Anda di halaman 1dari 6

CHEAT SHEET KEWIRAUSAHAN

Entrepreneurship mindset adalah sebuah pola pikir atau cara berpikir


yang dimiliki oleh setiap entrepreneur atau pebisnis yang sukses. Ini
adalah kemampuan untuk melihat peluang di mana orang lain melihat
hambatan, mengambil risiko yang telah diperhitungkan, dan beradaptasi
dengan keadaan yang berubah[3]. Entrepreneurship mindset tidak
terbatas hanya pada pebisnis atau pengusaha, melainkan dapat diterapkan
di bidang atau industri apa pun[3]. Dengan menumbuhkan
entrepreneurship mindset di dalam diri sendiri, seseorang dapat lebih baik
dalam mengatasi tantangan serta dapat beradaptasi dengan lingkungan
yang berubah dengan cepat[3].

Entrepreneurship dan intrapreneurship adalah dua konsep yang


berbeda dalam bidang bisnis. Entrepreneurship adalah aktivitas bisnis
yang mempunyai sifat kreatif, inovatif, dan bisa bertahan di dalam pasar.
Entrepreneurship adalah cara menjalankan bisnis dan menanggung semua
resiko yang menghalangi untuk memberikan bentuk produk atau
layanan[1]. Seseorang entrepreneurship memiliki visi dan misinya jelas,
mempunyai hubungan yang kuat terhadap beberapa orang pemasok,
distributor, dan masih banyak lainnya, dan memiliki kemampuan untuk
mengubah ide menjadi kenyataan[1].

Intrapreneurship, kata yang dibuat oleh Gifford Pinchot, adalah cara


berpikir dan beroperasi seperti entrepreneurship dalam organisasi[4].
Intrapreneurship adalah proses memulai dan menjalankan bisnis dalam
organisasi, yang berfokus pada pengembangan dan penjualan produk atau
layanan yang sudah ada atau produk yang lebih umum[2]. Seorang
intrapreneur memiliki kemampuan untuk mengubah ide menjadi
kenyataan, memiliki visi dan mimpi yang besar, memulainya dengan
langkah kecil, memiliki cara pandang yang berbeda, dan memiliki
kemampuan untuk berpikir secara kreatif dan inovatif dalam mencari
solusi untuk suatu masalah[3].

Contoh dari entrepreneurship adalah perusahaan yang memulai usaha dari


awal, seperti Uber dan Airbnb, yang memiliki visi dan misinya jelas, dan
memiliki kemampuan untuk mengubah ide menjadi kenyataan. Contoh dari
intrapreneurship adalah perusahaan yang memiliki produk atau layanan
yang sudah ada, seperti Apple, yang memiliki kemampuan untuk mengubah
ide menjadi kenyataan, memiliki visi dan mimpi yang besar, dan memiliki
kemampuan untuk berpikir secara kreatif dan inovatif dalam mencari
solusi untuk suatu masalah.

Blue Ocean Strategy adalah konsep bisnis yang berupaya untuk


menciptakan permintaan yang belum pernah ada sebelumnya. Ini adalah
taktik bisnis yang berupaya untuk mengubah pasar yang ketat menjadi
pasar yang lebih luas dan berbagai peluang tak terduga[1]. Strategi ini
disebut sebagai "samudera biru" karena analogi dengan lautan biru yang
luas, kuat, dan tidak terduga[2].

Contoh contoh bisnis yang menggunakan strategi blue ocean strategy


antara lain Netflix, Starbucks, dan Nintendo Wii[2]. Netflix, sebagai contoh,
berhasil mengubah red ocean strategy yang menyusut menjadi penuh
peluang untuk blue ocean strategy dengan menghapuskan toko fisik dan
mengalihkan semua ketersediaan film secara online[2]. Starbucks juga
menggunakan strategi blue ocean dengan menawarkan kopi yang lebih
baik dan berbeda dari kompetitor mereka[2]. Nintendo Wii juga
menggunakan strategi blue ocean dengan memperkenalkan game console
yang berbeda dari kompetitor mereka[2].

Sebagai gambaran, strategi blue ocean menciptakan pasar yang tidak ada
lawannya, menciptakan dan menangkap permintaan baru yang belum
pernah disediakan atau dipenuhi oleh perusahaan mana pun, dan meraih
keunggulan tanpa harus menciptakan nilai yang membedakannya dengan
kompetitor, karena kompetitor itu tidak ada[5].

SWOT adalah singkatan dari strengths, weaknesses, opportunities, dan


threats. Artinya, SWOT adalah metode perencanaan strategi untuk bisnis
atau suatu proyek yang mempertimbangkan faktor internal dan eksternal
guna menyusun strategi yang efektif[2].

- **Strengths (kekuatan)**: Faktor internal yang memiliki daya tarik dan


kekuatan yang memungkinkan perusahaan atau proyek berhasil.
Contohnya adalah sumber daya keuangan, sumber daya fisik, sumber daya
manusia, dan akses ke sumber daya[1].
- **Weaknesses (kelemahan)**: Faktor internal yang mempengaruhi
negatif atau tidak efisien dalam menjalankan bisnis atau proyek. Contohnya
adalah kekurangan sumber daya, keterbatasan kemahiran, atau
kekurangan teknologi[1].
- **Opportunities (peluang)**: Faktor eksternal yang memiliki potensi
untuk mengubah keadaan positif atau membuka peluang bagi perusahaan
atau proyek. Contohnya adalah trend pasar, trend ekonomi, pendanaan,
demografi, hubungan dengan pemasok, atau perubahan politik, lingkungan,
dan ekonomi[1].
- **Threats (ancaman)**: Faktor eksternal yang mempengaruhi negatif atau
tidak dikendalikan dalam menjalankan bisnis atau proyek. Contohnya
adalah kekurangan pasar, persaingan, pasokan tenaga kerja, perubahan
teknologi, atau peraturan baru atau yang direvisi[1].

SWOT dapat digunakan untuk mengetahui faktor-faktor penting yang


mengelilingi sebuah rencana atau strategi, mempermudah pengambilan
keputusan, dan membantu dalam melakukan perencanaan strategi yang
efektif[5].

Building blocks adalah konsep yang digunakan dalam berbagai


bidang, termasuk seni, kimia, dan arsitektur. Dalam konteks arsitektur,
building blocks adalah unit fungsional yang didefinisikan untuk memenuhi
kebutuhan bisnis di sepanjang organisasi. Building blocks memiliki
interfaces yang terpublikasi untuk mengakses fungsionalitas mereka[1].
Berikut adalah 9 building block yang dapat digunakan dalam arsitektur:

1. **Customer Database**: Building block ini berisi informasi tentang


pelanggan, termasuk profil, kontak, dan transaksi.
2. **Retrieval Tools**: Building block ini membantu mengakses dan
mengambil data dari customer database.
3. **Product Configuration**: Building block ini membantu membuat
konfigurasi produk yang sesuai dengan permintaan pelanggan.
4. **Price and Availability Check**: Building block ini membantu
memeriksa harga dan tersedia atau tidak produk yang diinginkan
pelanggan.
5. **Order Placement**: Building block ini membantu membuat pesanan
ketika sales staff berada dengan pelanggan.
6. **Sales Process**: Building block ini membantu membuat dan mengelola
proses penjualan.
7. **Initiating the Sale**: Building block ini membantu memulai proses
penjualan.
8. **Determining Customer Requirements**: Building block ini membantu
menentukan kebutuhan pelanggan.
9. **Architecture Building Blocks (ABBs)**: Building block ini berisi
fungsionalitas seperti customer database, retrieval tools, dan lain-lain yang
dapat digunakan untuk membangun arsitektur.
Building blocks ini dapat digunakan untuk membangun sistem yang efektif
dan efisien, dan dapat didefinisikan dengan berbagai tingkat detail
berdasarkan tahap pengembangan arsitektur[3].

Business Environment Analysis (BEA) adalah proses sistematik


untuk menentukan bagaimana sebuah bisnis dapat beroperasi efektif dan
mencapai tujuan. BEA meliputi analisis industri dan kompetisi, yang
merupakan bagian dari proses BEA. Analisis ini membantu menentukan
bagaimana perubahan dalam lingkungan bisnis akan mengarahkan ke arah
peluang atau ancaman untuk bisnis, dan membantu dalam membuat
keputusan strategis yang efektif[2].

Analisis industri dan kompetisi adalah bagian dari BEA yang fokus pada
faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi bisnis, seperti keadaan pasar,
konkurensi, dan trend ekonomi. Analisis ini membantu menentukan
bagaimana bisnis dapat menghadapi konkurensi dan memperluas pasar,
serta membantu dalam membuat strategi yang efektif[3].

Contoh dari analisis industri dan kompetisi antara lain:

- **Pasar**: Analisis pasar membantu menentukan trend pasar, kebutuhan


pelanggan, dan kepemilikan pasar.
- **Konkurensi**: Analisis konkurensi membantu menentukan strategi
konkurensi, seperti harga, produk, dan jasa yang dapat membuat bisnis
berbeda dari konkurensi lainnya.
- **Trend ekonomi**: Analisis trend ekonomi membantu menentukan
bagaimana perubahan ekonomi akan mengarahkan ke arah peluang atau
ancaman untuk bisnis.

Analisis industri dan kompetisi dapat digunakan untuk membantu dalam


membuat keputusan strategis yang efektif, membantu bisnis memperluas
pasar, dan membantu dalam membuat strategi yang efektif dan efisien[3].

Marketing strategy adalah rencana yang dirancang oleh perusahaan


untuk menjangkau dan mempromosikan produk atau jasa kepada target
pelanggan dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan dan mencapai
keuntungan. Marketing strategy terdiri dari beberapa langkah yang efektif
untuk mengubah target pelanggan menjadi konsumen yang tetap. Berikut
adalah beberapa langkah yang dapat digunakan untuk membangun
marketing strategy yang efektif:
1. Tentukan market Anda: Identifikasi target pelanggan dan pasar yang
sesuai dengan produk atau jasa yang dijual.
2. Rancang 7P marketing mix: Membangun rangkaian taktik untuk
mempromosikan produk, termasuk produk, harga, promosi, proses,
sumber daya manusia, dan faktor fisik.
3. Susun strategi pemasaran yang efektif: Membuat rencana tindakan yang
detail untuk mengakses dan mengubah target pelanggan menjadi
konsumen yang tetap.
4. Tetap konsisten: Mempertahankan pesan dan tingkat konsistensi yang
tinggi untuk membuat konsumen tetap menjadi bagian dari strategi
pemasaran.
5. Selalu lakukan evaluasi: Memantau dan menganalisis kinerja marketing
strategy untuk memperbaiki dan mengubah strategi jika diperlukan.

Marketing strategy dapat menggunakan berbagai strategi, seperti inbound


marketing, telemarketing, dan penggunaan konten, untuk mencapai target
pelanggan dan mencapai keuntungan.

Financing strategy adalah rencana yang dirancang oleh perusahaan


untuk mengumpulkan dan mengelola dana yang diperlukan untuk
mencapai tujuan bisnis. Stratejinya ini mencakup langkah-langkah yang
diperlukan untuk mengumpulkan dana dari sumber-sumber yang tepat,
seperti dana publik, dana pribadi, dan dana eksternal. Financing strategy
juga mencakup pengelolaan dana, termasuk pengelolaan dana yang telah
diperoleh dan pengelolaan risiko dana.

Financing strategy bertujuan untuk mengumpulkan dana yang diperlukan


untuk mencapai tujuan bisnis, seperti membangun infrastruktur, membeli
peralatan, dan membangun produk atau jasa. Stratejinya ini juga mencakup
pengelolaan dana yang telah diperoleh, termasuk pengelolaan risiko dana
dan pengelolaan keuangan.

Financing strategy dapat mencakup langkah-langkah seperti:

- Pengumpulan dana dari sumber-sumber eksternal, seperti dana publik,


dana pribadi, dan dana eksternal.
- Pengelolaan dana, termasuk pengelolaan risiko dana dan pengelolaan
keuangan.
- Pengelolaan investasi dan aset.
- Pengelolaan keuangan dan pengelolaan perusahaan.
Stratejinya ini bertujuan untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki
dana yang cukup untuk mencapai tujuan bisnis, serta memastikan bahwa
dana yang telah diperoleh dapat dikelola efisien dan efektif.

Anda mungkin juga menyukai