Anda di halaman 1dari 5

PERANCANGAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA PEKALONGAN

MELALUI PENDEKATAN BANGUNAN SEHAT GUNA MENDUKUNG


PROSES REHABILITASI

PENDAHULUAN

Latar Belakang

1. Lambaga Pemasyarakatan sebagai Wadah Rehabilitasi


Sebagai negara yang menganut sistem hukum, Indonesia memiliki lembaga
pemasyarakatan sebagai salah satu elemen penting dalam penegakan hukum dan pidana.
Sistem pemidanaan di Indonesia telah mengalami perubahan konseptual dari konsep
retribusi ke arah konsep rehabilitasi (Widayati, 2012). Hal ini dapat dilihat dari adanya
perkembangan sistem pidana yang meliputi Tahap pidana hilang kemerdekaan (1872-1945),
Tahap pembinaan (1945-1963), Tahap Pembinaan Masyarakat (1963-sekarang). Berbeda
dengan konsep retribusi yang menekankan pada persamaan ancaman pidana berdasarkan
derajat perbuatan, rehabilitasi memusatkan perhatian pada karakteristik individu yang
membutuhkan penyembuhan dan campur tangan pihak lain (Widayati, 2012).

Bangunan Lembaga pemasyarakatan atau yang biasa dikenal dengan Lapas merupakan
suatu bangunan yang berperan sebagai wadah untuk menampung kegiatan pembinaan bagi
narapidana, baik pembinaan secara isik maupun pembinaan secara rohani agar dapat hidup
normal kembali ke masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan UU No. 12 Tahun 1995 tentang
pemasyarakatan pasal 2, tujuan pemasyarakatan itu sendiri adalah sistem pemasyarakatan
diselenggarakan dalam rangka membentuk warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi
manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindakan
pidana sehingga dapat kembali diterima di masyarakat, sehingga dapat berperan kembali
sebagai anggota masyarakat yang bebas dan bertanggungjawab.

2. Rencana Relokasi Lapas Pekalongan


Pekalongan merupakan suatu wilayah yang terletak di sisi utara Pulau Jawa, tepatnya di
Provinsi Jawa Tengah. Banjir merupakan suatu bencana yang sudah mengancam sebagian
wilayah pesisir utara Pekalongan selama beberapa tahun terakhir. Banjir tersebut sebagian
besar diakibatkan oleh meluapnya air laut ke daratan. atau biasa dikenal dengan banjir rob.
Posisi wilayah yang berada di pesisir serta kondisi topogra inya yang relatif datar menjadikan
kawasan ini semakin rawan terhadap banjir rob tersebut (Sauda dkk., 2019).

Ada beberapa dampak negatif yang diakibatkan oleh banjir rob, salah satunya adalah
kerusakan bangunan akibat terendam banjir (Sauda dkk., 2019). Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIA Pekalongan merupakan salah satu bangunan yang terdampak banjir tersebut. Banjir
mengakibatkan bangunan tersebut tidak berfungsi dengan optimal sehingga harus di relokasi
ke tempat yang lebih aman. Rencana relokasi bangunan lapas dipilih sebagai upaya perbaikan
dan modernisasi.

Relokasi Lapas Kelas IIA Pekalongan direncanakan sebagai upaya menghindari dampak
banjir. Di kutip dari (Radio Kota Ba k Pekalongan, 2024), Kepala Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIA Pekalongan, Asih Widodo menjelaskan ada beberapa hal yang mendasari relokasi
lapas tersebut. Pertama, tingginya curah hujan dan ancaman banjir di sebagian wilayah
Pekalongan yang dapat mengancam kenyamanan dan kondusivitas lapas. Kedua, kondisi
bangunan yang lama sudah tidak memadai sehingga perlu dibangun kembali. Kalapas juga
menyebutkan bahwa relokasi lapas merupakan program prioritas nasional bidang keamanan
negara. Rencana relokasi lapas tersebut sebenarnya sudah mulai digagaskan sejak tahun
2018. Saat itu sudah ada lahan yang diusulkan untuk menjadi area lapas baru seluas 10 hektar
yang terletak di di Desa Kalijoyo, Kecamatan Kajen. Namun, karena lahan tersebut dinilai
kurang kurang representatif, pembangunan ataupun relokasi Lapas Pekalongan yang telah
direncanakan, belum bisa dilaksanakan.

Rencana relokasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pekalongan ini akhirnya


mendapatkan persetujuan dari beberapa pihak terkait seperti Pemkab Pekalongan dan
Kemenkumham Jawa Tengah. Berdasarkan informasi dari laman Kemenkumham RI, 2023,
Pemkab Pekalongan bersedia untuk menyediakan lahan untuk relokasi lapas. Kesepakatan
tersebut tertuang dalam Nota Kesepakatan yang ditandatangani oleh Plt. Kakanwil
Kemenkumham Jateng, Hantor Situmorang dan Bupati Pekalongan, Fadia Ara iq, pada 15
Agustus 2023. Dalam Nota Kesepakatan tersebut juga disebutkan bahwa lahan yang akan
digunakan untuk relokasi lapas tersebut terletak di Desa Larikan Kecamatan Doro Kabupaten
Pekalongan seluas 40.000 m2. Pemkab Pekalongan akan membantu proses perijinan
pembangunan Lapas Pekalongan serta penyediaan sarana dan prasarana sebagai bentuk
dukungan. Sementara itu, Kemenkumham Jateng berkontribusi dalam menindaklanjuti
proses penyelesaian peralihan hak kepemilikan dan/atau penguasaan tanah tersebut.

3. Penerapan Bangunan Sehat dalam Relokasi Lapas Pekalongan


Penerapan prinsip-prinsip bangunan sehat dalam bangunan lembaga pemasyarakatan
memiliki urgensi yang kuat. Aspek kesehatan menjadi krusial karena sangat berkaitan
terhadap kondisi kehidupan dan proses rehabilitasi warga binaan di dalamnya. Penerapan
prinsip bangunan sehat ini dapat dilakukan melalui beberapa hal seperti desain yang
memenuhi standar hunian lapas serta penerapan strategi passive design melalui pencahayaan
alami yang cukup serta ventilasi alami yang e isien.

3.1 Desain Sesuai Standar


Bangunan Lembaga Pemasyarakatan yang direlokasi harus memperhatikan
standar yang berlaku. Standar tersebut mengacu kepada beberapa hal terkait seperti
standar dimensi ruang, kelengkapan sarana dan prasarana, hingga keamanan. Desain
yang sesuai standar memiliki urgensi terhadap pemenuhan hak-hak warga binaan lapas.
Selain itu, hal tersebut juga berperan dalam mencegah overcrowded yang merupakan
salah satu permasalahan utama lapas di Indonesia.

3.2 Pencahayaan dan Penghawaan Alami


Permasalahan yang kerap terjadi pada bangunan lembaga pemasyarakatan adalah
sirkulasi cahaya dan udara alami kurang baik sehingga berpotensi memperburuk kondisi
ruangan-ruangan di dalamnya. Pencahayaan dan penghawaan merupakan aspek penting
yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sehat di dalam
bangunan itu sendiri. Tingkat kelayakan dan leksibilitas desain mempunyai keterkaitan
terhadap kenyamanan psikologis dan isik penghuninya (Widyakusuma, 2020). Selain itu,
desain bangunan yang baik juga mampu mencegah terjadinya kejadian-kejadian yang
tidak diharapkan seperti kerusuhan.
Pengintegrasian prinsip-prinsip tersebut menjadi penting untuk diterapkan guna
mencapai tujuan rehabilitasi. Dengan demikian proses relokasi lapas bukan hanya sekedar
pemindahan isik bangunan, tetapi juga menjadi investasi dalam sistem pemasyarakatan yang
lebih baik dan berkelanjutan.
Kajian Awal Tema Perancangan
Perancangan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA menggambarkan sebuah kepentingan atau
urgensi dalam meningkatkan kualitas sistem pemasyarakatan. Pendekatan bangunan sehat
dipilih sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan dan kesejahteraan warga binaan lapas,
serta memberikan kontribusi terhadap inovasi desain lembaga pemasyarakatan. Beberapa hal
yang mendasari perancangan ini adalah:
1. Urgensi Bangunan Sehat
Pendekatan bangunan sehat dapat diartikan sebagai pendekatan yang berfokus pada
kesehatan dan kesejahteraan penghuninya. Penerapan pendekatan desain bangunan sehat
telah menjadi sebuah kebutuhan dalam mendukung upaya pembangunan berkelanjutan
(Sekarlangit, 2023). Dengan menitikberatkan pada aspek kesehatan, perancangan ini
diharapkan tidak hanya menjadikan lapas sebagai tempat penahanan, tetapi juga
menciptakan lingkungan yang mendukung proses rehabilitasi.
2. Pemenuhan Hak-Hak Warga Binaan Lapas
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 tentang
pemasyarakatan, Sistem Pemasyarakatan merupakan rangkaian penegakan hukum yang
bertujuan agar Warga Binaan Pemasyarakatan menyadari kesalahannya, memperbaiki diri,
dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan
masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai
warga yang baik dan bertanggung jawab. Hal ini menjadi salah satu dasar pentingnya
pemenuhan hak-hak warga binaan lapas. Akan tetapi, masih banyak hak-hak tersebut belum
diberikan seutuhnya (Biaggy & Wibowo, 2020).

Kajian Lokasi
Desa Larikan adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan, Jawa
Tengah, Indonesia. Desa ini merupakan desa terkecil di Kecamatan Doro dengan luas wilayah 1,7
km². Secara geografis, Desa Larikan terletak di Koordinat 7°11′46.8″S 109°42′52.4″E.

Batas wilayah:

 Utara: Desa Karanganyar


 Timur: Desa Wonokerto
 Selatan: Desa Doro
 Barat: Desa Karangdadap

Desa Larikan ini berada di ketinggian 47 meter di atas permukaan laut. Hal tersebut juga menjadi
salah satu pertimbangan mengapa desa ini sesuai sebagai lokasi baru Lapas Kelas IIA Pekalongan.
Lokasinya yang lebih tinggi serta jauh dari laut menjadikan desa ini lebih aman terhadap ancaman
banjir rob.
Kajian Tipologi Bangunan

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.01- PR.07.03 Tahun 1985 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan, Lapas diklasifikasikan dalam 4 (empat)
kelas yaitu:

 Lapas Kelas I;
 Lapas Kelas IIA;
 Lapas Kelas IIB; dan
 Lapas Kelas III.
Desain layout penjara juga memegang peranan penting dalam menvapai tujuan tertentu. Howard
B. Gill seorang Direktur dari Institute of Correctional Administration di Amerika dalam
Correctional Philosophy and Architecture (1962), menggambarkan 10 susunan layout penjara
sebelum tahun 1962 (Gill, 2013). Secara perkembangan desain sendiri menurut Kriminolog
Inggris Roy King, arsitektural penjara di Barat sebenarnya berkembang dibagi menjadi 3 tahap:
1. Tahap 1, penjara dibuat berjejer seperti kurungan, bertingkat-tingkat, dan sering dilalui sipir
penjara. Penjara generasi pertama ini cenderung meniru tampilan benteng, terutama dalam
menunjukkan ukuran dan skala yang besar, menonjolkan bagian gerbang dan penjagaan
menaranya.
2. Tahap 2, secara arsitektural hampir tidak berbeda dengan generasi awal. Tetapi generasi ini
mengurangi jumlah penjaga manusia yang berkeliling dan menggantinya dengan kamera video.
3. Tahap 3, penjara pada dasarnya didesain untuk sesuai dengan struktur, landscape bahkan
dibuat seperti kampus atau perkantoran.

Anda mungkin juga menyukai