KECAMATAN POLEANG
KELURAHAN BOEPINANG
Jalan K.H. Agus Salim No. Telp… Kode Pos 93772
KATA PENGANTAR
HAL 1 BAB I
PENDAHULUAN
HAL 3 BAB II
JANGKAH MENENGAH
HAL 12 BAB IV
PEMBANGUNAN
HAL 14 BAB V
PEMBANGUNAN
HAL 17 BAB VI
PENUTUP
KATA PENGANTAR
Era globasasi dan perdagangan bebas yang ditandai berlakunya kesepakatan AFTA dan
APEC. Telah terdampak pada meningkatnya persaingan global yang kini mulai di rasakan
berpengaruh dalam sendi-sendi kehidupam masyarakat utamanya dunia usaha, kondisi
membawa konsekuensi logis bagi setiap daerah untuk segera menyiapkan diri menghadapi
ketatnya persaingan dengan upaya menciptakan iklim dunia usaha dan investasi yang kondusif.
Lurah Boepinang
MARIANI
NIP.196412311986072002
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama ini pola pembanguan Kelurahan Boepinang tidak memberikan dampak yang
signifikan terhadap pembangunan kemasyarakatan. Rencana Strategis (Renstra) dan demokrasi
partisipatoris sebagai jalan keluar dari pengelolaan pembangunan yang tidak terarah. Dengan di
susunnya renstra ini diharap kedepan pengelolaan pembangunan di Kelurahan Boepinang
terkelola secara terencana, terkendali dan tepat sasaran,
a. Keadaan Geografis
Kelurahan Boepinang memiliki luas 195,5 km2 yang terdiri dari 4 (empat)
lingkungan. Dilihat dari luas penggunaan lahan dari 195,5 Ha di kelurahan Boepinang,
tidak ada yang dijadikan lahan sawah,hanya Seluas 5,5 Ha berupa empang, dan seluas
25 Ha merupakan lahan tegal/kebun, sekitar 15 Ha terdiri atas hutan bakau/mangrove dan
75,5 Ha adalah pekarangan.
b. Keadaan Penduduk
Total jumlah penduduk Kelurahan Boepinang 2.527 jiwa dengan rasio jenis
kelamin laki-laki 1.245 jiwa dan perempuan 1.282 jiwa.
d. Perekonomian
Dilihat dari luas penggunaan lahan bahwa Kelurahan Boepinang memiliki luas
195,5 km2 yang terdiri dari 4 (empat) lingkungan. Dilihat dari luas penggunaan lahan dari
195,5 Ha di kelurahan Boepinang, tidak ada yang dijadikan lahan sawah,hanya Seluas 5,5
Ha berupa empang, sekitar 15 Ha terdiri atas hutan bakau/mangrove dan seluas 25 Ha
merupakan lahan tegal/kebun dan 70,5 Ha adalah pekarangan.
Pada sub sektor perkebunan, luas tanaman perkebunan paling besar adalah
kelapa dalam yaitu luas areal hanya sekitar 15 Ha, Kakao seluas 10 Ha.
Pada sector peternakan jumlah populasi ternak besar di Kelurahan Boepinang
terdiri dari 35 ekor kambing dan untuk ternak unggas terdiri dari 4.032 ekor ayam buras
dan 20 ekor itik/bebek.
Dari sector industry kecil dan kerajinan rumah tangga di Kelurahan Boepinang
terdapat 2 orang Montir, 4 orang tukang batu, 10 orang tukang kayu, 2 orang tukang sumur,
7 orag tukang jahit, 10 orang tukang kue, 5 orang tukang rias dan 2 Industri rumah tangga
dengan tenaga kerja sebanyak 10 orang.
Di sumber penerangan di Kelurahan Boepinang, Jumlah Rumah tangga
menggunakan listrik PLN sebanyak 470 rumah tangga dan 22 rumah tangga yang
menggunakan minyak tanah sebagai penerangan.
f. Transportasi
Sarana yang ada di Kelurahan Boepinang dalam hal transportasi telah terdapat
jalan sepanjang 4 Km, yang terdiri dari 1 Km jalan propinsi dan 3 Km jalan kabupaten
dari seluruh jalan tersebut hanya 500 M (0,5 Km) yang sudah di aspal.
g. Pertambangan.
- Sampai saat ini Kelurahan Boepinang belum ada dugaan pasti tentang adanya kandungan
bahan tambang.
2.2 Permasalahan pokok
Berdasarkan data kondisi umum dan tuntutan kehidupan masyarakat yang semakin
berkembang serta dampak teknologi yang semakin canggih, Pemerintah Kelurahan Boepinang
berpikir dinamis sesuai dengan dinamika yang berkembang. Dimana untuk mewujudkan
pembangunan di Kelurahan Boepinang selain meningkatkan Kwalitas sumber daya Manusia
pada aparat pemerintah Kelurahan Boepinang sebagai pelaksana pembangunan partisipasi
masyarakat sangat diharapkan dalam mendukung program-program pembangunan.
a. Pada bulan januari 2010 Blok Migas yang terjual di Bone Bay 1, terjualnya lokasi
eksplorasi Migas ini ditandai dengan penandangan MoU (Memorandum of
Understanding) antara Pemprov dan perusahan perminyakan dari Amerika Morothon
Oil, dimana Lokasi Blok Bone Bay 1 ini terletak di Bone namun masih berada dalam
territorial Pemprov sultra karena terletak sekitar 4 mil laut diantara Poleang Bombana
dan Kolaka pengambilan data seismic telah dilakukan selama sebulan penuh [bawah
permukaan laut dan melakukan penelitian untuk menentukan titik-titik sumur minyak
yang akan di bor. Nilai investasi yang ditanamkan sangat besar, setiap satu sumur
minyak yang akan mereka dibor akan menelan biaya sebesar USD 67 juta,
diperkirakan Amerika Marathon akan melakukan aksi pada tahun 2011 atau 2012,
dampak positif dari investasi ini akan berpengaruh pada Kelurahan Boepinang.
Kecamatan Poleang perlu mempersiapkan diri utamanya sector penyediaan hotel, rumah
makan dan transportasi serta perdagangan konsumsi.
b. Alokasi dana Specific Grand ( Gembira Desa, Rp 350.000.000/Desa/Kelurahan] Diperlukan
aparat pemerintah Kelurahan/desa sehinnga penyerapan alokasi dana Desa dapat
maksimal, terarah, terencana, terkendali, dan tepat sasaran.
c. Globalisasi dan Liberalisasi Perdagangan
Keberadaan usaha kecil dan sifat alamiyah berdasarkan sejarah yang terjadi pada tahun
1998 pada saat dimana banyak perusahan yang gulung tikar akibat krisis moneter yang melanda
asia tenggara menurun nilai tukar Rupiah terhadap Dolar, usaha kecil karena sifat alamiyahnya
tetap terbukti mampu bertahan dan tetap exist daripada usaha-usaha menengah (UM) dan Usaha
Besar (UB).
Sifat alamiyah dan keberadan UK yang didominasi oleh unit usaha tradisional di satu
sisi dapat exist hanya dengan modal kerja dan modal investasi yang kecil tanpa perlu
menerapkan system organisasi dan manajemen yang komplet seperti pada usaha modern, disisi
lain usaha kecil membuat barang-barang konsumsi sederhana untuk kebutuhan kelompok
masyarakat penghasilan rendah. Untuk membuat barang-barang tersebut usaha kecil tidak
terlalu memerlukan
Tenaga kerja dengan tingkat pendidikan formal yang tinggi yang harus digaji dengan
mahal dan tidak meme\butuh kan teknologi canggih dalam bentuk mesin-mesin dan alat
produksi modern yang harganya mahal. Oleh karena itu tidak mengherankan melihat kenyataan
bahwa sebagian besar dari pengusahan kecil dan pekerjanya adalah dari kelompok masyarakat
yang berpendidikan rendah dan kebanyakan dari mereka menggunakan mesin serta alat
produksi sederhana bahkan seringkali direkayasa sendiri.
Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 juga memberikan suatu dorongan positif
bagi pertumbuhan usaha kecil di Indonesia. Efek positif ini lewat pasar tenaga kerja yaitu
pertumbuhan jumlah unit usaha kecil akibat banyak orang di PHK. Agar bisa bertahan hidup
mereka terpaksa membuka usaha kecil-kecilan untuk memenuhi kehidupanya, dari fenomena ini
bias di buat suatu hipotesa bahwa semakin besar jumlah pengangguran atau semakin banyak
orang yang hidup di bawah kemiskinan disuatu wilayah semakin pesat pertumbuhan usaha
kecil diwilayah tersebut. Sifat alamiyah dari usaha kecil ini mendapat perhatian serius dari
pemerintah maupan kalangan masyarakat luas terutama usaha kecil mengembang sangat
banyak kesempatan kerja dan secara potensial sangat berperan sebagai salah satu sumber
pendapatan dan pertumbuhan Produk Domestik Bruto [PDB] dan ekspor non migas.
Melalui APBN alokasi pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang ditujukan
untuk pengembangan sector usaha kecil yang disalurkan melalui lembaga-lembaga pemerintah
yang terkait langsung dengan masalah kecil seperti kantor mentri Negara koperasi dan UKM,
Disperindag,Menku,Menko, dan Bappenas.
Sumber lain yang dialokasikan untuk sector usaha kecil berasal dari penyisihan alokasi
laba BUMN, kredit perbanhan, modal Ventura serta lembaga penjaminan kredit.
Tinjauan dari sisi permodalan ini memberikan efekpositf dalam pertumbuhan usaha
kecil.
2. Indikator Pertumbuhan Usaha Kecil Indonesia
4. Globalisasi dan Liberalisasi perdagangan dunia ‘peluang dan tantangan bagi usaha kecil’’
a. Persetujuan Putaran Uruguay GATT [General Agrement on Tariff and Trade] dan
terbentuknya WTO [World Trade Organization] di Maroko tahun 1994 dimaksudkan
untuk berlakunya Liberalisai perdagangan dunia yang bukan hanya bebas juga adil.
Namun persetujuan GATT/WTO tersebut tidak langsung diterapkan sepenuhnya
melainkan ada tenggang waktu dan belum mencakup semua komoditi. Negara-negara
sedang berkembang seperti Indonesia masih punya waktu untuk mempersiapkan diri
hingga 2020.
b. Tujuan akhir yang hendak dicapai melalui persetujuan GATT/WTO adalah tersebut untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat dunia yang diharapkan dapat dicapai lewat
peningkatan volume perdagangan dunia.
c. Perubahan-perubahan yang akan terjadi dalam system perdagangan dunia yang ada
akan mengciptakan tantangan-tanatangan baru yang kalau tidak bias dihadapi dengan
baik oleh suatu industry akan menjadi masalah baru bagi industry tersebut.
d. Dampak dari perubahan struktur serta pola persaingan di pasar global terhadap
keberadaan atau perkembangan UK di Indonesia akan berbeda antara unit usaha
dengan kondisi-kondisi dasar yang berbeda dan antara sektor atau sub sector yang
berbeda dan dapat dipastkan bahwa akan banyak UK di dalam yang negeri akan kalah
bersaing dengan produk-produk dari luar.
h. TPP [Trans Pacific Partnership] berpotensi menjadikan asean sebagai pasarr produk AS
yang melibatkan 8 negara [AS, Brunei, Singapura, Chile, Vietnam, Peru, Australia,
Selandia baru]. Merupakan kesepakatan perdagangan bebas yang disponsori AS dalam
upaya menbendung pertumbuhan cina dan mencari ekonomi dunia baru.
j. 10. Faktor-faktor keunggulan kompetitif yang baru di milik oleh usaha kecil untuk
dapat unggul bersaing di pasar dunia dalam era Globalisasi dan Liberalisasi
perdagangan, yaitu :
1) Penguasaan teknologi
2) SDM dengan Kwalitas tinggi
3) Tingkat efisiensi dan produktifitasyang tinggi dalam proses produksi
4) Kwalitas serta mutu yang baik dari barang yang dihasilkan
5) Promosi yang luas dan agresif
6) Sistem manajemen dan struktur organisasi yang baik
7) Pelayanan teknikal maupun non teknikal yang baik
8) Adanya skala ekonomis dalam proses produksi
9) Modal dan sasaran serta prasarana yang cukup
10) Memiliki jaringan bisnis di dalam dan diluar negeri
BAB III
PREDIKSI DAN SASARAN JANGKAH MENENGAH
Perkembangan Investasi dan Industri bergerak pada awalnya bermula pada bidang
pertanian dengan berbagai komoditas pertanian/perkebunan dan kehutanan.
Perkembangan industry bergerak dari paling sederhana yakni sector pertanian/perkebunan
berkembang menjadi industry, dari sector industry bergerak ke sector informasi, dari
informasi berkembang menjadi knowledge-based economy atau ekonomi berlandaskan pada
IPTEK dan ICT [Informasi and Communication Technologi], mengupayakan transportasi dari
sector pertanian komoditas menjadi industry yang berbasis pada pertanian [Industri
Agribisnis] akan memberikan nilai tambah lebih besar daripada tetap berkutat disektor
pertanian komonitas. Nilai tanmbah tersebut terjadi karena bertambahnya job creation, efek
pengganda karena meningkatnya konsumsi masyarakat sehingga menarik usaha-usaha
lainnya.
a. Mengubah pola pikir (Mind set) birokrasiseiring dengan dinamika yang berkembang,baik
sebagai fungsi pelayan masyarakat dimana menempatkan masyarakat sebagai investor,
jangan menempatkan masyarakat diatas atau di bawahanggap masyarakat adalah
mitra/teman yang sejajar. Saat ini pelayanan terhadap public di Indonesia jauh tertinggal
dibanding dengan Negara-Negara lain di Asia. Mengubah pola pikir birokrasi Kelurahan
Boepinang Kecamatan Poleang dalam peningkatan kwalitas Sumber Daya Manusia
diupayakan untuk dapat mengikuti pelatihan-pelatihan, studi banding serta pendidikan
baik ditingkat local maupan nasional.
b. Kepekaan terhadap birokrasi Pemerintah Kelurahan Boepinang Kecamatan Poleang dan
Masyarakat tentang usaha-saha yang dilakukan diluar wilayah Boepinang Kecamatan
Poleang, yang menpunyai dampak positif bagi pengembangan dunia usaha di Boepinang
Kecamatan Poleang.
c. Pemerintah Kelurahan Boepinang Kecamatan Poleang akan mengupayakan program-
program bantuan terhadap semua sector yang ada di Kelurahan BOEPINANG Kecamatan
Poleang dari pemerintah pusat maupuan daerah untuk meningkatkan kwalitas dan
kwalitas produksi disemua sector.
d. Pemerintah Kelurahan Boepinang Kecamatan Poleang akan mengupayakan promosi-
promosi yang ada di Boepinang Kecamatan Poleang.
e. Pemerintah Kelurahan Boepinang Kecamatan Poleang akan mengupayakan jaringan bisnis
di semua sektor baik didalam maupun diluar negeri.
f. Pemerintah Kelurahan Boepinang Kecamatan Poleang akan mengupayakan program-
program pembinaan, pendampingan, pelatihan masyarakat di semua sector untuk untuk
meningkatkan kwalitas Sumber Daya Manusia.
g. Pemerintah Kelurahan Boepinang Kecamatan Poleang akan mengupayakan dan
menyelaraskan dengan program-program Pemerintah dalam meningkatkan mutu
pendidikan dan kwalitas pelayanan kesehatan masyarakat.
h. Pemerintah Kelurahan Boepinang Kecamatan Poleang akan mengupayakan
pembangunan infrastruktur dan prasarana.
i. Pemerintah Kelurahan Boepinang Kecamatan Poleang akan mengupayakan untuk
merangkul pengusaha-pengusaha yang ada di Kelurahan Boepinang Kecamatan Poleang
untuk membentuk jaringan bisnis dan pengelolaan potensi dalam meningkatkan kwalitas
dan kwalitas produksidi Kelurahan Boepinang Kecamatan Poleang.
j. Pemerintah Boepinang akan berupaya meningkatkan fasilitas penerangan listrik, dan
penyediaan air bersih (Mata Terlindung /ledeng)
a. Program/ kegiatan alokasi dana specific grand [gembira desa] sebesar Rp 350.000.000 /
desa / kelurahan oleh Bupati terpilih dalam pemilu KADA 2011-2016 dengan komposisi
alokasi anggaran;
25% untuk biaya operasional kelurahan
25% untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat
50% untuk block grand
b. Block Grand (Rp 100.000.000) dari pemerintah TK 1 provinsi Sulawesi Tenggara.
c. Dana DUB (PNPM Mandiri perdesaan)
d. Atau dana-dana lain yang sah ( Program Kelurahan berbasis kemitraan, bantuan-bantuan
Pemerintah pusat dll)
Dalam pengelolaan alokasi anggaran tersebut perlu kesiapan aparat Pemerintah
Kelurahan Boepinang, sehingga alokasi dana yang ada dapat dikelola secara efektif dan efisien,
sehingga tercapai tingkat penyerapan secara maksimal.
Dalam hal ini Pemerintah Kelurahan Boepinang membuat program wadah pengelolaan
bersama partisipasi masyarakat di Kelurahan Boepinang dilibatkan sesuai dengan kemampuan
dan keahlian masyarakat masing-masing.Wadah tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk kelompok
usaha bersama [KUBE] atau koperasi atau wadah pemberdayan masyarakat lainnya.
Wadah tersebut nantinya diharapkan dapat meningkatkan pembangunan di semua sector
sekaligus dapat memberikan konstribusi terhadap Pemerintah Daerah.
Bila potensi perkebunan ini bisa dikembangkan akan dapat menarik usaha-usaha lain
karena bertambahnya job creation, efek pengganda karena bertambahnya konsumsi
masyarakat, dengan begitu akan banyak pelaku usaha kecil yang turut merasakan dampakpositif
dari perkebunan.
Potensi di sektor perikanan di Kelurahan Boepinang dengan berbagai hasil ikan berpotensi
untuk dikembanhkan dengan metode pendataan jenis ikan klasifikasi ikan berdasarkan kwalitas ikan
serta program dan jaringan pemasaran distribusi ikan baik tingkat regional maupun tingkat
internasional. Pemerintah Kelurahan Boepinang akan berupaya dengan pengusaha lokal yang ada di
Kelurahan untuk membuka akses ke pasar luar negeri sehingga potensi perikanan dapat
dimanfaatkan secara maksimal, Mengingat harga ikan diluar negeri jauh lebih mahal dengan harga
local.
Strategi jaringan pemasaran ini nantinya dapat memberikan dampak pada nilai tambah
pendapatan masyarakat, serta memangkas rantai distribusi yang terlalu panjang seperti yang
dilakukan saat ini.
BAB VI
PENUTUP
Lurah Boepinang
MARIANI
NIP.196412311986072002
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA
PERIODE TAHUN 2012-2016
PROVINSI : SULAWESI TENGGARA KECAMATAN : POLEANG
KABUPATEN : BOMBANA KELURAHAN :BOEPINANG