Anda di halaman 1dari 19

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA

KECAMATAN POLEANG
KELURAHAN BOEPINANG
Jalan K.H. Agus Salim No. Telp… Kode Pos 93772

RENCANA STRATEGI (RENSTRA)


KELURAHAN BOEPINANG
TAHUN 2011

SEKTOR PEREKONOMIAN SEBAGAI ARAH PEMBANGUNAN


KELURAHAN BOEPINANG
TAHUN 2011
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

HAL 1 BAB I

PENDAHULUAN

HAL 3 BAB II

ANALISIS KONDISI UMUM

DAN ISU-ISU STRATEGIS

HAL 10 BAB III

PREDIKSI DAN SASARAN

JANGKAH MENENGAH

HAL 12 BAB IV

STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN

HAL 14 BAB V

PROGRAM DAN KEGIATAN

PEMBANGUNAN

HAL 17 BAB VI

PENUTUP
KATA PENGANTAR

ASSALAMU ALAIKUM Wr. Wb.

Dalam upaya meningkatkan pembangunan di semua sector seiring dengan pembangunan


pola pikir dan perkembangan teknologi yang semakn canggih yang membawa konsekuensi logis
perubahan kebutuhan hidup, pemerintah kelurahan Boepinang berpikir dinamis sesuai dengan
dinamika yang berkembang, semakin besar dan komplek permasalahan yang dihadapi dalam
pembangunan maka kita harus semakin bijak menghadapinya. Bijak dalam menbuat proritas hal
mana yang harus didahulukan, bijak dalam membenahi kekurangan yang ada. Dalam hal ini
pemerintah kelurahan Boepinang bersama masyarakat sebagai partisipasi dalam meningkatkan
pembangunan dan kemajuan kesejahteraan masyarakat segala masukan dan saran dalam
pembangunan kami upaya sebaik mungkin dan sebagai dasar dalam penyusunan rencana
strategi (Renstra), program-prpgram pembangunan kelurahan Boepinang.

Desentralisasi kewenangan yang didelegasikan pemerintah pusat kepada daerah melalui


otonomi daerah merupakan peluang bagi pemerintah daerah sekaligus sebagai pintu masuk
untuk mampu mandiri dan berdaya saing yang perlu dimanefestasikan dalam strategi pembangun
daerah yang mendukung dunia usaha (pro investment), salah satu bagian dari strategi pro
investasi ini adalah pentingnya memberikan pelayanan informasi dan promosi investasi bagi
dunia usaha terkait dengan gambaran potensi dan peluang investasi yang dapat dikembangkan
pada suatu daerah.

Era globasasi dan perdagangan bebas yang ditandai berlakunya kesepakatan AFTA dan
APEC. Telah terdampak pada meningkatnya persaingan global yang kini mulai di rasakan
berpengaruh dalam sendi-sendi kehidupam masyarakat utamanya dunia usaha, kondisi
membawa konsekuensi logis bagi setiap daerah untuk segera menyiapkan diri menghadapi
ketatnya persaingan dengan upaya menciptakan iklim dunia usaha dan investasi yang kondusif.

Dalam rangka pelayanan informasi potensi dan masalah-masalah pokok sedang


dihadapi oleh Kelurahan Boepinang , Kelurahan Boepinang Kecamatan Poleang Kab. Bombana
menyusun Rencana Strategi yang merupakan gambaran singkat potensi sumber daya Kelurahan
Boepinang serta peluang investasi yang layak dikembangkan di Kelurahan Boepinang.

Dengan tersusunnya Rencana Strategi di Kelurahan Boepinang ini diharapkan dapat


menjadi sarana informasi dan promosi yang efektif bagi dunia usaha yang mampu menggugah
ketertarikan untuk berinvestasi di Kelurahan Boepinang.

Pemerintah Kabupaten Bombana khususnya Kelurahan Boepinang akan menberikan berbagai


kemudahan dan fasilitas bagi kalangan dunia usahayang menpunyai minat untuk berinvestasi di
Kelurahan BOEPINANG Kec.Poleang dengan harapan mampu meningkatkan percepatan roda
perekonomian daerah serta berdampak bagi kesejahteraan masyarakat Kelurahan Boepinang.

Boepinang, 25 Juli 2011

Lurah Boepinang

MARIANI
NIP.196412311986072002
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam usaha mempercepat tujuan pembangunan yaitu mensejahterakan masyarakat


secara seutuhnya, mengingat desentralisasi pemerintah pisat kepada daerah termasuk di
dalamnya Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD) kelurahan dalam hal ini Kelurahan Boepinang.
Dimana maksud dan tujuan otonomi daerah tersebut menberikan keleluasan bagi daerah untuk
mampu mandiri dalam pengelolaan potensi yang ada di masimg-masing daerah. Hal ini perlu
dimanesfestasikan dalam rencana strategis (Renstra) sebagai arah pembangunan masing-masing
daerah. Kelurahan Boepinang selain melibatkan aparat birokrasi kelurahan dalam mewujudkan
pelayanan public yang prima serta pengelolaan potensi yang ada di Kelurahan Boepinang akan
berupaya menerapkan demokrasi partisipatoris disetiap pengambilan keputusan, pihak
kelurahan akan membuka kran lepas partisipasi masyarakat tak cukup top down, tapi
pengambilan keputusan juga di terapkan secara menyamping.

Salah satu indikator kebersihan pembangunan di suatu kelurahan , adanya komunikasi


antara pemerintah Kelurahan Boepinang dengan masyarakat secara kondusif dan dinamis, serta
peran masyarakat baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam mewujudkan
pembangunan.

Selama ini pola pembanguan Kelurahan Boepinang tidak memberikan dampak yang
signifikan terhadap pembangunan kemasyarakatan. Rencana Strategis (Renstra) dan demokrasi
partisipatoris sebagai jalan keluar dari pengelolaan pembangunan yang tidak terarah. Dengan di
susunnya renstra ini diharap kedepan pengelolaan pembangunan di Kelurahan Boepinang
terkelola secara terencana, terkendali dan tepat sasaran,

1.2 Landasan Hukum

a. UU nomor 25 Tahun 2004 tentang system perencanaan pembangunan nasional


b. UU nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah.
c. UU nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan public.
d. UU nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik.
e. Perda Kabupaten Bombana nomor 4 Tahun 2011 tentang tata cara penyusunan
perencanaan pembangunan daerah.
f. PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi perangkat daerah .
g. Perda Kabupaten Bombana Nomor 07 Tahun 2008 tentang Organisasi dan tata
Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bombana.
1.3 Tujuan dan manfaat

a. Peningkatan pelayanan terhadap masyarakat.


b. Peningkatan Kwalitas Sumber Daya Manusia.
c. Pengelolaan pembangunan terencana, terkemdali dan tepat sasaran.
d. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.
e. Terciptanya iklim dunia usaha yang kondusif dan dinamis.
f. Pengelolaan potensi Sumber Daya secara maksimal.
g. Penerapan tenaga kerja.
h. Penataan permukiman masyarakat yang layak huni.
i. Terciptanya demokrasi partisipatoris.
j. Terciptanya Komunikasi Yang Kondusif antara Pemerintah Kelurahan dan
masyarakat.

1.4 Tupoksi SKPD

a. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan.


b. Mengkoordinasikan upaya penyelenggarakan ketertibaan dan ketemtraman
umun
c. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-perundangan
d. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.
e. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintah di tingkat kecamatan.
f. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya.
BAB II
ANALISIS KONDISI UMUM DAN ISU-ISU STRATEGIS

2.1 Evaluasi kondisi umum

Kondisi umum Kelurahan Boepinang merupakan Gambaran Kondisi Wilayah Kelurahan


Boepinang secara keseluruhan, kondisi umum dapat dilihat dari letak Administratif,
kependudukan, arah pembangunan , Sumber Daya Perikanan dan Sosial Ekonominya.

a. Keadaan Geografis

Secara Administrataf, Kelurahan Boepinang disebelah utara berbatasan dengan


Desa Pokurumba, sebelah selatan berbatasan dengan laut/ teluk Bone, sebelah timur
berbatasan dengan Desa Pallimae serta di sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan
Kastarib.

Kelurahan Boepinang memiliki luas 195,5 km2 yang terdiri dari 4 (empat)
lingkungan. Dilihat dari luas penggunaan lahan dari 195,5 Ha di kelurahan Boepinang,
tidak ada yang dijadikan lahan sawah,hanya Seluas 5,5 Ha berupa empang, dan seluas
25 Ha merupakan lahan tegal/kebun, sekitar 15 Ha terdiri atas hutan bakau/mangrove dan
75,5 Ha adalah pekarangan.

b. Keadaan Penduduk

Total jumlah penduduk Kelurahan Boepinang 2.527 jiwa dengan rasio jenis
kelamin laki-laki 1.245 jiwa dan perempuan 1.282 jiwa.

Jumlah rumah tangga di Kelurahan Boepinang 492 KK dengan rata-rata anggota


rumah tangga adalah 5 orang.

c. Kondisi Pendidikan dan Kesehatan

Di Kelurahan Boepinang tidak terdapat sekolah taman kanak-kanak dan hanya


terdapat 1(satu) Sekolah Dasar .

Pada sector kesehatan di Kelurahan Boepinang tidak terdapat polindes, 1


posyandu , 1 orang dukun terlatih, 4 orang bidan dan 2 orang bidan SK penempatan.

d. Perekonomian

Dilihat dari luas penggunaan lahan bahwa Kelurahan Boepinang memiliki luas
195,5 km2 yang terdiri dari 4 (empat) lingkungan. Dilihat dari luas penggunaan lahan dari
195,5 Ha di kelurahan Boepinang, tidak ada yang dijadikan lahan sawah,hanya Seluas 5,5
Ha berupa empang, sekitar 15 Ha terdiri atas hutan bakau/mangrove dan seluas 25 Ha
merupakan lahan tegal/kebun dan 70,5 Ha adalah pekarangan.

Pada sub sektor perkebunan, luas tanaman perkebunan paling besar adalah
kelapa dalam yaitu luas areal hanya sekitar 15 Ha, Kakao seluas 10 Ha.
Pada sector peternakan jumlah populasi ternak besar di Kelurahan Boepinang
terdiri dari 35 ekor kambing dan untuk ternak unggas terdiri dari 4.032 ekor ayam buras
dan 20 ekor itik/bebek.

Pada sector perikanan tahun 2011 jumlah nelayann di Kelurahan Boepinang


sebanyak 110 KK dengan jumlah nelayan 267 orang. Sedangkan jumlah penangkap ikan
sebagian besar menggunakan pancing sebanyak 29 orang, 21 orang yang menggunakan
alat perangkat. Sedangkan untuk sarana penangkapan ikan sebagian besar menggunakan
motor temple sebanyak 6 motor temple dan 6 perahu tanpa motor.

Jumlah kios/warung di Kelurahan Boepinang sebanyak 216 kios/warung, 5 rumah


makan, 1 Unit BRI, 1 Unit Pegadaian,3 Dealer motor, 1 Unit Koperasi Simpan Pinjam dan 2
Unit perkreditan Rakyat serta tersedianya fasilitas pasar umum sebagai pusat perekonomian
masyarakat

Dapat di lihat dari sektor perekonomian tersebut dengan sendirinya akan


menggerakan sector industri dan informasi berkembang menjadi knowledge-based
economy atau ekonomi yang berlandaskan pada IPTEK yang pada akhirnya akan
memberikan nilai tambah yang lebih besar karena bertambahnya job creation, efek
pengganda karena meningkatnya konsumsi masyarakat sehingga dapat menarik usaha-
usaha lainnya atau peluang uasaha baru.

e. Indusri, listrik dan Air Minum.

Dari sector industry kecil dan kerajinan rumah tangga di Kelurahan Boepinang
terdapat 2 orang Montir, 4 orang tukang batu, 10 orang tukang kayu, 2 orang tukang sumur,
7 orag tukang jahit, 10 orang tukang kue, 5 orang tukang rias dan 2 Industri rumah tangga
dengan tenaga kerja sebanyak 10 orang.
Di sumber penerangan di Kelurahan Boepinang, Jumlah Rumah tangga
menggunakan listrik PLN sebanyak 470 rumah tangga dan 22 rumah tangga yang
menggunakan minyak tanah sebagai penerangan.

Sumber air bersih untuk memasak di Kelurahan Boepinang sebagian besar


bersumber dari mata air sebanyak 487 rumah tangga dan 5 rumah tangga
menggunakan sumur.

f. Transportasi

Sarana yang ada di Kelurahan Boepinang dalam hal transportasi telah terdapat
jalan sepanjang 4 Km, yang terdiri dari 1 Km jalan propinsi dan 3 Km jalan kabupaten
dari seluruh jalan tersebut hanya 500 M (0,5 Km) yang sudah di aspal.

Sedangkan banyaknya alat transportasi di Kelurahan Boepinang terdapat 5 buah


mikrolet, 15 buah truk dan 25 buah pick up.

g. Pertambangan.
- Sampai saat ini Kelurahan Boepinang belum ada dugaan pasti tentang adanya kandungan
bahan tambang.
2.2 Permasalahan pokok

Berdasarkan data kondisi umum dan tuntutan kehidupan masyarakat yang semakin
berkembang serta dampak teknologi yang semakin canggih, Pemerintah Kelurahan Boepinang
berpikir dinamis sesuai dengan dinamika yang berkembang. Dimana untuk mewujudkan
pembangunan di Kelurahan Boepinang selain meningkatkan Kwalitas sumber daya Manusia
pada aparat pemerintah Kelurahan Boepinang sebagai pelaksana pembangunan partisipasi
masyarakat sangat diharapkan dalam mendukung program-program pembangunan.

Pemerintah Kelurahan Boepinang melakukan program turun lapangan sebagai media


pendekatan terhadap masyarakat, dengan melakukan komunikasi dan informasi sebagai dasar
pengelolaan program pembangunan atas masalah-masalah yang dihadapi masyarakat Kelurahan
Boepinang.

Permasalah-permasalahan Pokok tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut;

a. Kwalitas Sumber daya manusia di Pemerintahan Kelurahan Boepinang belum maksimal,


hal ini sebagai kunci utama dari keberhasilan pembangunan Kelurahan Boepinang
b. Sarana jalan, Akses ke jalan perkebunan sebagai kantong produksi dan ekonomi
masyarakat masih belum terbuka, sehingga masyarakat kesulitan mengangkut hasil-hasil
produksi perkebunan.
c. Bidang perkebunan banyak pohon coklat, dan kopra yang sudah tua perlu penebangan
dan peremajaan kembali sehingga terjadi peningkatan produksi di bidang perkebunan,
kurangnya pengasapan kopra.
d. Bidang peternakan, belum tersedianya sarana kandang yang cukup layak untuk lebih
meningkatkan kualitas peternakan dan akibatnya kondisi Kelurahan Boepinang menjadi
kurang kondusif
e. Bidang perikanan, pembuatan rompong atau karamba, serta bantuan sarana
penangkapan ikan.
f. Pengaspalan jalan untuk menpermudah distribusi komoditi hasil-hasil potensi yang ada
di Kelurahan Boepinang
g. Penyediaan air bersih PAM/ledeng.
h. Penambahan fasilitas kesehatan dan tenaga medis.
i. Bantuan modal kerja bagi Usaha Mikro dan Kecil (UMK) khususnya bagi industry
rumah tangga.
j. Sarana perkantoran masih kurang layak sehingga dapat mengurangi kinerja aparat kelurahan

2.3 Beberapa Isu-isu Strategis

a. Pada bulan januari 2010 Blok Migas yang terjual di Bone Bay 1, terjualnya lokasi
eksplorasi Migas ini ditandai dengan penandangan MoU (Memorandum of
Understanding) antara Pemprov dan perusahan perminyakan dari Amerika Morothon
Oil, dimana Lokasi Blok Bone Bay 1 ini terletak di Bone namun masih berada dalam
territorial Pemprov sultra karena terletak sekitar 4 mil laut diantara Poleang Bombana
dan Kolaka pengambilan data seismic telah dilakukan selama sebulan penuh [bawah
permukaan laut dan melakukan penelitian untuk menentukan titik-titik sumur minyak
yang akan di bor. Nilai investasi yang ditanamkan sangat besar, setiap satu sumur
minyak yang akan mereka dibor akan menelan biaya sebesar USD 67 juta,
diperkirakan Amerika Marathon akan melakukan aksi pada tahun 2011 atau 2012,
dampak positif dari investasi ini akan berpengaruh pada Kelurahan Boepinang.
Kecamatan Poleang perlu mempersiapkan diri utamanya sector penyediaan hotel, rumah
makan dan transportasi serta perdagangan konsumsi.
b. Alokasi dana Specific Grand ( Gembira Desa, Rp 350.000.000/Desa/Kelurahan] Diperlukan
aparat pemerintah Kelurahan/desa sehinnga penyerapan alokasi dana Desa dapat
maksimal, terarah, terencana, terkendali, dan tepat sasaran.
c. Globalisasi dan Liberalisasi Perdagangan

1. Tinjuan Usaha Kecil Indonesia

Keberadaan usaha kecil dan sifat alamiyah berdasarkan sejarah yang terjadi pada tahun
1998 pada saat dimana banyak perusahan yang gulung tikar akibat krisis moneter yang melanda
asia tenggara menurun nilai tukar Rupiah terhadap Dolar, usaha kecil karena sifat alamiyahnya
tetap terbukti mampu bertahan dan tetap exist daripada usaha-usaha menengah (UM) dan Usaha
Besar (UB).

Sifat alamiyah dan keberadan UK yang didominasi oleh unit usaha tradisional di satu
sisi dapat exist hanya dengan modal kerja dan modal investasi yang kecil tanpa perlu
menerapkan system organisasi dan manajemen yang komplet seperti pada usaha modern, disisi
lain usaha kecil membuat barang-barang konsumsi sederhana untuk kebutuhan kelompok
masyarakat penghasilan rendah. Untuk membuat barang-barang tersebut usaha kecil tidak
terlalu memerlukan

Tenaga kerja dengan tingkat pendidikan formal yang tinggi yang harus digaji dengan
mahal dan tidak meme\butuh kan teknologi canggih dalam bentuk mesin-mesin dan alat
produksi modern yang harganya mahal. Oleh karena itu tidak mengherankan melihat kenyataan
bahwa sebagian besar dari pengusahan kecil dan pekerjanya adalah dari kelompok masyarakat
yang berpendidikan rendah dan kebanyakan dari mereka menggunakan mesin serta alat
produksi sederhana bahkan seringkali direkayasa sendiri.

Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 juga memberikan suatu dorongan positif
bagi pertumbuhan usaha kecil di Indonesia. Efek positif ini lewat pasar tenaga kerja yaitu
pertumbuhan jumlah unit usaha kecil akibat banyak orang di PHK. Agar bisa bertahan hidup
mereka terpaksa membuka usaha kecil-kecilan untuk memenuhi kehidupanya, dari fenomena ini
bias di buat suatu hipotesa bahwa semakin besar jumlah pengangguran atau semakin banyak
orang yang hidup di bawah kemiskinan disuatu wilayah semakin pesat pertumbuhan usaha
kecil diwilayah tersebut. Sifat alamiyah dari usaha kecil ini mendapat perhatian serius dari
pemerintah maupan kalangan masyarakat luas terutama usaha kecil mengembang sangat
banyak kesempatan kerja dan secara potensial sangat berperan sebagai salah satu sumber
pendapatan dan pertumbuhan Produk Domestik Bruto [PDB] dan ekspor non migas.

Melalui APBN alokasi pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang ditujukan
untuk pengembangan sector usaha kecil yang disalurkan melalui lembaga-lembaga pemerintah
yang terkait langsung dengan masalah kecil seperti kantor mentri Negara koperasi dan UKM,
Disperindag,Menku,Menko, dan Bappenas.

Sumber lain yang dialokasikan untuk sector usaha kecil berasal dari penyisihan alokasi
laba BUMN, kredit perbanhan, modal Ventura serta lembaga penjaminan kredit.

Tinjauan dari sisi permodalan ini memberikan efekpositf dalam pertumbuhan usaha
kecil.
2. Indikator Pertumbuhan Usaha Kecil Indonesia

Perkembangan uasaha kecil di Indonesia selalu di ukur 3 indikator


a. Jumlah tenaga kerja
b. Nilai tambah/Outputs
c. Nilai Ekspor

3. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi


a. a.Investasi
b. Kondisi politik, social dan kepastian hokum
c. Kinerja sektoral
d. Kinerja Ekspor
e. Kurs Rupiah dan Inflasi
f. Suku bunga dan ISHG
g. Perbankan

4. Globalisasi dan Liberalisasi perdagangan dunia ‘peluang dan tantangan bagi usaha kecil’’

a. Persetujuan Putaran Uruguay GATT [General Agrement on Tariff and Trade] dan
terbentuknya WTO [World Trade Organization] di Maroko tahun 1994 dimaksudkan
untuk berlakunya Liberalisai perdagangan dunia yang bukan hanya bebas juga adil.
Namun persetujuan GATT/WTO tersebut tidak langsung diterapkan sepenuhnya
melainkan ada tenggang waktu dan belum mencakup semua komoditi. Negara-negara
sedang berkembang seperti Indonesia masih punya waktu untuk mempersiapkan diri
hingga 2020.

b. Tujuan akhir yang hendak dicapai melalui persetujuan GATT/WTO adalah tersebut untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat dunia yang diharapkan dapat dicapai lewat
peningkatan volume perdagangan dunia.

c. Perubahan-perubahan yang akan terjadi dalam system perdagangan dunia yang ada
akan mengciptakan tantangan-tanatangan baru yang kalau tidak bias dihadapi dengan
baik oleh suatu industry akan menjadi masalah baru bagi industry tersebut.

d. Dampak dari perubahan struktur serta pola persaingan di pasar global terhadap
keberadaan atau perkembangan UK di Indonesia akan berbeda antara unit usaha
dengan kondisi-kondisi dasar yang berbeda dan antara sektor atau sub sector yang
berbeda dan dapat dipastkan bahwa akan banyak UK di dalam yang negeri akan kalah
bersaing dengan produk-produk dari luar.

e. Standarisasi mengenai perdagangan Internnasional sangat penting dan dianggap sebagai


salah satu factor penentu masa depan ekspor non migas Indonesia termasuk Ekspor
UK. Namun sebenarnya bagi Dunia usaha atau standarrisasi-standarisasi lainnya dapat
dipandang sebagai sarana strategis untuk mendapat keuntungan kompetitif di pasar
dunia.

f. Langkah-langkat konkrit seperti peningkatan kwalitas SDM di dalam perusahaan,


pembentukan jaringan kerja bisnis di dalam maupun diluar negeri, penyempurnaan
system organisasi dan manajemen, pengembangan teknologi antara lain lewat kegiatan
R dan D baik di dalam perusahaan maupun kerjasama pihak ketiga seperti universitas
atau lembaga litbang, penyempurnaan desaign produk dan lain-lain sangat penting
dilakukan oleh UK.

g. Berlangsngnya pertemuan Negara-negara anggota Asia Pasific Economics Cooperation


[APEC] . Pasa SME Ministerial Meeting GIFU Jepang tanggal 1-3 oktober 2010 merpakan
pertemuan kerjasama pemasaran berbagai produk yang dihasilkan oleh koperasi dan
usaha kecil menengah [UKM] dengan melakukan pemasaran bersama secara timbale
balik akan menjadi kekuatan ekonomi APEC.

h. TPP [Trans Pacific Partnership] berpotensi menjadikan asean sebagai pasarr produk AS
yang melibatkan 8 negara [AS, Brunei, Singapura, Chile, Vietnam, Peru, Australia,
Selandia baru]. Merupakan kesepakatan perdagangan bebas yang disponsori AS dalam
upaya menbendung pertumbuhan cina dan mencari ekonomi dunia baru.

i. Pemerintah Indonesia akan membangun telesenter bagi kalangan Koperasi di 10


wilayah guna mempermudah akses informasi bagi pelaku usaha mikro dan kecil dalam
menjalani bisnis dengan mitranya.

j. 10. Faktor-faktor keunggulan kompetitif yang baru di milik oleh usaha kecil untuk
dapat unggul bersaing di pasar dunia dalam era Globalisasi dan Liberalisasi
perdagangan, yaitu :
1) Penguasaan teknologi
2) SDM dengan Kwalitas tinggi
3) Tingkat efisiensi dan produktifitasyang tinggi dalam proses produksi
4) Kwalitas serta mutu yang baik dari barang yang dihasilkan
5) Promosi yang luas dan agresif
6) Sistem manajemen dan struktur organisasi yang baik
7) Pelayanan teknikal maupun non teknikal yang baik
8) Adanya skala ekonomis dalam proses produksi
9) Modal dan sasaran serta prasarana yang cukup
10) Memiliki jaringan bisnis di dalam dan diluar negeri
BAB III
PREDIKSI DAN SASARAN JANGKAH MENENGAH

3.1 Prediksi Indikator pembangunan sesuai Tupoksi

a. Peningkatan Kwalitas Sumber Daya Manusia di jajaran aparat Kelurahan


Boepinang
b. Peningkatan Pelayanan Masyarakat secara prima.
c. Peningkatan Manajemen data pengelolaan administrasi Kelurahan Boepinang
d. Terciptanya Demokrasi partisipatoris dalam pengambilan keputusan di Kelurahan
Boepinang
e. Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi dengan SKPD terkait
f. Peningkatan pengendalian pelaksanaan dan program pembangunan

3.2 Prediksi Indikator pembangunan terkait diluar Tupoksi

a. Terciptanya Iklim dunia usaha yang dinamis dan kondusif


b. Terciptanya ketentraman dan kesejahteraan masyarakat
c. Penyesuaian pengelolaan pembangunan disesuaikan dengan dinamika Investasi dan
Industri

Perkembangan Investasi dan Industri bergerak pada awalnya bermula pada bidang
pertanian dengan berbagai komoditas pertanian/perkebunan dan kehutanan.
Perkembangan industry bergerak dari paling sederhana yakni sector pertanian/perkebunan
berkembang menjadi industry, dari sector industry bergerak ke sector informasi, dari
informasi berkembang menjadi knowledge-based economy atau ekonomi berlandaskan pada
IPTEK dan ICT [Informasi and Communication Technologi], mengupayakan transportasi dari
sector pertanian komoditas menjadi industry yang berbasis pada pertanian [Industri
Agribisnis] akan memberikan nilai tambah lebih besar daripada tetap berkutat disektor
pertanian komonitas. Nilai tanmbah tersebut terjadi karena bertambahnya job creation, efek
pengganda karena meningkatnya konsumsi masyarakat sehingga menarik usaha-usaha
lainnya.

Strategi Co-Opentition (Cooperation dan Competition) atau kombinasi antara


kerjasama dengan persaingan adalah strategi yang mengedepankan meskipun sama-sama
bersaing namun secara teknis dapat dicari aspek-aspek bersama untuk bekerjasama. Oleh
karenanya dalam pengembangan kawasan kerjasama dengan para tetangga perlu dilakukan
yakni dengan Kelurahan Kastarib , Kelurahan Kasabolo, Kelurahan Barangga, Desa Pallimae
dsb.

Kerjasama dapat digalang misalnya dalam kerjasama untuk memasarkan kawasan,


eksibisi bersama untuk mendatngkan investor.

Pada era ICT [Information, Communication, Technology] peran WEBSITE DAERAH


yang memberikan informasi terutama potensi daerah dan fasilitas untuk berinvestasi
adalah sangat
penting, bahkan para investor sebelum menanamkan modalnya ke suatu daerah salah
satu hal yang dipertimbangkan untuk pengambilan keputusan adalah dengan menggali
informasi melalaui INTERNET. Oleh karenanya pembaharuan data memegang peranan
penting dalam menampilkan wajahdaerah kepada public secara nasional bahkan dunia
internasional.

Sehebat apapun program Kelurahan Boepinang tanpa program pemasaran yang


dilakukan secara terus-menerus maka informasi tidak akan sampai kepada calon
investor. Oleh karenanya program pemasaran Kelurahan dapat dilakukan secara efektif,
maka perlu adanya manajer yang khusus bertanggung jawab pada program-program
pemasaran potensi Kelurahan.
BAB IV
STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

4.1 Perumusan Strategi Pokok Pembangunan

a. Mengubah pola pikir (Mind set) birokrasiseiring dengan dinamika yang berkembang,baik
sebagai fungsi pelayan masyarakat dimana menempatkan masyarakat sebagai investor,
jangan menempatkan masyarakat diatas atau di bawahanggap masyarakat adalah
mitra/teman yang sejajar. Saat ini pelayanan terhadap public di Indonesia jauh tertinggal
dibanding dengan Negara-Negara lain di Asia. Mengubah pola pikir birokrasi Kelurahan
Boepinang Kecamatan Poleang dalam peningkatan kwalitas Sumber Daya Manusia
diupayakan untuk dapat mengikuti pelatihan-pelatihan, studi banding serta pendidikan
baik ditingkat local maupan nasional.
b. Kepekaan terhadap birokrasi Pemerintah Kelurahan Boepinang Kecamatan Poleang dan
Masyarakat tentang usaha-saha yang dilakukan diluar wilayah Boepinang Kecamatan
Poleang, yang menpunyai dampak positif bagi pengembangan dunia usaha di Boepinang
Kecamatan Poleang.
c. Pemerintah Kelurahan Boepinang Kecamatan Poleang akan mengupayakan program-
program bantuan terhadap semua sector yang ada di Kelurahan BOEPINANG Kecamatan
Poleang dari pemerintah pusat maupuan daerah untuk meningkatkan kwalitas dan
kwalitas produksi disemua sector.
d. Pemerintah Kelurahan Boepinang Kecamatan Poleang akan mengupayakan promosi-
promosi yang ada di Boepinang Kecamatan Poleang.
e. Pemerintah Kelurahan Boepinang Kecamatan Poleang akan mengupayakan jaringan bisnis
di semua sektor baik didalam maupun diluar negeri.
f. Pemerintah Kelurahan Boepinang Kecamatan Poleang akan mengupayakan program-
program pembinaan, pendampingan, pelatihan masyarakat di semua sector untuk untuk
meningkatkan kwalitas Sumber Daya Manusia.
g. Pemerintah Kelurahan Boepinang Kecamatan Poleang akan mengupayakan dan
menyelaraskan dengan program-program Pemerintah dalam meningkatkan mutu
pendidikan dan kwalitas pelayanan kesehatan masyarakat.
h. Pemerintah Kelurahan Boepinang Kecamatan Poleang akan mengupayakan
pembangunan infrastruktur dan prasarana.
i. Pemerintah Kelurahan Boepinang Kecamatan Poleang akan mengupayakan untuk
merangkul pengusaha-pengusaha yang ada di Kelurahan Boepinang Kecamatan Poleang
untuk membentuk jaringan bisnis dan pengelolaan potensi dalam meningkatkan kwalitas
dan kwalitas produksidi Kelurahan Boepinang Kecamatan Poleang.
j. Pemerintah Boepinang akan berupaya meningkatkan fasilitas penerangan listrik, dan
penyediaan air bersih (Mata Terlindung /ledeng)

4.2 Perumusan Kebijakan Pembangunan

Memberikan informasi-informasi terhadap di Kelurahan Boepinang Kecamatan Poleang


tentang regulasi-regulasi yang ditetapkan olehpemerintah, baik Pemerintah pusat
maupun daerah dan program-program pemerintah pusat maupun daerahyang
berhubungan dngan peningkatan kwalitas prodiksi dan pengembangan potensi Sumber
Daya Alam.
BAB V
PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN

5.1 Program dalam SKPD

a. Program/ kegiatan alokasi dana specific grand [gembira desa] sebesar Rp 350.000.000 /
desa / kelurahan oleh Bupati terpilih dalam pemilu KADA 2011-2016 dengan komposisi
alokasi anggaran;
 25% untuk biaya operasional kelurahan
 25% untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat
 50% untuk block grand
b. Block Grand (Rp 100.000.000) dari pemerintah TK 1 provinsi Sulawesi Tenggara.
c. Dana DUB (PNPM Mandiri perdesaan)
d. Atau dana-dana lain yang sah ( Program Kelurahan berbasis kemitraan, bantuan-bantuan
Pemerintah pusat dll)
Dalam pengelolaan alokasi anggaran tersebut perlu kesiapan aparat Pemerintah
Kelurahan Boepinang, sehingga alokasi dana yang ada dapat dikelola secara efektif dan efisien,
sehingga tercapai tingkat penyerapan secara maksimal.
Dalam hal ini Pemerintah Kelurahan Boepinang membuat program wadah pengelolaan
bersama partisipasi masyarakat di Kelurahan Boepinang dilibatkan sesuai dengan kemampuan
dan keahlian masyarakat masing-masing.Wadah tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk kelompok
usaha bersama [KUBE] atau koperasi atau wadah pemberdayan masyarakat lainnya.
Wadah tersebut nantinya diharapkan dapat meningkatkan pembangunan di semua sector
sekaligus dapat memberikan konstribusi terhadap Pemerintah Daerah.

Tugas dan fungsi wadah tersebut;


 Mendata hasil-hasil Sumber Kekayaan Alam sebagai data akurat dari semua jenis kekayaan
alam yang ada di Kelurahan Boepinang
 Menganalisa data yang ada serta membuat program perencanan, pengembangan,
perawatan/pemeliharaan untuk meningkatkan volume produksi.
 Membentuk pelatihan-pelatihan, pemdampingan dan pembinaan terhadap masyarakat
dalam upaya menjaga dan melestarikan kekayaan alam dan pola-pola yang dapat
meningkatkan hasil-hasil kekayaan alam dan kwalitas produksi
 Membuat promosi-promosi potensi kekayaan alam untuk menarik investasi dan peluang
usaha baru.
 Mengupayakan program-program bantuan baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah untuk mengelola kekayaan alam secara optimal.
 Mengupayakan dan membentuk jaringan bisnis baik ditingkat regional maupun internasional
yang selama ini rantai distribusi komoditi terlalu panjang, sehingga memnpengaruhi nilai jual
masyarakat. Dengan upaya ini diharapkan nilai jual masyarakat dapat maksimal, dimana
dari bulan ke bulannilai jual masyarakat cenderung turun drastis.
 Melakukan koordinasi secara vertical dalam SKPD tentang keberadaan pemberdayaan
masyarakat di Kelurahan Boepinang sebagai bahan kajian dan laporan mengenai teknis
pelaksanaan dan program-program kerja yang akan dilaksanakan.
5.2 Program Lintas SKPD

Melakukan koordinasi dengan lintas SKPD tentang perencanaan pengelolaan pembangunan


di Kelurahan Boepinang sesuai dengan tupoksi SKPD masing-masing.

5.3 Program Lintas Daerah

Dalam melaksnakan program-program pengelolaan potensi Sumber Daya yang ada di


Kelurahan Boepinang khususnya potensi perkebunan, tidak menutup kemumngkinan dalam
upaya mengembangkan potensi perkebunan dengan sarana yang saat ini belum memadai yang
semua itu tentunya menjadi tupoksi Pemerintah daerah (Dinas pertanian, Dinas PU,
Disperindagkop dan Pm) bias saja terjadi kemitraandengan pengusaha lintas daerah, Dengan
melakukan pengadaan dan bekerjasama dengan biaya yang tidak sedikit. Pola-pola kemitraan
ini harus dijalin dengan baik. Tentunya harus melalui kajian akademikyang panjang dan
mempertimbangkan segala dampak yang akan ditimbulkan termasuk dampak social ekonomi
masyarakat. Pengadaan mesin pemcah kulit jambu mete dapat dijalani kerjasama kemitraan
dengan perusahaan diluar daerah untuk meningkatkan harga jual jambu mete begitu pula
limbah tanaman kelapa berupa tempurung, sepat dan air kelapa dapat di manfaatkan menjadi
barang yang lebih bernilai komoditi. Pemerintah Kelurahan Boepinang dalam hal pemasaran
hasil perkebunan akan mengupayakan akses pemasaran baik didalam maupun diluar negeri.
Sementara ntuk jenis tanaman kakao/coklat akan diusahakan pengelolaan fermentasi kakao
menjadi Industri pengolah makanan [seperti permen coklat) dimana saat ini Pemerintah
Provinsi tingkat 1 Kendari telah mengupayakan industrilisasi kakao menjadi industry pengolahan
makanan.

Bila potensi perkebunan ini bisa dikembangkan akan dapat menarik usaha-usaha lain
karena bertambahnya job creation, efek pengganda karena bertambahnya konsumsi
masyarakat, dengan begitu akan banyak pelaku usaha kecil yang turut merasakan dampakpositif
dari perkebunan.

Potensi di sektor perikanan di Kelurahan Boepinang dengan berbagai hasil ikan berpotensi
untuk dikembanhkan dengan metode pendataan jenis ikan klasifikasi ikan berdasarkan kwalitas ikan
serta program dan jaringan pemasaran distribusi ikan baik tingkat regional maupun tingkat
internasional. Pemerintah Kelurahan Boepinang akan berupaya dengan pengusaha lokal yang ada di
Kelurahan untuk membuka akses ke pasar luar negeri sehingga potensi perikanan dapat
dimanfaatkan secara maksimal, Mengingat harga ikan diluar negeri jauh lebih mahal dengan harga
local.

Strategi jaringan pemasaran ini nantinya dapat memberikan dampak pada nilai tambah
pendapatan masyarakat, serta memangkas rantai distribusi yang terlalu panjang seperti yang
dilakukan saat ini.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Rencana Pelaksanaan


Rencana pelaksanaan dari program-program pembangunan di Kelurahan
Boepinang mengacu terhadap koordinasi secara vertical dengan pihak Pemerintah
Kecamatan Poleang dan SKPD terkait, atau lintas SKPD dan lintas daerah serta
ketersediaan alokasi anggaran dan sector perkebunan menjadi prioritas pelaksanaan.

Untuk pelaksanaan program dengan pola kemitraan dengan pengusaha untuk


mengembangkan potensi yang ada di Kelurahan Boepinang akan mengupayakan
promosi-promosi kepada pengusaha untuk menggugah para pengusaha agar berminat
menanamkan modalnya di Kelurahan Boepinang.

6.2 Pengendalian dan Evaluasi

Pengendalian dan evaluasi dari program-program pembangunan di Kelurahan


Boepinang, akan dilakukan secara intensif, terencana dan kesenambungan. Hal ini
dilakukan dalam upaya meningkatkan pembangunan disemua sector yang ada di
Kelurahan Boepinang serta sebagai indicator keberhasilan yaitu terciptanya
kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Boepinang, dan terjadinya iklim dunia usaha
yang dinamis dan kondusif.

Boepinang, 25 Juli 2011

Lurah Boepinang

MARIANI
NIP.196412311986072002
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA
PERIODE TAHUN 2012-2016
PROVINSI : SULAWESI TENGGARA KECAMATAN : POLEANG
KABUPATEN : BOMBANA KELURAHAN :BOEPINANG

N PERKIRAAN SUMBER TAHUN


URUSAN BIDANG/KEGIATAN TUJUAN VOLUME LOKASI
o BIAYA BIAYA PELAKSANAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Pendidikan
a. Pembuatan pagar sekolah dan Efektifitas proses belajar 180 m
b. Pembebasan lokasi SDN 2 Bpg mengajar
c. Pengadaan TPA dan Penempatan Guru TPA 3 unit
d. Pembebasan Lokasi TK 2 Unit
e. Pembangunan gedung TK 2 Unit
f. Bantuan Bea Siswa Miskin 100 Org
g. Pengadaan Perpustakaan Kelurahan 1 Unit
h. Pengadaan laboratorium SDN 2 Bpg 1 Set
2. Kesehatan
a. Peningkatan sarana dan pra- sarana air bersih 5 km
b. Pengadaan dr. Ahli 3 0rg
c. Pengadaan lokasi Polindes 1 Unit
d. Pengadaan Lokasi Pustu 1 Unit
e. Pemb. Gedung Polindes 1 Unit
f. Pemb. Gedung Pustu 1 Unit
3. Sarana Prasarana
a. Pembebasan lokasi kantor Kelurahan Boepinang 1 Unit
b. Pembangunan Kantor Kelurahan Boepinang 1 Unit
c. Pengadaan Kendaraan roda 3 pengangkut 1 Unit
sampah
d. Pembuatan jalan usaha tani 3 km
e. Pengadaan mesin PLN 1 Unit
f. Pembuatan talud sungai Bpg 4 km
g. Pembuatan Drainase 4,5 km
h. Pembuatan jalan setapak dan Saluran 1 km
i. Peng. Tempat Pembuangan Akhir sampah
j. Pengaspalan jalan 4,5 Km
k. Pembuatan jembatan titian 500m
4. Pembangunan
a. Bantuan perumahan 200 Unit
b. Pembangunan jembatan 1 Unit
c. Peningkatan pembangunan masjid Babul janah 1 Unit
d. Pengadaan Sarana dan prasaran Olahraga
e. Pengaspalan jalan Lingkungan 2,5 km
f. Pengadaan pengasapan Kopra 7 Unit
g. Pengadaan Mobil pemadam Kebakaran 1 Unit
h. Pengadaan Tempat Pembuangan Sampah 400 Unit
i. Pembuatan Pos Kamling & WC Umum 4 Unit
j. Penambahan RASKIN
k. Pembangunan Jembatan Batu 300 M
l. Pengadaan Mesin Parut Kelapa 80 Unit
m. Pembangunan Laboratorium komputer kelurahan 1 Unit
n. Pembangunan Gedung Konveksi 1 Unit
o. Pembebasan Lahan Gedung Serba Guna 1 unit
p. Pengadaan Mesin Bordir 1 Set
q. Pengadaan Mesin Cetak 2 Unit
r. Pembebasan Lokasi TPU 1 Set
s. Pembangunan Gedung Serba Guna 1 Unit
t. Pembebasan Lokasi Musallah 1 Unit
u. Pembangunan Mushollah I Unit

Anda mungkin juga menyukai