Jalan Raya Kelompok 5 Final Erysa
Jalan Raya Kelompok 5 Final Erysa
LEMBARAN PENGESAHAN
Telah selesai melaksanakan Praktikum Jalan Raya, baik di lapangan maupun di
Laboratorium Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas katolik Santo Thomas Medan.
Adapun materi praktikum yang di laksanakan adalah sebagai berikut :
1. Analisa Saringan Agregat Halus, Sedang Dan Kasar.
2. Penentuan Berat Isi Agregat (Unit Weight).
3. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar (Spesific Gravity or Course Agregate)
4. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus (Spesific Gravity or Fine Agregate).
5. Pemeriksaan Titik Lembek/Lunak (Softening Point Test).
6. Daktalitas Bahan-Bahan Bitumen.
7. Titik Nyala dan Titik Bakar Dengan Cleveland Open Cup.
8. Penetrasi Bahan-Bahan Bitumen.
9. Core Drilling Test.
10. Marshall Test.
11. Pemeriksaan Kadar Aspal dengan Cara Ekstraksi (Centrifuge Extractor Test).
Disetujui Oleh
Kepala Laboratorium Jalan Raya Kepala Program Studi
Diperiksa Oleh
Asisten Laboratorium Jalan Raya
KATA PENGANTAR
Penyusun,
Gelombang I/ Grup V
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................................
BAB. I. ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS, SEDANG
DAN KASAR ...........................................................................................
BAB. II. PENENTUAN BERAT ISI AGREGAT (UNIT WEIGHT)..................
BAB. III. BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR (SPECIFIC
GRAVITY OF COARSE AGGREGATE)................................................
BAB. IV. BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS (SPECIFIC
GRAVITY OF FINE AGGREGATE)......................................................
BAB. V. PEMERIKSAAN TTIK LEMBEK / LUNAK
(SOFTENING POINT TEST ).................................................................
BAB. VI. DAKTALITAS BAHAN-BAHAN BITUMEN
(DUCTILITY OF BITUMEN).................................................................
BAB. VII. TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR
DENGAN CLEVELAND OPEN CUP....................................................
BAB. VIII. PENETRASI BAHAN-BAHAN BITUMEN
(PENETRATION OF BITUMEN) .........................................................
BAB. IX. CORE DRILLING TEST.........................................................................
BAB. X. MARSHALL TEST...................................................................................
BAB. XI. PEMERIKSAAN KADAR ASPAL DENGAN CARA
EKSTRAKSI (CENTRIFUGE EXTRACTOR TEST)...........................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN (DOKUMENTASI)
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
KARTU ASISTENSI
NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
22 Juni 2021
- Tambah Teori
- Pelajari Teori
25 Juni 2021 - Tambah Teori
- Perbaiki Ketikan
Analisa Saringan
- Pelajari Teori
I Agregat Halus, 28 Juni 2021
- Perbaiki Ketikan
Sedang dan Kasar
- Pelajari Teori
30 Juni 2021
- Perbaiki Ketikan
1 Juli 2021 - Pelajari Teori
2 Juli 2021 - ACC Dapat Difinalkan
5 Juli 2021 - ACC Dapat Difinalkan
Kepala
Laboratorium Jalan Raya
KARTU ASISTENSI
NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
25 Juni 2021
- Tambah Teori
Penentuan Berat Isi
- Pelajari Teori
II Agregat (Unit 28 Juni 2021
- Perbaiki Ketikan
Weight)
30 Juni 2021 - Perbaiki Ketikan
5 Juli 2021 - ACC Dapat Difinalkan
Kepala
Laboratorium Jalan Raya
KARTU ASISTENSI
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
21 Juni 2021
- Tambah Teori
Berat Jenis Dan - Pelajari Teori
Penyerapan 25 Juni 2021
- Perbaiki Ketikan
III Agregat Kasar
- Pelajari Teori
(Spesific Gravity or 28 Juni 2021
Course Agregate) - Perbaiki Ketikan
30 Juni 2021 - Perbaiki Ketikan
5 Juli 2021 - ACC Dapat Difinalkan
Kepala
Laboratorium Jalan Raya
KARTU ASISTENSI
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
21 Juni 2021
- Tambah Teori
Berat Jenis Dan - Pelajari Teori
Penyerapan 25 Juni 2021
- Perbaiki Ketikan
IV Agregat Halus
- Pelajari Teori
(Spesific Gravity or 28 Juni 2021
Fine Agregate) - Perbaiki Ketikan
30 Juni 2021 - Perbaiki Ketikan
5 Juli 2021 - ACC Dapat Difinalkan
Kepala
Laboratorium Jalan Raya
KARTU ASISTENSI
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
5 April 2021
- Tambah Teori
Pemeriksaan Titik - Pelajari Teori
Lembek/Lunak
V 6 April 2021 - Tambah Teori
(Softening Point
Test) - Perbaiki Ketikan
7 April 2021 - Pelajari Teori
8 April 2021 - ACC Dapat Difinalkan
Kepala
Laboratorium Jalan Raya
KARTU ASISTENSI
NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
- Pelajari Teori
24 November 2023
- Tambah Teori
27 November 2023 - Pelajari Teori
Daktalitas Bahan- - Perbaiki Ketikan
VI
Bahan Bitumen - Pelajari Analisa Data
28 November 2023 - Pelajari Teori
- Pelajari Analisa Data
29 November 2023 - ACC Dapat Difinalkan
Kepala
Laboratorium Jalan Raya
KARTU ASISTENSI
NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
VII Titik Nyala Dan 26 Maret 2024 - Pelajari Teori
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
- Tambah Teori
Titik Bakar Dengan - Pelajari Teori
Cleveland Open 27 Maret 2024 - Perbaiki Ketikan
Cup - Pelajari Analisa Data
01 April 2024 - ACC Dapat Difinalkan
Kepala
Laboratorium Jalan Raya
KARTU ASISTENSI
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
13 November 2023
- Tambah Teori
Penetrasi Bahan- - Pelajari Teori
VIII
Bahan Bitumen 14 November 2023 - Perbaiki Ketikan
- Pelajari Analisa Data
17 November 2023 - ACC Dapat Difinalkan
Kepala
Laboratorium Jalan Raya
KARTU ASISTENSI
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
7 Maret 2024
- Tambah Teori
- Pelajari Teori
IX Core Drilling Test
8 Maret 2024 - Pelajari Analisa Data
- Perbaiki Ketikan
13 Maret 2024 - ACC Dapat Difinalkan
Kepala
Laboratorium Jalan Raya
KARTU ASISTENSI
NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
27 Maret 2024 - Pelajari Teori
X Marshall Test
- Tambah Teori
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Kepala
Laboratorium Jalan Raya
KARTU ASISTENSI
NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Kepala
Laboratorium Jalan Raya
BAB I
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
I.2. Teori
Keadaan butiran agregat sangat menentukan kekuatan perkerasan yang akan dibuat.
Agregat yang mempunyai butiran yang seragam (homogen) tidak boleh digunakan untuk
bahan perkerasan, hal ini disebabkan ruang kosong yang terjadi (pori) relatif banyak dan
sudut kontak permukaan antara butiran yang satu dengan yang lain lebih kecil.
Agregat yang baik untuk campuran perkerasan aspal adalah agregat yang heterogen
karena susunan butirannya bervariasi, ruang kosong yang terjadi akan menjadi lebih
kecil. Butiran-butiran yang lebih kecil akan mengisi rongga-rongga yang dibentuk oleh
butiran yang lebih besar, dan sudut kontak antara butiran akan lebih besar.
Pada percobaan ini saringan yang digunakan sesuai dengan standar AASHTO,
susunan saringan standar AASHTO :
Agregat dapat dibedakan atas agregat yang heterogen dan agregat yang homogen.
Agregat yang heterogen adalah agregat yang ukuran butirannya bervariasi atau
beranekaragam. Sedangkan agregat yang homogen adalah agregat yang ukuran
butirannya hampir sama besar atau sejenis.
Batu pecah dari batu alam secara teoritis terbagi atas dua grup yaitu agregat kasar
dan agregat halus, pemisah dari dua grup ini adalah agregat berukuran 5 mm, dimana
agregat yang diatas 5 mm disebut kasar dan dibawahnya disebut halus.
Di laboratorium pembagian ini diperbanyak, misalnya untuk keperluan spesifikasi
beton menggunakan empat zona gradasi. Untuk keperluan perencanaan digunakan tiga
zona gradasi atau lebih dikenal agregat kasar, sedang, dan halus.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Data gradasi biasanya diplot ke dalam grafik semilogaritma, alternatif lain adalah
dengan cara membuat suatu parameter yang menunjukkan kekasaran gradasi dan
menerapkan apakah suatu gradasi yang well graded, single sized or grap graded,
misalnya dengan parameter D60 yakni ukuran 60%, parameter ini misalnya antara (D 60 >
10 mm), sedang (D60 > 5 mm) dan sisanya halus.
Berdasarkan data dari analisa saringan yang dilakukan, maka dapat dianalisis melalui
kurva distribusi bahwa klasifikasi tanah berdasarkan USCS dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
1. Kerikil 76,2 s/d 4,75 (mm)
2. Pasir 4,75 s/d 0,075 (mm)
3. Lanau dan lempung < 0,075 mm
Tabel I.4 Gradasi Agregat Untuk Campuran Aspal (Bina Marga, 2007)
% Berat Lolos
Ukuran Ayakan
Latasir (SS) Lataston (HRS) Laston (AC)
ASTM (mm) Kelas A Kelas B WC Base WC BC Base
1 ” 37.5 100
1” 25 100 90-100
19 100 100 100 100 100 90-100 Maks 90
90-
” 12.5 90-100 90-100 Maks 90
100
” 9.5 90-100 75-85 65-100 Maks 90
No. 8 2.36 75-100 50-72 35-55 28-58 23-39 19-45
No. 16 1.18
No. 30 0.60 35-60 15-35
No.
0.075 10-15 8-13 6-12 2-9 4-10 4-8 3-7
200
Daerah Larangan
No. 4 4.75 - - 39.5
No. 8 2.36 39.1 34.6 26.8-30.8
No. 16 1.18 25.6-31.6 22.3-28.3 18.1-24.1
No. 30 0.60 19.1-23.1 16.7-20.7 13.6-17.6
No. 50 0.30 15.5 13.7 11.4
Sumber : American Association of State Highway and Transportation Officials
(AASHTO).
Catatan :
1. Untuk HRS-WC dan HRS-Base, paling sedikit 80% agregat lolos saringan No.8 (2,36
mm) harus juga lolos saringan No. 30 (0,60 mm).
2. Untuk AC, digunakan titik kontrol gradasi agregat, berfungsi sebagai batas-batas
rentang utama yang harus ditempati oleh gradasi-gradasi tersebut. Batas-batas radasi
ditentukan pada saringan ukuran nominal maksimum saringan menengah (2,36 mm)
dan saringan terkecil (0,075 mm).
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Tabel I.5 Persyaratan Gradasi Agregat Berbagai Tipe Laston Menurut Departemen
Pekerjaan Umum.
No. Campuran I II III IV V VI VII VIII IX X XI
Kasa Rapa Rapa
Gradasi/ Tekstur kasar rapat Rapat rapat rapat rapat Rapat rapat
r t t
Tebal Pelat (mm) 20-40 25-50 20-40 25-50 40-65 50-75 40-50 20-40 40-65 40-65 40-50
” (19,1 mm) - 100 - 100 80 – 100 82-100 100 - 85-100 85-100 100
No. 4 (4,76 mm) 35-55 35-55 55-75 50-70 48 – 65 52-70 54-72 62-80 45-65 38-60 48-70
No.8 (2,38 mm) 20-35 20-35 35-50 35-50 35 – 50 40-56 42-58 44-60 34-54 27-47 35-53
No.30 (0,59 mm) 10-22 10-22 18-29 18-29 19 – 30 24-36 26-38 28-40 20-35 13-28 15-30
No.50 (0,279 mm) 6-16 6-16 13-23 13-23 13 – 23 16-26 18-28 20-30 16-26 9-20 10-20
No.100 (0,149
4-12 4-12 8-16 8-16 7 – 15 10-18 12-20 12-20 10-18 - -
mm)
No.200 (0,074
2-8 2-8 4-10 4-10 1–8 6-12 6-12 6-12 5-10 4-8 4-9
mm)
Catatan :
1. No. Campuran : I, III, IV, VI, VII, VIII, IX, X dan XI digunakan untuk lapis
Permukaan.
2. No. Campuran : II digunakan untuk lapis permukaan, leveling dan lapis antara.
3. No. Campuran : V digunakan untuk lapis permukaan dan lapis antara.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang
tersusun dari bawah ke atas, sebagai berikut :
a) Lapisan tanah dasar (sub grade)
b) Lapisan pondasi bawah (subbase course)
c) Lapisan pondasi atas (base course)
d) Lapisan permukaan/penutup (surface course)
Lapis Permukaan
Tanah Dasar
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat
dan daya dukung tanah dasar. Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah
sebagai berikut :
a) Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.
Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air. Daya dukung
tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat tanah pada lokasi yang
berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya kepadatan yang kurang baik.
Bahan : Agregat kasar (CA), Agregat sedang (MA), Agregat halus (FA), dan pengisi
(Filler)
Kuas Pan
Jumlah Agregat yang dimasukkan ke dalam saringan adalah 1800 gr, dari Tabel I.6.
dapat dilihat terjadi kehilangan berat agregat yang diperoleh dengan rumus :
Kehilangan = Total sampel awal – Total sampel setelah pengujian
= 1800 – 1795 gram
= 5 gram
Hal ini kemungkinan diakibatkan karena adanya kesalahan dalam penimbangan
agregat, dan adanya agregat yang terbuang pada saat penggucangan agregat pada mesin
Shieve Shaker.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Jumlah Agregat yang dimasukkan ke dalam saringan adalah 1800 gr, dari Tabel I.7.
dapat dilihat terjadi kehilangan berat agregat yang diperoleh dengan rumus :
Kehilangan = Total sampel awal – Total sampel setelah pengujian
= 1800 – 1796 gram
= 4 gram
Hal ini kemungkinan diakibatkan karena adanya kesalahan dalam penimbangan
agregat, dan adanya agregat yang terbuang pada saat penggucangan agregat pada mesin
Shieve Shaker.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Jumlah Agregat yang dimasukkan ke dalam saringan adalah 1800 gr, dari Tabel I.8.
dapat dilihat terjadi kehilangan berat agregat yang diperoleh dengan rumus :
Kehilangan = Total sampel awal – Total sampel setelah pengujian
= 1800 – 1788 gram
= 12 gram
Hal ini kemungkinan diakibatkan karena adanya kesalahan dalam penimbangan
agregat, dan adanya agregat yang terbuang pada saat penggucangan agregat pada mesin
Shieve Shaker.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Jumlah Agregat yang dimasukkan ke dalam saringan adalah 1800 gr, dari Tabel I.9.
dapat dilihat terjadi kehilangan berat agregat yang diperoleh dengan rumus :
Kehilangan = Total sampel awal – Total sampel setelah pengujian
= 1800 – 1800 gram
= 0 gram
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Dengan cara yang sama dapat diperoleh persentase kombinasi agregat sesuai dengan
spec limit. Hasil yang diperoleh :
Maka :
30% CA = 30/100 × 0,28 = 0,08%
43% MA = 43/100 × 100 = 43%
21% FA = 21/100 × 100 = 21%
6% Filler = 6/100 × 100 = 6%
Total = 70,08% (Memenuhi spec limit 60% – 80%)
Sehingga berdasarkan analisa data dapat diperoleh hasilnya pada tabel dibawah ini.
Dari Hasil perhitungan Spec Limit diatas menunjukkan bahwa material yang dianalisa
dengan gradasi V menunjukkkan semua material CA, MA, FA,dan Filler memenuhi Spec
Limit.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Spesifikasi (V)
Total Kombinasi
No Shieve Shaker
Batas Bawah Batas Atas Agregat
I.8. Kesimpulan
1. Dari hasil diperoleh persen total combined of aggregate sebagai berikut :
I.9. Saran
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
ANALISA SARINGAN
Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya
ANALISA SARINGAN
Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya
ANALISA SARINGAN
Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya
ANALISA SARINGAN
Material : Filler
Sieve Size % Comulative %
Wt. Retained
No mm Retained % Retained Passing
1" 25,4 0 0,00 0,00 100,00
3/4" 19,1 0 0,00 0,00 100,00
3/8" 9,52 0 0,00 0,00 100,00
4 4,76 0 0,00 0,00 100,00
8 2,38 0 0,00 0,00 100,00
30 0,59 0 0,00 0,00 100,00
50 0,279 0 0,00 0,00 100,00
100 0,149 0 0,00 0,00 100,00
200 0,074 0 0,00 0,00 100,00
pan 1800 100,00 100,00 0,00
Total Sampel 1800 100,00
Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya
Jumlah
Agregat Harga (m3) Satuan Harga Total
Material
CA 389865 Rp 380,000.00 m3 Rp 148.148.878.923,00
MA 553020,71 Rp 420,000.00 m3 Rp 232.268.698.224,85
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Kesimpulan :
Rencana Anggaran Biaya Material perkerasan jalan raya yang dibutuhkan dengan
panjang jalan 12 km (12000 m ), lebar 15 m dan tebal perkerasan 7 cm (0,07 m) sebesar
Rp.562.447.664.87
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
BAB II
PENENTUAN BERAT ISI AGREGAT
(Unit Weight)
II.2. Teori
Pengujian ini dijelaskan oleh British Standard sebagai parameter perbandingan
antara agregat yang terlihat sekilas. Metode pengujian berat isi agregat ini adalah
mengukur berat sampel kering oven dalam suatu silinder logam dibagi dengan volume
silinder logam yang dinyatakan dalam satuan gram per liter. Metode ini membandingkan
berat agregat yang mengisi suatu wadah dengan volume wadah tersebut. Banyak cara
memasukan agregat ke dalam wadah tersebut yaitu :
1. Dengan memasukan begitu saja (cara lepas).
2. Dengan cara merojok.
3. Dengan cara penggoyangan.
Ketika cara ini memberikan jumlah agregat yang berbeda yang dapat ditampung
dalam wadah. Jumlah ini akan memberikan nilai berat isi yang didapat. Perbedaan ini
dapat memberikan gambaran bahwa berat isi agregat memiliki variasi dan perlu kehati-
hatian untuk menggunakan nilai berat isi. Pengujian berat isi bertujuan untuk menentukan
seberapa besar perubahan berat terhadap volume agregat pada kondisi yang berbeda.
Material dalam pengerjaan konstruksi perkerasan lapis aspal beton terdiri dari
agregat (agregat kasar dan halus), filler dan aspal.
Agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil pasir atau mineral lainnya
berupa hasil alam atau buatan (Departemen Pekerjaan Umum-Direktorat Jendral Bina
Marga, 2010).
Sifat agregat yang menentukan kualitasnya sebagai bahan konstruksi perkerasan
jalan dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu :
a. Kekuatan dan keawetan (strength dan durability) lapisan perkerasan dipengaruhi
oleh gradasi, ukuran maksimum, kadar lempung, kekerasan dan ketahanan
(toughness dan durability) bentuk serta tekstur permukaan.
b. Kemampuan dilapisi aspal dengan baik yang dipengaruhi oleh porositas,
kemungkinan basah dan jenis agregat yang digunakan.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
c. Kemudahan dalam pelaksanaan dan menghasilkan lapisan yang nyaman dan aman
yang dipengaruhi oleh tahanan geser (skid resistence) serta memberikan kemudahan
pelaksanaan (bituminous mix workability).
Berat isi agregat menurut Sukiman (2003) adalah perbandingan berat agregat dengan
isi wadah. Semakin besar berat isi agregat akan menghasilkan stabilitas yang tinggi dan
memberikan rongga antar butiran kecil. Berat isi agregat diisyaratkan tidak boleh lebih
kecil dari 1 kg/dm3. Berat isi agregat didapat dengan persamaan berikut :
= 1,288 gram/cm3
2. Cara penggoyangan
Berat silinder (W1) = 1698 gram
Berat silinder + berat agregat (W2) = 6044 gram
Berat agregat (W3) = W2 – W1
= 6044 – 1698
= 4346 gram
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
= 1,369 gram/cm3
3. Cara merojok
Berat silinder (W1) = 1698 gram
Berat silinder + berat agregat (W2) = 6430 gram
Berat agregat (W3) = W2 – W1
= 6430 – 1698
= 4732 gram
= 1,491 gram/cm3
B. Agregat Sedang (MA)
1. Cara lepas
Berat silinder (W1) = 1698 gram
Berat silinder + berat agregat (W2) = 5937 gram
Berat agregat (W3) = W2 – W1
= 5937 – 1698
= 4239 gram
= 1,335 gram/cm3
2. Cara penggoyangan
Berat silinder (W1) = 1698 gram
Berat silinder + berat agregat (W2) = 6184 gram
Berat agregat (W3) = W2 – W1
= 6184 – 1698
= 4486 gram
= 1,413 gram/cm3
3. Cara merojok
Berat silinder (W1) = 1698 gram
Berat silinder + berat agregat (W2) = 6516 gram
Berat agregat (W3) = W2 – W1
= 6516 – 1698
= 4818 gram
= 1,518 gram/cm3
C. Agregat Halus (FA)
1. Cara lepas
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
= 1,241 gram/cm3
2. Cara penggoyangan
Berat silinder (W1) = 1698 gram
Berat silinder + berat agregat (W2) = 6315 gram
Berat agregat (W3) = W2 – W1
= 6315 – 1698
= 4617 gram
= 1,454 gram/cm3
3. Cara merojok
Berat silinder (W1) = 1698 gram
Berat silinder + berat agregat (W2) = 6696 gram
Berat agregat (W3) = W2 – W1
= 6696 – 1698
= 4998 gram
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
= 1,575 gram/cm3
II.7. Kesimpulan
1. Berat isi agregat kasar :
Dengan cara lepas, diperoleh berat isi agregat = 1,288 gram/cm3
Dengan cara penggoyangan, diperoleh berat isi agregat = 1,369 gram/cm3
Dengan cara merojok, diperoleh berat isi agregat = 1,491 gram/cm3
Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya
BAB III
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR
(SPECIFIC GRAVITY OF COARSE AGGREGATE)
Ember Pan
Timbangan Otomatis
= 2,620
= 2,641
= 2,676
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
% Absorbsi =
= 0,804%
Berdasarkan analisa diatas menunjukkan bahwa :
- Bj. Kering < Bj. SSD < Bj.Semu
2,260 < 2,641 < 2,676......................OK
- % Absorbsi = 0,804% < 3%..........................OK
Jadi hasil diatas memenuhi syarat batas yang telah ditentukan.
= 2,562
= 2,614
= 2,704
% Absorbsi =
= 2,039%
Berdasarkan analisa diatas menunjukkan bahwa :
- Bj. Kering < Bj. SSD < Bj.Semu
2,562 < 2,614 < 2,704......................OK
- % Absorbsi = 2,039% < 3%..........................OK
Jadi hasil diatas memenuhi syarat batas yang telah ditentukan.
III.7. Kesimpulan
Dari hasil percobaan diperoleh :
A. Untuk Coarse Aggregate (CA)
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Berat Jenis CA memenuhi syarat batas yang telah ditentukan, dimana Berat
jenis kering < Berat jenis SSD < Berat jenis semu dan nilai persen absorbsinya
< 3%. Sehingga agregat tersebut layak untuk digunakan.
B. Untuk Medium Aggregate (MA)
Berat Jenis MA memenuhi syarat batas yang telah ditentukan, dimana Berat
jenis kering < Berat jenis SSD < Berat jenis semu dan nilai persen absorbsinya
< 3%. Sehingga agregat tersebut layak untuk digunakan.
III.8. Saran
1. Sebaiknya sebelum mempersiapkan benda uji, terlebih dahulu praktikan
menimbang berat pan atau plastik karena sering kali terlupa.
2. Perlu diperhatikan ketika akan menimbang benda uji yang dikeluarkan dari
oven sebaiknya benda uji didinginkan terlebih dahulu sebelum ditimbang.
Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya
BAB IV
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
IV.2. Teori
Kekuatan serata keawetan jalan yang mencari nilai relative density dari suatu
contoh bahan mentah secara umum dilakukan dengan menggunakan timbangan,
keranjang baja (steel yard) yang mengacu pada buku acuan dari sifat fisik. Untuk agregat
yang halus yang digunakan piknometer, selain penggunaan piknometer ada beberapa
metode yang bisa menghitung berat jenis agregat halus dan sedang yakni dengan
menggunakan gas jar dan Specific Gravity Bottle (IGS 812 :1975).
Karakteristik berat jenis secara umum digunakan dalam perhitungan volume
agregat dalam berbagai jenis campuran yang mengandung agregat termasuk beton semen
portland, aspal campuran, aspal beton, dan campuran lain yang secara proporsional atau
dianalisis berdasarkan volume.
Nilai penyerapan digunakan dalam perhitungan perubahan berat agregat karena
penyerapan air oleh pori-pori dibanding dengan kondisi kering. Kekuatan mutu
perkerasan jalan dipengaruhi oleh berat jenis dan absorbsi dari agregat yang digunakan,
biasanya semakin keras suatu agregat maka berat semakin besar dan daya serapnya makin
rendah, sehingga akan mempengaruhi yang dihasilkan.
Rumus-rumus yang dapat dipakai untuk menghitung berat jenis agregat halus
adalah sebagi berikut :
4) Persen absorbsi =
Keterangan :
Bk : Berat benda uji kering oven (gr)
Ba : Berat piknometer + air (gr)
Bc : Berat benda uji + piknometer + air (gr)
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
5 kali 8 kali 12
kali
3/3 h
2/3 h
1/3
h
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Gambar IV.4 Prosedur pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus.
IV.7. Kesimpulan
Berat Jenis agregat halus ini memenuhi Syarat batas yang telah ditentukan, dimana
Berat jenis kering < Berat jenis SSD < Berat jenis semu dan nilai persen
absorbsinya < 3%. Sehingga agregat tersebut layak untuk digunakan.
IV.8. Saran
1. Pada saat praktikum harus betul diperhatikan gelembung udara keluar
semua karena hal ini bisa berpengaruh pada nilai absorbsinya.
2. Harus ada maintenance pada alat-alat laboratorium sekali sebulan.
3. Alat-alat yang kurang lengkap atau rusak harap dilengkapi/diperbaiki dan
diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti.
4. Praktikan lebih serius dalam praktek.
Asisten, Kepala,
BAB V
SOFTENING POINT TEST
(PEMERIKSAAN TITIK LEMBEK/LUNAK)
Untuk menentukan titik lembek aspal dan ter antara 30 ˚C sampai 200˚C dengan
cara ring dan ball.
V.2. Teori
Yang dimaksud dengan titik lembek adalah suhu pada saat bola baja dengan berat
tertentu turun menembus lapisan aspal yang tertahan di dalam cincin dengan ketinggian
tertentu sebagai akibat kecepatan panas.
Aspal adalah material termoplastik yang secara bertahap mencair, sesuai dengan
pertambahan suhu dan berlaku sebaliknya pada pengurangan suhu. Namun perilaku atau
respon material aspal tersebut terhadap suhu pada prinsipnya membentuk suatu spectrum
atau beraham tergantung dari unsur penyusunnya. Percobaan ini diciptakan pada
pelembekan atau karena pelembekan (softening) bahan-bahan aspal dan ter. Tidak terjadi
secara sekejap pada suhu tertentu, tapi lebih merupakan perubahan gradual yang seiring
penambahan suhu tertentu. Oleh sebab itu seluruh prosedur dipergunakan untuk
menentukan titik lembek aspal atau ter, hendaknya mengikuti sifat dasar tersebut, artinya
penambahan suhu pada percobaan hendaknya berlangsung secara gradual dalam jenjang
yang halus. Metode ring dan ball yang umumnya diterapkan pada bahan semi solid
sampai solid.
Sampel aspal yang dipanaskan atau lebih lembek, suatu bahan yang akan
diletakkan di atas aspal keras akan ditahan dalam waktu tertentu dan akhirnya dengan
perlahan-lahan beban tersebut akan masuk ke dalam aspal. Untuk mengetahui titik cair
aspal adalah dengan melihat suhu pada beberapa bola baja yang diletakkan di atasnya
akan meluncur air suling. Pada percobaan ini, sampel dimasukkan ke dalam tabung kaca
berisi air suling. Suhu air suling tersebut dianggap sama dengan suhu aspal yang ada di
dalamnya.
Titik lembek sangat diperlukan yaitu dalam hal penggunaan aspal. Misalnya untuk
memindahkan aspal dari suatu tempat ke tempat lain. Untuk pemindahan tersebut
pemanasan aspal cukup di atas titik lembek, sehingga menghemat bahan bakar dan waktu.
Secara umum titik lembek aspal adalah 30 – 300 ˚C dan spesifikasi titik lembek aspal AC
penetrasi 60/70 adalah 48˚C s/d 58˚C.
Bersama dengan nilai penetrasi digunakan untuk menetukan titik PI (Penetration
Index) yang merupakan tingkat kepekaan aspal terhadap temperatur.
PI =
A =
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Syarat :
0,015 A 0,06
-3 A +7
PI (+) berarti kurang peka terhadap temperature.
PI (–) berarti peka terhadap temperature.
Spesifikasi Thermometer :
K C
E
H L
I
J
A
M
F
G
Kesalahan Karena
0,2˚C 0,4˚F 0,3˚C 0,5˚Fs
Pembacaan skala (max)
70 s/d 90 mm 75 s/d 90 mm
Tempat cairan ke garis
80˚C 176˚C 200˚C 392˚C
Derajat pada jarak
333 s/d 354 mm 333 s/d 354 mm
Cincin Cincin Cincin Cincin
Ruang penampung cairan
gelas gelas gelas gelas
Sumber : (ASTM) spesificataion of thermometer.
Bahan :
1. Aspal
2. Sabun cream atau bedak talcum
Pengarah
CincinBola
Kuningan Bola Baja
A = =
= 0,03481
PI = =
= 0,946
Dari hasi perhitungan diatas diperoleh Penetration Index (+) positif artinya aspal
kurang peka terhadap temperature.
V.8. Kesimpulan
1. Dari hasil pencobaan dapat disimpulkan bahwa untuk menghasilkan titik
lembek maka aspal tersebut harus dipanaskan sampai suhu 55˚C.
2. Dari hasil perhitungan, maka didapat hasil PI adalah (+) positif menunjukkan
aspal kurang peka terhadap temperature.
V.9. Saran
1. Diharapkan peralatan Laboratorium Jalan Raya diperbaiki dan dilengkapi.
2. Praktikan diharapkan melakukan praktikum secara benar.
3. Praktikan lebih serius dan teliti dalam melakukan praktek.
Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya
BAB VI
DAKTALITAS BAHAN-BAHAN BITUMEN
Untuk mengukur jarak terpanjang dari aspal yang dapat ditarik oleh tiga buah
cetakan dengan besar dan kecepatan penarikan tertentu pada suhu tertentu juga.
VI.2. Teori.
Daktalitas dapat diartikan sebagai jarak terpanjang dari suatu aspal yang dapat
ditarik dengan kecepatan tertentu, untuk memeriksa apakah nilai daktalitas bitumen yang
telah ditetapkan terlebih dahulu oleh produsen sesuai dengan hasil pengujian.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui nilai salah satu sifat mekanik bahan
bitumen yaitu seberapa besar bahan ini menahan kuat tarik yang diwujudkan dalam
bentuk kemampuannya untuk memenuhi syarat jarak tertentu.
Berdasarkan spesifikasi Bina Marga AC 60/70, harga daktalitas adalah 100 cm.
Apabila nilai daktalitas lebih kecil dari 100 cm menunjukkan bahwa bahan bitumen itu
telah terlalu kental sehingga mudah mengalami keretak-retakan, sedangkan bila nilai
daktalitas lebih besar dari 100 cm menunjukkan bahwa bitumen tersebut terlalu cair.
Aspal merupakan proses lanjutan dari residu hasil daktalitas minyak bumi.
Bahan-bahan bitumen dapat dibedakan atas :
1. Aspal merupakan hasil destilasi minyak bumi.
2. Ter merupakan hasil destilasi batu bara.
Jenis-jenis aspal berdasarkan cara diperolehnya aspal :
1. Aspal Alam, dibedakan atas :
Aspal gunung (Rock Asphalt)
Aspal danau (Lake Asphalt)
2. Aspal Hasil Destilasi
Aspal hasil destilasi merupakan minyak mentah disuling dengan cara destilasi, yaitu
suatu proses dimana berbagai fraksi dipisahkan dari minyak mentah tersebut. Proses
destilasi ini disertai oleh kenaikan temperature pemanas minyak mentah tersebut.
a. Aspal Keras/panas (Asphalt Cemen, AC)
Pada proses destilasi fraksi ringan yang terkandung dalam minyak bumi dipisahkan
dengan destilasi sederhana hingga menyisakan suatu residu yang dikenal dengan
nama aspal keras. Dalam proses destilasi ini, aspal keras baru dihasilkan melalui
proses destilasi hampa pada temperature sekitar 480°C.
b. Aspal Cair/dingin (Cut Back Asphalt)
Aspal cair dihasilkan dengan melarutkan aspal keras dengan bahan pelarut berbasis
minyak. Aspal cair dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu :
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Aspal cair cepat mantap (RC = Rapid Curing), yaitu aspal cair yang bahan
pelarutnya cepat menguap. Pelarut yang digunakan biasanya bensin.
Aspal cair mantap sedang (MC = Medium Curing), yaitu aspal cair yang bahan
pelarutnya tidak begitu cepat menguap. Pelarut yang digunakan biasanya
minyak tanah.
Aspal cair lambat mantap (SC = Slow Curing), yaitu aspal cair yang bahan
pelarutnya lambat menguap. Pelarut yang digunakan biasanya solar.
c. Aspal Emulsi
Aspal emulsi dihasilkan melalui proses pengemulsian aspal keras. Pada proses ini,
partikel-partikel aspal keras dipisahkan dan dibersihkan dalam air yang
mengandung emulsifier (Emulgator). Aspal emulsi dibedakan menjadi :
Aspal emulsi anionik, yaitu aspal emulsi yang berion negatif.
Aspal emulsi kationik, yaitu aspal emulsi yang berion positif.
Aspal emulsi non-ionik, yaitu aspal emulsi yang tidak berion.
3. Aspal Modifikasi
Aspal modifikasi dibuat dengan mencampur aspal keras dengan suatu bahan tambah.
Polymer adalah jenis bahan tambah yang banyak digunakan saat ini, sehingga aspal
modifikasi sering disebut juga sebagai aspal Polymer. Jenis bahan Polymer yang biasa
digunakan yaitu Polymer Elastomer dan Polymer Plastomer.
Di Indonesia Asphalt Cement biasanya dibedakan nilai penetrasinya :
a. AC Pen 40/50 yaitu AC dengan penetrasi antara (40 – 59) × 0,1 mm
b. AC Pen 60/70 yaitu AC dengan penetrasi antara (60 – 79) × 0,1 mm
c. AC Pen 80/100 yaitu AC dengan penetrasi antara (80 – 99) × 0,1 mm
d. AC Pen 120/150 yaitu AC dengan penetrasi antara (120 – 199) × 0,1 mm
e. AC Pen 200/300 yaitu AC dengan penetrasi antara (200 – 300) × 0,1 mm
Berdasarkan nilai daktalitas didapat langsung melalui percobaan daktalitas bahan-
bahan bitumen. Hasil-hasil tersebut memberikan gambaran bahwa pada saat putusnya
aspal akan mendapatkan harga daktilitasnya berdasarkan Bina Marga UHC 60/70.
Apabila keadaan suatu aspal terlalu encer, maka perkerasan (badan jalan) akan
bergelombang. Dan bila keadaan aspal terlalu kental, maka perkerasan (badan jalan) akan
mengalami keretak-retakan.
K C
E
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
H L
I
J
A
M
F
G
Point
Kesalahan Karena
0,2°C 0,4°F 0,3°C 0,5°Fs
Pembacaan skala (max)
70 s/d 90 mm 75 s/d 90 mm
Tempat cairan ke garis
80°C 176°C 200°C 392°C
Derajat pada jarak
333 s/d 354 mm 333 s/d 354 mm
Cincin Cincin Cincin Cincin
Ruang penampung cairan
gelas gelas gelas gelas
b) Peralatan :
AC 60/70 1. Thermometer.
Thermometer Suhu Talkum
2. Cetakan yang terbuat dari bahan kuningan.
3. Bak perendaman volume 10 liter air, untuk menjaga suhu selama pengujian
dengan ketelitian 0,1°C dan benda uji terendam ± 5 cm dibawah permukaan
air. Bak perendam dilengkapi dengan plat-plat dasar yang berlobang yang
terletak 5 cm dari dasar bak perendam untuk tempat benda uji.
4. Mesin penguji yang dapat menarik benda uji dengan kecepatan konstan
Stopwatch Kompor Gas
tanpa menimbulkan getaran benda uji tetap dalam keadaan terendam selama
mesin tersebut bekerja.
5. Cutter.
6. Kompor gas.
7. Stopwatch.
Cetakan Daktalitas
kuningan
1. Semua bagian dalam cetakan dan bagian atas plat dilumasi dengan campuran
gliserin dan talkum. Kemudian cetakan tersebut dipasang di atas plat dasar.
2. Contoh aspal dipanaskan hingga mencair pada suhu 150°C.
3. Proses pengisian cetakan dilakukan dengan menuang secara perlahan-lahan dari
ujung cetakan hingga penuh berlebihan.
4. Cetakan yang berisi benda uji didiamkan selama ± 30 menit pada suhu ruang
lalu dipindahkan ke pan yang telah berisi serpihan-serpihan es batu, dibiarkan
beberapa lama hingga mencapai suhu 25°C lalu benda uji yang berlebihan
dibersihkan dengan spatula panas.
5. Permukaan yang tidak rata dipotong (diratakan) dengan pisau Cutter dan
keluarkan benda uji dari cetakan.
VI.6. Prosedur Percobaan
1. Setelah benda uji didinginkan sampai suhu 25 °C selama 30 menit lalu benda uji
dilepaskan dari pelat dasar sisi-sisi cetakan. Kemudian benda uji dimasukkan
pada cetakan yang terdapat di dalam bak perendam.
2. Mesin penguji dipersiapkan untuk pelaksanaan percobaan, berat air dalam bak
penguji harus sama dengan berat jenis uji.
3. Untuk menghindari tenggelamnya benda uji untuk menyesuaikan berat jenis air,
maka ke dalam bak perendam yang berisi air ditambahkan gliserin.
4. Benda uji dipasang pada alat mesin penguji. Mesin digerakkan dengan konstan,
dengan kecepatan 5 cm/menit yang menarik benda uji. Toleransi kecepatan
adalah ± 5%.
5. Waktu dan jarak terputusnya aspal di catat pada ketiga benda uji.
= 2’ 2”
= 66 cm
Dari perhitungan tersebut diperoleh bahwa ketiga sampel panjang putus kurang dari 100
cm.
Tabel VI.2 Waktu dan panjang putus aspal
Pembacaan Alat
Sampel
Waktu Panjang (cm)
I 1’32” 49
II 1’35” 51
III 2’59” 98
Rata-rata 2’ 2” 66
Sumber : Praktikum Daktalitas Laboratorium Jalan Raya UNIKA
1. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa bahan bitumen putus pada jarak
95 < 100 cm, ini berarti aspal tersebut tidak memenuhi standart harga daktalitas
menurut spesikasi Bina Marga yaitu 100 cm maka tidak layak untuk
diaplikasikan dilapangan karena bisa menyebabkan keretakan pada lapisan jalan
pada saat menerima beban dan agregat tidak terikat sempurna sehingga jalan
tersebut akan cepat mengalami kerusakan.
2. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa bitumen yang diuji terlalu
kental.
VI.9. Saran
1. Diharapkan agar peralatan yang telah ada dirawat dan digunakan sebaik dan
semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil pengujian yang lebih baik,
2. Diharapkan praktikan lebih serius pada saat melakukan percobaan.
3. Sebaiknya aspal yang digunakan untuk percobaan harus lebih bagus agar
memenuhi spesifikasi Bina Marga.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Pembacaan Alat
Sampel
Waktu Panjang (cm)
I 1’32” 49
II 1’35” 51
III 2’59” 98
Rata-rata 2’ 2” 66
Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya
BAB VII
TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR
DENGAN CLEVELAND OPEN CUP
VII.2. Teori
Terdapat dua metode umum yang dipakai untuk menentukan titik nyala dari
bahan aspal. Percobaan untuk aspal cair (cut back) biasanya dilakukan dengan
menggunakan alat taglia bue open cup. Sementara untuk bahan aspal dalam bentuk padat
digunakan alat cleveland open cup. Kedua metode ini prinsipnya adalah sama, walaupun
pada metode cleveland open cup bahan dipanaskan dalam tempat besi yang direndam
dalam baja air, sedangkan pada metode taglia bue open cup, pemanasan dilakukan pada
tabung kaca yang juga diletakkan dalam air.
Pada kedua metode tersebut, suhu dari material aspal yang ditingkatkan secara
gradual pada jenjang yang tepat. Seiring kenaikan suhu titik api kecil dilewatkan diatas
permukaan sampel yang dipanaskan. Titik nyala adalah besarnya suhu pada saat terlihat
nyala singkat pada suatu titik diatas permukaan aspal, besarnya titik nyala dari aspal
± 250°C. Titik bakar adalah besarnya suhu pada saat terlihat nyala sekurang-
kurangnya 5 detik lamanya pada suatu titik diatas permukaan aspal, besarnya titik bakar
aspal ± 300°C.
Pada percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan suhu dimana aspal mulai
menyala. Nilai bahan pengujian yang diperoleh memberikan indikasi proporsi cairan
hidrokarbon ringan dalam bahan yang diuji. Hal tersebut diperlukan untuk memastikan
aman tidaknya penggunaan bahan tersebut terhadap metode pengguna yang dipilih.
Dalam pelaksanaan hasil percobaan akan dipengaruhi oleh tiupan angin, kecepatan,
kenaikan suhu dan untuk membedakan titik nyala dan titik bakar maka dilakukan diruang
tertutup.
Hal berikut percobaan tidaklah mutlak diambil berdasarkan angka rata-rata dari
masing-masing percobaan. Dalam hal ini, diperhitungkan penyimpangan rata-rata dari
rata-rata angka yang diperoleh dengan cara menghitung penyimpangan baku.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Dimana :
= Nilai rata-rata
ΣXi = Jumlah hasil percobaan
n = Banyak jumlah data
Dimana :
SD = Standart deviasi
ΣXi = Jumlah hasil percobaan
= Nilai rata-rata
n = Banyak jumlah data
Cv =
Dimana :
Cv = Koefisien variasi
SD = Standart deviasi
= Nilai rata-rata
Spesifikasi Thermometer :
K C
E
B
H I
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
J
A
M
F
G
b. Peralatan :
1. Cleveland Open Cup (Cawan kuning yang bertangkai dengan bentuk dan
ukuran standar).
2. Sumber pemanas ( LPG ).
3. Thermometer aspal dan thermometer suhu.
4. Penahan angin, sebagai pelindung nyala pada waktu pemanasan.
5. Nyala penguji yang dapat diatur untuk memberi nyala dengan diameter
3,2 mm sampai 4,8 mm dan panjang tabung 7,5 mm.
Thermometer Suhu
Pelat Pemanas
1. Sampel dipanaskan hingga mencair sampai 150 °C sambil diaduk agar pori-
pori udara keluar.
2. Aspal cair diisikan ke dalam cawan Cleveland open cup sampai mencapai
garis batas.
VII.6. Pengujian Benda Uji
1. Cawan Cleveland open cup yang telah berisi benda uji diletakkan di atas
pelat pemanas.
2. Alat pemanas diatur sedemikian rupa sehingga terletak persis di bawah titik
tengah cawan.
3. Nyala penguji diletakkan dengan poros berjarak 7,5 cm dari titik tengah
cawan.
4. Termometer diletakkan tegak lurus terhadap benda uji dengan jarak kurang
lebih 6,4 mm di atas dasar cawan dan terletak pada satu garis lurus yang
menghubungkan titik tengah cawan dan titik poros nyala penguji diatur
sedemikian rupa hingga jarak termometer ¼ diameter cawan dari tepi.
5. Sumber pemanas dinyalakan dan diatur sedemikian rupa hingga benda uji
mencapai suhu 56°C di bawah titik nyala perkiraan.
6. Kecepatan pemanas diatur 5°C permenit pada suhu 56°C sampai dengan suhu
78°C di bawah titik nyala perkiraan.
7. Nyala penguji dinyalakan dan diatur agar diameter nyala tersebut menjadi
3,2 mm sampai 4,8 mm.
8. Nyala penguji digerakkan melalui permukaan cawan dalam waktu satu detik.
Pekerjaan tersebut diulangi setiap kenaikan suhu 2°C.
9. Pengujian dilakukan sampai terlihat nyala singkat pada suatu titik di atas
pemukaan benda uji dan suhu dibaca pada termometer.
10. Pekerjaan dilakukan sampai terlihat nyala yang agak lama, sekurang
kurangnya 5 detik di atas permukaan benda uji pada suhu termometer.
11. Percobaan dilakukan untuk 3 buah benda uji.
a. Titik nyala :
Xi = 280 + 290 + 298 = 868°C
n=3
Maka :
Nilai rata-rata
= = 289,33°C
Standart deviasi
SD =
= 9,02°C
Koefisien variasi
Cv = = 3,117%
= = 321,33°C
Standar deviasi
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
SD =
= 5,033°C
Koefisien variasi
Cv = = 1,566%
Dari harga toleransi yang didapat dari ketiga sampel, percobaan II telah
memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh Bina Marga, satu sampel memenuhi
syarat < 5,5°C.
Dari harga toleransi yang didapat dari ketiga sampel, percobaan I, II dan III
telah memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh Bina Marga, Ketiga sampel
memenuhi syarat < 8°C.
VII.8. Kesimpulan
Dari hasil percobaan didapat
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
VII.9. Saran
1. Diharapkan agar peralatan yang telah ada dirawat dan digunakan sebaik dan
semaksimal mungkin, untuk mendapatkan hasil pengujian yang lebih baik.
2. Praktikan lebih serius dalam praktek.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya
BAB VIII
PENETRASI BAHAN-BAHAN BITUMEN
VIII.2. Teori
Penetrasi adalah penurunan jarum penetrasi menembus bitumen yang
diakibatkan adanya pembebanan dengan berat yang tertentu, pada suhu dan waktu
tertentu. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah harga penetrasi hasil
percobaan sesuai dengan harga penetrasi pada spesifikasi produsen. Bila harga penetrasi
lebih besar berarti kondisi aspal lebih lembek atau cair. Pengujian penetrasi ini adalah
bentuk pengujian viskositas yang merupakan sifat utama bitumen yang membatasi
kebutuhan praktis di lapangan pada proses pencampuran, dan pengujian aspal.
Aspal adalah material termoplastis yang mencair apabila dipanaskan dan akan
membeku/mengental apabila di dinginkan, namun demikian prinsip material tersebut
terhadap suhu prinsipnya membentuk suatu spektrum/beragam tergantung komposisi
unsur-unsur penyusunnya. British Standart membagi nilai penetrasi tersebut menjadi10
macam, dengan rentang nilai penetrasi 15 s/d 40, sedangkan AASHTO mendefinisikan
nilai penetraasi 40-50 sebagai nilai penetrasi untuk material sebagai bahan bitumen
terlembek atau terlunak. Penetrasi sangat sensitif terhadap suhu, pengukuran diatas suhu
menghasilkan nilai yang berbeda variasi suhu terhadap nilai penetrasi dapat disusun
sedemikian rupa hingga dihasilkan nilai grafik antara suhu dan penetrasi. Berdasarkan
SNI 06-2456-1991 nilai penetrasi dinyatakan sebagai rata-rata sekurang-kurangnya dari
tiga pembacaan.
Menurut ASTM D – 8 – 31, aspal adalah bahan berwarna hitam atau coklat tua,
bersifat perekat, terutama terdiri dari bitumen yang didapat dari alam atau dari proses
pembuatan minyak bumi. Sedangkan bitumen adalah bahan berwarna hitam, dapat
bersifat padat atau keras (Asphaltine) dapat juga bersifat lembek (Malthine).
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
3. Aspal Modifikasi
Aspal modifikasi dibuat dengan mencampur aspal keras dengan suatu bahan tambah.
Polymer adalah jenis bahan tambah yang banyak digunakan saat ini, sehingga aspal
modifikasi sering disebut juga sebagai aspal polymer. Jenis bahan polymer yang biasa
digunakan yaitu Polymer Elastomer dan Polymer Plastomer.
Dimana :
= Nilai penetrasi rata-rata gabungan
n = Jumlah sampel
= Penetrasi rata-rata
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Dimana :
γ = Standart deviasi untuk setiap sampel
n = Nomor sampel
SD =
Dimana :
SD = Standart deviasi
n = Nomor sampel
Dimana :
CV = Koefisien variasi
SD = Standart deviasi
= Nilai penetrasi rata-rata gabungan
SD = Standart deviasi
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Catatan :
1. Pembacaan waktu pada Stopwatch yang kurang tepat (5 0,01) detik,
percobaan dikategorikan batal, serta toleransi penetrasi yang diperkenakan adalah
sebagai berikut:
Tabel VIII.3. Toleransi penetrasi
Penetrasi 0 – 49 50 – 149 150 – 249 250 – 300
Toleransi (mm) 2 4 6 8
= 64,06
= = 4,78
= = 1,79
= = 2,99
SD = =
= 1,78
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
CV = = 2,77%
= 107,76
= = 1,58
= = 15,01
= =16,58
SD = =
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
= 3,32
CV = = 3,08%
VIII.8. Kesimpulan
1. Besar penetrasi beban 100 gr
= (65,84) × 0,1 mm . . . . .(Memenuhi).
2. Besar penetrasi beban 200 gr
= (104,44) × 0,1 mm . . . . .(Tidak memenuhi).
VIII.9. Saran
1. Diharapkan agar peralatan dirawat dan digunakan sebaik dan semaksimal
mungkin untuk mendapatkan hasil pengujian yang lebih baik.
2. Alat-alat yang kurang lengkap atau rusak harap dilengkapi/diperbaiki dan
diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti.
3. Diharapkan agar praktikan lebih serius selama melakukan percobaan.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Pembebanan
Penetrasi
Benda Uji I Benda Uji II Benda Uji III
100 200 100 200 100 200
I 68 145 87 152 60 95
II 52 90 53 130 70 88
III 52 95 60 105 75 70
Rata-rata 57,3 110 66,6 129 68,3 84,3
Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya
BAB IX
CORE DRILLING TEST
IX.1. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui tebal lapisan perkerasan di lapangan.
2. Untuk mengetahui stabilitas perkerasan yang ada di lapangan dengan
pemeriksaan laboratorium menggunakan marshall machine.
IX.2. Teori
Core drilling test adalah suatu cara pengambilan sampel lapangan perkerasan yang
ada di lapangan yang kemudian diuji secara laboratorium dengan menggunakan marshall
machine untuk mendapatkan stabilitas perkerasan tersebut.
Kegunaan core drilling test ini adalah untuk mendapatkan sampel dengan diameter
tertentu, dalam keadaan utuh atau susunan lapisan perkerasan tersebut tidak terganggu.
Sehingga stabilitas hasil pemeriksaan laboratorium mendekati atau sama dengan stabilitas
sebenarnya di lapangan.
Core drilling test digunakan saat mengecek atau mengontrol apakah stabilitas
lapisan perkerasan di lapangan itu sesuai dengan stabilitas rencana. Selain itu juga
mengontrol tebal lapisan perkerasan agar sesuai dengan lapisan rencana. Hal ini untuk
menghindari pihak kontraktor pelaksana melakukan kesalahan pelaksanaan atau bahkan
kecurangan yang di sengaja. Maka biasanya yang menggunakan core drilling test adalah
pihak konsultan atau pihak pengawas lapangan yang kemudian disesuaikan dengan
perhitungan dan rancangan perencana. Core drilling test digunakan pada daerah
perkerasan yang baru dibangun dengan mengambil 3 sampai 5 titik.
Pengujian ekstraksi menunjukkan bahwa gradasi agregat berubah menjadi lebih
halus dari gradasi semula perubahan gradasi agregat diakibatkan oleh kehancuran,
beberapa partikel agregat ini menaikkan volume rongga udara dalam campuran yang
menghasilkan penurunan kepadatan serta peningkatan VIM dan VMA.
Agregat yang hancur tidak terlapisi aspal, Hal ini mengakibatkan penurunan
stabilitas dan indeks perendaman dan memasukan kelelehan sehingga menurunkan
marshall qoutient dari benda uji marshall. Immersion, proses ekstraksi merupakan proses
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
pemisahan campuran dua atau lebih bahan dengan cara menambahkan pelarut yang bisa
melarutkan salah satu bahan yang ada dalam campuran tersebut dapat dipisahkan. Pelarut
yang biasa digunakan dalam proses ekstraksi antara lain spiritus, bensin, atau minyak
tanah, trichlor ethylen thecnis, dan lain-lain.
Salah satu contoh tujuan dilakukan proses ekstraksi yaitu untuk mengetahui kadar
aspal yang terdapat dalam campuran aspal yang dibuat (mix design) yang menggunakan
alat centrifuge extractor dengan bensin sebagai pelarutnya selain itu dapat pula
digunakan alat soklet dengan menggunakan trichlor ethylen thecnis sebagai bahan
pelarutnya.
Cara pengambilan sampel di lapangan :
1. Cara Horizontal/Sejajar
A
S-1 S-1 S-1
50 m 50 m
Potongan A – A
2. Cara Zig-Zag
B C D
S-3
S-2
S-1
B C D
Potongan B – B
Potongan C – C
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Potongan D – D
5. Plastik
6. Penjepit
7. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
8. Pan
9. Bensin
Dial Stability
Proving Ring
Flow Dial
Kepala penahan
Sampel Aspal
Guide Road
Kepala Penekan
Jack (dongkrak)
UP
STOP
MARSHALL MACHINE
DOWN
2. Tentukan lokasi dan tempatkan mesin di lokasi lalu dikunci dengan sekrup
pengunci, untuk menghindari gerakan akibat getaran mesin pada saat mesin
dihidupkan.
3. Mesin dihidupkan dengan menarik tali starter.
4. Turunkan core perlahan-lahan, saat menyentuh lapisan perkerasan permukaan,
lakukan penyiraman dengan air dari water bottle melalui selang penyiraman dan
secara bersamaan dihidupkan stopwatch.
5. Setelah lapisan perkerasan tembus, stopwatch dimatikan, penyiraman
dihentikan dan core dinaikkan, lalu mesin dimatikan.
6. Keluarkan sampel dengan penjepit dan masukkan sampel ke plastik.
7. Beri kode plastik sampel dengan spidol.
8. Lakukan hal yang sama untuk sampel berikutnya.
Pembacaan Stabilitas =
No. Diam. Tebal Korelasi Berat Pembacaan
Dial [c] x K x F x [f]
Sampel (cm) (cm) Stabilitas (gram) (detik)
(mm) (kg)
[a] [b] [c] [d] [e] [f] [g]
IX.7. Kesimpulan
a. Tinggi rata-rata sampel = 5,92 cm
b. Stabilitas rata-rata = 1895,468 kg
IX.8. Saran
1. Diharapkan agar peralatan yang telah ada dirawat dan digunakan sebaik dan
semaksimal mungkin, untuk mendapatkan hasil pengujian yang lebih baik.
2. Diharapkan praktikan lebih serius selama praktikum.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Grup :V
Pembacaan Stabilitas =
No. Diam. Tebal Korelasi Berat Pembacaan
Dial [c] x K x F x [f]
Sampel (cm) (cm) Stabilitas (gram) (detik)
(mm) (kg)
Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya
BAB X
MARSHALL TEST
X.2. Teori
Alat Marshall merupakan alat tekan yang dilengkapi dengan cincin penguji
(Proving Ring) berkapasitas 26,689 kN (6000 Lbs) dan Flow meter. Proving Ring
digunakan untuk mengukur nilai stabilitas dan Flow meter untuk mengukur kelelehan
plastis atau Flow. Benda uji Marshall berbentuk silinder berdiameter 10 cm dan tinggi
7,5 cm.
Terdapat tipe-tipe campuran aspal dan agregat yang paling umum adalah campuran
aspal beton (Asphalt Concrete/AC) yang lebih dikenal dengan AC atau laston atau
campuran Hot Rolled Asphalt (HRA). Perbedaan mendasar dari kedua tipe ini adalah
pada gradasi agregat pembentuknya. Campuran tipe AC adalah menggunakan agregat
bergradasi menerus sedangkan campuran tipe HRA menggunakan agregat bergradasi
senjang.
Adapun fungsi aspal sebagai material perkerasan jalan yaitu :
1. Bahan pengikat, memberikan ikatan yang kuat antara aspal dan agregat dan sesama
aspal.
2. Bahan pengisi, mengisi rongga antar butir agregat dan pori-pori yang ada dalam
butir agregat itu sendiri.
Perencanaan campuran aspal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Jumlah aspal yang cukup untuk menjamin keawetan perkerasan.
2. Stabilitas yang cukup sehingga dapat menerima bahan lalu lintas tanpa mengalami
perubahan bentuk.
3. Rongga yang cukup dalam campuran untuk memungkinkan terjadinya perubahan
bentuk tanpa terjadinya retakan.
4. Fleksibilitas yang cukup untuk memungkinkan terjadinya perubahan bentuk tanpa
terjadinya retakan.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Landasan
Ejektor
Marshall
Machine
Cetakan Water Bath
Penumbuk
Pada percobaan ini digunakan saringan yaitu : ”, ”, 3/4”, 1/2”, 3/8” No. 4,
No. 8, No. 30, No. 50, No. 100, dan No. 200.
3. Untuk setiap benda uji dibutuhkan agregat kira-kira 1200 gram untuk
menghasilkan benda uji dengan ketinggian (6,25 0,125) cm.
4. Bejana pencampur dipanaskan beserta agregat kira-kira 150˚C lalu
dituangkan campuran agregat tersebut kedalam bejana yang berisi aspal
yang terlebih dahulu dipanaskan dengan suhu yang sama.
5. Kemudian aduk sampai merata campuran agregat dengan aspal supaya aspal
dapat melapisi campuran agregat dengan merata.
B. Pemadatan Benda Uji
1. Cetakan dan alat penumbuk dibersihkan, kemudian cetakan diolesi dengan
gliserin dan Talk atau dengan oli.
2. Letakan kertas saringan didasar cetakan.
3. Kemudian dimasukan seluruh campuran kedalam cetakan serta dirojok
keliling pinggirannya 15 kali dan 10 kali dibagian tengahnya. Letakan kertas
saringan di atas campuran aspal.
4. Letakan cetakan pada landasan pemadat, kemudian penumbukan dilakukan
sebanyak 2 × 75 kali dan dilaksanakan timbal balik penumbukan.
5. Diukur suhu dari benda uji, setelah suhu 90˚C benda uji dikeluarkan dengan
menggunakan ejektor.
6. Benda uji didiamkan pada suhu ruang selama 24 jam.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
1 4,5 6,56 0,950 1237 1249 687 562,0 2,201 2,493 0,970 4,169 9,994 80,148 11,718 21,712 46,032 105 1447,867 1375,474 2,3 5,863
2 4,5 6,73 0,915 1245 1255 698 557,0 2,235 2,493 0,803 3,452 8,275 81,391 10,349 18,624 44,432 203 2799,209 2561,277 3 8,370
3 4,5 6,83 0,890 1248 1261 703 558,0 2,237 2,493 1,042 4,477 10,732 81,441 10,294 21,026 51,041 226 3116,361 2773,561 4,8 5,665
1 5,0 6,63 0,937 1142 1144 652 492,0 2,321 2,475 0,175 0,832 1,980 84,078 6,221 8,200 24,143 183 2523,425 2364,449 2,7 8,586
2 5,0 6,83 0,890 1252 1262 696 566,0 2,212 2,475 0,799 3,794 9,029 80,125 10,629 19,659 45,930 140 1930,489 1718,135 3,8 4,433
3 5,0 6,60 0,943 1263 1270 727 543,0 2,326 2,475 0,554 2,633 6,265 84,253 6,025 12,291 50,976 247 3405,935 3211,796 3,9 8,074
1 5,5 6,60 0,943 1246 1253 692 561,0 2,221 2,457 0,562 2,920 6,899 80,029 9,613 16,512 41,781 166 2289,009 2158,535 3,2 6,613
2 5,5 6,56 0,950 1257 1267 719 548,0 2,294 2,457 0,796 4,135 9,770 82,650 6,652 16,422 59,492 174 2399,322 2279,356 3,8 5,881
3 5,5 6,83 0,890 1254 1260 696 564,0 2,223 2,457 0,478 2,487 5,876 80,114 9,517 15,393 38,173 175 2413,112 2147,669 3,4 6,193
1 6,0 6,60 0,943 1273 1278 756 522,0 2,439 2,440 0,393 2,215 5,197 87,407 0,040 5,236 99,241 123 1696,073 1599,397 4,1 3,824
2 6,0 6,73 0,915 1251 1258 706 552,0 2,266 2,440 0,560 3,156 7,403 81,228 7,106 14,509 51,024 185 2551,004 2334,168 1,2 19,070
3 6,0 6,53 0,956 1261 1269 721 548,0 2,301 2,440 0,634 3,578 8,394 82,475 5,680 14,074 59,641 225 3102,572 2966,059 1,5 19,386
1 6,5 6,60 0,943 1263 1267 737 530,0 2,383 2,422 0,317 1,925 4,483 84,957 1,623 6,106 73,424 98 1351,342 1274,316 1,2 10,411
2 6,5 6,65 0,933 1268 1274 746 528,0 2,402 2,422 0,473 2,876 6,698 85,616 0,859 7,557 88,632 160 2206,273 2058,453 4 5,045
3 6,5 6,50 0,962 1258 1265 730 535,0 2,351 2,422 0,556 3,382 7,877 83,829 2,928 10,805 72,901 180 2482,058 2387,739 3,4 6,885
1 7,0 6,60 0,943 1280 1284 747 537,0 2,384 2,405 0,313 2,034 4,705 84,523 0,899 5,604 83,961 129 1778,808 1677,416 1 16,445
2 7,0 6,36 0,997 1256 1261 735 526,0 2,388 2,405 0,398 2,592 5,994 84,673 0,723 6,717 89,231 108 1489,235 1484,767 3,8 3,831
3 7,0 6,63 0,907 1294 1299 752 547,0 2,366 2,405 0,386 2,515 5,818 83,886 1,646 7,464 77,942 112 1544,391 1400,763 2,1 6,540
2,379 1,089 6,595 83,712 0,000 2,30 8,938
Remark
AC Pen Type 60/70
AC Sp Gr (T) 1,04
Bulk Sp Gr (U) 2,6227
Eff Sp Gr (V) 2,6689
Kalibrasi alat (Ka) 30,4 lb/div
Koreksi 1 lb (Ko) 0,4535924
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Keterangan :
D = Bulk Density (gr/cm3)
M = Berat Kering (gr)
V = Bulk Volume (cm3)
1 4 2,167
2 4 2,172
3 4 2,200
1 4,5 2,201
2 4,5 2,235
3 4,5 2,237
1 5,0 2,321
2 5,0 2,212
3 5,0 2,326
1 5,5 2,221
2 5,5 2,294
3 5,5 2,223
1 6,0 2,439
2 6,0 2,266
3 6,0 2,301
1 6,5 2,383
2 6,5 2,402
3 6,5 2,351
1 7,0 2,384
2 7,0 2,415
3 7,0 2,366
Sumber : Hasil Analisis Praktikum Laboratorium Jalan Raya
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Keterangan :
VIM = Void in Mix (%)
D = Bulk Density (cm/gr3)
1 4 13,733
2 4 13,536
3 4 12,406
1 4,5 11,718
2 4,5 10,349
3 4,5 10,294
1 5,0 6,221
2 5,0 10,629
3 5,0 6,025
1 5,5 9,613
2 5,5 6,652
3 5,5 9,517
1 6,0 0,040
2 6,0 7,106
3 6,0 5,680
1 6,5 1,623
2 6,5 0,859
3 6,5 2,928
1 7,0 0,899
2 7,0 0,723
3 7,0 1,646
Sumber : Hasil Analisis Praktikum Laboratorium Jalan Raya
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
3. Kelelehan (Flow)
Flow menunjukkan besarnya penurunan yang terjadi pada lapisan keras akibat
penahan beban yang menerimanya.
Tabel X.6 Hasil Perhitungan Nilai Kelelehan
1 4 4,1
2 4 1,1
3 4 3
1 4,5 2,3
2 4,5 3
3 4,5 4,8
1 5,0 2,7
2 5,0 3,8
3 5,0 3,9
1 5,5 3,2
2 5,5 3,8
3 5,5 3,4
1 6,0 4,1
2 6,0 1,2
3 6,0 1,5
1 6,5 1,2
2 6,5 4
3 6,5 3,4
1 7,0 1
2 7,0 3,8
3 7,0 2,1
Sumber : Hasil Analisis Praktikum Laboratorium Jalan Raya
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
= 2 × 0,281 x + 2,8405
= 0,562x + 2,8405
0,562x = 2,8405
x = 5,054
maka :
Y = ax2 + bx + c
= (-0,281 × 5,0542) + (2,8405 × 5,054) + (-3,919)
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
= 3,2593 mm
4. VFA (Void Filled With Asphalt)
VFA (Void Filled With Asphalt) menyatakan persentase rongga udara yang terisi aspal
pada campuran yang telah mengalami pemadatan. Nilai VFA merupakan sifat kekedapan
air dan udara, maupun sifat elastis sempurna.
Keterangan :
VFA = Void Filled With Asphalt (%)
L = Volume Eff. AC (%)
O = Void in Mineral Aggregate (%)
1 4 43,358
2 4 39,869
3 4 38,842
1 4,5 46,032
2 4,5 44,432
3 4,5 51,041
1 5,0 24,143
2 5,0 45,930
3 5,0 50,976
1 5,5 41,781
2 5,5 59,492
3 5,5 38,173
1 6,0 99,241
2 6,0 51,024
3 6,0 59,641
1 6,5 73,424
2 6,5 88,632
3 6,5 72,901
1 7,0 83,961
2 7,0 89,231
3 7,0 77,942
Sumber : Hasil Analisis Praktikum Laboratorium Jalan Raya
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
5. Stabilitas
Stabilitas campuran dalam pengujian Marshall ditunjukkan dengan pembacaan nilai
stabilitas yang dikoreksi dengan angka tebal benda uji. Stabilitas merupakan kemampuan
lapis perkerasan untuk menahan deformasi akibat beban seperti gelombang dan alur.
Nilai stabilitas dipengaruhi oleh gesekan antar butir agregat, penguncian antar butir
agregat dan daya ikat yang baik dari lapisan aspal, disamping itu proses pemadatan juga
berpengaruh pada mutu agregat dan kadar aspal.
Keterangan :
Q = Pembacaan Dial Stabilitas (Kg)
Ka = Kalibrasi Alat (lb/div)
Ko = Koreksi 1 lb
C = Rasio Korelasi Stabilitas
Tabel X.8 Hasil Pengujian Stabilitas
1 4 1202695
2 4 1448,143
3 4 2873,781
1 4,5 1375,474
2 4,5 2561,277
3 4,5 2773,561
1 5,0 2364,449
2 5,0 1718,135
3 5,0 3211,796
1 5,5 2158,535
2 5,5 2279,356
3 5,5 2147,669
1 6,0 1599,397
2 6,0 2334,168
3 6,0 2966,059
1 6,5 1274,316
2 6,5 2058,453
3 6,5 2387,739
1 7,0 1677,416
2 7,0 1484,767
3 7,0 1400,763
Sumber : Hasil Analisis Praktikum Laboratorium Jalan Raya
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
= 2 × -293,44 x + 3102,6
586,88x = 3102,6
x = 5,286
maka :
Y = ax2 + bx + c
= (-293,44 × 5,2862) + (3102,6 × 5,286) + (-5832,5)
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
= 2368,6030 kg
Keterangan :
MQ = Kekakuan (KN/mm)
S = Stabilitas (Kg)
W = Pembacaan dial Flow (mm)
1 4 2,876
2 4 12,907
3 4 9,391
1 4,5 5,863
2 4,5 8,370
3 4,5 5,665
1 5,0 8,586
2 5,0 4,433
3 5,0 8,074
1 5,5 6,613
2 5,5 5,881
3 5,5 6,193
1 6,0 3,824
2 6,0 19,070
3 6,0 19,386
1 6,5 10,411
2 6,5 5,045
3 6,5 6,885
1 7,0 16,445
2 7,0 3,831
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
3 7,0 6,540
Sumber : Hasil Analisis Praktikum Laboratorium Jalan Raya
Keterangan :
O = Void in Mineral Aggregate (%)
L = Volume Eff. AC (%)
VIM = Void in Mix (%)
1 4 24,246
2 4 22,510
3 4 20,285
1 4,5 21,712
2 4,5 18,624
3 4,5 21,026
1 5,0 8,200
2 5,0 19,659
3 5,0 12,291
1 5,5 16,512
2 5,5 16,422
3 5,5 15,393
1 6,0 5,236
2 6,0 14,509
3 6,0 14,074
1 6,5 6,106
2 6,5 7,557
3 6,5 10,805
1 7,0 5,604
2 7,0 6,717
3 7,0 7,464
Sumber : Hasil Analisis Praktikum Laboratorium Jalan Raya
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Tabel X.11 Nilai parameter pengujian Marshall dan kadar aspal yang memenuhi.
Parameter Pengujian Marshall Minimum Maksimum
Kepadatan dengan kadar aspal 4 7
Rongga udara dalam campuran dengan kadar aspal 4 7
Rongga dalam agregat dengan kadar aspal 4 7
Rongga terisi aspal dengan kadar aspal 4 7
stabilitas dengan kadar aspal 5,286 7
kelelehan dengan kadar aspal 5,054 7
kekakuan dengan kadar aspal 4 7
Dari gambar di atas didapat nilai kadar aspal minimum 5, 286% dan nilai kadar
aspal maksimum 7% maka di dapatkan nilai kadar aspal optimumnya adalah 6%.
X.8. Kesimpulan
Dari hasil analisis Marshall didapat nilai kadar aspal minimum 5, 286% dan nilai
kadar aspal maksimum 7% maka di dapatkan nilai kadar aspal optimumnya adalah 6%.
X.9. Saran
1. Untuk praktikan berikutnya diharapkan lebih serius dalam melaksanakan
praktium.
2. Untuk praktikan dan asisten diharapkan agar lebih konsisten terhadap waktu.
3. Alat dilengkapi dan dikalibrasi agar hasil pengujian yang didapat lebih akurat.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
MARSHALL TEST
BAB XI
PEMERIKSAAN KADAR ASPAL DENGAN CARA EKSTRAKSI
(CENTRIFUGE EXTRACTOR TEST)
XI.2. Teori
Salah satu metode yang telah dikembangkan untuk menguji kandungan kadar aspal
dalam campuran adalah dengan menggunakan ekstraksi menurut prosedur pemeriksaan
Amerika Association of State Highway and Transportation Officials / AASHTO
(T-164-80). Pengujian ekstraksi menunjukan bahwa gradasi agregat berubah menjadi
lebih halus dari gradasi semula perubahan gradasi agregat diakibatkan oleh kehancuran,
beberapa partikel agregat ini menaikan volume rongga udara dalam campuran yang
menghasilkan penurunan kepadatan serta peningkatan Void in Mix (VIM ) dan Void
in Mineral Agreggate (VMA).
Agregat yang hancur, tidak terlapisi aspal, hal ini mengakibatkan penurunan
stabilitas dan indeks perendaman dan memasukan kelelehan sehingga menurunkan
Marshall Qoutient dari benda uji Marshall. Proses ekstraksi merupakan proses pemisahan
campuran dua atau lebih bahan dengan cara menambahkan pelarut yang bisa melarutkan
salah satu bahan yang ada dalam campuran tersebut dapat dipisahkan. Pelarut yang biasa
digunakan dalam proses ekstraksi antara lain spiritus, bensin, minyak tanah, Trichlor
Ethylen Teknis, dan lain-lain salah satu.
Tujuan dilakukan proses ekstraksi yaitu untuk mengetahui kadar aspal yang
terdapat dalam campuran aspal yang dibuat (mix design) yang menggunakan alat
Centrifuge Extractor dengan bensin sebagai pelarutnya selain itu dapat pula digunakan
alat soklet dengan menggunakan Trichlor Ethylen Thecnis sebagai bahan pelarutnya.
5. Pan
6. Bensin (pelarut)
7. Hot Plate
8. Sieve Shaker
9. Saringan
10. Brush
11. Plastik
Pan
Hot Plate
Gelas Ukur
Brush
Saringan
Shieve Shaker
=
737 (2 658) 100%
737
= 10,45 %
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Berdasarkan Tabel XI.1 di atas menunjukkan bahwa persen lolos pada setiap
saringan mendapatkan Spec. Limit yang berbeda – beda dan tidak masuk dalam daftar
Gradasi I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X,dan XI, Sehingga dapat disimpulkan bahwa
jalan tersebut termasuk dalam klasifikasi jalan kelas III yang berarti jalan tersebut adalah
jalan lokal ataupun lingkungan.
b. Sampel II
Berat sampel sebelum ekstraksi (A) = 829 gram
Berat kertas filter (B) = 29 gram
Berat kertas filter setelah ekstraksi (C) = 31 gram
Berat material dari kertas filter (D = C – B) = 31-29 = 2 gram
Berat sampel setelah ekstraksi (E) = 793 gram
A (D E) 100%
Kadar aspal =
A
=
829 (2 793) 100%
829
= 4,10%
Berdasarkan Tabel XI.2 di atas menunjukkan bahwa persen lolos pada setiap
saringan mendapatkan Spec. Limit yang berbeda – beda dan tidak masuk dalam daftar
Gradasi I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, dan XI. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
jalan tersebut termasuk dalam jalan klasifikasi jalan kelas III termasuk jalan lokal atau
jalan lingkungan.
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Asisten,
Kepala,
Lestina
Ir. Oloan
Ferawati
Sitohang,MT
Manullang
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya
EXTRACT TEST
Sampel I
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya
EXTRACT TEST
Sampel II
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya
EXTRACT TEST
Sampel II
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Asisten, Kepala,
Laboratorium Jalan Raya Laboratorium Jalan Raya
KARTU ASISTENSI
NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
22 Juni 2021
- Tambah Teori
- Pelajari Teori
Analisa Saringan
25 Juni 2021 - Tambah Teori
I Agregat Halus,
- Perbaiki Ketikan
Sedang dan Kasar
- Pelajari Teori
28 Juni 2021
- Perbaiki Ketikan
30 Juni 2021 - Pelajari Teori
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
- Perbaiki Ketikan
1 Juli 2021 - Pelajari Teori
2 Juli 2021 - ACC Dapat Difinalkan
5 Juli 2021 - ACC Dapat Difinalkan
Kepala
Laboratorium Jalan Raya
KARTU ASISTENSI
NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
25 Juni 2021
- Tambah Teori
Penentuan Berat Isi
- Pelajari Teori
II Agregat (Unit 28 Juni 2021
- Perbaiki Ketikan
Weight)
30 Juni 2021 - Perbaiki Ketikan
5 Juli 2021 - ACC Dapat Difinalkan
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Kepala
Laboratorium Jalan Raya
KARTU ASISTENSI
NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
21 Juni 2021
- Tambah Teori
Berat Jenis Dan - Pelajari Teori
Penyerapan 25 Juni 2021
- Perbaiki Ketikan
III Agregat Kasar
- Pelajari Teori
(Spesific Gravity or 28 Juni 2021
Course Agregate) - Perbaiki Ketikan
30 Juni 2021 - Perbaiki Ketikan
5 Juli 2021 - ACC Dapat Difinalkan
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Kepala
Laboratorium Jalan Raya
KARTU ASISTENSI
NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
21 Juni 2021
- Tambah Teori
Berat Jenis Dan - Pelajari Teori
Penyerapan 25 Juni 2021
- Perbaiki Ketikan
IV Agregat Halus
- Pelajari Teori
(Spesific Gravity or 28 Juni 2021
Fine Agregate) - Perbaiki Ketikan
30 Juni 2021 - Perbaiki Ketikan
5 Juli 2021 - ACC Dapat Difinalkan
Kepala
Laboratorium Jalan Raya
KARTU ASISTENSI
NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
5 April 2021
- Tambah Teori
Pemeriksaan Titik - Pelajari Teori
Lembek/Lunak
V 6 April 2021 - Tambah Teori
(Softening Point
Test) - Perbaiki Ketikan
7 April 2021 - Pelajari Teori
8 April 2021 - ACC Dapat Difinalkan
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Kepala
Laboratorium Jalan Raya
KARTU ASISTENSI
NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
5 April 2021
- Tambah Teori
- Pelajari Teori
Daktalitas Bahan- 7April 2021 - Perbaiki Ketikan
VI
Bahan Bitumen - Pelajari Analisa Data
- Pelajari Teori
8 April 2021
- Pelajari Analisa Data
10 April 2021 - ACC Dapat Difinalkan
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Kepala
Laboratorium Jalan Raya
KARTU ASISTENSI
NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
20 Mei 2021
Titik Nyala Dan - Tambah Teori
Titik Bakar Dengan - Pelajari Teori
VII
Cleveland Open 26 Mei 2021 - Perbaiki Ketikan
Cup - Pelajari Analisa Data
29 Mei 2021 - ACC Dapat Difinalkan
Kepala
Laboratorium Jalan Raya
KARTU ASISTENSI
NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
25 Mei 2021
- Tambah Teori
Penetrasi Bahan- - Pelajari Teori
VIII
Bahan Bitumen 29 Mei 2021 - Perbaiki Ketikan
- Pelajari Analisa Data
28 Juni 2021 - ACC Dapat Difinalkan
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Kepala
Laboratorium Jalan Raya
KARTU ASISTENSI
NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
20 Mei 2021
- Tambah Teori
- Pelajari Teori
IX Core Drilling Test
26 Mei 2021 - Pelajari Analisa Data
- Perbaiki Ketikan
29 Mei 2021 - ACC Dapat Difinalkan
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Kepala
Laboratorium Jalan Raya
KARTU ASISTENSI
NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
30 Juni 2021
- Tambah Teori
- Pelajari Teori
1 Juli 2021 - Tambah Teori
- Perbaiki Ketikan
X Marshall Test
- Pelajari Teori
2 Juli 2021
- Perbaiki Ketikan
- Pelajari Teori
3 Juli 2021
- Perbaiki Ketikan
5 Juli 2021 - Pelajari Teori
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Alamat : Jl. Setia Budi No. 479 F – Tj. Sari Medan Telp. (061) 810161
Kepala
Laboratorium Jalan Raya
KARTU ASISTENSI
NAMA
NO. TANGGAL CATATAN PARAF
PERCOBAAN
- Pelajari Teori
Pemeriksaan Kadar 28 Juni 2021
- Tambah Teori
Aspal Dengan Cara
- Pelajari Teori
XI Ekstraksi 30 Juni 2021
- Perbaiki Ketikan
( Centrifuge
Extractor Test ) 28 Juni 2021 - Perbaiki Ketikan
7 Juli 2021 - ACC Dapat Difinalkan
Kepala
Laboratorium Jalan Raya