Anda di halaman 1dari 2

Karakteristik Geotermal

Energi panas bumi dimanfaatkan untuk


mengurangi ketergantungan energi berupa
minyak yang sudah ada pada awal abad 19.
Pemanfaatan berupa energy panas yang
tersimpan dalam batuan di bawah permukaan
bumi dan fluida yang terkandung didalamnya,
energi yang dihasilkan berupa listrik.
Potensi panas bumi mempunyai beberapa karakteristik. Pada umumnya potensi panas
bumi terdapat pada daerah vulkanik, merupakan interaksi tumbukan lempeng yang
menghasilkan zona subduksi dan menyebabkan proses magmatisasi. Karena perbedaan
kedalaman jenis magma berbeda. Magma akan bersifat lebih basa dan cair dengan
kandungan gas magmatik lebih tinggi jika berada pada kedalaman lebih besar. Contohnya
pada pulau jawa mempunyai reservoir panas bumi lebih dalam dan menempati batuan
vulkanik.
Karakteristik lain yang mencirikan
adanya sumber panas bumi yaitu manifestasi
panas bumi dipermukaan. Adanya manifestasi
penting untuk indicator penentuan suhu
reservoir panas bumi. Manifestasi yang dapat
menjadi indikasi adanya panas bumi adalah
mata air panas, sinter silica, travertine, kawah dan endapan geothermal dan sebagainya.
Penggunaan lahan geothermal relative minim. Seperti gambar dibawah ini:
Dari gambar tersebut terlihat bahwa untuk pemanfaatan energy panas bumi, tidak
membutuhkan area yang luas, berbeda dengan
energy minyak dan gas yang memerlukan
cakupan area yang luas. Dikarenakan
pembangkit listrik yang dibangun hanya
membutuhkan area yang tidak begitu luas
untuk PLTP pusat itu sendiri, sumur produksi
tempat uap air panas diambil, sumur reinjeksi
dan pipa-pipa penghantar.
Energi Panas Bumi juga dikatakan
sebagai energi yang dapat terbaharukan, atau
dapat dikatakan energi yang tidak akan habis,
sehingga sangat prospek untuk dijadikan
alternatif energi nasional. Hal tersebut dapat
dijelaskan dengan meninjau sistem dari reservoir
panas bumi itu sendiri, yang membentuk suatu
siklus, sehingga energi tersebut akan selalu tersedia selama pengelolaan yang baik dan tepat.
Sistem reservoir tersebut salah satunya adalah sistem Hidrotermal. Pada gambar tersebut bisa
kita lihat bahwa proses pembentukan reservoir akan terjadi terus menerus selama ada hujan
sebagai sumber recharge.
Selain itu, energi panas bumi bersifat bersih dan ramah lingkungan (clean energy),
dari data dibawah ini terlihat bahwa geothermal memiliki emisi CO2 yang paling sedikit
dibandingkan SDA lainnya dimana batubara memiliki nilai terbesar yaitu sejumlah 32,7%,
bahan bakar minyak 20,6%, dan gas alam 32,7%. Dari data tersebut terlihat energy panas
bumi sangat ramah lingkungan dan bisa menjadi manivestasi yang bagus untuk kedepannya.

Referensi :
Gehringer, Magnus and Victor Loksha. 2012. “Geothermal Handbook : Planning and
Financing Power Generation”. Washington : ESMAP.
Saptadji, Nenny M. 2009. “Karakterisasi Reservoir Panas Bumi”. Training Advance
Geothermal Reservoir Engineering
Saptadji, Nenny M. 2015. “Geothermal System”. Training Pengendalian Operasi Sistem
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Saptadji, Nenny M. “Sekilas Tentang Panas Bumi (Geothermal Energy)”
US Forest Service Department of Agriculture. 2009. “Geology & Geothermal Resources”.
National System of Public Lands

Anggota Tim : TIM 7-Karakteristik Geothermal


3712100017 Muhammad Afif Afianto
3713100013 Mella Surya Asmara
3713100014 Anggi Arwin Pratama
3713100019 Ahmad Qomaruddin Arsyadi

Anda mungkin juga menyukai