Bab Ii Tinjauan Pustaka A. Telur 1. Klasifikasi Telur Ayam Ras
Bab Ii Tinjauan Pustaka A. Telur 1. Klasifikasi Telur Ayam Ras
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telur
Telur ayam ras adalah salah satu sumber pangan protein hewani yang
protein hewani. Hal ini karena telur ayam ras relatif murah dan mudah
(Rachmawan, 2001).
Telur terdiri dari enam bagian yang penting yaitu kerabang telur
kuning telur (yolk), tali kuning telur (chalazae), dan sel benih (germinal
yaitu kulit telur, putih telur (albumin) dan kuning telur. Warna kerabang
(kulit telur) dibedakan menjadi dua yaitu warna putih dan warna coklat.
Berat telur ayam ras dikelompokkan atas 4 yaitu ekstra besar (>60 g), besar
(56-60 g), sedang (51-55 g), kecil (46-50 g), dan ekstra kecil (<46 g).
mengandung zat-zat gizi yang cukup untuk mengembangkan sel yang telah
5
6
dibuahi menjadi seekor anak ayam. Ketiga komponen pokok telur adalah
kulit telur (Sheel), putih telur (Albumen), dan kuning teklur (yolk). Secara
Putih telur terdiri atas empat lapisan yaitu lapisan putih telur bagian
luar (20%) terdiri dari cairan kental, lapisan tipis bagian dalam (30%)
merupakan lapisan yang lebih encer,d lapisan tebal putih telur (50%).
anyaman tali dan membatasi antara putih telur dan kuning telur berfungsi
untuk menahan kuning telur agar tetap pada tempatnya. Putih telur bersifat
lebih alkalis dengan pH sekitar 7,6. Komponen utama dari putih telur adalah
protein, sedangkan lemak terdapat dalam jumlah kecil. Protein putih telur
glubolin. Senyama anti mikroba yang terdapat pada telur adalah lizozime,
7
berwarna jingga atau kuning. Pigmen pemberi warna kuning terdiri dari
selaput tipis, kuat dan elastis yaitu “ membran vitelin” dengan ketebalan
sekitar 24 mikron, terbuat dari protein musin dan keratin. Disamping itu
kuning telur tersusun dari lapisan putih dan kuning, biasanya berjumlah 6
2012)
Pada bagian pusat kuning telur terdapat bagian yang berwarna putih
yang disebut letebra dengan diameter sekitar 6 mm dan jumlahnya 0.6 % dari
seluruh kuning telur. pH kuning telur sekitar 6.0, lebih asam dibandingkan
putih telur. Pada putih telur yang diteteskan , kita dapat melihat dengan jelas
Telur yang sudah lama disimpan akan mempunyai bentuk dan posisi
dengan pori-pori kerabang yang berguna untuk pertukaran gas dari dalam
Ada empat bagian yang membentuk kerabang telur, yaitu (a) kutikula,
lapisan tipis sekali (3--10 mikron) dan tidak mempunyai pori-pori, tetapi
layer) terdiri dari protein serabut yang berbentuk anyaman dan lapisan kapur
layer), sangat tipis, tebalnya 1/3 lapisan seluruh kerabang telur; dan (d)
(Suprijatna, 2005).
Telur memiliki dua selaput pelindung diantara kulit telur dan putihtelur.
Semakin telur bertambah tua, kehilangan uap basah (moisture), & menyusut
maka rongga udara akan semakin membesar yang mengakibatkan telur yang
2005)
9
e. Khalaza (Chalazae)
agar tetap ditengah – tengah telur. Khalaza (3% dari total putih telur )
berbentuk spiral yang menghubungkan antara kuning telur dan keraang tipis
komponen utama yang terdiri atas air, protein , karbohidrat, vitamin, dan
Telur ayam ras merupakan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi,
seperti vitamin, lemak, karbohidrat, asam amino, air dan kalori yang cukup
tinggi. Disamping bernilai gizi tinggi, telur juga mempunyai sifat yang
mempengaruhi selera konsumen. Mutu dan kualitas telur ayam ras ditentukan
induknya, yaitu faktor lingkungan (suhu), umur telur dan faktor-faktor lain
konsumen tentang telur. Aspek tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu
kerabang telur, bentuk dan tekstur, keutuhan dan kebersihan. Kualitas interior
lingkungan tempat telur berada dan sifat fisikoimia telur yang bersangkutan.
menjadi semakin besar yang mempengaruhi berbagai peristiwa. Air, gas dan
(Yunita, 2005).
Yunita (2005) menyatakan bahwa tidak semua telur ayam ras yang
dan umur ayam. Faktor lain yang mempengaruhi kualitas telur ayam ras
kimia dan hilangnya kadar air pada telur. Pendinginan tidak dapat
memperbaiki mutu telur ayam ras, tetapi hanya dapat mengawetkan mutu asli
dari telur tersebut untuk jangka waktu tertentu. Jika penyimpanan dilakukan
membuat bobot telur menyusut, dan putih telur menjadi lebih encer. Telur
perubahan – perubahan, antara lain isi teluryang semula terbagi 2 (kuning &
putih) dan kental berubah menjadi cair &tercampur, timbul bau busuk, bila
diguncang berbunyi, timbul keretakan atau pecah pada kulit luarnya dan bila
kualitas pada telur, antara lain dibiarkan atau disimpan di udara terbuka
melebihi batas waktu kesegaran (lebih dari 3minggu), pernah jatuh atau
12
unggas), pernah dierami namun tidak sampai menetas dan terendam cairan
mempunyai ciri – ciri berat telur berkurang, specific gravity berkurang &
dari ciri – ciri dari masing – masing bagian telur yang mengalami penurunan
kualitas yaitu ruang udara (air cell) bertambah lebar, perubahan kuning
telur,putih telur, & kulit telur. Kuning telur akan mengalami penurunan
volume, kadar fosfor berkurang, kadar ammoniac bertambah, & letak kuning
telur bergeser. Pada putih telur, kadar air akan berkurang karena mengalami
dalam telur dan kulit telur biasanya timbul titik – titik dan warnanya
dilihat dari bagian telur disebelah dalam. Beberapa faktor yang menentukan
mutu isi telur di antaranya kondisi ruang udara, kuning telur dan putih telur.
13
1. Kuning Telur
disebutmembran vitelin. Telur yang segar memiliki kuning telur yang tidak
cacat,bersih dan tidak terdapat pembuluh darah. Selain itu, di dalam kuning
telurtidak terdapat bercak daging atau bercak darah kuning telur yang
memilikimutu baik adalah bersih dan tidak ada bercak atau noda darah
adalah kuning telur berbentuk bulat, bentuk posisi kuning telur kategori
mutu II adalah kuning telur agak gepeng dan bentuk posisi kuning telur
mutu III adalah kuning telur gepeng, agak melebar dan terkadang bias
pecah.
2. Putih Telur
Putih telur terdapat antara selaput telur dengan kuning telur putih telur
terdiri dari putih telur encer dan putih telur kental. Fungsi putih telur
adalah sebagai tempat utama menyimpan makanan dan air dalam telur
terdiri dari 4 lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, lapisan dalam dan
lapisan membran kalazifera . Putih telur dari telur yang segar adalah tebal
dan diikat kuat oleh kalaza. ( Riyanto, 2001). Telur mutu I, mempunyai
putih telur yang bebas dari titik daging atau titik darah (SNI 01-3926-
2006).
14
dengan diameter putih telur kental. Pada telur yang masih baru nilai ini
dengan diameter kuning telur. Nilai indeks kuning telur normal adalah
lama telur disimpan, nilai indeks kuning telur makin kecil akibat migrasi
6. pH Telur
Telur ayam ras yang baru ditelurkan pHnya sekitar 7,8 tetapi selama
penyimpanan dapat meningkat menjadi 9,5 atau lebih pada telur kualitas
rendah (Kurtini et al., 2011). pH telur yang baru ditelurkan berkisar 7,60-
ras semakin meningkat dari pH segar 8,12 menjadi 9,26 setelah 7 hari
masa simpan dan 9,43 setelah 14 hari masa simpan (Jazil, 2013).
dan karbonat dipengaruhi CO2. Banyaknya CO2 yang hilang melalui pori-
Yang dimaksud sifat fungsional telur adalah sifat-sifat selain sifat gizinya
Buih dapat didefiniskan sebagai dua fase yang terdiri atas fase gas
dalam fase cair. Sifat ini disebut juga sifat mengaerasi, leavening power
atau sifat “ whipping” dari telur.Busa merupakan dispersi koloid dari fase
gas yang terdispersi dalam fase cair, sedangkan daya buih merupakan
ukuran kemampuan putih telur untuk membentuk buih jika dikocok dan
Commision, 2005).
nilai telur sebagai pangan misalnya mayones dan kue. Telur yang baik
mempunyai daya buih sebesar 6 -8 kali dari volume awal putih telur.
terbuka sehingga rantai protein menjadi panjang. Protein ini akan saling
putih kabur. Busa dapat dibentuk oleh putih dan kuning telur. Namun
Denaturasi
(Perentangan rantai polipeptida)
Absorpsi
Koagulasi
( gaya interaksi polipeptida naik dan menyebabkan agresi,
Sehingga melemahkan lapisan yeng terbentuk)
tetapi juga oleh pH yang ekstrim. Fraksi protein telur seperti, conalbumin,
buih ini juga membedakan antara telur ayam dan telur itik. Telur itik
buih dengan baik. Berbeda dengan telur ayam yang mempunyai globulin
buih putih telur untuk bertahan kokoh atau tidak mencair selama waktu
tertentu. Struktur buih yang stabil umumnya dihasilkan dari putih telur yang
diperoleh dari putih telur dengan elastisitas yang rendah. Elastisitas akan
hilang jika putih telur banyak dikocok atau diregangkan seluas mungkin.
kekokohan struktur kue yang dihasilkan. Volume dan kestabilan buih yang
bagus diperlukan agar kue yang dihasilkan mempunyai struktur dan tekstur
yang bagus. Buih yang kurang stabil tidak dapat mendukung pengembangan
bertahan kokoh dan tidak mencair selama waktu tertentu. Kestabilan buih
dicirikan oleh banyak tirisan buih selama waktu tertentu dan dinyatakan
kestabilan buih yang rendah, sebaliknya tirisan buih yang sedikit mencirikan
putih telur yang menyelubunginya meregang. Dalam hal ini, buih yang tidak
(Haryono, 2010).
Faktor yang mempengaruhi volume dan stabilitas buih dari telur adalah
umur telur (lamanya telur disimpan), suhu telur, ph, lama pengocokan, dan
selama 30 menit juga tidak mempengaruhi volume dan stabilitas buih yang
gelembung buih. Pengocokan yang dilakukan lebih dari 6 menit tidak akan
udara. Ovalbumin dapat membentuk udara paling baik pada ph 3,7 sampai
4,0 sedangkan protein lain yang dapat membentuk busa paling baik pada ph
6,5 – 9,5. Pengocokan telur pada suhu ruang (28-30 0C) lebih mudah
menghasilkan busa dari pada yang dihasilkan pada suhu rendah. (Yuanta,
2010)
Bahan pangan seperti telur ayam ras mempunyai sifat mudah rusak.
2010).
CO2 dari dalam isi telur, dan mencegah masuknya mikroba ke dalam telur
selama penyimpanan. Telur ayam ras akan tetap dalam keadaan segar
sampai berumur 7 hari dengan penyimpanan yang baik. Lama dan suhu
telur ayam ras konsumsi pada suhu ruang dengan kelembaban 80-90% dapat
tidak boleh < 60% atau > 80% (Badan Standarisasi Nasional, 2008).
Penurunan berat telur ayam ras merupakan salah satu perubahan yang
albumen, dan sebagian kecil penguapan gas-gas seperti CO2, NH3, N2, dan
sedikit H2S akibat degradasi komponen protein telur (Kurtini et al., 2014).
telur terjadi karena penguraian senyawa NaHCO3 menjadi NaOH dan CO2.
NaOH yang dibentuk akan diurai menjadi Na+ dan OH- sedangkan CO2
yang lebih lama. Pada saat penyimpanan, hal yang perlu diperhatikan
unit operasi dimana suhu bahan pangan dibuat menjadi -10 C sampai 80
Suhu rendah diatas suhu pembekuan dan dibawah 150 C efektif dalam
mutu telur, tetapi hanya dapat mengawetkan mutu asli dari bahan
Hal ini disebabkan oleh penguapan air (H2O) dan karbondioksida (CO2)
2. Refrigerator
refrigeran yang mampu berubah dari fase cair ke fase uap (gas)
(Muchtadi, 2010).
tidak dibuka terlalu lama, karena uap air bebas didalam lemari es