
- BOR RSU tipe A → 75% menj.59,5%
- BOR RSU tipe C → 58% menj.53,3%.
- BOR rendah pd klas VIP & I → subsidi utk pasien mampu.
- Jml TT RSU pem meningkat, ttp jml.RS & TT RS swasta naik.
- Jlm TT RSU pem utk pasien miskin → 67,2% (1993) → 59,8%
(1997).
- Rujukan RS → 22,8% rujukan dr bawah.
RS tipe A & B terima 85,7% dan 86% rujukan Puskesmas,
rujukan dr RS lain hanya 2,3% dan 11,3%.
RSU tipe A & B sbg “top refferal” belum berfungsi.
❖ Kesenjangan needs & demand → contoh : AMP RS → dari 10% - 25% kehamilan
resti & komplikasi obstetrik oleh nakes hanya 2% - 7% yg dirujuk sampai RS
Kab/kota.
❖ Penyebaran RS, dokter, dokter spesialis, dokter gisi & sarjana kes lain terpusat di
P.Jawa & Bali.
❖ Propinsi dgn GNP/kap yg tinggi → memiliki jml TT RS pem lebih banyak.
❖ RS swadana → Cost Recovery utk RSU Kab/Kota lebih bagus drpd RSU vertikal
( 83% dibandingkan 48% di thn 1997/98).
❖ Perlu telaah lebih dalam utk menjadikan RSU vertikal sbg Perusahaan Jawatan
(Perjan) dan berbagai produk hukum yg kontraproduktif.
* Secara etis → layakkah Depkes mtetap memiliki & mengelola RS sendiri tanpa
kriteria yg bisa dipertanggungjawabkan akuntabilitasnya dlm penggunaan sumber
daya milik rakyat di 30 propinsi?.
5 (LIMA) PONDASI REFORMASI:
1. Law enforcement.
2. Predictability of government policy.
3. Tranparancy of political process.
4. Accountablity of the elite.
5. Rationality of the mass.
Bisakah Reformasi (kesehatan) berhasil?.
1. Political will.
2. Civil Society.
3. Courage & streght to accept change.
4. Sense of crisis.
5. Hati nurani.