Anda di halaman 1dari 5

‘’CERITA TENTANG BUJANG JAWE DAN KEBAYAN BULAN DI MUARA

KELINGI DESA LUBUK TUA KABUPATEN MUSIRAWAS SUMATERA


SELATAN ‘’

Cerita ini di buat untuk memenuhi

Tugas matakuliah Teori dan Apresiasi Sastra Di SD

Narasumber : Sri Wati

Di Sususn Oleh :

1. Dilla Murti Wulandari (5021003)

2. Anita Widyawati (5021004)

Dosen Pengampu:

Agung Nugroho, M.Pd

PROGRAM STUDI SI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PGRI LUBUKLINGGAU

TAHUN 2020/2021
BUJANG JAWE DAN KEBAYAN BULAN

Cerita ini di usung dari narasumber yang mengetahui persis cerita dari bujang
jawe dan kebayan bulan yang bernama Ibu sriwati yang sekarang adalah seorang
pedagang kerupuk beliau berumur 50 tahun yang memiliki satu orang anak perempuan.

Kisah bujang jawe dan kebayan bulan yang ada di desa Lubuk tua Muara kelingi
kabupaten Musirawas sumatera selatan.Pada saat itu ada seseorang bujang dari Jawa
bujang tersebut bernama bujang jawe yang berparas hitam manis ia jatuh cinta dengan
Kabayan bulan dari dusun yang terkenal baik hati dan lemah lembut. Pada siang hari saat
mereka berpapasan di sebuah jalan pada saat itu bujang jawe tersebut tidak berani
menyatakan cintanya secara langsung dikarenakan mereka belum kenal dan hanya
sesekali berpapasan saja tetapi bujang jawe sudah menyukai Kabayan bulan dari sejak
mereka berpapasan, setelah itu satu minggu kemudian bujang jawe bertemu lagi dengan
kebayan bulan di pasar pada saat itu kebayan bulan membeli beras dan beras tersebut
berceceran dikarenakan kebayan bulang tersandung pada saat itulah bujang jawe
memberikan pertolongan dengan mengambil beras yang berceceran di tanah pada saat
itulah Bujang Jawe memperkenalkan diri

“hai saya bujang jawe dari desa sebelah siapa namamu” ucap bujang jawe
sambil tersenyum.

Kebayan bulan pun segera menjawab “namaku kebayan bulan dari dusun” ucap
kebayan bulan dengan malu.

dari situ lah mereka berdua berteman di saat itulah bujang jawe semakin
menyukai kebayan bulan dikarenakan paras cantiknya dan juga sifat dia yang lemah
lembut terhadap semua orang dan ketika bicara Kebayan Bulan itu sangat lembut
bicaranya dan itu yang membuat bujang Jawe menyukai Kebayan Bulan.

Hari demi hari dilalui, Bujang Jawe semakin memikirkan Kebayan Bulan
dikarenakan begitu juga kebayan bulan yang juga menyukai dan sering memikirkan
bujang jawe dikarenakan bujang Jawe tersebut berbaik hati kepada kebayan bulan,
namun kisah cinta bujang jawe dan kebayan bulan tidak disetujui oleh orang tua kebayan
bulan dikarenakan bujang Jawe tersebut bukan dari seseorang yang kaya raya. Sedangkan
kebayan bulan adalah putri dari seseorang penguasa tanah, dari situlah bujang jawe
mendapatkan pikiran untuk mengajak kawin lari gadis kebayan bulan yang cantik jelita.
Pada malam purnama bujang Jawe berbicara kepada kebayan bulan ia berkata.
“bagaimana dengan hubungan kita apakah kamu mau kawin lari bersama aku jika
kamu mau nanti malam akan ku jemput kamu di rumah di saat adik adik kamu
tertidur dan orang tua kamu pergi” sambil memegang tangan kebayan bulan.

Kebayan bulan pun menyetujui dan ia mengatakan “iya saya mau kawin lari
dengan kamu mas dikarenakan saya juga suka sama mas dan saya ingin hidup
dengan mas” dengan rasa bahagia kebayan bulan mengatakan hal tersebut.

Pada malam itu juga pada jam 01.20 bujang jawe berangkat ke rumah kebayan bulan
dengan membawa beberapa baju setelah sampai di rumahnya ternyata kebayan bulan itu
sudah menunggu di depan pintu rumahnya, bujang jawe berkata.

" di mana adik-adik kamu apakah ini memang sudah aman" ucap bujang jawe
dengan rasa khawatir.

Kebayan bulan pun menjawab.

"iya sudah aman adik-adik saya tertidur dan orang tua saya pun tidak ada di
rumah ayo kita segera pergi dari sini daripada nanti ketahuan" ucap kebayan
bulan dengan rasa sedih karena harus meninggalkan adik-adiknya.

Pada pagi harinya disaat adik-adiknya yang bernama cengkarok besi, emping besi, dan
pelituk gadis jawe. Di saat itu emping besi membangunkan adik-adiknya.

“ayo bangun ini sudah pagi waktunya sarapan kalau haus ayo kita minum”

pada saat itu ketika emping besi hendak membangunkan kakaknya kebayan
bulan dan ternyata di kamar kebayan bulan itu sudah tidak ada dan di saat itulah amping
besi berteriak.

“Kabayan bulan kemana kenapa kebayan bulan tidak ada” sambil menangis
histeris.

Dari situlah emping besi dan adik-adiknya langsung terbangun dan memeriksa
semua yang ada di rumah apakah kebayan bulan masih ada di rumah atau tidak pada saat
itu juga emping besi melaporkan kan ke ulak laut kemudian emping besi berkata kepada
ulak laut.
“apakah kalian tidak tahu kalau kebayan bulan itu tidak ada di rumah”

dan ulak laut pun menjawab “jangan-jangan kebayan bulan diajak pergi oleh
bujang jawe kekasihnya” ucap ulak laut dengan rasa kesal.

Pada saat itu juga emping besi serta keluarganya mencari kebaya bulan Dan bujang Jawe.

Beberapa hari kemudian ulak laut menemukan bujang Jawe dan kebayan bulan
pada saat itu ulak laut memasang jebakan dari jintro dalam kalau dalam tidak terlalu
dalam tetapi sepanjang gulungan benang kebayan bulan merenung meratapi mau pulang
malu.

Kemudian datanglah sepasang burung yang menghampiri kebayan bulan


kemudian Kebayan bulan pun berpesan kepada dua burung tersebut “bahwa bujang Jawe
terjebak di untul ulak laut”

kemudian pergilah sepasang burung tadi melapor dengan merambang laut

“tolonglah bujang jawe anak yang baik hati dan kekasihnya kebayan bulan di
untul ulak laut”

dijawab lah oleh merambang laut “orang mati tinggal mati orang hilang tinggal
hilang”

setelah mendengar kabar dari seekor burung merambang laut pun datang
membawa minyak penghidup untuk menghidupkan nafas dan Raden cilik membawa obat
penyegar tulang yang dioleskan ke bujang jawe karena obat penyegar tulang yang
dioleskan ke bujang Jawe bisa membuat bujang jawe sehat kembali.

Setelah bujang jawe hidup dan sehat kembali ulak laut mengetahui kalau kebayan
bulan dan bujang jawe selamat dari jebakan yang ia pasang di untul (hutan) akhirnya
setelah bujang jawe dan kebayan bulan kembali ulak laut pun semakin membenci bujang
Jawe dan ingin bertempur dengan bujang Jawe, dikarenakan dipikiran ulak laut jika
bertempur dengan bujang jawe akan kalah karena ulak laut sudah mempunyai pusaka
pedang sebesar daun pisang batu yang kalau disinarkan dengan matahari matilah monyet
dan seluruh isi hutan yang ada di dalamnya tak mau kalah bujang jawe juga mempunyai
pusaka keris sekilan kalau ditaruh ke sungai matilah ikan kali-ikan belut mati semua isi
ikan di sungai.
Kemudian bertempurlah bujang Jawe dan ulak laut pada malam hari untuk
merebutkan kebayan bulan. Pada saat itu ulak laut terkena goresan keris bujang Jawe dan
pada saat itu juga keris itu langsung ditaruh ke sungai agar keris tersebut memancarkan
cahaya yang jika itu menggores di kulit akan membuat orang tersebut meninggal dunia
dari situlah ulak laut meninggal dikarenakan keris bujang jawe menggoreskan keris
tersebut ke kulit ulak laut dan pada saat itu juga bujang jawe memenangkan pertempuran
tersebut dan segera pulang kerumah kebayan bulan untuk meminang kebayan bulan dan
menyatakan jika ia berhasil mengalahkan ulak laut, dari kejadian tersebut orang tua serta
adik-adik kebayan bulan mulai menyetujui bujang jawe dan kakaknya kebayan bulan.

Disaat itulah orang tua kebayan bulan berkata.

“aku akan merestui kalian berdua dengan syarat jagalah nama baik keluarga kita”
dengan rasa bahagia.

sedangkan kebayan bulan dan bujang jawe juga menjawab

“baiklah bapak saya akan menjaga nama baik keluarga bapak saya dan kebayan
bulan meminta maaf karena sudah membuat bapak dan mak kecewa” ucap bujang
jawe dengan rasa bahagia dan sedih.

semenjak kejadian tersebut tidak lama kemudian bujang jawe menikahi kebayan
bulan dengan sederhana, orang tua bujang jawe dan orang tua kebayan bulan pun
menyetujui dan sangat berbagaia karena anak mereka saling mencintai dan hidup bahagia.

Anda mungkin juga menyukai