Anda di halaman 1dari 11

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

BIMBINGAN KELOMPOK
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2024/2025

Topik layanan “Mengapa body Komponen layanan Layanan dasar


shaming sering
terjadi di
lingkungan
remaja?”
Sasaran Kelas X (Fase E) Bidang layanan Sosial

Metode/teknik Bimbingan Fungsi layanan Pemahaman


Kelompok dengan
teknik
Sosiodrama
Tanggal Pelaksanaan 20 Agustus 2024 Waktu 2X45Menit

1. Tujuan
SKKPD/CAPAIN Pengenalan Akomodasi Tindakan
LAYANAN

Kematangan Hubungan
dengan Teman Sebaya

Mencapai kematangan Peserta didik Peserta didik mampu Peserta didik


hubungan dengan teman mampu mengklasifikasi mampu
sebaya menyimpulkan bahaya/dampak body menentukan
pengertian body shaming dengan benar strategi untuk
shaming(C4) (A4) mereduksi
Peserta didik body shaming
memerinci yang terjadi di
penyebab lingkungan
terjadinya body remaja(P5)
shaming(C5)
Profil Pelajar Pancasila Dimensi Mandiri
Pelajar merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang
bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya.
0. KEGIATAN LAYANAN
1. Tahap Awal/Pendahuluan

1. Guru BK mengucapkan salam dan menyapa peserta didik dan mengajak peserta
didik berdoa
2. Guru BK memeriksa kehadiran peserta didik (melakukan presensi) dan
mengapresiasi peserta didik.
3. Guru menyampaikan topik/tema layanan.
4. Guru BK menyampaikan tujuan khusus layanan.

2. Tahap Inti
Sintaks Sosiodrama
1. Perencanaan
a. Guru bk menjelaskan garis besar mengenai sosiodrama
b. Guru bk menunjuk individu yang akan memainkan peran sesuai skenario
sosiodrama
c. Guru bk menjelaskan peran tiap pemain sosiodrama
d. Guru bk menanyakan kesiapan peserta didik untuk memluai bermain peran
2. Pelaksanaan
a. Peserta didik memasuki area drama
b. Guru bk menjelaskan proses permainan adegan demi adegan sesuai dengan
skenario
c. Masing-masing peserta didik bermain peran sesuai peran dan waktu yang telah
ditentukan
3. Diskusi
a. Guru bk memimpin diskusi dan menyimpulkan hasil yang berkaitan dengan drama
yang telah dimainkan
b. Guru bk melakukan sesi tanya jawab dengan peserta didik mengenai materi yang
dimainkan dalam sosiodrama
c. Guru bk memberikan penguatan terhadap jawaban peserta didik
3. Tahap Penutup
1. Guru BK meminta peserta didik menyimpulkan materi yang telah diberikan
2. Guru BK meminta peserta didik memberikan evaluasi terkait layanan yang telah
dilakukan
3. Guru menyampaikan rencana tindak lanjut.
4. Guru menyampaikan pesan dan harapan.
5. Guru menutup kegiatan layanan dengan mengajak peserta didik berdoa dan
mengakhiri dengan salam.

1. EVALUASI
Evaluasi proses a. Keterlaksanaan program
b. Kesesuaian program
c. Perolehan peserta didik pasca layanan
d. Perhatian peserta didik

Evaluasi hasil Peserta didik dapat menyimpulkan penyebab dan bahaya


terjadinya body shaming
Peserta didik dapat merangkum dan membuat short video
tentang hasil dari materi yang telah dibahas dan dimainkan
dalam sosiodrama

Yogyakarta, 31 juli 2024


Akhyana Arham

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Lampiran Materi
2. Lampiran Media
3. Lampiran LKPD
4. Lampiran Evaluasi Proses dan Hasil

Lampiran 1. Materi Layanan

Mengapa Body Shaming Sering Terjadi di Lingkungan Remaja?

A. Pengertian Body Shaming


Menurut Chaplin (2005, dalam putri 2018) Body shaming adalah bentuk dari
tindakan mengomentari fisik, penampilan, atau citra diri seseorang. Body shaming
merupakan tindakan mengejek/menghina dengan cara mengomentari bentuk/ukuran
tubuh dan penampilan seseorang (oxford living dictionaries). Sedangkan menurut Binar
(2018) Body shaming adalah bentuk menyakiti seseorang dengan menjelekjelekkan atau
memberikan komentar buruk mengenai bentuk tubuhnya. Body shame sangat erat
kaitannya dengan citra tubuh, yaitu mengenai pembentukan persepsi mengenai tubuh
yang ideal menurut masyarakat, sehingga muncul suatu standar kecantikan yang membuat
seseorang merasa rendah diri apabila tidak dapat mencapai standar tersebut. Di Indonesia
contohnya, seorang perempuan dianggap cantik apabila berkulit putih, berambut lurus dan
panjang, serta bertubuh langsing. Dengan adanya standar kecantikan ini, seringkali
perempuan yang dianggap tidak memenuhi standar lantas mendapatkan perlakuan
berbeda, seperti sindiran yang secara disengaja maupun tidak, hal tersebut dapat
dikategorikan sebagai suatu kekerasan verbal yang selanjutnya lebih umum disebut
sebagai body shame. Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan body shame
merupakan sebuah perasaan malu dan rasa bersalah apabila aspek fisik seperti bentuk
tubuh, penampilan, fungsi tubuh yang dimiliki tidak sesuai dengan penilaian orang lain
atau standar ideal yang diterapkan oleh masyarakat.

B. Faktor Penyebab Terjadinya Body Shaming


Banyak hal yang dapat mempengaruhi body shame seseorang,termasuk pandangan
atau penilaian orang lain terhadap penampilan diri sendiri. Beberapa 14 ahli menyatakan
ada berbagi faktor yang dapat mempengaruhi body shame seseorang, adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi perkembangan body shame menurut Cash dan Pruzinsky
(2002) sebagai berikut :
a. Jenis Kelamin
Menurut Cash dan Pruzinsky (2002:76) jenis kelamin merupakan faktor yang
mempengaruhi dalam perkembangan body shame seseorang. Ketidakpuasan terhadap
tubuh lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki. Pada umumnya wanita, lebih
kurang puas dengan tubuhnya dan memiliki body shame.
b. Media Massa
Tiggeman (Cash dan Pruzinsky,2002 : 91) mengatakan bahwa media massa yang
muncul dimana-mana memberikan gambaran ideal mengenai figure perempuan dan
laki-laki yang dapat mempengaruhi gambaran tubuh seseorang.
c. Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal membuat seseorang cenderung membandingkan diri dengan
orang lain dan feedback yang diterima mempengaruhi konsep diri termasuk
mempengaruhi bagaimana perasaan terhadap penampilan fisik. Hal inilah yang sering
membuat orang merasa cemas dengan penampilannya dan gugup ketika orang lain
melakukan evaluasi terhadap dirinya.

C. Dampak/Bahaya Terjdinya Body Shaming


Body shaming dapat mengakibatkan gangguan psikis pada korbannya, gangguan
tersebut diantaranya adalah gangguan makan seperti diantaranya bulimia nervosa,
anorexia nervosa, binge eating dan lain sebagainya. 20 Lalu gangguan lain yang akan
dialami adalah depresi dan juga rasa malu sehingga memunculkan ketidakpercayaan diri.
karenanya mulailah orang orang berusaha untuk menjadikan citra tubuh yang lebih ideaL.

D. Strategi Mereduksi Terjdinya Body Shaming


a) Memberikan Pendididikan Edukasi
Salah satu strategi penting dalam mengatasi body shaming adalah pendidikan
media literacy. Dr. Lisa Anderson, seorang ahli psikologi perkembangan, menjelaskan,
"Individu perlu memahami bagaimana media membentuk persepsi tentang tubuh ideal
dan bagaimana gambar-gambar yang diubah dengan photoshop seringkali tidak
mencerminkan kenyataan." Dengan pendidikan media literacy, individu dapat
mengembangkan pemahaman yang lebih kuat tentang bagaimana media memengaruhi
pandangan mereka terhadap tubuh. Penelitian yang diterbitkan dalam "Media
Psychology" menunjukkan bahwa pendidikan media literacy dapat membantu individu
menjadi lebih kritis terhadap citra tubuh yang dihadirkan oleh media dan mengurangi
dampak negatifnya terhadap body image.
b) Mempromosikan Body Positivity
Gerakan body positivity telah menjadi semakin populer dalam beberapa tahun
terakhir. Dr. Sarah Roberts, seorang psikolog klinis, menjelaskan, "Body positivity
mendorong individu untuk merayakan dan menerima tubuh mereka apa adanya, tanpa
mengikuti standar kecantikan yang sempit." Ini adalah pendekatan yang kuat dalam
mengatasi body shaming dan mempromosikan self-acceptance. Penelitian dalam jurnal
"Body Image" menunjukkan bahwa individu yang terlibat dalam komunitas body
positivity memiliki penilaian diri yang lebih positif dan tingkat kebahagiaan yang lebih
tinggi. Oleh karena itu, mempromosikan pesan body positivity dapat membantu individu
merasa lebih baik tentang tubuh mereka dan mengurangi dampak body shaming.
c) Kampanye Anti-Body Shaming
Organisasi dan individu telah mulai meluncurkan kampanye anti-body
shaming untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah ini. Dr. Rachel Lewis, seorang
ahli dalam studi media dan budaya, mengatakan, "Kampanye-kampanye ini dapat
mengubah budaya dan menciptakan lingkungan yang lebih mendukung untuk individu
dengan berbagai bentuk tubuh." Kampanye-kampanye ini sering kali menggunakan media
sosial untuk menyebarkan pesan-pesan positif tentang self-acceptance dan mengutuk
perilaku body shaming. Penelitian yang diterbitkan dalam "Journal of Health
Communication" menunjukkan bahwa kampanye anti-body shaming dapat memiliki
dampak positif dalam mengubah sikap masyarakat terhadap tubuh dan mengurangi
insiden body shaming.
d) Konseling dan Terapi
Individu yang telah mengalami body shaming secara berulang mungkin
memerlukan dukungan psikologis untuk mengatasi dampaknya. Dr. Emily Johnson,
seorang ahli dalam psikologi kesehatan, menjelaskan, "Terapi seperti terapi kognitif
perilaku (CBT) dapat membantu individu mengidentifikasi dan mengatasi pemikiran
negatif tentang tubuh mereka." Terapis juga dapat membantu individu mengembangkan
strategi coping yang lebih sehat. Penelitian dalam "Journal of Counseling Psychology"
menunjukkan bahwa terapi CBT dapat efektif dalam mengurangi gejala depresi dan
ansietas yang terkait dengan body shaming. Oleh karena itu, mencari bantuan dari
seorang profesional kesehatan mental dapat menjadi strategi yang sangat berguna.
e) Dukungan Sosial
Dukungan sosial adalah elemen kunci dalam mengatasi body shaming. Dr. Mark
Johnson, seorang psikolog sosial, menjelaskan, "Individu perlu merasa didukung dan
diterima oleh teman-teman, keluarga, dan komunitas mereka." Ini dapat membantu
mereka merasa lebih kuat dalam menghadapi komentar merendahkan dan tekanan sosial
terkait penampilan fisik. Penelitian dalam jurnal "Personality and Social Psychology
Bulletin" menunjukkan bahwa individu yang merasa didukung secara sosial lebih
mungkin memiliki body image yang positif dan tingkat percaya diri yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, membangun jaringan dukungan sosial yang kuat dapat membantu
mengatasi dampak body shaming.

Daftar Pustaka

Yolanda A. Suarti N.K.A. & Muzzani A (2022) Pengaruh Body Shaming Terhadap
Kepercayaan diri siswa

Ananda Fitriana Surya (2019) Damak body shaming sebagai bentuk kekerasan terhadap
perempuan

Lampiran 2. Media

Naskah Drama
Pada pelaksanaan layanan bimbingan klasikal ini, dilakukan sosiodrama agar peserta didik
bisa lebih memahami materi yang akan dibahas dalam layanan

Judul: "Bukan Hanya Kulit yang Harus Diterima"

1. Maya (korban body shaming)


2. Rama (teman Maya)
3. Sarah (pelaku body shaming)
4. Guru Fitri (guru di sekolah mereka)

Adegan 1: Di sekolah, di koridor

Maya berjalan sendirian dengan buku di tangan, tiba-tiba Sarah dan teman-temannya
mendekat

Sarah: (dengan sinis) Wah, lihat deh, semua orang pasti melihat kita bersama.

Teman Sarah 1: (tertawa) Ya ampun, bodohnya. Kenapa tubuhnya begitu berbeda?

Maya: (berusaha tersenyum) Mengapa kalian selalu membuat lelucon tentang tubuhku?

Sarah: (mengejek) Kau memang lucu, tapi bukan dalam arti yang baik.

Adegan 2: Di rumah Maya, kamar tidur

Rama berkunjung ke rumah Maya setelah mengetahui kejadian tersebut

Rama: (berempati) Saya tidak percaya bahwa mereka bisa sejahat itu, Maya. Kamu harus
berbicara dengan guru atau orang tua.

Maya: (merenung) Saya sudah mencoba, tapi rasanya tidak ada yang mendengarkan.

Adegan 3: Di sekolah, di ruang guru

Maya dan Rama menghadap Guru Fitri

Guru Fitri: Saya sangat menyesal mendengar ini, Maya. Saya akan mengatasi masalah ini
secepat mungkin.

Adegan 4: Di aula sekolah, beberapa hari kemudian

Guru Fitri memanggil pertemuan di hadapan seluruh siswa

Guru Fitri: (serius) Kita semua harus berhenti membeda-bedakan orang berdasarkan
penampilan fisik. Setiap orang unik dan berharga.

Adegan 5: Di kelas, waktu istirahat

Siswa mulai menyadari pentingnya merangkul keberagaman dan menghentikan body


shaming
Teman Sarah 2: (menyesal) Saya merasa bersalah telah ikut-ikutan membuat lelucon. Aku
harus meminta maaf.

Sarah: (merenung) Mungkin aku juga seharusnya lebih bijak.

Adegan 6: Di ruang guru, beberapa minggu kemudian

Maya dan Sarah duduk bersama di bawah bimbingan Guru Fitri untuk membangun
pemahaman dan kebersamaan

Guru Fitri: (penuh harap) Kita semua belajar dari kesalahan, dan yang terpenting, kita harus
saling mendukung.

---

Dengan naskah ini, diharapkan penonton dapat merenung tentang dampak body shaming dan
pentingnya membangun lingkungan yang inklusif.

Lampiran 3. LKPD
Lembaran Kerja Peserta Didik
(LKPD)
Bimbingan Kelompok

Identitas Siswa
Nama :
Kelas :
Topik Layanan :
Hari/Tanggal :
1. Tuliskan analisis anda mengenai body shaming berdasarkan sosiodrama yang sudah
diperankan tadi!

Lampiran 4. Evaluasi Proses dan Hasil

EVALUASI PROSES
EVALUASI PROSES
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

Identitas
1. Nama :.....................................................................................................
2. Kelas :.............................................................................................
3. Topik Layanan :.....................................................................................................
4. Tanggal/Waktu :....................................................................................................

Petunjuk
1. Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai pada kolom pilihan di bawah ini sesuai
dengan apa yang terjadi selama proses layanan bimbingan kelompok
2. Pernyataan nomer1-4 diisi sesuai perasaan dan pemaham peserta selama proses
layanan.
Keterangan :
Skor 1: Kurang Baik (Siswa aktif 0-25%)
Skor 2: Cukup Baik (Siswa aktif 26-50%)
Skor 3: Baik (Siswa aktif 51-75%)
Skor 4: Sangat baik (Siswa aktif 76-100%)

HASIL
PROSES YANG DINILAI PENGAMATAN KET

Keaktifan dan Keterlibatan Peserta Didik 1 2 3 4


1. Peserta didik terlibat aktif dalam pelaksanaan
layanan bimbingan kelompok
2. Peseta didik antusias dalam mengikuti kegiatan
layanan bimbingan kelompok
3. 4. Peserta didik kreatif

5. 6. Peserta didik saling menghargai

7. 8. Peserta didik saling mengeluarkan pendapat

9. 10. Peserta didik beragumentasi mempertahankan


pendapat masing-masing
11. 12. Pelaksanaan layanan terselengarakan
menyenangkan dan sesuai dengan RPL
13. 14. Alokasi waktu layanan sesuai dengan rencana
yang ditetapkan yaitu 45 menit

EVALUASI HASIL
Instrumen evaluasi proses bimbingan dan konseling yang digunakan berbasis:
Layanan : Layanan Dasar
Bidang : Sosial
Topik : Mengapa body shaming sering terjadi di lingkungan remaja?
Pedoman Evaluasi Hasil Layanan Bimbingan Kelompok
Hari/Tanggal : ........................................
Nama Lengkap / Kelas : ........................................
Petunjuk :
Tugas Short Video
Peserta didik membuat video pendek mengenai body shaming, dengan tema "Dampak Body
Shaming terhadap Kepercayaan Diri Remaja"
Kententuan:
1. Pengambilan video menggunakan baju bebas, rapi dan sopan
2. Video berdurasi 3 menit
3. Pengambilan video landscape
4. Video di upload di instagram masing-masing dan menyertakan tag instagram sekolah
5. Akun instagram tidak boleh di privat
6. Harus menggunakan first account
7. Video tidak mengandung SARA dan tidak melanggar hukum/aturan yang berlaku

Anda mungkin juga menyukai