Anda di halaman 1dari 14

BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) (PERJAN), Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan

PENDAHULUAN Persero (PERSERO).


Landasan Konstitusional
UUD 1945 mengakui 3 unsur pelaku ekonomi dalam sistem PP No. 3 tahun 1983 memberikan kewenangan yang besar
ekonomi nasional Indonesia, yakni : dalam mengelola BUMN dan membatasi kewenangan
1. Koperasi manajemen yang mengelola BUMN. Kewenangan ini
2. Negara dijalankan oleh Departemen Keuangan sebagai pemegang
3. Swasta saham dan departemen teknis sebagai kuasa/ wakil pemegang
saham.
Usaha yang dilakukan oleh negara dijalankan dalam bentuk
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan tujuan untuk Berbagai penelitian empiris menjelaskan bahwa kontrol
kemandirian manajemen usaha serta perwujutan dari konsep pemerintah yang terlalu besar yang diberikan oleh PP No. 3
pembatasan tanggungjawab negara terhadap pihak ketiga. Tahun 1983 membawa dampak negatif pada kinerja BUMN.
Campur tangan yang terlalu besar dari kedua departemen
Melalui BUMN, maka modal yang disetor oleh negara menyulitkan pihak manajemen. Timbul suatu gejala dimana
merupakan kekayaan yang sudah dipisahkan, dengan direksi dan para petinggi BUMN mengelola BUMN kurang
demikian pengelolaannya tidak terikat dengan sistem profesional, karena lebih dominan untuk memenuhi
anggaran negara akan tetapi dikelola secara mandiri kepentingan pemerintah dari pada kepentingan BUMN
berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan. sebagai badan usaha yang mandiri. Dengan kata lain
profesionalisme dan kemandirian BUMN sebagai suatu
BUMN juga menjadikan tanggungjawab negara terbatas lembaga bisnis menjadi hilang.
sebesar modal yang dimiliki oleh negara pada badan usaha
yang bersangkutan. Sehingga bila terjadi kerugian pada pihak Pengelola BUMN banyak mengeluhkan soal birokrasi
ketiga, BUMN sebagai badan hukum mandiri memiliki pemerintah yang dominan dalam pengambilan keputusan
tanggungjawab sendiri, negara sebagai pemilik modal hanya dalam tubuh BUMN. Keputusan menjadi sulit diambil oleh
memiliki tanggungjawab terbatas pada modal yang pengelola BUMN dalam waktu yang cepat, karena harus
dimilikinya pada BUMN yang bersangkutan. terlebih dahulu mendapatkan ijin dari pemiik/ pemegang
saham. Tak jarang pula terjadi antara pemegang saham
Pasal 33 UUD 1945 kemudian memberikan landasan (Departemen Keuangan) dengan kuasa pemegang saham
operasional bagi BUMN, khususnya untuk melaksanakan (Departemen teknis) memiliki cara pandang yang berbeda
sektor usaha yang penting bagi negara dan yang menguasai sehingga pengambilan keputusan tidak saja memerlukan
hidup orang banyak dengan tujuan utama untuk meningkatkan waktu yang lama tetapi juga sangat membingungkan.
setinggi-tingginya kesejahteraan rakyat. Fungsi ini dijalankan
melalui usaha penyediaan jasa/ barang yang berkualitas yang Usaha Menciptakan Kemandirian dan Profesionalisme
dibutuhkan masyarakat dengan harga yang terjangkau BUMN

Oleh karena itu peran utama BUMN pada dasarnya adalah Setidaknya ada dua faktor yang mendorong upaya
sebagai agen pembangunan dengan fungsinya sebagai menciptakan kemandirian dan profesionalisme BUMN
perusahaan pelopor untuk sektor-sektor usaha yang belum 1. Faktor internal
diminati oleh sektor swasta karena membutuhkan investasi Kurang optimalnya kinerja BUMN karena terlalu
yang besar. Kehadiran BUMN diharapkan akan menumbuh besarnya campur tangan aparatur pemerintah dalam
kembangkan sektor-sektor swasta lainnya. manajemen BUMN
2. Faktor Eskternal
Disamping fungsi tersebut diatas, ada juga BUMN yang Pada tahun 1986 terjadi penurunan harga minyak dunia,
menjalankan usaha dengan tujuan utama untuk mencari menyebabkan negara kehilangan sumber penghasilan
keuntungan, disamping misinya sebagai agen pembangunan. yang cukup signifikan. Dalam kebijakan anggaran,
Pemerintah menerapkan kebijakan anggaran yang ketat.
Dominasi Aparatur Negara dalam BUMN Banyak subsidi yang semula diberikan pada kegiatan
Sejak awal kemerdekaan perhatian pemerintah lebih ditujukan perekonomian, termasuk subsidi bagi BUMN dikurangi
pada sektor usaha negara, dibandingkan dengan sektor bahkan dihilangkan. Keadaan ini semakin menyulitkan
koperasi dan swasta. Beberapa faktor yang menyebabkan hal BUMN pada saat itu.
ini, antara lain : buruknya kondisi BUMN warisan kolonial,
sektor swasta yang belum mampu berkembang, munculnya Dalam bidang perdagangan, pemerintah mulai
nasionalisme ekonomi sebagai dorongan situasi politik pada menggalakkan sektor non migas dan mendorong
saat itu, misalnya peristiwa Malari. perkembangan sektor swasta untuk berperan lebih besar
dalam perekonomian nasional. Kebijakan terhadap modal
Sebagian pakar mengatakan bahwa pengembangan BUMN asing yang agak tertutup dibuka untuk mendorong arus
pada masa konsep ekonomi terpimpin yang dijalankan masuk modal swasta asing guna mengisi kesenjangan
Presiden Sukarno banyak dipengaruhi oleh keberhasilan antara tabungan dan kebutuhan investasi. Usaha-usaha
Yugoslavia dalam membangun ekonomi negaranya dengan untuk mengatasi ekonomi biaya tinggi mulai dihapuskan
mempergunakan perusahaan negara sebagai pilar utama. dengan diadakannya deregulasi di sektor perdagangan.

Pada masa Orde Baru program peningkatan peran BUMN Sektor swasta mengalami perkembangan yang cukup
diteruskan, dan puncaknya pada awal tahun 1980-an. Hal ini signifikan dan mampu memberikan kontribusi dalam
terutama dikarenakan oleh tersedianya dana pemerintah dalam peningkatan pendapatan negara.
jumlah besar untuk menjalankan program pengembangan
BUMN sebagai hasil dari kenaikan harga minyak Dampak negatif dari campur tangan pemerintah yang
internasional. terlalu besar pada BUMN juga terjadi di negara-negara
maju, seperti Inggris. Menangnya kelompok konservatif
Mengingat besarnya peran BUMN sebagai agen di bawah pimpinan Margaret Thacher mengakhiri
pembangunan dan dalam menghasilkan pendapatan bagi keadaan ini dengan mengurangi peran pemerintah sampai
negara, maka pada tahun 1983 mengetakan kontrol terhadap pada tingkat yang minimal. Banyak saham negara pada
BUMN dengan dikeluarkannya PP No. 3 tahun 1983 tentang BUMN yang dijual untuk menutupi kesulitan ekonomi
Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Jawatan sekaligus untuk mengurangi campur tangan pemerintah
dalam BUMN guna menciptkan kemandirian dalam penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara
pengelolaan BUMN. yang dipisahkan.

Amerika Serikat juga mengalami kesulitan ekonomi pada Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero,
tahun 1980-an dan menerapkan kebijakan pengurangan adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang
secara signifikan campur tangan pemerintah dalam modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling
kegiatan ekonomi. sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh
Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar
Keberhasilan kedua negara ini dan negara maju lainnya keuntungan.
bangkit dari kesulitan ekonomi menyebabkan munculnya
upaya menyebarkan konsep minimalisasi peran Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah
pemerintah dalam kegiatan ekonomi. Negara-negara BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak
peminjam dari negara-negara donor tersebut adalah terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum
kelompok pertama yang ditawarkan kebijakan yang berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi
demikian untuk memperbaiki kesulitan ekonominya. dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip
pengelolaan perusahaan.
Pemerintah RI mulai melakukan upaya-upaya
pengurangan peran pemerintah untuk menciptakan TUJUAN BUMN
kemandirian pengelolaan BUMN. Restrukturisasi BUMN Pasal 2 UU BUMN
diperkenalkan pada tahun 1988 melalui Inpres No. 5 - Memberi sumbangan bagi perkembangan perekonomian
Tahun 1988 dan kemudian ditindak lanjuti dengan nasional pd umumnya dan penerimaan negara pada
Keputusan Menteri Keuangan No. 740 tahun 1989 yang khususya;
memungkinkan BUMN untuk membiayai pengembangan - Mengejar keuntungan
usaha melalui merger, usaha patungan, KSO, KM, direct - Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa
placement dan go public. penyediaan barang/ atau jasa yang bermutu tinggi dan
memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak
Pada tahun 1990 pemerintah memberikan otonomi yang - Menjadi perintis kegiatan usaha yang belum dapat
seluas-luasnya kepada BUMN dengan cara penjualan dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi
saham BUMN yang memenuhi syarat melalui pasar - Turut aktif memberi bimbingan dan bantuan kepada
modal (go public). PP No. 55 Tahun 1990 yang mengatur pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan
tentang PERSERO yang go public pada intinya adalah masyarakat
melepaskan kontrol birokratis pada BUMN yang go
public, sedangkan pada PERSERO yang belum Peran Ganda BUMN
memenuhi persyaratan go public dapat melakukan direct - BUMN sebagai agent of business
placement kepada mitra strategis. Dengan demikian - BUMN sebagai agent of development
modal swasta memiliki jalan yang lebih besar untuk
masuk dalam BUMN. MODAL BUMN
- Merupakan dan berasal dari kekayaan negara yang
Kontrol birokratis yang selama ini mendominasi dipisahkan
hubungan pemegang saham dengan BUMN dirubah - Tujuan pemisahan agar pembinaan dan pengelolaannya
dengan penerapan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan tidak lagi di dasarkan pada sistem APBN
yang baik (good corporate governance). - Pembinaan dan pengelolaan kekayaan negara dipisahkan
tunduk pada prinsip-prinsip korporasi yang sehat
Pada tahun 1994/ 1995 dengan berakhirnya Uruguay
Round dan terbentuknya WTO, menjadikan sistem Permasalahan permodalan
perdagangan dunia menjadi sangat terbuka. Prinsip- - Apakah kekayaan BUMN masih dikategorikan sebagai
prinsip pengurangan hambatan tarif, genaral prohibition kekayaan negara ? Atau keuangan negara?
on quantitative restriction, prinsip non discrimination, - Apakah pengelolaannya tunduk pada sistim keuangan
national treatment, most favoured nation, reciprocity negara ?
menyebabkan akan semakin sulitnya negara memberikan - UU Keuangan Negara dan UU Perbendaharaan Negara
perlindungan /proteksi terhadap pelaku usaha di dalam mengkategorikannya sebagai keuangan Negara
negeri. Namun di sisi lain sistem multilateral dalam - Tidak konsisten dengan kekayaan terpisah sebagai ciri
perdagangan internasional membuka peluang yang sangat kemandirian badan hukum
besar bagi industri di dalam negeri untuk memasuki pasar - Apakah kerugian BUMN identik dengan kerugian
dunia. negara ?
- Bagaimana dengan tindak pidana korupsi di BUMN ?
Kondisi persaingan yang semakin ketat baik pada tingkat
regional maupun internasional menuntut pelaku-pelaku JENIS-JENIS BUMN
ekonomi melakukan berbagai penyesuaian untuk lebih Perusahaan Perseroan (Persero)
meningkat efesiensi dalam menjalankan kegiatan usaha. - Paling sedikit 51 % saham dikuasai oleh negara
Suasana persaingan yang demikian akan sangat sulit bagi - Tunduk pada UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
BUMN jika kepada mereka tidak diberikan kemandirian Terbatas
dari kontrol birokrasi yang terlalu dominan. MPR RI - Berorientasi pada keuntungan profit
melalui TAP No. IV/MPR/1999 tentang GBHN kemudian
menggariskan landasan operasional pengelolaan BUMN Perusahaan Umum (PERUM)
dengan mendorong upaya privatisasi terutama bagi - Seluruh modalnya dimiliki oleh negara
BUMN yang usahanya berkaitan dengan kepentingan - Modal tidak terbagi atas saham
umum dan berada dalam sektor yang telah kompetitif. - Lebih berorientasi pada pelayanan umum
- Sekaligus mengejar keuntungan
UU No. 19 Tahun 2003
PENGERTIAN PENGELOLAAN BUMN
- Pengurusan BUMN dilakukan oleh Direksi.
Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang seluruh - Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan
atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN serta
mewakili BUMN, baik di dalam maupun di luar - Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan 5
pengadilan. (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu)
- Pengawasan BUMN dilakukan oleh Komisaris dan kali masa jabatan.
Dewan Pengawas - Dewan Pengawas bertugas mengawasi Direksi dalam
menjalankan kepengurusan Perum serta memberikan
PRINSIP PENGELOLAAN BUMN nasihat kepada Direksi.
- Transpransi - Dalam anggaran dasar dapat ditetapkan pemberian
- Kemandirian wewenang kepada Dewan Pengawas untuk memberikan
- Akuntabilitas persetujuan kepada Direksi dalam melakukan perbuatan
- Pertanggungjawaban hukum tertentu.
- Kewajaran - Berdasarkan anggaran dasar atau Keputusan Menteri,
- Implementasi Good Corporate Governance Dewan Pengawas dapat melakukan tindakan pengurusan
Perum dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu
PERUSAHAAN UMUM (PERUM) tertentu.
- Merupakan badan hukum sejak diundangkannya PP
tentang pendirian PERUM yang bersangkutan Anggota Dewan Pengawas dilarang memangku jabatan
- Seluruh kepemilikannya berada pada negara rangkap sebagai:
- Modalnya tidak berbentuk saham - anggota Direksi pada BUMN, badan usaha milik daerah,
TUJUAN PERUM badan usaha milik swasta, dan jabatan lain yang dapat
menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan menimbulkan benturan kepentingan; dan/atau
umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang - jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
berkualitas dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat perundangundangan
berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat.
PERUSAHAAN PERSEROAN
ORGAN PERUM Terhadap Persero berlaku segala ketentuan dan prinsip-prinsip
- Menteri yang berlaku bagi perseroan terbatas sebagaimana diatur
- Direksi dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
- Dewan Pengawas Perseroan Terbatas.

Menteri Maksud dan tujuan pendirian Persero adalah :


- memberikan persetujuan atas kebijakan pengembangan a. menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu inggi
usaha Perum yang diusulkan oleh Direksi dan berdaya saing kuat
- Menteri tidak bertanggung jawab atas segala akibat b. mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai
perbuatan hukum yang dibuat Perum dan tidak perusahaan.
bertanggung jawab atas kerugian Perum melebihi nilai
kekayaan negara yang telah dipisahkan ke dalam Perum, ORGAN PERSERO
kecuali apabila Menteri Sama seperti perseroan terbatas pada umumnya, yakni :
- baik langsung maupun tidak langsung dengan itikad - RUPS
buruk memanfaatkan Perum semata-mata untuk - Dewan Komisaris
kepentingan pribadi - Direksi
- terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan
oleh Perum; atau Tugas dan tanggungjawab Organ Persero sama dengan tugas
- langsung maupun tidak langsung secara melawan hukum dan tanggungjawab PT pada umumnya
menggunakan kekayaan Perum. Perhatikan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Direksi
- Pengangkatan dan pemberhentian Direksi ditetapkan oleh PENATAAN BUMN DALAM UPAYA MENCAPAI
Menteri sesuai dengan mekanisme dan ketentuan TUJUAN
peraturan perundang-undangan. 1. Penataan Pengurusan
- Pengangkatan anggota Direksi dilakukan melalui Pengelolaan/ pengurusan BUMN didasarkan pada tata
mekanisme uji kelayakan dan kepatutan. kelola perusahaan yang baik (good corporate governance,
- Calon anggota Direksi yang telah dinyatakan lulus uji GCG) dengan memperhatikan prinsip transparansi,
kelayakan dan kepatutan wajib menandatangani kontrak kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
manajemen sebelum ditetapkan pengangkatannya sebagai kewajaran.
anggota Direksi.
- Masa jabatan 5 tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 Pengelolaan berdasarkan prinsip GCG akan mengurangi
kali masa jabatan pengaruh dominan aparatur pemerintah dalam pengurusan
BUMN, sebaliknya akan memperluas kemandirian
Anggota Direksi dilarang memangku jabatan rangkap sebagai: BUMN dalam mengambil keputusan dan menjalankan
a. anggota Direksi pada BUMN, badan usaha milik daerah, roda usaha
badan usaha milik swasta, dan jabatan lain yang dapat
menimbulkan benturan kepentingan; 2. Pengawasan
b. jabatan struktural dan fungsional lainnya pada Agar maksud pemberian kewenangan/ kemandirian
instansi/lembaga pemerintah pusat dan daerah; dan/atau BUMN tidak disalah gunakan. Pengawasan justru
c. jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan dalam peraturan diperketat : Komisaris, Dewan Pengawas, Satuan
pendirian Perum dan ketentuan peraturan perundang- Pengawas Intern, Komite Audit, Komite lain dapat
undangan. dibentuk oleh Menteri. Pemeriksaan eksternal : auditor
d. Tugas dan wewenang menjalankan pengurusan PERUM eksternal yang ditetapkan RUPS (untuk PERSERO) dan
sesuai ketentuan Perundang-Undangan dan Anggaran BPK.
Dasar Perum
e. Fiduciary Duty dan Statutory Duty Direksi 3. Restrukturisasi dan Privatisasi
Dewan pengawas Restrukturisasi : upaya penyehatan BUMN sebagai suatu
- Diangkat dan diberhentikan oleh Menteri sesuai langkah strategis untuk memperbaiki kondisi internal
mekanisme perundang-undangan perusahaan guna memperbaiki kinerja dan meningkatkan
nilai perusahaan.
Tujuan : 1. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam pelaksanaan
- meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam
- memberikan manfaat berupa deviden dan pajak mengemukakan informasi materil dan relevan mengenai
kepada Negara perusahaan
- menghasilkan produk dan layanan dengan harga 2. Kemandirian, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan
yang kompetitif pada konsumen dikelola secara profesionl tanpa benturan kepentingan dan
- memudahkan pelaksaan privatisasi pengaruh/ tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
Ruang lingkup restrukturisasi prinsip-prinsip korporasi yang sehat ;
a. restrukturisasi sektoral melalui kebijakan sektoral 3. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
atau peraturan perundang-undangan. Terutama pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan
ditujukan untuk sektor-sektor yang mendapat perusahaan terlaksanan secara efektif
proteksi dimasa lalu atau sektor yang terdapat 4. pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam
monopoli alamiah. Maksud : menciptakan iklim pengelollan perusahaan terhadap peraturan perundang-
usaha yang sehat sehingga terjadi kompetisi yang undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi
sehat, efesiensi dan pelayanan yang optimal. yang sehat;
b. restrukturisasi perusahaan/ korporatisasi 5. Kewajaran, yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam
- peningkatan intensitas persaingan usaha memenuhi hak-hak stake holder yang timbul berdasarkan
- penataan hubungan fungsional antara pemerintah perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang
selaku regulator dengan BUMN selaku badan berlaku.
usaha
- restrukturisasi internal mencakup keuangan, ETIKA BERUSAHA BUMN
organisasi manajemen, operasional sistem dan Pasal 32 Keputusan Menteri BUMN No. KEP-117/M-MBU
prosedur 2002
- Anggota komisaris/ dewan pengawas, direksi, dan
Privatisasi karyawan BUMN dilarang untuk memberikan atau
Penjualan saham Persero baik sebagian maupun menawarkan, atau menerima baik langsung ataupun
seluruhnya kepada pihak lain dalam rangka tisdak langsung sesuatu yang berharga kepada pelanggan
meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, atau seorang pejabat pemerintah untuk mempengaruhi
memperbesar manfaat bagi negara dan masyarakat serta atau sebagai imbalan atas apa yang telah dilakukannya
memperluas pemilikan saham oleh masyarakat. dan tindakan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-
TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD undangan yang berlaku ;
CORPORATE GOVERNANCE - Suatu tanda terima kasih dalam kegiatan usaha, seperti
Pengertian Sempit hadiah, sumbangan atau “entertaintment” tidak boleh
tata aturan hubungan antara menejer dengan pemegang saham dilakukan pada suatu keadaan yang dapat dianggap
yang didasrkan pada suatu pandangan bahwa dewan direksi sebagai perbuatan yang tidak patut.
merupakan agen para pemegang saham untuk memastikan - BUMN wajib membuat suatu pedoman tentang perilaku
perusahaan dikelola untuk kepentingan perusahaan. etis, yang pada dasarnya memuat nilai-nilai etika
berusaha.
Pengertian Luas
Holly J. Gregory dan Marshal E. Simms PENGALIHAN HAK ATAS SAHAM BUMN
“ kombinasi antara hukum, peraturan dan praktik pribadi yang (PRIVATISASI)
memungkinkan perusahaan menarik modal masuk, berkinerja Pasal 1 angka 12 UU BUMN
secara efisien, menghasilkan keuntungan dan memenuhi “ Privatisasi adalah penjualan saham Persero, baik sebagian
harapan masyarakat secara umum dan sekaligus kewajiban atau seluruhnya, kepada pihak lain dalam rangka
hukum” meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar
manfaat bagi negara dan masyarakat, serta memperluas
Forum for Corporate Governance Indonesia (FCGI) pemilikan saham oleh masyarakat.”
“ seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara
pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditur, Berdasarkan pengertian ini bahwa penjualan saham BUMN
pemerintah, karyawan serta pemegang kepentingan intern dan hanya dimungkinkan pada perusahaan Persero, dengan
ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban demikian bahwa tertutup kemungkinan Perum untuk
mereka atau dengan kata lain sistem yang mengatur dan diprivatisasi.
mengendalikan perusahaan.
FENOMENA PRIVATISASI
The Indonesian Institute for Corporate Governance Privatisasi menjadi pembicaraan dunia pada sekitar tahun
“ sistem dan struktur yang dipergunakan untuk mengelola 1979 ketika pemerintahan konservatif di Inggris di bawah
perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai pimpinan PM Margaret Thatcher menjual berbagai perusahaan
pemegang saham serta mengakomodasi kepentingan berbagai negara yang bergerak dalam sektor industri, komunikasi dan
pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. sektor jasa lainnya untuk mengubah perekonomian Inggris
yang sedang dilanda kesulitan keuangan.
Keputusan Menteri BUMN No. KEP-117/M-MBU 2002
tentang Penerapan Good Corporate Governance pada Badan Pemikiran konservatif di Inggris ini sangat dipengaruhi oleh
Usaha Milik Negara pemikir neoliberal von Hayek. Von Hayek mengkritik peran
“ suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN negara yang sangat besar dalam perencanaan ekonomi.
untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas Kehidupan ekonomi masyarakat paling baik berlangsung
perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam tanpa campur tangan pemerintah. Campur tangan negara cq
jangka panjang dengan tetap memperhatikan stakeholder pemerintah dalam bidang ekonomi hanya akan menciptakan
lainnya, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan kelompok individu yang berkualitas rendah dan
nilai-nilai etika.” mengantungkan hidupnya pada bantuan negara, tanpa hasrat
atau kemampuan untuk memikul tanggungjawab atas
PRINSIP-PRINSIP GCG kesejahteraannya sendiri sebagai warga negara yang mandiri.
Pasal 3 Keputusan Menteri BUMN No. KEP-117/M-MBU
2002
Tujuan kegiatan bisnis terutama adalah untuk akumulasi laba BUMN. BUMN mulai diarahkan pada proses kemandirian
dan hal ini selalu lebih baik atau efesien dikerjakan oleh pengurusan sehingga mengurangi beban negara sekaligus
swasta dari pada negara (pemerintah). Bisnis yang dicampuri menambah pemasukan bagi keuangan negara yang sedang
terlalu banyak oleh negara cq. Pemerintah hanya akan kesulitan.
menghasilkan badan-badan usaha yang tidak efesien, tidak
mandiri dan sangat tergantung pada kebijakan dan Sistem perdagangan dunia yang semakin bebas merupakan
perlindungan pemerintah. Bisnis yang dilakukan oleh negara faktor pendorong eksternal untuk memperbaiki kinerja
melalui aparatur pemerintah menjadi kekurangan motifasi BUMN agar mampu meningkatkan daya saingnya dalam
untuk mengakumulasi keuntungan sebesar-besarnya. perdagangan global. Sistem perdagangan bebas yang
menuntut tidak adanya lagi perlakuan diskriminatif terhadap
Ohmae menyatakan bahwa bisnis yang dicampuri oleh negara pelaku-pelaku usaha, semakin mengurangi kewenangan
selalu melahirkan fenomena segi tiga besi yang sangat kokoh, negara untuk melakukan proteksi terhadap industri di dalam
yang terdiri dari : negeri.
- pembuat hukum
- aparatur pemerintah Sistem perdagangan bebas membuka peluang yang cukup
- kepentingan tertentu yang mendasari perumusan besar bagi unit usaha di dalam negeri untuk memasuki pasar
kebijakan negara-negara lain. Syarat yang harus dimiliki untuk
menghadapi era semacam ini adalah efesiensi dalam upaya
Dalam situasi seperti ini akan sangat rentang dengan praktek peningkatan daya saing.
KKN dan menyebabkan badan-badan usaha negara tidak
pernah menjadi mandiri dan profesional karena pengurusan Untuk menjawab tantang tersebut, sedikit demi sedikit
dan proses pengambilan keputusan tidak murni didasarkan pemerintah mulai mencoba mengurangi keterlibatannya dalam
pada pertimbangan bisnis, akan tetapi selalu dicampuri kegiatan ekonomi dan memberlakukan mekanisme pasar
dengan kepentingan-kepentingan tertentu yang dominan. untuk mengatur kegiatan ekonomi.

Inti dari pemikiran tersebut diatas adalah mengurangi peran Restrukturisasi BUMN diperkenalkan pada tahun 1988
negara dalam kegiatan ekonomi dan menyerahkannya kepada melalui Inpres No. 5 Tahun 1988 dan kemudian ditindak
swasta, karena cara ini akan lebih membawa manfaat pada lanjuti dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 740 tahun
kesejahteraan masyarakat luas dan mengurangi beban negara. 1989 yang memungkinkan BUMN untuk membiayai
Sistem seperti ini akan cenderung menstimulasi persaingan pengembangan usaha melalui merger, usaha patungan, KSO,
sehingga diharapkan terjadi usaha-usaha efesiensi pada KM, direct placement dan go public.
masing-masing pelaku usaha untuk tujuan mengakumulasi
laba secara optimal. Mulai dikenal privatisasi melalui penjualan saham BUMN
apakah melalui pasar modal maupun direct placement.
PERUBAHAN PARADIGMA KEBIJAKAN
PEMERINTAH TERHADAP BUMN KAITANNYA Prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam restrukturisasi :
DENGAN PRIVATISASI - kejelasan tujuan
UUD 1945 : Tiga pilar pelaku ekonomi nasional : koperasi, - otoritas dan otonomi
negara (BUMN) dan swasta - pantauan kerja
Sejak awal kemerdekaan, terutama setelah nasionalisasi, - sistem penghargaan dan hukuman
kebijakan pemerintah lebih ditujukan pada usaha-usaha - persaingan yang netral.
negara (BUMN) terutama dikarenakan buruknya kondisi
BUMN yang diwariskan oleh kolonial, tumbuh dan Pro Kontra Privatisasi
berkembangnya rasa nasionalisme ekonomi yang dipicu oleh Argumentasi mendukung privatisasi :
situasi politik (Peristiwa Malari tahun 1974). a. Organisasi pemerintah sudah terlalu besar sehingga
menjadi lamban. Oleh karena itu organisasi pemerintah
Kebijakan terhadap BUMN terus menjadi perhatian negara, harus dikurangi. Kegiatan pemerintah pada fungsi lain
terutama setelah terjadinya boom minyak periode I. Negara yang seyogyanya dapat dilakukan oleh swasta agar
memiliki dana yang cukup besar dari hasil meningkatnya dilepaskan oleh pemerintah ;
harga minyak dunia sehingga memiliki dana yang cukup b. Privatisasi berarti mengembalikan tugas pemerintah yang
untuk membesarkan BUMN-BUMN. Kebijakan perdagangan sebenarnya sebagai pengendali negara bukan sebagai
menjadi sangat restriktif sehingga muncul apa yang dikenal pelaksana
dengan “ekonomi biaya tinggi” yang justru memberatkan bagi c. Privatisasi akan memberi manfaat bagi konsumen karena
perbaikan kinerja usaha-usaha negara dan swasta. perusahaan yang dimiliki oleh swasta memiliki insentif
yang besar untuk memproduksi barang dan jasa dalam
Pada awalnya keadaan ini tidak terasa begitu signifikan jumlah dan kualitas yang diharapkan oleh konsumen
karena negara memiliki sumber penghasilan yang cukup besar d. Privatisasi akan merangsang kompetisi yang akan menuju
dari penerimaan sektor migas. pada efesiensi dan selanjutnya meningkatkan
produktifitas
“Pesta” booming harga minyak dunia berakhir pada tahun e. pemerintah mendapatkan dana segar untuk membangun
1986. Pemerintah mulai merasa kesulitan untuk menjalankan infrastruktur yang diperlukan masyarakat;
program pembangunan karena berkurangnya penghasilan f. Privatisasi dapat menghilangkan campur tangan aparatur
secara signifikan dari sektor migas. Sementara itu keperluan pemerintah dan politikus dalam BUMN sehingga BUMN
investasi semakin meningkat. tidak bisa mandiri dan profesional dalam menjalankan
usaha.
Sektor non migas menjadi sasaran utama kebijakan
pemerintah. Pemerintah mulai menggalakkan sektor swasta Argumentasi menentang privatisasi
terutama modal asing untuk memenuhi kebutuhan investasi. a. Privatisasi BUMN yang kinerjanya positif akan
Kebijakan perdagangan dan investasi semakin dibuka merugikan negara, karena BUMN yang kinerjanya positif
(liberalisasi, deregulasi). Keadaan ini memberikan peluang berarti sumber pemasukan Negara
untuk meningkatnya peran sektor swasta. b. Faktor efesiensi BUMN bukan ditentukan oleh
kepemilikan perusahaan, sehingga alasan penjualan
Kebijakan-kebijakan terhadap BUMN-BUMN mulai saham BUMN kepada swasta agar BUMN menjadi
diperbaharui untuk meningkatkan efesiensi dan daya saing efisien adalah tidak relevan
c. De-nasionalisasi merupakan tindakan yang tidak tepat Tidak ada kewajiban untuk melakukan pemindahan hak
ketika sebagian besar industri dalam keadaan resesi atas saham dengan mempergunakan akte notaris. Akte
d. De-nasionalisasi akan merusak jaringan kerjasama antara pemindahan hak atas saham dapat saja dilakukan dengan
BUMN dalam sistem subsidi silang oleh pemerintah. akte di bawah tangan antara para pihak tanpa melibatkan
notaris.
UU BUMN DAN PENJUALAN SAHAM NEGARA PADA - Akte pemindahan hak tersebut atau salinannya harus
BUMN (PRIVATISASI) disampaikan secara tertulis kepada perseroan
Salah satu faktor penyebab kontroversinya proses privatisasi - Direksi wajib segera mencatat pemindahan hak atas
BUMN adalah karena tidak adanya perangkat hukum dasar saham dalam Daftar Pemegang Saham atau Daftar
sebagai landasan yuridis dilakukannya privatisasi. Khusus Pemegang Saham
Sebelumnya dasar privatisasi tersebar dalam berbagai
kebijakan dalam tingkat yang rendah, misalnya keputusan Untuk jenis saham “ atas tunjuk”
menteri. Perlu adanya kepastian secara hukum tentang - Penyerahan hak atas saham cukup dilakukan dengan
privatisasi dalam peraturan yang lebih tinggi yaitu UU. penyerahan surat saham
- Harus dicatatkan pada Daftar Pemegang Saham atau
Idealnya dengan kehadiran UU BUMN yang mengatur Daftar Khusus Pemegang saham.
tentang privatisasi menyebabkan berkurangnya kontroversi
tentang privatisasi dan dapat menjamin proses privatisasi Tata Cara Mengalihkan Hak Atas Saham (Pasal 50 UUPT)
BUMN menjadi lebih transparan dan terprediksi (ada AD dapat memberikan pembatasan-pembatasan tertentu
kepastian). dalam tata cara pengalihan hak atas saham. UUPT
memperkenalkan 2 cara pembatasan dalam pengalihan hak
UU BUMN merupakan pengakuan bahwa kinerja BUMN atas saham, yaitu :
selama ini belum optimal sehingga perlu dilakukan berbagai 1. dengan menetapkan kewajiban menawarkan terlebih
upaya, antara lain restrukturisasi dan privatisasi agar dahulu saham yang akan dijual kepada kelompok
pengurusan dan pengawasannya lebih profesional (perhatikan pemegang saham tertentu atau pemegang lainnya ;
Bagian Menimbang point d UU BUMN). dan atau
2. adanya keharusan untuk terlebih dahulu mendapatkan
Cita-cita yang terkandung dalam UU BUMN terutama adalah persetujuan dari organ perseroan (misalnya RUPS,
mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui profesionalitas Komisaris atau Direksi)
pengurusan BUMN.
Pembatasan semacam ini harus dicantumkan dalam AD, jika
Berbagai cara dapat ditempuh untuk mencapai cita-cita tidak dicantumkan maka ketentuan pembatasan tersebut tidak
tersebut. Salah satunya adalah penjualan saham negara pada mengikat pemegang saham yang bermaksud mengalihkan hak
BUMN (privatisasi). atas sahamnya kepada pihak lain.

Cita-cita kesejahteraan masyarakat melalui privatisasi secara Pengalihan hak atas saham dengan pembatasan keharusan
langsung dapat dilihat dalam Pasal 74 ayat (1) a yaitu menawarkan terlebih dahulu kepada kelompok pemegang
memperluas kepemilikan masyarakat atas Persero. Dengan saham tertentu atau pemegang saham lainnya yang tidak
demikian diharapkan masyarakat secara langsung dapat ditentukan sendiri
menikmati keuntungan dari pengurusan perusahaan negara - Pemegang saham yang akan mengalihkan sahamnya
melalui hasil penguasan saham. memberitahukan maksudnya kepada perseroan dan
memberikan penawaran tentang harga saham kepada
Tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan kinerja dan nilai kelompok pemegang saham tertentu atau pemegang
tambah perusahaan (efesiensi dan produktifitas, struktur saham lainnya;
keuangan dan manajemen yang baik/kuat, daya saing yang - Perseroan menjamin bahwa dalam jangka waktu 30 hari
berorientasi global). terhitung sejak tanggal penawaran, saham tersebut akan
dibayar tunai
Cara Privatisasi (Pasal 78 UU BUMN) - Pemegang saham dapat menarik kembali penawarannya
1. penjualan saham melalui pasar modal apabila terlewati waktu selama 30 hari tersebut dan
Yang dimaksud dengan penjualan saham melalui pasar penawaran untuk kelompok pemegang saham tertentu dan
modal antara lain adalah penjualan saham melalui pemegang saham lainnya ini tidak dapat diulang untuk
penawaran umum (go public), penerbitan obligasi kedua kalinya
konversi dan efek lain yang bersifat ekuitas. Termasuk - Jika perseroan tidak dapat menjamin pembelian dan
juga direct placement bagi BUMN yang terdaftar di pembayaran, maka pemegang saham yang bersangkutan
bursa. diberi kesempatan untuk menawarkan dan menjual
2. penjualan saham langsung kepada investor sahamnya kepada karyawan mendahului penawaran
Penjualan saham secara langsung pada mitra strategis kepada pihak lain ;
atau kepada investor lainnya termasuk financial investor.
Cara ini khusus berlaku pada BUMN yang belum 1. Pengalihan hak atas saham dengan pembatasan harus
terdaftar di bursa adanya persetujuan organ perseroan (umumnya adalah
3. penjualan saham kepada manajemen dan karyawan RUPS)
penjualan sebagian besar atau seluruh saham suatu - pemegang saham yang akan menjual sahamnya
perusahaan kepada manajemen dan atau karyawan terlebih dahulu memberitahukan maksudnya dan
perusahaan yang bersangkutan. meminta persetujuan dari organperseroan ;
- organ perseroan yang berwenang memberi
Teknis Pelaksanaan Penjualan Saham Non Go Public persetujuan atau penolakan harus memberikan
Harus diperhatikan ketentuan-ketentuan tata cara pengalihan persetujuannya atau penolakannya paling lama 90
hak atas saham untuk perseroan terbatas (UU PT), khususnya hari setelah organ tersebut menerima permintaan
bagi BUMN Persero yang tidak seluruh sahamnya dimiliki pemindahan hak atas saham
oleh negara. - apabila jangka waktu 90 hari terlewati tanpa ada
keputusan dari organ perseroan, maka keadaan itu
Untuk jenis saham “atas nama” (Pasal 49 UU PT) dianggap organ telah memberikan persetujuannya
- Dilakukan dengan akte pemindahan hak - dalam hal permintaan pengalihan hak atas saham
disetujui, maka pemindahan hak atas saham harus
dilakukan paling lama 90 hari sejak persetujuan GOOD CORPORATE GOVERNANCE
diberikan Tata Cara Privatisasi
- dalam hal permintaan ditolak oleh organ perseroan, 1. seleksi atas perusahaan-perusahaan yang akan
maka organ harus menunjuk calon pembeli lain diprivatisasi
dari kelompok pemegang saham tertentu atau 2. kriteria seleksi ditetapkan dengan PP.
pemegang saham lainnya dan jamin pembayaran Pasal 76 hanya memberikan kriteria minimum yang
tunai dalam waktu 30 hari sejak penolakan ; bersifat sangat umum (kualitatif) atas perusahaan
- jika organ menolak permintaan pengalihan hak atas yang diprivatisasi, yakni industri/ sektor usahanya
saham tanpa disertai penunjukan calon pembeli, kompetitif atau industri/ sektor usaha yang unsur
maka pemegang saham yang bersangkutan diberikan teknologinya cepat berubah.
hak untuk menawarkan dan menjual 3. rekomendasi Menteri terhadap hasil seleksi
sahamnya kepada karyawan persroan 4. sosialisasi kepada masyarakat
mendahului penawaran dan penjualan kepada pihak 5. konsultasi pada DPR
lain
Dalam tata cara ini terlihat keinginan pembentuk UU
Dalam pengaturan tata cara pengalihan hak atas saham terlihat menciptakan suatu landasan hukum yang dapat menciptakan
salah satu cita-cita dari UUPT adalah pemerataan kesempatan transparansi dan prediktibilitas dalam proses privatisasi.
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini terlihat
dari dibukanya hak prioritas bagi karyawan untuk membeli Salah satu ciri hukum yang baik untuk menunjang kegiatan
saham terlebih dahulu dibandingkan dengan pihak lain di luar ekonomi, selain dari transparan dan predictable adalah
perusahaan. procedural ability dalam hal terjadi permasalahan.

Namun, jika dibaca ketentuan UUPT maka cita-cita tersebut Unsur ini harus diperhatikan agar kontroversi privatisasi bisa
dalam tahap implementasi belum tegas dan jelas, karena diselesaikan dengan baik. Sehubungan dengan sosialisasi
pembatasan tata cara pengalihan hak atas saham dengan kepada masyarakat. Bagaimana seandainya terdapat keberatan
mengutamakan karyawan hanya bersifat optional. Artinya jika dari kelompok-kelompok masyarakat. Harus ada mekanisme
AD tidak menetapkan pembatasan yang demikian, maka hak untuk menyelesaikan permasalahan seperti ini. Atau jika
prioritas karyawan menjadi tidak berarti. terdapat perbedaan pandangan antara wakil rakyat dengan
pemerintah dalam hal privatisasi.
dengan kata lain hak proritas karyawan untuk membeli saham
perseroan hanya akan ada apabila ketentuan yang demikian jika persoalan-persoalan seperti tersebut tetap juga
ditegaskan dalam AD perseroan. diselesaikan secara politis, maka unsur transparan dan
prediktabilitas dapat menjadi terabaikan.
Pengalihan Hak Atas Saham Perseroan kepada WNA atau
Badan Hukum Asing atau PMA Oleh karena Pasal 83 UUBUMN menuntut lahirnya sebuah PP
tentang tata cara privatisasi, maka unsur-unsur tersebut perlu
Dasar : PP No. 20 Tahun 1994, PP 83 Tahun 2001, diperhatikan.
Kepmeninves/ Kepala BKPM No. 38 Tahun 1999
- Saham hanya dapat dijual kepada warga negara asing, PRIVATISASI VIA GO PUBLIC PILIHAN UTAMA
atau badan hukum asing atau kepada PMA apabila bidang UU BUMN menempatkan cara penjualan saham berdasarkan
usaha yang dijalankan oleh perusahaan yang sahamnya ketentuan pasar modal (go public) pada point pertama cara
akan dijual adalah bidang usaha yang tidak tertutup bagi privatisasi, demikian juga pada maksud privatisasi yakni
kegiatan penanaman modal yang didalamnya terdapat untuk menyebarluaskan pemilikan Perseroan pada
modal asing. oleh karena itu sebelumnya harus masyarakat.
diperhatikan Daftar Negatif Investasi (Keppres No. 96
Tahun 2000 jo. Keppres No.118 Tahun 2000). Beberapa keuntungan melalui go public
- Apabila perusahaan yang menjual saham adalah 1. meningkatkan penerimaan negara yang akan digunakan
perusahaan dengan fasilitas PMDN maka sebelum untuk mempercepat pelunasan utang luar negeri dengan
penjualan saham dilakukan, maka perusahaan PMDN beban bunga komersil
tersebut terlebih dahulu harus mengajukan usulan 2. meningkatkan penerimaan BUMN yang dapat
perubahan status menjadi PMA dan jual beli saham dipergunakan untuk membiayai investasi baru. Contoh
tersebut harus mendapatkan persetujuan Meninves/ Ketua yang sering dijadikan acuan, Privatisasi PT. Indosat.
BKPM Pada saat privatisasi 35 % saham BUMN tersebut dijual
- Apabila perusahaan yang sahamnya akan dijual adalah kepada masyatakat melalui pasar modal sedangkan 65 %
perusahaan PMDN atau PMA Joint Venture, maka tetap dikuasai pemerintah. Rincian 35 % yang dilepas
penjualan saham tersebut tidak menyebabkan saham yang pada masyarakat :
dimiliki WNI/ Badan Hukum Indonesia menjadi kurang - 25 % divestasi saham pemerintah ----- hasilnya untuk
dari 5 % dari total jumlah saham dan jual beli saham pembayaran utang komersil luar negeri
harus mendapat persetujuan Meninves/ Ketua BKPM - 10 % dilution (penerbitan saham baru) ------ hasilnya
- Penjualan saham perusahaan PMDN atau non fasilitas digunakan untuk ekspansi usaha.
kepada WNA/ badan hukum asing/PMA tidak secara 3. pengurusan perusahaan menjadi lebih transparan
otomotis menyebabkan status perusahaan berubah Adanya kewajiban transparan perusahaan go public
menjadi PMA misalnya melalui mekanisme pelaporan kinerja keuangan
- Jual beli saham dapat dilakukan dengan pemilikan perusahaan yang ditetapkan oleh BAPEPAM. Masyarakat
langsung (jual beli langsung) atau melalui pasar modal investor dapat mengetahui kinerja/ kesehatan perusahaan.
Perusahaan terdorong untuk melakukan pengurusan
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam melakukan secara efisien dan akhirnya dapat meningkatkan kinerja
privatisasi: dan daya saing.
- transparansi 4. mendorong pertumbuhan pasar modal dalam negeri
- kemandirian
- akuntabilitas Konsekuensi BUMN Go Public
- pertanggungjawaban - Peran pemerintah dalam perusahaan semakin berkurang,
- kewajaran karena peran organ perusahaan semakin menonjol ;
- Tidak ada kewajiban untuk melakukan kegiatan - Dalam hal tidak ada ketentuan khusus tentang pengurus,
nonekonomis seperti pengembangan usaha kecil dan maka ada hak keberatan terhadap tindakan sekutu
koperasi, karena perusahaan hanya fokus pada usaha sebelum tindakan dilaksanakan (Pasal 1639 KUH
ekonomis. Kewajiban demikian diberikan pada BUMN Perdata). Sekutu yang menggunakan hak keberatan
yang belum go public dibebaskan dari tanggungjawab atas tindakan tersebut.
- Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan cukup disahkan
oleh komisaris. BUMN yang belum go public harus Tanggugjawab terhadap pihak ketiga
dibahas dan sahkan oleh Menteri - Tanpa ada kuasa khusus atau persetujuan dari mitra/
- Laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik, sekutu, maka pihak ketiga tidak dapat meminta
sedangkan yang belum go public oleh BPKP pertanggugjawaban kepada mitra secara keseluruhan
- Pemerintah masih memiliki hak veto karena memiliki - Pengecualian Pasal 1644 KUH Perdata, dalam hal
saham prioritas yang jumlahnya mayoritas tindakan salah satu mitra tersebut menguntungkan
- Harus ada transformasi budaya perusahaan kearah yang maatschap secara keseluruhan, maka semua mitra dapat
lebih agresif dalam mencari keuntungan dan peluang- dimintai pertanggungjawaban
peluang usaha
- dll PEMBAGIAN KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
- ditentukan secara bebas berdasarkan kesepakatan mitra/
USAHA NON BADAN HUKUM sekutu
Bahan Kuliah Hukum Perusahaan - Jika tidak ada kesepakatan Pasal 1635 KUH Perdata
Dr. Mahmul Siregar, SH.,M.Hum menetapkan bahwa keuntungan dan kerugian dibagi
secara proporsional berdasarkan besarnya kontribusi
MAATSCHAP mitra/ sekutu ke dalam maatschap
PENGERTIAN
Maatschap (perkumpulan, persekutuan) adalah suatu PEMBUBARAN DAN PENYELESAIAN (1)
persetujuan dimana dua orang atau lebih mengikatkan diri Pasal 1646 KUH Perdata
untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan, dengan Maatschap bubar dengan sendirinya apabila :
maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanya - berakhirnya jagka waktu yang ditentukan dalam
(vide Pasal 1652 KUH Perdata) perjanjian pendirian maatschap
- Musnahnya barang atau selesainya perbuatan yang
Unsur –unsur : menjadi pokok permitraan/ persekutuan
- Didirikan dua orang atau lebih - Atas kesehendak seorang atau lebih mitra/ sekutu
- Berdasarkan sebuah perjanjian (tertulis atau lisan) - Jika salah seorang mitra/ sekutu meninggal dunia,
- Memasukkan sesuatu berupa uang atau barang lainnya dibawah pengampuan atau pailit
- Membagi keuntungan
Penyelesaian
BENTUK - didahulukan kewajiban utang-utang pada pihak ketiga
- Sisa harta dibagi sesuai perjanjian maatschap
Maatschap merupakan bentuk permitraan yang paling - Jika sisa harta tidak cukup maka masig-masing mitra
sederhana, karena : bertanggungjawab sesuai perjanjian maatschap
- Tidak ada ketentuan besarnya modal seperti PT - Penyelesaian dilakukan oleh likuidator (trustee)
- Pemasukan bisa uang bisa hanya tenaga saja - Jika tidak ditunjuk trustee, maka mitra/ sekutu bertindak
- Bidang usaha tidak dibatasi, misalnya dokter, konsultan secara bersama-sama sebagai trsutee.
hukum, dll
- Tidak perlu ada pengumuman kepada pihak ketiga VENNOTSCHAP ONDER FIRMA (Fa)
PENGERTIAN
ISI PERJANJIAN PEMBENTUKAN - Firma adalah tiap perusahaan yang didirikan untuk
- Bagian yang harus dimasukkan para pihak ke dalam menjalankan suatu perusahaan dibawah nama bersama
maatschap - Firma adalah nama yang dipakai untuk berdagang
- Cara kerja maatschap bersama-sama.
- Pembagian keuntungan - Firma diatur dalam KUHD Pasal 16 – 35.
- Tujuan kerjasama
- Waktu/ lamanya kerjasama HAK DAN TANGGUNGJAWAB ANGGOTA
- Hal-hal lain yang dipandang perlu - Setiap anggota berhak untuk melakukan pengurusan dan
bertindak keluar atas nama firma.
PENDIRIAN DAN KERJASAMA - Perjanjian yang dbuat oleh seorang anggota juga
- Melalui perjanjian sederhana mengikat anggota lainnya.
- Tidak ada pengajuan formal atau tidak perlu persetujuan - Segala sesuatu yang diperoleh oleh seorang anggota
pemerintah menjadi harta firma.
- Kotribusi dari tiap mitra, berupa uang, barang, atau - Tiap-tiap anggota secara tanggung menanggung
keterampilan tertentu bertanggungjawab untuk seluruhnya atas perikatan firma
- Maksud membagi keuntungan dari kerjasama yang disebut tanggungjawab solider.

TANGGUNGJAWAB (1) PENDIRIAN FIRMA


Tanggugjawab intern antar mitra - Didirikan dengan perjanjian tertulis
- Pasal 1637 KUHPerdata : pengurus yang ditunjuk oleh - Lebih baik dengan Akte Autentik yang dibuat pada saat
semua mitra berhak melakukan semua pengurusan pendirian firma
kepentingan maatschap dengan itikad baik
- Pengurus memiliki kewenangan untuk mengikatkan PENDAFTARAN
maatschap terhadap pihak ketiga - Didaftarkan dalam Daftar Perusahaan
- Yang bukan pengurus tidak berhak bertindak mewakili - Diumumkan dalam Berita Negara RI
maatschapJika tidak ada pengaturan - Pasal 29 KUHD, Fa. yang tidak didaftarkan akan
- khusus tentang pengurus, maka semua mitra/sekutu dianggap sebagai mempunyai maksud usaha yang tidak
dipandang secara timbal balik telah memberikan kuasa terbatas, mitra dengan tanggungjawab tidak terbatas, dan
untuk bertindak atas nama sekutu dan maatschap jangka waktu Fa. tidak tertentu.
HUBUNGAN DENGAN PIHAK KETIGA
Berbeda dengan Maatschap, dalam Fa.berdasarkan Pasal Pasal
17 KUHD setiap mitra mempunyai hak untuk bertindak atas
nama Fa.

Setiap mitra bertangungjawab masing-masing dan untuk


setiap tanggungjawab firma terhadap orang ketiga (Pasal 18
KUHD)

COMMANDITAIRE VENNOTSCHAP (CV)


PENGERTIAN
Suatu perusahaan yang didirikan oleh satu atau beberapa
orang secara tanggung menanggung, bertanggungjawab untuk
seluruhnya atau bertanggungjawab secara solider, dengan satu
orang atau lebih sebagai pelepas uang (geldschieter)

Pasal 19 KUHD
CV adalah permitraan yang terdiri dari satu atau lebih mitra
biasa dan satu atau lebih mitra diam (komanditer), yang secara
pribadi bertanggungjawab untuk semua utang permitraan.

PENDIRIAN
- Tidak memerlukan formalitas, bisa dengan perjanjian
tertulis dan lisan
- Lebih baik dengan perjanjian tertulis untuk
keperluanpembuktian
- Tidak ada keharusan untuk mendaftarkan dan
mengumumkan dalam Berita Negara RI
MITRA DALAM CV
- Mitra biasa atau sekutu pengurus, adalah mitra yang
selain melepaskan modal juga berkedudukan sebagai
pengurus CV.
- Mitra diam, mitra usaha yang hanya melepaskan uang,
tetapi tidak ikut melaksanakan pengurusan CV.

PERBEDAAN ANTARA MITRA BIASA DAN MITRA


DIAM
- Mitra biasa mempunyai hak untuk melakukan pengurusan
dan pengelolaan CV, sedangkan mitra diam tidak berhak
melakukan pengurusan
- Mitra biasa secara pribadi bertanggungjawab untuk
seluruh utang CV, sedangkan mitra diam hanya
bertanggungjawab untuk seluruh transaksi CV sampai
sejumlah kontribusinya.

HUBUNGAN DENGAN PIHAK KETIGA


- Mitra pengurus bertanggungjawab penuh terhadap pihak
ketiga
- Yang bisa dituntut adalah mitra pengurus
- Mitra diam bisa dituntut jika mitra diam memberikan
penampilan kepengurusan (Pasal 20 KUHD), melakukan
kegiatan pengurusan / menejerial (Pasal 21 KUHD) dan
namanya diselipkan dalam nama CV (Pasal 20 dan 30
KUHD).
HUKUM PERUSAHAAN TENTANG PERSEROAN - PT dijalankan dengan tujuan yang berorientasi pada
TERBATAS keuntungan (profit).
PENGERTIAN - Tangungjawab pemegang saham terbatas pada besarnya
badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan modal yang disetorkan, kecuali dalam hal piercing the
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan corporate veil
modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang- Unsur-unsur PT : Didirikan berdasarkan Perjanjian
Undang ini serta peraturan pelaksanaannya. - Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan
Unsur-unsur Perseroan Terbatas akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia.
- badan hukum - Dikecualikan perusahaan BUMN yang seluruh sahamnya
- merupakan persekutuan modal dapat dikuasai oleh negara dan Perseroan yang
- didirikan berdasarkan perjanjian mengelola bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan,
- melakukan kegiatan usaha lembaga penyimpanan dan penyelesaian, dan lembaga
- dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam lain sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang
saham Pasar Modal.
- memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang- - Akte Pendirian Perseroan sebagai perjanjian para pendiri
Undang ini serta peraturan pelaksanaannya. - Dalam Akta Pendirian terdapat Anggaran Dasar Perseroan

Unsur-unsur PT : Badan Hukum Unsur-unsur PT : Didirikan berdasarkan Perjanjian


Karakteristik badan hukum Anggaran Dasar PT
- Memiliki kekayaan sendiri yang terpisah dari kekayaan Anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)
pendirinya memuat sekurang-kurangnya:
- Memiliki tujuan yang ditetapkan dalam anggaran - nama dan tempat kedudukan Perseroan;
dasarnya - maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan;
- Memiliki organ untuk mengelola badan hukum tersebut - jangka waktu berdirinya Perseroan;
sesuai dengan tujuannya - besarnya jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan
- Merupakan entitas hukum yang memiliki legal modal disetor;
personality - jumlah saham, klasifikasi saham apabila ada berikut
jumlah saham untuk tiap klasifikasi, hak-hak yang
Unsur-unsur PT : Badan Hukum melekat pada setiap saham, dan nilai nominal setiap
- Perseroan memperoleh status badan hukum pada tanggal saham;
diterbitkannya Keputusan Menteri mengenai pengesahan - nama jabatan dan jumlah anggota Direksi dan Dewan
badan hukum Perseroan (Pasal 7 ayat 4 UU No. 40 Komisaris;
Tahun 2007 tentang PT) - penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS;
- Dengan diperolehnya status badan hukum, maka - tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian
tanggungjawab pendiri menjadi terbatas pada besarnya anggota Direksi dan Dewan Komisaris;
saham yang disetorkan. - tata cara penggunaan laba dan pembagian dividen.

Unsur-unsur PT : Badan Hukum Unsur-unsur PT : Melakukan Kegiatan Usaha


Piercing the Coeporate Veil - Perseroan dibentuk untuk menjalankan kegiatan usaha
- Pemegang saham PT tidak bertanggung jawab secara sebagaimana dicantumkan dalam anggaran dasar PT.
pribadi atas perikatan dan kerugian yang dialami oleh - Kegiatan usaha merupakan aktivitas PT untuk mencapai
perseroan, yang melebihi nilai saham yang telah tujuannya
disetornya (vide Pasal 3 ayat 1 UUPT). - Ultra Vires, jika direksi menjalankan kegiatan usaha yang
- PT merupakan perkumpulan modal, dan pemegang saham bertentangan dengan maksud dan tujuan serta kegiatan
hanya bertanggung jawab sebesar modal yang disetornya usaha perseroan
ke dalam PT. - Tidak dibenarkan adanya sleeping company

Unsur-unsur PT : Badan Hukum Unsur-unsur PT : Modal dasar seluruhnya terbagi atas saham
Piercing the Coeporate Veil - Modal dasar Perseroan paling sedikit Rp 50.000.000,00
Tanggung jawab terbatas dari pemegang saham tidak berlaku (Pasal 32 UUPT).
atau hapus jika: - Undang-Undang yang mengatur kegiatan usaha tertentu
- persyaratan perseroan sebagai badan hukum belum atau dapat menentukan jumlah minimum modal Perseroan
tidak terpenuhi, yaitu dalam hal ini belum disahkannya yang lebih besar, misalnya untuk usaha perbankan,
Akta Pendirian perseroan oleh Menhum dan status perusahaan penanaman modal asing, dll
perseroan disini belum menjadi badan hukum; - Paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal
- pemegang saham yang bersangkutan baik langsung dasar harus ditempatkan dan disetor penuh.
maupun tidak langsung dengan itikad buruk - Unsur-unsur PT : memenuhi persyaratan UU dan
memanfaatkan perseroan semata-mata untuk kepentingan peraturan pelaksananya
pribadi, seperti misalnya terbukti bahwa terjadi - Memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan dalam
pembauran harta kekayaan pribadi pemegang saham dan UUPT dan peraturan pelaksanaannya, baik persyaratan
harta kekayaan perseroan, sehingga perseroan didirikan pendirian, pendaftaran, pengumuman, persyaratan modal,
semata-mata sebagai alat yang dipergunakan pemegang dll
saham untuk memenuhi tujuan pribadinya; - Tidak boleh melakukan kegiatan yang bertentangan
- pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam dengan undang-undang.
perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh
perseroan; atau BENTUK-BENTUK PT
- pemegang saham yang bersangkutan baik langsung PT. Tertutup
maupun tidak langsung secara melawan hukum - Tidak melakukan penawaran umum atas sahamnya di
menggunakan kekayaan perseroan, yang mengakibatkan pasar modal
kekayaan perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi - Tidak listing di pasar modal
utang perseroan. - Tidak melaksanakan pendaftaran di Bapepam
- Umumnya saham dikuasai oleh beberapa orang saja
Unsur-unsur PT : Persekutuan Modal - Umumnya berupa perusahaan keluarga
- Jika RUPS ratifikasi tidak pernah diselenggarakan, maka
BENTUK-BENTUK PT calon pendiri akan bertanggung jawab secara pribadi atas
PT. Terbuka (PT. Tbk) tindakantindakan tersebut.
- melakukan penawaran umum atas sahamnya di pasar
modal PRE-INCORPORATION ACTION KEDUA
- listing di pasar modal - Kategori tindakan disini adalah tindakan-tindakan
- melaksanakan pendaftaran di Bapepam pengurusan PT dilakukan dalam periode waktu setelah
- Umumnya pemegang sahamnya banyak (karena saham ditandatanganinya Akta Pendirian sampai dengan
ditawarkan kepada publik) sebelum diperolehnya pengesahan Akta Pendirian oleh
- Tunduk pada UU Pasar Modal dan peraturan-peraturan Menkeh. Contoh: pengangkatan karyawan dan pembuatan
Bapepam LK kontrak business.
- Dalam periode waktu ini, maka semua tindakan-tindakan
Perusahaan Publik pengurusan PT wajib dilakukan secara bersama-sama
Memenuhi persyaratan jumlah pemegang saham yang oleh (i) semua Direksi, (ii) semua pendiri/calon
ditetapkan perundang-undangan pasar modal pemegang saham dan (iii) semua anggota Dewan
Komisaris PT yang bersangkutan. Pembuktian:
Tercatat di bursa meskipun tidak melalkukan penawaran dokumen/perjanjian telah ditandatanganinya dan/atau
umum telah diperolehnya persetujuan tertulis dari semua wakil
ketiga organ perseroan tersebut.
PT. PERSERO - Karena hukum (by operation of law) Pre-Incorproration
- Merupakan BUMN yang berbentuk Perseroan Actions Kedua yang telah disetujui dan/atau dilakukan
- Lebih dari 50 % sahamnya dimiliki oleh Negara secara bersama oleh semua wakil ketiga organ perseroan
- Dibentuk berdasarkan Peraturan pemerintah dianggap menjadi tanggung jawab PT (setelah PT
- Modalnya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan menjadi badan hukum).
- Tunduk pada UU BUMN dan UU PT serta UU Pasar - Tidak perlu lagi dilakukannya tindakan ratifikasi RUPS.
Modal (jika melakukan penawaran umum) Jika ternyata Pre-Incorproration Actions Kedua tidak
dilakukan secara bersama-sama oleh semua perwakilan
PT Dengan Fasilitas Penanaman Modal ketiga organ PT, misalnya tindakan ini hanya dilakukan
- PMA dan PMDN tergantung pada asal modal yang oleh semua pendiri dan semua anggot Dewan Komisaris
dipergunakan tanpa melibatkan semua Direksi, maka tindakan ini
hanya akan beralih kepada PT jika dalam jangka
PT Dengan Fasilitas Penanaman Modal waktu 60 hari setelah perseroan tersebut menjadi badan
- PMA dan PMDN tergantung pada asal modal yang hukum akan diselenggarakan RUPS yang mengesahkan
dipergunakan semua tindakan-tindakan tersebut.
- PMA jika didalamnya terdapat modal asing dan menerima - RUPS ini wajib dihadiri oleh semua pemegang saham dan
fasilitas penanaman modal keputusannya disetujui oleh pemegang saham
- Tunduk pada UUPT, UU Pasar Modal jika melakukan berdasarkan suara bulat.
penawaran umum (listing) dan UU Penanaman Modal
PENGESAHAN MENTERI
PENDIRIAN Permohonan untuk memperoleh Keputusan Menteri harus
PRE-INCORPORATION ACTION diajukan kepada Menteri paling lambat 60 (enam puluh) hari
- tindakan-tindakan persiapan yang dilaksanakan oleh terhitung sejak tanggal akta pendirian ditandatangani,
calon pendiri (calon pemegang saham) dalam periode dilengkapi keterangan mengenai dokumen pendukung.
waktu sebelum Akta Pendirian ditandatangani oleh
pemegang saham dihadapan Notaris yang berwenang Apabila format isian dan keterangan mengenai dokumen
(“Pre-Incorporation Actions Pertama”); pendukung telah sesuai dengan ketentuan peraturan
- tindakan-tindakan persiapan yang dilakukan dalam perundang-undangan, Menteri langsung menyatakan tidak
periode waktu setelah Akta Pendirian ditandatangani berkeberatan atas permohonan yang bersangkutan secara
– tetapi sebelum diperolehnya pengesahan Menkumham elektronik.
atas Akta Pendirian dari perseroan tersebut (Pre-
Incorporation Actions Kedua“). Dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak tanggal pernyataan tidak berkeberatan,
PRE-INCORPORATION ACTION PERTAMA pemohon yang bersangkutan wajib menyampaikan secara
- Masuk dalam kategori ini adalah semua tindakan- fisik surat permohonan yang dilampiri dokumen pendukung.
tindakan persiapan pendirian dari calon pendiri/pemegang
saham sebelum Akta Pendirian ditandatangani. paling lambat 14 (empat belas) hari, Menteri menerbitkan
- Contoh: pengangkatan konsultan independen untuk keputusan tentang pengesahan badan hukum Perseroan yang
pembuatan feasibility study project yang akan dijalankan ditandatangani secara elektronik.
perseroan, dan pengeluaran biayanya.
- Semua hak dan kewajiban yang timbul dari semua DAFTAR PERSEROAN DAN PENGUMUMAN
tindakan tersebut hanya akan mengikat atau beralih Daftar perseroan diselenggarakan oleh Menteri. Menteri
menjadi hak dan kewajiban PT jika dalam jangka waktu mengumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik
60 (enam puluh) hari setelah perseroan tersebut menjadi Indonesia:
badan hukum (Akta Pendirian disahkan oleh Menhum) - akta pendirian Perseroan beserta Keputusan Menteri
akan diselenggarakan RUPS yang mengesahkan semua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4);
tindakan-tindakan tersebut. - akta perubahan anggaran dasar Perseroan beserta
Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal
PRE-INCORPORATION ACTION PERTAMA 21 ayat (1);
- UUPT mengatur keputusan ratifikasi yang akan diambil - akta perubahan anggaran dasar yang telah diterima
dalam RUPS tersebut wajib dihadiri oleh semua pemberitahuannya oleh Menteri.
pemegang saham PT tersebut dan keputusannya dengan
suara bulat. MENGELOLA PERSEROAN TERBATAS SESUAI
KETENTUAN UU NO. 40 TAHUN 2007 TENTANG
PERSEROAN TERBATAS
Dr. Mahmul Siregar, SH.M.Hum - RUPS lainnya dapat diadakan setiap waktu berdasarkan
LATAR BELAKANG kebutuhan untuk kepentingan Perseroan.
- Perseroan Terbatas adalah badan hukum - RUPS diselenggarakan Direksi sesuai ketentuan UU dan
- PT merupakan subjek hukum Anggaran Dasar PT
- PT memiliki hak, kewajiban dan tanggungjawab yang
mandiri Dalam RUPS tahunan, harus diajukan semua dokumen dari
- PT harus dikelola oleh organ sesuai ketentuan hukum laporan tahunan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 66 ayat (2) yang terdiri dari :
Kedudukan PT sebagai Badan Hukum dan Konsekuensi
Hukumnya (1) laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca
- PT adalah badan hukum karenanya memiliki hak dan akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan
kewajiban menurut hukum dengan tahun buku sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun
- PT dapat dituntut dan menuntut di hadapan hukum buku yang bersangkutan, laporan arus kas, dan laporan
- PT memiliki kekayaan sendiri yang terpisah dari perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan
kekayaan pendirinya tersebut;
- PT memiliki maksud dan tujuan sendiri - laporan mengenai kegiatan Perseroan;
- Kekayaan PT diurus dan digunakan oleh Pengurus - laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan
(Direksi) untuk mencapai maksud dan tujuan Lingkungan;
- PT memiliki organ - rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang
mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan;
Pasal 7 ayat (4) UU No. 40 Tahun 2007 - laporan mengenai tugas pengawasan yang telah
Perseroan Terbatas memperoleh status badan hukum pada dilaksanakan oleh Dewan Komisaris selama tahun buku
tanggal diterbitkannya Keputusan Menteri mengenai yang baru lampau;
pengesahan badan hukum Perseroan. - nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris;
- gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau
Proses lahirnya Perseroan Terbatas (1) honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan
Pasal 1 ayat (1) UUPT Komisaris Perseroan untuk tahun yang baru lampau.
Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, -
adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, Penyelenggaraan RUPS dapat dilakukan atas permintaan:
didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha - 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-
dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan sama mewakili 1/10 (satu persepuluh) atau lebih dari
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang- jumlah seluruh saham dengan hak suara, kecuali anggaran
Undang ini serta peraturan pelaksanaannya. dasar menentukan suatu jumlah yang lebih kecil; atau
- Dimulai dari perjanjian para pendiri untuk mendirikan PT atau b.
- Dihadapan Notaris (Akte Pendirian PT) - Dewan Komisaris.
- Didirikan lebih dari satu orang, kecuali BUMN dan
Perseroan yang mengelola bursa efek, lembaga kliring RUPS dapat dilangsungkan jika dalam RUPS lebih dari 1/2
dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak
dan lembaga lain sebagaimana diatur dalam Undang- suara hadir atau diwakili, kecuali Undang-Undang dan/atau
Undang tentang Pasar Modal. anggaran dasar menentukan jumlah kuorum yang lebih besar.
- Akte Pendirian disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM
RI Dalam hal kuorum sebagaimana disebutkan diatas tidak
- Didaftarkan dalam daftar perusahaan tercapai, dapat diadakan pemanggilan RUPS kedua. Dalam
- Diumumkan dalam Tambahan Berita Negara pemanggilan RUPS kedua harus disebutkan bahwa RUPS
pertama telah dilangsungkan dan tidak mencapai kuorum.
ORGAN PT (1)
- Rapat Umum Pemegang Saham RUPS kedua sah dan berhak mengambil keputusan jika dalam
- Direksi RUPS paling sedikit 1/3 (satu pertiga) bagian dari jumlah
- Dewan Komisaris seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili, kecuali
anggaran dasar menentukan jumlah kuorum yang lebih besar.
RUPS
- Rapat Umum Pemegang Saham adalah Organ Perseroan Dalam hal kuorum RUPS kedua tidak tercapai, Perseroan
yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada dapat memohon kepada ketua pengadilan negeri yang daerah
Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan atas
ditentukan dalam Undang-Undang ini dan/atau anggaran permohonan Perseroan agar ditetapkan kuorum untuk RUPS
dasar ketiga.
- Kewenangan Residual bukan organ tertinggi
- Tidak bisa mencampuri tindakan pengurusan oleh Direksi Pemanggilan RUPS ketiga harus menyebutkan bahwa RUPS
kecuali terhadap tindakan tertentu yang ditetapkan dalam kedua telah dilangsungkan dan tidak mencapai kuorum dan
AD RUPS ketiga akan dilangsungkan dengan kuorum yang telah
- RUPS tidak sama dengan pemegang saham. ditetapkan oleh ketua pengadilan negeri.
- Pemegang saham PT hanya memiliki makna dan
kekuasaan jika mereka masuk dan meweujudkan Penetapan ketua pengadilan negeri mengenai kuorum RUPS
kekuasaannya dalam RUPS. bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap.
- UU mengakui RUPS sebagai organ bukan pemegang Pemanggilan RUPS kedua dan ketiga dilakukan dalam jangka
saham. waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum RUPS kedua atau
- Pemegang saham bukan merupakan organ PT. Oleh ketiga dilangsungkan. RUPS kedua dan ketiga dilangsungkan
karena itu, tidak dibenarkan intervensi dari pemegang dalam jangka waktu paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling
saham, karena mereka bukanlah organ perseroan. lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah RUPS yang
- RUPS terdiri atas RUPS tahunan dan RUPS lainnya. mendahuluinya dilangsungkan.
- RUPS tahunan wajib diadakan dalam jangka waktu
paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku Keputusan RUPS diambil berdasarkan musyawarah untuk
berakhir. mufakat. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah
untuk mufakat tidak tercapai, keputusan adalah sah jika
disetujui lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah suara - Dalam hal Dewan Komisaris terdiri atas 2 (dua) anggota
yang dikeluarkan kecuali Undang-Undang dan/atau anggaran Dewan Komisaris atau lebih, tanggung jawab tersebut
dasar menentukan bahwa keputusan adalah sah jika disetujui berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota
oleh jumlah suara setuju yang lebih besar. Dewan Komisaris.

RUPS untuk mengubah anggaran dasar dapat dilangsungkan Anggota Dewan Komisaris tidak dapat
jika dalam rapat paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari dipertanggungjawabkan atas kerugian sebagaimana dimaksud
jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili pada ayat (3) apabila dapat membuktikan:
dalam RUPS dan keputusan adalah sah jika disetujui paling - telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan
sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah suara yang kehati-hatian untuk kepentingan Perseroan dan sesuai
dikeluarkan, kecuali anggaran dasar menentukan kuorum dengan maksud dan tujuan Perseroan;
kehadiran dan/atau ketentuan tentang pengambilan keputusan - tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung
RUPS yang lebih besar. maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan Direksi
yang mengakibatkan kerugian; dan
RUPS untuk menyetujui Penggabungan, Peleburan, - telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk
Pengambilalihan, atau Pemisahan, pengajuan permohonan mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.
agar Perseroan dinyatakan pailit, perpanjangan jangka waktu
berdirinya, dan pembubaran Perseroan dapat dilangsungkan GOOD CORPORATE GOVERNANCE
jika dalam rapat paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari - GCG merupakan sistem pengelolaan perusahaan yang
jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili sehat, yang mencerminkan hubungan yang sinergi antara
dalam RUPS dan keputusan adalah sah jika disetujui paling manajemen dan pemegang saham, kreditor, pemerintah,
sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah suara yang supplier, dan stakeholder lainnya.
dikeluarkan, kecuali anggaran dasar menentukan kuorum - Secara umum GCG dapat diartikan sebagai sistem hukum
kehadiran dan/atau ketentuan tentang persyaratan dan praktek untuk menjalankan kewenangan dan kontrol
pengambilan keputusan RUPS yang lebih besar. dalam kegiatan bisnis perusahaan. Kegiatan ini meliputi
hubungan khusus antara pemegang saham, dewan
Direksi komisaris, komite-komite, direksi, pejabat eksekutif, dan
- Direksi adalah organ perseroan yang memiliki tugas dan konstituen lainnya (seperti pemerintah, pegawai,
wewenang untuk mengurus perseroan. masyarakat lokal, pelanggan dan pihak supplier)
- Tindakan pengurusan perseroan oleh direksi hanya
dilakukan untuk kepentingan perseroan sesuai dengan
maksud dan tujuan perseroan (Pasal 92 ayat (1) UUPT)
- Fiduciary Duty dan Statutory Duty
- Duty of Care and Loyality
- Corporate Opportunity
- Self dealing
- No conflict of interest
- Ultra vires
- Prudent principle
- Duty abiding the law
- Business judment rule (Pasal 97 ayat (5) UUPT

Anggota Direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas


kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) apabila dapat
membuktikan:
kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
- telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan
kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan
maksud dan tujuan Perseroan;
- tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung
maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang
mengakibatkan kerugian; dan
- telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau
berlanjutnya kerugian tersebut.
Dewan Komisaris
- Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas
melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus
sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat PRINSIP-PRINSIP GCG
kepada Direksi OECD dan Surat Keputusan Menteri BUMN No. 117/M-
- Fungsi pengawasan umum MBU/2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate
- Fungsi memberikan nasihat kepada direksi Governance pada BUMN
- semata-mata untuk kepentingan Perseroan dan sesuai 1. Fairness (Kewajaran)
dengan maksud dan tujuan Perseroan Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak
- Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan
baik, kehati-hatian, dan bertanggung jawab dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat
kepada Direksi untuk kepentingan Perseroan dan sesuai Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham,
dengan maksud dan tujuan Perseroan terutama kepada pemegang saham minoritas dan
- Setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab pemegang saham asing, keterbukaan informasi, dan
secara pribadi atas kerugian Perseroan apabila yang adanya larangan insider trading.
bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya Realisasi :
dalam mengawasi dan memberikan nasihat kepada - Membuat peraturan perusahaan tentang perlindungan
Direksi. pesaham minoritas ;
Membuat pedoman prilaku perusahaan (corporate - Menyiapkan laporan keuangan pada waktu yang
conduct) tepat dan cara yang tepat;
Membuat peraturan di dalam perusahaan tentang self - Mengembangkan Komite Audit dan Risiko untuk
dealing dan conflict of interest mendukung fungsi pengawasan Dewan
Membuat aturan yang jelas tentang peran dan Komisaris;
kewenangan komisaris, direksi dan organ lain di - Mengembangkan dan merumuskan kembali peran
perusahaan dan fungsi Internal Audit sebagai mitra bisnis
Mengedepankan equal job opportunity strategik berdasarkan best practices;
- Penegakan hukum dan kepatuhan pada perundang-
2. Transparency (Keterbukaan/ Keterawangan) undangan
Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan - Menggunakan external auditor yang berbasis
keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan profesionalisme
informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan ; 4. Responsibility (Responsibilitas)
Kesesuaian pengelolaan perusahaan terhadap peraturan
Hak-hak pemegang saham yang harus diberi informasi perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
dengan benar dan tepat waktu mengenai perusahaan, korporasi
dapat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan
mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas Merupakan tanggungjawab korporasi sebagai anggota
perusahaan, dan turut memperoleh bagian keuntungan masyarakat yang tunduk pada ketenuan hukum yang
dari perusahaan berlaku dan bertindak dengan memperhatikan kebutuhan-
Realisasi : kebutuhan masyarakat di sekitarnya.
- Mengembangkan accounting system yang sesuai standar
akutansi; Prinsip ini diwujudkan dengan kesadaran bahwa
Mengembangkan information technology (IT) dan tanggungjawab merupakan konsekuensi logis dari adanya
management information system (MIS) untuk wewenang ; menyadari akan adanya tanggungjawab
menjamin adanya pengukuran kinerja yang memadai dan sosial ; menghindari penyalahgunaan kekuasaan,
proses pengambilan keputusan yang efektif oleh menjunjung etika bisnis, dan memrlihara lingkungan
Dewan Direksi dan Komisaris ; bisnis yang sehat.
Mengembangkan sistim identifikasi risiko yang
signifikan, pengukuran risiko dan pengelolaan 5. Kemandirian
risiko pada tingkat toleransi yang jelas ; Suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara
Mengumumkan jabatan yang kosong secara terbuka profesional tanpa ada benturan kepentingan da pengaruh/
tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-
Pasal 1 Butir 7 UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat.
menyatakan :
“Informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta Perseroan sebagai badan hukum yang mandiri dikelola
penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian atau fakta secara profesional terlepas dari tekanan-tekanan
yang dapat mempengaruhi harga efek pada Bursa Efek dan kepentingan dari berbagai pihak, misalnya tekanan
atau keputusan pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan pemegang saham atau pihak lain yang tidak sesuai
atas informasi atau fakta tersebut.” dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku ;

Penerapan dari Pasal diatas kemudian diatur dalam Keputusan TANGGUNGJAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN
Ketua BAPEPAM Nomor : KEP-86/PM/1996 dan Peraturan Pasal 74 UUPT
X.K-1 yang menetapkan informasi atau fakta material antara 1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang
lain meliputi : dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib
- penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
- usaha, atau pembentukan usaha patungan 2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana
- pemecahan saham atau pembagian dividen saham ; dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan
- pendapatan dari dividen yang luar biasa sifatnya; yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya
- perolehan atau kehilangan kontrak penting; Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan
- produk atau penemuan baru yang berarti ; memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
- perubahan dalampengendalian atau perubahan penting 3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban
dalam menejmen; sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi
- pengumuman pembelian kembali atau pembayaran efek sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
yang bersifat utang; 4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial
- penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
terbatas yang material jumlahnya ;
- pembelian atau kerugian penjualan aktiva material ; TANGGUNGJAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN DI
perselisihan tenaga kerja yang relative penting; BUMN
- tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan, dan - Pasal 88 ayat (1) dan (2) UU BUMN imperative
atau direktur dan komisaris perusahaan ; menegaskan bahwa BUMN dapat menyisihkan sebagian
- pengajuan tawaran untuk pembelian efek perusahaan labanya untuk keperluan pembinaan usaha kecil/koperasi
lain ; serta pembinaan masyarakat sekitar BUMN.
- penggantian akuntan yang mengaudit perusahaan; - Kepmen BUMN No. Kep-236/MBU/2003 tanggal 17
- penggantian wali amanat; Juni 2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan
- perubahan tahun fiscal perusahaan Usaha Kecil dan Pelaksanaan Bina Lingkungan
- SE Menteri BUMN No. 433/MBU/2003 tanggal 16
3. Accountability (Akuntabilitas) September 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program
Kejelasan fungsi, pelksanaan, dan pertanggungjawaban Kemitraan dan Bina Lingkungan.
organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara
efektif; Tanggungjawab manajemen melalui pengawasan
yang efektif berdasarkan balance of power antara direksi,
pemegang saham, komisaris dan auditor. Realisasi :

Anda mungkin juga menyukai