Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI PELATIHAN

DETEKSI DINI 2: METODOLOGI DETEKSI DINI


POTENSI KONFLIK
TAHUN 2024

OLEH :

SITI MUNAWAROH, S.Pd


NIP. 199301132019032024

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA CIMAHI
MADRASAH ALIYAH NEGERI KOTA CIMAHI
IDENTITAS

1. Nama Satuan Pendidikan : MAN Kota Cimahi


2. Nama Guru : Siti Munawaroh, S.Pd
3. NIP : 199301132019032024
4. Jabatan/Golongan Guru : Guru / III.a
5. Alamat Satuan Pendidikan
 Alamat : Jl. Kihapit Barat No. 319 Kelurahan Leuwigajah
 Kecamatan : Cimahi Selatan
 Kota : Cimahi
 Provinsi : Jawa Barat
 Telepon/Fax : (022) 86692203
6. Mengajar Mata Pelajaran : Matematika
7. Alamat Rumah
 Alamat : Kp. Lembur Sawah, RT 007/RW 012
 Desa/Kelurahan : Utama
 Kecamatan : Cimahi Selatan
 Kota : Cimahi
 Provinsi : Jawa Barat
 Telepon/HP : 081214229965
 Email : matematikamunawaroh22@gmail.com
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pelatihan Deteksi Dini 2:


Metodologi Deteksi Dini Potensi Konflik
Tahun 2024

oleh :

Nama : Siti Munawaroh, S.Pd


NIP : 199301132019032024
Unit Kerja : Kantor Kemenag Kota Cimahi
Satuan Kerja : MAN Kota Cimahi
Jabatan : Guru Matematika

Laporan ini telah diperiksa dan dapat dipergunakan untuk kepentingan sebagaimana mestinya.

Cimahi, 10 Maret 2024


Mengesahkan,
Kepala Madrsah Penyusun

Dr. Lia Nur’asriah Maulia, M.Pd Siti Munawaroh, S.Pd


NIP. 197803122007102002 NIP. 199301132019032024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ridho-Nya penulis dapat menyusun
Laporan Pelatihan Deteksi Dini 2: Metodologi Deteksi Dini Potensi Konflik Tahun 2024.
Laporan ini disusun sebagai tindak lanjut dari kegiatan yang dilaksanakan oleh guru kemudian
harus diupload ke Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) V.5 Kementerian Agama Republik
Indonesia. Penyusunan laporan pengembangan diri ini terwujud karena dukungan dari berbagai
pihak.
Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Lia Nur’asriah Maulia, M.Pd selaku Kepala MAN Kota Cimahi;
2. Narasumber dan panitia selaku penyelenggara kegiatan pelatihan;
3. Segenap guru dan Staf Tata Usaha MTs Negeri.
Kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan pengembangan
diri selanjutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Cimahi, 09 Maret 2024

Penyusun
Laporan Pengembangan Diri
Laporan Pelatihan Deteksi Dini 2: Metodologi Deteksi Dini Potensi Konflik
Tahun 2024

A. Bagian Awal
Judul : Pelatihan Deteksi Dini 2: Metodologi Deteksi Dini Potensi
Konflik
Waktu Pelaksanaan : 05-09 Maret 2024, jam bebas
Tempat Kegiatan : Secara dalam jaringan (Daring) melalui website PINTAR,
Massive Open Online Course (MOOC)
Penyelenggara : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis Pendidikan dan
Keagamaan. Badan Penelitian dan Pengembangan, dan
Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama Republik
Indonesia.
Lama Waktu Pelatihan : 20 JP
Surat Tugas : Terlampir
Sertifikat : Terlampir

B. Bagian Isi
1. Tujuan Pelatihan
Tujuan dari pelatihan ini adalah meningkatkan kapasitas pegawai Kementerian Agama,
baik dari level penyuluh, dosen PTKN dan seluruh staf dan karyawan Kementerian
Agama untuk menjalankan amanah UU No.7 Tahun 2012 Tentang Penanganan Konflik
Sosial, terutama dalam fungsinya membangun sistem Deteksi Dini untuk mencegah
terjadinya konflik sosial berbasis keagamaan.
2. Sasaran Pelatihan
Sasaran dari pelatihan ini adalah penyuluh agama, dosen, karyawan kementerian agama
yang memerlukan dan berkeinginan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan
dalam membangun sistem Deteksi Dini untuk mencegah terjadinya konflik sosial
berbasis keagamaan.
3. Latar Belakang Pelatihan
Kementerian Agama diberikan amanah oleh Undang-Undang No.7 Tahun 2012 tentang
Penanganan Konflik Sosial dan PP No.2 Tahun 2025 tentang Peraturan Pelaksanaan UU
No.2 Tahun 2012 untuk melakukan serangkaian kerja pencegahan konflik sosial. Untuk
itu, dibutuhkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan kepegawaian agar lebih sensitif
dan lebih peka terhadap kondisi sosial keagamaan masyarakat di tempat mereka berada.
Salah satu rangkaian kerja tersebut adalah membangun sistem deteksi dini (Early
Warning System).

4. Ringkasan Materi
Dimensi Dan Indikator Konflik Sosial
Contoh kasus penolakan penganut Ashram Krishna Balaram oleh Desa Adat
Kesiman. Kegiatan ritual Hare Krishna di Desa Adat Kesiman, Denpasar, Bali dilarang
oleh Masyarakat setempat, Parisada Hindu Dharma Indonesia dan Majelis Desa Adat
Provinsi Bali. Penolakan ini termasuk dalam Dimensi dan Indikator Konflik Sosial
sebagai berikut:
 Dimensi Permasalahan Keagamaan: Konflik ini terjadi karena adanya perbedaan
nilai, ritual antara penganut Hare Krishna dengan Masyarakat Hindu Bali.
 Indikator Konflik sosial interumat beragama: Hare Krishna merupakan salah satu
sekte dari agama Hindu. Aliran ini memiliki ritual dan nilai teologi yang berbeda
dengan Hindu Bali
Skema Negosiasi Dalam Konflik Sosial
Langkah-langkah menyusun skema negosiasi dalam konflik sosial: 1)
Menganalisis pengaruh jaringan para pihak; 2) Menganalisis kepentingan dan motif para
pihak; 3) Mengidentifikasi prioritas dan tujuan tim negosiator; 4) Mendesain skenario
resolusi dan batasan/bottom lines.
Analisis Kualitas Informasi Konflik
Kualitas informasi dapat dianalisis berdasarkan beberapa aspek, di antaranya:
Kualitas informan, ada/tidaknya kronologis dan dokumentasi, informasinya tidak ambigu,
dan informasi tersebut telah diverifikasi oleh pihak ketiga yang kredibel. Analisa ini
berguna agar meminimalisir informasi hoax. Sumber informasi yang kredibel adalah
sumber yang dapat dipercaya dan memiliki reputasi yang baik dalam memberikan
informasi yang akurat. Beberapa sumber informasi kredibel antara lain media kredibel,
analisa akademisi, buku referensi, dan situs web yang dioperasikan oleh lembaga
pemerintah atau organisasi terkemuka. Sumber tersebut biasanya telah melewati proses
peninjauan dan verifikasi oleh ahli terkait untuk memastikan kualitas dan keakuratan
informasi yang disajikan.
Analisis Fakta Dan Norma Konflik
Ruang kesepakatan yang harus ditemukan: 1) Fakta yang diperdebatkan:
Informasi yang perlu diklarifikasi terlebih dahulu dengan bukti faktual di lapangan; 2)
Fakta yang disepakati: Poin-poin kesepakatan yang dapat diangkat bersama untuk
memulai dialog dalam mencari solusi; 3) Norma Konvergen: Norma-norma yang harus
digarisbawahi sebagai nilai konvergen, atau nilai dan norma yang sama-sama dimiliki
oleh pihak yang bertikai; 4) Norma Divergen: Norma-norma yang berbeda antar pihak
yang perlu dinegosiasikan.
Analisis Pemetaan Risiko Konflik
Pemetaan Risiko (Risk Map) merupakan tahap identifikasi sistematis tingkat
kerawanan risiko di suatu daerah yang rawan akan konflik. Pemetaan Risiko merupakan
langkah awal dari intervensi pemerintah dalam melakukan inklusi sosial kepada
masyarakat. Inklusi sosial merupakan proses sosial untuk memperbaiki pola relasional
antar kelompok, sehingga kelompok yang tidak merasa aman, dan tidak mampu
menjalankan hak asasinya karena perbedaan identitas sosial bisa mendapatkan tempat
yang layak di tengah masyarakat, dan membuat mereka tidak lagi termarginalkan, dan
dipersekusi.
Analisis Pemangku Kepentingan Konflik
Pemetaan Pemangku Kepentingan adalah Sebuah rangkaian analisa dari mulai
identifikasi, pemetaan, dan penentuan klasifikasi stakeholder dalam sebuah konflik.
Stakeholder adalah individu yang dinilai terpengaruh oleh konflik, dan juga individu
yang dapat mempengaruhi konflik itu sendiri. Ada dua variabel pembentuk Stakeholder
Map yaitu Level Kepentingan (Level of Interest) dan Level Pengaruh (Level of
Influence). Proses Identifikasi dari dua variabel tersebut akan menghasilkan klasifikasi
dalam bentuk matriks.
Analisis Jejaring Pemangku Kepentingan Konflik
Stakeholder Network adalah jaringan hubungan atau interaksi antara pihak-pihak
yang memiliki kepentingan (stakeholder) dalam sebuah organisasi atau sebuah kasus.
Pihak-pihak tersebut dapat berupa individu, kelompok, atau entitas seperti perusahaan,
lembaga pemerintah, atau masyarakat. Jejaring pemangku kepentingan berguna untuk
memahami bagaimana cara orang terlibat atau menjalin hubungan satu sama lain.
Menyelidiki kepentingan, karakteristik, dan menemukan kekuatan potensial dari masing-
masing stakeholder yang bisa dimanfaatkan untuk mitigasi konflik.
Analisis Tipologi Negosiasi Konflik
Dalam lingkungan masyarakat yang makin tersegregasi akibat ketegangan yang
terjadi di antara dua pihak yang bertikai, peran negosiator menjadi sangat penting.
Kualitas individu dari negosiator sangat perlu dipertimbangan agar dapat mengukur
legitimasi negosiator dan strategi negosiasi yang akan dijalankan. Terkadang, apabila
eskalasi konflik semakin buruk, negosiator secara bertahap bergeser dari yang awalnya
berusaha mendapatkan penerimaan dan kepercayaan dari semua pihak, menjadi pencari
solusi agar perselisihan yang telah terjadi tidak berkembang menjadi konflik yang
merusak.
Analisis Matriks Posisi, Kepentingan Dan Nilai
Salah satu aspek penting dalam melakukan deteksi awal adalah mengidentifikasi
posisi, kepentingan, dan nilai yang dipegang oleh kelompok-kelompok yang bertikai.
Aspek ini sangat berguna sebagai langkah awal untuk melihat apakah terdapat kelompok
yang memiliki posisi, kepentingan dan nilai yang saling mengancam satu sama lainnya.
Apabila terdapat pertentangan dan muncul potensi terjadinya konflik, tim negosiator
diharapkan dapat melakukan pencegahan terhadap potensi tersebut. Ibarat gunung Es
(Iceberg), kerap kali yang terlihat di permukaan hanyalah posisi dari kelompok tersebut,
tetapi di balik itu terdapat alasan dan motif yang lebih besar lagi yang membentuk
kelompok tersebut memiliki suatu posisi. Sayangnya, alasan dan motif tersebut sulit
terlihat secara langsung atau bahkan membutuhkan pendalaman lebih lanjut untuk
mengetahuinya.
Analisis Ruang Bersama Dalam Konflik
Proses negosiasi antar pihak yang bertikai harus lebih dari sekedar
mengedepankan kompetisi antara dua narasi fakta yang berbeda. Negosiator harus
mampu menghasilkan dialog subtantif tentang nilai dan norma yang dapat diterima
bersama untuk menghasilkan kesepakatan. Metode ini akan mengidentifikasi nilai-nilai
apa yang dianut oleh kelompok masyarakat yang bertikai, motif yang melatarbelakangi
kelompok tersebut bertikai serta prioritas dari masing-masing kelompok.

5. Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dilakukan setelah kegiatan pengembangan diri ini adalah peserta
pelatihan mengaplikasikan pengetahuan akan resiko terjadinya konflik serta bagaimana
mencegah dan menanganinya. Dengan mengikuti pelatihan ini, pendidik akan menjadi
lebih peka dengan kondisi sosial di masyarakat.
6. Dampak Pengembangan Diri
Adapun dampak yang penulis rasakan dari pengembangan diri yang dilakukan adalah:
1) Penulis semakin menyadari bahwa untuk menjadi guru juga harus lebih peka terhadap
lingkungan sosialnya, harus disertai dengan upaya meningkatkan kompetensi dalam
pengetahuan dan keterampilan, termasuk dalam hal penanganan konflik.
2) Guru mampu memahami dan peka terhadap perilaku masyarakat yang beresiko
terjadinya konflik, sehingga bisa segera dilakukan penanganan maupun pencegahan.

C. Bagian Akhir
1. Simpulan
Tindak lanjut yang penulis lakukan lebih menekankan pada diseminasi hasil pelatihan
kepada rekan guru dan stakeholder di MAN Kota Cimahi dengan harapan seluruh
komponen madrasah lebih memahami tindakan pencegahan konflik sosial di madrasah
maupun di masyarakat.
2. Saran
Setelah pelatihan ini penulis berharap pihak madrasah memberikan kesempatan bagi
guru-guru untuk berkolaborasi dalam menerapkan kegiatan pencegahan konflik baik di
madrasah maupun di masyarakat.
Lampiran

MATRIK RINGKASAN PELAKSANAAN


PELATIHAN DETEKSI DINI 2: METODOLOGI DETEKSI DINI POTENSI KONFLIK TAHUN 2024

No Tanggal Jam Materi Platform


1 Selasa, 05 Maret Bebas Section 1 : PENDAHULUAN Website
2024 1.1 Video Selamat Datang di Pintar PINTAR
Section 2: KELOMPOK DASAR
2.1 Moderasi Beragama dan Pembangunan Nasional
2.2 Nilai-nilai Dasar Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian
Agama
2.3 Sistem Pelatihan dan pengembangan SDM Kementerian
Agama
2 Rabu, 06 Maret Bebas Section 3 : KELOMPOK INTI Website
2024 3.1 Dimensi dan Indikator Konflik Sosial PINTAR
3.2 Skema Analisis Konteks Konflik Sosial
3.3 Analisis Kualitas Informasi Konflik
3 Kamis, 07 Maret Bebas 3.4 Analisis Fakta dan Norma Konflik Website
2024 3.5 Analisis Pemetaan Risiko Konflik PINTAR
3.6 Analisis Pemangku Kepentingan Konflik
4 Jum’at, 08 Maret Bebas 3.7 Analisis Jejaring Pemangku Kepentingan Konflik Website
2024 3.8 Analisis Negosiasi Konflik PINTAR
5 Sabtu, 09 Maret Bebas 3.9 Analisis Posisi, Kepentingan dan Nilai Website
2024 3.10 Analisis Ruang Bersama dalam Konflik PINTAR
Brosur Pelatihan Anti Perundungan dan Kekerasan terhadap Murid
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai