Sidang Skripsi (AMIINNN) - Handi Maulana
Sidang Skripsi (AMIINNN) - Handi Maulana
Disusun Oleh:
NIM : 41618310083
NIM : 41618310083
Fakultas : Teknik
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Tugas Akhir yang telah saya
buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata
dikemudian hari penulisan Tugas Akhir ini merupakan hasil plagiat atau jiplakan
terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggung jawabkannya
sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan di Universitas Mercubuana.
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa dipaksakan.
Penulis,
Handi Maulana
i
TUGAS AKHIR
ANALISA PENJADWALAN PROYEK FIRE
FIGHTING DENGAN METODE CRITICAL CHAIN
Disusun Oleh:
NIM : 41618310083
Dosen Pembimbing
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
ii
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis penjadwalan proyek fire fighting bagi
pihak manajemen proyek dari penjadwalan yang sudah ditentukan dengan tujuan
mengetahui durasi optimal proyek dapat diselesaikan. Indikator yang digunakan
untuk memperhitungkan durasi optimal adalah dengan hubungan keterkaitan antar
pekerjaan, perubahan durasi dengan 50% probabilitas dan project buffer.
Penjadwalan yang sudah dibuat sebelumnya menggunakan metode critical path dan
metode critical chain digunakan untuk menganalisis penjadwalan yang sudah
dibuat sebelumnya. Hasil dari perhitungan metode critical chain didapat waktu
penyelesaian proyek menjadi 1563 hari kerja dari 1830 hari kerja. Melalui hasil
analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa proyek dapat dipercepat dengan metode
critical chain.
Kata Kunci :
iii
ABSTRACT
NIM : 41618310083
Faculty : Engineering
This research was conducted to analyze the project scheduling fire fighting for
project management from the predetermined scheduling with the aim of knowing
the optimal duration of the project can be completed. Indicators used to calculate
the optimal duration are the interrelationships between jobs, changes in duration
with 50% probability and project buffer. Scheduling that has been made previously
uses the critical path method and the method is critical chain used to analyze the
scheduling that has been created previously. The results of the calculation of the
method critical chain obtained the project completion time to 1563 work days from
1830 work days. Through the results of this analysis it can be concluded that the
project can be accelerated by the method critical chain.
Keywords:
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya
tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan judul ANALISA PENJADWALAN
PROYEK FIRE FIGHTING DENGAN METODE CRITICAL CHAIN. Tugas akhir
ini disusun untuk menjadi syarat kelulusan dalm program Strata Satu (S1) di
Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana.
Tugas akhir ini berisi ide atau gagasan sebelum mengerjakan tugas akhir ini
dengan analisa penjadwalan proyek menggunakan metode critical chain dan
critical path. Diharapkan dengan selesainya laporan tugas akhir ini dapat
memberikan kebermanfaatan dalam dunia manajemen proyek. Penulisan tugas
akhir ini masih banyak terdapat kekurangan. Kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan oleh penulis sebagai bahan koreksi untuk penulisan laporan
selanjutnya agar lebih baik. Penulis juga berharap semoga laporan ini bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya, dan bagi penulis pada khususnya.
Handi Maulana
v
DAFTAR ISI
vi
3.2 Jenis Data dan Informasi ............................................................................. 20
3.3 Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 21
3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................................ 21
3.5 Langkah-langkah penelitian ........................................................................ 23
BAB IV ................................................................................................................. 25
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA .............................................. 25
4.1 Pengumpulan Data ...................................................................................... 25
4.1.1 Organisasi Proyek ........................................................................... 25
4.1.2 Tinjauan Umum Proyek .................................................................. 27
4.1.3 Lingkup Pekerjaan .......................................................................... 27
4.1.4 Lingkup Pekerjaan yang di analisis (pendefisinian aktivitas) ......... 28
4.2 Pengolahan Data .......................................................................................... 31
4.2.1 Penjadwalan Proyek .............................................................................. 31
4.2.2 Pengaplikasian Metode Critical Chain Project Management ............... 35
4.2.3 Memasukkan Buffer pada Penjadwalan CCPM ................................... 39
BAB V................................................................................................................... 46
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 46
BAB VI ................................................................................................................. 49
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 49
6.1 Kesimpulan .................................................................................................. 49
6.2 Saran ............................................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 50
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Pada penelitian ini peneliti melakukan penelitian pada PT. Indobara Bahana,
merupakan kontraktor yang bergerak di bidang Fire Fighting. Proyek yang
didapat perusahaan berasal dari lelang yang dimenangkan perusahaan. Pada
kenyataanya dalam menyelesaikan aktifitas suatu proyek mengalami
keterlambatan dari durasi waktu yang ditentukan.
1
2
Dalam penelitian ini, ruang lingkup yang akan dibahas agar sesuai dengan
tujuannya. Batasan dalam penelitian ini adalah :
BAB I : PENDAHULUAN
4
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
2.2 Proyek
1. Proyek Engineering-Konstruksi.
2. Proyek Engineering-Manufaktur.
3. Proyek Penelitian dan Pengembangan.
4. Proyek Pelayanan Manajemen.
5. Proyek Konservasi Bio-diversity.
1. Ada suatu tujuan tertentu yang ingin dicapai (tujuan diadakannya proyek
tersebut);
2. Ada proses kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu tersebut;
3. Ada (memerlukan) bantuan orang dalam proses kegiatan tersebut.
Dari definisi yang telah dijelaskan terlihat bahwa konsep manajemen proyek
mengandung hal-hal pokok sebagai berikut.
Waktu proyek atau biasa disebut umur proyek merupakan salah satu atribut
proyek yang sangat penting dalam manajemen proyek. Kegagalan mengelola
10
waktu proyek akan berakibat pada penyelesaian proyek yang tidak tepat waktu.
Penyelesaian waktu proyek yang mundur dan kurangnya pengelolaan waktu
proyek tentunya akan berakibat pada membengkaknya berbagai sumber daya
proyek, khususnya biaya dan SDM proyek. Dilihat dari fase proyek, penerapan
manajemen waktu proyek lebih banyak diterapkan pada fase planning dan
selebihnya pada fase controlling. Kegiatan manajemen waktu proyek pada fase
planning meliputi: Mendefinisikan Aktivitas, Pengurutan Aktivitas, Estimasi
Lama Aktivitas, dan Penyusunan Jadwal Proyek. Sedangkan pada fase
controlling kegiatannya adaah Pengendalian Jadwal Proyek.
Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Eliyahu M. Goldratt pada
tahun 1997 dibukunya berjudul Critical Chain. TOC (theory of constraint)
adalah salah suatu teknik untuk mengatur sistem produksi yang berulang
berdasarkan prinsip bahwa setiap sistem mempunyai hambatan dan performa
dari sumber daya. Critical chain merupakan suatu perkembangan dari
rancangan TOC terutama pada lingkungan proyek.
1. Pengestimasian
Pada penggunaan metode critical chain estimasi yang dilakukan
hanya sesuai dengan durasi yang sebenarnya, tidak terdapat penambahan
waktu untuk mencegah keterlambatan. Persen keberhasilan suatu estimasi
biaya hanya diperkirakan 50%. Waktu tambahan yang dibutuhkan ini
diletakkan pada buffer diakhir critical chain atau pada suatu persambungan
12
antara suatu tugas yang tidak kritis dengan jalur critical chain yang biasa
disebut feeding buffer.
2. Buffer
Buffer pada critical chain adalah sebagai tameng dalam mencegah suatu
proyek atau aktivitas melebihi batas waktu. Besar buffer yang diberikan
biasanya 30-50 persen dari panjang jalur critical chain (Kerzner, 2003).
Terdapat beberapa jenis buffer pada metode critical chain (Pitagorsky,
2001), diantaranya :
a) Project Buffer, yaitu buffer yang terdapat pada akhir jalur critical
chain terpanjang yang berguna untuk mengatasi variasi pada suatu
proyek sehingga keterlambatan dapat di cegah.
b) Feeding Buffer, yaitu buffer yang terdapat pada persambungan
antara jalur rantai kritis dengan aktivitas yang bukan, untuk
melindungi rantai kritis agar tidak berpengaruh pada keterlambatan
altivitas tersebut.
c) Resources Buffer, yaitu buffer yang berada diantara dua tugas yang
dilaksanakan oleh sumber daya yang kritis untuk mencegah
mundurnya pelaksanaan tugas karena tidak tersedianya sumber
daya.
d) Drum Buffer & Strategic Buffer, yaitu buffer yang terletak diantara
dua buah proyek yang berurutan. Buffer ini berguna untuk mengatasi
waktu dalam mempersiapkan untuk melaksanakan proyek yang
sebelumnya.
3. Student Syndrome & Parkinson’s Law
Pada metode critical chain waktu yang tersedia pada suatu tugas
hanya sebatas waktu yang dibutuhkan sehingga tidak terlihat waktu
berlebih, hal ini dilakukan untuk menghindari dua gejala. Gejala pertama
student syndrome yaitu gejala dimana melaksanakan suatu tugas pada waktu
akhir periode. Dengan melakukan pengerjaan suatu tugas waktu akhir
periode maka kemungkinan terjadinya keterlambatan sangat besar dan
sering terjadinya penurunan kualitas karena tujuan utamanya hanya agar
13
tugas selesai tepat waktu. Gejala yang kedua Parkinson’s Law. Gejala
dimana sumber daya menggunakan semua waktu yang tersedia meskipun
waktu tersebut berlebih. Dengan adanya gejala ini maka suatu tugas untuk
selesai lebih awal akan sulit tercapai. Apalagi jika sumber daya
menggunakan metode pembayaran perhari semakin lama dia mengerjakan
maka akan semakin besar penghasilan yang didapat.
4. Bad Multitasking
Pada pendekatan critical chain multitasking proyek tidak dianjurkan
karena akan membuat tidak fokus dan akan terjadi masalah pada
penggunaan sumber daya, dimana pada saat yang bersamaan satu sumber
daya dibutuhkan oleh beberapa aktivitas. Hanya melaksanakan satu proyek
ini sering disebut dedicated-effort. Sebaiknya sebuah sumber daya hanya
melaksanakan satu proyek saja, tetapi jika multitasking dibutuhkan maka itu
telah diatur agar tidak terjadi irisan jadwal.
5. Selesai lebih awal
Pada critical chain budaya akan selesai lebih awal digalakkan, tidak
hanya selesai tepat waktu atau tidak melebihi batas waktu. Oleh karenanya
diharapkan proyek akan selesai secepatnya.
6. Penjadwalan dari belakang & As Late As Possible (ALAP) Scheduling
Penjadwalan yang digunakan pada pendekatan ini adalah
menggunakan teknik penjadwalan dimulai dari belakang (backward
scheduling), kelebihan penjadwalan seperti ini adalah dihasilkan suatu
penjadwalan yang tanggal akhirnya dapat disesuaikan dengan batas waktu.
Selain itu juga menggunakan prinsip penjadwalan As Late As Possible
(ALAP) dimana mulainya sutau proyek akan dijatuhkan selambat-
lambatnya. Dengan pendekatan seperti ini maka manajer proyek tidak akan
bingung menentukan waktu mulai proyek dan tidak adanya uang yang
tertahan dalam bentuk barang lebih lama atau WIP yang ditekan seminimal
mungkin.
14
a) Honeywell DAS
Honeywell DAS merupakan perusahaan manufaktur penerbangan telah
sukses menerapkan CCPM dengan berhasil memenuhi permintaan
konsumen terhadap pesanan yang memiliki jadwal pelaksanaan selama 13
bulan menjadi 6 bulan.
b) Lucent Technologies
Pada tahun 1996 Lucent Technology menerapkan CCPM dalam
mengevaluasi proyek-proyek yang berjalan (sebagai pilot project dengan
menggunakan metode TOC). Proyek ini berhasil selesai pada tahun 1997.
c) U.S Navy Shipyards
Angakat laut AS telah menerapkan CCPM di sejumlah galangan kapal
angkatan laut. Salah satu keberhasilan terbesar adalah dengan pemeliharaan
USS Harry S. Truman pada tahun 2001, yang merupakan satu kapal terbesar
didunia. TOC dan CCPM diadopsi secara terpisah (yaitu, menggunakan
perangkat lunak dari proyek yang sudah ada) memungkinkan tim proyek
untuk menyelesaikan proyek lebih awal dan menghemat lebih dari $20 juta.
Aplikasi CCPM berikutnya adalah di Pearl Harbor Naval Shipyard
menghasilkan peningkatan kinerja jadwal dari 40% menjadi lebih dari 90%
dan opengingkatan produktivitas sekitar 100% pada proyek-proyek yang
lebih sederhana dengan melakukan pemeliharaan pada kapal selam nuklir
AS. Angakatan Laut AS memperluas penggunaan CCPM untuk proyek
yang lebih besar di empat galangan kapal publik dan berencana untuk
memperpanjang penggunaannya ke galangan-galangan kapal swasta.
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam
16
Robert A Study of the Critical Chain Mengusulkan sebuah metode yang disebut
Eduardo Project Management Method manajemen proyek rantai kritis (CCPM)
Cooper Applied to a Multiproject System meminimalkan ketidakefisienan yang
Ordon˜ez et al diidentifikasi dalam manajemen proyek
(2019) tradisional
Shurrab M Traditional Critical Path Method Dalam penelitian ini, 120 acak proyek yang
(2018) versus Critical Chain Project dihasilkan dan dianalisis menggunakan perangkat
Management: A Comparative lunak Microsoft Project sesuai dengan CPM dan
View CCPM. Metode CCPM mengungkapkan
penghematan rata-rata 13% dan 43% dalam durasi
dan biaya, dengan deviasi standar 21 dan 11 untuk
durasi dan biaya masing-masing. Sementara
metode CPM mengungkapkan overestimasi rerata
sekitar 2% dalam durasi dan 43% penghematan
biaya, dengan deviasi standar 25 dan 11 untuk
durasi dan biaya masing-masing
Baits, Combination of program Hasil penjadwalan menggunakan CPM
Hamzah evaluation and review technique menemukan bahwa durasi minimum untuk
Abdul (PERT) and critical path method menyelesaikan proyek adalah 135 hari dengan 20
Puspita, Ika (CPM) for project schedule aktivitas di jalur kritis dengan probabilitas proyek
Arum development 50%. Analisis lebih lanjut menggunakan PERT
Bay, Achmad menemukan bahwa untuk probabilitas yang lebih
Fuad (2020) besar dari penyelesaian proyek adalah 68% untuk
139,78 hari lamanya, 95% untuk 144,56 hari, dan
99,7% untuk 149,34 hari.
Negara, Cyan Penerapan Penjadwalan Proyek Waktu normal penyelesaian proyek adalah 35
(2018- Instalasi Microwave hari, kemudian waktu optimum penyelesaian
Mercubuana) menggunakan Metode Critical proyek adalah 27 hari. Dengan menggunakan
Path Method (CPM) waktu optimum, proyek dapat selesai 8 hari lebih
cepat.
Atica Angelin Analisis Penjadwalan Proyek Durasi yang dibutuhkan untuk menyesaikan
dan Silvi New Product Development proyek dengan metode CPM adalah 101 hari dan
Ariyanti Menggunakan Metode Pert dan dengan PERT 102 hari. Dengan metode CPM
(2018- CPM dapat
Mercubuana) dilakukan percepatan waktu penyelesaian proyek
34% dari jadwal proyek eksisting.
Rosalino, Analisa Penjadwalan Proyek Hasil pada penelitian ini, bahwa penjadwalan
Yudi (2015- Menggunakan Metode CPM dan CPM lebih efisien dari pada PERT . Karena
Mercubuana) PERT pada Pembuatan Jembatan metode CPM menghasilkan waktu penyelesaian
Penghubung (Studi Kasus Hotel tersingkat yaitu 23 minggu.
Harris Summarecon Bekasi)
18
Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang
sama seperti judul penulis sebagai referensi, objek penelitian dan periode
pengamatan yang sama dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis.
Dan penelitian ini menggunakan percepatan pengerjaan yang lebih baik, dengan
asumsi bahwa buffer time tidak digunakan sama sekali.
2.7 Kerangka Pemikiran
PROSES OUTPUT
INPUT FEEDBACK
Proses Penjadwalan
Belum Terkendalinya
pengolahan proyek di PT.
terkendalinya jadwal proyek
data-data Indobara
jadwal di PT.
yang ada Bahana
proyek di PT. Indobara
menggunakan dapat
Indobara Bahana
metode terkendali,
Bahana setelah
CCPM dan bahkan
dengan menghitung
membanding dapat selesai
presentase dan
kan dengan lebih awal
keterlambata menentukan
jadwal proyek dari jadwal
n proyek buffer dengan
yang yang
sebesar 20% tepat
sebelumnya ditentukan
METODE PENELITIAN
1. Data Primer
Data primer merupakan utama yang akan diolah dalam penelitian. Data
ini diperoleh langsung dengan observasi lapangan pada proyek dan
wawancara dengan project manager dan project control proyek
dikarenakan mereka yang bertanggung jawab terhadap semua kegiatan
proyek. Pada penelitian ini data-data primer tersebut antara lain struktur
organisasi proyek, nama-nama aktifitas / kegiatan proyek, hubungan
ketergantungan antar kegiatan, kurun waktu pelaksanaan aktifitas dan lain
sebagainya.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dokumen-dokumen proyek serta dengan cara
studi kepustakaan, mempelajari literatur dan refrensi-refrensi tentang
penjadwalan proyek yang diperlukan dan berhubungan dengan topik
20
21
BAB IV
25
26
26
27
7. Project Finalization
7.1 Cleaning Working Area
7.2 Demobilization Man Power & Tools
7.3 Hand Over
Dari schedule project yang tertera ditabel, proyek memakan durasi 1830
hari.
Duration Duration
No Task Name Predecessors CPM CCPM
(Day) (Day)
1 Surat Pesanan / Sales Order (SO) 0 0.0
2 Purchase Order (PO) 1 1 0.5
3 Project Management
4 Inisiasi 2 5 2.5
5 Engineering & Tim Implementasi 0.0
6 Drawing for construction 4 145 72.5
7 Spool Drawing 4SS+80 days 100 50.0
Bill Of Material (Main Equipment
8 4SS 85 42.5
dan Material Instalasi)
9 Temporary Facilities 0.0
Duration Duration
No Task Name Predecessors CPM CCPM
(Day) (Day)
Fire Estinghuiser (Basement 4
25 sampai 1, Lantai 1 sampai lantai 24 8SS+80 days 40 20.0
dan Roof Top)
26 Contruction
27 Insert and Sleeve Instalation 13 246 123.0
28 Basement 4 sampai 1 0.0
Fabrication Piping, Support &
29 17 85 42.5
Riser
Instalation Piping, Support &
30 29FF+5 days 65 32.5
Riser
Pemasangan Alarm Check Valve,
31 Branch Control Valve, Gate Valve 29FF+5 days 65 32.5
dan asesoris
Pemasangan Indoor hydrant box
32 31FF+5 days 5 2.5
Type B
33 Pemasangan Landing Valve 31FF+5 days 5 2.5
Pemasangan Standard Response
34 31FF+5 days 5 2.5
Sprinkler, Pendent
Pemasangan Recessed Concealed
35 31FF+5 days 5 2.5
Sprinkler Standard Response
Pemasangan Response Sprinkler,
36 35FF+10 days 5 2.5
Upright
37 Pemasangan Fire Extinguiser 36FF 5 2.5
External Area, Tower Lantai 1
38 0.0
sampai Lantai 13
Fabrication Piping, Support &
39 36SS 110 55.0
Riser
Instalation Piping, Support &
40 39SS+30 days 90 45.0
Riser
Pemasangan Alarm Check Valve,
41 Branch Control Valve, Gate Valve 39SS+30 days,40FF 90 45.0
dan asesoris
Pemasangan Outdoor hydrant box
42 40,41 5 2.5
Type B
Pemasangan Indoor hydrant box
43 40,41,42FF 5 2.5
Type B
44 Pemasangan Hydrant Pilar 40,41,42FF 5 2.5
45 Pemasangan Landing Valve 40,41,42FF 5 2.5
Duration Duration
No Task Name Predecessors CPM CCPM
(Day) (Day)
Pemasangan Recessed Concealed
50 Sprinkler VK464 + Cover Plate + 46SS+5 days 5 2.5
Quick Response
51 Pemasangan Fire Extinguiser 47,48,49,50,46 5 2.5
Tower Lantai 14 sampai lantai 24
52 0.0
dan Roof Top
Fabrication Piping, Support &
53 39SS+100 days 75 37.5
Riser
Instalation Piping, Support &
54 53SS+35 days 75 37.5
Riser
Pemasangan Alarm Check Valve,
55 Branch Control Valve, Gate Valve 53SS+35 days 75 37.5
dan asesoris
Pemasangan Indoor hydrant box
56 54,55 5 2.5
Type B
57 Pemasangan Landing Valve 54,55 5 2.5
Pemasangan Standard Response
58 54,55 5 2.5
Sprinkler, Pendent
Pemasangan Recessed Concealed
59 54,55 5 2.5
Sprinkler Standard Response
Pemasangan Response Sprinkler,
60 56,57,58,59 5 2.5
Upright
61 Pemasangan Fire Extinguiser 56,57,58,59 5 2.5
62 Pump Room Instalation 0.0
63 Fabrication Piping, Support 39SS-5 days 5 2.5
64 Instalation Piping, Support 63FS+15 days 5 2.5
65 Pemasangan Cable Tray & Fitting 68 5 2.5
Penarikan Cable Power dan
66 68,65SS 5 2.5
Kontrol
67 Pembuatan Pondasi Pompa 63SS-15 days 5 2.5
68 Pemasangan Pompa 64 5 2.5
69 Pemasangan Valva dan asesoris 68,65SS 5 2.5
Duration Duration
No Task Name Predecessors CPM CCPM
(Day) (Day)
78 Hand Over 73 25 12.5
Dimana :
S : Durasi CPM
A : Durasi CCPM
40
10 Warehouse Container 20 ft G
11 Tools H
12 Accomodation I
13 Shelter for Fabrication J
14 Man Power K
Procurement dan Material (Main Equipment dan
15
Material Instalasi) on site
16 Material Approval L
17 Material Instalasi (Basement 4 – 1) M
Material Instalasi (External Area, Tower Lantai 1
18 N
sampai Lantai 13)
Material Instalasi (Tower Lantai 14 sampai lantai
19 O
24 dan Roof Top)
20 Material Instalasi Pump Room P
Fire Pump Equipment, Instalation & Electrical
21 Q
(Instal Only)
Fire Hydrant (Basement 4 sampai 1, Lantai 1
22 R
sampai lantai 24 dan Roof Top)
Fire Sprinkler (Basement 4 sampai 1, Lantai 1
23 S
sampai lantai 24 dan Roof Top)
Valve dan asesoris (Basement 4 sampai 1, Lantai 1
24 T
sampai lantai 24 dan Roof Top)
Fire Estinghuiser (Basement 4 sampai 1, Lantai 1
25 U
sampai lantai 24 dan Roof Top)
26 Contruction
27 Insert and Sleeve Instalation V
28 Basement 4 sampai 1
41
46 Pemasangan Siames AM
Pemasangan Standard Response Sprinkler,
47 AN
Pendent
Pemasangan Recessed Concealed Sprinkler
48 AO
Standard Response
49 Pemasangan Response Sprinkler, Upright AP
Pemasangan Recessed Concealed Sprinkler
50 AQ
VK464 + Cover Plate + Quick Response
51 Pemasangan Fire Extinguiser AR
52 Tower Lantai 14 sampai lantai 24 dan Roof Top AS
72 Hydrotest BK
73 Function Test ACV & Function Test Fire Hydrant BL
74 Function Test Fire Pump BM
75 Project Finalization
76 Cleaning Working Area BN
77 Demobilization Man Power & Tools BO
78 Hand Over BP
15
16 L 80 40.0 20 400
17 M 30 15.0 7.5 56.25
21 Q 40 20.0 10 100
22 R 40 20.0 10 100
23 S 40 20.0 10 100
24 T 40 20.0 10 100
25 U 40 20.0 10 100
26
27 V 246 123.0 61.5 3782.25
28
29 W 85 42.5 21.25 451.5625
30 X 65 32.5 16.25 264.0625
Dari hasil perhitungan tabel didapat project buffer sebesar 263 hari yang
dimasukkan kedalam penjadwalan metode CCPM sehingga total durasi
penjadwalan dengan metode CCPM menjadi 1567 hari (schedule awal 1830 hari).
BAB V
Data-data yang didapatkan pada penelitian ini berasal dari data jadwal
proyek fire fighting dari PT. IBB. Data yang digunakan merupakan data kegiatan
dan durasi waktu proyek sampai serah terima proyek. Setelah data-data didapatkan,
maka dilanjutkan ke dalam tahapan metode CCPM.
Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mengklasifikasikan
kegiatan proyek dan durasi kegiatannya, langkah ini bertujuan untuk dapat mengerti
dan mengetahui tujuan dari penelitian yang dilakukan. Data yang telah
dikumpulkan yaitu kegiatan dan durasi proyek. Dari berbagai data yang berisikan
berbagai kolom, maka dilakukan pengurangan durasi masing-masing kegiatan
sebesar 50% dari durasi CPM (Leach, 2013). Karena penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui durasi optimal proyek.
Kemudian dari hasil pengurangan durasi sebesar 50% dilakukan
perhitungan buffer dengan rumus berikut :
Dari hasil perhitungan buffer di dapat 263 hari, sehingga waktu optimal proyek
menjadi 1567 hari dari yang sebelumnya 1830 hari.
Berdasarkan data tersebut, menunjukkan bahwa data dengan metode CCPM yang
digunakan tersebut memiliki durasi yang optimal.
Manajemen buffer bertindak sebagai alat untuk menjaga keandalan dari
jadwal proyek tetapi tidak merubah critical chain dibanding dengan metode CPM.
46
Gambar 5. 1 Pembagian Daerah Penggunaan Buffer
Manajemen buffer dibagi menjadi tiga divisi yang sama besar, seperti yang
ditunjukkan oleh gambar diklasifikasikan menjadi beberapa warna, yaitu hijau,
kuning, merah. Warna hijau menunjukkan area dari nilai negative sampai satu per
tiga pemakaian. Ini menunjukkan zona aman dimana tidak diharuskannya
mengambil tindakan. Warna kuning menunjukkan zona transisi dimana tindakan
harus sudah direncanakan siapatau dibutuhkan jika konsumsi buffer dinilai banyak.
Tindakan pencegahannya berupa identifikasi masalah, membuat strategi untuk
memecahkan masalah tersebut. Warna merah menujukkan dimana tindakan
pemulihan yang telah direncakan sebelumnya harus dilaksanakan.
Berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya didapat besarnya project buffer
yaitu selama 263 hari. Dari hasil tersebut selanjutnya dibagi menjadi tiga sama
besar yang akan menentukan daerah-daerahnya seperti yang ditunjukkan pada tabel
dibawah ini.
Tabel 5. 1 Presentase Pemakaian Durasi Project Buffer
Project Buffer
Zona Pemakaian Buffer (Hari) Durasi yang terpakai (Hari)
0%-33% 263 < 89.42
34%-67% 263 89.42 sampai 176.21
68%-100% 263 > 176.21
47
Pemakaian durasi project buffer dapat memberikan informasi bagi pihak
pelaksana proyek dalam mengambil tindakan yang terkait dengan pengendalian
saat pelaksanaan proyek, khususnya dalam pengendalian resiko yang akan
membuat proyek terlambat. Dengan menekan resiko yang akan terjadi maka secara
langsung dapat menekan pemakaian durasi project buffer. Pada tabel tersebut
mengidentifikasikan kapan pihak pelaksana perlu mengambil tindakan, khususnya
jika pemakaian buffer telah mencapai zona merah.
48
BAB VI
6.1 Kesimpulan
Dari pengolahan data yang dilakukan, maka kesimpulan yang didapat dari
penelitian ini adalah:
49
DAFTAR PUSTAKA
CoxIII, James, Schleier, & Jhon. (2010). Theory of Constraints Handbook. McGraw Hill.
G.I. Kendall, G. Pitagorsky, & D. Hullet. (2001). International Institute for Learning.
Integrating Critical Chain and the PMBOK Guide, 2.
Jhan, S.-H. (2006). Construction Project Buffer Management in Scheduling Planning and
Control. Taiwan: ISARC.
Newbold, R. C. (1998). Project Management In The Fast Lane: Applying The Theory of
Constraints. Florida: St. Lucie Press.
PT TOTAL FIRE. (2020, March 19). Fungsi Sistem Fire Fighting. Retrieved from PT Total
Fire Web Site: http://totalfire.co.id/fungsi-sistem-fire-fighting/
T. Raz, R. Barnes, & D. Dvir. (2003). A Critical Look at Critical Chain Project Management.
ABI/INFORM Global.
50