Anda di halaman 1dari 40

Kumpulan Cerita

Fabel Pembentuk
Karakter
Hutan Pohon Lepas, Bulan Jatuh dalam Rebaan

Esti Ade Saputri, S.Pd., dkk.


Kumpulan Cerita Fabel Pembentuk
Karakter
Hutan Pohon Lepas, Bulan Jatuh dalam Rebaan

Esti Ade Saputri, S.Pd., Syafa Aurelia, Terik Aryanti, Vina Fitria, Yusuf Maulana, Zaki
Nasrullah, Ridho Saputra, Bunga Oktarina, Kartika Wulan Dari, Farid Al Fahrezi,
Maharani, Syakira Putri Dayan Harahap, Ratu Ayu Marantika, Surina, Tri Oktobi, Hifzah,
Zenico Asraf Attullah, Ridho Firmansyah, Seni Yulianti, Wiliansyah, Rafa Attalah Mirza,
Ahmad Hidayat, Andhin Julia Anjani, Andika Pratama, Ardi Febrian, Aulia Muharomah,
Ayla Az-Zura Az-Zahra, Bintang Permatasari, Eka Putra Pratama, Farhan Agus Salim,
Hendi Wirakusuma, Ahmad Mukhlies, Anggun, Ayu Januari, Dzakiyah Aura Diva, Eko
Andika, Feli Syafitri, M. Bagastia Carva, M. Ripandu Pramudia, Mandala, Nur Syafira, Riski
Firmansyah, Mela Octaviani, Nizam, Wulandari, Aliffia Putri Herdika, Triyono, Natasha
Ragina Putri, M. Raffi, Hayana, Bima Dwi Andhika, M. Furqon, M. Haikal Izzatul Azam, M.
Raffi Maulidi, Mareta Fauziah, Marina, Nadia Syafitri, Puput Awalianti, Putri Adelia,
Khanza Latahzan, Inayah, Riska Aulia, Syahfika, Feri Irawan, Reza Dwi Ardiansyah, Rehan,
Okan Depri Apito, Wahyu Hasanah, Al-Muiz, Kalysa, Keyra Marthalia Husein, Kaila
Ramadani, Jihan Afifah Salsabila, Khafifah Arffissyifah, Lionel Gibran Al Farizi, M. Al Faris,
M. Arjuna Saputra, M. Andi Pangestu, M. Fajri, Amira Handayani, Sofhie Dwi Oktaviani,
Annisa Ansori, Resti Noviantika, M. Faris Akbar, Gusti Rama, Kautsar Akma Sakhi, M.
Prayoga, Milki Azhari, Saras Wati, Alvino Azzadil Alam, Maytasya Olivia, M. Wahyu,
Sarbani, Raisan, Sarmila, Siti Oktavia, M. Apriansyah, Kiki Putri Joly, Awalia Putri Juliana,
Zaskia Laila Putri, Naila, Wiru Jannah, Naurah Nurjanah, Rahmad Redho, Fina, Irawan
Aditia, Joy Iklil Daffa Ekysyhandi, Maulana, Azizah Hanun Hanifah, Aura Kasih, Akhdan
Rafif Paras, Aqilla Levina Putri, Chelsy Maharani, Clara Aulia, Dira Eriska, Hambali, M.
Fauzan Zein, Tiara, Rizki Fahreza

Penanggung Jawab:
Novita Indriani, S.Pd. (Kepala MTs Azizah Sungai Dua)

Penyunting:
Esti Ade Saputri, S.Pd.

Tata Letak dan Desain Sampul:


Jeki Sepriady, S.Pd.

Alamat:
MTs Azizah Sungai Dua
Jl. Tebo’an RT. 08 Dusun II Desa Sungai Dua Kec. Rambutan
Kab. Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan 30967
Email: mts.azizahsungai2@gmail.com
Kata Pengantar

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah syukur penulis haturkan kepada Allah


SWT, salawat teriring salam senantiasa tercurah kepada
baginda Nabi Muhammad SAW atas terselesaikan nya buku
kumpulan cerita fabel ini dengan baik. Di dalam buku ini
terdapat 13 cerita fabel, buku fabel ini diperuntukkan
kepada adik-adik siswa dan siswi sebagai acuan belajar dan
menggali nilai-nilai budaya bangsa.
Dalam penyelesaian buku ini tidak sedikit halangan
yang dihadapi, dengan penuh kesabaran dan pertolongan
dari Allah SWT akhirnya buku ini dapat terselesaikan. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak yang telah banyak membantu.
Semoga buku ini mampu memberikan motivasi dan
wawasan.

Sungai Dua, April 2023


Penulis,

Esti Ade Saputri, S.Pd.

5
Daftar Isi

Kata Pengantar................................................................................................
Daftar Isi...............................................................................................................

Kakek Reuli dan Merpati yang Budiman...............................................


Kucing dan Harimau.......................................................................................
Si Merah dan Si Putih.....................................................................................
Singa Si Raja Hutan.......................................................................................
Paus yang Terdampar dan Kura-Kura.................................................
Monyet yang Rakus......................................................................................
Elysia si Rubah...............................................................................................
Harimau dan Kucing yang Cerdik..........................................................
Ayam Pemalas................................................................................................
Gajah dan Semut............................................................................................
Katak dan Burung Elang.............................................................................
Angsa yang Baik Hati...................................................................................
Koko dan Kiki Kelinci yang Cerdik........................................................

6
Kakek Reuli dan Merpati yang Budiman

Oleh:
Esti Ade Saputri, S.Pd.

Alkisah, di sebuah hutan belantara nun jauh disana.


Hiduplah seekor angsa putih dan anak-anak nya yang
berjumlah 6 ekor. Mereka tinggal di bawah sebuah pohon
beringin yang sudah hidup ratusan tahun, pohon itu tinggi
menjulang dengan akarnya yang kuat menancap ke bumi.
Pohon beringin yang rindang dan sejuk, menjadi tempat
mereka bersandar menghilangkan penat. Dedaunan nya
menghibur dan meninabobokan anak-anak nya kala
mereka terlelap ingin tertidur.
Tidak jauh dari sana, diseberang sungai Wiru yang
bening dan menenangkan. Tinggalah seorang kakek tua nan
renta, di sebuah gubuk yang ia bangun beberapa tahun
silam. Sebenarnya disana, pernah ada sebuah desa yang
makmur dan sejahtera. Namun, karena terjadi kebakaran
hebat. Maka, seluruh penduduknya pindah dan
meninggalkan desa tersebut. Tinggallah si kakek tua itu
sendirian, kakek itu bernama Kakek Reuli. Disuatu hari
pasca kebakaran hebat, semua warga berhamburan
menyelamatkan diri dan barang-barangnya. Begitu juga
dengan kakek Reuli, ia berusaha menyelamatkan barang-
barangnya. Namun, kakek Reuli mendengar ada seekor
merpati putih yang cantik terjebak di antara ranting pohon
yang terbakar.

“Toloooong, tolong aku”. Ucap di burung merpati itu.

1
Melihat burung merpati yang sudah terbakar ekornya
itu, membuat kakek Reuli panik dan langsung
menyelamatkannya. Ia merawat burung merpati itu sampai
ia sembuh dan bisa terbang kembali. Namun, karena balas
jasa burung itu tidak mau pergi dan tetap ingin bersama-
sama kakek Reuli, dan tinggal disana dengannya.
Di suatu pagi kakek Reuli sedang memasak sebuah
kue yang sangat enak, sebenarnya setiap hari ia lakukan itu.
Karena ia adalah seseorang pedagang kue, ia akan
berangkat ke kota pada pagi hari untuk menjulanya.
Namun, pagi itu pak Reuli sangat terkejut, karena kue-kue
yang dibuatnya sudah hilang tak bersisa. Hanya, tinggal
piring kosong yang berserakan.

“Hai Merpati, kemana kue-kue yang sudah ku buat


semalam? Apa kau yang memakannya?” Tuduh kakek Reuli.

“Wah, aku sungguh tidak tahu kek. Aku memang sangat


menyukai kue mu karena memang lezat. Tapi, aku tidak
mungkin memakannya tanpa seizin darimu”. Ucap merpati.

“Lalu, kemana hilangnya kue-kue itu? Aku tidak bisa


berjualan kalau begini”. Ucap kakek Reuli dengan penuh
penyesalan.

Keesokan harinya, hal yang sama terjadi. Kue-kue itu


kembali hilang, kakek Reuli semakin geram.

“Pasti merpati putih itu yang memakannya, karena hanya


kami berdua yang tinggal disini”. Gumam kakek Reuli.

2
Hal tersebut terjadi berminggu-minggu, hingga kakek
Reuli kehabisan uang untuk membeli bahan-bahan
membuat kue.

“Merpati, jujurlah. Apa kau yang memakan kue-kue itu.


Kalau benar betapa jahatnya kau kepadaku, bagaimana aku
bisa menyambung hidup kalau mata pencaharian ku sudah
hilang seperti ini”. Ucap kakek Reuli.

“Sungguh, kek. Aku tidak mencuri kue itu. Aku benar-benar


tidak memakannya”. Ucap merpati dengan penuh
kesedihan.

“Lantas, siapa yang memakan kue itu? Sedangkan hanya


kita berdua yang tinggal di rumah ini”. Ucap kakek Reuli.

“Begini saja kek, aku ada ide. Nanti malam aku tidak akan
tidur, aku akan mengintip dari balik jendela ini, siapa
sebenarnya pelaku yang mencuri kue-kue buatanmu”. Ucap
merpati riang.

“Wah, benar juga apa katamu. Baiklah, nanti kau


bangunkan aku dan kita akan menangkapnya bersama-
sama”. Ucap kakek Rueli penuh kemenangan.

Malam sudah mulai muncul, bulan purnama


menerangi malam ini. Bintang berbaris rapi, dengan desau
angin yang menghanyutkan. Merpati tidak tidur, seusainya
kakek Reuli membuat kue, ia meletakkan kue nya ditempat
biasa di atas meja. Tepat pukul 02.00 merpati hampir
tertidur. Namun, terkejut karena ada benda bergerak di
atas meja. Ia melihat leher seekor angsa putih yang sangat

3
bersih dan cantik masuk ke dalam jendela dan mengambil
kue-kue itu.
Betapa terbelalak nya mata si merpati, ternyata angsa
itu yang mencurinya. Ia segera membangunkan kakek Reuli
dengan diam-diam. Kakek Reuli langsung terbangun, dan
betapa terkejutnya melihat angsa itu yang mengambil kue-
kue kakek Reuli selama ini. Tanpa berpikir panjang, kakek
Reuli langsung menangkap angsa tersebut. Dengan
menggunakan karung yang sudah ia siapkan.
“Haaaap, dapat kau si pencuri handal. Dasar, ternyata kau
yang mencuri kue-kue ku”. Ucap kakek Reuli dengan penuh
kemenangan. Kakek Reuli langsung mengikat angsa
tersebut.

“Tolooong, tolong aku kakek Reuli. Jangan kau bunuh aku”.


Ucap angsa memelas.

“Aku tidak akan membunuhmu, aku hanya ingin tahu


kenapa kau mencuri kue-kue ku setiap malam? Gara-gara
kau aku tidak jadi berjualan keesokan paginya”. Ucap kakek
Reuli.

“Maafkan aku kakek, aku mencuri karena aku terpaksa. Aku


memiliki 6 ekor anak yang masih kecil, kami tinggal
ditengah hutan itu. Sulit rasanya kalau aku harus mengajak
anakku mencari makan, kasihan mereka masih sangat
kecil”. Ucap angsa sambil menangis.

Mendengar perkataan angsa itu, kakek dan merpati


ikut berkaca-kaca. Mereka kasihan melihat nasib angsa dan
anak-anaknya.

4
“Benarkah ucapanmu itu wahai angsa yang malang?" Tanya
kakek Reuli.

Angsa hanya menganggukkan kepalanya sambil terus


menangis.

“Baiklah, kalau begitu sekarang kau bawa anak-anakmu


kemari. Tinggallah bersamaku, nanti kau dan anak-anakmu
akan ku beri makan setiap hari. Tapi, dengan satu syarat”
“Apa itu, kek?”
“Setiap pagi, kau harus pergi ke kota mengantarkan kue-
kue ku ini untuk dijual, apa kau sanggup?”
“Aku sanggup kek, akan ku lakukan syarat itu”. Ucap angsa
kegirangan.

Lalu, angsa itu berlari sambil melompat-lompat ke


tengah hutan. Ia merasa senang, karena akan tinggal di
rumah kakek tua yang baik itu dan bisa makan kue bersama
anak-anaknya setiap hari.

*** TAMAT ***

5
Kucing dan Harimau

Oleh:
1. Syafa Aurelia 6. Ridho Saputra
2. Terik Aryanti 7. Bunga Oktarina
3. Vina Fitria 8. Kartika Wulan Dari
4. Yusuf Maulana 9. Farid Al Fahrezi
5. Zaki Nasrullah 10. Maharani

Pada zaman dahulu di sebuah hutan yang sangat


lebat, hiduplah bermacam-macam jenis hewan. Seperti,
ular, burung, rusa, monyet, beruang, dll. Di hutan itu
terdapat juga seekor kucing liar. Suatu ketika kucing itu
sedang berjalan-jalan di sekitar sungai, lalu dia melihat
banyak sekali ikan yang berenang di sana. Ia sontak sangat
kegirangan, “waaaah, sepertinya aku mendapat rezeki
nomplok”, ucap si kucing sumringah.
Langsung saja kucing itu menangkap ikan-ikan yang
ada di sungai. Saat kucing sedang asyik menyantap ikan-
ikan itu, terdengar lah suara gemerisik yang berasal dari
belakangnya. Betapa terkejutnya si kucing itu, ternyata
yang datang adalah seekor harimau yang sangat ganas.

“Heii kucing liar, sedang apa kau disini? Ini adalah daerah
kekuasaanku, kenapa kau makan ikan-ikan ini”. Ucap
harimau dengan geram.

“Hah, ini kan hutan, setiap orang berhak makan apa saja
sesuka hatinya”. Ucap kucing dengan santainya.

Merekapun mulai beradu mulut, tidak ada yang ingin


mengalah. Akhirnya kucing pun berlari meninggalkan

6
harimau yang sedang marah, merasa ditantang. Akhirnya
harimau pun mengejar kucing. Karena tidak melihat
sekitar, mereka terjatuh di sebuah jurang yang sangat
dalam. Tidak ada siapapun di sana, mereka berusaha untuk
bisa keluar dari jurang itu, namun nihil. Tanpa disengaja
mereka bekerja sama mengumpulkan daun-daun dan
pohon-pohon untuk bisa naik lagi, berkat kejadian itu
akhirnya kucing dan harimau saling memaafkan dan berkat
kerjasama yang baik, mereka bisa keluar dan naik dari
jurang yang curam tersebut.

*** TAMAT ***

7
Si Merah dan Si Putih

Oleh:
1. Syakira Putri Dayan Harahap 6. Zenico Asraf Attullah
2. Ratu Ayu Marantika 7. Ridho Firmansyah
3. Surina 8. Seni Yulianti
4. Tri Oktobi 9. Wiliansyah
5. Hifzah 10. Rafa Attalah Mirza

Alkisah hiduplah dua kakak beradik Si Merah dan Si


Putih, mereka adalah seekor rubah yang sangat lucu. Si
Merah adalah rubah orange yang terkenal akan sifatnya
yang pemberani dan ramah, sedangkan Si Putih adalah
seekor rubah yang memiliki sifat angkuh dan penakut.
Meski Si Merah memiliki sifat yang pemberani dan
ramah, tetapi ia dibenci dan dijauhi oleh banyak teman-
temannya dikarenakan ia adalah rubah yang memiliki
kelainan. Bahkan, sang adik pun Si Rubah Putih juga ikut
menjauhinya karena takut dijauhi juga oleh teman-
temannya.
Si Merah kerap kali diperlakukan tidak baik oleh
adiknya, ia sering di suruh-suruh bahkan dimarahi oleh Si
Putih karena kekurangan yang ia miliki. Hingga di suatu
ketika, mereka bermain bersama-sama di danau sebelah
rumah si rubah, tanpa mengajak rubah Merah. Si Rubah
Putih bermain dengan asyik bersama kawan-kawannya,
tanpa menghiraukan dan mengajak Si Rubah Merah.

Kemudian ular berteriak, “Hati-hati Putih, kau jangan


terlalu jauh main kesana, di sana itu airnya tenang tapi
cukup dalam, nanti kau bisa tenggelam”. Belum selesai ular
mengingatkan, kaki Si Rubah Putih sudah masuk ke dalam

8
sungai, dan “Bruuuuuk, toloooong....” Teriak si rubah putih,
dia tenggelam di danau dan semua teman-temannya tidak
ada yang bisa membantu. Mereka hanya melihat rubah dari
pinggir sungai sambil meneriaki nya, “bertahanlah Rubah,
aku akan mencari pertolongan”. Ujar sang singa sambil
berlari.

Mendengar teriakan adiknya tadi, Si Rubah Merah


langsung melompat dan berlari ke sumber suara di mana
adiknya tenggelam. Tanpa berpikir panjang, si rubah merah
langsung berenang dan menyelamatkan Si Rubah Putih.
Sedikit lagi jika tidak ada Si Rubah Merah, pasti Nyawa Si
Rubah Putih tidak akan tertolong. Dengan tertatih Si Rubah
Putih, meminta maaf dan berterima kasih kepada kakaknya
itu. “Maafkan aku ya kak, ternyata teman-temanku semua
menjauh disaat aku dalam kesulitan, hanya kakak yang
selalu ada disamping ku, Terima kasih ya kak".

*** TAMAT ***

9
Singa Si Raja Hutan

Oleh:
1. Ahmad Hidayat 6. Ayla Az-Zura Az-
Zahra
2. Andhin Julia Anjani 7. Bintang Permatasari
3. Andika Pratama 8. Eka Putra Pratama
4. Ardi Febrian 9. Farhan Agus Salim
5. Aulia Muharomah 10. Hendi Wirakusuma

Alkisah di dalam sebuah hutan hiduplah seekor singa


yang tinggal di dalam sebuah goa. Ia mempunyai teman
yaitu beruang, mereka berdua sangatlah nakal. Mereka
sering mencuri dan mengambil buah-buahan dan juga
madu. Hingga suatu ketika mereka dikejar-kejar oleh
segerombolan lebah, mereka berlari ke sungai dan kembali
lagi pada sore hari.
Beberapa tahun kemudian mereka sudah tumbuh
dewasa, singa kecil yang dulu sering diremehkan kini mulai
disegani dan ditakuti. Begitu juga si beruang, tubuhnya kini
semakin besar dan menakutkan. Namun, tidak dengan
kepribadian mereka, sifat mereka tetap saja nakal. Beruang
berkata, “Singa, sekarang kita sudah tumbuh dewasa
seharusnya kita tidak boleh mempunyai sifat yang buruk
lagi, kita harus bisa merubahnya sedikit demi sedikit”.
“Benar juga ya beruang, sepertinya banyak yang membenci
kita karena kita sering mencuri dan nakal”. Ucap beruang.
Tiba-tiba dari kejauhan terdengar aungan hewan
lainnya dari tengah hutan. “Suara apa itu, mari kita lihat",
ujar Singa cemas. Mereka pun berlari dan ternyata di sana
mereka melihat seekor ular piton yang sangat besar tengah
menyantap seekor burung jalak. Lalu beruang mencoba

10
menolong burung jalak, namun naas justru beruang lah
yang terkena lilitan dari ular piton. Singa yang dari tadi
terlihat sangat cemas melihat temannya dililit ular,
langsung berusaha untuk membantunya. Namun, kekuatan
ular piton memang tidak ada tandingannya, beruang pun
tewas saat itu juga. Melihat temannya yang telah tergeletak
tak bernyawa itu, membuat singa geram dan ingin mencoba
membunuh si ular. “Hai singa, kau bisa apa ingin mencoba
membunuhku?” Belum selesai ular berbicara, singa
langsung menerkam ular dengan cakarnya yang kuat dan
langsung menusuk mata si ular hingga pecah dan berdarah.
Semenjak saat itu singa menjadi buas dan kejam. Ia
menjadi sangat ditakuti di hutan, kini ia memiliki julukan
sebagai Si Raja Hutan.

*** TAMAT ***

11
Paus yang Terdampar dan Kura-Kura

Oleh:
1. Ahmad Mukhlies 6. Feli Syafitri
2. Anggun 7. M. Bagastia Carva
3. Ayu Januari 8. M. Ripandu Pramudia
4. Dzakiyah Aura Diva 9. Mandala
5. Eko Andika 10. Nur Syafira

Alkisah hiduplah seekor paus yang amat sangat


sombong dan kura-kura yang sangat baik. Di tengah hari
yang terik ada seekor paus yang sedang berenang di laut
dengan santai sambil bernyanyi, tiba-tiba dari arah
belakang datanglah seekor kura-kura kecil yang bertanya
kepada paus, “Duhai paus yang budiman, apakah kau tau di
mana arah menuju laut Selatan, aku ingin menjumpai ibu
dan ayahku yang berada di sana”. Lalu paus melihat kura-
kura yang sangat kecil itu, “Apakah kau sedang berbicara
denganku?”, tanpa menunggu jawaban dari kura-kura, paus
langsung pergi dan mengabaikannya.
Keesokan harinya, langit terlihat sangat gelap, setiap
penjuru seolah ingin menerkam dalam kegelapan.
Datanglah kura-kura bersama teman-teman nya,
memberitahukan kepada paus bahwa ada arus yang sangat
deras dari sebelah sana. Namun, lagi-lagi paus
mengabaikan perkataan kura-kura. Karena tidak
dihiraukan akhirnya kura-kura dan teman-temannya
bergegas pergi meninggalkan paus sendirian. Tak berselang
lama ombak mulai bergulung, angin bertiup dengan
kencangnya, pohon bergoyang kesana kemari. Tiba-tiba
datanglah arus yang sangat kuat dan dahsyat sehingga
mampu menyeret paus ke bibir pantai, paus menangis

12
karena tidak bisa kembali ke tengah laut. Ia ingin meminta
pertolongan kepada kura-kura, Namun kura-kura sudah
pergi jauh bersama teman-teman nya. “Toloooooong....
Toloooong....” Teriak paus. Hanya, angin yang menderu
menjawab permintaan tolong si paus.

*** TAMAT ***

13
Monyet yang Rakus

Oleh:
1. Riski Firmansyah 6. Triyono
2. Mela Octaviani 7. Natasha Ragina Putri
3. Nizam 8. M. Raffi
4. Wulandari 9. Hayana
5. Aliffia Putri Herdika 10. Bima Dwi Andhika

Pada suatu hari, di tengah terik matahari siang ada


seekor kancil dan kura-kura yang sedang berkebun untuk
persiapan saat musim dingin tiba. Kancil berkata, “Kura-
kura, semoga saja nanti ketika buah-buahan yang kita
tanam ini tidak ada yang mencurinya ya, awas saja kalau
ada yang mengambilnya tanpa se izin ku, akan ku habisi
dia”. “Iya, kancil. Kita sudah susah payah menanamnya”.
Tak lama kemudian buah-buahan itu tumbuh dengan subur
dan segar, mereka langsung memetik buah-buah tersebut,
akan tetapi masih ada yang belum begitu matang. Jadi,
mereka biarkan sampai buah tersebut matang dengan
sempurna.
Beberapa hari kemudian, kancil dan kura-kura pergi
ke kebun dengan maksud untuk memanen buah-buahan
tersebut. Namun, betapa terkejudnya mereka melihat ada
seekor monyet yang sedang duduk dengan santai memakan
buah-buahan di atas pohon, sambil bernyanyi dengan
riangnya, sampah berserakan di mana-mana, membuat
kancil dan kura-kura menjadi geram. Lalu kancil berkata
“Hei monyet yang rakus! Kenapa kau makan buah-buahan
itu tanpa seizin kami?” “Lalu kenapa? Aku kan hanya minta
sedikit saja, ahahhaa.” Sambil berlari monyet tersebut
membawa beberapa pisang-pisang yang sudah ranum itu.

14
Kelinci dan kura-kura sangat kesal dibuatnya,
akhirnya kancil dan kura-kura mendapatkan ide. Mereka
menaruh duri-duri tajam dibalik pohon semangka yang
rimbun. Keesokan harinya mereka kembali melihat monyet
itu di atas pohon sedang makan buah-buahan. “Wah
monyet kamu akan rugi kalau hanya makan pisang-pisang
itu, perutmu tidak akan kenyang, ayo ikut aku dan kura-
kura untuk makan di sana,” sambil menunjuk buah
semangka. “Wah, benarkah? Aku sangat suka buah
semangka.” Tanpa berpikir panjang, monyet langsung
turun dan berlari menuju pohon semangka, tiba-tiba
“aaaaaaawww, tolong” Teriak si monyet. Lalu kelinci dan
kura-kura tertawa terbahak-bahak melihat kaki si monyet
penuh oleh duri.
Tetapi, kancil dan kura-kura tidak tega melihat
monyet yang kesakitan. Akhirnya mereka pun menolong
monyet untuk mencabuti duri-duri yang ada di kakinya.
“Aduuuh, sakit sekali”, ujar si monyet. Kemudian, saat
merasa kesakitan mata monyet tertuju kepada pohon yang
memiliki buah berwarna merah, ternyata itu adalah pohon
cabai, monyet berlari menuju buah itu. Namun, kancil dan
kura-kura mencegahnya mereka mengatakan bahwa itu
adalah buah cabai yang sangat pedas. Tapi, monyet sangat
keras kepala, ia tidak menggubris apa yang telah dikatakan
oleh kancil dan kura-kura. Dengan lahap monyet memakan
cabai tersebut, kemudian tak berselang lama monyet mulai
merasakan kepedasan yang teramat sangat, dia pun berlari
menuju sungai untuk minum dengan sangat banyak sampai
perutnya membesar dan kembung, monyet tidak dapat
berdiri karena perutnya terasa sakit.

*** TAMAT ***

15
16
Elysia si Rubah

Oleh:
1. M. Furqon 5. Marina
2. M. Haikal Izzatul Azam 6. Nadia Syafitri
3. M. Raffi Maulidi 7. Puput Awalianti
4. Mareta Fauziah 8. Putri Adelia

Pada suatu hari, di sebuah hutan tua yang telah


berumur ribuan tahun, cahaya mentari pagi menembus
dedaunan. Kicau burung bernyanyi seirama hembusan
angin. Hiduplah seekor rubah dan keluarganya, ia adalah
Elysia rubah malang yang ter diskriminasi karena
kekurangan yang ia miliki.
Seekor rubah malang itu bertanya kepada ibunya, “Bu,
kenapa aku hanya memiliki satu ekor saja? Kenapa aku
berbeda dari rubah yang lain?”. Ucap rubah dengan
tertunduk lesu. Sambil mengelus kepala rubah sang ibu
berkata, “Elysia, ceritanya sangatlah panjang. Nanti ketika
kau dewasa kau akan mengetahuinya.” Sambil tersenyum
sang ibu memeluk anaknya yang malang itu.
Dahulu kala, lahirlah seekor rubah betina yang hanya
memiliki 1 ekor saja. Sedangkan, dalam suku rubah siapa
yang memiliki banyak ekor maka, ia adalah ras terkuat di
suku tersebut. Keluarga Elysia semuanya memiliki ekor 8,
sedangkan ia hanya memiliki 1 ekor. Itulah mengapa ia
merasa terasingkan dan dijauhi oleh teman-teman dan
keluarganya.
Elysia sering merenung di bawah pohon yang rindang,
sambil menghirup nafas segar ia pun berpikir untuk kabur
dari rumahnya. Elysia tidak tau jalan kemana ia harus pergi,
hingga ia akhirnya tersesat. Ia tersesat ke dalam dunia

17
manusia, di suatu kota yang sangat ramai, Elysia merasa
asing. Namun, ia bertemu dengan seorang pangeran.
Pangeran itu bernama Ehad, Pangeran Ehad memiliki
wajah yang tampan dan berseri-seri. Karena terpanah
dengan ketampanan Ehad, Elysia terjatuh di dekat kuda
yang sedang ditunggangi itu. Pangeran Ehad sama sekali
tidak marah, ia tersenyum kepada Elysia. Tanpa ia
mengetahui bahwa Pangeran Ehad sebenarnya adalah
pangeran yang jahat, ia hanya ingin memanfaatkan Elysia si
rubah malang itu saja.
Elysia diajak oleh Pangeran Ehad untuk tinggal di
rumahnya. Malam pun tiba, Elysia tidur dengan sangat
pulas. Hingga ia bermimpi bertemu dengan ayah dan ibu
nya. Dalam mimpinya, ibu berkata “Elysia, kau harus segera
pulang. Kami sangat merindukan mu, kau telah salah
langkah manusia itu sebenarnya jahat ia hanya ingin
memanfaatkan mu saja.” Kata ibu Elysia. “Tapi bu, di sini
tidak ada yang jahat. Mereka memperlakukan ku dengan
sangat baik, di sini tidak ada yang merendahkan ku.” Elysia
terbangun dari mimpinya, karena merasa sangat haus
Elysia berjalan ke belakang untuk mencari air, ia pun harus
melewati kamar sang Pangeran Ehad. Elysia melihat,
Pangeran Ehad ternyata belum tertidur, ia sedang berdiri di
depan cermin menikmati ketampanan wajah yang ia miliki.
Lalu Pangeran Ehad bergumam, “Dasar rubah bodoh dan
lemah, dia tidak tahu kalau aku hanya ingin memanfaatkan
nya saja, hahaha”. Ucap sang pangeran dengan penuh
kemenangan, tanpa mengetahui sang rubah berada di
belakangnya.
Mendengar hal itu, sang rubahpun marah besar.
Elysia menangis dan menyesali perkataan ibunya dalam
mimpi tersebut. Tanpa pikir panjang, Elysia langsung

18
mengeluarkan bola api dan melemparkannya kepada
Pangeran Ehad. Pangeran Ehad berteriak dan melarikan
diri melalui jendela. Namun terlambat, Elysia
menghentakkan kakinya hingga petir menjalar dilantai dan
mengenai Pangeran Ehad. Karena api yang muncul cukup
besar, Elysia bergegas meninggalkan rumah tersebut.
Elysia pun kembali ke rumah nya dengan penuh
penyesalan, dan meminta maaf atas kelalaiannya kepada
keluarga. Berita tentang Elysia yang telah menghabisi
Pangeran Ehad yang jahat telah menyebar keseluruh antero
negeri rubah. Mereka kini sangat menyanjung Elysia,
hingga saat ini tidak ada lagi diskriminasi di antara mereka.
Elysia pun merasa bahagia dan hidup damai bersama
keluarga dan teman-temannya.

*** TAMAT ***

19
Harimau dan Kucing yang Cerdik

Oleh:
1. Khanza Latahzan 6. Reza Dwi Ardiansyah
2. Inayah 7. Rehan
3. Riska Aulia 8. Okan Depri Apito
4. Syahfika 9. Wahyu Hasanah
5. Feri Irawan 10. Al-Muiz

Pada zaman dahulu di sebuah pegunungan yang


sangat indah terdapat seekor kucing yang sangat lucu,
kucing itu berwarna putih bersih, matanya biru dan
bersinar-bersinar. Ia hidup rukun bersama tuannya. Suatu
hari kucing tersebut sedang berjalan-jalan di sekitar
pegunungan. Tidak sengaja ia bertemu dengan seekor
Harimau yang sedang kelaparan. Melihat kucing yang
sangat cantik itu, harimau segera mendekat dengan hati
yang girang. “Hai kucing lucu, maukah kau menjadi santap
siangku hahaha”. Ucap harimau sambil tersenyum “Eh, ada
kau di sini rupanya. Kenapa kau mau memakan ku wahai
harimau yang perkasa, bukankah tubuhku ini sangatlah
kecil? Kau tidak akan kenyang memakan ku, semua
tubuhku ini penuh oleh tulang”. Ujar kucing dengan
perasaan yang was-was.
Kemudian kucing teringat sesuatu, bukankah di dalam
goa itu terdapat banyak ular yang besar? Ia seolah
mendapatkan durian runtuh. “Harimau yang perkasa, aku
ada tawaran yang sangat menarik untukmu, apakah kau
mau?”

“Apa itu?” Ujar Harimau penasaran.

20
“Daripada kau memakan aku yang kurus dan kecil ini, lebih
baik kau ku antar ke goa itu (sambil menunjuk). Di sana
terdapat banyak hewan yang gemuk dan segar, kau pasti
akan kenyang”. Ucap si kucing.

“Hei kucing kecil, jangan coba-coba kau mengelabui dan


membodohi ku ya.” Ucap harimau ragu.

“Ti... Tiiidak harimau, sungguh. Aku tidak sedang


berbohong kalau tidak percaya ayo sekarang aku antar kau
kesana”. Sambil menarik tangan harimau.

Harimau pun masuk ke dalam goa itu, semakin dalam


goa itu semakin gelap dan lembap, lantainya juga licin dan
berbau. Karena gelap, harimau tidak melihat bahwa ia
menginjak ekor sang ular yang besar itu. Ular yang sedang
tertidur itupun terbangun, dan langsung menyerang
harimau.

Harimaupun berteriak, “Tooo.... Loooong”

Mendengar teriakan harimau, kucing pun langsung


berlari menjauhi goa itu. Akhirnya kucing yang pintar itu
berhasil menyelamatkan diri dari harimau yang kelaparan.

*** TAMAT ***

21
Ayam Pemalas

Oleh:
1. Kalysa 6. Lionel Gibran Al
Farizi
2. Keyra Marthalia Husein 7. M. Al Faris
3. Kaila Ramadani 8. M. Arjuna Saputra
4. Jihan Afifah Salsabila 9. M. Andi Pangestu
5. Khafifah Arffissyifah 10. M. Fajri

Disuatu hari saat musim kemarau tiba. Semua sungai


kering, semua sumur kering. Tidak ada air sama sekali.
Kehidupan terasa sangat sulit bagi para hewan, jangankan
untuk mandi, untuk minum pun mereka harus mengambil
air ke tempat yang sangat jauh sekali.
Tapi, tidak berlaku bagi seekor ayam jagok jantan. Ia
adalah ayam yang sangat pemalas, ia suka bangun siang
dan tidak pernah berkokok di pagi hari membangunkan
binatang yang lain. Sehingga binatang yang lain pun ikut
kesiangan. Pada siang itu, matahari sangat terik sekali
seolah menusuk-nusuk ke kulit, semua hewan kehausan,
keringat bercucuran. Mereka saling bergotong royong,
berusaha menggali tanah untuk mendapatkan air. Hanya
ayam jantan itu yang duduk-duduk di bawah pohon sambil
mengipas-ngipaskan dedaunan.

“Hei ayam jantan, kenapa justru kau enak-enakkan duduk


di sana. Sedangkan kami bersusah payah menggali tanah
ini”. Ucap angsa dengan kesal karena paruhnya hampir
patah akibat menggali tanah yang keras.

22
“Ah, sudahlah angsa itu adalah pekerjaan bodoh. Mana
mungkin air akan keluar dari tanah yang keras itu, kau dan
hewan yang lain hanya akan mendapatkan capai nya saja”.
Ucap ayam dengan santai.
Angsa hanya bergeleng melihat kelakuan si ayam.
Dari kejauhan ayam tertawa melihat mereka.
Setelah sore hari, penggalian mereka sudah cukup
dalam. Mereka hampir putus asa karena air tidak juga
muncul.

“Sudahlah, kita akhiri saja penggalian ini sepertinya airnya


tidak akan keluar”. Ucap burung dengan putus asa.

Namun, tak berselang lama awan mulai gelap, angin


bertiup sangat kencang, semua tubuh hewan itu bergoyang
karena ditiup angin yang kencang. Petir menyambar-
nyambar, semua hewan berlindung di bawah pohon. Rintik
hujan mulai turun, semakin deras dan semakin deras.
Semua pohon basah, tanah yang tadinya gersang, kini telah
sejuk. Galian yang dibuat oleh angsa dan teman-temannya
berangsur terisi. Tak berselang lama, galian itupun penuh
oleh air yang sangat jernih. Semua mata hewan terbelalak
melihat galian mereka penuh dengan air. Hujanpun reda,
semua bersorak gembira saling memeluk dan langsung
minum dari air hujan itu.
Kemudian ayam jantan pun ikut minum air di sana.
Namun, angsa langsung marah dan membentak si ayam
jantan.

“Hei, ayam jantan tak tau diri. Enak sekali kau langsung
minum air ini. Kami sudah susah payah menggali,

23
sedangkan kau langsung minum saja tanpa malu kepada
kami”. Teriak si angsa.

“Tolonglah aku, maafkan kesalahanku wahai teman-teman,


aku sangat haus, aku ingin sekali minum air ini”. Ucap ayam
jantan memelas.

Gajah yang merasa kasihan, langsung mempersilakan


si ayam jantan untuk ikut minum disana.

“Baiklah, kau boleh minum air ini. Tapi, dengan satu syarat,
kau tidak boleh malas lagi, kau harus bangun pagi untuk
membangunkan kami semua yang ada di hutan ini”. Ucap
gajah dengan bijaksana.

“Ba... Baaa… Baiklah gajah, aku akan bangun pagi dan


membangunkan kalian semua. Terima kasih karena telah
mengizinkan ku untuk minum air ini.
Keesokan paginya, setelah azan berkumandang ayam
jantan langsung bangun dan berkokok dengan sangat
kencang dan kuat.

“Kukuruyuuuuuuuk...”

Semua hewan yang ada di hutan pun terbangun,


mereka senang sekali karena ayam jantan menepati
janjinya untuk tidak malas lagi.

*** TAMAT ***

24
Gajah dan Semut

Oleh:
1. Amira Handayani 6. Gusti Rama
2. Sofhie Dwi Oktaviani 7. Kautsar Akma Sakhi
3. Annisa Ansori 8. M. Prayoga
4. Resti Noviantika 9. Milki Azhari
5. M. Faris Akbar 10. Saras Wati

Alkisah hiduplah segerombolan gajah yang nakal lagi


tidak sopan. Kawanan gajah ini pergi ke hutan untuk
mencari makan, mereka sering merusak hutan,
mengganggu binatang yang lain. Hingga suatu ketika
mereka mengganggu para semut yang sedang mencari
makan. Banyak dari rumah semut yang hancur karena
diinjak oleh gajah.

“Hai para gajah, pergilah dari sini jangan mencari makan di


tempat kami. Gara-gara tubuhmu yang besar itu membuat
semua rumah kami hancur karena kau pijak-pijak.” Teriak
si semut.

Mendengar teriakan semut yang kecil itu, para gajah


tertawa terbahak-bahak, mereka tidak peduli dan
menganggap semut adalah hewan yang kecil dan lemah.
Hari berganti hari, kawanan gajah ini semakin
menjadi-jadi, mereka suka merobohkan pohon-pohon
untuk mengambil makanan. Semua sumber air di rusak.
Merasa sangat kesal, akhirnya raja semut pun
mengumpulkan kawanannya di suatu tempat tersembunyi
untuk mengusir para gajah itu.

25
Awalnya para semut mengusir gajah dengan
perkataan yang baik.
“Para gajah, pergilah kalian dari sini. Ini adalah tempat
kami, lihatlah berapa banyak pohon yang sudah kalian
rusak. Kalian sudah sangat merugikan kami.” Ucap raja
semut.

Namun, gajah hanya diam saja dan tidak menggubris


ucapan si semut. Justru malah mentertawakan mereka.
Merasa kesal, akhirnya para semut yang jumlahnya
ribuan itupun langsung menyerang gajah-gajah itu. Mereka
menggigit kulit dan masuk ke dalam telinga hingga para
gajah terjatuh karena kesakitan. Semut-semut itu terus
menyerang tanpa ampun, akhirnya gajah pun menyerah
mereka pergi dari hutan itu dan membiarkan para semut
hidup bahagia di sana.

*** TAMAT ***

26
Katak dan Burung Elang

Oleh:
1. Alvino Azzadil Alam 6. Sarmila
2. Maytasya Olivia 7. Siti Oktavia
3. M. Wahyu 8. M. Apriansyah
4. Sarbani 9. Kiki Putri Joly
5. Raisan 10. Awalia Putri Juliana

Alkisah disuatu danau yang sangat jernih, ikan-ikan


sedang menari kesana kemari menikmati kejernihan air
tersebut. Bunga teratai bermekaran, embun-embun yang
menetes di dedaunan. Hiduplah seekor burung Elang yang
gagah dan sangat besar, ia ingin turun ke danau untuk
mencari ikan.
Sesampainya di tepi danau, ia berjumpa dengan
seekor katak hijau bercorak hitam yang sedang asyik
berenang dengan lincah nya.

“Hai katak, yang lucu sedang apa kau di dalam air?” Goda
Elang kepadanya.

Merasa ilfil karena tingkah Elang, katak pun menjawab “Itu


bukan urusanmu!” Jawab katak ketus.

Keesokan harinya sang Elang datang kembali untuk


menggoda si katak. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan
katak dan langsung menghampirinya, “Hai katak, aku ingin
bertanya kenapa kau dapat berenang di dalam air?” Tanya
Elang dengan keheranan. Kesal mendengar pertanyaan
Elang yang tidak masuk akal, katak hanya memalingkan
wajah sambil berkata “Hmmm, ya karena aku mempunyai

27
selaput dan tangan yang dapat digunakan untuk berenang”
Jawab katak dengan sombong dan angkuh.
Ternyata si Elang ingin bisa berenang juga seperti
katak, itulah kenapa dia terus-terusan bertanya. Dia pergi
dan terbang mencari danau lain yang cukup besar. Dari
kejauhan ia melihat ada sebuah danau yang indah sekali,
sekelilingnya dipenuhi oleh tanaman-tanaman yang
menghijau. Ia langsung menuju kesana, sesampainya ia
langsung menceburkan diri ke dalam sungai, ia mencoba
berenang seperti katak. Namun, nihil ia tidak bisa
berenang.

Elang termenung, di bawah pohon apel yang sangat lebat


buahnya. “Hei Elang, kenapa kau termenung dan terlihat
sangat sedih? Ucap merpati yang sangat mengejutkannya.

“Eeeh, merpati kau sangat mengejutkan ku” Ucap Elang.

“Dari tadi aku memperhatikanmu, kenapa kau masuk ke


dalam air itu?” Ucap merpati penasaran.

Elang menghembuskan nafas panjang.

“Huuuffft, aku ingin sekali berenang seperti katak.


Sepertinya sangat seru, dan aku bisa dengan mudah
mencari ikan di dalam sungai”. Ucap Elang dengan sendu.

“Hahahahah, kau ini bagaimana Elang. Kita ini adalah


seekor burung, mana bisa kita berenang. Tuhan sudah
menciptakan kita untuk terbang, bukannya berenang. Sama
seperti katak dan ikan, mereka tidak bisa terbang, mereka

28
diciptakan untuk bisa berenang”. Merpati tertawa
terbahak-bahak.

“Benar juga ya ucapanmu itu, kita ini kan burung mana bisa
berenang”. Ucapnya sambil tersenyum.

Akhirnya Elang menyadari bahwa keinginannya itu


tidak mungkin terjadi, mereka beduapun menikmati apel
yang manis sambil memandang indahnya danau didepan
mata mereka.

*** TAMAT ***

29
Angsa yang Baik Hati

Oleh:
1. Zaskia Laila Putri 6. Fina
2. Naila 7. Irawan Aditia
3. Wiru Jannah 8. Joy Iklil Daffa Ekysyhandi
4. Naurah Nurjanah 9. Maulana
5. Rahmad Redho 10. Azizah Hanun Hanifah

Pada zaman dahulu hiduplah seekor kepiting kecil


yang lucu, ia sedang menahan kelaparan. Berjam-jam
berkeliling hutan mencari makanan, namun belum
menemukannya. Saat kepiting kecil itu berkeliling, tiba-tiba
“Buggghh” Kepiting kecil itu jatuh ke dalam sebuah lubang
yang besar.
Ternyata seekor kelinci yang jahil membuat lubang
itu. Kepiting kecil itu hanya bisa menangis dan terdiam. Ia
memikirkan bagaimana bisa keluar dari lubang ini.
Dilihatnya, langit teramat sangat gelap seolah-olah mau
runtuh. Kepiting sangat ketakutan, ia mencoba berteriak
sekuat tenaganya. “Toloooong, tolooong... Apa ada yang bisa
mendengar suaraku? Teriak kepiting.
Kepiting hampir putus asa, hampir satu jam dia di
dalam lubang itu, tidak ada yang mendengarnya. Tiba-tiba,
ada seekor angsa putih yang sedang berlari untuk berteduh
karena hujan sudah mulai turun. Saat berada di samping
lubang itu, angsa putih itupun berhenti karena penasaran
dia melihat ke dalam dan ternyata betapa terkejut dia
melihat kepiting yang tertunduk lesu dan menangis di
dalam lubang itu.

30
“Hai kepting, apa yang sedang kau lakukan di sana?” Tanya
si angsa.
“Angsa putih yang baik hati, maukah kau menolongku? Aku
terjebak di dalam lubang ini. Sedangkan sebentar lagi hujan
akan turun. Kalau kau tidak menolongku, aku bisa mati
tenggelam di dalam sini.” Ucap kepiting memelas.

Mendengar perkataan kepiting itu, hati angsa putih


tersentuh, ia berusaha mengambil kayu yang panjang
dibantu oleh seekor gajah yang kebetulan lewat dari sana.
Mereka bersama-sama membantu si kepting. Disaat hujan
yang sangat deras, kepiting bertaruh dengan nasibnya. Ia
berusaha memanjat pohon yang telah dimasukkan ke
dalam lubang itu oleh angsa dan gajah. Hujan semakin
deras, air di dalam lubang itu kian penuh, dengan susah
payah akhirnya kepiting dapat keluar dari jebakan si kancil.
Ia pun sangat berterima kasih kepada angsa putih dan
gajah atas kebaikan hati mereka.

“Kalau tidak ada kalian, mungkin sekarang aku sudah mati


tenggelam. Lihatlah lubang itu sudah penuh oleh genangan
air. Terima kasih karena sudah membantuku.” Ucap
kepiting sambil menangis tersedu-sedu.

*** TAMAT ***

31
Koko dan Kiki Kelinci yang Cerdik

Oleh:
1. Aura Kasih 6. Dira Eriska
2. Akhdan Rafif Paras 7. Hambali
3. Aqilla Levina Putri 8. M. Fauzan Zein
4. Chelsy Maharani 9. Tiara
5. Clara Aulia 10. Rizki Fahreza

Alkisah di sebuah goa yang sangat besar, hiduplah dua


kakak beradik Koko dan Kiki si kelinci yang putih dan lugu.
Mereka hidup bersama keluarga mereka di tengah hutan,
kehidupan terlihat baik-baik saja sebelum sesuatu merusak
kebahagian mereka.
Koko dan Kiki bermain di hutan, tetapi mereka
bermain terlampau jauh hingga ke tengah hutan.
Di tengah hutan mereka mendengar suara gemerisik
dibalik semak-semak. Tak berselang lama, muncul seekor
serigala dengan wajah yang menakutkan, terlihat sekali
serigala itu kelaparan. Air liur nya menetes-netes, seolah-
olah itu adalah hari yang paling sial dalam kehidupan
mereka.
Mata serigala terbelalak melihat dua ekor kelinci yang
gemuk dan putih itu. “Waaah, ada mangsa nih, aku akan
mencoba mendekati mereka.” Gumam serigala itu.

“Hai kelinci, sedang apa kalian di sini? Kalian bermain


terlalu jauh, di sini sangat berbahaya. Kalian bisa saja
tersesat atau dimakan binatang buas di sini, lebih baik
kalian menginap saja di rumahku. Kalian akan aman, lagian
sebentar lagi hari mulai gelap.” Bujuk Serigala.

32
Merasa ketakutan, Koko dan Kiki itu mencoba tenang.

“Eh, ada serigala. Emm maafkan kami, sepertinya kami


belum bisa menginap di rumahmu. Kami harus menemui
sapi yang ada di dalam goa itu.” Ucap Kiki berbohong.

“Eeeh saaapi? Di mana ada sapi? Apa bisa aku


menemuinya? Aku sudah lama tidak bertemu dengannya.”
Ucap serigala penasaran.

“Benarkah? Kau bisa pergi dulu ke dalam goa yang ada di


seberang sungai itu, sapi sedang berada di sana. Dia sedang
menunggu kami.” Bujuk Koko.

“Kalian tidak sedang berbohong kan?”

“Tentu tidak, untuk apa kami masuk ke dalam hutan ini


kalau hanya ingin bermain-main”. Ucap Koko.

Tak menunggu lama serigala itu langsung berlari


meninggalkan Koko dan Kiki secepat kilat. Tak menyangka
bahwa serigala akan percaya terhadap ucapannya itu,
mereka merasa sangat lega. Buru-buru mereka berlari dan
melompat-lompat meninggalkan hutan itu. Akhirnya
mereka bisa selamat dari serangan serigala yang lapar.

*** TAMAT ***

33

Anda mungkin juga menyukai