Anda di halaman 1dari 163

UNIVERSITAS KATOLIK ST.

THOMAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

LEMBARAN PENGESAHAN
Telah selesai melaksanakan Praktikum Jalan Raya, baik di lapangan maupun di
Laboratorium Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas katolik Santo Thomas Medan.
Adapun materi praktikum yang di laksanakan adalah sebagai berikut :
1. Analisa Saringan Agregat Halus, Sedang Dan Kasar.
2. Penentuan Berat Isi Agregat (Unit Weight).
3. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar (Spesific Gravity or Course Agregate)
4. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus (Spesific Gravity or Fine Agregate).
5. Pemeriksaan Titik Lembek/Lunak (Softening Point Test).
6. Daktalitas Bahan-Bahan Bitumen.
7. Titik Nyala dan Titik Bakar Dengan Cleveland Open Cup.
8. Penetrasi Bahan-Bahan Bitumen.
9. Core Drilling Test.
10. Marshall Test.
11. Pemeriksaan Kadar Aspal dengan Cara Ekstraksi (Centrifuge Extractor Test).

Dilaksanakan oleh Group V :


1. Erysa Rifsy Br Ginting (210310005)
2. Alexis Jean Laurent Yamotuho Zebua (210310014)
3. Benheard Lumban Gaol (210310039)
4. Polmer Sumandro Sihotang (210310045)
5. Cristian Ebenezer Lumban Gaol (210310048)

Disetujui Oleh
Kepala Laboratorium Jalan Raya Kepala Program Studi

Ir. Oloan Sitohang, MT Ir. Binsar Silitonga, MT

Diperiksa Oleh
Asisten Laboratorium Jalan Raya

Lestina Ferawati Manullang Erwin Suhendra Laia Teresia Lesiana Sianturi


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

KATA PENGANTAR

Praktikum Jalan Raya merupakan salah satu persyaratan bagi setiap


mahasiswa pada Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Katolik Santo Thomas
Medan. Jadi merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan atau diikuti oleh
mahasiswa untuk memenuhi persyaratan kesarjanaan.
Sehubungan dengan hal di atas, maka kami telah selesai melaksanakan
praktikum tersebut. Laporan ini adalah hasil dari percobaan-percobaan yang kami
lakukan di lapangan maupun di laboratorium. Kami sepenuhnya menyadari bahwa
hasil perhitungan yang kami peroleh dalam percobaan ini belum sempurna, hal ini
disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan kurangnya ketelitian pada saat
melaksanakan praktikum.
Menyadari hal tersebut di atas, maka segala saran dan kritik yang sifatnya
membangun akan kami terima dengan terbuka.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Kepala Laboratorium
Jalan Raya, Ir. Oloan Sitohang, MT dan Asisten Laboratorium Jalan Raya Lestina
Ferawati Manullang, Erwin Suhendra Laia dan Teresia Lesiana Sianturi yang
telah memberikan bimbingan serta pengarahan, baik selama praktikum
berlangsung maupun pada penyusunan laporan ini.
Harapan kami, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami dan rekan-
rekan mahasiswa/i Unika Santo Thomas Medan khususnya rekan-rekan di
Fakultas Teknik.

Penyusun,

Gelombang I/ Grup V
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................................
BAB. I. ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS, SEDANG
DAN KASAR ...........................................................................................
BAB. II. PENENTUAN BERAT ISI AGREGAT (UNIT WEIGHT)..................
BAB. III. BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR (SPECIFIC
GRAVITY OF COARSE AGGREGATE)................................................
BAB. IV. BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS (SPECIFIC
GRAVITY OF FINE AGGREGATE)......................................................
BAB. V. PEMERIKSAAN TTIK LEMBEK / LUNAK
(SOFTENING POINT TEST ).................................................................
BAB. VI. DAKTALITAS BAHAN-BAHAN BITUMEN
(DUCTILITY OF BITUMEN).................................................................
BAB. VII. TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR
DENGAN CLEVELAND OPEN CUP....................................................
BAB. VIII. PENETRASI BAHAN-BAHAN BITUMEN
(PENETRATION OF BITUMEN) .........................................................
BAB. IX. CORE DRILLING TEST.........................................................................
BAB. X. MARSHALL TEST...................................................................................
BAB. XI. PEMERIKSAAN KADAR ASPAL DENGAN CARA
EKSTRAKSI (CENTRIFUGE EXTRACTOR TEST)...........................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN (DOKUMENTASI)
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

KARTU ASISTENSI

NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
22 Juni 2021
- Tambah Teori
- Pelajari Teori
25 Juni 2021 - Tambah Teori
- Perbaiki Ketikan
Analisa Saringan
- Pelajari Teori
I Agregat Halus, 28 Juni 2021
- Perbaiki Ketikan
Sedang dan Kasar
- Pelajari Teori
30 Juni 2021
- Perbaiki Ketikan
1 Juli 2021 - Pelajari Teori
2 Juli 2021 - ACC Dapat Difinalkan
5 Juli 2021 - ACC Dapat Difinalkan

Kepala
Laboratorium Jalan Raya

( Ir. Oloan Sitohang, MT )


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

KARTU ASISTENSI

NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
25 Juni 2021
- Tambah Teori
Penentuan Berat Isi
- Pelajari Teori
II Agregat (Unit 28 Juni 2021
- Perbaiki Ketikan
Weight)
30 Juni 2021 - Perbaiki Ketikan
5 Juli 2021 - ACC Dapat Difinalkan

Kepala
Laboratorium Jalan Raya

( Ir. Oloan Sitohang, MT )

KARTU ASISTENSI
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
21 Juni 2021
- Tambah Teori
Berat Jenis Dan - Pelajari Teori
Penyerapan 25 Juni 2021
- Perbaiki Ketikan
III Agregat Kasar
- Pelajari Teori
(Spesific Gravity or 28 Juni 2021
Course Agregate) - Perbaiki Ketikan
30 Juni 2021 - Perbaiki Ketikan
5 Juli 2021 - ACC Dapat Difinalkan

Kepala
Laboratorium Jalan Raya

( Ir. Oloan Sitohang, MT )

KARTU ASISTENSI

NO. NAMA TANGGAL CATATAN PARAF


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

PERCOBAAN
- Pelajari Teori
21 Juni 2021
- Tambah Teori
Berat Jenis Dan - Pelajari Teori
Penyerapan 25 Juni 2021
- Perbaiki Ketikan
IV Agregat Halus
- Pelajari Teori
(Spesific Gravity or 28 Juni 2021
Fine Agregate) - Perbaiki Ketikan
30 Juni 2021 - Perbaiki Ketikan
5 Juli 2021 - ACC Dapat Difinalkan

Kepala
Laboratorium Jalan Raya

( Ir. Oloan Sitohang, MT )

KARTU ASISTENSI
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
5 April 2021
- Tambah Teori
Pemeriksaan Titik - Pelajari Teori
Lembek/Lunak
V 6 April 2021 - Tambah Teori
(Softening Point
Test) - Perbaiki Ketikan
7 April 2021 - Pelajari Teori
8 April 2021 - ACC Dapat Difinalkan

Kepala
Laboratorium Jalan Raya

( Ir. Oloan Sitohang, MT )

KARTU ASISTENSI

NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

- Pelajari Teori
24 November 2023
- Tambah Teori
27 November 2023 - Pelajari Teori
Daktalitas Bahan- - Perbaiki Ketikan
VI
Bahan Bitumen - Pelajari Analisa Data
28 November 2023 - Pelajari Teori
- Pelajari Analisa Data
29 November 2023 - ACC Dapat Difinalkan

Kepala
Laboratorium Jalan Raya

( Ir. Oloan Sitohang, MT )

KARTU ASISTENSI

NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
VII Titik Nyala Dan 26 Maret 2024 - Pelajari Teori
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

- Tambah Teori
Titik Bakar Dengan - Pelajari Teori
Cleveland Open 27 Maret 2024 - Perbaiki Ketikan
Cup - Pelajari Analisa Data
01 April 2024 - ACC Dapat Difinalkan

Kepala
Laboratorium Jalan Raya

( Ir. Oloan Sitohang, MT )

KARTU ASISTENSI

NO. NAMA TANGGAL CATATAN PARAF


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

PERCOBAAN
- Pelajari Teori
13 November 2023
- Tambah Teori
Penetrasi Bahan- - Pelajari Teori
VIII
Bahan Bitumen 14 November 2023 - Perbaiki Ketikan
- Pelajari Analisa Data
17 November 2023 - ACC Dapat Difinalkan

Kepala
Laboratorium Jalan Raya

( Ir. Oloan Sitohang, MT )

KARTU ASISTENSI

NO. NAMA TANGGAL CATATAN PARAF


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

PERCOBAAN
- Pelajari Teori
7 Maret 2024
- Tambah Teori
- Pelajari Teori
IX Core Drilling Test
8 Maret 2024 - Pelajari Analisa Data
- Perbaiki Ketikan
13 Maret 2024 - ACC Dapat Difinalkan

Kepala
Laboratorium Jalan Raya

( Ir. Oloan Sitohang, MT )

KARTU ASISTENSI

NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
27 Maret 2024 - Pelajari Teori
X Marshall Test
- Tambah Teori
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

28 Maret 2024 - Pelajari Teori


- Tambah Teori
- Perbaiki Ketikan
1 April 2024 - Pelajari Teori
- Perbaiki Ketikan
2 April 2024 - Pelajari Teori
- Perbaiki Ketikan
3 April 2024
- Pelajari Teori
4 April 2024 - ACC Dapat Difinalkan

Kepala
Laboratorium Jalan Raya

( Ir. Oloan Sitohang, MT )

KARTU ASISTENSI

NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

15 maret 2024 - Pelajari Teori


Pemeriksaan Kadar - Tambah Teori
Aspal Dengan Cara 16 maret 2024 - Pelajari Teori
XI Ekstraksi - Perbaiki Ketikan
( Centrifuge 18 maret 2024
Extractor Test ) - Perbaiki Ketikan
20 maret 2024 - ACC Dapat Difinalkan

Kepala
Laboratorium Jalan Raya

( Ir. Oloan Sitohang, MT )

BAB I
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS, SEDANG DAN KASAR

I.1. Tujuan Percobaan


1. Agar dapat menentukan gradasi agregat dengan menggunakan saringan.
2. Untuk dapat membuat grafik semilogaritma.
3. Sebagai acuan untuk pembuatan benda uji Marshall.

I.2. Teori
Keadaan butiran agregat sangat menentukan kekuatan perkerasan yang akan dibuat.
Agregat yang mempunyai butiran yang seragam (homogen) tidak boleh digunakan untuk
bahan perkerasan, hal ini disebabkan ruang kosong yang terjadi (pori) relatif banyak dan
sudut kontak permukaan antara butiran yang satu dengan yang lain lebih kecil.
Agregat yang baik untuk campuran perkerasan aspal adalah agregat yang heterogen
karena susunan butirannya bervariasi, ruang kosong yang terjadi akan menjadi lebih
kecil. Butiran-butiran yang lebih kecil akan mengisi rongga-rongga yang dibentuk oleh
butiran yang lebih besar, dan sudut kontak antara butiran akan lebih besar.
Pada percobaan ini saringan yang digunakan sesuai dengan standar AASHTO,
susunan saringan standar AASHTO :

Tabel I.1 Nomor Saringan dan Diameter Lubang

No. Saringan Diameter Lubang Saringan (mm)


1 1/2" 38,1
1" 25,4
3/4" 19,1
1/2" 12,7
4 4,76
8 2,38
30 0,59
50 0,279
100 0,149
200 0,074
Sumber : American Association of State Highway and Transportation Officials
(AASHTO).
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Agregat penyusun lapisan permukaan perkerasan yaitu kombinasi antara agregat


kasar (Coarse Aggregate), agregat sedang (Medium Aggregate), agregat halus (Fine
Aggregate) dan filler harus memenuhi spec limit pada gradasi No. V yaitu :

Tabel I.2 Nomor Saringan Dengan Spec Limit


Golongan Agregat No. Saringan Spec Limit
1 1/2" 100
1" 90-100
CA
3/4" 82-100
1/2" 72-90
4 52-70
MA 8 40-56
30 24-36
50 16-26
FA 100 10-18
200 6-12
Filler Pan
Sumber : American Association of State Highway and Transportation Officials
(AASHTO).

Agregat dapat dibedakan atas agregat yang heterogen dan agregat yang homogen.
Agregat yang heterogen adalah agregat yang ukuran butirannya bervariasi atau
beranekaragam. Sedangkan agregat yang homogen adalah agregat yang ukuran
butirannya hampir sama besar atau sejenis.

Agregat bentuk Heterogen Agregat bentuk Homogen


Gambar I.1 Bentuk Agregat

Batu pecah dari batu alam secara teoritis terbagi atas dua grup yaitu agregat kasar
dan agregat halus, pemisah dari dua grup ini adalah agregat berukuran 5 mm, dimana
agregat yang diatas 5 mm disebut kasar dan dibawahnya disebut halus.
Di laboratorium pembagian ini diperbanyak, misalnya untuk keperluan spesifikasi
beton menggunakan empat zona gradasi. Untuk keperluan perencanaan digunakan tiga
zona gradasi atau lebih dikenal agregat kasar, sedang, dan halus.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Data gradasi biasanya diplot ke dalam grafik semilogaritma, alternatif lain adalah
dengan cara membuat suatu parameter yang menunjukkan kekasaran gradasi dan
menerapkan apakah suatu gradasi yang well graded, single sized or grap graded,
misalnya dengan parameter D60 yakni ukuran 60%, parameter ini misalnya antara (D 60 >
10 mm), sedang (D60 > 5 mm) dan sisanya halus.

Sistem klasifikasi butiran menurut USCS (Unified Soil of Classification System)


Sistem ini mengelompokkan tanah ke dalam 2 kelompok besar yaitu :
a. Tanah berbutir kasar (Coarse grained soil), yaitu tanah krikil atau pasir dimana
kurang dari 50% berat total. Contoh tanah lolos saringan No. 200. Simbol dan
kelompok ini dimulai dari huruf awal g atau sg adalah untuk kerikil (gravel) atau
tanah berpasir.
b. Tanah berbutir halus (Fine grained soil), yaitu tanah lebih dari 50% berat total.
Contoh tanah lolos ayakan No. 200. Simbol dari kelompok ini dimulai dari huruf
awal m atau lanau (silt) anorganik, c untuk lempung (clay) anorganik, dan o
untuk lanau organik dan lempung organik. Simbol pt digunakan untuk tanah
gambut (peat) muck, dan tanah-tanah yang lain dengan kadar organik yang tinggi.
Simbol˗simbol lain yang digunakan untuk klasifikasi USCS adalah :
W = well grained (tanah yang bergradasi baik).
P = poorly grained (tanah yang bergradasi buruk).
l = low plasticity (plastisitas rendah) (11 < 50%).
h = high plasticity (plastisitas tinggi) (11 > 50%).
Tanah berbutir kasar ditandai dengan simbol kelompok seperti gw, gp, gm, gc, sw,
sp, sm, dan sc. Untuk klasifikasi yang benar, faktor-faktor berikut yang perlu
diperhatikan :
1. Persentase fraksi kasar yang lolos saringan No. 40.
2. Persentase butiran yang lolos saringan No.200 (ini adalah fraksi halus).
3. Koefisien keseragaman (uniformity coefficient, Cu) dan koefisien gradasi
(gradation coefficient, Cc) untuk tanah dimana 0-12% lolos saringan No. 200.
4. Batas cair (ll) dan indeks plastisitas (pl) bagian tanah yang lolos saringan No. 40
(untuk tanah 5% atau lebih lolos saringan No. 200).
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Berdasarkan data dari analisa saringan yang dilakukan, maka dapat dianalisis melalui
kurva distribusi bahwa klasifikasi tanah berdasarkan USCS dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
1. Kerikil 76,2 s/d 4,75 (mm)
2. Pasir 4,75 s/d 0,075 (mm)
3. Lanau dan lempung < 0,075 mm

Tabel I.3 Ukuran Analisa Saringan menurut ASTM


Golongan Agregat No. Saringan Diameter Lubang Saringan (mm)
3” 75
2 ” 63
2” 50
1 ” 37,5
Agregat Kasar 1” 25
19
” 12,5
” 9,5
No. 4 4,75
No. 8 2,36
No. 16 1,18
Agregat Halus
No. 30 0,60
No. 50 0,30
No. 100 0,15
Filler No. 200 0,075
Sumber : American Standard Testing and Material (ASTM)
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Tabel I.4 Gradasi Agregat Untuk Campuran Aspal (Bina Marga, 2007)
% Berat Lolos
Ukuran Ayakan
Latasir (SS) Lataston (HRS) Laston (AC)
ASTM (mm) Kelas A Kelas B WC Base WC BC Base
1 ” 37.5 100
1” 25 100 90-100
19 100 100 100 100 100 90-100 Maks 90
90-
” 12.5 90-100 90-100 Maks 90
100
” 9.5 90-100 75-85 65-100 Maks 90
No. 8 2.36 75-100 50-72 35-55 28-58 23-39 19-45
No. 16 1.18
No. 30 0.60 35-60 15-35
No.
0.075 10-15 8-13 6-12 2-9 4-10 4-8 3-7
200
Daerah Larangan
No. 4 4.75 - - 39.5
No. 8 2.36 39.1 34.6 26.8-30.8
No. 16 1.18 25.6-31.6 22.3-28.3 18.1-24.1
No. 30 0.60 19.1-23.1 16.7-20.7 13.6-17.6
No. 50 0.30 15.5 13.7 11.4
Sumber : American Association of State Highway and Transportation Officials
(AASHTO).

Catatan :
1. Untuk HRS-WC dan HRS-Base, paling sedikit 80% agregat lolos saringan No.8 (2,36
mm) harus juga lolos saringan No. 30 (0,60 mm).
2. Untuk AC, digunakan titik kontrol gradasi agregat, berfungsi sebagai batas-batas
rentang utama yang harus ditempati oleh gradasi-gradasi tersebut. Batas-batas radasi
ditentukan pada saringan ukuran nominal maksimum saringan menengah (2,36 mm)
dan saringan terkecil (0,075 mm).
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Tabel I.5 Persyaratan Gradasi Agregat Berbagai Tipe Laston Menurut Departemen
Pekerjaan Umum.
No. Campuran I II III IV V VI VII VIII IX X XI
Kasa Rapa Rapa
Gradasi/ Tekstur kasar rapat Rapat rapat rapat rapat Rapat rapat
r t t
Tebal Pelat (mm) 20-40 25-50 20-40 25-50 40-65 50-75 40-50 20-40 40-65 40-65 40-50

Ukuran Saringan % Berat Yang Lolos Saringan

1 ” (38,1 mm) - - - - - 100 - - - - -

1” (25,4 mm) - - - - 100 90-100 - - 100 100 -

” (19,1 mm) - 100 - 100 80 – 100 82-100 100 - 85-100 85-100 100

” (12,7 mm) 100 75-100 100 80-100 - 72-90 80-100 100 - - -

” (9,52 mm) 75-100 60-85 80-100 70-90 60 – 80 - - - 65-85 56-78 74-92

No. 4 (4,76 mm) 35-55 35-55 55-75 50-70 48 – 65 52-70 54-72 62-80 45-65 38-60 48-70

No.8 (2,38 mm) 20-35 20-35 35-50 35-50 35 – 50 40-56 42-58 44-60 34-54 27-47 35-53

No.30 (0,59 mm) 10-22 10-22 18-29 18-29 19 – 30 24-36 26-38 28-40 20-35 13-28 15-30

No.50 (0,279 mm) 6-16 6-16 13-23 13-23 13 – 23 16-26 18-28 20-30 16-26 9-20 10-20
No.100 (0,149
4-12 4-12 8-16 8-16 7 – 15 10-18 12-20 12-20 10-18 - -
mm)
No.200 (0,074
2-8 2-8 4-10 4-10 1–8 6-12 6-12 6-12 5-10 4-8 4-9
mm)

Sumber : Departemen Pekerjaan Umum Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton


(Laston) Untuk Jalan Raya

Catatan :
1. No. Campuran : I, III, IV, VI, VII, VIII, IX, X dan XI digunakan untuk lapis
Permukaan.
2. No. Campuran : II digunakan untuk lapis permukaan, leveling dan lapis antara.
3. No. Campuran : V digunakan untuk lapis permukaan dan lapis antara.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang
tersusun dari bawah ke atas, sebagai berikut :
a) Lapisan tanah dasar (sub grade)
b) Lapisan pondasi bawah (subbase course)
c) Lapisan pondasi atas (base course)
d) Lapisan permukaan/penutup (surface course)

Lapis Permukaan

Lapis Pondasi Atas

Lapis Pondasi Bawah

Tanah Dasar

Gambar I.2 Susunan Lapisan Perkerasan

1. Lapisan tanah dasar


Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima beban lalu-lintas dan
menyebarkannya ke lapisan di bawahnya terus ke tanah dasar. Sedangkan lapisan tanah
dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan lapis perkerasan dan
mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah dasar
adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai
persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan daya
dukungnya (CBR). Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika
tanah aslinya baik, atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang
distabilisasi dan lain lain. Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar
dibedakan atas :
a) Lapisan tanah dasar, tanah galian.
b) Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
c) Lapisan tanah dasar, tanah asli.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat
dan daya dukung tanah dasar. Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah
sebagai berikut :
a) Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.
Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air. Daya dukung
tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat tanah pada lokasi yang
berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya kepadatan yang kurang baik.

2. Lapisan pondasi bawah (Subbase Course)


Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan tanah
dasar dan di bawah lapis pondasi atas. Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :
a) Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar.
b) Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
c) Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis
pondasi atas.
d) Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat
lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
e) Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.

3. Lapisan pondasi atas (base course)


Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapis pondasi
bawah dan lapis permukaan. Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :
a) Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan
beban ke lapisan di bawahnya.
b) Bantalan terhadap lapisan permukaan.
c) Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga dapat
menahan beban-beban roda.
Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan beberapa hal
antara lain, kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak angkut bahan
ke lapangan.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

4. Lapisan permukaan (Surface Course)


Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban roda
kendaraan. Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :
a) Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.
b) Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapis aus).
c) Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan
bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
d) Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh
lapisan di bawahnya.
Apabila diperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup/lapis aus (wearing
course) di atas lapis permukaan tersebut.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

I.3. Peralatan dan Bahan Yang Digunakan :


1. Shieve Shaker
2. Timbangan Digital
3. Pan
4. Satu Set Saringan
5. Kuas

Bahan : Agregat kasar (CA), Agregat sedang (MA), Agregat halus (FA), dan pengisi
(Filler)

I.4. Gambar Alat

Shieve Shaker Saringan Timbangan Digital

Kuas Pan

Gambar I.3 Gambar Alat


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

I.5. Pembuatan Benda Uji


1. Agregat dikeringkan ± 24 jam.
2. Kemudian timbang agregat terdiri dari :
Agregat kasar (Coarse Aggregate (CA)) = 1800 gram
Agregat Sedang (Medium Aggregate (MA)) = 1800 gram
Agregat Halus (Fine Aggregate (FA)) = 1800 gram
Filler = 1800 gram

I.6. Prosedur Percobaan


1. Sampel ditimbang sesuai berat yang telah ditentukan.
2. Sampel dimasukkan kedalam susunan saringan dengan urutan 1”, 3/4”, 3/8”, No.
4, No. 8, No. 30, No. 50, No. 100, No. 200, dan Pan.
3. Susunan saringan tersebut dimasukkan ke dalam Shieve Shaker.
4. Shieve Shaker dikunci rapat, lalu diadakan pengguncangan dengan kecepatan
tertentu selama 15 menit.
5. Setelah 15 menit, matikan alat dan timbang sampel untuk setiap nomor saringan
dan catat beratnya.
6. Percobaan dilakukan untuk 4 sampel, yaitu : Coarse Aggregate (CA)/Agregat
kasar, Medium Aggregate (MA)/Agregat Sedang, Fine Aggregate (FA)/Agregat
Halus, dan Filler.
7. Percobaan Selesai.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

I.7. Analisa Data


Berdasarkan hasil pengujian Shieve Shaker maka diperoleh :
a. Cumulative Wt. Retained (berat tertahan) yang diperoleh dari hasil analisa
saringan, dimana setiap agregat yang tertahan disetiap saringan ditimbang dan
diperoleh beratnya.
b. % Retained (tertahan) yaitu persentase agregat yang tertahan disetiap saringan.
Yang diperoleh dengan rumus : (berat tertahan/berat total)*100 %.
c. % cumulative retained yaitu penjumlahan persentase tertahan dari saringan
sebelumnya.
d. % passing (lolos) yaitu persentase agregat yang lolos disetiap saringan. Yang
diperoleh dengan rumus : 100 – % cumulative retained.
Dengan cara a, b, c, dan d maka hasil yang diperoleh dapat ditabelkan seperti pada
Tabel 1.6.
Tabel I.6 Data Agregat Kasar (CA)
Sieve Size Comulative
Wt. Retained % Retained % Passing
No mm % Retained
1 25,4 0,00 0,00 0,00100,00
3/4 19,1 646,00 35,89 35,8964,11
3/8 9,52 1149,00 63,83 99,72 0,28
4 4,76 0,00 0,00 99,72 0,28
8 2,38 0,00 0,00 99,72 0,28
30 0,59 0,00 0,00 99,72 0,28
50 0,279 0,00 0,00 99,72 0,28
100 0,149 0,00 0,00 99,72 0,28
200 0,074 0,00 0,00 99,72 0,28
pan 1795,00 0,28 0,28 0,00
Total sampel 1800,00 100,00
Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium Jalan Raya (Jumat, 20 Oktober 2023)

Jumlah Agregat yang dimasukkan ke dalam saringan adalah 1800 gr, dari Tabel I.6.
dapat dilihat terjadi kehilangan berat agregat yang diperoleh dengan rumus :
Kehilangan = Total sampel awal – Total sampel setelah pengujian
= 1800 – 1795 gram
= 5 gram
Hal ini kemungkinan diakibatkan karena adanya kesalahan dalam penimbangan
agregat, dan adanya agregat yang terbuang pada saat penggucangan agregat pada mesin
Shieve Shaker.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Tabel I.7 Data Agregat Sedang (MA)


Sieve Size Comulative
Wt. Retained % Retained % Passing
No mm % Retained
1 25,4 0,00 0,00 0,00 100,00
3/4 19,1 0,00 0,00 0,00 100,00
3/8 9,52 0,00 0,00 0,00 100,00
4 4,76 795 44,17 44,17 55,83
8 2,38 520 28,89 73,06 26,94
30 0,59 481 26,72 99,78 0,22
50 0,279 0,00 0,00 99,78 0,22
100 0,149 0,00 0,00 99,78 0,22
200 0,074 0,00 0,00 99,78 0,22
pan 1796 0,22 100,00 0,00
Total sampel 1800,00 100,00
Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium Jalan Raya (Jumat, 20 Oktober 2023)

Jumlah Agregat yang dimasukkan ke dalam saringan adalah 1800 gr, dari Tabel I.7.
dapat dilihat terjadi kehilangan berat agregat yang diperoleh dengan rumus :
Kehilangan = Total sampel awal – Total sampel setelah pengujian
= 1800 – 1796 gram
= 4 gram
Hal ini kemungkinan diakibatkan karena adanya kesalahan dalam penimbangan
agregat, dan adanya agregat yang terbuang pada saat penggucangan agregat pada mesin
Shieve Shaker.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Tabel I.8 Data Agregat Halus (FA)


Sieve Size Comulative
Wt. Retained % Retained % Passing
No mm % Retained
1 25,4 0 0,00 0,00 100,00
3/4 19,1 0 0,00 0,00 100,00
3/8 9,52 0 0,00 0,00 100,00
4 4,76 0 0,00 0,00 100,00
8 2,38 0 0,00 0,00 100,00
30 0,59 0 0,00 0,00 100,00
50 0,279 700 38,89 38,89 61,11
100 0,149 865 48,06 86,94 13,06
200 0,074 223 12,39 99,33 0,67
pan 1788 0,67 100,00 0,00
Total sampel 1800,00 100,00
Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium Jalan Raya (Jumat, 20 Oktober 2023)

Jumlah Agregat yang dimasukkan ke dalam saringan adalah 1800 gr, dari Tabel I.8.
dapat dilihat terjadi kehilangan berat agregat yang diperoleh dengan rumus :
Kehilangan = Total sampel awal – Total sampel setelah pengujian
= 1800 – 1788 gram
= 12 gram
Hal ini kemungkinan diakibatkan karena adanya kesalahan dalam penimbangan
agregat, dan adanya agregat yang terbuang pada saat penggucangan agregat pada mesin
Shieve Shaker.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Tabel I.9 Data Filler


Sieve Size Comulative
Wt. Retained % Retained % Passing
No mm % Retained
1 25,4 0 0,00 0,00 100,00
3/4 19,1 0 0,00 0,00 100,00
3/8 9,52 0 0,00 0,00 100,00
4 4,76 0 0,00 0,00 100,00
8 2,38 0 0,00 0,00 100,00
30 0,59 0 0,00 0,00 100,00
50 0,279 0 0,00 0,00 100,00
100 0,149 0 0,00 0,00 100,00
200 0,074 0 0,00 0,00 100,00
pan 100,00 100,00 100,00 0,00
Total sampel 1800 100,00 100,00
Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium Jalan Raya (Jumat, 20 Oktober 2023)

Jumlah Agregat yang dimasukkan ke dalam saringan adalah 1800 gr, dari Tabel I.9.
dapat dilihat terjadi kehilangan berat agregat yang diperoleh dengan rumus :
Kehilangan = Total sampel awal – Total sampel setelah pengujian
= 1800 – 1800 gram
= 0 gram
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Dengan cara yang sama dapat diperoleh persentase kombinasi agregat sesuai dengan
spec limit. Hasil yang diperoleh :

Tabel I.10 Presentase lolos pada setiap golongan agregat


Sieve Size % Passing % Passing % Passing % Passing
No Mm (CA) (MA) (FA) Filler
1 25,4 100,00 100,00 100,00 100,00
3/4 19,1 64.11 100,00 100,00 100,00
3/8 9,52 0,28 100,00 100,00 100,00
4 4,76 0,28 55,83 100,00 100,00
8 2,38 0,28 26,94 100,00 100,00
30 0,59 0,28 0,22 100,00 100,00
50 0,279 0,28 0,22 61,11 100,00
100 0,149 0,28 0,22 13,06 100,00
200 0,074 0,28 0,22 0,67 100,00
Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium Jalan Raya (Jumat, 20 Oktober 2023)

Tabel I.11 Presentase saringan

Jenis BB BA Design Keterangan (%)


0 0 0
CA 30
20 0 10
20 20 20
12 15 12
MA 13 15 14 43
16 20 17
6 7 6
FA 6 8 8 21
6 7 7
Filler 1 8 6 6

Kontrol 100 100 100 100


Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium Jalan Raya (Jumat, 20 Oktober 2023)

Sesudah diperoleh persentase kelolosan, maka dapat diperoleh persentase kombinasi


agregat sesuai dengan Gradasi V. Sehingga hasil yang diperoleh :
CA = 30%
MA = 43%
FA = 21%
Filler = 6%
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

1. Persen saringan nomor 1”, spec limit = 100%


Maka :
30% CA = 30/100 × 100 = 30%
43% MA = 43/100 × 100 = 43%
21% FA = 21/100 × 100 = 21%
6% Filler = 6/100 × 100 = 6%
Total = 100% (Memenuhi spec limit 100%)

2. Persen saringan nomor ¾”, spec limit = 80% – 100%


Maka :
30% CA = 30/100 × 64,01 = 19,23%
43% MA = 43/100 × 100 = 43%
21% FA = 21/100 × 100 = 21%
6% Filler = 6/100 × 100 = 6%
Total = 89,23% (Memenuhi spec limit 80% – 100%)

3. Persen saringan nomor ”, spec limit = 60% – 80%

Maka :
30% CA = 30/100 × 0,28 = 0,08%
43% MA = 43/100 × 100 = 43%
21% FA = 21/100 × 100 = 21%
6% Filler = 6/100 × 100 = 6%
Total = 70,08% (Memenuhi spec limit 60% – 80%)

4. Persen saringan nomor 4, spec limit = 48% – 65%


Maka :
30% CA = 30/100 × 0,28 = 0,08%
43% MA = 43/100 × 55,83 = 24,01%
21% FA = 21/100 × 100 = 21%
6% Filler = 6/100 × 100 = 6%
Total = 51,09% (Memenuhi spec limit 48% – 65%)
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

5. Persen saringan nomor 8, spec limit = 35% – 50%


Maka :
30% CA = 30/100 × 0,28 = 0,08%
43% MA = 43/100 × 26,94 = 11,59%
21% FA = 21/100 × 100 = 21%
6% Filler = 6/100 × 100 = 6%
Total = 38,67% (Memenuhi spec limit 35% – 50%)

6. Persen saringan nomor 30, spec limit = 19% – 30%


Maka :
30% CA = 30/100 × 0,28 = 0,08%
43% MA = 43/100 × 0,22 = 0,10%
21% FA = 21/100 × 100 = 21%
6% Filler = 6/100 × 100 = 6%
Total = 27,18% (Memenuhi spec limit 19% – 30%)

7. Persen saringan nomor 50, spec limit = 13%– 23%


Maka :
30% CA = 30/100 × 0,28 = 0,08%
43% MA = 43/100 × 0,22 = 0,10%
21% FA = 21/100 × 61,11 = 12,83%
6% Filler = 6/100 × 100 = 6%
Total = 19,01% (Memenuhi spec limit 13% – 23%)

8. Persen saringan nomor 100, spec limit = 7% – 15%


Maka :
30% CA = 30/100 × 0,28 = 0,08%
43% MA = 43/100 × 0,22 = 0,10%
21% FA = 21/100 × 13,06 = 2,74%
6% Filler = 6/100 × 100 = 6%
Total = 8,92% (Memenuhi spec limit 7% – 15%)
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

9. Persen saringan nomor 200, spec limit = 1% – 8%


Maka :
30% CA = 30/100 × 0,28 = 0,08%
43% MA = 43/100 × 0,22 = 0,10%
21% FA = 21/100 × 0,67 = 0,14%
6% Filler = 6/100 × 100 = 6%
Total = 6,32% (Memenuhi spec limit 1% – 8%)

Sehingga berdasarkan analisa data dapat diperoleh hasilnya pada tabel dibawah ini.

Tabel I.12. Hasil Perhitungan Analisa Data


No.Saringan Total Kombinasi Spec Limit Remaks
1" 100 100 memenuhi
3/4" 89,23 80-100 memenuhi
3/8 70,08 60-80 memenuhi
4 51,09 48-65 memenuhi
8 38,67 35-50 memenuhi
30 27,18 19-30 memenuhi
50 19,01 13-23 memenuhi
100 8,92 7-15 memenuhi
200 6,32 1-8 memenuhi
Sumber : Hasil perhitungan pengujian analisa saringan dengan Microsoft Excel

Dari Hasil perhitungan Spec Limit diatas menunjukkan bahwa material yang dianalisa
dengan gradasi V menunjukkkan semua material CA, MA, FA,dan Filler memenuhi Spec
Limit.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Tabel 1.11 Perhitungan Analisa Data

Spesifikasi (V)
Total Kombinasi
No Shieve Shaker
Batas Bawah Batas Atas Agregat

1 1" 100 100 100


2 3/4" 80 100 89,23
3 3/8" 60 80 70,08
4 4 48 65 51,09
5 8 35 50 38,67
6 30 19 30 27,18
7 50 13 23 19,01
8 100 7 15 8,92
9 200 1 8 6,32
10 Pan 0 0 0,00
Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya

Lestina Ferawati Manullang Ir. Oloan Sitohang, MT


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

I.8. Kesimpulan
1. Dari hasil diperoleh persen total combined of aggregate sebagai berikut :

Jenis BB BA Design Keterangan (%)


0 0 0
CA 20 0 10 30
20 20 20
12 15 12
MA 13 15 14 43
16 20 17
6 7 6
FA 6 8 8 21
6 7 7
Filler 1 8 6 6
kontrol 100 100 100 100
2. Dari hasil percobaan diperoleh kebutuhan agregat, Agregat MA merupakan
agregat yang paling banyak digunakan dari hasil design hal ini menujukkan
bahwa fungsi MA berperan penting mengisi ruang lapisan serta mengisi rongga
pada CA sehingga ketika dilakukan pencampuran material aspal dapat terikat
dengan baik satu dengan yang lain.
3. Dari hasil percobaan diperoleh hasil desain untuk Marshall Test yaiut ;
CA = 30% ; MA = 43% ; FA = 21% ; Filler = 6%

I.9. Saran
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

1. Sebaiknya sebelum mempersiapkan benda uji, terlebih dahulu praktikan


menimbang berat pan atau plastic supaya tidak terjadi kesalahan dalam
menimbang sampel yang tertahan pada setiap saringan.
2. Sebelum praktikan memulai pengujian sampel atau benda uji, praktikan terlebih
dahulu memberikan nama, kode, dan tanda pada pan dan plastik supaya tidak
terjadi kesalahan saat memasukan dan menimbang sampel atau benda uji.
3. Pada saaat melakukan praktikum sebaiknya sampel yang dipersiapkan betul-betul
disaring menggunakan alat Shieve Shaker supaya grafiknya sesuai pada saat
pembuatan grafik semilogaritma.
4. Setiap praktikan harus memahami setiap tahapan praktikum dan menganalis data
yang didapat dari hasil praktikum.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

ANALISA SARINGAN

Hari : Jumat No.Contoh : Gradasi V


Tanggal : 20 Oktober 2023 Type Contoh : AC 60/70
Lokasi : Lab. Jalan Raya
Group :V

Material : CA (Coarse Aggregate)


Sieve Size % Comulative %
Wt. Retained
No mm Retained % Retained Passing
1" 25,4 0,00 0,00 0,00 100,00
3/4" 19,1 646,00 35,89 35,89 64,11
3/8 9,52 1149,00 63,83 99,72 0,28
4 4,76 0,00 0,00 99,72 0,28
8 2,38 0,00 0,00 99,72 0,28
30 0,59 0,00 0,00 99,72 0,28
50 0,279 0,00 0,00 99,72 0,28
100 0,149 0,00 0,00 99,72 0,28
200 0,074 0,00 0,00 99,72 0,28
Pan 1795,00 0,28 0,28 0,00
Total Sampel 1800,00 100,00

No NPM Nama Praktikan


1. 210310005 Erysa Rifsy Br Ginting
2. 210310014 Alexis Jean Laurent Yamotuho Zebua
3. 210310039 Benheard Lumban Gaol
4. 210310045 Polmer Sumandro Sihotang
5. 210310048 Cristian Ebenezer Lumban Gaol

Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya

Lestina Ferawati Manullang Ir. Oloan Sitohang, MT


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

ANALISA SARINGAN

Hari : Jumat No.Contoh : Gradasi V


Tanggal : 20 Oktober 2023 Type Contoh : AC 60/70
Lokasi : Lab. Jalan Raya
Group :V

Material : MA (Medium Aggregate)


Sieve Size % Comulative %
Wt. Retained
No mm Retained % Retained Passing
1" 25,4 0,00 0,00 0,00 100,00
3/4" 19,1 0,00 0,00 0,00 100,00
3/8" 9,52 0,00 0,00 0,00 100,00
4 4,76 795 44,17 44,17 55,83
8 2,38 520 28,89 73,06 26,94
30 0,59 481 26,72 99,78 0,22
50 0,279 0,00 0,00 99,78 0,22
100 0,149 0,00 0,00 99,78 0,22
200 0,074 0,00 0,00 99,78 0,22
Pan 1796 0,22 100,00 0,00
Total Sampel 1800,00 100,00

No NPM Nama Praktikan


1. 210310005 Erysa Rifsy Br Ginting
2. 210310014 Alexis Jean Laurent Yamotuho Zebua
3. 210310039 Benheard Lumban Gaol
4. 210310045 Polmer Sumandro Sihotang
5. 210310048 Cristian Ebenezer Lumban Gaol
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya

Lestina Ferawati Manullang Ir. Oloan Sitohang, MT

ANALISA SARINGAN

Hari : Jumat No.Contoh : Gradasi V


Tanggal : 20 Oktober 2023 Type Contoh : AC 60/70
Lokasi : Lab. Jalan Raya
Group :V

Material: FA (Fine Aggregate)


Sieve Size % Comulative
Wt. Retained % Passing
No mm Retained % Retained
1" 25,4 0 0,00 0,00 100,00
3/4" 19,1 0 0,00 0,00 100,00
3/8" 9,52 0 0,00 0,00 100,00
4 4,76 0 0,00 0,00 100,00
8 2,38 0 0,00 0,00 100,00
30 0,59 0 0,00 0,00 100,00
50 0,279 700 38,89 38,89 61,11
100 0,149 865 48,06 86,94 13,06
200 0,074 223 12,39 99,33 0,67
Pan 1788 0,67 100,00 0,00
Total Sampel 1800 100,00

No NPM Nama Praktikan


1. 210310005 Erysa Rifsy Br Ginting
2. 210310014 Alexis Jean Laurent Yamotuho Zebua
3. 210310039 Benheard Lumban Gaol
4. 210310045 Polmer Sumandro Sihotang
5. 210310048 Cristian Ebenezer Lumban Gaol
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya

Lestina Ferawati Manullang Ir. Oloan Sitohang, MT

ANALISA SARINGAN

Hari : Jumat No.Contoh : Gradasi V


Tanggal : 20 Oktober 2023 Type Contoh : AC 60/70
Lokasi : Lab. Jalan Raya
Group :V

Material : Filler
Sieve Size % Comulative %
Wt. Retained
No mm Retained % Retained Passing
1" 25,4 0 0,00 0,00 100,00
3/4" 19,1 0 0,00 0,00 100,00
3/8" 9,52 0 0,00 0,00 100,00
4 4,76 0 0,00 0,00 100,00
8 2,38 0 0,00 0,00 100,00
30 0,59 0 0,00 0,00 100,00
50 0,279 0 0,00 0,00 100,00
100 0,149 0 0,00 0,00 100,00
200 0,074 0 0,00 0,00 100,00
pan 1800 100,00 100,00 0,00
Total Sampel 1800 100,00

No NPM Nama Praktikan


1. 210310005 Erysa Rifsy Br Ginting
2. 210310014 Alexis Jean Laurent Yamotuho Zebua
3. 210310039 Benheard Lumban Gaol
4. 210310045 Polmer Sumandro Sihotang
5. 210310048 Cristian Ebenezer Lumban Gaol
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya

Lestina Ferawati Manullang Ir. Oloan Sitohang, MT

PERENCANAAN ANGGARAN BIAYA MATERIAL PERKERASAN


JALAN RAYA
Diketahui:
Panjang Jalan = 12 km → 12000 m
Lebar Jalan = 15 m
Tebal perkerasan jalan = 7 cm → 0,07 m
Faktor Gembur Hotmix = 20 %
Volume lapisan perkerasan = Panjang × Lebar × Tebal
= 12000 m× 15 m × (0,07 m + (0,07 m × 20%))
= 15120 m3
Kebutuhan Hotmix adalah volume hotmix dikali berat jenis hotmix
Hotmix = 15120 m3 × 2,3
= 34776 m3
Daftar Bahan :
Presentase Berat Agregat Berat Jumlah
No Agregat Harga (m3)
(%) (ton) Jenis Material
1 CA 30 1043280 2,676 389865 Rp 380,000.00
2 MA 43 1495368 2,704 553020,71 Rp 420,000.00
3 FA 21 730296 2,670 273519,10 Rp 650,000.00
4 Filler 6 208656 50 4173,12 Rp 130,000.00
5 Aspal 7 243432 150 1622,88 Rp 2,280,000.00
Jumlah 3721032

Jumlah
Agregat Harga (m3) Satuan Harga Total
Material
CA 389865 Rp 380,000.00 m3 Rp 148.148.878.923,00
MA 553020,71 Rp 420,000.00 m3 Rp 232.268.698.224,85
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

FA 273519,10 Rp 650,000.00 m3 Rp 177.787.415.730,34


Filler 4173,12 Rp 130,000.00 sak Rp 542.505.600,00
Aspal 1622,88 Rp 2,280,000.00 drum Rp 3.700.166.400,00
Jumlah Rp 562.447.664.878,

Kesimpulan :
Rencana Anggaran Biaya Material perkerasan jalan raya yang dibutuhkan dengan
panjang jalan 12 km (12000 m ), lebar 15 m dan tebal perkerasan 7 cm (0,07 m) sebesar
Rp.562.447.664.87
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

BAB II
PENENTUAN BERAT ISI AGREGAT
(Unit Weight)

II.1. Tujuan Percobaan


Untuk menentukan berat isi agregat halus, kasar atau campuran dan penetapan
rongga udara (air void).

II.2. Teori
Pengujian ini dijelaskan oleh British Standard sebagai parameter perbandingan
antara agregat yang terlihat sekilas. Metode pengujian berat isi agregat ini adalah
mengukur berat sampel kering oven dalam suatu silinder logam dibagi dengan volume
silinder logam yang dinyatakan dalam satuan gram per liter. Metode ini membandingkan
berat agregat yang mengisi suatu wadah dengan volume wadah tersebut. Banyak cara
memasukan agregat ke dalam wadah tersebut yaitu :
1. Dengan memasukan begitu saja (cara lepas).
2. Dengan cara merojok.
3. Dengan cara penggoyangan.
Ketika cara ini memberikan jumlah agregat yang berbeda yang dapat ditampung
dalam wadah. Jumlah ini akan memberikan nilai berat isi yang didapat. Perbedaan ini
dapat memberikan gambaran bahwa berat isi agregat memiliki variasi dan perlu kehati-
hatian untuk menggunakan nilai berat isi. Pengujian berat isi bertujuan untuk menentukan
seberapa besar perubahan berat terhadap volume agregat pada kondisi yang berbeda.
Material dalam pengerjaan konstruksi perkerasan lapis aspal beton terdiri dari
agregat (agregat kasar dan halus), filler dan aspal.
Agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil pasir atau mineral lainnya
berupa hasil alam atau buatan (Departemen Pekerjaan Umum-Direktorat Jendral Bina
Marga, 2010).
Sifat agregat yang menentukan kualitasnya sebagai bahan konstruksi perkerasan
jalan dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu :
a. Kekuatan dan keawetan (strength dan durability) lapisan perkerasan dipengaruhi
oleh gradasi, ukuran maksimum, kadar lempung, kekerasan dan ketahanan
(toughness dan durability) bentuk serta tekstur permukaan.
b. Kemampuan dilapisi aspal dengan baik yang dipengaruhi oleh porositas,
kemungkinan basah dan jenis agregat yang digunakan.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

c. Kemudahan dalam pelaksanaan dan menghasilkan lapisan yang nyaman dan aman
yang dipengaruhi oleh tahanan geser (skid resistence) serta memberikan kemudahan
pelaksanaan (bituminous mix workability).
Berat isi agregat menurut Sukiman (2003) adalah perbandingan berat agregat dengan
isi wadah. Semakin besar berat isi agregat akan menghasilkan stabilitas yang tinggi dan
memberikan rongga antar butiran kecil. Berat isi agregat diisyaratkan tidak boleh lebih
kecil dari 1 kg/dm3. Berat isi agregat didapat dengan persamaan berikut :

Berat isi agregat :

Dimana : W = Berat agregat (kg)


V = Isi wadah (dm3)

II.3. Peralatan dan Bahan


1. Alat :
 Silinder
 Batang perojok
 Timbangan digital
 Pan
2. Bahan :
 Agregat halus
 Agregat kasar

II.4. Gambar Alat

Timbangan Digital Silinder Pan Batang Projok

Gambar II.1 Peralatan yang digunakan


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

II.5. Prosedur Percobaan


1. Berat isi lepas :
a. Timbang dan catat berat wadah (W1).
b. Isi silinder dengan agregat sampai penuh lalu ratakan permukaannya.
c. Timbang wadah tambah agregat (W2).
d. Hitung berat sampel (W3 = W2 – W1).
e. Percobaan dilakukan sebanyak tiga kali yaitu untuk agregat kasar, sedang, dan
halus.
2. Berat isi padat dengan cara merojok :
a. Timbang dan catat berat wadah (W1).
b. Isi wadah dengan sampel dalam 3 (tiga) lapisan sama tebal.
c. Masukkan agregat ke dalam silinder sebanyak 1/3h lalu rojok sebanyak 25x
dengan ketentuan tidak boleh mengenai lapisan pertama.
d. Masukkan lagi agregat sebanyak 2/3h lalu dirojok sebanyak 25x dengan
ketentuan tidak boleh mengenai lapisan pertama.
e. Memasukan lagi agregat sebanyak 3/3h lalu dirojok sebanyak 25x dengan
ketentuan tidak boleh mengenai lapisan ketiga.
f. Kemudian ratakan permukaan bejana silinder tersebut.
g. Timbang dan catat berat wadah tambah sampel (W2).
h. Hitung berat sampel (W3 = W2 – W1).
i. Percobaan dilakukan sebanyak tiga kali yaitu agregat kasar, sedang, dan halus.
3. Berat isi padat dengan cara penggoyangan :
a. Timbang dan catat berat wadah (W1).
b. Isi wadah dengan sampel dalam 3 lapisan yang sama tebal.
c. Masukkan agregat ke dalam silinder sebanyak 1/3h lalu bejana digoyangkan
sebanyak 25x dengan cara, angkatlah salah satu sisi lain kira-kira 5cm
kemudian lepaskan dengan cara ini dilakukan sebanyak 25x.
d. Kemudian isi silinder dengan 2/3h lalu digoyangkan sebanyak 25x, dengan
cara angkatlah salah satu sisi kira-kira setinggi 5 cm kemudian lepaskan.
e. Lalu silinder diisi lagi sampai penuh dan digoyangkan sebanyak 25x.
f. Timbang dan catat berat wadah beserta sampel (W2).
g. Hitunglah berat sampel (W3 = W2 – W1).
h. Percobaan dilakukan sebanyak tiga kali untuk agregat kasar, sedang, dan
halus.
4. Percobaan selesai alat dibersihkan dan siap diasistensikan.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

II.6. Analisa Data


1. Berat wadah silinder kosong (W1) = 1698 gram
2. Volume silinder = 1/4d2t
= 1/4 × 3,14 × (15,7)2 × 16,4
= 3173,312 cm3

3. Berat isi agregat =

Dimana : W1 = Berat silinder


W2 = Berat silinder + berat agregat
W3 = Berat agregat
A. Agregat Kasar (CA)
1. Cara lepas
 Berat silinder (W1) = 1698 gram
 Berat silinder + berat agregat (W2) = 5788 gram
 Berat agregat (W3) = W2 – W1
= 5788 – 1698
= 4090 gram

 Berat isi agregat =

= 1,288 gram/cm3
2. Cara penggoyangan
 Berat silinder (W1) = 1698 gram
 Berat silinder + berat agregat (W2) = 6044 gram
 Berat agregat (W3) = W2 – W1
= 6044 – 1698
= 4346 gram
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

 Berat isi agregat =

= 1,369 gram/cm3
3. Cara merojok
 Berat silinder (W1) = 1698 gram
 Berat silinder + berat agregat (W2) = 6430 gram
 Berat agregat (W3) = W2 – W1
= 6430 – 1698
= 4732 gram

Berat isi agregat =

= 1,491 gram/cm3
B. Agregat Sedang (MA)
1. Cara lepas
 Berat silinder (W1) = 1698 gram
 Berat silinder + berat agregat (W2) = 5937 gram
 Berat agregat (W3) = W2 – W1
= 5937 – 1698
= 4239 gram

 Berat isi agregat =


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

= 1,335 gram/cm3
2. Cara penggoyangan
 Berat silinder (W1) = 1698 gram
 Berat silinder + berat agregat (W2) = 6184 gram
 Berat agregat (W3) = W2 – W1
= 6184 – 1698
= 4486 gram

 Berat isi agregat =

= 1,413 gram/cm3
3. Cara merojok
 Berat silinder (W1) = 1698 gram
 Berat silinder + berat agregat (W2) = 6516 gram
 Berat agregat (W3) = W2 – W1
= 6516 – 1698
= 4818 gram

 Berat isi agregat =

= 1,518 gram/cm3
C. Agregat Halus (FA)
1. Cara lepas
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

 Berat silinder (W1) = 1698 gram


 Berat silinder + berat agregat (W2) = 5637 gram
 Berat agregat (W3) = W2 – W1
= 5637 – 1698
= 3939 gram

 Berat isi agregat =

= 1,241 gram/cm3
2. Cara penggoyangan
 Berat silinder (W1) = 1698 gram
 Berat silinder + berat agregat (W2) = 6315 gram
 Berat agregat (W3) = W2 – W1
= 6315 – 1698
= 4617 gram

 Berat isi agregat =

= 1,454 gram/cm3
3. Cara merojok
 Berat silinder (W1) = 1698 gram
 Berat silinder + berat agregat (W2) = 6696 gram
 Berat agregat (W3) = W2 – W1
= 6696 – 1698
= 4998 gram
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

 Berat isi agregat =

= 1,575 gram/cm3

II.7. Kesimpulan
1. Berat isi agregat kasar :
 Dengan cara lepas, diperoleh berat isi agregat = 1,288 gram/cm3
 Dengan cara penggoyangan, diperoleh berat isi agregat = 1,369 gram/cm3
 Dengan cara merojok, diperoleh berat isi agregat = 1,491 gram/cm3

2. Berat isi agregat sedang :


 Dengan cara lepas, diperoleh berat isi agregat = 1,335 gram/cm3
 Dengan cara penggoyangan, diperoleh berat isi agregat = 1,413 gram/cm3
 Dengan cara merojok, diperoleh berat isi agregat = 1,518 gram/cm3

3. Berat isi agregat halus :


 Dengan cara lepas, diperoleh berat isi agregat = 1,241 gram/cm3
 Dengan cara penggoyangan, diperoleh berat isi agregat = 1,454 gram/cm3
 Dengan cara merojok, diperoleh berat isi agregat = 1,575 gram/cm3
Dari ketiga cara tersebut, berat isi yang paling besar adalah dengan cara merojok hal
ini disebabkan pada saat merojok pemadatan lebih merata dan lebih baik karena tekanan
pada saat merojok membuat agregat terisi dengan baik.
Maka berat isi yang diperoleh :
Berat isi lepas < berat isi penggoyangan < berat isi merojok.
II.8. Saran
1. Diharapkan peralatan Laboratorium Jalan Raya agar dilengkap dan diperbaiki.
2. Diharapkan bagi sesama praktikan agar tetap menjaga kebersihan laboratorium
dan peralatan laboratorium.

PENENTUAN BERAT ISI AGREGAT


Hari : Jumat No. Contoh : Gradasi V
Tanggal : 20 Oktober 2023 Tipe Aspal : AC 60/70
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Lokasi : Lab. Jalan Raya


Group :V

No. Uraian W1 (Gram) W2 (Gram)


Agregat Kasar (CA)
Cara Lepas 5788
1.
Cara Merojok 1698 6430
Cara Penggoyangan 6044
Agregat Sedang (MA)
Cara Lepas 5937
2.
Cara Merojok 1698 6516
Cara Penggoyangan 6184
Agregat Halus (FA)
Cara Lepas 5637
3.
Cara Merojok 1698 6696
Cara Penggoyangan 6315

No NPM Nama Praktikan


1. 210310005 Erysa Rifsy Br Ginting
2. 210310014 Alexis Jean Laurent Yamotuho Zebua
3. 210310039 Benheard Lumban Gaol
4. 210310045 Polmer Sumandro Sihotang
5. 210310048 Cristian Ebenezer Lumban Gaol

Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya

Teresia Lesiana Sianturi Ir. Oloan Sitohang, MT


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

BAB III
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR
(SPECIFIC GRAVITY OF COARSE AGGREGATE)

III.1. Tujuan Percobaan


1. Untuk menentukan berat jenis kering.
2. Berat jenis permukaan jenuh (SSD).
3. Berat jenis semu.
4. Penyerapan dari agregat kasar.
III.2. Teori
Berat jenis adalah perbandingan antara berat butir agregat dengan berat agregat air
pada isi yang sama. Kekuatan atau mutu perkerasan jalan dipengaruhi oleh berat jenis dan
absorbsinya dari agregat yang digunakan. Suatu agregat baik, agregat keras, maupun
rapuh terdiri dari pori (udara, air, butiran). Agregat kasar mempunyai pori-pori yang
kecil, sehingga daya serap agregat terhadap aspal, semakin kecil dan berat jenis semakin
besar maka lapisan perkerasan semakin tebal serta kekuatan mutu perkerasan akan
menjadi kuat. Dan sebaliknya agregat rapuh biasanya mempunyai pori-pori yang besar
sehingga daya serap terhadap aspal semakin besar dan berat jenisnya semakin kecil, maka
lapisan perkerasan menjadi lebih tipis serta kekuatan mutu perkerasan menjadi kuat.
Suatu agregat layak digunakan bila :
BERAT JENIS KERING < BERAT JENIS SSD < BERAT JENIS SEMU
PERSENTASE ABSORBSINYA ( PENYERAPAN ) ≤ 3%
Beberapa istilah yang sering kita temui berkaitan dengan agregat di antaranya :
1. Degradasi = Perubahan butiran akibat pembebanan lalulintas, pemadatan, dan lain-
lain.
2. Disintegrasi = Pelapukan butiran akibat perubahan cuaca, zat kimia, dan lain-
lain seperti kelembaban, pemanasan, ataupun perubahan temperatur.
3. Segresi = Pengelompokan fraksi butiran berdasarkan ukurannya.

Rumus-rumus yang dapat digunakan untuk menghitung berat jenis, yaitu :


1. Berat Jenis SSD = Bj / (Bj – Ba) ……………………………………………...(3.1)
2. Berat Jenis Semu = Bk / (Bk– Ba) ……………………………………………..(3.2)
3. Berat Jenis Kering = Bk / (Bj – Ba)……………………………………………...(3.3)
4. Persen Absorbsi = (Bj – Bk) / Bk x 100% ……………………………………(3.4)
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Dimana : Bk = Berat agregat sesudah dikeringkan.


Bj = Berat agregat dalam keadaan SSD.
Ba = Berat benda uji permukaan jenuh di dalam air.
Mencari nilai relative density dari suatu contoh bahan mentah secara umum
dilakukan dengan menggunakan timbangan keranjang baja (steel yard) yang mengacu
pada buku acuan dari sifat fisik dan mineralogi fisik (physical mineralogi). Karakteristik
berat jenis secara umum digunakan dalam perhitungan volume agregat dalam berbagai
jenis campuran yang mengandung agregat termasuk beton semen portland, aspal beton,
dan campuran lain yang secara proporsional atau dianalisis berdasarkan volume. Berat
jenis semu (apparent specific gravity) merupakan bagian relative density dari bahan padat
yang terbentuk dari campuran dari partikel kecuali pori-pori atau rongga udara yang dapat
menyerap air. Nilai penyerapan digunakan dalam perhitungan perubahan berat agregat
karena penyerapan air oleh pori-pori dibanding dengan kondisi kering.
Pengukuran berat jenis agregat diperlukan untuk perencanaan campuran agregat
dengan aspal, campuran ini berdasarkan perbandingan berat karena lebih teliti
dibandingkan dengan perbandingan volume dan juga untuk menentukan banyak pori
agregat. Berat jenis yang kecil akan mempunyai volume yang besar sehingga berat yang
sama akan membutuhkan aspal yang banyak. Agregat dengan kadar pori yang besar akan
membutuhkan jumlah aspal yang lebih banyak, karena banyak aspal yang terserap yang
akan mengakibatkan aspal menjadi lebih tipis. Penentuan banyaknya pori ditentukan
berdasarkan air yang dapat terabsorbsi oleh agregat.
a. Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) adalah berat jenis yang
memperhitungkan volume pori yang hanya dapat diresapi oleh aspal ditambah
dengan volume partikel.
b. Berat jenis semu adalah berat jenis yang memperhitungkan volume pori yang dapat
diresapi air ditambah volume partikel.
c. Berat jenis efektif adalah berat jenis yang memperhitungkan sebagian pori yang
dapat diresapi oleh air ditambah dengan volume partikel.
d. Berat jenis kering (bulk specific gravity) adalah perbandingan antara berat jenis
kering agregat dan volume yaitu volume dimensional agregat kasar.
e. Persentase absorbsi adalah persentase berat air yang dapat diserap pori terhadap
berat agregat kering.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

III.3. Peralatan dan Bahan


1. Alat :
- Timbangan otomatis
- Oven
- Pan
- Timbangan digital
- Ember
2. Bahan :
- Agregat kasar (CA)
- Agregat sedang (MA)

III.4. Gambar Alat

Oven Timbangan Digital

Ember Pan

Timbangan Otomatis

Gambar III.1 Peralatan Yang Digunakan


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

III.5. Prosedur Percobaan


1.Timbang agregat yang telah kering oven selama 24 jam sebanyak 1500 gram
kemudian direndam kurang lebih (±) selama 24 jam.
2.Setelah 24 jam dikeluarkan perlahan-lahan dan kerikil yang telah dikeluarkan
dari perendaman dilap permukaannya untuk memperoleh kondisi SSD.
3.Sampel dimasukkan ke dalam keranjang kawat, lalu ditimbang dengan
menggunakan timbangan otomatis.
4.Sampel dikelurkan dari keranjang kawat lalu dimasukkan ke dalam oven selama
24 jam dengan suhu kurang lebih (±) 110 °C, sampel yang telah dioven selama
24 jam ditimbang dan dicatat beratnya.
5.Keranjang yang dalam keadaan kosong, ditimbang dalam air dengan timbangan
otomatis.
6.Percobaan dilakukan untuk CA dan MA masing-masing 1500 gram.
7.Percobaan selesai.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

III.6. Analisa Data


1. Untuk Agregat Kasar (CA)
Berat material kering oven (Bk) = 1491 gram
Berat material SSD (Bj) = 1503 gram
Berat material dalam air (Ba) = 934 gram

Berat Jenis Kering =

= 2,620

Berat Jenis SSD =

= 2,641

Berat Jenis Semu =

= 2,676
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

% Absorbsi =

= 0,804%
Berdasarkan analisa diatas menunjukkan bahwa :
- Bj. Kering < Bj. SSD < Bj.Semu
2,260 < 2,641 < 2,676......................OK
- % Absorbsi = 0,804% < 3%..........................OK
Jadi hasil diatas memenuhi syarat batas yang telah ditentukan.

2. Untuk Agregat Sedang (MA)


Berat material kering oven (Bk) = 1471 gram
Berat material SSD (Bj) = 1501 gram
Berat material dalam air (Ba) = 927 gram

Berat Jenis Kering =

= 2,562

Berat Jenis SSD =


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

= 2,614

Berat Jenis Semu =

= 2,704

% Absorbsi =

= 2,039%
Berdasarkan analisa diatas menunjukkan bahwa :
- Bj. Kering < Bj. SSD < Bj.Semu
2,562 < 2,614 < 2,704......................OK
- % Absorbsi = 2,039% < 3%..........................OK
Jadi hasil diatas memenuhi syarat batas yang telah ditentukan.

III.7. Kesimpulan
Dari hasil percobaan diperoleh :
A. Untuk Coarse Aggregate (CA)
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Berat Jenis CA memenuhi syarat batas yang telah ditentukan, dimana Berat
jenis kering < Berat jenis SSD < Berat jenis semu dan nilai persen absorbsinya
< 3%. Sehingga agregat tersebut layak untuk digunakan.
B. Untuk Medium Aggregate (MA)
Berat Jenis MA memenuhi syarat batas yang telah ditentukan, dimana Berat
jenis kering < Berat jenis SSD < Berat jenis semu dan nilai persen absorbsinya
< 3%. Sehingga agregat tersebut layak untuk digunakan.

III.8. Saran
1. Sebaiknya sebelum mempersiapkan benda uji, terlebih dahulu praktikan
menimbang berat pan atau plastik karena sering kali terlupa.
2. Perlu diperhatikan ketika akan menimbang benda uji yang dikeluarkan dari
oven sebaiknya benda uji didinginkan terlebih dahulu sebelum ditimbang.

BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGGREGAT KASAR


Hari : Selasa-Kamis No. Contoh : Gradasi V
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Tanggal : 24-26 Oktober 2023 Tipe Aspal : AC 60/70


Lokasi : Lab. Jalan Raya
Group :V
Coarse Aggregate Medium Aggregate
Jenis Material
(CA) (MA)
Berat material SSD (gram) 1503 1501
Berat keranjang dalam air (gram) 492 492
Berat keranjang + material SSD
1221 1203
dalam air (gram)
Berat material dalam air (gram) 934 927
Berat material kering oven (gram) 1491 1471
Berat Pan 109 109
Berat jenis SSD 2,641 2,641
Berat jenis Kering 2,620 2,562
Berat jenis semu 2,676 2,704
% absorbsi (Penyerapan) 0,804% 2,039%

No NPM Nama Praktikan


1 210310005 Erysa Rifsy Br Ginting
2 210310014 Alexis Jean Laurent Yamotuho Zebua
3 210310039 Benheard Lumban Gaol
4 210310045 Polmer Sumandro Sihotang
5 210310048 Cristian Ebenezer Lumban Gaol

Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya

Teresia Lesiana Sianturi Ir. Oloan Sitohang, MT

BAB IV
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

IV.1. Tujuan Percobaan


Untuk menentukan berat jenis dan penyerapan agregat halus.

IV.2. Teori
Kekuatan serata keawetan jalan yang mencari nilai relative density dari suatu
contoh bahan mentah secara umum dilakukan dengan menggunakan timbangan,
keranjang baja (steel yard) yang mengacu pada buku acuan dari sifat fisik. Untuk agregat
yang halus yang digunakan piknometer, selain penggunaan piknometer ada beberapa
metode yang bisa menghitung berat jenis agregat halus dan sedang yakni dengan
menggunakan gas jar dan Specific Gravity Bottle (IGS 812 :1975).
Karakteristik berat jenis secara umum digunakan dalam perhitungan volume
agregat dalam berbagai jenis campuran yang mengandung agregat termasuk beton semen
portland, aspal campuran, aspal beton, dan campuran lain yang secara proporsional atau
dianalisis berdasarkan volume.
Nilai penyerapan digunakan dalam perhitungan perubahan berat agregat karena
penyerapan air oleh pori-pori dibanding dengan kondisi kering. Kekuatan mutu
perkerasan jalan dipengaruhi oleh berat jenis dan absorbsi dari agregat yang digunakan,
biasanya semakin keras suatu agregat maka berat semakin besar dan daya serapnya makin
rendah, sehingga akan mempengaruhi yang dihasilkan.
Rumus-rumus yang dapat dipakai untuk menghitung berat jenis agregat halus
adalah sebagi berikut :

1) Berat jenis SSD (saturated surface dry) =

2) Berat jenis semu (apparent spesific gravity) =

3) Berat jenis kering (bulk spesific gravity) =

4) Persen absorbsi =

Keterangan :
Bk : Berat benda uji kering oven (gr)
Ba : Berat piknometer + air (gr)
Bc : Berat benda uji + piknometer + air (gr)
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

BJ : Berat benda uji dalam keadaan SSD (gr)


Syarat agregat Oven
halus :
Berat jenis kering < Berat jenis SSD < Berat jenis semu
Absorbsinya ≤ 3%

IV.3. Peralatan dan bahan


1. Bahan : Agregat Halus
2. Alat :
 Piknometer  Scrap
 Timbangan digital  Batang perojok
 Kerucut Terpancung  Pan
 Hot plate  Oven

IV.4. Gambar Alat

Pan Timbangan Digital

Kerucut Terpancung Batang Perojok Hot Plate Piknometer Scrap

Gambar IV.1 Gambar Alat

5 kali 8 kali 12
kali

3/3 h
2/3 h
1/3
h
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Gambar IV.2 Metode Kerja pada Kerucut

Agregat halus dalam


Agregat halus dalam Agregat halus dalam keadaan
keadaan basah
keadaan SSD kering
Gambar IV.3 Kondisi pasir setelah kerucut diangkat secara vertical dapat berubah

Piknometer + Agregat Piknometer + Agregat Piknometer + Air


halus halus + Air suling

Gambar IV.4 Prosedur pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus.

IV.5. Prosedur Percobaan


1.Sampel ditimbang sebanyak 100 gr.
2.Kemudian direndam selama 24 jam.
3.Air bahan perendam dibuang peralahan-lahan agar agregat tidak ikut terbuang.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

4.Sampel dikeringkan dengan menggunakan hot plate sampai kondisi SSD.


5.Pasir dimasukkan ke dalam kawat terpancung sebanyak 1/3 bagian, dan
padatkan dengan batang perojok sebanyak 5 kali.
6.Kemudian pasir dimasukkan 2/3 bagian lagi dan dirojok sebanyak 8 kali.
7.Kemudian pasir dimasukkan 3/3 bagian dan dirojok 12 kali.
8.Angkat kerucut secara vertikal, keadaan permukaan jenuh tercapai bila benda uji
runtuh akan tetapi masih dalam keadaan tercetak.
9.Setelah tercapai kondisi kering permukaan jenuh, masukan 100 gr benda uji ke
dalam piknometer.
10. Masukkan air suling sampai tercapai 90% isi piknometer, putar sambil
diguncang sampai tidak terlihat gelembung udara di dalamnya.
11. Rendam piknometer ke dalam air dan ukur suhu air (dengan suhu standar
25˚C).
12. Tambahkan air sampai tanda batas piknometer.
13. Timbang piknometer berisi air dalam benda uji dan catat beratnya.
14. Keringkan benda uji dalam oven dengan suhu (110˚C + 5˚C).
15. Tentukan berat piknometer berisi air penuh dan catat beratnya.
16. Percobaan selesai.

IV.6. Analisa Data


Berat benda uji kering oven ( Bk ) = 99 gram
Berat material SSD ( Bj ) = 100 gram
Berat piknometer + Air ( Ba ) = 160 gram
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Berat piknometer + air + pasir SSD = 222 gram


Maka :

Berat jenis SSD (saturated surface dry ) = = 2,63

Berat jenis semu = = 2,67

Berat jenis kering = = 2,60

Persen absorbsi = = 1,01%

Berdasarkan analisa diatas menunjukkan bahwa :


- Bj. Kering < Bj. SSD < Bj.Semu
2,60 < 2,63 < 2,67 …..……..OK
- % absorbsi = 1,01% < 3% ..…………..OK
Jadi hasil diatas memenuhi syarat batas yang telah ditentukan.

IV.7. Kesimpulan
Berat Jenis agregat halus ini memenuhi Syarat batas yang telah ditentukan, dimana
Berat jenis kering < Berat jenis SSD < Berat jenis semu dan nilai persen
absorbsinya < 3%. Sehingga agregat tersebut layak untuk digunakan.

IV.8. Saran
1. Pada saat praktikum harus betul diperhatikan gelembung udara keluar
semua karena hal ini bisa berpengaruh pada nilai absorbsinya.
2. Harus ada maintenance pada alat-alat laboratorium sekali sebulan.
3. Alat-alat yang kurang lengkap atau rusak harap dilengkapi/diperbaiki dan
diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti.
4. Praktikan lebih serius dalam praktek.

BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGGREGAT HALUS

Hari : Kamis No. Contoh : Gradasi V


Tanggal : 30 November 2023 Tipe Aspal : AC 60/70
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Lokasi : Lab. Jalan Raya


Group :V

Jenis Material Sand Aggregate


Berat Material SSD (gram) (1) 100
Berat Material Kering Oven (gram) (2) 99
Berat Piknometer + Air (3) 160
Berat Piknometer + Material SSD + Air (4) 222
Berat Jenis Kering = (2) / {(3) + (1) - (4)} 2,60
Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh = (1) / {(3) + (1) - (4)} 2,63
Berat Jenis Semu = (2) / {(3) + (2) - (4)} 2,67
Penyerapan = [ {(1) - (2)} / (2) ] x 100% 1,01

No NPM Nama Praktikan


1. 210310005 Erysa Rifsy Br Ginting
2. 210310014 Alexis Jean Laurent Yamotuho Zebua
3. 210310039 Benheard Lumban Gaol
4. 210310045 Polmer Sumandro Sihotang
5. 210310048 Cristian Ebenezer Lumban Gaol

Asisten, Kepala,

Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya

Teresia Lesiana Sianturi Ir. Oloan Sitohang, MT

BAB V
SOFTENING POINT TEST
(PEMERIKSAAN TITIK LEMBEK/LUNAK)

V.1. Tujuan Percobaan


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Untuk menentukan titik lembek aspal dan ter antara 30 ˚C sampai 200˚C dengan
cara ring dan ball.
V.2. Teori
Yang dimaksud dengan titik lembek adalah suhu pada saat bola baja dengan berat
tertentu turun menembus lapisan aspal yang tertahan di dalam cincin dengan ketinggian
tertentu sebagai akibat kecepatan panas.
Aspal adalah material termoplastik yang secara bertahap mencair, sesuai dengan
pertambahan suhu dan berlaku sebaliknya pada pengurangan suhu. Namun perilaku atau
respon material aspal tersebut terhadap suhu pada prinsipnya membentuk suatu spectrum
atau beraham tergantung dari unsur penyusunnya. Percobaan ini diciptakan pada
pelembekan atau karena pelembekan (softening) bahan-bahan aspal dan ter. Tidak terjadi
secara sekejap pada suhu tertentu, tapi lebih merupakan perubahan gradual yang seiring
penambahan suhu tertentu. Oleh sebab itu seluruh prosedur dipergunakan untuk
menentukan titik lembek aspal atau ter, hendaknya mengikuti sifat dasar tersebut, artinya
penambahan suhu pada percobaan hendaknya berlangsung secara gradual dalam jenjang
yang halus. Metode ring dan ball yang umumnya diterapkan pada bahan semi solid
sampai solid.
Sampel aspal yang dipanaskan atau lebih lembek, suatu bahan yang akan
diletakkan di atas aspal keras akan ditahan dalam waktu tertentu dan akhirnya dengan
perlahan-lahan beban tersebut akan masuk ke dalam aspal. Untuk mengetahui titik cair
aspal adalah dengan melihat suhu pada beberapa bola baja yang diletakkan di atasnya
akan meluncur air suling. Pada percobaan ini, sampel dimasukkan ke dalam tabung kaca
berisi air suling. Suhu air suling tersebut dianggap sama dengan suhu aspal yang ada di
dalamnya.
Titik lembek sangat diperlukan yaitu dalam hal penggunaan aspal. Misalnya untuk
memindahkan aspal dari suatu tempat ke tempat lain. Untuk pemindahan tersebut
pemanasan aspal cukup di atas titik lembek, sehingga menghemat bahan bakar dan waktu.
Secara umum titik lembek aspal adalah 30 – 300 ˚C dan spesifikasi titik lembek aspal AC
penetrasi 60/70 adalah 48˚C s/d 58˚C.
Bersama dengan nilai penetrasi digunakan untuk menetukan titik PI (Penetration
Index) yang merupakan tingkat kepekaan aspal terhadap temperatur.

PI =

A =
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Syarat :
0,015 A 0,06
-3 A +7
PI (+) berarti kurang peka terhadap temperature.
PI (–) berarti peka terhadap temperature.

Spesifikasi Thermometer :

K C
E

H L

I
J
A
M
F
G

Gambar 5.1 Spesifikasi Thermometer

Tabel V.1 Spesifikasi Thermometer


ASTM Softening High
Nama ASTM Softening Point
Point

Thermometer ASTM No. 16˚C


Terendam 15˚C 15˚C Seluruh 16˚C
Daerah pengukuran Seluruh Seluruh 30 – 200˚C Seluruh
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

2 – 80˚C 30 – 180˚F 85 – 392˚F


Skala terkecil 0,2˚C 0,5˚F 0,5˚C 1˚F
Skala terbesar 1˚C 1˚F 1˚C 10˚F

Kesalahan Karena
0,2˚C 0,4˚F 0,3˚C 0,5˚Fs
Pembacaan skala (max)

Es dan Es dan Setiap Setiap


Standarisasi
setiap 20˚C setiap 40˚C 40˚C 70˚F

Panjang dan seluruhnya B 397 mm 397 mm


Diameter Batang C 6 s/d 7 mm 6 s/d 7 mm
Diameter bagian ujung E 4,5 s/d 5,5 mm 4,5 s/d 5,5 mm
Panjang bagian cairan D 9 s/d 14 mm 9 s/d 14 mm
Jarak ukuran bawah 0˚C 32˚C 32˚C 86˚C

70 s/d 90 mm 75 s/d 90 mm
Tempat cairan ke garis
80˚C 176˚C 200˚C 392˚C
Derajat pada jarak
333 s/d 354 mm 333 s/d 354 mm
Cincin Cincin Cincin Cincin
Ruang penampung cairan
gelas gelas gelas gelas
Sumber : (ASTM) spesificataion of thermometer.

V.3. Peralatan dan bahan yang digunakan


Peralatan :
1. Thermometer Aspal
2. Cincin kuningan
3. Bola baja berdiameter 1,53 mm dan berat 3,45 – 3,55 gram
4. Alat pengarah bola
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

5. Bejana gelas dengan diameter 8,5 cm dan tinggi 12 cm


6. Dudukan benda uji
7. Pelat stainless steel
8. Pisau cutter
9. Regulator dan LPG
10.Kompor gas

Bahan :
1. Aspal
2. Sabun cream atau bedak talcum

V.4. Gambar Alat

Kompor Gas Kuali Pisau Cutter


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Pengarah
CincinBola
Kuningan Bola Baja

Dudukan Benda Uji Pelat Stainless Steel Termometer suhu aspal

Regulator dan LPG Thermometer suhu

Alat penguji titik lembek

Gambar 5.2 Gambar Alat Percobaan

V.5. Pembuatan Benda Uji


1. Dua buah cincin diolesi dengan sabun cream atau bedak talkum.
2. Plat kuningan diolesi dengan sabun cream atau bedak talkum.
3. Kedua cincin tadi diletakkan plat kuningan.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

4. Aspal dipanaskan dengan perlahan-lahan mengalir, sambil diaduk agar mencair


secara merata. Suhu pemanasan aspal tidak melebihi 110 ˚C diatas titik
lembeknya.
5. Setelah mencair aspal dituangkan ke dalam dua buah cincin hingga penuh,
kemudian didiamkan selama 30 menit.
6. Kemudian didinginkan dengan serpihan es sampai mencapai suhu minimal 8 ˚C
di bawah titik lembeknya (min 22˚C).
7. Setelah dingin, ratakan permukaannya dengan menggunakan pisau cutter.

V.6. Prosedur percobaan


1. Kedua benda uji telah dipakai/dipasang dan diatur di atas dudukannya dan
pengarah bola diletakkan di atasnya, kemudian seluruh peralatan tersebut
dimasukkan ke dalam bejana gelas yang telah diisi air suling baru dengan suhu
25˚C dengan ketinggian permukaan air 108 mm. Kemudian thermometer yang
sesuai dengan percobaan ini diletakkan di antara kedua benda uji ( 1,27 mm
dari tiap cincin) dan jarak antara permukaan plat dasar dengan benda uji
diperiksa dan diatur 25,4 mm.
2. Bola baja yang bersuhu 5˚C diletakkan di atas dan di permukaan masing-
masing benda uji yang bersuhu 5 ˚C dengan menggunakan penjepit pengarah
bola.
3. Benda uji dan bejana dipanaskan, sehingga kenaikan suhu menjadi 5 ˚C per
menit. Kecepatan pemanasan rata-rata dari bawah dan aksirnya pekerjaan ini
untuk 3 menit yang pertama, keseluruhan kecepatan pemanasan tidak boleh
lebih dari 5˚C.
4. Pembacaan dilakukan tiap kenaikan suhu 5 ˚C, sambil memperhatikan keadaan
sampel.
5. Suhu dan waktu yang dicatat adalah suhu dan waktu di mana bola baja
mencapai pelat dasar.

V.7. Analisa Data


Dari data-data percobaan, diperoleh :
a. Titik lembek sampel I = 51,6˚C pada saat waktu = 1437,6 detik
b. Titik lembek sampel II = 56,5˚C pada saat waktu = 1484,4 detik
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Rata-rata titik lembek = = 54,05˚C

Rata-rata waktu = = 1461 detik

Yang dipakai pada pengukuran penetrasi (65,84) maka :

A = =

= 0,03481

PI = =

= 0,946
Dari hasi perhitungan diatas diperoleh Penetration Index (+) positif artinya aspal
kurang peka terhadap temperature.

V.8. Kesimpulan
1. Dari hasil pencobaan dapat disimpulkan bahwa untuk menghasilkan titik
lembek maka aspal tersebut harus dipanaskan sampai suhu 55˚C.
2. Dari hasil perhitungan, maka didapat hasil PI adalah (+) positif menunjukkan
aspal kurang peka terhadap temperature.

V.9. Saran
1. Diharapkan peralatan Laboratorium Jalan Raya diperbaiki dan dilengkapi.
2. Praktikan diharapkan melakukan praktikum secara benar.
3. Praktikan lebih serius dan teliti dalam melakukan praktek.

SOFTENING POINT TEST


(PEMERIKSAAN TITIK LEMBEK ATAU LUNAK)

Hari : Jumat No. Contoh : Gradasi V


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Tanggal : 3 November 2023 Tipe Aspal : AC 60/70


Lokasi : Lab. Jalan Raya
Group :V

Suhu yang diamati Waktu (detik) Titik Lembek


No
ºC ºF I II I II
1 5 41 0 900 0 900 - -
2 10 50 960 960 - -
3 15 59 1020 1020 - -
4 20 68 1080 1080 - -
5 25 77 1140 1140 - -
6 30 86 1200 1200 - -
7 35 95 1260 1260 - -
8 40 104 1320 1320 - -
9 45 113 1380 1380 - -
10 49 120,2 1437,6 - 51,6 -
11 50 131 - 1484,4 - 56,5

No NPM Nama Praktikan


1 210310005 Erysa Rifsy Br Ginting
2 210310014 Alexis Jean Laurent Yamotuho Zebua
3 210310039 Benheard Lumban Gaol
4 210310045 Polmer Sumandro Sihotang
5 210310048 Cristian Ebenezer Lumban Gaol

Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya

Lestina Ferawati Manullang Ir. Oloan Sitohang, MT

BAB VI
DAKTALITAS BAHAN-BAHAN BITUMEN

VI.1. Tujuan Percobaan


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Untuk mengukur jarak terpanjang dari aspal yang dapat ditarik oleh tiga buah
cetakan dengan besar dan kecepatan penarikan tertentu pada suhu tertentu juga.

VI.2. Teori.
Daktalitas dapat diartikan sebagai jarak terpanjang dari suatu aspal yang dapat
ditarik dengan kecepatan tertentu, untuk memeriksa apakah nilai daktalitas bitumen yang
telah ditetapkan terlebih dahulu oleh produsen sesuai dengan hasil pengujian.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui nilai salah satu sifat mekanik bahan
bitumen yaitu seberapa besar bahan ini menahan kuat tarik yang diwujudkan dalam
bentuk kemampuannya untuk memenuhi syarat jarak tertentu.
Berdasarkan spesifikasi Bina Marga AC 60/70, harga daktalitas adalah 100 cm.
Apabila nilai daktalitas lebih kecil dari 100 cm menunjukkan bahwa bahan bitumen itu
telah terlalu kental sehingga mudah mengalami keretak-retakan, sedangkan bila nilai
daktalitas lebih besar dari 100 cm menunjukkan bahwa bitumen tersebut terlalu cair.
Aspal merupakan proses lanjutan dari residu hasil daktalitas minyak bumi.
Bahan-bahan bitumen dapat dibedakan atas :
1. Aspal merupakan hasil destilasi minyak bumi.
2. Ter merupakan hasil destilasi batu bara.
Jenis-jenis aspal berdasarkan cara diperolehnya aspal :
1. Aspal Alam, dibedakan atas :
 Aspal gunung (Rock Asphalt)
 Aspal danau (Lake Asphalt)
2. Aspal Hasil Destilasi
Aspal hasil destilasi merupakan minyak mentah disuling dengan cara destilasi, yaitu
suatu proses dimana berbagai fraksi dipisahkan dari minyak mentah tersebut. Proses
destilasi ini disertai oleh kenaikan temperature pemanas minyak mentah tersebut.
a. Aspal Keras/panas (Asphalt Cemen, AC)
Pada proses destilasi fraksi ringan yang terkandung dalam minyak bumi dipisahkan
dengan destilasi sederhana hingga menyisakan suatu residu yang dikenal dengan
nama aspal keras. Dalam proses destilasi ini, aspal keras baru dihasilkan melalui
proses destilasi hampa pada temperature sekitar 480°C.
b. Aspal Cair/dingin (Cut Back Asphalt)
Aspal cair dihasilkan dengan melarutkan aspal keras dengan bahan pelarut berbasis
minyak. Aspal cair dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu :
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

 Aspal cair cepat mantap (RC = Rapid Curing), yaitu aspal cair yang bahan
pelarutnya cepat menguap. Pelarut yang digunakan biasanya bensin.
 Aspal cair mantap sedang (MC = Medium Curing), yaitu aspal cair yang bahan
pelarutnya tidak begitu cepat menguap. Pelarut yang digunakan biasanya
minyak tanah.
 Aspal cair lambat mantap (SC = Slow Curing), yaitu aspal cair yang bahan
pelarutnya lambat menguap. Pelarut yang digunakan biasanya solar.
c. Aspal Emulsi
Aspal emulsi dihasilkan melalui proses pengemulsian aspal keras. Pada proses ini,
partikel-partikel aspal keras dipisahkan dan dibersihkan dalam air yang
mengandung emulsifier (Emulgator). Aspal emulsi dibedakan menjadi :
 Aspal emulsi anionik, yaitu aspal emulsi yang berion negatif.
 Aspal emulsi kationik, yaitu aspal emulsi yang berion positif.
 Aspal emulsi non-ionik, yaitu aspal emulsi yang tidak berion.
3. Aspal Modifikasi
Aspal modifikasi dibuat dengan mencampur aspal keras dengan suatu bahan tambah.
Polymer adalah jenis bahan tambah yang banyak digunakan saat ini, sehingga aspal
modifikasi sering disebut juga sebagai aspal Polymer. Jenis bahan Polymer yang biasa
digunakan yaitu Polymer Elastomer dan Polymer Plastomer.
Di Indonesia Asphalt Cement biasanya dibedakan nilai penetrasinya :
a. AC Pen 40/50 yaitu AC dengan penetrasi antara (40 – 59) × 0,1 mm
b. AC Pen 60/70 yaitu AC dengan penetrasi antara (60 – 79) × 0,1 mm
c. AC Pen 80/100 yaitu AC dengan penetrasi antara (80 – 99) × 0,1 mm
d. AC Pen 120/150 yaitu AC dengan penetrasi antara (120 – 199) × 0,1 mm
e. AC Pen 200/300 yaitu AC dengan penetrasi antara (200 – 300) × 0,1 mm
Berdasarkan nilai daktalitas didapat langsung melalui percobaan daktalitas bahan-
bahan bitumen. Hasil-hasil tersebut memberikan gambaran bahwa pada saat putusnya
aspal akan mendapatkan harga daktilitasnya berdasarkan Bina Marga UHC 60/70.
Apabila keadaan suatu aspal terlalu encer, maka perkerasan (badan jalan) akan
bergelombang. Dan bila keadaan aspal terlalu kental, maka perkerasan (badan jalan) akan
mengalami keretak-retakan.

K C
E
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

H L

I
J
A
M
F
G

Gambar VI.1 Spesifikasi Thermometer

Tabel VI.1 Ukuran Spesifikasi Thermometer


Nama ASTM Softening Point ASTM Softening High
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Point

Thermometer ASTM No. 15°C 15°C 16°C 16°C


Terendam Seluruh Seluruh Seluruh Seluruh
° ° °
Daerah pengukuran 2 – 80 C 30 – 180 F 30 – 200 C 85 – 392°F
Skala terkecil 0,2°C 0,5°F 0,5°C 1°F
Skala terbesar 1°C 1°F 1°C 10°F

Kesalahan Karena
0,2°C 0,4°F 0,3°C 0,5°Fs
Pembacaan skala (max)

Es dan Es dan Setiap Setiap


Standarisasi
setiap 20°C setiap 40°C 40°C 70°F

Panjang dan seluruhnya B 397 mm 397 mm


Diameter Batang C 6 s/d 7 mm 6 s/d 7 mm
Diameter bagian ujung E 4,5 s/d 5,5 mm 4,5 s/d 5,5 mm
Panjang bagian cairan D 9 s/d 14 mm 9 s/d 14 mm
Jarak ukuran bawah 0°C 32°C 32°C 86°C

70 s/d 90 mm 75 s/d 90 mm
Tempat cairan ke garis
80°C 176°C 200°C 392°C
Derajat pada jarak
333 s/d 354 mm 333 s/d 354 mm
Cincin Cincin Cincin Cincin
Ruang penampung cairan
gelas gelas gelas gelas

Sumber : (ASTM) Spesification of Thermometer

VI.3. Peralatan Yang Digunakan


a) Bahan :
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Mesin Daktalitas Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Water Bath
1. Aspal padat.
2. Gliserin, teknik yang berguna untuk menjaga agar benda uji tetap dalam
keadaan stabil melayang dalam air. Sehingga pada waktu penarikan benda
uji tidak melengkung.

b) Peralatan :

AC 60/70 1. Thermometer.
Thermometer Suhu Talkum
2. Cetakan yang terbuat dari bahan kuningan.
3. Bak perendaman volume 10 liter air, untuk menjaga suhu selama pengujian
dengan ketelitian 0,1°C dan benda uji terendam ± 5 cm dibawah permukaan
air. Bak perendam dilengkapi dengan plat-plat dasar yang berlobang yang
terletak 5 cm dari dasar bak perendam untuk tempat benda uji.
4. Mesin penguji yang dapat menarik benda uji dengan kecepatan konstan
Stopwatch Kompor Gas
tanpa menimbulkan getaran benda uji tetap dalam keadaan terendam selama
mesin tersebut bekerja.
5. Cutter.
6. Kompor gas.
7. Stopwatch.

Meratakan Aspal Dengan


Gliserin
Menggunakan Cutter

VI.4. Gambar Alat


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Cetakan Daktalitas

kuningan

Thermometer Suhu Aspal

Gambar VI.2 Gambar-Gambar Alat Percobaan

VI.5. Pembuatan Benda Uji


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

1. Semua bagian dalam cetakan dan bagian atas plat dilumasi dengan campuran
gliserin dan talkum. Kemudian cetakan tersebut dipasang di atas plat dasar.
2. Contoh aspal dipanaskan hingga mencair pada suhu 150°C.
3. Proses pengisian cetakan dilakukan dengan menuang secara perlahan-lahan dari
ujung cetakan hingga penuh berlebihan.
4. Cetakan yang berisi benda uji didiamkan selama ± 30 menit pada suhu ruang
lalu dipindahkan ke pan yang telah berisi serpihan-serpihan es batu, dibiarkan
beberapa lama hingga mencapai suhu 25°C lalu benda uji yang berlebihan
dibersihkan dengan spatula panas.
5. Permukaan yang tidak rata dipotong (diratakan) dengan pisau Cutter dan
keluarkan benda uji dari cetakan.
VI.6. Prosedur Percobaan
1. Setelah benda uji didinginkan sampai suhu 25 °C selama 30 menit lalu benda uji
dilepaskan dari pelat dasar sisi-sisi cetakan. Kemudian benda uji dimasukkan
pada cetakan yang terdapat di dalam bak perendam.
2. Mesin penguji dipersiapkan untuk pelaksanaan percobaan, berat air dalam bak
penguji harus sama dengan berat jenis uji.
3. Untuk menghindari tenggelamnya benda uji untuk menyesuaikan berat jenis air,
maka ke dalam bak perendam yang berisi air ditambahkan gliserin.
4. Benda uji dipasang pada alat mesin penguji. Mesin digerakkan dengan konstan,
dengan kecepatan 5 cm/menit yang menarik benda uji. Toleransi kecepatan
adalah ± 5%.
5. Waktu dan jarak terputusnya aspal di catat pada ketiga benda uji.

VI.7. Analisa Data


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

a) Perhitungan waktu rata-rata


 Waktu sampel I = 1’32”
 Waktu sampel II = 1’35”
 Waktu sampel III = 2’59”
Maka waktu rata-rata =

= 2’ 2”

b) Perhitungan panjang rata-rata


 Panjang Sampel I = 49
 Panjang Sampel II = 51
 Panjang Sampel III = 98

Maka panjang rata-rata =

= 66 cm

Dari perhitungan tersebut diperoleh bahwa ketiga sampel panjang putus kurang dari 100
cm.
Tabel VI.2 Waktu dan panjang putus aspal
Pembacaan Alat
Sampel
Waktu Panjang (cm)

I 1’32” 49
II 1’35” 51
III 2’59” 98
Rata-rata 2’ 2” 66
Sumber : Praktikum Daktalitas Laboratorium Jalan Raya UNIKA

Dari hasil percobaan daktalitas dapat diperoleh data yaitu :


Sampel I = Pada sampel I jarak putusnya 49 cm lebih kecil dari 100 cm, ini
dikarenakan bahan bitumennya terlalu kental.
Sampel II = Pada sampel II jarak putusnya 51 cm lebih kecil dari 100 cm, ini
dikarenakan bahan bitumennya terlalu kental.
Sampel III = Pada sampel III jarak putusnya 98 cm lebih kecil dari 100 cm, ini
dikarenakan bahan bitumennya terlalu kental.
VI.8. Kesimpulan
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

1. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa bahan bitumen putus pada jarak
95 < 100 cm, ini berarti aspal tersebut tidak memenuhi standart harga daktalitas
menurut spesikasi Bina Marga yaitu 100 cm maka tidak layak untuk
diaplikasikan dilapangan karena bisa menyebabkan keretakan pada lapisan jalan
pada saat menerima beban dan agregat tidak terikat sempurna sehingga jalan
tersebut akan cepat mengalami kerusakan.
2. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa bitumen yang diuji terlalu
kental.
VI.9. Saran
1. Diharapkan agar peralatan yang telah ada dirawat dan digunakan sebaik dan
semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil pengujian yang lebih baik,
2. Diharapkan praktikan lebih serius pada saat melakukan percobaan.
3. Sebaiknya aspal yang digunakan untuk percobaan harus lebih bagus agar
memenuhi spesifikasi Bina Marga.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

DAKTALITAS BAHAN BAHAN BITUMEN

Hari : Rabu No. Contoh : Gradasi V


Tanggal : 25 Oktober 2023 Type Aspal : AC 60/70
Lokasi : Lab. Jalan Raya
Group :V

Pembacaan Alat
Sampel
Waktu Panjang (cm)

I 1’32” 49
II 1’35” 51
III 2’59” 98
Rata-rata 2’ 2” 66

No NPM Nama Praktikan


1 210310005 Erysa Rifsy Br Ginting
2 210310014 Alexis Jean Laurent Yamotuho Zebua
3 210310039 Benheard Lumban Gaol
4 210310045 Polmer Sumandro Sihotang
5 210310048 Cristian Ebenezer Lumban Gaol

Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya

Erwin Suhendra Laia Ir. Oloan Sitohang, MT


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

BAB VII
TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR
DENGAN CLEVELAND OPEN CUP

VII.1. Tujuan Percobaan


Untuk menentukan titik nyala dan titik bakar dari semua jenis hasil minyak
bumi, kecuali minyak tanah dan bahan lainnya yang mempunyai titik nyala open cup
kurang dari 79°C.

VII.2. Teori
Terdapat dua metode umum yang dipakai untuk menentukan titik nyala dari
bahan aspal. Percobaan untuk aspal cair (cut back) biasanya dilakukan dengan
menggunakan alat taglia bue open cup. Sementara untuk bahan aspal dalam bentuk padat
digunakan alat cleveland open cup. Kedua metode ini prinsipnya adalah sama, walaupun
pada metode cleveland open cup bahan dipanaskan dalam tempat besi yang direndam
dalam baja air, sedangkan pada metode taglia bue open cup, pemanasan dilakukan pada
tabung kaca yang juga diletakkan dalam air.
Pada kedua metode tersebut, suhu dari material aspal yang ditingkatkan secara
gradual pada jenjang yang tepat. Seiring kenaikan suhu titik api kecil dilewatkan diatas
permukaan sampel yang dipanaskan. Titik nyala adalah besarnya suhu pada saat terlihat
nyala singkat pada suatu titik diatas permukaan aspal, besarnya titik nyala dari aspal
± 250°C. Titik bakar adalah besarnya suhu pada saat terlihat nyala sekurang-
kurangnya 5 detik lamanya pada suatu titik diatas permukaan aspal, besarnya titik bakar
aspal ± 300°C.
Pada percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan suhu dimana aspal mulai
menyala. Nilai bahan pengujian yang diperoleh memberikan indikasi proporsi cairan
hidrokarbon ringan dalam bahan yang diuji. Hal tersebut diperlukan untuk memastikan
aman tidaknya penggunaan bahan tersebut terhadap metode pengguna yang dipilih.
Dalam pelaksanaan hasil percobaan akan dipengaruhi oleh tiupan angin, kecepatan,
kenaikan suhu dan untuk membedakan titik nyala dan titik bakar maka dilakukan diruang
tertutup.
Hal berikut percobaan tidaklah mutlak diambil berdasarkan angka rata-rata dari
masing-masing percobaan. Dalam hal ini, diperhitungkan penyimpangan rata-rata dari
rata-rata angka yang diperoleh dengan cara menghitung penyimpangan baku.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

a. Rumus menghitung nilai rata rata :

Dimana :
= Nilai rata-rata
ΣXi = Jumlah hasil percobaan
n = Banyak jumlah data

b. Rumus menghitung nilai standart deviasi :

Dimana :
SD = Standart deviasi
ΣXi = Jumlah hasil percobaan
= Nilai rata-rata
n = Banyak jumlah data

c. Rumus menghitung koefisien variasi :

Cv =

Dimana :
Cv = Koefisien variasi
SD = Standart deviasi
= Nilai rata-rata

Tabel VII.1 Toleransi Pembacaan


Ulangan oleh satu orang Ulangan oleh beberapa
Titik Nyala dan Titik Bakar
dengan satu alat orang dengan satu alat

Titik Nyala 175°F sampai 550°F 5°F (2°C) 10°F (5,5°C)

Titik Bakar lebih dari 550°F 10°F (5,5°C) 15°F (8°C)

Spesifikasi Thermometer :
K C
E

B
H I
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

J
A
M
F
G

Gambar VII.1 Spesifikasi Thermometer

VII.3. Bahan Dan Peralatan Yang Digunakan


a. Bahan :
1. Aspal padat.
2. Minyak Tanah yang digunakan untuk membersihkan Cleveland open cup
dari sampel.

b. Peralatan :
1. Cleveland Open Cup (Cawan kuning yang bertangkai dengan bentuk dan
ukuran standar).
2. Sumber pemanas ( LPG ).
3. Thermometer aspal dan thermometer suhu.
4. Penahan angin, sebagai pelindung nyala pada waktu pemanasan.
5. Nyala penguji yang dapat diatur untuk memberi nyala dengan diameter
3,2 mm sampai 4,8 mm dan panjang tabung 7,5 mm.

VII.4. Gambar Alat


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Kompor Gas Kuali

Regulator Dan Selang Gas LPG Thermometer Suhu

Cleveland Open Cup Thermometer Aspal

Thermometer Suhu

Cleveland Open Cup Nyala Penguji

Pelat Pemanas

Gambar VII.2 Peralatan yang digunakan

VII.5. Pembuatan Benda Uji


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

1. Sampel dipanaskan hingga mencair sampai 150 °C sambil diaduk agar pori-
pori udara keluar.
2. Aspal cair diisikan ke dalam cawan Cleveland open cup sampai mencapai
garis batas.
VII.6. Pengujian Benda Uji
1. Cawan Cleveland open cup yang telah berisi benda uji diletakkan di atas
pelat pemanas.
2. Alat pemanas diatur sedemikian rupa sehingga terletak persis di bawah titik
tengah cawan.
3. Nyala penguji diletakkan dengan poros berjarak 7,5 cm dari titik tengah
cawan.
4. Termometer diletakkan tegak lurus terhadap benda uji dengan jarak kurang
lebih 6,4 mm di atas dasar cawan dan terletak pada satu garis lurus yang
menghubungkan titik tengah cawan dan titik poros nyala penguji diatur
sedemikian rupa hingga jarak termometer ¼ diameter cawan dari tepi.
5. Sumber pemanas dinyalakan dan diatur sedemikian rupa hingga benda uji
mencapai suhu 56°C di bawah titik nyala perkiraan.
6. Kecepatan pemanas diatur 5°C permenit pada suhu 56°C sampai dengan suhu
78°C di bawah titik nyala perkiraan.
7. Nyala penguji dinyalakan dan diatur agar diameter nyala tersebut menjadi
3,2 mm sampai 4,8 mm.
8. Nyala penguji digerakkan melalui permukaan cawan dalam waktu satu detik.
Pekerjaan tersebut diulangi setiap kenaikan suhu 2°C.
9. Pengujian dilakukan sampai terlihat nyala singkat pada suatu titik di atas
pemukaan benda uji dan suhu dibaca pada termometer.
10. Pekerjaan dilakukan sampai terlihat nyala yang agak lama, sekurang
kurangnya 5 detik di atas permukaan benda uji pada suhu termometer.
11. Percobaan dilakukan untuk 3 buah benda uji.

VII.7. Analisa Data


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Tabel VII.2. Data hasil percobaan


Percobaan Titik Nyala (°C) Titik Bakar (°C)
I 280 316
II 290 322
III 298 326
289,33 321,33

a. Titik nyala :
 Xi = 280 + 290 + 298 = 868°C
n=3
Maka :
 Nilai rata-rata

= = 289,33°C

 Standart deviasi

SD =

= 9,02°C
 Koefisien variasi

Cv = = 3,117%

Maka diperoleh besarnya titik nyala = (289,33 ± 3,117%)°C


b. Titik bakar :
 Xi = 316 + 322 + 326 = 964°C
n =3
Maka :
 Nilai rata-rata

= = 321,33°C

 Standar deviasi
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

SD =

= 5,033°C
 Koefisien variasi

Cv = = 1,566%

Maka diperoleh besarnya titik bakar = (321,33 ± 1,566%)°C


c. Hubungan harga toleransi hasil rata-rata pemeriksaan ganda :
 Toleransi titik nyala│( ± pembacaan)│< 5,5°C
Percobaan I = │(289,33 – 280)│ = 9,33 < 5,5°C (Tidak memenuhi)
Percobaan II = │(289,33 – 290)│ = 0,67 < 5,5°C (Memenuhi)
Percobaan III = │(289,33 – 298)│ = 8,67 < 5,5°C (Tidak Memenuhi)

Dari harga toleransi yang didapat dari ketiga sampel, percobaan II telah
memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh Bina Marga, satu sampel memenuhi
syarat < 5,5°C.

 Toleransi titik bakar│( ± pembacaan)│< 8°C


Percobaan I = │(321,33 – 316)│ = 5,3 < 8°C (Memenuhi)
Percobaan II = │(321,33 – 322)│ = 0,7 < 8°C (Memenuhi)
Percobaan III = │(321,33 – 326)│ = 4,7 < 8°C (Memenuhi)

Dari harga toleransi yang didapat dari ketiga sampel, percobaan I, II dan III
telah memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh Bina Marga, Ketiga sampel
memenuhi syarat < 8°C.

VII.8. Kesimpulan
Dari hasil percobaan didapat
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

1. Untuk titik nyala :


Titik nyala rata rata = 289,33°C
Standar deviasi = 9,02°C
Koefisien variasi = 3,117%

2. Untuk titik bakar :


Titik bakar rata rata = 321,33°C
Standar deviasi = 5,033°C
Koefisien variasi = 1,566%

3. Titik nyala benda uji = (289,33 ± 3,117%)°C


Titik bakar benda uji = (321,33 ± 1,566%)°C

4. Toleransi untuk titik nyala


a. Percobaan I = │(289,33 – 280)│ = 9,33 < 5,5°C (Tidak memenuhi)
b. Percobaan II = │(289,33 – 290)│ = 0,67 < 5,5°C (Memenuhi)
c. Percobaan III = │(289,33 – 298)│ = 8,67 < 5,5°C (Tidak Memenuhi)

5. Toleransi untuk titik bakar


a. Percobaan I = │(321,33 – 316)│ = 5,3 < 8°C (Memenuhi)
b. Percobaan II = │(321,33 – 322)│ = 0,7 < 8°C (Memenuhi)
c. Percobaan III = │(321,33 – 326)│ = 4,7 < 8°C (Memenuhi)

VII.9. Saran
1. Diharapkan agar peralatan yang telah ada dirawat dan digunakan sebaik dan
semaksimal mungkin, untuk mendapatkan hasil pengujian yang lebih baik.
2. Praktikan lebih serius dalam praktek.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR


DENGAN CLEVALAND OPEN CUP

Hari : Sabtu No. Contoh: Gradasi V


Tanggal : 21 Oktober 2023 Type Contoh : AC 60/70
Lokasi : Lab. Jalan Raya
Group :V

Percobaan Titik nyala °C Titik bakar °C


I 280 316
II 290 322
III 298 326
Rata-rata 289,33 321,33

No NPM Nama Praktikan


1. 210310005 Erysa Rifsy Br Ginting
2. 210310014 Alexis Jean Laurent Yamotuho Zebua
3. 210310039 Benheard Lumban Gaol
4. 210310045 Polmer Sumandro Sihotang
5. 210310048 Cristian Ebenezer Lumban Gaol

Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya

Teresia Lesiana Sianturi Ir. Oloan Sitohang, MT


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

BAB VIII
PENETRASI BAHAN-BAHAN BITUMEN

VIII.1. Tujuan Percobaan


Untuk menentukan besarnya penurunan atau penetrasi suatu bitumen keras atau
lembek (solid atau semi lembek) dengan cara memasukkan jarum penetrasi berdiameter
tertentu dengan beban dan waktu tertentu pada suhu 25°C.

VIII.2. Teori
Penetrasi adalah penurunan jarum penetrasi menembus bitumen yang
diakibatkan adanya pembebanan dengan berat yang tertentu, pada suhu dan waktu
tertentu. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah harga penetrasi hasil
percobaan sesuai dengan harga penetrasi pada spesifikasi produsen. Bila harga penetrasi
lebih besar berarti kondisi aspal lebih lembek atau cair. Pengujian penetrasi ini adalah
bentuk pengujian viskositas yang merupakan sifat utama bitumen yang membatasi
kebutuhan praktis di lapangan pada proses pencampuran, dan pengujian aspal.
Aspal adalah material termoplastis yang mencair apabila dipanaskan dan akan
membeku/mengental apabila di dinginkan, namun demikian prinsip material tersebut
terhadap suhu prinsipnya membentuk suatu spektrum/beragam tergantung komposisi
unsur-unsur penyusunnya. British Standart membagi nilai penetrasi tersebut menjadi10
macam, dengan rentang nilai penetrasi 15 s/d 40, sedangkan AASHTO mendefinisikan
nilai penetraasi 40-50 sebagai nilai penetrasi untuk material sebagai bahan bitumen
terlembek atau terlunak. Penetrasi sangat sensitif terhadap suhu, pengukuran diatas suhu
menghasilkan nilai yang berbeda variasi suhu terhadap nilai penetrasi dapat disusun
sedemikian rupa hingga dihasilkan nilai grafik antara suhu dan penetrasi. Berdasarkan
SNI 06-2456-1991 nilai penetrasi dinyatakan sebagai rata-rata sekurang-kurangnya dari
tiga pembacaan.
Menurut ASTM D – 8 – 31, aspal adalah bahan berwarna hitam atau coklat tua,
bersifat perekat, terutama terdiri dari bitumen yang didapat dari alam atau dari proses
pembuatan minyak bumi. Sedangkan bitumen adalah bahan berwarna hitam, dapat
bersifat padat atau keras (Asphaltine) dapat juga bersifat lembek (Malthine).
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Jenis-jenis aspal berdasarkan cara diperolehnya aspal :


1. Aspal Alam, dibedakan atas :
 Aspal gunung (Rock Asphalt)
 Aspal danau (Lake Asphalt)
Angka penetrasi dari aspal ini sangat rendah dan titik lembeknya sangat tinggi.
2. Aspal Hasil Destilasi
Aspal hasil destilasi merupakan minyak mentah disuling dengan cara destilasi, yaitu
suatu proses dimana berbagai fraksi dipisahkan dari minyak mentah tersebut. Proses
destilasi ini disertai oleh kenaikan temperature pemanas minyak mentah tersebut.
a. Aspal Keras/panas (Asphalt Cemen, AC)
Pada proses destilasi fraksi ringan yang terkandung dalam minyak bumi
dipisahkan dengan destilasi sederhana hingga menyisakan suatu residu yang
dikenal dengan nama aspal keras. Dalam proses destilasi ini, aspal keras baru
dihasilkan melalui proses destilasi hampa pada temperature sekitar 480 °C.
b. Aspal Cair/dingin (Cut Back Asphalt)
Aspal cair dihasilkan dengan melarutkan aspal keras dengan bahan pelarut
berbasis minyak. Aspal cair dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu :
 Aspal cair cepat mantap (RC = Rapid Curing), yaitu aspal cair yang bahan
pelarutnya cepat menguap. Pelarut yang digunakan biasanya bensin.
 Aspal cair mantap sedang (MC = Medium Curing), yaitu aspal cair yang
bahan pelarutnya tidak begitu cepat menguap. Pelarut yang digunakan
biasanya minyak tanah.
 Aspal cair lambat mantap (SC = Slow Curing), yaitu aspal cair yang bahan
pelarutnya lambat menguap. Pelarut yang digunakan biasanya solar
c. Aspal Emulsi
Aspal emulsi dihasilkan melalui proses pengemulsian aspal keras. Pada proses
ini, partikel-partikel aspal keras dipisahkan dan dibersikan dalam air yang
mengandung emulsifier (Emulgator). Aspal emulsi dibedakan menjadi :
 Aspal emulsi anionik, yaitu aspal emulsi yang berion negatif.
 Aspal emulsi kationik, yaitu aspal emulsi yang berion positif.
 Aspal emulsi non-ionik, yaitu aspal emulsi yang tidak berion.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

3. Aspal Modifikasi
Aspal modifikasi dibuat dengan mencampur aspal keras dengan suatu bahan tambah.
Polymer adalah jenis bahan tambah yang banyak digunakan saat ini, sehingga aspal
modifikasi sering disebut juga sebagai aspal polymer. Jenis bahan polymer yang biasa
digunakan yaitu Polymer Elastomer dan Polymer Plastomer.

Tabel VIII.1. Persyaratan Aspal Keras


Jenis Cara
Satuan
Pemeriksaan Pemeriksaan
Min Max Min Max Min Max
Penetrasi 25 C, 0,1
PA 0301-76 70 59 60 79 80 99
5 detik (mm)

Tabel VIII.2. Persyaratan Aspal Lunak


Jenis Cara
Satuan
Pemeriksaan Pemeriksaan
Min Max Min Max Min Max
Penetrasi 25 C, 0,1
PA 0301-76 80 120 80 102 70 120
5 detik (mm)

Di Indonesia, aspal biasanya dibedakan berdasarkan nilai penetrasinya :


1. AC 40/50 yaitu AC dengan penetrasi antara (40 – 59) × 0,1 mm
2. AC 60/70 yaitu AC dengan penetrasi antara (60 – 79) × 0,1 mm
3. AC 80/100 yaitu AC dengan penetrasi antara (80 – 99) × 0,1 mm
4. AC 120/150 yaitu AC dengan penetrasi antara (120 – 199) × 0,1 mm
5. AC 200/300 yaitu AC dengan penetrasi antara (200 – 300) × 0,1 mm
Aspal yang digunakan untuk daerah tropis adalah AC 60/70, menurut Bina Marga
aspal 60/70 besar penetrasinya adalah (60 – 79) × 0,1 mm.

a. Rumus menghitung nilai rata-rata untuk total sampel :

Dimana :
= Nilai penetrasi rata-rata gabungan

n = Jumlah sampel
= Penetrasi rata-rata
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

b. Rumus menghitung standar deviasi untuk setiap sampel :

Dimana :
γ = Standart deviasi untuk setiap sampel

= Nilai penetrasi rata-rata

= Nilai penetrasi rata-rata gabungan

n = Nomor sampel

c. Rumus menghitung nilai standard deviasi untuk total sampel :

SD =

Dimana :
SD = Standart deviasi
n = Nomor sampel

γ = Standart deviasi untuk setiap sampel

d. Rumus mengitung koefisien variasi :

Dimana :
CV = Koefisien variasi
SD = Standart deviasi
= Nilai penetrasi rata-rata gabungan

e. Rumus menghitung nilai penetrasi :


P = ( ± SD) × 0,1 mm
Dimana :
P = Penetrasi
= Nilai penetrasi rata-rata gabungan

SD = Standart deviasi
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Catatan :
1. Pembacaan waktu pada Stopwatch yang kurang tepat (5 0,01) detik,
percobaan dikategorikan batal, serta toleransi penetrasi yang diperkenakan adalah
sebagai berikut:
Tabel VIII.3. Toleransi penetrasi
Penetrasi 0 – 49 50 – 149 150 – 249 250 – 300
Toleransi (mm) 2 4 6 8

VIII.3. Peralatan yang digunakan


1. Alat penetrasi dengan ketelitian 0,1 mm.
2. Pemegang jarum dengan berat (47 0,05) gram yang dapat dilepaskan
dengan mudah dari alat penetrasi untuk penurunan.
3. Pemengang jarum dengan berat (50 0,05) gram, yang dapat dilepas untuk
mengukur penetrasi dengan beban 100 gr.
4. Jarum penetrasi yang terbuat dari Stainless Steel mutu 44°C atau HRC
54 – 60 ujung jarum harus berbentuk kerucut panjang.
5. Cawan dari bahan logam berbentuk silinder dengan dasar rata.
6. Bak perendam (Water Bath) terbuat dari bejana dengan isi kurang lebih 10
liter dan dapat mengatur suhu tertentu dengan ketelitian ± 0,1°C dilengkapi
dengan pelat dasar berlubang-lubang, yang terletak pada ketinggian 50 mm
dari dasar bejana dan 100 mm dari permukaan air.
7. Tempat air untuk benda uji yang ditempatkan di bawah alat penetrasi yang
isinya 350 ml dengan tingginya cukup untuk perendaman tanpa gerak.
8. Stopwatch.
9. Thermometer.
10.Kompor gas.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

VIII.4. Gambar Alat

Kompor Gas Regulator dan Tabung Gas Kuali

Alat Penetrasi Water Bath Thermometer Suhu

Pan dan Cawan Thermometer Suhu Aspal Stopwatch

Gambar VIII.1 Peralatan Yang Digunakan


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

VIII.5. Pembuatan Benda Uji


1. Panaskan sampel perlahan-lahan sambil diaduk agar merata sampai suhu
150°C (90°C diatas titik lembek).
2. Setelah suhu di atas tercapai tuangkan aspal cair tersebut ke dalam cawan
dan didiamkan hingga cukup dingin selama 30 menit.
3. Tinggi sampel tidak kurang dari penetrasi ditambah 10 mm.
4. Kemudian sampel didinginkan dengan menggunakan es hingga mencapai
suhu yang diinginkan yaitu 25°C.

VIII.6. Prosedur Percobaan


1. Periksa pemegang jarum, pastikan dapat berfungsi dengan baik, lalu
olesi jarum penetrasi dengan gliserin dan bedak talkum, selanjutnya letakan
pada pemegang jarum.
2. Tempatkan pemberat jarum pada benda uji 100 gr.
3. Letakan benda uji pada posisi persis di bawah jarum penetrasi.
4. Dial dinolkan kemudian turunkan jarum penetrasi sampai
menyentuh permukaan aspal.
5. Lepaskan jarum penetrasi, dengan cara menekan tombol secara
bersamaan tombol Stopwacth dijalankan hingga mencapai waktu 5 detik,
kemudian pemegang jarum dikunci kembali.
6. Penetrasi yang terjadi dicatat dengan membaca penetrometer,
dilakukan hingga 0,1 mm terdekat.
7. Lepaskan jarum penetrasi dan dibersihkan untuk percobaan
selanjutnya. Percobaan dilakukan 3 kali berturut-turut terhadap 1 benda uji.
Titik percobaan berjarak > 1 cm satu sama lain dan terhadap dinding cawan.
8. Lakukan lagi percobaan diatas dengan memakai pembebanan 200 gr
dan dilakukan 3 kali.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

VIII.7. Analisa Data


Tabel VIII.4. Hasil percobaan penetrasi untuk pembebanan 100 gr
Jumlah percobaan Penetrasi Rata-rata
Sampel (ni.xi) (ni.xi)2
(ni) (xi) Penetrasi
1 68 68 4624
I 1 52 52 2704 57,3
1 52 52 2704
1 87 87 7569
II 1 53 53 2809 66,6
1 60 60 3600
1 60 60 3600
III 1 70 70 4900 68,3
1 75 75 5625
Σ 9 577 38135

a. Menghitung rata-rata untuk total sampel :

= 64,06

b. Menghitung standart deviasi untuk setiap sampel :

= = 4,78

= = 1,79

= = 2,99

c. Menghitung standart deviasi untuk total sampel :

SD = =

= 1,78
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

d. Menghitung koefisien variasi :

CV = = 2,77%

e. Menghitung nilai penetrasi :


P(100 gr) = ( ± SD) × 0,1 mm

= (64,04 + 1,78) × 0,1 mm


= (65,84) × 0,1 mm . . . . .(Memenuhi)
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Tabel VIII.5. Hasil percobaan penetrasi untuk pembebanan 200 gr


Jumlah percobaan Penetrasi Rata-rata
Sampel (ni.xi) (ni.xi)2
(ni) (xi) Penetrasi
1 145 145 21025
I 1 90 90 8100 110
1 90 90 9025
1 152 152 23104
II 1 130 130 16900 129
1 105 105 11025
1 95 95 9025
III 1 88 88 7744 84,3
1 70 70 4900
Σ 9 970 110848

a. Menghitung rata-rata untuk total sampel :

= 107,76

b. Menghitung standart deviasi untuk setiap sampel :

= = 1,58

= = 15,01

= =16,58

c. Menghitung standart deviasi untuk total sampel :

SD = =
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

= 3,32

d. Menghitung koefisien variasi :

CV = = 3,08%

e. Menghitung nilai penetrasi :


P(200 gr) = ( + SD) × 0,1 mm
= (107,76 – 3,32) × 0,1 mm
= (104,44) × 0,1 mm . . . . .(Tidak memenuhi)

VIII.8. Kesimpulan
1. Besar penetrasi beban 100 gr
= (65,84) × 0,1 mm . . . . .(Memenuhi).
2. Besar penetrasi beban 200 gr
= (104,44) × 0,1 mm . . . . .(Tidak memenuhi).
VIII.9. Saran
1. Diharapkan agar peralatan dirawat dan digunakan sebaik dan semaksimal
mungkin untuk mendapatkan hasil pengujian yang lebih baik.
2. Alat-alat yang kurang lengkap atau rusak harap dilengkapi/diperbaiki dan
diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti.
3. Diharapkan agar praktikan lebih serius selama melakukan percobaan.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

PENETRASI BAHAN – BAHAN BITUMEN

Hari : Kamis No. Contoh : Gradasi V


Tanggal : 23 oktober 2021 Tipe Aspal : AC 60/70
Lokasi : Lab. Jalan Raya
Group :V

Pembebanan
Penetrasi
Benda Uji I Benda Uji II Benda Uji III
100 200 100 200 100 200
I 68 145 87 152 60 95
II 52 90 53 130 70 88
III 52 95 60 105 75 70
Rata-rata 57,3 110 66,6 129 68,3 84,3

No NPM Nama Praktikan


1. 210310005 Erysa Rifsy Br Ginting
2. 210310014 Alexis Jean Laurent Yamotuho Zebua
3. 210310039 Benheard Lumban Gaol
4. 210310045 Polmer Sumandro Sihotang
5. 210310048 Cristian Ebenezer Lumban Gaol

Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya

Erwin Suhendra Laia Ir. Oloan Sitohang, MT


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

BAB IX
CORE DRILLING TEST
IX.1. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui tebal lapisan perkerasan di lapangan.
2. Untuk mengetahui stabilitas perkerasan yang ada di lapangan dengan
pemeriksaan laboratorium menggunakan marshall machine.

IX.2. Teori
Core drilling test adalah suatu cara pengambilan sampel lapangan perkerasan yang
ada di lapangan yang kemudian diuji secara laboratorium dengan menggunakan marshall
machine untuk mendapatkan stabilitas perkerasan tersebut.
Kegunaan core drilling test ini adalah untuk mendapatkan sampel dengan diameter
tertentu, dalam keadaan utuh atau susunan lapisan perkerasan tersebut tidak terganggu.
Sehingga stabilitas hasil pemeriksaan laboratorium mendekati atau sama dengan stabilitas
sebenarnya di lapangan.
Core drilling test digunakan saat mengecek atau mengontrol apakah stabilitas
lapisan perkerasan di lapangan itu sesuai dengan stabilitas rencana. Selain itu juga
mengontrol tebal lapisan perkerasan agar sesuai dengan lapisan rencana. Hal ini untuk
menghindari pihak kontraktor pelaksana melakukan kesalahan pelaksanaan atau bahkan
kecurangan yang di sengaja. Maka biasanya yang menggunakan core drilling test adalah
pihak konsultan atau pihak pengawas lapangan yang kemudian disesuaikan dengan
perhitungan dan rancangan perencana. Core drilling test digunakan pada daerah
perkerasan yang baru dibangun dengan mengambil 3 sampai 5 titik.
Pengujian ekstraksi menunjukkan bahwa gradasi agregat berubah menjadi lebih
halus dari gradasi semula perubahan gradasi agregat diakibatkan oleh kehancuran,
beberapa partikel agregat ini menaikkan volume rongga udara dalam campuran yang
menghasilkan penurunan kepadatan serta peningkatan VIM dan VMA.
Agregat yang hancur tidak terlapisi aspal, Hal ini mengakibatkan penurunan
stabilitas dan indeks perendaman dan memasukan kelelehan sehingga menurunkan
marshall qoutient dari benda uji marshall. Immersion, proses ekstraksi merupakan proses
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

pemisahan campuran dua atau lebih bahan dengan cara menambahkan pelarut yang bisa
melarutkan salah satu bahan yang ada dalam campuran tersebut dapat dipisahkan. Pelarut
yang biasa digunakan dalam proses ekstraksi antara lain spiritus, bensin, atau minyak
tanah, trichlor ethylen thecnis, dan lain-lain.
Salah satu contoh tujuan dilakukan proses ekstraksi yaitu untuk mengetahui kadar
aspal yang terdapat dalam campuran aspal yang dibuat (mix design) yang menggunakan
alat centrifuge extractor dengan bensin sebagai pelarutnya selain itu dapat pula
digunakan alat soklet dengan menggunakan trichlor ethylen thecnis sebagai bahan
pelarutnya.
Cara pengambilan sampel di lapangan :
1. Cara Horizontal/Sejajar

A
S-1 S-1 S-1

S-2 S-2 S-2


S-3 S-3 S-3
A

50 m 50 m

Tampak atas bagian jalan

Potongan A – A

2. Cara Zig-Zag

B C D
S-3

S-2
S-1

B C D

Potongan B – B

Potongan C – C
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Potongan D – D

Gambar IX.1 Cara Pengambilan Sampel


Tabel IX.1. Angka Korelasi Stabilitas

ANGKA KORELASI STABILITAS

Isi Benda Uji Tebal Benda Uji


Angka Korelasi
(cm^3) (in) (mm)

200-213 1 25,4 5,56

214-225 1 1/16 27,0 5,00

226-237 1 1/8 28,6 4,55

238-250 1 3/16 30,2 4,17

251-264 1¼ 31,8 3,85

265-276 1 5/16 33,3 3,57

277-289 1 3/8 34,9 3,33

290-301 1 7/16 36,5 3,03

302-316 1½ 38,1 2,78

317-328 1 9/16 39,7 2,50

329-340 1 5/8 41,3 2,27

341-353 1 11/16 42,9 2,08

354-367 1 3/4 44,4 1,92

368-379 1 13/16 46,0 1,79

380-392 1 7/8 47,6 1,67

393-405 1 15/16 49,2 1,56


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

406-420 2 50,8 1,47

420-431 2 1/16 52,4 1,39

432-443 2 1/8 54,0 1,32

444-456 2 3/16 55,6 1,25

457-470 2 1/4 57,2 1,19

471-482 2 5/16 58,7 1,14

483-495 2 3/8 60,3 1,09

496-508 2 7/16 61,9 1,04

509-522 2 1/2 63,5 1,00

523-535 2 9/16 65,1 0,96

536-546 2 5/8 66,7 0,93

547-559 2 11/16 68,3 0,89

560-573 2 3/4 69,8 0,86

574-585 2 13/16 71,4 0,83

586-598 2 7/8 73,0 0,81

599-610 2 15/16 74,6 0,78

611-625 3 76,2 0,76

Sumber : Bina Marga

IX.3. Peralatan Yang Digunakan


1. Core drilling machine
2. Water bottle sedang
3. Marshall machine
4. Ember
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

5. Plastik
6. Penjepit
7. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
8. Pan
9. Bensin

IX.4. Gambar Alat

Core Drilling Machine Marshall Machine

Timbangan Penjepit Ember

IX.2 Gambar Alat-Alat


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Plastik Water Bottle Pan

Dial Stability

Proving Ring

Flow Dial

Kepala penahan
Sampel Aspal
Guide Road
Kepala Penekan

Jack (dongkrak)

UP

STOP
MARSHALL MACHINE

DOWN

Gambar IX.3 Peralatan yang digunakan

IX.5. Prosedur Percobaan


Pengambilan sampel :
1. Periksa keadaan mesin, bensin dan oli harus cukup digunakan.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

2. Tentukan lokasi dan tempatkan mesin di lokasi lalu dikunci dengan sekrup
pengunci, untuk menghindari gerakan akibat getaran mesin pada saat mesin
dihidupkan.
3. Mesin dihidupkan dengan menarik tali starter.
4. Turunkan core perlahan-lahan, saat menyentuh lapisan perkerasan permukaan,
lakukan penyiraman dengan air dari water bottle melalui selang penyiraman dan
secara bersamaan dihidupkan stopwatch.
5. Setelah lapisan perkerasan tembus, stopwatch dimatikan, penyiraman
dihentikan dan core dinaikkan, lalu mesin dimatikan.
6. Keluarkan sampel dengan penjepit dan masukkan sampel ke plastik.
7. Beri kode plastik sampel dengan spidol.
8. Lakukan hal yang sama untuk sampel berikutnya.

Pengujian sampel dengan marshall machine :


1. Ukur tinggi sampel pada tiga titik dan kemudian ditimbang.
2. Siapkan marshall machine.
3. Letakkan sampel pada segmen atas kepala penekan, kemudian dipasang segmen
atas dari bagian atas sampel, kemudian diletakkan sampel pada mesin.
4. Kepala penekan beserta sampel dinaikkan sehingga menyentuh alas cincin
penguji dan pembebanan dilakukan dengan kecepatan tetap 50 mm/menit,
hingga pembebanan maksimum dan dicatat.
5. Sampel dikeluarkan dari kepala penahan.
6. Demikian dilakukan untuk sampel berikutnya.

IX.6. Analisa Data


Tabel IX.2. Pengujian Stabilitas
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Pembacaan Stabilitas =
No. Diam. Tebal Korelasi Berat Pembacaan
Dial [c] x K x F x [f]
Sampel (cm) (cm) Stabilitas (gram) (detik)
(mm) (kg)
[a] [b] [c] [d] [e] [f] [g]

1 10 7,16 0,827 1023 03’33,05’’ 148 1687,743

2 10 5 1,515 737 02’16,69” 105 2193,518

3 10 5,6 1,235 829 02’09,01” 106 1805,145


Sumber : Hasil Pengujian
Catatan :
a. Faktor korelasi diperoleh dari tabel angka korelasi stabilitas.
b. Angka kalibrasi (K) 30,4 Lb/div. Lalu dikonversi (F) 1 Lb = 0,45359237 kg
c. Stabilitas = [c] × K × F × [f]
= 0,827 × 30,4 × 0,45359237 × 148
= 1687,743 kg

IX.7. Kesimpulan
a. Tinggi rata-rata sampel = 5,92 cm
b. Stabilitas rata-rata = 1895,468 kg

IX.8. Saran
1. Diharapkan agar peralatan yang telah ada dirawat dan digunakan sebaik dan
semaksimal mungkin, untuk mendapatkan hasil pengujian yang lebih baik.
2. Diharapkan praktikan lebih serius selama praktikum.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

CORE DRILLING TEST

Hari : Senin No. Contoh : Gradasi V

Tanggal : 22 Januari 2024 Tipe Aspal : AC 60/70

Lokasi : Lab. Jalan Raya

Grup :V

Pembacaan Stabilitas =
No. Diam. Tebal Korelasi Berat Pembacaan
Dial [c] x K x F x [f]
Sampel (cm) (cm) Stabilitas (gram) (detik)
(mm) (kg)

[a] [b] [c] [d] [e] [f] [g]

1 10 7,16 0,827 1023 03’33,05’’ 148 1687,743

2 10 5 1,515 737 02’16,69” 105 2193,518

3 10 5,6 1,235 829 02’09,01” 106 1805,145

No NPM Nama Praktikan


1 210310005 Erysa Rifsy Br Ginting
2 210310014 Alexis Jean Laurent Yamotuho Zebua
3 210310039 Benheard Lumban Gaol
4 210310045 Polmer Sumandro Sihotang
5 210310048 Christian E. Lumban Gaol

Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya

Lestina Ferawati Manullang Ir. Oloan Sitohang, MT


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

BAB X
MARSHALL TEST

X.1. Tujuan Percobaan


Untuk menentukan kadar aspal optimum pada campuran perkerasan dan
menentukan stabilitas campuran berdasarkan kelelehan plastis (Flow).

X.2. Teori
Alat Marshall merupakan alat tekan yang dilengkapi dengan cincin penguji
(Proving Ring) berkapasitas 26,689 kN (6000 Lbs) dan Flow meter. Proving Ring
digunakan untuk mengukur nilai stabilitas dan Flow meter untuk mengukur kelelehan
plastis atau Flow. Benda uji Marshall berbentuk silinder berdiameter 10 cm dan tinggi
7,5 cm.
Terdapat tipe-tipe campuran aspal dan agregat yang paling umum adalah campuran
aspal beton (Asphalt Concrete/AC) yang lebih dikenal dengan AC atau laston atau
campuran Hot Rolled Asphalt (HRA). Perbedaan mendasar dari kedua tipe ini adalah
pada gradasi agregat pembentuknya. Campuran tipe AC adalah menggunakan agregat
bergradasi menerus sedangkan campuran tipe HRA menggunakan agregat bergradasi
senjang.
Adapun fungsi aspal sebagai material perkerasan jalan yaitu :
1. Bahan pengikat, memberikan ikatan yang kuat antara aspal dan agregat dan sesama
aspal.
2. Bahan pengisi, mengisi rongga antar butir agregat dan pori-pori yang ada dalam
butir agregat itu sendiri.
Perencanaan campuran aspal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Jumlah aspal yang cukup untuk menjamin keawetan perkerasan.
2. Stabilitas yang cukup sehingga dapat menerima bahan lalu lintas tanpa mengalami
perubahan bentuk.
3. Rongga yang cukup dalam campuran untuk memungkinkan terjadinya perubahan
bentuk tanpa terjadinya retakan.
4. Fleksibilitas yang cukup untuk memungkinkan terjadinya perubahan bentuk tanpa
terjadinya retakan.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Ketahanan stabilitas yang dimaksud adalah kemampuan campuran aspal untuk


menerima beban sampai terjadi kelelahan plastis yang dinyatakan dalam kg atau pon,
sedangkan kelelahan plastis (Flow) adalah suatu kondisi dimana suatu campuran aspal
mengalami perubahan bentuk sebagai akibat pembebanan sampai batas-batas keruntuhan
yang dinyatakan dalam mm.
Cara mendapatkan kadar aspal optimum :
1. Cara laboratorium (pengujian campuran perkerasan pada alat Marshall Test) :
a. Menentukan kadar aspal optimum berdasarkan stabilitas campuran perkerasan.
b. Menentukan kadar aspal optimum berdasarkan kelelehan plastis (Flow) perkerasan.
c. Menentukan kadar aspal optimum berdasarkan Bulk Density campuran perkerasan.
d. Menentukan kadar aspal optimum berdasarkan persentase rongga campuran
perkerasan.
e. Menentukan kadar aspal optimum berdasarkan persentase rongga yang terisi aspal.
f. Menentukan kadar aspal optimum berdasarkan nilai kekakuan perkerasan.
g. Menentukan kadar aspal optimum berdasarkan persentase rongga dalam agregat.
2. Cara Bina Marga :
a. Stabilitas campuran perkerasan lebih dari stabilitas minimum yang diperbolehkan.
b. Kelelehan (Flow) antara 3 – 5 mm.
c. Rongga dalam campuran banyaknya antara 3% – 6% dari volume campuran
perkerasan.
d. Rongga terisi aspal minimal 65%.
e. Jumlah pukulan (atas dan bawah) 2 × 75 tumbukan.

Tabel X.1 Persyaratan aspal yang digunakan Standar Bina Marga


Lalu lintas Berat (2 × 75 Tumbukan)
Parameter Pengujian Marshall Satuan
Minimum Maksimum
Kepadatan - - gr/cm3
Rongga Udara Dalam Campuran 3 6 %
Rongga dalam Aggregate ≥ 15 - %
Rongga Terisi Aspal ≥ 65 - %
Stabilitas ≥ 800 - Kg
Kelelehan 3 5 Mm
Kekakuan ≥ 2,5 - KN/mm
Sumber : Petunjuk pelaksanaan lapisan aspal beton untuk jalan raya
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

X.3. Peralatan Yang Digunakan


1. Cetakan yang berbentuk silinder berdiameter 10 cm, h = 7,5 cm, dilengkapi
pelat alas dan leher sambungan.
2. Penumbuk berbentuk silinder, berat 4,536 kg permukaan rata, dan tinggi jatuh
bebas 45,7 cm.
3. Landasan penumbuk terdiri dari balok kayu berukuran (20 × 20 × 45) cm yang
diikatkan pada lantai beban dengan 4 bagian siku.
4. Mesin penekan dengan perlengkapan :
- Kepala penekan (Breaking Head) berbentuk lengkung.
- Cincin penguji berkapasitas 2700 kg dengan ketelitian 13,7 kg dilengkapi
dengan Arloji tekan dengan ketelitian 0,01 mm.
- Arloji kelelehan dengan ketelitihan 0,01 mm.
5. Kain lap.
6. Kompor pemanas.
7. Metal termometer dengan kapasitas 100˚C dengan ketelitian 0,5% sampai 1%
dari kapasitas.
8. Timbangan.
9. Sendok pengaduk, Scrap dan peralatan lainnya.
10. Water Bath.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

X.4. Gambar Alat

Landasan

Ejektor

Marshall
Machine
Cetakan Water Bath
Penumbuk

Kompor Gas Kuali Sendok Pengaduk

Regulator dan LPG Thermometer Aspal Scrap Thermometer Suhu

Gambar X.1 Alat-alat Percobaan.


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

X.5. Pembuatan Benda Uji


A. Persiapan Benda Uji
1. Agregat dikeringkan hingga beratnya tetap pada suhu (110  5)˚C.
2. Agregat dipisahkan lewat saringan yang telah ditentukan pada fraksi-fraksi.

Pada percobaan ini digunakan saringan yaitu : ”, ”, 3/4”, 1/2”, 3/8” No. 4,

No. 8, No. 30, No. 50, No. 100, dan No. 200.
3. Untuk setiap benda uji dibutuhkan agregat kira-kira 1200 gram untuk
menghasilkan benda uji dengan ketinggian (6,25  0,125) cm.
4. Bejana pencampur dipanaskan beserta agregat kira-kira 150˚C lalu
dituangkan campuran agregat tersebut kedalam bejana yang berisi aspal
yang terlebih dahulu dipanaskan dengan suhu yang sama.
5. Kemudian aduk sampai merata campuran agregat dengan aspal supaya aspal
dapat melapisi campuran agregat dengan merata.
B. Pemadatan Benda Uji
1. Cetakan dan alat penumbuk dibersihkan, kemudian cetakan diolesi dengan
gliserin dan Talk atau dengan oli.
2. Letakan kertas saringan didasar cetakan.
3. Kemudian dimasukan seluruh campuran kedalam cetakan serta dirojok
keliling pinggirannya 15 kali dan 10 kali dibagian tengahnya. Letakan kertas
saringan di atas campuran aspal.
4. Letakan cetakan pada landasan pemadat, kemudian penumbukan dilakukan
sebanyak 2 × 75 kali dan dilaksanakan timbal balik penumbukan.
5. Diukur suhu dari benda uji, setelah suhu 90˚C benda uji dikeluarkan dengan
menggunakan ejektor.
6. Benda uji didiamkan pada suhu ruang selama 24 jam.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

X.6. Prosedur Percobaan


1. Benda uji dibersihkan dari kotoran dan periksa label identitas.
2. Tinggi benda uji diukur pada tiga titik dengan ketelitian 0,1 mm dan kemudian
ditimbang.
3. Benda uji direndam dalam air dengan suhu ruang selama 24 jam.
4. Benda uji ditimbang dalam keadaan kering permukaan jenuh (SSD).
5. Benda uji direndam dalam air panas suhu 60˚C selama 30 menit.
6. Batang penuntun (Guide Rod) dibersihkan dan dilumasi dengan oli.
7. Benda uji dikeluarkan dari bak perendaman, dan diletakan pada segmen bawah
kepala penahan, sedangkan pada bagian atasnya dipasang segmen atas,
selanjutnya diletakkan pada mesin uji.
8. Arloji kelelahan (Flow) dipasang pada kedudukannya diatas salah satu batang
penuntun dengan jarum penunjuk diatur pada angka nol.
9. Kepala penekan (Breaking Head) beserta benda uji dinaikkan hingga
menyentuh alas cincin penguji, pembebanan terhadap benda uji dilakukan
dengan kecepatan tetap 50 mm/menit, hingga saat terjadinya pembebanan
maksimum. Besar pembebanan maksimum dicatat.
10. Setelah pembebanan maksimum dicapai selubung tangki Arloji dilepaskan dan
nilai kelelahan yang ditunjukkan oleh Arloji dicatat.
11. Waktu mengangkat benda uji dari perendaman air hingga saat tercapainya
pembebanan maksimum tidak boleh lebih dari 30 detik.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

X.7. Analisa Data


Berat campuran keseluruhan = 1200 gram

a. Kadar aspal yang digunakan :


- 4,0% dari berat campuran = 4,0% × 1200 = 48 gram
- 4,5% dari berat campuran = 4,5% × 1200 = 54 gram
- 5% dari berat campuran = 5% × 1200 = 60 gram
- 5,5% dari berat campuran = 5,5% × 1200 = 66 gram
- 6% dari berat campuran = 6% × 1200 = 72 gram
- 6,5% dari berat campuran = 6,5% × 1200 = 78 gram
- 7% dari berat campuran = 7% × 1200 = 84 gram
b. Coarse Aggregate (CA) diperlukan 30% = 30% × 1200 = 360 gram
c. Medium Aggregate (MA) diperlukan 43% = 43% × 1200 = 516 gram
d. Fine Aggregate (FA) diperlukan 21% = 21% × 1200 = 252 gram
e. Filler yang dibutuhkan 6% = 6% × 1200 = 72 gram
f. Jumlah agregat dan aspal untuk satu sampel :
- Untuk kadar 4,0% = 48 + 360 + 516 + 252 + 72 = 1248 gram
- Untuk kadar 4,5% = 54 + 360 + 516 + 252 + 72 = 1254 gram
- Untuk kadar 5% = 60 + 360 + 516 + 252 + 72 = 1260 gram
- Untuk kadar 5,5% = 66 + 360 + 516 + 252 + 72 = 1266 gram
- Untuk kadar 6% = 72 + 360 + 516 + 252 + 72 = 1272 gram
- Untuk kadar 6,5% = 78 + 360 + 516 + 252 + 72 = 1278 gram
- Untuk kadar 7% = 84 + 360 + 516 + 252 + 72 = 1284 gram

Tabel X.2 Parameter Pengujian

Agregat (3) + (4)


Bulk Apparent
Jeni (2) x (3) (2) x (5)
% Agregat Sp.Gr Sp.Gr 2
s
1 2 3 4 5 6 7
CA 30 2.6200 2.6760 2.6480 0.7860 0.7944
MA 43 2.5620 2.7040 2.6330 1.1017 1.1322
FA 21 2.6000 2.6700 2.6350 0.5460 0.5534
FF 6 3.1500 3.1500 3.1500 0.1890 0.1890
2.6227 2.6689
Sehingga diperoleh :
Bulk Specific Gravity (U) = 2.6227 gram/cm3
Effective Specific Gravity (V) = 2.6689 gram/cm3
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

WT Of Sample In Air (Gr) Vol % Of Total Stability Kgs


Sampel % Eff AC Spec HT Stability Bulk Volume Bulk Density Max Theory Density % Eff AC % Voids in % Voids Field Quotient
Absorb (%) Reading Flow (mm)
No. Spec No (cm) Correlation Ratio Dry SSD In Water (cm) (gr/cm3) (gr/cm3) By Mix Eff AC Aggregat Air Void Mineral Aggregate With Asphalt Mens (kg) Adjust (kg) (kN/mm)
(lb)
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S W X
Pengukuran D
100
(V  U) A(100  A) K L 100  AH  H L  100 Pembacaa S
G A (100  A )
 100 100 100  Q × Ka × Pembacaa (102  W )
Tinggi Penimbangan Sampel E-F T V V U 100 T U  I
L+N O n Dial R×C
Ko n Dial Flow
Sampel Stabilitas
1 4 6,83 0,890 1235 1249 679 570,0 2,167 2,512 1,134 4,353 10,513 79,309 13,733 24,246 43,358 98 1351,342 1202,695 4,1 2,876
2 4 6,83 0,890 1240 1252 681 571,0 2,172 2,512 0,968 3,716 8,974 79,490 13,536 22,510 39,869 118 1627,127 1448,143 1,1 12,907
3 4 6,53 0,956 1177 1187 652 535,0 2,200 2,512 0,850 3,263 7,879 80,529 12,406 20,285 38,842 218 3006,048 2873,781 3 9,391

1 4,5 6,56 0,950 1237 1249 687 562,0 2,201 2,493 0,970 4,169 9,994 80,148 11,718 21,712 46,032 105 1447,867 1375,474 2,3 5,863
2 4,5 6,73 0,915 1245 1255 698 557,0 2,235 2,493 0,803 3,452 8,275 81,391 10,349 18,624 44,432 203 2799,209 2561,277 3 8,370
3 4,5 6,83 0,890 1248 1261 703 558,0 2,237 2,493 1,042 4,477 10,732 81,441 10,294 21,026 51,041 226 3116,361 2773,561 4,8 5,665

1 5,0 6,63 0,937 1142 1144 652 492,0 2,321 2,475 0,175 0,832 1,980 84,078 6,221 8,200 24,143 183 2523,425 2364,449 2,7 8,586
2 5,0 6,83 0,890 1252 1262 696 566,0 2,212 2,475 0,799 3,794 9,029 80,125 10,629 19,659 45,930 140 1930,489 1718,135 3,8 4,433
3 5,0 6,60 0,943 1263 1270 727 543,0 2,326 2,475 0,554 2,633 6,265 84,253 6,025 12,291 50,976 247 3405,935 3211,796 3,9 8,074

1 5,5 6,60 0,943 1246 1253 692 561,0 2,221 2,457 0,562 2,920 6,899 80,029 9,613 16,512 41,781 166 2289,009 2158,535 3,2 6,613
2 5,5 6,56 0,950 1257 1267 719 548,0 2,294 2,457 0,796 4,135 9,770 82,650 6,652 16,422 59,492 174 2399,322 2279,356 3,8 5,881
3 5,5 6,83 0,890 1254 1260 696 564,0 2,223 2,457 0,478 2,487 5,876 80,114 9,517 15,393 38,173 175 2413,112 2147,669 3,4 6,193

1 6,0 6,60 0,943 1273 1278 756 522,0 2,439 2,440 0,393 2,215 5,197 87,407 0,040 5,236 99,241 123 1696,073 1599,397 4,1 3,824
2 6,0 6,73 0,915 1251 1258 706 552,0 2,266 2,440 0,560 3,156 7,403 81,228 7,106 14,509 51,024 185 2551,004 2334,168 1,2 19,070
3 6,0 6,53 0,956 1261 1269 721 548,0 2,301 2,440 0,634 3,578 8,394 82,475 5,680 14,074 59,641 225 3102,572 2966,059 1,5 19,386

1 6,5 6,60 0,943 1263 1267 737 530,0 2,383 2,422 0,317 1,925 4,483 84,957 1,623 6,106 73,424 98 1351,342 1274,316 1,2 10,411
2 6,5 6,65 0,933 1268 1274 746 528,0 2,402 2,422 0,473 2,876 6,698 85,616 0,859 7,557 88,632 160 2206,273 2058,453 4 5,045
3 6,5 6,50 0,962 1258 1265 730 535,0 2,351 2,422 0,556 3,382 7,877 83,829 2,928 10,805 72,901 180 2482,058 2387,739 3,4 6,885

1 7,0 6,60 0,943 1280 1284 747 537,0 2,384 2,405 0,313 2,034 4,705 84,523 0,899 5,604 83,961 129 1778,808 1677,416 1 16,445
2 7,0 6,36 0,997 1256 1261 735 526,0 2,388 2,405 0,398 2,592 5,994 84,673 0,723 6,717 89,231 108 1489,235 1484,767 3,8 3,831
3 7,0 6,63 0,907 1294 1299 752 547,0 2,366 2,405 0,386 2,515 5,818 83,886 1,646 7,464 77,942 112 1544,391 1400,763 2,1 6,540
2,379 1,089 6,595 83,712 0,000 2,30 8,938

Remark
AC Pen Type 60/70
AC Sp Gr (T) 1,04
Bulk Sp Gr (U) 2,6227
Eff Sp Gr (V) 2,6689
Kalibrasi alat (Ka) 30,4 lb/div
Koreksi 1 lb (Ko) 0,4535924
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

1. Kepadatan (Bulk Density)


Kepadatan merupakan tingkat kerapatan campuran setelah dipadatkan. Kepadatan
adalah berat campuran pada setiap satuan dalam volume. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepadatan adalah gradasi agregat, kadar aspal, berat jenis agregat, kualitas
penyusunannya dan proses pemadatan yang meliputi suhu dan jumlah tumbukan.

Keterangan :
D = Bulk Density (gr/cm3)
M = Berat Kering (gr)
V = Bulk Volume (cm3)

Tabel X.4 Hasil Pengujian kepadatan

Sampel Kadar Aspal Bulk Density (gr/cm3)

1 4 2,167
2 4 2,172
3 4 2,200
1 4,5 2,201
2 4,5 2,235
3 4,5 2,237
1 5,0 2,321
2 5,0 2,212
3 5,0 2,326
1 5,5 2,221
2 5,5 2,294
3 5,5 2,223
1 6,0 2,439
2 6,0 2,266
3 6,0 2,301
1 6,5 2,383
2 6,5 2,402
3 6,5 2,351
1 7,0 2,384
2 7,0 2,415
3 7,0 2,366
Sumber : Hasil Analisis Praktikum Laboratorium Jalan Raya
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Grafik X.1 Hubungan Kepadatan Dengan Kadar Aspal.


Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai R 2 = 0,7084 yang berarti bahwa
sebarannya sebesar 0,7084. Berdasarkan Bina Marga syarat kepadatan aspal tidak
ditentukan, dimana nilai kepadatan minimumnya adalah 2,1844 gr/cm3 dan kepadatan
maksimumnya adalah 2,3902 gr/cm3
Contoh perhitungan :
1. Nilai maksimum berdasarkan grafik diatas pada kadar aspal 7%
Y = ax2 + bx + c
= (-0,0027 × 72) + (0,0983 × 7) + 1,8344
= 2,3902 gr/cm3
2. Nilai minimumnya berdasarkan grafik diatas pada kadar aspal 4%
Y = ax2 + bx + c
= (-0,027× 42) + (0,0983 × 4) + 1,8344
= 2,1844 gr/cm3
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

2. VIM (Void In Mix)


VIM (Void In Mix) merupakan banyak rongga dalam campuran dinyatakan dalam
persen. Rongga udara yang terdapat dalam campuran diperlukan untuk tersedianya ruang
gerak untuk unsur-unsur campuran sesuai dengan sifat elastisnya.

Keterangan :
VIM = Void in Mix (%)
D = Bulk Density (cm/gr3)

= Maximum Theory Density (cm/gr3)

Tabel X.5 Hasil Pengujian Air Void

Sampel Kadar Aspal Air Void

1 4 13,733
2 4 13,536
3 4 12,406
1 4,5 11,718
2 4,5 10,349
3 4,5 10,294
1 5,0 6,221
2 5,0 10,629
3 5,0 6,025
1 5,5 9,613
2 5,5 6,652
3 5,5 9,517
1 6,0 0,040
2 6,0 7,106
3 6,0 5,680
1 6,5 1,623
2 6,5 0,859
3 6,5 2,928
1 7,0 0,899
2 7,0 0,723
3 7,0 1,646
Sumber : Hasil Analisis Praktikum Laboratorium Jalan Raya
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Grafik X.2 Hubungan Rongga Udara Dengan Kadar Aspal.


Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai R 2 = 0,8359 yang berarti bahwa
sebarannya sebesar 0,8359. Berdasarkan Bina Marga maka untuk rongga udara dalam
campuran syaratnya 3% – 6%. Sehingga berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa
rongga terisi aspal pada kadar aspal 4% – 7%. Dimana nilai rongga udara maksimumnya
adalah 13,0438% dan rongga udara minimumnya adalah 0,673%. Sehingga tidak
memenuhi persyaratan Bina Marga.
Contoh perhitungan :
1. Nilai minimum berdasarkan grafik diatas berdasarkan kadar aspal 7%
Y = ax2 + bx + c
= (0,0711 × 72) + (-4,9057 × 7) + 31,529
= 0,673%
2. Nilai maksimum berdasarkan grafik diatas yaitu 4%
Y = ax2 + bx + c
= (0,0711× 42) + (-4,9057 × 4) + 31,529
= 13,0438%
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

3. Kelelehan (Flow)
Flow menunjukkan besarnya penurunan yang terjadi pada lapisan keras akibat
penahan beban yang menerimanya.
Tabel X.6 Hasil Perhitungan Nilai Kelelehan

Sampel Kadar Aspal Flow

1 4 4,1
2 4 1,1
3 4 3
1 4,5 2,3
2 4,5 3
3 4,5 4,8
1 5,0 2,7
2 5,0 3,8
3 5,0 3,9
1 5,5 3,2
2 5,5 3,8
3 5,5 3,4
1 6,0 4,1
2 6,0 1,2
3 6,0 1,5
1 6,5 1,2
2 6,5 4
3 6,5 3,4
1 7,0 1
2 7,0 3,8
3 7,0 2,1
Sumber : Hasil Analisis Praktikum Laboratorium Jalan Raya
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Grafik X.3 Hubungan Kelelehan Dengan Kadar Aspal.


Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai R 2 = 0,0934 yang berarti bahwa
sebarannya sebesar 0,0934. Dimana berdasarkan Bina Marga syarat kelelehan adalah
3 mm – 5 mm. Sehingga berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa kelelehannya
memenuhi, baik dari kadar aspal 5,054% – 7%. Dimana nilai kelelehan minimumnya
adalah 2,1955 mm dan kelelehan maksimumnya adalah 3,2593 mm.
Contoh perhitungan :
1. Nilai minimum berdasarkan grafik diatas yaitu 7%
Y = ax2 + bx + c
= (-0,281 × 72) + (2,8405 × 7) + (-3,919)
= 2,1955 mm
2. Nilai maksimum berdasarkan grafik diatas di peroleh dengan rumus turunan yaitu :
Y = -0,281 x2 + 2,8405 x + (- 3,919)

= 2 × 0,281 x + 2,8405

= 0,562x + 2,8405
0,562x = 2,8405
x = 5,054
maka :
Y = ax2 + bx + c
= (-0,281 × 5,0542) + (2,8405 × 5,054) + (-3,919)
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

= 3,2593 mm
4. VFA (Void Filled With Asphalt)
VFA (Void Filled With Asphalt) menyatakan persentase rongga udara yang terisi aspal
pada campuran yang telah mengalami pemadatan. Nilai VFA merupakan sifat kekedapan
air dan udara, maupun sifat elastis sempurna.

Keterangan :
VFA = Void Filled With Asphalt (%)
L = Volume Eff. AC (%)
O = Void in Mineral Aggregate (%)

Tabel X.7 Hasil Perhitungan Nilai VFA

Sampel Kadar Aspal % Void Field With Asphalt

1 4 43,358
2 4 39,869
3 4 38,842
1 4,5 46,032
2 4,5 44,432
3 4,5 51,041
1 5,0 24,143
2 5,0 45,930
3 5,0 50,976
1 5,5 41,781
2 5,5 59,492
3 5,5 38,173
1 6,0 99,241
2 6,0 51,024
3 6,0 59,641
1 6,5 73,424
2 6,5 88,632
3 6,5 72,901
1 7,0 83,961
2 7,0 89,231
3 7,0 77,942
Sumber : Hasil Analisis Praktikum Laboratorium Jalan Raya
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Grafik X.4 Hubungan Rongga Terisi Aspal Dengan Kadar Aspal.


Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai R 2 = 0,6633 yang berarti bahwa
sebarannya sebesar 0,6633. Dimana berdasarkan Bina Marga syarat nilai VFA minimal
65%. Sehingga berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa rongga terisi aspal
memenuhi dari kadar aspal 4% – 7%. Dimana nilai rongga terisi aspal maksimumnya
adalah 88,0291% dan rongga terisi aspal minimumnya adalah 40,6744%.
Contoh perhitungan :
1. Nilai maksimum berdasarkan grafik diatas yaitu 7%
Y = ax2 + bx + c
= (5,0059 × 72) + (-39,28 × 7) + 117,7
= 88,0291%
2. Nilai minimum berdasarkan grafik diatas pada kadar aspal 4%
Y = ax2 + bx + c
= (5,0059 × 42) + (-39,28 × 4) + 117,7
= 40,6744%
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

5. Stabilitas
Stabilitas campuran dalam pengujian Marshall ditunjukkan dengan pembacaan nilai
stabilitas yang dikoreksi dengan angka tebal benda uji. Stabilitas merupakan kemampuan
lapis perkerasan untuk menahan deformasi akibat beban seperti gelombang dan alur.
Nilai stabilitas dipengaruhi oleh gesekan antar butir agregat, penguncian antar butir
agregat dan daya ikat yang baik dari lapisan aspal, disamping itu proses pemadatan juga
berpengaruh pada mutu agregat dan kadar aspal.

Keterangan :
Q = Pembacaan Dial Stabilitas (Kg)
Ka = Kalibrasi Alat (lb/div)
Ko = Koreksi 1 lb
C = Rasio Korelasi Stabilitas
Tabel X.8 Hasil Pengujian Stabilitas

Sampel Kadar Aspal Stabilitas

1 4 1202695
2 4 1448,143
3 4 2873,781
1 4,5 1375,474
2 4,5 2561,277
3 4,5 2773,561
1 5,0 2364,449
2 5,0 1718,135
3 5,0 3211,796
1 5,5 2158,535
2 5,5 2279,356
3 5,5 2147,669
1 6,0 1599,397
2 6,0 2334,168
3 6,0 2966,059
1 6,5 1274,316
2 6,5 2058,453
3 6,5 2387,739
1 7,0 1677,416
2 7,0 1484,767
3 7,0 1400,763
Sumber : Hasil Analisis Praktikum Laboratorium Jalan Raya
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Grafik X.5 Hubungan Stabilitas Aspal Dengan Kadar Aspal.


Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai R 2 = 0,2294 yang berarti bahwa
sebarannya sebesar 0,2294 %. Berdasarkan Bina Marga syarat stabilitas adalah > 800 kg.
Sehingga berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa stabilitasnya memenuhi baik dari
kadar aspal 5,286% – 7%. Dimana nilai stabilitas maksimumnya adalah 2368,6030 kg
dan stabilitas minimumnya adalah 1507,1 kg.
Contoh perhitungan :
1. Nilai minimum berdasarkan grafik diatas yaitu 7%
Y = ax2 + bx + c
= (-293,44 × 72) + (3102,6 × 7) + (-5832,5)
= 1507,14 kg
2. Nilai maksimum berdasarkan grafik diatas di peroleh dengan rumus turunan yaitu :
Y = -293,44 x2 + 3102,6 x - 5832,5

= 2 × -293,44 x + 3102,6

586,88x = 3102,6
x = 5,286
maka :
Y = ax2 + bx + c
= (-293,44 × 5,2862) + (3102,6 × 5,286) + (-5832,5)
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

= 2368,6030 kg

6. Kekakuan (Marshall Quotient)


Kekakuan (Marshall Quotient) adalah hasil bagi antara nilai stabilitas dan nilai
kelelehan (Flow). Nilai kekakuan akan memberikan nilai fleksibilitas campuran. Semakin
besar nilai kekakuan berarti campuran semakin kaku,
sebaliknya bila semakin kecil nilainya maka campuran
semakin lentur. Nilai kekakuan dipengaruhi oleh
stabilitas dan Flow.

Keterangan :
MQ = Kekakuan (KN/mm)
S = Stabilitas (Kg)
W = Pembacaan dial Flow (mm)

Tabel X.9 Hasil Perhitungan Marshall Quotient (MQ)

Sampel Kadar Aspal MQ

1 4 2,876
2 4 12,907
3 4 9,391
1 4,5 5,863
2 4,5 8,370
3 4,5 5,665
1 5,0 8,586
2 5,0 4,433
3 5,0 8,074
1 5,5 6,613
2 5,5 5,881
3 5,5 6,193
1 6,0 3,824
2 6,0 19,070
3 6,0 19,386
1 6,5 10,411
2 6,5 5,045
3 6,5 6,885
1 7,0 16,445
2 7,0 3,831
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

3 7,0 6,540
Sumber : Hasil Analisis Praktikum Laboratorium Jalan Raya

Grafik X.6 Hubungan Kekakuan Dengan Kadar Aspal.


Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai R 2 = 0,0252 yang berarti bahwa
sebarannya sebesar 0,0252. Dimana berdasarkan Bina Marga syarat kekakuan adalah
>2,5 KN/mm. Sehingga berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa kekakuannya
memenuhi, baik dari kadar aspal 4% – 7%. Dimana nilai kekakuan maksimumnya adalah
9,4067 KN/mm dan kekakuan minimumnya adalah 9,2768 KN/mm.
Contoh perhitungan :
1. Nilai minimum berdasarkan grafik diatas yaitu 4%
Y = ax2 + bx + c
= (-0,078 × 42) + (1,5966 × 4) + 2,0525
= 9,2768 KN/mm
2. Nilai maksimum berdasarkan grafik diatas pada kadar aspal yaitu 7%
Y = ax2 + bx + c
= (-0,078× 72) + (1,5966 × 7) + 2,0525
= 9,4067 KN/mm
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

7. VMA (Void In Mineral Aggregate)


VMA (Void In Mineral Aggregate) adalah rongga udara yang ada diantaranya ada
mineral agregat didalam campuran beraspal pana yang sudah dipadatkan termasuk ruang
yang terisi aspal. VMA dinyatakan dalam persentase dari
campuran beraspal panas.

Keterangan :
O = Void in Mineral Aggregate (%)
L = Volume Eff. AC (%)
VIM = Void in Mix (%)

Tabel X.10 Hasil Perhitungan Void In Mineral Aggregate

Sampel Kadar Aspal VMA

1 4 24,246
2 4 22,510
3 4 20,285
1 4,5 21,712
2 4,5 18,624
3 4,5 21,026
1 5,0 8,200
2 5,0 19,659
3 5,0 12,291
1 5,5 16,512
2 5,5 16,422
3 5,5 15,393
1 6,0 5,236
2 6,0 14,509
3 6,0 14,074
1 6,5 6,106
2 6,5 7,557
3 6,5 10,805
1 7,0 5,604
2 7,0 6,717
3 7,0 7,464
Sumber : Hasil Analisis Praktikum Laboratorium Jalan Raya
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Grafik X.7 Hubungan Rongga Dalam Agregat Dengan Kadar Aspal.


Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai R 2 = 0,7664 yang berarti bahwa
sebarannya sebesar 0,7664. Dimana berdasarkan Bina Marga syarat rongga dalam agregat
adalah > 15 %. Sehingga berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa rongga dalam
agregat memenuhi, baik dari kadar aspal 4% – 7%. Dimana nilai rongga dalam agregat
maksimumnya adalah 22,3456% dan rongga dalam agregat minimumnya adalah
6,4975%.
Contoh perhitungan :
1. Nilai maksimum berdasarkan grafik diatas yaitu 4%
Y = ax2 + bx + c
= (0,3002 × 42) + (-8,5849 × 4) + 51,882
= 22,3456%
2. Nilai minimum berdasarkan grafik diatas yaitu 7%
Y = ax2 + bx + c
= (0,3002 × 72) + (-8,5849 × 7) + 51,882
= 6,4975%
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Tabel X.11 Nilai parameter pengujian Marshall dan kadar aspal yang memenuhi.
Parameter Pengujian Marshall Minimum Maksimum
Kepadatan dengan kadar aspal 4 7
Rongga udara dalam campuran dengan kadar aspal 4 7
Rongga dalam agregat dengan kadar aspal 4 7
Rongga terisi aspal dengan kadar aspal 4 7
stabilitas dengan kadar aspal 5,286 7
kelelehan dengan kadar aspal 5,054 7
kekakuan dengan kadar aspal 4 7

Grafik X.8 Kombinasi Grafik Gabungan Dan Kadar Aspal Optimum.

Dari gambar di atas didapat nilai kadar aspal minimum 5, 286% dan nilai kadar
aspal maksimum 7% maka di dapatkan nilai kadar aspal optimumnya adalah 6%.

X.8. Kesimpulan
Dari hasil analisis Marshall didapat nilai kadar aspal minimum 5, 286% dan nilai
kadar aspal maksimum 7% maka di dapatkan nilai kadar aspal optimumnya adalah 6%.

X.9. Saran
1. Untuk praktikan berikutnya diharapkan lebih serius dalam melaksanakan
praktium.
2. Untuk praktikan dan asisten diharapkan agar lebih konsisten terhadap waktu.
3. Alat dilengkapi dan dikalibrasi agar hasil pengujian yang didapat lebih akurat.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

MARSHALL TEST

Hari : Jumat No. Contoh : Gradasi V


Tanggal : 15 Maret 2024 Type Contoh : AC 60/70
Lokasi : Lab. Jalan Raya Diameter Contoh : 10 cm
Group : V
Kadar Tinggi Berat Sampel (gram) Pembacaan
No
Aspal Sampel Dalam Dial Flow (mm)
Sampel Kering SSD
(%) (cm) Air Stabilitas
1 6.,83 1235 1249 679 98 4,1
2 4 6,83 1240 1252 681 118 1,1
3 6,53 1177 1187 652 218 3
1 6,56 1237 1249 687 105 2,3
2 4,5 6,73 1245 1255 698 203 3
3 6,83 1248 1261 703 226 4,8
1 6,63 1142 1144 652 183 2,7
2 5 6,83 1252 1262 696 140 3,8
3 6,60 1263 1270 727 247 3,9
1 6,60 1246 1253 692 166 3,2
2 5,5 6,56 1257 1267 719 174 3,8
3 6,83 1254 1260 696 175 3,4
1 6,60 1273 1278 756 123 4,1
2 6 6,73 1251 1258 706 185 1,2
3 6,53 1261 1269 721 225 1,5
1 6,60 1263 1267 737 98 1,2
2 6,5 6,65 1268 1274 746 160 4
3 6,50 1258 1265 730 180 3,4
1 6,60 1280 1284 747 129 1
2 7 6,36 1256 1261 735 108 3,8
3 6,63 1294 1299 752 112 2,1

No NPM Nama Praktikan


1 210310005 Erysa Rifsy Br Ginting
2 210310014 Alexis Jean Laurent Yamotuho Zebua
3 210310039 Benheard Lumban Gaol
4 210310045 Polmer Sumandro Sihotang
5 210310048 Cristian Ebenezer Lumban Gaol
Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya

Erwin Suhendra Laia Ir. Oloan Sitohang, MT


Asisten,

Laboratorium Jalan Raya


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

BAB XI
PEMERIKSAAN KADAR ASPAL DENGAN CARA EKSTRAKSI
(CENTRIFUGE EXTRACTOR TEST)

XI.1. Tujuan Percobaan


Menentukan nilai kadar aspal dalam sampel dengan menggunakan alat Centrifuge
Extractor.

XI.2. Teori
Salah satu metode yang telah dikembangkan untuk menguji kandungan kadar aspal
dalam campuran adalah dengan menggunakan ekstraksi menurut prosedur pemeriksaan
Amerika Association of State Highway and Transportation Officials / AASHTO
(T-164-80). Pengujian ekstraksi menunjukan bahwa gradasi agregat berubah menjadi
lebih halus dari gradasi semula perubahan gradasi agregat diakibatkan oleh kehancuran,
beberapa partikel agregat ini menaikan volume rongga udara dalam campuran yang
menghasilkan penurunan kepadatan serta peningkatan Void in Mix (VIM ) dan Void
in Mineral Agreggate (VMA).
Agregat yang hancur, tidak terlapisi aspal, hal ini mengakibatkan penurunan
stabilitas dan indeks perendaman dan memasukan kelelehan sehingga menurunkan
Marshall Qoutient dari benda uji Marshall. Proses ekstraksi merupakan proses pemisahan
campuran dua atau lebih bahan dengan cara menambahkan pelarut yang bisa melarutkan
salah satu bahan yang ada dalam campuran tersebut dapat dipisahkan. Pelarut yang biasa
digunakan dalam proses ekstraksi antara lain spiritus, bensin, minyak tanah, Trichlor
Ethylen Teknis, dan lain-lain salah satu.
Tujuan dilakukan proses ekstraksi yaitu untuk mengetahui kadar aspal yang
terdapat dalam campuran aspal yang dibuat (mix design) yang menggunakan alat
Centrifuge Extractor dengan bensin sebagai pelarutnya selain itu dapat pula digunakan
alat soklet dengan menggunakan Trichlor Ethylen Thecnis sebagai bahan pelarutnya.

XI.3. Peralatan Yang Digunakan


1. Centrifuge Extractor
2. Gelas ukur 500 ml
3. Timbangan digital
4. Kertas filter
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

5. Pan
6. Bensin (pelarut)
7. Hot Plate
8. Sieve Shaker
9. Saringan
10. Brush
11. Plastik

XI.4. Gambar Alat

Centrifuge Extractor dan Timbangan Digital Plastik


Kertas Filter

Pan

Hot Plate
Gelas Ukur

Brush
Saringan
Shieve Shaker

Gambar XI.1 Alat-alat Percobaan


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

XI.5. Prosedur Percobaan


1.Setelah dilakukan uji stabilitas, menimbang sampel dan kertas filter.
2.Sampel dipanaskan dengan menggunakan hot plate untuk memisahkan agregat.
3. Meletakkan mesin centrifuge extractor pada lantai yang keras.
4. Melepaskan kunci penutup centrifuge extractor lalu memasukkan sampel
dan bensin sebanyak 500 ml.
5. Memasang saringan ekstraksi atau kertas filter pada bagian penutup saringan
dan menutup mesin centrifuge extractor.
6. Meletakkan pan di ujung selang pembuangan untuk menampung bensin yang
tercampur pada aspal.
7. Hidupkan mesin centrifuge extractor secara perlahan sehingga bensin habis
dan sampel menjadi bersih.
8.Keluarkan sampel dari mesin centrifuge extractor.
9.Timbang sampel dan kertas filter.
10. Melakukan analisa saringan dan menghitung nilai kadar aspal.
11. Mengulangi prosedur di atas untuk sampel berikutnya.

XI.6. Analisa Data


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Berdasarkan hasil pengujian Sieve Shaker maka diperoleh :


e. Cumulative Wt. Retained (berat tertahan) yang diperoleh dari hasil analisa
saringan, dimana setiap agregat yang tertahan disetiap saringan ditimbang dan
diperoleh beratnya.
f. % Retained (tertahan) yaitu persentase agregat yang tertahan disetiap saringan
yang diperoleh dengan rumus : (berat tertahan/berat total) *100%.
g. % cumulative retained yaitu penjumlahan persentase tertahan dari saringan
sebelumnya.
h. % passing (lolos) yaitu persentase agregat yang lolos disetiap saringan yang
diperoleh dengan rumus : 100  % cumulative retained.
Dengan cara a, b, c, d maka hasil yang diperoleh dapat ditabelkan seperti pada
Tabel XI.1 dan XI.2

Pemerikasaan Kadar Aspal


a. Sampel I
 Berat sampel sebelum ekstraksi (A) = 737 gram
 Berat kertas filter (B) = 29 gram
 Berat kertas filter setelah ekstraksi (C) = 31 gram
 Berat material dari kertas filter (D = C – B) = 31  29 = 2 gram
 Berat sampel setelah ekstraksi (E) = 658 gram
A  (D  E)  100%
 Kadar aspal =
A

=
737  (2  658)  100%
737
= 10,45 %
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Tabel XI.1. Analisa Saringan Sampel I


Sieve Size Cumulative
Wt. Retained % Retained % Passing
No mm % Retained
1 '1/2 37,5 0,00 0,00 0,00 100,00
1 25,4 0,00 0,00 0,00 100,00
3/4 19,1 0,00 0,00 0,00 100,00
1/2 12,7 24 3,58 3,58 96,42
3/8 9,52 40 5,97 9,55 90,45
4 4,76 113 16,87 26,42 73,58
8 2,3 139 20,75 47,16 52,84
30 0,6 219 32,69 79,85 20,15
50 0,3 79 11,79 91,64 8,36
100 0,15 34 5,07 96,72 3,28
200 0,075 3 0,45 97,16 2,84
pan 0 19 2,84 100,00 0,00
Total Sampel 670 100,00
Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium Jalan Raya (8 Maret 2024)

Berdasarkan Tabel XI.1 di atas menunjukkan bahwa persen lolos pada setiap
saringan mendapatkan Spec. Limit yang berbeda – beda dan tidak masuk dalam daftar
Gradasi I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X,dan XI, Sehingga dapat disimpulkan bahwa
jalan tersebut termasuk dalam klasifikasi jalan kelas III yang berarti jalan tersebut adalah
jalan lokal ataupun lingkungan.

Gambar XI.1. Grafik Persen Lolos Analisa Saringan Sampel I


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

b. Sampel II
 Berat sampel sebelum ekstraksi (A) = 829 gram
 Berat kertas filter (B) = 29 gram
 Berat kertas filter setelah ekstraksi (C) = 31 gram
 Berat material dari kertas filter (D = C – B) = 31-29 = 2 gram
 Berat sampel setelah ekstraksi (E) = 793 gram
A  (D  E)  100%
 Kadar aspal =
A

=
829  (2  793)  100%
829
= 4,10%

Tabel XI.2. Analisa Saringan Sampel II


Sieve Size Cumulative
Wt. Retained % Retained % Passing
No mm % Retained
1 '1/2 37,5 0,00 0,00 0,00 100,00
1 25,4 0,00 0,00 0,00 100,00
3/4 19,1 9,00 1,12 1,12 98,88
1/2 12,7 19 2,36 3,48 96,52
3/8 9,52 71 8,82 12,30 87,70
4 4,76 125 15,53 27,83 72,17
8 2,3 151 18,76 46,58 53,42
30 0,6 316 39,25 85,84 14,16
50 0,3 83 10,31 96,15 3,85
100 0,15 12 1,49 97,64 2,36
200 0,075 0,00 0,00 97,64 2,36
pan 0 19 2,36 100,00 0,00
Total Sampel 805 100
Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium Jalan Raya (8 Maret 2024)

Berdasarkan Tabel XI.2 di atas menunjukkan bahwa persen lolos pada setiap
saringan mendapatkan Spec. Limit yang berbeda – beda dan tidak masuk dalam daftar
Gradasi I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, dan XI. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
jalan tersebut termasuk dalam jalan klasifikasi jalan kelas III termasuk jalan lokal atau
jalan lingkungan.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Gambar XI.2. Grafik Persen Lolos Analisa Saringan Sampel II

Tabel XI.4. Hasil Perhitungan Analisa Data Rata-Rata


Sieve Size Sampel I Sampel II Rata-rata
(%-ase (%-ase Memenuhi Spec Limit
(%-ase Butiran Nomor
No mm Butiran Butiran
Lolos)
Lolos) Lolos)
1 '1/2 37,5 100,00 100,00 100,00 VI
1 25,4 100,00 100,00 100,00 V,VI,IX,X
II,IV,V,VI,VII,IX,X,X
3/4 19,1 100,00 98,88 99,44
I
1/2 12,7 96,42 96,52 96,47 I,II,III,IV,VI,VII,VIII
3/8 9,5 90,45 87,70 89,07 I,III,IV,XI
4 4,76 73,58 72,17 72,88 III,VIII
8 2,3 52,84 53,42 53,13 VI,VII,VIII,IX
30 0,6 20,15 14,16 17,16 I,II,X,XI
50 0,3 8,36 3,85 6,10 I,II
100 0,15 3,28 2,36 2,82
200 0,075 2,84 2,36 2,60 I,II
pan 0 0,00 0,00 0,00
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Asisten,
Kepala,

Laboratorium Jalan raya

Lestina
Ir. Oloan
Ferawati
Sitohang,MT
Manullang
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Tabel XI.6. Rata-rata %-ase Kadar Aspal


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Sieve Size Cumulative %


Wt. Retained % Retained
No mm % Retained Passing
1 '1/2 37,5 0,00 0,00 0,00 100,00
1 25,4 0,00 0,00 0,00 100,00
3/4 19,1 0,00 0,00 0,00 100,00
1/2 12,7 24 3,58 3,58 96,42
3/8 9,52 40 5,97 9,55 90,45
4 4,76 113 16,87 26,42 73,58
8 2,3 139 20,75 47,16 52,84
30 0,6 219 32,69 79,85 20,15
50 0,3 79 11,79 91,64 8,36
100 0,15 34 5,07 96,72 3,28
200 0,075 3 0,45 97,16 2,84
pan 0 19 2,84 100,00 0,00
Total Sampel 670 100,00

No NPM Nama Praktikan


1 210310005 Erysa Rifsy Br Ginting
2 210310014 Alexis Jean Lauret Yamotuho Zebua
3 210310039 Benheard Lumban Gaol
4 210310045 Polmer Sumandro Sihotang
5 210310048 Christian E. Lumban Gaol

Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya

Lestina Ferawati Manullang Ir. Oloan Sitohang, MT

EXTRACT TEST

Hari : Jumat Lokasi : Jalan UNIKA


Tanggal : 8 Maret 2024 Type Contoh : AC 60/70
Lokasi : Lab. Jalan Raya Diameter Contoh : 10 cm
Group :V

Sampel I
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Jenis Material Berat (gram)


Berat sampel sebelum ekstraksi (A) 737
Berat kertas filter (B) 29
Berat kertas filter setelah ekstraksi (C) 31
Berat maerial dari kertas filter (D = C - B) 2
Berat sampel setelah ekstraksi (E) 658
Kadar aspal {[A – (D + E)] / A × 100 %} 10,45%

No NPM Nama Praktikan


1 210310005 Erysa Rifsy Br Ginting
2 210310014 Alexis Jean Lauret Yamotuho Zebua
3 210310039 Benheard Lumban Gaol
4 210310045 Polmer Sumandro Sihotang
5 210310048 Christian E. Lumban Gaol

Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya

Lestina Ferawati Manullang Ir. Oloan Sitohang, MT

EXTRACT TEST

Hari : Jumat Lokasi : Jalan UNIKA


Tanggal : 08 Maret 2024 Type Contoh : AC 60/70
Lokasi : Lab. Jalan Raya Diameter Contoh : 10 cm
Group :V

Sampel II
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Sieve Size Cumulative


Wt. Retained % Retained % Passing
No mm % Retained
1 '1/2 37,5 0,00 0,00 0,00 100,00
1 25,4 0,00 0,00 0,00 100,00
3/4 19,1 9,00 1,12 1,12 98,88
1/2 12,7 19 2,36 3,48 96,52
3/8 9,52 71 8,82 12,30 87,70
4 4,76 125 15,53 27,83 72,17
8 2,3 151 18,76 46,58 53,42
30 0,6 316 39,25 85,84 14,16
50 0,3 83 10,31 96,15 3,85
100 0,15 12 1,49 97,64 2,36
200 0,075 0,00 0,00 97,64 2,36
pan 0 19 2,36 100,00 0,00
Total Sampel 805 100

No NPM Nama Praktikan


1 210310005 Erysa Rifsy Br Ginting
2 210310014 Alexis Jean Lauret Yamotuho Zebua
3 210310039 Benheard Lumban Gaol
4 210310045 Polmer Sumandro Sihotang
5 210310048 Christian E. Lumban Gaol

Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya

Lestina Ferawati Manullang Ir. Oloan Sitohang, MT

EXTRACT TEST

Hari : Jumat Lokasi : Jalan UNIKA


Tanggal : 8 Maret 2024 Type Contoh : AC 60/70
Lokasi : Lab. Jalan Raya Diameter Contoh : 10 cm
Group :V

Sampel II
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Jenis Material Berat (gram)


Berat sampel sebelum ekstraksi (A) 829
Berat kertas filter (B) 29
Berat kertas filter setelah ekstraksi (C) 31
Berat maerial dari kertas filter (D = C - B) 2
Berat sampel setelah ekstraksi (E) 793
Kadar aspal {[A – (D + E)] / A × 100 %} 4,10%

No NPM Nama Praktikan


1 210310005 Erysa Rifsy Br Ginting
2 210310014 Alexis Jean Lauret Yamotuho Zebua
3 210310039 Benheard Lumban Gaol
4 210310045 Polmer Sumandro Sihotang
5 210310048 Christian E. Lumban Gaol

Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya

Lestina Ferawati Manullang Ir. Oloan Sitohang, MT

KARTU ASISTENSI

NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
22 Juni 2021
- Tambah Teori
- Pelajari Teori
Analisa Saringan
25 Juni 2021 - Tambah Teori
I Agregat Halus,
- Perbaiki Ketikan
Sedang dan Kasar
- Pelajari Teori
28 Juni 2021
- Perbaiki Ketikan
30 Juni 2021 - Pelajari Teori
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

- Perbaiki Ketikan
1 Juli 2021 - Pelajari Teori
2 Juli 2021 - ACC Dapat Difinalkan
5 Juli 2021 - ACC Dapat Difinalkan

Kepala
Laboratorium Jalan Raya

( Ir. Oloan Sitohang, MT )

KARTU ASISTENSI

NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
25 Juni 2021
- Tambah Teori
Penentuan Berat Isi
- Pelajari Teori
II Agregat (Unit 28 Juni 2021
- Perbaiki Ketikan
Weight)
30 Juni 2021 - Perbaiki Ketikan
5 Juli 2021 - ACC Dapat Difinalkan
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Kepala
Laboratorium Jalan Raya

( Ir. Oloan Sitohang, MT )

KARTU ASISTENSI

NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
21 Juni 2021
- Tambah Teori
Berat Jenis Dan - Pelajari Teori
Penyerapan 25 Juni 2021
- Perbaiki Ketikan
III Agregat Kasar
- Pelajari Teori
(Spesific Gravity or 28 Juni 2021
Course Agregate) - Perbaiki Ketikan
30 Juni 2021 - Perbaiki Ketikan
5 Juli 2021 - ACC Dapat Difinalkan
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Kepala
Laboratorium Jalan Raya

( Ir. Oloan Sitohang, MT )

KARTU ASISTENSI

NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
21 Juni 2021
- Tambah Teori
Berat Jenis Dan - Pelajari Teori
Penyerapan 25 Juni 2021
- Perbaiki Ketikan
IV Agregat Halus
- Pelajari Teori
(Spesific Gravity or 28 Juni 2021
Fine Agregate) - Perbaiki Ketikan
30 Juni 2021 - Perbaiki Ketikan
5 Juli 2021 - ACC Dapat Difinalkan

Kepala
Laboratorium Jalan Raya

( Ir. Oloan Sitohang, MT )


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

KARTU ASISTENSI

NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
5 April 2021
- Tambah Teori
Pemeriksaan Titik - Pelajari Teori
Lembek/Lunak
V 6 April 2021 - Tambah Teori
(Softening Point
Test) - Perbaiki Ketikan
7 April 2021 - Pelajari Teori
8 April 2021 - ACC Dapat Difinalkan
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Kepala
Laboratorium Jalan Raya

( Ir. Oloan Sitohang, MT )

KARTU ASISTENSI

NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
5 April 2021
- Tambah Teori
- Pelajari Teori
Daktalitas Bahan- 7April 2021 - Perbaiki Ketikan
VI
Bahan Bitumen - Pelajari Analisa Data
- Pelajari Teori
8 April 2021
- Pelajari Analisa Data
10 April 2021 - ACC Dapat Difinalkan
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Kepala
Laboratorium Jalan Raya

( Ir. Oloan Sitohang, MT )

KARTU ASISTENSI

NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
20 Mei 2021
Titik Nyala Dan - Tambah Teori
Titik Bakar Dengan - Pelajari Teori
VII
Cleveland Open 26 Mei 2021 - Perbaiki Ketikan
Cup - Pelajari Analisa Data
29 Mei 2021 - ACC Dapat Difinalkan

Kepala
Laboratorium Jalan Raya

( Ir. Oloan Sitohang, MT )


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

KARTU ASISTENSI

NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
25 Mei 2021
- Tambah Teori
Penetrasi Bahan- - Pelajari Teori
VIII
Bahan Bitumen 29 Mei 2021 - Perbaiki Ketikan
- Pelajari Analisa Data
28 Juni 2021 - ACC Dapat Difinalkan
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Kepala
Laboratorium Jalan Raya

( Ir. Oloan Sitohang, MT )

KARTU ASISTENSI

NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
20 Mei 2021
- Tambah Teori
- Pelajari Teori
IX Core Drilling Test
26 Mei 2021 - Pelajari Analisa Data
- Perbaiki Ketikan
29 Mei 2021 - ACC Dapat Difinalkan
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Kepala
Laboratorium Jalan Raya

( Ir. Oloan Sitohang, MT )

KARTU ASISTENSI

NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
30 Juni 2021
- Tambah Teori
- Pelajari Teori
1 Juli 2021 - Tambah Teori
- Perbaiki Ketikan
X Marshall Test
- Pelajari Teori
2 Juli 2021
- Perbaiki Ketikan
- Pelajari Teori
3 Juli 2021
- Perbaiki Ketikan
5 Juli 2021 - Pelajari Teori
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

6 Juli 2021 - ACC Dapat Difinalkan

Kepala
Laboratorium Jalan Raya

( Ir. Oloan Sitohang, MT )

KARTU ASISTENSI

NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
Pemeriksaan Kadar 28 Juni 2021
- Tambah Teori
Aspal Dengan Cara
- Pelajari Teori
XI Ekstraksi 30 Juni 2021
- Perbaiki Ketikan
( Centrifuge
Extractor Test ) 28 Juni 2021 - Perbaiki Ketikan
7 Juli 2021 - ACC Dapat Difinalkan

Kepala
Laboratorium Jalan Raya

( Ir. Oloan Sitohang, MT )


UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161

Anda mungkin juga menyukai