Bab 2
Bab 2
id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Administrasi
Menurut Sondang P. Siagian (1992 : 267) Administrasi berarti keseluruhan
proses penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang didasarkan pada rasional tertentu
oleh dua orang atau lebih dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya dengan menggunakan sarana dan prasarana tertentu pula.
Menurut The Liang Gie (1986 : 18) Administrasi adalah segenap
rangkaian pembuatan penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok
orang untuk mencapai tujuan tertentu. Menyelenggarakan berarti melaksanakan,
menunaikan, memelihara, mengatur, mengurus, atau dengan singkat kegiatan-
kegiatan menata.
Menurut Prajudi Admosudirdjo (1982 : 43) Administrasi adalah fungsi
utama yang harus dijalankan administrator. Sedangkan pengertian administrator
menurut Ninik Widiyanti (1988 : 3) adalah setiap “kepala organisasi”, yang harus
membuat orang yang dipimpinnya itu hidup, tumbuh bergerak.
a. Unsur-Unsur Administrasi
Untuk membangun suatu Administrasi sebagai sistem diperlukan
berbagai unsur (elements, elementen), baik berupa faktor-faktor situasionil dan
kondisionil maupun sumberdaya – sumberdaya (resources) tertentu (Prajudi
Admosudirdjo, 1982 : 44-46) :
1) Organisasi
Organisasi ini dicipta secara konstitusionil oleh Pimpinan Tertinggi
daripada badan-usaha, dan akan menjadi wahana (wadah), struktur,
dan rangka dasar (framework) daripada Administrasi.
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id7
2) Lingkungan
Lingkungan yang mengelilingi Administrasi yang “berada” di dalam
Organisasi terdiri atas berbagai “lapis”: geografis fysik, biologis (flora,
fauna), Sosial, budaya, ekonomis, psikilogis, politik, teknologis.
Administrasi (Organisasi) akan bergerak sambil berpindah-pindah lapis
setiap kali berganti persoalan atau urusan. Sebagian (besar) daripada
lingkungan tersebut akan merupakan lingkungan ekologis.
3) Situasi
Situasi berada di dalam Lingkungan dan berada dalam keadaan
bergerak serta berubah secara terus-menerus.Situasi adalah
seperangkat faktor-faktor lingkungan yang secara langsung maupun
tidak langsungmempunyai pengaruh terhadap peri keadaan, peri
kehidupan, dan gerak-gerik Administrasi (organisasi).
4) Lokasi
Lokasi adalah bagian daripada lingkungan terdiri atas semua faktor
yang mempunyai relevansi (hubungan kepentingan) dengan
Administrasi (organisasi) dan mempunyai arti letak dengan diukur
menurut jarak transportasi dan komunikasi.
5) Wilayah Operasi atau Yuridiksi
Wilayah operasi atau wilayah yuridiksi adalah bagian daripada
lingkungan yang dijadikan atau merupakan sasaran-sasaran kegiatan
atau tindakan daripada Administrasi (Organisasi). Terdiri tiga unsur,
yakni :
a) Wilayah personil, terdiri atas semua orang-orang dan badan-badan
yang mempunyai kepentingan dengan Administrasi (Organisasi).
b) Wilayah materiil, terdiri atas semua urusan-urusan dan persoalan-
persoalan yang menjadi tugas atau kewajiban Administrasi
(Organisasi).
c) Wilayah territorial, yakni wilayah geografis dengan batas-batas
tertentu yang tidak boleh dilampaui.
6) Persil (Site)
Persil terdiri atas tanah halaman dan gedung dimana kegiatan-kegiatan
utama dan Pimpinancommit to user(Organisasi) berada.
Administrasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id8
b. Proses-Proses Administrasi
Administrasi sebagai proses menurut Prajudi Admosudirdjo (1962 :
178) ialah keseluruhan proses yang terdiri atas kegiatan-kegiatan, pemikiran-
pemikiran, pengaturan-pengaturan, mulai dari penentuan tujuan sampai
dengan penyelenggaraan sehingga tercapai tujuan tersebut. Dalam bentuk
ikhtisar, proses administrasi sebagai persiapan dan pelaksanaan kebijaksanaan
politik meliputi kegiatan (J. Wajong, 1964 : 35-36) :
I. Merencanakan (mempersiapkan)
commit to user
1. Merencanakan (dalam arti memikirkan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id9
2. Merumuskan
II. Mengorganisasikan (menyusun organisasi)
3. Menetapkan tujuan
4. Menetapkan jangka-waktu
5. Menetapkan metode bekerja
6. Menghimpun alat-alat (tenaga perlengkapan)
7. Menyusun alat-alat (“arrangement”)
8. Menggerakkan
9. Mengadakan pemeriksaan (“controle”)
10. Mengadakan perbaikan
III. Memimpin (memimpin organisasi)
11. Memelihara secara struktural
12. Memelihara secara fungsional
13. Memajukan secara struktural
14. Memajukan secara fungsional
c. Fungsi-Fungsi Administrasi
Fungsi Administrasi ialah cara-cara yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan, meliputi 6 fungsi pokok, yaitu (Moekijat, 1992 : 20-21) :
1) Merencanakan
2) Mengorganisasi
3) Memperlengkapi organisasi itu dengan orang-orang
4) Menjuruskan
5) Mengkoordinasi
6) Mengawasi
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
administrasi dalam pengamatan ini mengacu pada pengertian administrasi
menurut The Liang Gie (1986 : 18) adalah segenap rangkaian pembuatan
penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok orang untuk mencapai
tujuan tertentu. Menyelenggarakan berarti melaksanakan, menunaikan,
memelihara, mengatur, mengurus, atau dengan singkat kegiatan-kegiatan menata.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
2. Pengertian Kearsipan
Menurut The Liang Gie (1986 : 27) mendefinisikan pengertian arsip dalam
bahasa Belanda (Archief), sebagai kumpulan warkat yang disimpan secara teratur
dan berencana karena mempunyai sesuatu kegunaan tertentu, sehingga apabila
setiap kali diperlukan dapat ditemukan kembali dengan cepat.
Menurut The Liang Gie (1996 : 118) Arsip adalah suatu kumpulan warkat
yang disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap
kali diperlukan dapat secara cepat ditemukan kembali.
Menurut Saiman (2002 : 103) Arsip ialah setiap catatan (record/warkat) yang
tertulis, tercetak atau ketikan dalam bentuk huruf, angka, atau gambar yang
mempunyai arti dan tujuan tertentu sebagai bahan komunikasi dan informasi, yang
terekam pada kartu (kartu, formulir), kertas film (slide, film-strip, mikro film),
media komputer (pita tape, piringan, rekaman disket), kertas fotokopi dan lain-
lain.
Menurut Basir Barthos (1990 : 1) Arsip adalah setiap catatan tertulis baik
dalam bentuk gambar ataupun bagan yang memuat keterangan-keterangan
mengenai sesuatu subyek (pokok persoalan) ataupun peristiwa yang dibuat orang
untuk membantu daya ingat orang (itu) pula.
Menurut A. W. Widjaja (1986 : 2) Arsip adalah lembaran-lembaran warkat
yang disimpan karena mempunyai nilai kegunaan sejarah, hukum, dan
pertanggungjawaban organisasi.
Menurut Ig. Wursanto (1991 : 19) Arsip adalah kumpulan surat atau kumpulan
warkat yang mengandung arti dan mempunyai kugunaan baik bagi kepentingan
organisasi maupun bagi kepentingan pribadi/perorangan/individu yang disimpan
sedemikian rupa sehingga dengan mudah dan cepat ditemukan kembali apabila
sewaktu-waktu dipergunakan. Sedangkan pengertian Kearsipan menurut Ig.
Wursanto (1995 : 19-20) adalah proses kegiatan pengurusan/pengaturan arsip
dengan mempergunakan suatu sistem tertentu, sehingga arsip-arsip dapat
ditemukan kembali dengan mudah dan cepat apabila sewaktu-waktu diperlukan.
Menurut MC Maryati (2008 : 114) Arsip adalah setiap catatan tertulis baik
dalam bentuk gambar atau bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai
suatu pokok persoalan atau peristiwa-peristiwa yang masih berguna dan
commit
diperlukan sewaktu-waktu dimasa to user Sedangkan pengertian Kearsipan
mendatang.
menurut MCMaryati (2008 : 114) adalah suatu kegiatan menempatkan (replacing)
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
Tata Kearsipan Dinamis, menguraikan tata aliran surat masuk sebagai berikut
(Sutarto, 1992: 231-235) :
a. Penerimaan surat
Surat-surat dinas datang/masuk diterima oleh petugas penerima
surat (baik surat yang datang melalui pos maupun melalui kurir).
Kemudian surat-surat tersebut disortir untuk dikelompokkan surat mana
yang boleh dibuka dan mana yang tidak boleh dibuka (surat rahasia), dan
surat-surat pribadi.
b. Membuka surat / menstempel
Surat-surat rahasia diberi stempel jam dan tanggal terima surat
pada amplop bagian belakang, sedangkan surat-surat yang dapat dibuka
distempel pada bagian belakang surat. Selanjutnya petugas meneliti
kesesuaian antara jumlah lampiran dengan apa yang tertulis pada surat, ada
atau tidaknya tembusan dan lain-lain. Apabila surat tidak tercantum alamat
pengirim, amplop diklip menjadi satu dengan surat tersebut.
c. Mengelompokkan surat
Surat-surat masuk dikelompokkan menjadi satu berdasarkan
susunan kronologis tanggal surat, kemudian diserahkan kepada petugas
pencatat surat.
d. Menilai surat
Petugas pencatat surat menilai dan menentukan penggolongan
surat-surat penting dan surat rutin/biasa. Jika surat sudah ditentukan
golongannya, masing-masing dikelompokan menurut asal surat dan
disusun secara kronologis.
Perihal menilai surat ini, Siwi Kadarmo (1994 : 75) menyatakan
bahwa sumber surat dapat dilihat dari nama pengirim, alamat, atau stempel
pos. Dari tanda-tanda sumber surat tersebut, sekretaris dapat dengan segera
menyimpulkan penting atau tidaknya suatu surat, baik yang bersifat dinas
maupun pribadi.
e. Mencatat surat penting
1. Keterangan-keterangan yang perlu dicatat, antara lain :
a) Tanggal penerimaan surat masuk
b) Nomor urut suratcommit
masukto user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
h) Tunjuk Silang
Terkadang pada surat masuk terdapat obyek lebih dari satu
masalah, lebih dari satu macam organisasi, lebih dari seorang
nama, atau lebih dari satu tempat. Namun karena obyek yang satu
telah dicatat pada indeks, maka obyek yang lain dicatat pada kolom
Tunjuk Silang dan kemudian dibuatkan Lembar Tunjuk Silang.
Berikut ini contoh format Kartu Kendali dan Lembar Tunjuk
Silang :
DARI: KEPADA:
Lihat Berkas
f. Mengarahkan surat
Setelah surat masuk dicatat pada Kartu Kendali rangkap tiga, kemudian
surat diserahkan kepada Unit Pengolah, bersama Kartu Kendali II
commit to user
berwarna hijau dan Kartu Kendali III berwarna merah. Kartu Kendali I
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
No. Tgl. Terima dari Tgl. Nomor Surat Perihal Lampiran Ket.
Urut Surat Surat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
commit
Gambar II.4 to userEkspedisi Internal
Buku
(Thomas Wiyasa, 2003:16)
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
2) Penyampaian
a) Setelah surat dicatat pada Kartu Kendali rangkap tiga, maka arsip
surat keluar serta Kartu Kendali I dan II disampaikan kepada Unit
Kearsipan untuk distempel, sedangkan surat aslinya untuk dikirim.
b) Kartu Kendali I berwarna putih diserahkan kepada
pengarah/pengendali.
c) Arsip surat dicapjam dan tanggal pengirimannya, dibagian
belakang arsip surat.
d) Arsip surat dan Kartu Kendali II berwarna hijau kemudian
disampaikan kepada Unit Pengolah.
e) Oleh Unit Pengolah, Kartu Kendali II diparaf dan dikembalikan ke
pengarah dan selanjutnya diserahkan kepada pinata arsip untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
2) Penyimpanan arsip
Arsip-arsip yang diterima atau dihasilkan oleh suatu organisasi
diselesaikan oleh pengelola arsip, maka kegiatan selanjutnya ialah
melaksanakan penataan arsip yang menuju pada penyimpanan benda-benda
arsip, karena arsip merupakan sumber informasi atau data yang membantu
melancarkan tugas pekerjaan dan menjadi dasar pertimbangan bagi pimpinan
dalam mengambil suatu keputusan secara tepat mengenai suatu permasalahan
yang sedang dihadapi, maka arsip tersebut perlu disimpan secara sistematis
sehingga apabila diperlukan dapat diketemukan kembali dengan cepat.
Tujuan dari penataan arsip tersebut menurut A. W. Widjaja (1986 :104) adalah
sebagai berikut :
a) Menyimpan bahan arsip atau dokumen yang masih mempunyai nilai
guna pakai yang sewaktu-waktu diperlukan bagi pemecahan suatu
persoalan atau proses pekerjaan.
b) Menyimpan bahan arsip atau dokumen dengan sistem tertentu sehingga
apabila diperlukan dengan cepat dapat ditemukan kembali.
c) Menjaga dan memelihara fisik arsip atau dokumen agar terhindar dari
kemungkinan rusak, terbakar, atau hilang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan arsip adalah sebagai
berikut :
a. Asas Penyimpanan Arsip
Kebutuhan akan arsip dan penyelenggaraan bagi setiap instansi
atau lembaga tentu berbeda-beda. Ada tiga macam asas yang dapat
commit to user
dipergunakan oleh instansi atau lembaga yang disesuaikan dengan kondisi
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
sebagai kode dari arsip tersebut. Surat - surat yang berisi atau
berhubungan dengan kredit misalnya, diberi kode kredit. Jadi semua
surat yang berhubungan dengan kredit dihimpun dalam suatu berkas
yang diberi tanda berupa perkataan ”kredit”.
3) Sistem Wilayah (geograpichal filing)
Dalam sistem wilayah arsip-arsip disimpan menurut pembagian
wilayah tertentu, misalnya: pulau, propinsi, kabupaten, kotamadya,
kota, kecamatan, dan lain-lain. Setelah pembagian wilayah ditentukan,
kemudian disusun menurut susunan abjad agar penemuan kembali
dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
4) Sistem nomor (numerical filing)
Penyimpanan arsip dengan sistem nomor, berarti arsip disimpan
dengan mempergunakan kode nomor.Arsip disimpan menurut urut -
urutan angka dari 1, 2, 3, terus meningkat sampai bilangan yang lebih
besar.
5) Sistem tanggal (chronological filing)
Dalam sistem tanggal disimpan menurut tanggal yang tercantum dalam
surat. Sistem ini sebenarnya lebih tepat digunakan untuk menyimpan
arsip - arsip yang berhubungan dengan jangka waktu tertentu,
misalnya, surat - surat perjanjian kontrak kerja, surat - surat tagihan,
dan sebagainya.
c. Proses Penyimpanan Arsip
Setiap kegiatan tentunya mempunyai urutan - urutan langkah untuk
menyelesaikan pekerjaan yang bersangkutan dari permulaan sampai
selesai.Hal ini digunakan agar pekerjaan lebih terarah dan mudah
dilaksanakan. Tahapan - tahapan tersebut satu sama lain saling berkaitan
sehingga merupakan suatu rangkaian kegiatan. Prosedur mengarsip ini
menurut Basir Barhos (1990:49) meliputi kegiatan - kegiatan : pembuatan
tanda pelepas, pembinaan kode, pembuatan kartu tunjuk silang,
menggolong - golongkan, penyimpanan. Pendapat ini dikemukakan oleh
Ig. Wursanto (1995:16-18) yang menyebutkan bahwa proses penyimpanan
arsip meliputi kegiatan sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
8) Memfile arsip
Memfile arsip berarti mengatur pembentukan arsip - arsip sesuai pola
klasifikasi dan mengatur penyusunan arsip - arsip didalam file - file
atau folder - folder pada tempatnya yang benar. Oleh karena itu
perlengkapan yang digunakan dalam filing dan penenmpatannya dalam
penyimpanan harus disiapkan lebih dahulu.
d. Penemuan Kembali Arsip
Informasi yang terkandung dalam arsip sering digunakan sebagai
bahan pertimbangan atau pengingat untuk melakukan berbagai kegiatan
operasional.Oleh karena itu penemuan kembali arsip, atau sering disebut
dengan istilah pencarian dokumen, perlu diperhatikan oleh personal
kearsipan.Penemuan kembali arsip secara tepat dan cepat, merupakan
tujuan dari penyimpanan arsip.
Menurut Ig. Wursanto (1991 : 187) “pencarian dokumen
merupakan salah satu kegiatan dalam bidang kearsipan, yang bertujuan
menemukan kembali warkat atau arsip karena akan dipergunakan dalam
proses penyelenggaraan administrasi.”
Menurut A.W Widjaja (1993 : 171) penemuan kembali dokumen atau
arsip bukan sekedar menemukan berkas-berkas dari tempat
penyimpanannya, akan tetapi yang lebih penting ialah informasi yang
terkandung dalam dokumen itu dapat ditemukan, sehingga tindakan
pengambilan keputusan yang didasarkan dari sumber informasi dari arsip
tersebut dapat dipenuhi.
Pengelolaan arsip yang memperhatikan sistem atau prosedur
kearsipan akan memudahkan dalam proses penemuan kembali. Menurut
Siwi Kadarmo (1994 : 116) metode atau sistem filing sangat penting bagi
suatu kantor sebagai alat “ingatan”, sebagai metode untuk menyimpan
surat-surat atau bahan-bahan yang penting dengan aman, sistematis, dan
mudah ditemukan kembali apabila sewaktu-waktu diperlukan.
3) Pemeliharaan arsip
Menurut Ig. Wursanto (1991: 220-224), yang dimaksud dengan
pemeliharaan arsip adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga arsip-
commit to user
arsip dari segala kerusakan dan kemusnahan.Usaha pemeliharaan arsip berupa
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
………..,……….
Kepala Unit Kearsipan
5) Fasilitas Kearsipan
Kegiatan pengurusan arsip mulai dari penciptaan arsip sampai dengan
arsip tersebut dimusnahkan tentunya menggunakan berbagai macam
fasilitas.Fasilitas tersebut merupakan faktor pendukung dalam penyelesaian
pekerjaan dalam usaha pekerjaan manusia. Fasilitas yang digunakan antara
lain :
a. Peralatan dan Perlengkapan Kearsipan
Pada dasarnya alat-alat commit
dan perlengkapan
to user yang dipergunakan dalam bidang
kearsipan dapat dikelompokkan menjadi 6 macam sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
6) Ruang Kearsipan
Ruang untuk menyimpan arsip hendaknya diatur sedemikian
rupa sesuai teori ilmu kearsipan.Hal ini untuk menghindari arsip cepat
rusak sebelum masa gunanya habis. Menurut Ig. Wursanto(1991 : 221-
223) ruang kearsipan hendaknya diatur sebagai berikut:
a. Ruang penyimpanan arsip dijaga tetap kering dan tidak terlalu
lembab. Oleh karena itu, kelembaban udara diatur sekitar 50% dan
65%. Apabila kelembaban udara melebihi 65%, dalam waktu yang
relatif singkat commit to user
arsip-arsip akan rusak/lapuk. Untuk mengatur
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
7) Pegawai Kearsipan
Meskipun sistem penyimpanan arsip tepat, fasilitas dan ruangan
memadai dan memenuhi syarat tetapi pelaksanaan administrasi
kearsipan tidak dapat berjalan baik jika tidak didukung oleh pegawai
kearsipan yang cakap dengan beberapa persyaratan lainnya yang
harus dipenuhi oleh petugas (A.W. Widjaja, 1993 : 104) :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
B. Metode Pengamatan
1. Lokasi Pengamatan
Pengamatan dilakukan di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
di Jalan Lawu Komplek Perkantoran Cangakan Kabupaten Karanganyar.
Adapun alasan-alasan pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan sebagai
berikut :
1) Dimungkinkan adanya pengumpulan data sebagai bahan pembuatan laporan
pengamatan yang penulis susun. Karena Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu Dinas yang
bertujuan untuk memberikan pelayanan pendidikan bagi masyarakat,
sehingga administrasi kearsipan sangat diperlukan untuk meningkatkan
kualitas kinerja pelayanan dan keakuratan data-data yang mendukung
terciptanya kinerja efektif dan efisien.
2) Penulis memperoleh ijin dalam melaksanakan pengamatan ditempat tersebut.
Sehingga memungkinkan pengamatan untuk memperoleh data informasi dan
referensi yang dibutuhkan dan diperlukan.
3) Lokasi mudah dijangkau dan strategis.
2. Jenis Pengamatan
Dalam pengamatan ini menggunakan jenis pengamatandiskriptif
commit
kualitatif yang diartikan Sutopo to user
(2002 : 110-111)yaitu jenis pengamatan yang
berusaha menggambarkan keadaan atau fenomena sosial tertentu yang
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
3. Sumber Data
Data merupakan suatu fakta atau keterangan dari obyek yang diamati,
sumber data dalam pengamatan ini berdasarkan jenis sumber data menurut
Sutopo (2002 : 50-54) adalah sebagai berikut :
a. Narasumber ( Informan )
Data diperoleh dengan cara mewawancarai orang-orang yang terlibat yang
dapat memberikan informasi yang menunjang. Yang dapat dijadikan nara
sumber / informan dalam pengamatan ini adalah :
Kepala Subag Umum dan Perlengkapan Dinas Dikpora dan bercakap-
cakap dengan beberapa rekan kerja lainnya sebagai informan yang dapat
memberikan informasi yang menunjang.
Para staff administrasi yang menangani arsip di bagian Umum dan
Perlengkapan
b. Tempat atau Lokasi
Lokasi dari pengamatan ini berada di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga Jalan Lawu Komplek Perkantoran Cangakan Kabupaten
Karanganyar
c. Data dan Dokumen
Data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari buku-buku,
peraturan-peraturan, arsip-arsip, serta dokumen-dokumen yang ada di Kantor
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga yang berhubungan dengan masalah
yang diamati. Yang dapat dijadikan sumber data adalah :
Dokumen yang terdapat di Subag Umum dan Perlengkapan Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar.
1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan pengamat
untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui responden
langsung dengan responden sebagai sumber data, sebagai suasana
informal dan dalam waktu yang tepat guna mendapatkan data yang
mendalam, dilakukan berulang kali sesuai dengan keperluan untuk
mencari data yang diperlukan.
2. Observasi
Observasi dalam pengamatan ini merupakan observasi langsung yaitu
penulis melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung tentang
obyek dan keadaan yang diselidiki, dengan cara formal dan informal
memperoleh gambaran yang jelas dan dilakukan berulang kali.
Menurut Sutopo (2002 : 64) disebutkan bahwa teknik observasi
digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa,
aktivitas, perilaku, tempat atau lokasi dan benda, serta rekaman gambar.
Dijelaskan pula bahwa pelaksanaan teknik dalam observasi dapat
dibagi menjadi 1) observasi tak berperan sama sekali, 2) observasi
berperan, yang terdiri dari a) berperan aktif, b) berperan pasif, dan c)
berperan penuh, dalam arti peneliti benar-benar menjadi warga (bagian)
atau anggota kelompok yang diamati. (Sutopo, 2002 : 65)
Dalam pengamatan ini menggunakan teknik observasi berperan
pasif.Teknik ini bisa dilakukan peneliti untuk menggali informasi
mengenai perilaku dan kondisi yang sebenarnya.Teknik ini bisa
dilakukan secara formal maupun informal. (Sutopo, 2002 : 66)
3. Perekaman atau Mencatat Dokumen
Teknik ini akan dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber
dari dokumen dan arsip yang terdapat di Kantor Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar.
Pengumpulan Data
PenarikanKesimpulan
commit to user