Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMP NEGERI 03 POLEANG
Alamat : Jalan Pendidikan No. 20 Kel. Kastarib Kec. Poleang Kab. Bombana (93772)

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

A Komponen Layanan Layanan Dasar

B Bidang Bimbingan Sosial

C Topik Layanan Mau Pacaran Di Usia Remaja? Pikir-pikir Dulu Deh!

D Fungsi Layanan Preventif/ Pengembangan

E Tujuan Umum Peserta didik dapat menghindarkan diri dari dampak negatif pacaran

F Tujuan Khusus Pengenalan (Kognitif ) :


Peserta didik menganalisis dampak negative pacaran pada remaja (C4)
Akomodasi (Afeksi) :
Peserta didik dapat merubah perilaku pacaran (A5)
Tindakan (Psikomotorik) :
Peserta didik dapat menentukan langkah-langkah mencegah pacaran
diusia remaja (P5).

G Sasaran Layanan Kelas VIII A

H Materi layanan 1. Dampak negatif pacaran


2. Sebab-sebab siswa pacaran
3. Mencegah dan mengatasi pacaran diusia remaja

I Waktu 1 x 40 Menit.

J Sumber MATERI VIDEO DAMPAK PACARAN.mp4


https://www.academia.edu/5451995/DAMPAK_NEGATIF_PACARAN_BK

Internet: https://telkomschools.sch.id/pengaruh-pacaran-pada-remaja/

K Metode/ Teknik Experiental Learning

L Media/Alat Kartu Literasi, Kartu Fakta or Opini, Video, LKPD

M Pelaksanaan
1. Tahap Awal

1. Mengucapkan salam dan mengajak berdoa


2. Menanyakan kondisi peserta didik dan kegiatan sebelumnya.
3. Mengabsen dan mengapresiasikan kehadiran
4. Guru BK menyampaikan topic dan tujuan layanan
5. Guru BK menyampaikan langkah-langkah kegiatan dan cakupan
materi layanan.
6. Menjelaskan asas (normatif dan waktu)
7. Memotivasi peserta didik dengan ice breaking/ permainan.

2. Tahap Transisi

1. Guru BK menanyakan sejauh mana pemahaman peserta didik tentang


kegiatan yang akan dilakukan.
2. Guru BK menanyakan kesiapan peserta didik untuk masuk ke tahapan
berikutnya.
3. Guru BK mengenali suasana (kesiapan) peserta didik, dan
mengatasinya apabila belum siap.
4. Guru BK memberi tahu peserta didik tentang topik yang akan dibahas
dan pentingnya membahas topik tersebut.
5. Selingan.

3. Tahap inti

1. Pengalaman Konkrit (Concrete Experience)


Curah pendapat tentang pengalaman peserta didik mengenal remaja
pacaran, melihat dimedia social dll.

2. Refleksi Observasi (Reflective Observation).


1) Peserta didik dibagi dalam 3 kelompok diskusi.
2) Setiap perwakilan kelompok diminta memilih dan mengambil 1
lembar kartu (isi kartu nya: Dampak negative pacaran, penyebab
perilaku pacaran, cara mencegah perilaku pacaran).
3) Setiap perwakilan kelompok diminta membacakan hasil diskusi
kelompoknya.
4) Peserta didik diajak curah pendapat terkait hasil diskusi
perkelompok.
5) Kegiatan dilanjutkan sampai semua kartu terbahas.

3. Konseptualisasi (Abstract Conceptualization)


1) Siswa diajak menyimak video terkait pacaran diusia remaja.
2) Mendiskusikan isi video yang telah dinonton Bersama.
3) Bermain kartu opini sebagai penguatan konsep.

4. Rencana tindakan (Active Experimentation)


1) Guru BK membagikan lembar LKPD untuk bahan refleksi.
2) Peserta didik diberi tugas membuat bahan kampanye menolak
pacaran diusia remaja dan langkah-langkah mencegah perilaku
pacaran dalam bentuk video.
3) Peserta didik diminta melakukan kampanye tentang dampak pacaran
diusia remaja di social media dengan mengupload video.

4. Tahap Penutup

1. Guru BK menjelaskan bahwa kegiatan akan diakhiri.


2. Peserta didik memberi kesan-kesan setelah mengikuti kegiatan.
3. Guru BK menyampaikan kegiatan lanjutan.
4. Menyampaikan terimakasih
5. Guru BK menutup kegiatan dengan mengajak peserta didik berdoa,
bersyukur dan mengucapkan salam.

N Evaluasi

1. Evaluasi Proses 1. Konselor memberikan skala penilaian proses bimbingan klasikal


Experiental Learning kepada peserta didik.
2. Konselor meminta peserta didik untuk mengisi skala penilaian proses
dengan jujur.
3. Konselor melakukan skoring terhadap jawaban peserta didik.
4. Konselor menilai proses konseling berdasarkan skor yang diperoleh
peserta didik.
2. Evaluasi Hasil 1. Konselor memberikan skala penilaian hasil bimbingan klasikal
Experiental Learning
2. Konselor meminta konseli untuk mengisi skala penilaian hasil dengan
jujur.
3. Konselor melakukan skoring terhadap jawaban peserta didik.
4. Konselor menilai hasil konseling berdasarkan skor yang diperoleh
peserta didik.

Mengetahui:
Konselor Pamong, Guru BK/Konselor

Dra. Ella Faridati Zen, M.Pd. Nurhaeda, S.Pd., M.Pd., Kons.


NIP. 196101261985032001 NIP. 19820520202221202
Lampiran:
A. Uraian materi

MAU PACARAN DI USIA REMAJA? PIKIR-PIKIR DULU DEH!

1. Dampak Negative Pacaran


a. Kekerasan fisik
Bentuknya seperti mendorong, memukul, mencekik, dan membunuh. Kejahatan tersebut
sangat tertutup karena pihak korban ataupun pelaku tidak mengakui adanya masalah
selama hubungan kencan. Penyebab kekerasan fisik pada remaja di antaranya
kecemburuan, sifat posesif, dan temperamen dari pasangan si anak remaja. Pelaku,
misalnya, mengontrol cara berpakaian si anak. Hal itu sebenarnya adalah bentuk kekerasan,
yang sering kali dilihat oleh si anak sebagai bentuk perhatian.

b. Kekerasan seksual

Pemerkosaan dalam pacaran adalah bentuk kekerasan seksual dalam pacaran. Komisi
Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Indonesia
mengategorikan kekerasan jenis itu sebagai kekerasan dalam pacaran (KDP). KDP secara
seksual terjadi ketika seseorang diserang secara seksual oleh orang lain yang dikenal dan
dipercaya, seperti teman kencan. Kekerasan seksual dapat juga terjadi saat korban mabuk
di suatu pesta, misalnya. Pesta menjadi ajang yang paling mudah bagi pelaku untuk
mengincar remaja dengan lebih dahulu memberikan narkoba, kemudian menjadikannya
korban kekerasan seksual.

c. Cenderung menjadi pribadi yang rapuh

Anak remaja yang mulai pacaran sejak usia dini lebih banyak mengalami sakit kepala, perut
dan pinggang. Mereka juga lebih banyak depresi dibanding rekan seusianya yang belum
pernah pacaran. Seseorang, yang mengenal cinta lebih dini cenderung menjadi pribadi yang
rapuh, sakit-sakitan, merasa tidak aman dan mudah depresi, contohnya remaja, akan
memiliki alarm rasa sakit yang lebih tinggi, terutama jika remaja itu menjalin hubungan
yang buruk dengan pasangannya.

d. Kehamilan dan penularan penyakit menular seksual

Anak yang berpacaran di usia dini mengarah pada kemungkinan yang lebih besar untuk
melakukan hubungan seksual. Hal itu sangat memungkinkan terjadinya kehamilan dan
penularan penyakit menular seksual (PMS). Menurut The Centers for Disease Control
(CDC), kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang
memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS.

e. Menurunkan konsentrasi
Hal ini terjadi jika remaja telah mengakhiri hubungan dengan pacarnya sehingga emosinya
menjadi labil, konsentrasi menjadi buyar karena terus memikirkan pacarnya sehingga
remaja tersebut tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang di berikan kepadanya dan
mengerjakan ulangan dengan baik sehingga dapat menurunkan prestasi remaja tersebut.

f. Menguras harta

Akan menguras harta, karena orang yang pacaran akan selalu berkorban untuk pacarnya,
bahkan uang yang seharusnya untuk ditabung bisa habis untuk membelikan hadiah untuk
pacarnya.

2. Sebab-Sebab Orang Pacaran


a. Hormon
Dapat terjadi secara alamiah karena hormon-hormon yang ada pada tubuh anak remaja yang sudah
memasuki usia remaja mulai berkembang. Hormon-hormon yang berkembang seiring masa
pubertas pada anak remaja inilah yang mendorong dirinya untuk mulai mendekati lawan jenisnya.
b. Untuk membuktikan ada yang mau
Mayoritas lingkungan anak remaja memiliki pasangan (pacar). Jika ada yang menjomblo, mereka
merasa malu karena tidak laku. Dengan mepunyai pacar menandakan anak remaja tersebut ada yang
mau.
c. Untuk membuktikan bahwa ia normal
Semakin maraknya LGBT (Lesbian Gay Biseksual Transgender) anak remaja yang masih men-
jomblo merasa malu tidak memiliki pasangan dikarenakan takut disebut remaja yang tidak normal.
Remaja yang mempunyai pacar lawan jenis dianggap sebagai remaja yang normal alias tidak
memiliki kelainan.
d. Untuk motivasi belajar
Terkadang anak remaja merasa bosan dengan suasana rumah, bosan dengan semangat dari orang
tua, dan alasan lain yang membuat anak remaja membutuhkan orang lain. Motivasi belajar menjadi
salah satu alasan dikarenakan anak remaja ingin memiliki suasana yang tak membosankan.
Meskipun jarang, ada juga remaja yang menjadikan pacarnya sebagai motivasi untuk meningkatkan
belajarnya.
e. Ikut trend
Trend masa kini, anak remaja memiliki pasangan yang mampu menaikkan harga dirinya. Aneh
yah? Tapi ini lah yang terjadi, dengan pacaran dengan si cantik atau si ganteng anak remaja menjadi
naik harga dirinya dan dipadang hebat oleh temen sepermainannya.
f. Sebagai teman kencan
Agar tidak sendiri dalam bepergian atau anak remaja merasa kesepian dirumah, pacaran adalah
salah satu alasan untuk memiliki pacar.
g. Untuk membuktikan bahwa dia cakep atau cantik
Remaja yang telah mempunyai pacar mungkin merasa cakep atau cantik dengan bukti ada yang
mencintainya dan menyayanginya. Pengakuan Ayah Bunda tentang kecantikan dan kegantengan
anak remaja sudah dinilai membosankan.

3. Program Mencegah dan Mengatasi Perilaku Pacaran


a. Terapkan larangan dan sanksi
Dengan menerapkan larangan dan sanksi. Dengan begitu, siswa akan berpikir ulang ketika
hendak melakukan sebuah pelanggaran.
Tak hanya untuk siswa yang berpacaran, larangan dan sanksi juga harus diterapkan kepada
siswa lain. Tujuannya, untuk mencegah mereka melakukan pelanggaran di lingkungan
sekolah maupun di dalam kelas.

b. Berikan perhatian lebih


Salah satu peran aktif guru sebagai seorang tenaga pengajar adalah, berikan perhatian lebih
kepada siswa yang melakukan perilaku menyimpang, baik kecil maupun besar. Dengan
memberikan sebuah perhatian yang lebih, maka siswa yang melakukan penyimpangan
termasuk siswa yang berpacaran di kelas, relatif dapat mengendalikan diri. Sehingga,
suasana di kelas akan tetap kondusif untuk kegiaan belajar-mengajar.

c. Menanamkan rasa malu


Memberikan contoh untuk meningkatkan rasa malu dalam diri setiap siswa. Tindakan
tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan perasaan malu di dalam diri
masing-masing. Sehingga, siswa akan memahami dan mengerti jika perilaku mereka,
khususnya yang bermesraan di kelas bisa merugikan teman-teman yang lain.

d. Melibatkan peran orang tua


Tak hanya melakukan tindakan di lingkungan sekolah, peran orang tua juga sangat
diperlukan sebagai cara mengatasi siswa yang pacaran. Anda sebagai guru serta pihak
sekolah, akan sangat bijaksana apabila melibatkan peran orang tua untuk membatasi atau
memberikan edukasi tentang apa yang seharusnya dilakukan dan jangan dilakukan sebagai
pelajar.
B. Lembar Kerja Peserta Didik/ konseli (LKPD)

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

TOPIK : MAU PACARAN DI USIA REMAJA? PIKIR-PIKIR DULU DEH!

Tulislah pendapatmu tentang hal-hal berikut :


1. Uraikan 3 dampak negative bagi orang-orang disekitarmu ketika kamu pacarana!
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Uraikan 2 sikap yang akan kamu tunjukan ketika ada teman yang pacaran.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Uraikan 2 sikap yang akan kamu tunjukan ketika kamu diajak pacaran, jelaskan apa alasanmu.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rubrik Penilaian
1. Sederhana
2. Dapat dicapai
3. Terukur
4. Dibuat sendiri oleh konseli

Keterangan:
Skor 4 : Semua kriteria terpenuhi
Skor 3 : 3 Kriteria terpenuhi
Skor 2 : 2 Kriteria terpenuhi
Skor 1 : 1 Kriteria terpenuhi
C. Media

KARTU FAKTA ATAU OPINI

KARTU FAKTA KARTU FAKTA


ATAU OPINI ATAU OPINI KARTU FAKTA
Remaja Mudah ATAU OPINI
Menipisnya Iman
Terjerumus ke
(Fakta atau Opini) Sering Munafik
Perzinaan
Berikan alasanya ! (Fakta atau Opini)
(Fakta atau Opini )
Berikan alasanya !
Berikan alasanya !

KARTU FAKTA KARTU FAKTA ATAU KARTU FAKTA


ATAU OPINI OPINI ATAU OPINI
Sering Melamun dan Menurunkan Gaya Hidup Menjadi
Panjang Angan-angan Produktivitas dalam Boros
(Fakta atau Opini) Berkarya (Fakta atau Opini)
Berikan alasanya ! (Fakta atau Opini) Berikan alasanya !
Berikan alasanya !
D. Instrumen Penilaian Proses

INSTRUMEN EVALUASI PROSES BIMBINGAN KLASIKAL

Petunjuk : Beri tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan hasil penilaian Anda

HASIL
NO PROSES YANG DINILAI PENGAMATAN KET
YA TIDAK
A Keterlaksanaan program
1. Program layanan terlaksana sesuai dengan RPL
2. Waktu pelaksanaan sesuai dengan RPL
3. Metode yang digunakan variatif dan menarik
4. Menggunakan media layanan BK
5. RPL minimal terdiri dari Tujuan, Materi Layanan, Kegiatan,
Sumber, Bahan dan Alat, Penilaian
B Perhatian Peserta Didik
1. Peserta didik semangat mengikuti layanan BK
2. Peserta didik aktif bertanya
3. Peserta didik aktif menjawab
4. Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan Guru BK
5. Peserta didik hadir semua
C Kesesuaiaan Program
1. Tahapan-tahapan program sesuai dengan kebutuhan peserta
didik
2. Materi layanan sesuai kebutuhan peserta didik
3. Materi layanan sesuai tugas perkembangan peserta didik
4. Materi layanan mengacu pada sumber yang jelas
5. Program dilaksanakan sesuai waktu yang telah ditentukan.
Rubrik Penilaian:
Skor 0 : Tidak
Skor 1 : Ya
Keterangan :
1. Skor tertinggi adalah 1 x 15 = 15
2. Kategori hasil :
a. Sangat Baik = 12-15
b Baik = 8-11
c. Cukup Baik = 4-7
d. Tidak Baik = 0-3
E. Instrumen Penilaian Hasil

INSTRUMEN PENILAIAN HASIL

Nama : ............................................
Kelas : ............................................
Petunjuk

Petunjuk : Beri tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan hasil penilaian Anda
N Pilihan Jawaban
PERNYATAAN
O TS CS S TS

Peserta didik dapat mencurahkan pendapat dengan lugas terkait


1.
pengalaman pacaran diusia remaja.
Peserta didik memiliki kemampuan mencegah agar tidak pacaran
2.
diusia remaja.
Peserta didik mampu mengenali dampak negative yang akan dialami
3
karena pacarana diusia remaja.
Peserta didik tidak dapat menghindari pengaruh dari teman untuk
4
tidak pacarana diusia remaja.
Peserta didik tidak dapat membuat program untuk mencegah pacaran
5
diusia remaja.
Peserta didik tidak dapat mencurahkan pendapat dengan lancar
6
terkait pengalaman pacarana diusia remaja.
Peserta didik dapat menemukan penyebab dan cara terbaik untuk
7
mencegah perilaku pacarana diusia remaja.
Peserta didik mampu menghindari pacarana diusia remaja demi masa
8
depan saya lebih baik.
Peserta didik tidak mampu mengenali dampak negative yang akan
9
dialami karena pacarana diusia remaja.
Total Skor

Skor 1 : Tidak Sesuai Skor 3 : Sesuai


Skor 2 : Cukup Sesuai Skor 4 : Sangat Sesuai
Keterangan :
1. Skor minimal yang dicapai adalah 1 x 4 = 4, dan skor tertinggi adalah 9 x 4 = 36
2. Kategori hasil : a. Sangat Baik = 28 – 36 ; b Baik = 19 – 27, c. Cukup Baik = 10 – 18,
d. Tidak Baik = 1-9

Anda mungkin juga menyukai