Anda di halaman 1dari 110

nalisis Manajemen Rekonsturksi Proyek Gedung Metrologi Kimia Soekarno Hatta

Kota Bandung

Diajukan dalam rangka memenuhi tugas Evaluasi Tengah Semester

Dosen : Ir. Faldy Herdian, S.T., M.M., IPP

Penulis :

(Kelompok 1)

1. Syifa Rohmat Nur Aulia : 10121140


2. Silva Anggraeni : 10121145
3. Sita Lestari : 10121212
4. Jevon Bravely Thomas : 10121402
5. Rivaldi Fahmi Hananta : 10121437
6. Muhammad Rizky Saputra : 10121481

UNIVERSITAS TEKNOLOGI DIGITAL

BANDUNG

2024
2

KATA PENGANTAR

Mari kita panjatkan Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa. Atas izin dan karunia-Nya, dan kesehatan yang diberikannya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini diwaktu yang telah ditetapkan. Tak lupa pula
para penulis curahkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah
Muhammad SAW.

Penulisan makalah mengenai Analisis Manajemen Rekonsturksi Proyek


Gedung Metrologi Kimia Soekarno Hatta Kota Bandung yang bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Proyek yang dilakukan secara
berkelompok. Dimana makalah ini berisi tentang sistem dan perencaan suatu proyek.
Selama proses penyusunan makalah ini, penulis menghaturkan terimakasih atas
bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak yang terlibat dalam penulisan makalah
ini, diantaranya:

1. Bapak Fadly Herdian. Selaku dosen mata kuliah Manajemen Proyek.


2. Kedua orangtua yang telah memberikan dukungan.
3. Rekan - rekan satu kelompok.

Bila terdapat beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, izinkan
penulis mengajukan permohonan maaf. Sebab, makalah ini masih memiliki
kekurangan dan ketidak sempurnaan. Untuk itu, besar harapan kami, apabila terdapat
koreksi yang dapat meningkatkan makalah ini untuk menjadi lebih baik. Penulis juga
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi pembaca.

Bandung, 24 November 2023

Penulis
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................2

DAFTAR ISI ..............................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................6

PENDAHULUAN ......................................................................................................6

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................6

1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................8

1.3 Tujuan ..........................................................................................................9

1.4 Manfaat ...................................................................................................... 10

BAB II ..................................................................................................................... 12

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 12

2.1 MANAJEMEN PROYEK ........................................................................... 12

2.1.1 Definisi Manajemen Proyek ............................................................. 12

2.1.2 Landasan Teori ................................................................................ 12

2.1.3 Metode Analisis Data .......................................................................15

2.2. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA .......................................... 18

2.2.1 Definisi Perencanaan Sumber Daya Manusia ................................... 18

2.2.2 Landasan Teori ................................................................................ 18

2.2.3 Metode Analisis Data .......................................................................19

2.3 MANAJEMEN RISIKO ............................................................................ 26

2.3.1 Definisi Manajemen Risiko .............................................................. 26

2.3.2 Landasan Teori ................................................................................ 30


4

2.3.3 Metode Analisa Data ........................................................................ 33

BAB III .................................................................................................................... 41

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 41

3.1 Manajemen Proyek ..................................................................................... 41

3.1.1 Gambaran Umum Proyek ................................................................. 41

3.1.2 Uraian Pekerjaan .............................................................................. 42

3.1.3 Metode Pelaksanaan Pekerjaan ......................................................... 43

3.1.4 Perhitungan RAB ............................................................................. 48

3.1.5 Perhitungan RAP .............................................................................. 58

3.1.6 Hasil Analisis BarChart ................................................................... 66

3.1.7 Hasil Analisis Kurva S ....................................................................67

3.1.8 Hasil Critical Path Methode (CPM) .................................................. 68

3.2 Manajemen Sumber Daya Manusia ............................................................. 70

3.2.1 Perencanaan Sumber Daya Manusia ................................................. 70

3.2.2 Akuisisi Tim Proyek ......................................................................... 78

3.2.3 Membangun Tim Proyek Efektif ...................................................... 82

3.3 Manajemen Risiko ...................................................................................... 85

3.3.1 Analisis Risiko ................................................................................ 85

3.3.2 Proses Manajemen Risiko ................................................................ 87

3.3.3 Penilaian Dan Penerimaan Risiko .................................................... 89

PROJECT DOCUMENTATION DAN PROJECT CLOSURE ............................... 105

BAB IV .................................................................................................................. 107

PENUTUP ............................................................................................................. 107


5

4.1 Kesimpulan............................................................................................... 107

4.2 Saran ........................................................................................................ 108

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 109

\
6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen dalam mengelola suatu kegiatan pekerjaan konstruksi sangat


diperlukan mengingat usaha di bidang konstruksi saat ini semakin berkembang pesat.
Manajemen konstruksi merupakan suatu organisasi atau perorangan yang bersifat
multi disiplin. Manajemen Konstruksi dapat berupa badan usaha yang didalamnya
diperlukan sumber daya manusia yang ahli dibidangnya masing-masing yang
mencakup POAC (Planning, Organizing, Actuating, dan Controling) secara
sistimatis dan terukur.

Dalam Pembangunan Gedung Metrologi Kimia Soekarno Hatta terdapat


manajemen proyek yang di jadikan sebagai cara atau sistem untuk mencapai
pembangunan sesuai yang di rencanakan. Manajemen Proyek merupakan usaha
untuk menggunakan sumber daya terbatas secara efisien, efektif dan tepat waktu
dalam menyelesaikan suatu proyek yang telah ditentukan/direncanakan.

Setiap proyek memiliki karakteristik yang berbeda dari proyek yang satu
dengan proyek yang lain nya. Karakteristik proyek yang berbeda ini akan
berpengaruh kepada progress pekerjaan pelaksanaan dilapangan. Progress pekerjaan
dapat mengalami keterlambatan atau sesuai dengan schedule atau juga bisa lebih
cepat dari yang sudah direncanakan. Oleh karena itu diperlukan manajemen proyek
yang baik agar tercapai sasaran tujuan proyek tersebut.

Pada manajemn proyek juga terdapat perencanaan SDM atau sumber daya
manusia yang dimana SDM merupakan bagian terpenting pada perusahaan atau
organisasi. Setiap Organisasi memiliki orang didalamnya, baik organisasi yang
berskala kecil maupun besar, orang atau manusia merupakan unsur penting dalam
menentukan apakah sebuah organisasi dapat beroperasi sesuai dengan efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Pada dasarnya, gagal atau
suksesnya sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya sangat tergantung pada
manusia yang mengelola organisasi tersebut. Manusia atau Karyawan yang berada
dalam suatu organisasi biasanya disebut dengan Sumber Daya Manusia atau SDM.
7

Dalam kegiatan Manajemen SDM, Perencanaan SDM (Manpower Planning)


merupakan salah satu hal yang paling awal dan biasanya dilakukan oleh pihak
perusahaan yang bertujuan untuk membentuk manajemen SDM yang lebih baik.
Perencanaan SDM sudah meliputi hal-hal yang sangat mendetail dan teknis yang
berhubungan dengan karyawan. Misalnya saja jumlah karyawan, karakteristik dan
kebutuhan karyawan, serta dalam hal perencanaan tentang tugas apa saja yang
nantinya akan dikerjakan oleh karyawan di perusahaan tersebut.

Setiap perusahaan dalam mengantisipasi adanya hambatan untuk


memperoleh dan mengembangkan sumber daya manusia yang dibutuhkan, maka
akan berdampak pada investasi dan aset yang dimiliki perusahaan akan berkurang
apabila dikelola oleh sumber daya manusia yang rendah kualitasnya dan tidak
kompetitif dalam melaksanakan kegiatan bisnis.

Perencanaan SDM merupakan hal yang paling awal yang harus dilakukan
oleh sebuah organisasi/perusahaan yang bertujuan untuk membentuk manajemen
SDM yang lebih baik. Semua organisasi/perusahaan harus menentukan masa
depannya dengan berbagai rencana yang relevan dengan tuntutan jaman. Pada saat
sekarang perubahan lingkungan sangat cepat sehingga organisasi/perusahaan harus
bisa mengikuti perubahan dengan tepat dan cepat.

Organisasi/ Perusahaan harus mampu mengantisipasi dan menyesuaikan


dengan perubahan yang terjadi. Untuk itu perencanaan SDM akan menjadi lebih
penting bagi perusahaan karena globalisasi, teknologi baru, dan proses
restrukturisasi organisasi selalu membayangi kehidupan organisasi. Organisasi yang
tidak didukung pegawai/karyawan yang sesuai baik dari aspek kuantitas, kualitas,
strategi, dan operasional yang baik, maka dapat dipastikan organisasi tersebut akan
sulit mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya dimasa yang akan datang.

Ketika suatu proyek telah membuat perencanaan serta perhitungan yang tepat
pada proyek tersebut dan sudah membuat perencanaan SDM, maka akan muncul
yang namanya risiko. Setiap pembangunan atau perusahaan maka akan ada risiko
yang akan terjadi, entah risiko tersebut dapat dikendalikan atau tidak.

Proyek konstruksi merupakan suatu bidang yang dinamis dan mengandung


risiko. Risiko dapat memberikan pengaruh terhadap produktivitas, kinerja, kualitas
8

dan dan batasan biaya dari proyek. Risiko dapat dikatakan merupakan akibat yang
mungkin terjadi secara tak terduga. Walaupun suatu kegiatan telah direncanakan
sebaik mungkin, namun tetap mengandung ketidakpastian bahwa nanti akan berjalan
sepenuhnya sesuai rencana.

Risiko pada proyek konstruksi bagaimanapun tidak dapat dihilangkan tetapi


dapat dikurangi atau ditransfer dari satu pihak kepihak lainnya. Pada pembangunan
proyek konstruksi banyak dijumpai ketidakpastian yang sulit diprediksi, sehingga
diperlukan analisis risiko.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian


ini adalah:

1) Bagaimana manajemen konstruksi pada Gedung Metrologi Kimia Soekarno


Hatta Kota Bandung?

2) Bagaimana spesifikasi bahan/material yang digunakan dan alat-alat yang


digunakan pada Proyek Gedung Metrologi Kimia Soekarno Hatta Kota Bandung?

3) Bagaimana kinerja waktu dan biaya pada Proyek Gedung Metrologi Kimia
Soekarno Hatta Kota Bandung?

4) Bagaimana metode pelaksanaan pada Proyek Gedung Metrologi Kimia


Soekarno Hatta Kota Bandung?

5) Bagaimana Perhitungan RAB, RAP?

6) Bagaimana perhitungan Kurva S dan CPM?

7) Bagaimana tahapan dalam manajemen SDM?

8) Apa perencanaan SDM dalam pembangunan Gedung Metrologi Kimia?

9) Bagaimana mengelola tim proyek pembangunan Gedung Metrologi Kimia?

10) Apa saja yang menjadi risiko dalam Gedung Metrologi Kimia saat
pembangunan?

11) Bagaimana cara agar risiko tersebut dapat diminimalisir oleh perusahaan?
9

12) Apakah manajemen risiko dapat memberikan pengaruh pada perusahaan?

13) Apa saja risiko-risiko yang mungkin akan terjadi pada pelaksanaan
pembangunan Gedung Metrologi Kimia beserta sumbernya?

14) Berapakah presentase risiko-risiko yang tergolong extreme riskdan high risk
untuk masing-masing sumber?

15) Bagaimanakah penanganan serta alokasi masing-masing risiko yang tergolong


extreme risk dan high risktersebut?

1.3 Tujuan

Penyusunan bertujuan untuk mengetahui manajemen konstruksi pada pekerjaan


Gedung Metrologi Kimia Soekarno Hatta Kota Bandung, meliputi: analisis tenaga kerja,
analisis bahan, analisis volume, analisis waktu, analisis biaya, analisis alat serta anggaran
yang digunakan (RAB, RAP, KURVA S, BARCHART, CPM) pada proyek gedung.

Lalu seperti apa perusahaan dalam mengantisipasi adanya hambatan untuk


memperoleh dan mengembangkan sumber daya manusia yang dibutuhkan, dan bagaimana
masalah perencanaan sumber daya manusia tidak sekedar mencakup pada cara pengadaan
sumber daya manusia yang dapat bekerja secara efektif, efisien, produktif dan berkualitas
pada saat dibutuhkan, tetapi juga mencakup pada masalah cara dalam memperlakukan,
mempertahankan dan mengembangkan sumber daya manusia agar secara terus menerus
mampu memberikan kontribusi yang terbaik dalam upaya pencapaian tujuan organisasi
atau perusahaan.

Adapun tujuan manajemen risiko adalah untuk mengidentifikasi risiko-risiko


yang relevan (mungkin dapat terjadi) atau tidak relevan (sangat jarang terjadi) pada
proyek berdasarkan sumbernya. Serta melakukan analisis Risk Map untuk
mengetahui kegentingan risiko-risiko yang mungkin dapat terjadi pada proyek dalam
kategori low risk, moderate risk, high risk, atau extreme risk. Melakukan analisis
Risk Respon untuk mengetahui, mengevaluasi dan menangani risiko yang mungkin
terjadi.

.
10

1.4 Manfaat

1. Kegunaan Teoritis
Kegunaan teoritis dalam penelitian ini adalah:

a. Sebagai bahan referensi penelitian mengenai manajemen proyek, manajemen


SDM, dan manajemen risiko.

b. Menambah pola pikir mahasiswa dalam mempelajari, mengamati, dan


memahami permasalahan yang berkaitan dengan bidang ketekniksipilan.

2. Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis dalam penelitian ini adalah:

a. Mengetahui kinerja tenaga kerja dan peralatan yang digunakan pada proyek
gedung.

b. Mengetahui proses penyusunan jadwal pelaksanaan proyek (Time-Schedule).

c. Mengetahui spesifikasi bahan/material yang digunakan pada proyek Gedung .

d. Mengetahui metode pelaksanaan proyek yang digunakan pada proyek


Gedung.

e. Mengetahui rposes perencanaan SDM pada perusahaan.

f. Menegtahui apa saja tahapan manajemen SDM.

g. Mengetahui SDM yang dapat dibutuhkan dalam menyesuaikan proyek.

h. Mengetahui proses penyusunan jadwal SDM ketika proyek dilaksanakan.

i. Mengetahui membangun tim proyek yang benar.

j. Mengetahui seperti apa mengelola tim proyek agar mencapai tujuan.

k. Menambah pemahaman ilmu manajemen pelaksanaan proyek.

l. Memberikan informasi awal mengenai identifikasi risoko-risiko yang dapat


terjadi dalam pelaksanaan proyek.
11

m. Memberikan penilaian terhadap risiko yang teridentifikasi dan melakukan


pemetaan risiko, dapat diketahui risiko-risiko yang dominan sehingga dapat
diantisipasi sebelum pelaksanaan proyek tindakan mitigasi yang harus
dilakukan.

n. Sebagai pedoman atau acuan oleh pengambil keputusan untuk mengambil


tindakan yang diperlukan dalam mengatasi berbagai permasalahan atau dampak
negatif yang mungkin timbul dalam pelaksanaan proyek sehingga tujuan proyek

dapat tercapai.
12

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 MANAJEMEN PROYEK

2.1.1 Definisi Manajemen Proyek

Manajemen sebagai ilmu mengelola suatu kegiatan yang skalanya dapat


bersifat kecil atau bahkan sangat besar, mempunyai ukuran tersendiri terhadap hasil
akhir. Dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar manajemen yang sama oleh
individu atau organisasi yang berbeda, hasil akhir proses manajemen dapat berbeda
satu sama lain.

Ini karena ada perbedaan-perbedaan budaya, pengalaman, lingkungan,


kondisi sosial, tingkat ekonomi, karakter sumber daya manusia serta kemampuan
untuk menguasai prinsip-prinsip dasar manajemen. Manajemen merupakan sutu
usaha cara atau metode (yang sering disebut proses atau fungsi manajemen) untuk
mengatur sumber daya manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai suatu
tujuan yang direncanakan secara efisien (tepat guna) dan efektif (hasil guna).

Pengertian efisien (tepat guna) bahwa penggunaan sumber daya yang tepat
dan pengaturan kegiatan untuk mencapai tujuan yang tepat. Sedangkan efektif (hasil
guna) bahwa sumber daya yang digunakan dan kegiatan yang dilakukan
menghasilkan manfaat yang berguna (tepat).

2.1.2 Landasan Teori

Ir. Abrar Husen, MT dalam Manajemen Proyek (2010:2) memberikan


pengertian manajemen sebagai: “Suatu ilmu pengetahuan tentang seni memimpin
organisasi yang terdiri atas kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengendalian terhadap sumber-sumber daya yang terbatas dalam usaha
mencapai tujuan dan sasaran yang efektif dan efisien.”

Sehubungan dengan itu dikenal berbagai batasan atau definisi, tergantung


aspek apa yang ingin diberi penekanan. Salah satu diantaranya adalah dari H.
Kerzner (1982) yang melihatnya dari wawasan manajemen berdasarkan fungsi dan
bila digabungkan dengan pendekatan sistem akan menjadi sebagai berikut:
13

"Manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan


mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek
yang telah ditentukan.

Lebih jauh, manajemen proyek menggunakan pendekatan sistem dan hierarki


(arus kegiatan) vertikal dan horisontal". Manajemen proyek adalah suatu teknik yang
digunakan untuk merencanakan, mengerjakan, dan mengendalikan aktivitas suatu
proyek untuk memenuhi kendala waktu dan biaya proyek (Muslich, 2009).

Teknik ini berorientasi pada pencapaian tujuan, di mana tujuan tersebut


mungkin pembangunan gedung, pembukaan kantor baru, atau pengendalian kegiatan
penelitian dan pengembangan. Perencanaan suatu proyek terdiri dari tiga tahap
(Prasetya, Hery dan Lukiastuti, Fitri 2009), yaitu:

1. Planning (Perencanaan)

Membuat uraian kegiatankegiatan, menyusun logika urutan kejadian-


kejadian, menentukan syarat-syarat pendahuluan, menguraikan interaksi dan
interdependensi antara kegiatan-kegiatan.

2. Organizing (Organisasi)

Adalah mengelompokkan kegiatan - kegiatan yang diperlukan, dan


bagaimana hubungan antar kegiatan tersebut dalam suatu bentuk struktur
organisasi atau institusi. Dalam hal ini organisasi berarti sebagai wadah atau
tempat menyatukan pemikiran dari sekelompok orang didalamnya diantaranya
owner, Konsultan Perencana, Pihak Kontraktor, dan Konsultan Pengawas untuk
mencapai satu tujuan.

3. Actuating (Pelaksanaan)

Actuating/pelaksanaan dalam manajemen konstruksi bertujuan untuk


mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek, dan yang sudah
dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya dan waktu yang telah
disepakati, serta dengan mutu yang disyaratkan.

Dalam tahap ini, fungsi actuating dibagi menjadi 2, yaitu fungsi staffing
dan fungsi directing. Fungsi staffing berkenaan dengan pengerahan (recruitment),
14

penempatan, penilaian kinerja, pelatihan, dan pengembangan tenaga kerja dalam


organisasi.

Sedangkan fungsi directing merupakan usaha utuk memobilisasi sumber-


sumber daya yang dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak dalam satu
kesatuan sesuai dengan rencana yang telah dibuat penjadwalan. Penaksiran waktu
yang diperlukan untuk melaksanakan tiap kegiatan, menegaskan kapan suatu
kegiatan berlangsung dan kapan berakhir.

4. Controlling (Pengawasan)

Fungsi pengendalian dari manajemen konstruksi terdiri dari fungsi


controlling, supervising, dan koordinasi. Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan
visi, misi, aturan dan program kerja maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam
bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi hingga audit.

5. Evaluating (Evaluasi)

Evaluating adalah menilai, mengukur secara objektif hasil kegiatan, yang


juga merupakan penelaahan atau analisis tentang apakah proyek investasi itu dapat
berhasil atau tidak apabila dilaksanakan.

Berikut merupakan gambar mekanisme manajemen proyek:

Planning

Evaluating Organizing

Controlling Acctuating
15

2.1.3 Metode Analisis Data

1. Bar Chart

Bar Chart adalah diagram alur pelaksanaan pekerjaan yang dibuat untuk
menentukan waktu penyelesaian pekerjaan yang dibutuhkan. Untuk dapat
memanagemen proyek dengan baik perlu diketahui sebelumnya dimana posisi waktu
tiap item pekerjaan, sehingga disitulah pekerjaan proyek harus benar-benar dipantau
agar tidak terjadi keterlambatan penyelesaian proyek. Hal-hal yang ditampilkan
dalam Bar Chart adalah jenis pekerjaan, durasi waktu dan pelaksanaan pekerjaan.

Saat mulai dan akhir dari sebuah kegiatan dapat terlihat dengan jelas
sedangkan durasi kegiatan digambarkan oleh panjangnya diagram batang. Bagan
balok terdiri atas sumbu x dan sumbu y, sumbu y yang menyatakan uraian kegiatan
atau paket kerja dari lingkup proyek sedangkan sumbu x menyatakan durasi atau
waktu yang dibutuhkan dalam setiap aktifitas dengan satuan harian, mingguan dan
bulanan.

Tujuan alur pekerjaan perlu dibuat Bar Chart adalah untuk mengetahui
waktu penyelesaian pekerjaan, sehingga proyek dapat diselesaikan tepat waktu, serta
untuk mengetahui alternatif jalur penyelesaian pekerjaan dan waktu penyelesaian
jika melalui jalur tersebut.

2. Kurva S (S CURVE)

Kurva S adalah sebuah grafik yang dikembangkan oleh Warren T. Hannum


atas dasar pengamatan terhadap sejumlah besar proyek sejak awal hingga akhir
proyek. Kurva S dapat menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu
dan bobot pekerjaan yang dipresentasikan sebagai presentase komulatif dari seluruh
kegiatan proyek.

Visualisasi kurva S dapat memberikan informasi mengenai kemajuan proyek


dengan membandingkannya terhadap jadwal rencana. Dari sinilah diketahui apakah
ada keterlambatan atau percepatan jadwal proyek. Indikasi tersebut dapat menjadi
informasi awal guna melakukan tindakan koreksi dalam proses pengendalian jadwal.
16

Tetapi informasi tersebut tidak detail dan hanya terbatas untuk menilai
kemajuan proyek. Perbaikan lebih lanjut dapat menggunakan metode lain yang
dikombinasikan, misal dengan metode bagan balok yang dapat digeser-geser dan
network planning dengan memperbarui sumber daya maupun waktu pada masing-
masing kegiatan.

3. RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

Kegiatan estimasi adalah salah satu proses utama dalam proyek konstruksi.
Pada umumnya, biaya yang dibutuhkan dalam sebuah proyek konstruksi berjumlah
besar. Ketidaktepatan yang terjadi dalam penyediaannya akan berakibat kurang baik
pada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

Sebagai dasar untuk membuat sistem pembiayaan dalam sebuah perusahaan,


kegiatan estimasi juga digunakan untuk merencanakan jadwal perencanaan
kosntruksi. Estimasi dapat diartikan peramalan kejadian pada masa datang. Dalam
proyek konstruksi, khusunya pada tahap pelaksanaan, kontraktor hanya dapat
memperkirakan urutan kegiatan, aspek pembiayaan, aspek kualitas dan aspek waktu
dan kemudian memberi nilai pada masing-masing kegiatan tersebut.

4. CRITICAL PATH METHODE (CPM)

Diagram jaring atau Network Planning atau Critical Path Methode (CPM)
adalah salah satu metode yang digunakann untuk merencankan dan mengendalikan
waktu proyek. Diagram Jaring sering disebut dengan diagram panah, karena
kegiatan/ aktifitas dalam jaringan dinyatakan dengan panah, digambar dengan
simbol-simbol tertentu.

Menurut handoko (2000) dalam proses identifikasi jalur kritis ada beberapa
istilah yang digunakan, yaitu :

a. Earliest Start Time ( ES )

Waktu yang paling awal ( tercepat ) suatu kegiatan dapat dimulai dengan
memperhatikan waktu kegiatan dan persyaratan urutan pengerjaan.

b. Latest Start Time ( LS )


17

Waktu yang paling lambat untuk dapat memulai suatu kegiatan tanpa
penundaan keseluruhan proyek.

c. Earliest Finish Time ( EF )

Waktu yang paling awal kegiatan dapat diselesaikan atau dengan ES + waktu
kegiatan yang diharapkan.

d. Latest Finish Time ( LF )

Waktu paling lambat untuk dapat menyelesaikan suatu kegiatan tanpa


penundaan penyelesaian proyek secara keseluruhan atau sama dengan LS + waktu
kegiatan yang diharapkan.

5. RENCANA ANGGARAN PELAKSANAAN (RAP)

RAP singkatan dari Rencana Anggaran Proyek, RAP adalah estimasi


perkiraan biaya proyek realnya atau biaya proyek yang sesungguhnya yang di
butuhkan untuk melaksanakan sebuah proyek hingga tuntas. RAP di buat oleh
kontraktor berdasarkan perhitungan atas kebutuhan bahan bangunan + kebutuhan
penggunaan tenaga kerja proyek dan + biaya operasional kontraktor dalam
mengelola proyek.

RAP merupakan pegangan kontraktor di dalam membuat RAB dan sebagai


dasar dalam melakukan kontrak kerjasama ataupun kesepakatan kerja baik dengan
klien/pemilik proyek maupun dengan berbagai pihak yang akan berperan dalam
pelaksanaan proyek, seperti para pekerja proyek, para supplier, para vendor, dan
para sub kontraktor lainnya.
18

2.2. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

2.2.1 Definisi Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya


pikir dan daya fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh
keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan
untuk memenuhi kepuasannya.

Sumber daya manusia dalam proyek adalah proses mengoragnisasikan dan


mengelola atau menempatkan orang-orang yang terlibat dalam proyek, sehingga
orang tersebut dapat dimanfaatkan potensinya secara efektif dan efisien. Sumber
daya manusia dalam sebuah proyek antara lain termasuk sponsor, pelanggan,
anggota tim proyek, staf pendukung jika ada, supplier, dan sebagainya.

2.2.2 Landasan Teori

Michael Armstrong (1996), Perencanaan sumber daya manusia adalah menaksir


kebutuhan terhadap orang-orang di masa mendatang baik jumlah dan tingkatan keahlian
serta kecakapan, merumuskan dan menerapkan rencana untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tersebut melalui rekrutmen, pelatihan, pengembangan atau apabila perlu
penciutan (pengurangan biaya- biaya), mengambil langkah untuk meningkatkan
produktivitas dan tingkat kepemilikan serta untuk memperkenalkan fleksibilitas dalam
mempekerjakan orang- orang.

Gary Dessler (2008) mengemukakan pendapat bahwa Manajemen sumber daya


manusia adalah kebijakan-kebijakan dan kegiatan-kegiatan yang manusia butuhkan untuk
membawa orang-orang ataupun aspek-aspek sumber daya manusia pada satu posisi
manajemen, termasuk merekrut, menyaring, melatih, memberikan penghargaan, dan
menilai.

Ivancevich menyatakan Human Resource Management is the effective


management of people at work. Human Resource Management examines what can
or should be done to make working people more productive dan satisfie” atau ”
manajemen sumber daya manusia adalah pengelolaan yang efektif dari manusia
dalam pekerjaan mereka, (dan) manajemen sumber daya manusia meneliti hal-hal
19

yang dapat atau harus dilakukan untuk menjadikan orang yang bekerja menjadi lebih
produktif dan lebih puas.

Menurut S. Panggabean Manajemen Sumber Daya Manusia adalah “ Proses


yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pimpinan dan pengendalian
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan,
pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi dan pemutusan hubungan kerja
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.”

2.2.3 Metode Analisis Data

1. Tahapan Dalam Perencanaan SDM

Tahapan-tahapan sederhana yang bisa dilakukan manajemen dalam


mengelola SDM salah satunya adalah dengan membuat sebuah perencanaan tenaga
kerja (Human Resources Planing) yang sistematis guna menjamin kelangsungan
hidup dan pengembangan organisasi melaluiserangkaian pelaksanaan program
ketenagakerjaan yang terarah guna menjamin perlindungan karyawan, hubungan
industrial yang harmonis serta peningkatan kesejahteraan pegawai. Berikut tahapan
dalam perencanaan Tenaga kerja (Human Resources Planing) :

a. Mengumpulkan Dan Mengolah Data Perusahaan Dan Kepegawaian

Mengumpulkan data untuk mempelajari dan memahami semua aspek


lingkungan perusahaan. Hal ini akan membantu perusahaan dalam
merencanakan dan mengantisipasi isu yang muncul dari kondisi yang stabil. Data
perusahaan yang diperlukan antara lain:

 Target yang ingin dicapai perusahaan, apakah laba atau memberikan pelayanan/
nirlaba.

 Jenis perusahaan, apakan perusahaan ini lini, lini dan staf, funsional atau komit.

 Dasar pendepartemenan dan struktur organisasi.

 Rentang kendali setiap departemen/ bagian.

 Kepemimpinan perusahaan, individu atau kolektif.


20

 Jumlah karyawan dan perincian manajerial dan operasional.

 Jenis kewenangan atau otorisasi yang didelegasikan dalam preusan.

 Tingkat – tingkat posisi jabatan

b. Melakukan Penyusunan Job Analysis / Analisa Jabatan

Job Analysis atau Analisis jabatan adalah proses kegiatan untuk


menghimpun dan menyusun informasi tentang tugas, jenis pekerjaan serta tanggung
jawab seseorang. Agar Job Analysis / Analisis Jabatan memberikan manfaat bagi
organisasi maka Job Analysis / Analisis Jabatan harus memberikan informasi
tentang beberapa aspek pekerjaan. Aspek pekerjaan yang dapat dianalisis meliputi
Output pekerjaan,

Job Description / Uraian Jabatan merupakan rincian pekerjaan yang berisi


informasimenyeluruh tentang tugas/kewajiban, tanggung jawab, dan kondisi-kondisi
yang diperlukan dalam suatu pekerjaan. Job Description / uraian jabatan digunakan
untuk mengidentifikasikan pekerjaan, riwayat pekerjaan, kewajiban-kewajiban
pekerjaan, dan pertanggung jawaban, serta untuk mengetahui spesifikasi pekerjaan
atau informasi mengenai standar pekerjaan itu sendiri.

c. Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Pegawai

Melakukan evaluasi pesediaan tenaga kerja dengan mempertimbangkan


tingkat persediaan, kemampuan, jenis, umur, pendidikan, penyebaran, kebijakan
perburuan dll.

d. Perkiraan Dan Perencanaan Kebutuhan Pegawai

 Memperkirakan jumlah permintaan pegawai.

 Memprediksi kebutuhan pegawai dengan mengunakan metoda yang sesuai.

 Memperkirakan Penawaran pegawai.

 Melalukan perkiraan panawaran pegawai baik dari sumber internal maupun


eksternal
21

e. Penyusunan Neraca Pegawai

 Melakukan analisis kesenjangan antara persediaan pegawai dan permintaan


pegawai

 Penyusunan program kepegawaian

 Merumuskan berbagai alternatif program yang dianggap memungkinkan untuk


mencapai sasaran yang ditetapkan.

 Memilih kegiatan yang paling baik diantara semua alternatif yang ada.

 Mengintegrasikan seluruh kegiatan yang dipilih dalam kerangka kerja yang utuh.

Perencanaan SDM dapat dikatakan juga sebagai proses membuat organizational


chart, staffing management plan, dan RAM.

1. Roles & Responsibilities

 Informasi yang terkandung di dalamnya :

 Peran anggota tim proyek, misalnya programmer, analis, dsb.

 Otoritas tiap anggota tim sesuai perannya.

 Tanggung jawab anggota tim sesuai perannya

 Kompetensi yang dibutuhkan sesuai peran yang dimaksud.

2. Structure Organizational Chart

Merupakan bagan yang menggambarkan posisi tim proyek dan relasi


pertanggungjawaban (berupa laporan,koordinasi atau kerja sama) tugasnya baik
secara formal maupun informal.
22

3. Staffing Management Plan

Staffing management plan adalah rencana yang menggambarkan kapan dan


bagaimana seseorang akan ditambahkan atau dihentikan dari tim proyek . Informasi
yang terkandung di dalamnya antara lain : resource histogram, cara akuisisi anggota
tim, timetable, kriteria penghentian anggota tim, kebutuhan pelatihan / training,
renumerasi & reward, kesesuaian dengan aturan peraturan ketenagakerjaan,
keamanan.

4. Responsibility Assignment Matrix (RAM)

Ram adalah matriks yang memetakan pekerjaan-pekerjaan sesuai WBS pada


orang/individu yang akan mengerjakannya sesuai OBS. Organizational Breakdown
23

Structure (OBS)adalah bagan organisasi yang menggambarkan relasi antara unit-unit


organisasi yang akan bertanggungjawab/mengerjakan paket-paket kerja tertentu.

2. Akuisis Tim Proyek

Dalam sebuah proyek perlu adanya ketentuan dalam mendapatkan sumber


daya manusia yang diperlukan agar tidak terjadi dana yang keluar yang terlalu
banyak, maka akuisisi ini harus di usahakan seberapa banyak sumber daya manusia
yang diperlukan oleh suatu perusahaan agar sesuai dengan kebutuhan.

 Resource Assignment Resource Loading

Resource Loading mengacu pada jumlah sumber daya manusia yang ada
berkaitan dengan jadwal pekerjaan proyek pada perioda tertentu.

Resource Histogram dapat digunakan untuk memahami resource loading.


Overallocation menunjukkan adanya kebutuhan penambahan sumber daya, krn
jumlah sumber daya yang ada tidak memadai sesuai dengan beban kerja yang ada.
24

 Resource Leveling

Resource leveling adalah teknik untuk menyelesaikan masalah konflik


kebutuhan sumber daya dengan menunda suatu pekerjaan. • Tujuan utama dari
resource leveling adalah agar pendistribusian sumber daya lebih merata dan
mereduksi overallocation.
25

3. Membangun Tim Proyek

 Tujuan Utama dari membangun tim proyek adalah agar tiap orang yang berada
dalam tim dapat bekerja sama dengan efektif demi meningkatkan kinerja proyek.

 Training

 Kegiatan membangun team

 Sistem reward & penghargaan

4. Cara Mengelola Tim Proyek

 Observasi dan komunikasi langsung

 Pemberian penghargaan

 Manajemen Konflik

 Issue logs
26

2.3 MANAJEMEN RISIKO

2.3.1 Definisi Manajemen Risiko

Risiko (risk) dapat didefinisikan sebagai peluang terjadinya kejadian yang


merugikan yang diakibatkan adanya ketidakpastian (uncertainty) dari apa yang akan
dihadapai.

Ketidakpastian adalah suatu potensi perubahan yang akan terjadi di masa


datang sebagai konsekuensi dari ketidakmampuan untuk mengetahui apa yang akan
terjadi, bila suatu aktivitas dilakukan saat ini, Chapman dkk (2003) menegaskan
bahwa sangat penting menempatkan uncertainty (ketidakpastian) sebagai titik awal
dalam manajemen risiko[3].

 Menghindari Risiko

Salah satu cara mengendalikan suatu risiko murni adalah menghindari harta, orang,
atau kegiatan dari exposure terhadap risiko dengan jalan berikut.

a. Menolak memiliki, menerima, atau melaksanakan kegiatan walaupun hanya untuk


sementara.

b. Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur diterima, atau segera menghentikan


kegiatan begitu kemudian diketahui mengandung risiko. Jadi, menghindari risiko
berarti juga menghilangkan risiko itu.

 2 Karakteristik Penghindaran Risiko

1. Tidak ada kemungkinan menghindari risiko, makin luas risiko yang dihadapi
maka makin besar ketidakmungkinan menghindarinya. Misalnya, kalau ingin
menghindari semua risiko tanggung jawab maka semua kegiatan perlu dihentikan.

2. Faedah atau laba potensial yang bakal diterima dari sebab pemilikan suatu harta,
mempekerjakan pegawai tertentu, atau bertanggung jawab atas waktu kegiatan akan
hilang, jika dilaksanakan penghindaran risiko.

3. Makin sempit risiko yang dihadapi semakin besar kemungkinan akan tercipta
risiko yang baru. Misalnya, menghindari risiko pengangkutan dengan kapal
27

menukarnya dengan pengangkutan darat, akan timbul risiko yang berhubungan


dengan pengangkutan darat.

 Pengendalian Kerugian

Pengendalian kerugian dijalankan dengan :

a. Merendahkan kans (chance) untuk terjadinya kerugian.

Program pencegahan kerugian berusaha mengurangi atau menghilangkan


kans (chance) kerugian. Program pengurangan kerugian bertujuan mengurangui
keparahan pontensial dari kerugian. Beberapa program pengendalian kerugian
merupakan gabungan antara program pengurangan kerugian dan pencegahan
kerugian. Berbagai program pencegahan diilustrasikan sebagai berikut.

Kans suatu kerugian kebakaran dapat dikurangi dengan kontruksi memakai


bahan tahan api. Kans tanggung gugat produk bisa dikurangi dengan memperketat
pengawasan mutu, memilih distributor lebih hati-hati. Meneliti pernyataan-
pernyataan yang dikeluarkan oleh salesman, serta bagian iklan menjurus pada
kemungkinan adanya penuntutan oleh konsumen.

b. Mengurangi keparahannya jika kerugian itu memang terjadi.

Secara tradisional teknik pengendalian kerugian diklasifikasikan menurut


pendekatan yang dilakukan yaitu pendekatan enginering atau pendekatan hubungan
kemanusian (human relations). Dalam beberapa keadaan, kedua pendekataan
dilaksanakan secara simultan. Pendekatan enginering menekankan pada sebab-sebab
bersifat fisikal dan mekanikal.

Misalnya, memperbaiki kabel listrik yang tidak memenuhi syarat,


pembuangan limbah yang tidak memenuhi ketentuan, serta kontruksi bangunan dan
bahan dengan kualitas buruk.

c. Pelepasan energi yang tidak terkendali sebagai penyebab musibah

DR. William Haddon, Kepala Lembaga Asuransi untuk keselamatan jalan


raya Amerika, menganjurkan cara yang lebih komprehensif dalam
pengklasifikasikan teknik pengendalian kerugian yang berdasarkan pada sebab-
sebab terjadinya kecelakaan.
28

Menurut Haddo, musibah merupakan hasil dari perpindahan energi dalam


jumlah pada kecepatan dengan cara sedemikian rupa sehingga menghancurkan
struktur yang dilandanya. Musibah ini dapat dicegah baik dengan jalan mengubah
struktur objek tersebut dengan struktur yang tahan terhadap energi itu. Untuk itu,
Haddon mengemukakan 10 strategi sebagai berikut:

1. Mencegah lahirnya hazard pada kesempatan pertama.

2. Mengurangi jumlah atau besarnya hazard. Misalnya, mengurangi kecepatan mobil


dan kurangi pemakaian plastik untuk penyimpanan bensin.

3. Mencegah keluarnya hazard jika hazard terbentuk, atau kalau hazard memang
sudah ada sebelumnya. Misalnya, mencegah infeksi melalui susu dengan cara
mensterilkan susu sebelum diminum.

4. Mengubah kecepatan atau kekuatan keluarnya hazard dari sumbernya, Misalnya,


memanfaatkan derasnya aliran air sungai sehingga orang dapat membuat beberapa
kincir air.

5. Memisahkan dari objek yang dapat dihancurkannya, pemisahan dalam arti


pemisahan tempat atau pemisahan waktu

6. Memisahkan hazard dari objek yang harus dilindungi suatu sekat pemisah,
Misalnya, memegang bahan mengandung bibit penyakit maka tangan harus diberi
sarung tangan, menghindari bahan makanan tercemar sehingga makanan dibungkus
atau dimasukan dalam kaleng.

7. Mengubah kualitas dasar yang relevan dari hazard, Misalnya, bahwa tabrakan
pada jalan dikurangi dengan membuat garis pemisah antara jalur yang berlawanan
arah.

8. Menjadikan objek lebih tahan terhadap hazard yang akan merusaknya. Misalnya,
imunisasi untuk memperkuat tubuh dari yang merusaknya.

9. Mulai melakukan tindakan kontra untuk menahan bertambahnya kerusakan,


seperti tindakan rescue

10. Menstabilkan, mereparasi, dan merehabilitas objek yang terkena musibah


29

d. Pengendalian Kerugian Menurut Lokasi

Tindakan pengendalian risiko dapat pula diklasifikasikan menurut lokasi


daripada kondisi yan direncanakan untuk dikendalikan. Dr. Haddon menegaskan
bahwa kemungkinan dan keparahan kerugian dari kecelakaan lalu lintas tergantung
atas kondisi-kondisi berikutnya.

1) . Orang yang mempergunakan jalan

2) Kendaraan

3) Lingkungan umum jalan raya yang melingkupi faktor-faktor seperti desain,


pemeliharaan, keadaan lalu lintas, dan peraturan.

e. Pengendalian menurut timing

Pendekatan ini mempertanyakan apakah metode itu dipakai

1. Sebelum kecelakaan

2. Selama kecelakaan terjadi atau

3. Sesudah kecelakaan itu

Klasifikasi ini telah dipergunakan juga sebagai kriteria untuk membedakan


antara minimization dan salvage. Tindakan pencegahan (berdasarkan definisi)
semuanya dilaksanakan sebelum kejadian. 6 Klasifikasi yang kedua yang
berdasarkan timing juga mengenalkan :

1) Fase perencanaan

2) Fase pengamanan-perawatan

3) Fase darurat

Dalam Fase perencanaan, dilakukan segala pertimbangan untuk mengadakan


perubahan di mana perlu dipandang dari sudut pencegahan kerugian atau
pengurangan kerugian. Fase pengamanan perawatan meliputi program untuk
memeriksa pelaksanaan dan mengusulkan perubahan bila perlu, seperti kualitas jasa
keamanan dan sistem alat apakah sudah memadai, dan sebagiannya. Fase darurat
30

meliputi program- program yang menjadi efektif dalam keadaan darurat,seperti


pengadaan fasilitas pemadam kebakaran

2.3.2 Landasan Teori

“Secara umum, manajemen risiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas
tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai
permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen
secara komprehensif dan sistematis.” (Irham Fahmi, Manajemen Risiko - Teori,
Kasus, dan Solusi, Revisi (Bandung: Alfabeta, 2018), 2-3. )

“Manajemen risiko bermakna semua rangkaian kegiatan yang berhubungan


dengan risiko, di mana di dalamnya mencakup perencanaan (planning), penilaian
(assesment) (identifikasi dan analisis), penanganan (handling), dan pemantauan
(monitoring) risiko.” (Veithzal Rivai dan Rifki Ismail, Islamic Risk Management
For Islamic Bank-Risiko Bukan Untuk Ditakuti, Tapi Dihadapi Dengan Cerdik,
Cerdas, Dan Profesional (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013), 65.)

“Manajemen risiko adalah serangkaian prosedur yang digunakan untuk


mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari
kegiatan usaha bank, meliputi produk barang dan jasa perbankan, baik pada bank
konvensional maupun bank yang berdasarkan prinsip syariah. Dengan demikian,
manajemen risiko merupakan seperangkat kebijakan, prosedur yang lengkap, yang
dimiliki organisasi, untuk mengelola, memonitor, dan mengendalikan eksposur
organisasi terhadap risiko.” (Mulyawan, Manajemen Risiko, h. 46)

 Jenis Risiko Menurut Isnaini (2012):

1. Risiko Operasional Kejadian, merupakan risiko yang ada hubungan


dengan operasional organisasi maupun dengan sistem organisasi, proses kerja,
teknologi dan sumber daya manusia.

2. Risiko Finansial, merupakan risiko yang berdampak pada kinerja


keuangan organisasi seperti kejadian risiko akibat dari fluktuasi mata uang.
31

3. Hazard Risk, merupakan risiko yang berhubungan dengan kecelakaan fisik


seperti kerusakan yang menimpa barang-barang yang ada diperusahaan dan adanya
ancaman perusahaan.

4. Strategic Risk, merupakan risiko yang ada hubungan dengan strategi


perusahaan, politik, ekonomi, peraturan dan perundangan. Risiko ini berkaitan
dengan reputasi organisasi kepemimpinan dan termasuk perubahan keinginan
pelanggan.

5. Risiko Operasional Kejadian, merupakan risiko yang ada hubungan


dengan operasional organisasi mencakup sistem organisasi, proses kerja, teknologi
dan sumber daya manusia.

6. Risiko Finansial Risiko, merupakan risiko yang memiliki dampak pada


kinerja keuangan organisasi seperti fluktuasi mata uang, tingkat suku bunga
termasuk risiko pemberian kredit, likuiditas dan pasar.

 Klasifikasi Risiko Menurut Isnaini (2012) :

1. Risiko Spekulatif (Speculative Risk)

Risiko yang memberikan kemungkinan untung atau rugi atau tidak untung
dan tidak rugi. Risiko Spekulatif disebut juga risiko dinamis (dynamic risk).

2. Risiko Murni (Pure Risk)

Risiko yang hanya mempunyai satu akibat yaitu kerugian. Sehingga tidak ada
yang akan menarik keuntungan dari risiko ini.

3. Risiko Fundamental (Fundamental Risk)

Risiko yang sebab maupun akibatnya impersonal (tidak menyangkut


seseorang) dimanaker yang bersifat fundamental biasanya tidak hanya menimpa
seorang individu melainkan menimpa banyak orang atau banyak pihak.

4. Risiko Khusus (Particular Riks)

Risiko khusus dimana risiko ini disebabkan oleh kejadian individual dan
akibatnya terbatas.
32

5. Perubahan Klasifikasi Risiko.

Perubahan klasifikasi risiko dapat terjadi apabila penyebab terjadinya risiko


dan akibat dari risiko berubah atau dapat pula disebabkan adanya cara pandang
seseorang terhadap risiko tersebut.

6. Guna Klasifikasi Risiko

Klasifikasi risiko berguna dalam rangka menetapkan apakah suatu risiko


dapat diasuransikan atau tidak.

7. Risiko yang Dapat diasuransikan dan Risiko yang Tidak Dapat diasuransikan
Risiko spekulatif tidak dapat diasuransikan karena pada risiko ini terdapat
kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan. Risiko murni dapat diasuransikan
karena hanya mempunyai satu kemungkinan yaitu mendatangkan kerugian.
33

2.3.3 Metode Analisa Data

A. Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko merupakan tahapan awal dalam menajemen risiko yang


bertujuan untuk dapat menguraikan dan merinci jenis risiko yang mungkin terjadi
dari aktivitas atau kegiatan yang akan kita lakukan. Identifikasi risiko dilakukan
berdasarkan uraian rencana kegiatan yang akan dilakukan dan berpedoman pada
perubahan/ketidakpastian dari berbagai sumber risiko yang ada.

Tahap identifikasi risiko ini merupakan tahapan tersulit dan paling


menentukan dalam manajemen risiko. Kesulitan ini disebabkan oleh
ketidakmampuan untuk mengidentifikasi seluruh risiko yang akan timbul mengingat
adanya ketidakpastian dari apa yang akan dihadapi. Oleh karena itu dalam
mengidentifikasi risiko ini terlebih dahulu diupayakan untuk menentukan sumber
risiko dan efek risiko itu sendiri secara komprehensif.

B. Proses Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko terdiri dari langkah memutuskan bagaimana


mendekati dan merencanakan aktifitas manajemen risiko untuk proyek. Hal-hal yang
tercakup dalam perencanaan manajemen risiko adalah (Isnaini, 2012) :

1. Metodologi Mendefinisikan alat, pendekatan dan sumber data yang


mungkin digunakan dalam manajemen proyek tertentu.

2. Peran dan tanggung jawab Menentukan siapa yang bertanggung jawab


untuk mengimplementasikan tugas tertentu.

3. Dana & Biaya Penjelasan estimasi biaya dan dana yang diperlukan dalam
melakukan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan manajemen risiko.

4. Waktu Berisi rencana waktu pelaksanaan proses manajemen risiko akan


dilakukan selama siklus hidup proyek.

5. Scoring dan Interpretasi Metode scoring dan interpretasi yang sesuai untuk
tipe dan waktu analisa risiko kualitatif dan kuantitatif yang akan dilakukan.
34

C. Penilaian dan Penerimaan Risiko

Penilaian ( assessmen) risiko pada dasarnya adalah melakukan perhitungan


atau penilaian terhadap dampak risiko yang telah teridentifikasi, besar kecilnya
dampak dari risiko akan dapat dikategorikan, yang mana merupakan risiko dengan
tingkat yang utama (major risks), yang mempunyai dampak besar dan luas yang
membutuhkan pengelolaan atau tidak (minor risks), yang tidak memerlukan
penanganan khusus karena tingkat risiko ada dalam batas-batas yang dapat diterima.

Tingkat penerimaan risiko dapat dibagi menjadi 4 yaitu :

1. Catastrophic (bencana)

Adalah risiko yang tidak dapat ditoleransi, harus dihindari atau bila mungkin
ditransfer kepada pihak lain

2. Critical (kritis)

Adalah risiko yang memerlukan penanganan risiko (risk reduction) sampai


pada tingkat yang dapat diterima.

3. Marginal (kecil)

Adalah risiko yang dapat diterima karena tidak mempunyai dampak yang
besar dan masih dalam batas yang dapat diterima.

4. Negligible (dapat diabaiakan)

Adalah risiko yang dampaknya sangat kecil sehingga dapat diabaikan.

1. Penilaian Risiko

Kejadian mana yang lebih berisiko tergantung pada dua hal, yaitu (Lokobal
dkk, 2014):

a) Kemungkinan terjadinya kejadian.

b) Besarnya akibat yang diderita atau konsekuensi.

Dengan menggabungkan kemungkinan dan akibat, maka dapat diketahui


status risiko. Status risiko menunjukan urutan kejadian-kejadian yang berisiko.
35

matriks risiko akan membantu dalam memposisikan status risiko, sehingga dalam
penanganannya akan lebih komprehensif. Berikut ini adalah gambar dari peta risiko
dapat dilihat pada gambar.

 Matriks Probabilitas Dan Dampak

Penggunaan matriks probabilitas dan dampak diatas adalah dengan cara


memasukan nilai risiko yang telah didapatkan dari hasil perhitungan kedalam
matriks. Matriks merupakan analisa kualitatif yang memiliki tujuan untuk
mengklasifikasikan tingkat risiko pada tiap risiko yang akan terjadi.

Berdasarkan PMBOK tingkat risiko dibagi menjadi 3 yaitu high, medium


dan low. Matriks ini menghubungkan nilai probabilitas dan dampak dari setiap
indikator risiko, setelah itu didapatkan nilai yang dijadikan acuan untuk mengetahui
risiko mana saja yang kemungkinan besar dapat terjadi dan menimbulkan dampak
yang besar. Kemudian gambar dibawah ini merupakan representasi kategori risiko
yang dihasilkan dari penialan matriks risiko.

 Representasi Kategori Risiko


36

Dari reprentasi diatas, maka dapat kita tentukan langkah pengendalian risiko
yang tepat berdasarkan 5 (lima) hirarki pengendalian risiko/bahaya K3.

2. Pengendalian Risiko

Pengendalian Risiko Setelah melakukan identifikasi kasifikasi risiko


selanjutnya adalah menentukan respon risiko dengan menggunakan matriks
berdasarkan frekuensi dan dampak.

 Risk Map

Risiko yang berada pada kuadran I adalah tempat dimana risiko-risiko


tersebut harus mendapatkan perhatian serius agar dapat meminimalisirkan
kemungkinan dan dampak terjadinya risiko. Risiko yang berada pada kuadran II
adalah risiko yang membutuhkan adanya rencana yang telah teruji untuk menjawab
situasi berisiko yang terjadi.

Risiko yang berada pada kuadran III memerlukan pengawasan dan


pengendalian internal secara teratur untuk menjaga tingkat kemungkinan terjadinya
dan segala dampaknya. Dan risiko yang berada pada kuadran IV adalah risiko-risiko
yang terjadi membutuhkan informasi teratur (Low Control).
37

 Hirarki Pengendalian Risiko

Berkaitan dengan respon risiko diatas, pengendalian dapat dilakukan dengan


mengurangi kemungkinan atau dampak keparahan dengan mengikuti hirarki sebagai
berikut.

1. Eliminasi

Eliminasi adalah teknik pengendalian dengan menghiangkan sumber bahaya,


tujuannya adalah untuk mencegah kemungkinan adanya kesalahan untuk
menjalankan suatu sistem karena adanya kelemahan pada desain. Cara ini sangat
efektif karena sumber bahaya dieleminasi sehingga potensi risiko dapat dihilangkan.

2. Subtitusi Subtitusi

Adalah teknik pengendalian bahaya dengan ,mengganti alat, bahan, sistem


atau prosedur yang berbahaya dengan yang lebih aman atau lebih rendah bahayanya.
Pengendalian ini bertujuan untuk mengganti suatu proses, bahan, operasi ataupun
38

peralatan dari yang sebelumnya berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya. Dengan
ini dapat menurukan bahaya dan risiko malalui desain ulang ataupun sistem ulang.

3. Pengendalian Teknis (Perancangan)

Pengendalian ini dilakukan bertujuan untuk mencegah bahaya yang terjadi


pada pekerja serta mencegah terjadinya kesalahan manusia. Pengendalian ini dapat
terpasang pada suatu peralatan atau unit sistem. Sumber bahaya biasanya berasal dari
peralatan atau sarana teknis yang ada di lingkungan kerja.

Karena itu, pengendalian bahaya dapat dilakukan melalui perbaikan pada


desain, penambahan peralatan dan pemasangan peralatan pengaman. Sebagai contoh,
mesin yang bising dapat diperbaiki secara teknis misalnya dengan memasang
peredam suara sehingga tingkat kebisingan dapat ditekan.

4. Pengendalian Administrasi

Pengendalian bahaya juga dapat dilakukan secara administratif misalnya


dengan mengatur jadwal kerja, istrihat, cara kerja atau prosedur kerja yang lebih
aman, rotasi atau pemeriksaan kesehatan. Pengendalian bahaya dengan melakukan
modifikasi pada interaksi pekerja dengan lingkungan kerja, seperti pelatihan, rotasi
kerja, pengembangan standar kerja (SOP), shift kerja, dan housekeeping.

5. APD

Pilihan terakhir untuk mengendalikan bahaya adalah dengan memakai alat


pelindung diri misalnya pelindung kepala, sarung tangan, pelindung pernafasan
(respirator atau masker), pelindung jatuh, dan pelindung kaki. Dalam konsep K3, II-
19 penggunaan APD merupakan pilihan terakhir atau last resort dalam pencegahan
kecelakaan.

3. Uji Validitas dengan Skala Guttman

Uji validitas dalam pembuatan kuisioner berfungsi untuk mengukur valid


atau tidaknya suatu kuisioner yang akan digunakan untuk penelitian. Skala Guttman
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang.
39

Penilaian yang digunakan adalah “Relevan atau Tidak Relevan”, kemudian


setiap pertanyaan akan diberi tanggapan sikap pada responden. Responden adalah
orang yang sudah berpengalaman di bidangnya (Suryono dkk, 2016). Pertanyaan
dapat dikatakan valid jika jumlah jawaban “Relevan” lebih dari setengah dari begitu
sebaliknya (Situmorang dkk, 2018).

4. Metode Severity Index

Severity index dapat menggabungkan persepsi dari responden penelitian.


Faizal dan Arif (2009) menambahkan bahwa Severity Index lebih baik digunakan
dibandingkan dengan menggunakan Nilai Mean dan Metode Variance.

Hal ini disebabkan karena hasil yang dikeluarkan oleh Severity Index lebih
akurat dan konsisten terhadap jawaban dari responden. Hasil yang dikeluarkan oleh
severity index berupa persentase. Semakin tinggi persentase suatu variabel maka
semakin berpengaruh variabel tersebut. Untuk menghitung severity index dapat
dilihat pada Rumus :

SI = Severity Index

Ai = Konstanta Penilain

Xi = Frekuensi Responden

I = 0,1, 2, 3, …n

Klasifikasi dari skala penilaian pada probabilitas dan dampak adalah sebagai berikut:
40

 Nilai severity index untuk probabilitas

Nilai Nilai Presentasi Kategori

1 0,00% < Si ≤ 12,5% Sangat jarang (sj)

2 12,5% < Si ≤ 37,5% Jarang (j)

3 37,5% < Si ≤ 62,5% Cukup (c)

4 62,5% < Si ≤ 87,5% Sering (s)

5 87,5% < Si ≤ 100% Sangat sering (ss)


 Nilai severity index untuk dampak

Nilai Nilai Presentasi Kategori

1 0,00% < Si ≤ 12,5% Sangat rendah (sr)

2 12,5% < Si ≤ 37,5% Rendah (r)

3 37,5% < Si ≤ 62,5% Sedang (s)

4 62,5% < Si ≤ 87,5% Tinggi (t)

5 87,5% < Si ≤ 100% Sangat tinggi (st)


41

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Manajemen Proyek

3.1.1 Gambaran Umum Proyek

 Data Umum Proyek

1) Nama Proyek : Gedung Metrologi Kimia

2) Lokasi Proyek : Jl. Nasional III, Ciseureuh, Kec. Regol, Kota Bandung, Jawa
Barat 40254.

 Lokasi Proyek
42

 Desain Proyek

3.1.2 Uraian Pekerjaan

1) Pekerjaan Persiapan

2) Pekerjaan Tanah dan Pondasi

3) Pekerjaan Struktur Beton

4) Pekerjaan Arsitektur

5) Pekerjaan Mekanikal Elektrikal

6) Pekerjaan Kusen, Pintu, dan Jendela

7) Pekerjaan Railing Tangga

8) Peekrjaan Atap

9) Pekerjaan Plafond

10) Pekerjaan Tampak Muka dan Halaman

11) Pekerjaan Pengecatan

12) Instalasi Listrik

13) Pekerjaan InstalasiAir

14) Pekerjaan Sanitair


43

3.1.3 Metode Pelaksanaan Pekerjaan

1. Pekerjaan Persiapan 2. Tanah Dan Pondasi

MULAI MULAI

PEKERJAAN PEKERJAAN
PERSIAPAN PONDASI

PEMBERSIHAN PEKERJAAN GALIAN


LAPANGAN TANAH

PEMBUATAN PEMANCANGAN
DIREKSI KEET PONDASI BATU KALI &
SLOOF Sloof

PENGADAAN ALAT
& BAHAN PEMASANGAN
BEKISTING

PEMETAAN PEIL
BANGUNAN PENGECORAN

PEMASANGAN
BOWUPLANG SELESAI

SELESAI
3. Pekerjaan Struktur
Beton

44

3. Pekerjaan Struktur
Beton

MULAI

PEKERJAAN PEKERJAAN PEKERJAAN


KOLOM BALOK PLAT LANTAI

PEKERJAAN PEKERJAAN PEKERJAAN


PERSIAPAN PERSIAPAN PERSIAPAN

PEMASANGAN PEMASANGAN PEMASANGAN


KOLOM BEKISTING BEKISTING

PENULANGAN PENULANGAN PENULANGAN


BEKISTING BALOK PLAT

PENGECORAN PENGECORAN PENGECORAN


KOLOM BALOK PLAT

PEMBONGKARAN
PEMBONGKARAN PEMBONGKARAN
BEKISTING BEKISTING BEKISTING

SELESAI
45

4. Pekerjaan
5. Pekerjaan Plesteran
Dinding
Dan Pelapis Dinding

MULAI MULAI

PEKERJAAN
PEKERJAAN
PERSIAPAN
PERSIAPAN

ELEVASI
WATERPASS PEMADATAN
PENGURUNGAN
TANAH DASAR

PEMASANGAN
BATA RINGAN PEMETAAN PEIL LANTAI
HEBEL

PELESTERAN & PLESTERAN &


ACUAN PEMASANGAN GRANITE

SELESAI PLESTERAN &


PEMASANGAN KRAMIK

SELESAI

6. Pekerjaan Kusen, 7. Pekerjaan Railing


Pintu & Jendela Tangga

MULAI
MULAI

PEKERJAAN
PEKERJAAN PERSIAPAN
PERSIAPAN

MARKING AS& ELEVASI


PENEMPATAN SESUAI GAMBAR
KUSEN&JENDELA
SESUAI GAMBAR KERJA
PASANG TIANG RAILING
& TARIK BENANG
PEMASANGAN KUSEN &
JENDELA

PATENIKAN & FINISHING


RAILING YANG TERPASANG
ATUR KEDUDUKAN &
CEK POSISI

SELESAI
KENCANGKAN ANGKER &
FINISHING
MORTAR/SEALENT

SELESAI
46

8. Pekerjaan Atap 9. Pekerjaan Plafond

MULAI
MULAI

PEKERJAAN PEKERJAAN
PERSIAPAN PERSIAPAN

PERATAAN ELEVASI PERATAAN ELEVASI


KETINGGIAN SESUAI KETINGGIAN & AS
DENGAN GAMBAR SESUAI DENGAN

PEMASANGAN PEMASANGAN PROFIL


PROFIL BAJA KERANGKA PLAFOND
STRUKTUR ATAP STEEL HOLLOW

PEMASANGAN PEMASANGAN GRC


PELAPIS ATAP TAHAN
PANAS

FINISHING GRC

FINISHING
ZINCHROMATEE
SELESAI

SELESAI

10. Pekerjaan Tampak 11. Pekerjaan


Muka dan Halaman Pengecatan

MULAI
MULAI

PEKERJAAN
PERSIAPAN PEKERJAAN
PERSIAPAN

PASANG BERSIHKAN DINDING YANG


SCHAFHOLING AKAN DI CAT DARI DEBU

SIAPKAN BAHAN SIAPKAN CAT DASAR PELAPIS


CAMPURAN SPESI 1 DINDING & CAT FINISHING
23

PENGECATAN
ATUR DAN TIMBANG
KERATAAN SUMBU
VERTIKAL
FINISHING

PASANG BATU
ANDESIT
SELESAI

SELESAI
13. Pekerjaan Instalasi Air
47

12. Instalasi Listrik 13. Pekerjaan Instalasi Air 14. PEKERJAAN SANITAIR

MULAI MULAI MULAI

PEKERJAAN PEKERJAAN
PERSIAPAN PERSIAPAN PEKERJAAN
PERSIAPAN

PENAMAAN KOMPONEN MARKING AS & ELEVASI


SESUAI GAMBAR KERJA SESUAI GAMBAR GALIAN SALURAN
PADA GEDUNG BAGIAN LUAR

BOBOKAN JALUR PIPA


INSTALASI AIR
PEKERJAAN BOBOKAN PEMBUATAN BETON
LUBANG KABEL UDITH

PEMASANGAN PIPA
PEMASANGAN CHEKING
PEMBUATAN PLAT
KOMPONEN LISTRIK
PENUTUP SALURAN

CHEKING SELESAI
PEMASANGAN PAVIN
AREA PARKIR

SELESAI

SELESAI
48

3.1.4 Perhitungan RAB


49
50
51
52
53
54
55
56
57
58

3.1.5 Perhitungan RAP


59
60
61
62
63
64
65
66

3.1.6 Hasil Analisis BarChart


67

3.1.7 Hasil Analisis Kurva S


68

3.1.8 Hasil Critical Path Methode (CPM)


69

LINTASAN KRITIS = A-B-C-D-E-F-G-J-K-M-N-Q-S-T-V

= 5+10+15+20+10+20+15+16+7+10+5+20+20+7

= 180
70

3.2 Manajemen Sumber Daya Manusia

3.2.1 Perencanaan Sumber Daya Manusia

A. Role Dan Responsibilities

1. PERENCANAAN JABATAN
1) Manajer Proyek
Tanggung Jawab : Bertanggung jawab langsung terhadap pemilik proyek atas
terlaksananya tugas dengan baik
Syarat Jabatan : -Pendidikan minimal S1 semua jurusan
-Memiliki Sertifikasi Keahlian Project Management
-Memiliki Pengalaman Kerja 3 Tahun dibidang Proyek
-Mempunyai kemampuan Komunikasi, kepemimpinan,
Negosiasi, dan Manajerial yang baik
-Mampu melakukan Riset dan Paham Teknologi
-Mampu mengelola biaya dan pemecahan Masalah
Lingkup Pekerjaan : -Mengatur, merencanakan, dan melaksanakan project
dengan berdasarkan anggaran dan penjadwalan.
-Memimpin tim, menentukan tujuan, berkomunikasi dengan
para stakeholder, dan menyelesaikan project dari awal
hingga akhir.
Tugas : -Membuat Rencana Proyek
-Mengalokasikan Unit tugas kepada tim
-Membentuk Komunikasi Tim yang Efektif
-Melakukan Perhitungan Anggaran
-Mitigasi Krisis dan Masalah

2) Administrasi Proyek
Tanggung Jawab : Bertanggung jawab langsung terhadap Manajer proyek atas
terlaksananya tugas administratif dengan baik
Syarat Jabatan : -Pendidikan minimal D3 semua jurusan
-Berpengalaman di bidang administrasi atau keuangan
minimal 1 tahun
71

-Bisa menggunakan Microsoft Office (Word dan Excel)


dengan baik
-Bisa menggunakan komputer
-Bertanggung jawab, jujur, dan teliti dalam bekerja
-Bisa bekerja tim maupun individu
Lingkup Pekerjaan : Membantu Manajer Proyek dalam semua tugas administratif
Tugas : -Menjadwalkan pertemuan rutin dan mendokumentasikan
hasil pertemuan.
-Memecah proyek menjadi tugas-tugas kecil yang dapat
dikerjakan dengan mudah dan menetapkan timeframe dan
goals.
-Membuat dan memperbarui workflow.
-Mendelegasikan tugas kepada Koordinator Proyek dan
anggota tim lainnya.
-Melakukan analisis risiko.
-Memantau kemajuan proyek dan mengatasi masalah
potensial.
-Mempersiapkan dan memberikan dokumentasi kemajuan
kepada tim inter dan stakeholder.
-Melacak pengeluaran dan memprediksi biaya di masa
mendatang.
-Mengoordinasikan kontrol kualitas untuk memastikan hasil
kerja memenuhi standar.
-Mengukur dan melaporkan kinerja proyek.
-Bertindak sebagai titik kontak untuk semua peserta.

3) Financial / Keuangan Proyek


Tanggung Jawab : Bertanggung jawab langsung terhadap Manajer Proyek
terutama di bidang keuangan
Syarat Jabatan : -Minimal Pendidikan S1 Keuangan /Akuntansi
-Memiliki pengalaman minimal dua (2) tahun di bidang
akuntasi dan/atau manajemen keuangan
-Memiliki pemahaman rinci tentang manajemen keuangan
72

dan prinsip-prinsip akuntansi secara umum


-Memiliki pemahaman tentang perpajakan dan asuransi
termasuk BPJS
Lingkup Pekerjaan : Memastikan implementasi anggaran dan pelaporan
keuangan proyek/program berjalan efektif, efisien dan
akuntabel sesuai dengan Kebijakan dan Prosedur Keuangan
Tugas : -Menyusun rencana anggaran dan biaya (RAB) untuk setiap
kegiatan.
-Bertanggung jawab terhadap pengelolaan pengadaan,
administrasi dan keuangan proyek.
-Melakukan pencatatan atas semua transaksi dan
pembayaran
-Mengurus hal-hal yang terkait SDM termasuk pembayaran
BPJS dan perpajakan
-Mengelola tim adminitrasi dan keuangan agar dapat
mendukung berjalannya kegiatan.
-Memastikan proses administrasi berjalan sesuai SOP
-Bekerja sama dengan tim keseluruhan proyek dan pihak
eksternal
-Membuat laporan keuangan dan laporan pajak yang
dibutuhkan proyek

4) Engineering
a) Site Engineering
Tanggung Jawab : Bertanggung jawab terhadap manajer proyek atas
perencanaan dan pertimbangan teknis
Syarat Jabatan : -Pendidikan Minimal D3 Teknik sipil dan sejenisnya
-Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
-Memiliki keterampilan analisis dan problem solving
(pemecahan masalah) yang baik
-Memiliki naluri bisnis yang tajam
-Memiliki kemampuan untuk memotivasi orang lain
-Mampu bekerja dalam tim
73

Lingkup Pekerjaan : Melakukan Perencanaan, pengendalian, perhitungan dan


pengevaluasian pelaksanaan pekerjaan kontruksi
Tugas : -Melakukan Perencanaan dan penyiapan gambar teknik dan
tata letak konstruksi.
-Meninjau jadwal kerja dan mendelegasikan tugas kerja.
-Mengatur bahan konstruksi dan menegosiasikan kontrak
vendor.
-Melakukan inspeksi awal di lokasi konstruksi potensial.
-Mengumpulkan data dan menulis laporan lokasi.
-Menentukan kelayakan proyek dan memberikan
persetujuan.
-Memberikan saran teknis dan mendiagnosis dan
menyelesaikan kesulitan teknis.

b) Structural Engineering
Tanggung Jawab : Bertanggung jawab langsung terhadap Site Engineer atas
terlaksananya tugas dengan baik
Syarat Jabatan : -Minimal Pendidikan D3 Teknik Sipil
-Memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI)
-Mampu melakukan koreksi shop drawing sesuai dokumen
kontrak
-Mampu mengoreksi gambar dan spesifikasi dari Pihak Luar
yang tidak sesuai dengan standar Mutu yang berlaku atau
kontrak (RKS)
-Memahami Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dan
OHSAS 18001:2007
-Memahami Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
Lingkup Pekerjaan : Melaksanakan tugas dari Site Engineer
Tugas : -Menyusun Schedule dan Metode kerja sampai dengan
disetujui oleh pihak MK / Owner
-Monitor Schedule ketersediaan shopdrawing dan composite
drawing, meliputi struktural, Formwork, dan Rebar sesuai
dengan jadwal.
-Memastikan kesesuaian metode kerja yang dibuat dengan
aplikasi dilapangan
-Membuat perhitungan struktur sementara untuk
mendukung pelaksanaan pekerjaan proyek
74

c) Architect Engineering
Tanggung Jawab : Bertanggung jawab atas terlaksananya tugas teknis terutama
bagian desain
Syarat Jabatan : -Minimal Pendidikan S1 Arsitek dan sejenisnya
-Memiliki Sertifikat Keahlian Arsitek (SKA)
Lingkup Pekerjaan : Melakukan analisa gambar proyek yang sudah digambar
oleh drafter, membuat shop drawing, dan memperbaiki hasil
gambar yang dibuat oleh drafter.
Tugas : -Membuat desain bangunan secara terperinci
-Menentukan jenis dan letak sistem struktur pada bangunan
-Menentukan jenis dan letak instalasi listrik pada bangunan
-Menentukan jenis dan letak instalasi pipa air dan jalur
ventilasi udara
-Bekerjasama dengan profesional konstruksi untuk
membuat perencanaan, memastikan kelayakan, dampak
lingkungan hingga anggaran dari proyek yang akan dibuat
-Menulis dan mempresentasikan desain, laporan, proposal
pada klien dan pihak-pihak terkait
-Memilih material bangunan yang akan digunakan
-Memastikan proyek berjalan sesuai rencana dan anggaran,
termasuk bisa fleksibel dalam menghadapi kondisi-kondisi
tak terduga atau masalah yang muncul selama proses
pembangunan.
75

B. STRUKTUR ORGANISASI TIM PROYEK

MANAJER PROYEK
(RIVALDI FAHMI
HANANTA)

KEUANGAN ADMINISTRASI
PROYEK PROYEK
(SITA LESTARI) (SILVA ANGGRAENI)

SITE ENGINEER
(M RIJKY SAPUTRA)

STRUCTURAL ARCHITECT
ENGINEER ENGINEER
(SYIFA ROHMAT NA) (JEVON BRAVELY T)
76

C. Staffiing Management Plan


77

D. RAM
78

3.2.2 Akuisisi Tim Proyek

a. Analisa SDM
NO JABATAN NAMA PEKERJA USIA STATUS PEKERJA PENDIDIKAN PENGALAMAN GAJI BERSIH
PEKERJA PEKERJA PEKERJA PER BULAN
(Rp)
1 Manager Proyek Rivaldi Fahmi Hananta 32 Menikah/ Anak 2 S2 Memimpin &
Mengelola Proyek (2 30.126.500
tahun)
2 Administrasi Silva Anggraeni 26 Menikah/Tidak S1 Admin proyek (4
7.930.030
punya anak tahun)
3 Keuangan Sita Lestari 25 Lajang S1 Mengelola akuntansi &
administrasi keuangan 7.698.200
(3 tahun)
4 Engineer
4,1 Site Engineer M Rijky Saputra 28 Menikah/ Anak 1 S1 Site Engineer (2 tahun)
9.657.750

4,2 Structural Engineer Syifa Rohmat NA 27 Menikah/Tidak S1 Structure Engineer (3


9.450.470
punya anak tahun)
4,3 Architect Engineer Jevon Bravely Thomas 29 Menikah/ Anak 2 S1 Arsitek (5 tahun) 11.476.800

b. Rincian Gaji Pekerja


79

NO NAMA PEKERJA NPWP GAJI BRUTO GAJI NETT PKP PPH ASURANSI GAJI NETT
PERBULAN PERTAHUN PERBULAN JKK BPJS PERBULAN
1 Rivaldi Fahmi Hananta 09.254.294.3-407.000 35.000.000 315.000.000 243.000.000 5.062.500 189.000 30.126.500
2 Silva Anggraeni 07.325.243.3-990.333 8.200.000 83.640.000 25.140.000 314.250 44.280 7.930.030
3 Sita Lestari 08.356.234.4-678.544 8.000.000 81.600.000 27.600.000 345.000 43.200 7.698.200
4 M Rijky Saputra 06.765.897.2-897.456 10.000.000 102.000.000 34.500.000 431.250 89.000 9.657.750
5 Syifa Rohmat NA 08.987.678.4-888.980 9.850.000 100.470.000 41.970.000 524.625 125.095 9.450.470
6 Jevon Bravely Thomas 09.878.888.3-675.357 12.000.000 122.400.000 50.400.000 630.000 106.800 11.476.800
80

BESARAN IURAN JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK) BPJS


SANGAT RENDAH 0,24%
RENDAH 0,54%
SEDANG 0,89%
TINGGI 1,27%
SANGAT TINGGI 1,74%

c. Pekerjaan Detail Engineering Design (DED)


1) Biaya Langsung Personil
NO POSISI SATUAN KUANTITAS HARGA SATUAN HARGA TOTAL
(RP) (RP)
A TENAGA AHLI
1 Tenaga Ahli Arsitektur Orang-Bulan 2 x 2 = 4 9.000.000 36.000.000
2 Tenaga Ahli Geodesi Orang-Bulan 1 x 1 = 1 9.000.000 9.000.000
3 Tenaga Ahli Geoteknik Orang-Bulan 2 x 1 = 2 9.000.000 18.000.000
4 Tenaga Ahli Sipil Orang-Bulan 2 x 2 = 4 9.000.000 36.000.000
5 Tenaga Ahli Estimator Orang-Bulan 2 x 2 = 4 9.000.000 36.000.000
6 Tenaga Ahli Mekanikal Elektrikal Orang-Bulan 1 x 2 = 2 9.000.000 18.000.000
Sub Total Tenaga Ahli 153.000.000
B TENAGA AHLI MUDA
1 Asisten Tenaga Ahli Arsitektur Orang-Bulan 2 x 2 = 4 6.000.000 24.000.000
2 Asisten Tenaga Ahli Geodesi Orang-Bulan 1 x 1 = 1 6.000.000 6.000.000
3 Asisten Tenaga Ahli Geoteknik Orang-Bulan 2 x 1 = 2 6.000.000 12.000.000
4 Asisten Tenaga Ahli Sipil Orang-Bulan 2 x 2 = 4 6.000.000 24.000.000
5 Asisten Tenaga Ahli Estimator Orang-Bulan 2 x 2 = 4 6.000.000 24.000.000
6 Asisten Tenaga Ahli Mekanikal Elektrikal Orang-Bulan 1 x 2 = 2 6.000.000 12.000.000
Sub Total Tenaga Ahli Muda 102.000.000
C TENAGA PENDUKUNG
1 Surveyor Orang-Bulan 3 x 1 = 3 4.000.000 12.000.000
2 Operator CAD Orang-Bulan 4 x 2 = 8 4.000.000 32.000.000
3 Operator Komputer Orang-Bulan 2 x 2 = 4 2.500.000 10.000.000
4 Tenaga Administrasi Orang-Bulan 1 x 2 = 2 2.500.000 5.000.000
Sub Total Tenaga Pendukung 59.000.000
JUMLAH BIAYA LANGSUNG PERSONIL 314.000.000
81

2) Biaya Langsung Non Personil


NO URAIAN SATUAN KUANTITAS HARGA SATUAN HARGA TOTAL
(RP) (RP)
A BIAYA OPERASIONAL KANTOR
1 Biaya Komunikasi Ls 1 x2 = 2 1.000.000 2.000.000
2 Biaya Computer Supllies Ls 1x 2 = 2 2.000.000 4.000.000
3 Biaya ATK Ls 1x 2 = 2 2.000.000 4.000.000
4 Biaya Sewa Komputer Unit 3 x2 = 6 750.000 4.500.000
5 Biaya Sewa Printer Unit 3 x2 = 6 500.000 3.000.000
Sub Total Biaya Operasional Kantor 17.500.000
B BIAYA CETAK GAMBAR, PENGGANDAAN DOKUMEN DAN LAPORAN
1 Laporan Pendahuluan Eks 5 x1 = 5 200.000 1.000.000
2 Laporan Antara Eks 5 x1 = 5 300.000 1.500.000
3 Laporan Akhir Eks 5 x1 = 5 500.000 2.500.000
4 Cetak Kalkir A2 Eks 5 x1 = 5 1.500.000 7.500.000
5 Blueprint Set 5 x1 = 5 4.000.000 20.000.000
6 Penggandaan RKS Set 5 x1 = 5 500.000 2.500.000
7 Penggandaan BoQ/RAB Set 5 x1 = 5 500.000 2.500.000
8 Animasi 3D Detik 60 x 1 = 60 100.000 6.000.000
9 Maket Buah 1x 1=1 20.000.000 20.000.000
Sub Total Biaya Cetak Gambar, Penggandaan Dokumen dan Laporan 63.500.000
C BIAYA SONDIR DAN DATA LAHAN
1 Biaya Sondir dan Data Lahan Set 2 x 1 =2 30.000.000 60.000.000
(1 Boring & 2 Sondir per 300 m2)
2 Pengukuran Topografi M2 3000x1=3000 1.500 4.500.000
Sub Total Biaya Sondir dan Data Lahan 64.500.000
JUMLAH BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL 145.500.000

3) Rekapitulasi Harga
NO URAIAN HARGA TOTAL
(RP)
I BIAYA LANGSUNG PERSONIL
I.A Tenaga Ahli 153.000.000
I.B AsistenTenaga Ahli 102.000.000
I.C Tenaga Pendukung 59.000.000
Jumlah Biaya Langsung Personil 314.000.000
II BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL
II.A Biaya Operasional Kantor 17.500.000
II.B Biaya Cetak Gambar, Penggandaan Dokumen dan Laporan 63.500.000
II.C Biaya Sondir dan Data Lahan 64.500.000
Jumlah Biaya Langsung Non Personil 145.500.000
SUB TOTAL 459.500.000
PPN 10% 45.950.000
JUMLAH TOTAL 505.450.000
DIBULATKAN 505.450.000
82

3.2.3 Membangun Tim Proyek Efektif

Satu karakter terpenting dalam proses membangun tim adalah bahwa


semua masalah diselesaikan oleh anggota tim itu sendiri. Semua tim berproses
dalam lima tahap pengembangan, yaitu:

1. Forming (Pembentukan)
2. Storming (Penyatuan) atau masa terjadinya konflik
3. Norming (Normalisasi). Fase anggota tim merasa proyek telah menjadi
normal dan akrab
4. Performing, Fase tim mulai memberikan kinerja dengan performa tinggi
5. Adjourning (Penangguhan), merupakan tahap akhir dari kerja sama tim.
83

Fase Keahlian Kualitas Perilaku tugas Hasil tugas Tema


Manajemen kepemimpinan dan hubungan dan
hubungan
Forming -Organisasi -Terbuka dan jujur -Ketergantungan -Komitmen Kesadaran /
(Pembentukan) -Pengajaran -Mengajukan Visi -Orientasi -Penerimaan orientasi
-Pengaturan dan misi
tanggung jawab -Berorientasi
-Pengaturan solusi
standart -Dapat dipercaya
-Pengaturan -Mendengarkan
target
Storming -Konseling -Sabar -Perlawanan -Tujuan Konflik /
(Penyatuan) -Aktif -Fleksibel -Permusuhan -Kepemilikan Kendali
mendengar -Kreatif
-Ketegasan -Pemikir yang
-Analisa tugas kaleidoskopis
-Penilaian
performance
-Manajemen
konflik
Norming -Komunikasi -Bercerita lucu -Komunikasi -Keterlibatan Kerjasama
(Normalisasi) -Memberi -Humoris -Penyatuan -Dukungan
umpan balik -Pengembangan
membangun usaha
-Penegasan -Jaringan
-Bimbingan
Performing -Membangun -Mengelola -Pemecahan -Kesuksesan Produktifitas
konsensus dengan melihat masalah -Sinergi
-Penyelesaian sekitarnya -Kebebasan
masalah -Mendelegasikan
-Pengambilan pekerjaan
keputusan -Melatih
-Memberi -Melihat masa
penghargaan depan
-Juara
Adjourning -Proses evaluasi Perayaan -Penutupan -Penghargaan Perpisahan
(Penangguhan) -Proses tinjau -Perayaan -Kepuasan
ulang
-Proses
Peningkatan
84

RINCIAN BIAYA PENGEMBANGAN TIM


NO URAIAN PESERTA SATUAN KUANTITAS HARGA HARGA TOTAL
SATUAN (RP) (RP)
A PELATIHAN
1 Kursus Manajemen Proyek 1. Manajer Proyek Orang 3 5.500.000 16.500.000
2. Site Engineer
3. Structural Engineer

2 BIM Digital Twins AR/VR - Architect Engineer Orang 1 4.500.000 4.500.000


Arsitektur Engineering &
Konstruksi
Sub Total Pelatihan 21.000.000
B PERAYAAN
1 Perayaan keberhasilan Proyek Seluruh Anggota Tim Orang 6 2.000.000 12.000.000
Sub Total Perayaan 12.000.000
JUMLAH HARGA TOTAL A & B 33.000.000

2. REKAPITULASI MARGIN PROYEK

RAB 56.233.826.000

RAP 52.680.912.000

MARGIN 3.552.914.000

GAJI KARYAWAN 435.084.900

PEKERJAAN DED 505.450.000

BIAYA PENGEMBANGAN TIM 33.000.000

TOTAL MARGIN 2.579.379.100


85

3.3 Manajemen Risiko

3.3.1 Analisis Risiko


86

Untuk jelasnya variabel-variabel risiko yang ditinjau pada penelitian ini yaitu :
87

3.3.2 Proses Manajemen Risiko

No Jenis Risiko Faktor Risiko

1  Lingkungan Critical (kritis)

a. Kerusakan ekosistem tanah dan vegetasi

b. Pencermaran udara dan debu

c. Pencermaran air

d. Ketidaknyamanan dan gangguan bagi masyarakat sekitar

2  Alam Catastrophic
(bencana)
a. Roboh akibat Gempa bumi

b. Terjadi Banjir

3  Teknis Catastrophic
(bencana)
a. Keterlambatan pengiriman material

b. Penggunaan bahan yang tidak memenuhi standar

c. Gangguan atau kerusakan pada sistem utilitas

d. Kesalahan pengerjaan kontruksi dan perencanaan struktural

4  Manusia Critical (kritis)

a. Kecelakaan kerja seperti seperti jatuh dari ketinggian, terjepit,


atau tertimpa material yang dapat menyebabkan cedera serius
atau bahkan kematian

b. Stres kerja dan kelelahan

c. Paparan bising pekerja

d. Paparan bahan berbahaya

e. Konflik pekerjaan dan tekanan mental


88

No Jenis Risiko Faktor Risiko


f. Penurunan kehadiran dan produktivitas

5  Keselamatan Marginal (kecil)

a. Kecelakaan jatuh tinggi

b. Jatuh benda berat

c. Kondisi cuaca ekstrim

d. Proses pengalian tanah

6  Keuangan Catastrophic
(bencana)
a. Ketidakpastian harga bahan

b. Perubahan regulasi dan pajak

c. Ketidakmampuan pemilik membayar

Kisaran Anggaran Risiko Rp 210.000.000

No Risiko Harga

1 Lingkungan Rp 35.700.00

2 Alam Rp 37.800.000

3 Teknis Rp 37.800.000

4 Manusia Rp 31.500.000

5 Keselamatan Rp 29.400.000

6 Keuangan Rp 37.800.000
89

3.3.3 Penilaian Dan Penerimaan Risiko

 Penilaian Risiko

Selanjutnya dilakukan penilaian terhadap dampak dan probabilitas dari


seluruh variabel yang ada menggunakan skala likert. Adapun terminologi dari
metode Severity index dilakukan untuk mencari nilai keparahan terhadap variabel
risiko pada sebuah pekerjaan. Semua identifikasi risiko yang telah dicari
penyebabnya, perlu dicari tingkatanya untuk prioritas penanangganan.

1. Metode Severity Index

Data Responden

Responden Jabatan Pendidikan Lama Bekerja


Terakhir (tahun)

R1 Manajer Proyek S2 10

R2 Admin S1 3

R3 Keuangan S1 5

R4 Site Engineer S1 7

R5 Structural Engineer S1 6

R6 Arsitek S1 9

Perhitungan Nilai Tingkat Risiko

Analisis untuk perhitungan nilai tingkat risiko bisa didapatkan dengan


mengalikan nilai perhitungan dari probability x impact (PxI), setelah mendapatkan
nilai dari perkalian, hasilnya diplotkan kedalam matriks probabilitas dan kategori
dari probabilitas dan dampak terdapat tiga kategori, yaitu high, medium, dan low.
90

Data Responden Probabilitas


91

Data Responden Dampak


92

Kode Probabilitas Dampak

Si (%) Si (%)

Lingkungan 17% 15%

Alam 18% 14%

Teknis 18% 17%

Manusia 15% 16%

Keselamatan 14% 20%

Keuangan 18% 18%

Dari hasil perolehan nilai Severity index pada tabel dapat dilihat jika hasil
tersebut dibagi kemudian dikalikan dengan persen akan menghasilkan persentase
yang berupa diagram lingkaran.

PERSENTASE TERJADINYA RISIKO

15%
18%

14%

18%

17%

18%

MANUSIA KESELAMATAN LINGKUNGAN TEKNIS ALAM KEUANGAN


93

PERSENTASE RISIKO DAMPAK

18% 16%

14%
20%

17%
15%

MANUSIA KESELAMATAN LINGKUNGAN TEKNIS ALAM KEUANGAN

2. Tingkat Penerimaan Risiko

Probilitas Terjadi Bencana Krisis Kecil (Marginal) Dapat diabaikan


Risko
Mustahil (tidak mungkin) Tinggi Rendah Sangat Rendah Sangat Rendah
Bisa terjadi sesekali Tinggi Sedang Rendah Rendah
Kemungkinan terjadi Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah
Sering terjadi Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sedang

 Representasi Kategori Risiko

No Variabel PxI Kategori


A1 70 Sedang
A2 288 Tinggi
A3 208 Tinggi
A4 121 Sedang
B1 156 Sedang
B2 154 Sedang
94

No Variabel PxI Kategori


C1 204 Tinggi
C2 224 Tinggi
C3 104 Sedang
C4 208 Tinggi
D1 102 Sedang
D2 144 Sedang
D3 112 Sedang
D4 252 Tinggi
D5 228 Tinggi
D6 88 Sedang
E1 209 Tinggi
E2 240 Tinggi
E3 176 Tinggi
E4 84 Sedang
F1 224 Tinggi
F2 168 Sedang
F3 209 Tinggi

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat Tinggi

Dari hasil perolehan nilai Severity index pada tabel tersebut, selanjutnya
penilaian risiko dilakukan dengan mengalikan nilai probabilitas dengan dampak.
Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh kategori risiko “sedang” sebanyak 11 variabel,
sedangkan kategori risiko “tinggi” sebanyak 12 variabel.
95

PERSENTASE RESPON RISIKO


0%

48%
52%

RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT TINGGI

3. Pengendaliaan Risiko

1) Lingkungan

1. Kerusakan ekosistem tanah dan vegetasi

a. Lakukan evaluasi dampak lingkungan sebelum memulai proyek untuk


mengidentifikasi potensi kerusakan tanah dan merencanakan tindakan mitigasi.

b. Buat rencana manajemen lingkungan yang mencakup strategi untuk


melindungi dan memulihkan ekosistem tanah yang mungkin terpengaruh.

c. Lakukan pemantauan rutin selama konstruksi untuk mengidentifikasi


perubahan dalam ekosistem tanah dan mengambil tindakan segera jika terjadi
kerusakan.

d. Gunakan teknik konstruksi berkelanjutan seperti pemulihan tanah,


pengendalian erosi, dan perlindungan vegetasi untuk meminimalkan dampak
pada ekosistem tanah.

e. Setelah selesai konstruksi, lakukan revegetasi dan reklamasi tanah dengan


menanam tanaman yang sesuai untuk mempercepat pemulihan ekosistem tanah.
96

f. Setelah konstruksi selesai, lakukan revegetasi dengan menanam tanaman asli


atau tanaman yang sesuai dengan kondisi lingkungan untuk memulihkan
komunitas vegetasi.

g. Melibatkan ahli lingkungan dan konsultan untuk memberikan panduan dan


solusi yang sesuai untuk mengatasi kerusakan ekosistem tanah.

h. patuh terhadap regulasi lingkungan yang berlaku dan persyaratan izin yang
mungkin memuat langkah-langkah khusus untuk melindungi tanah.

2) Pencermaran udara dan debu

a. Gunakan peralatan pengendali debu seperti pengairan, atau pembasahan


permukaan untuk mengurangi pelepasan debu ke udara.

b. Berikan pelatihan kepada pekerja dan pastikan mereka menggunakan


peralatan pelindung diri (APD) yang sesuai, seperti masker debu, untuk
melindungi kesehatan mereka.

c. Pasang layar atau pembatas fisik untuk mengurangi penyebaran debu ke area
sekitar.

d. Pilih bahan konstruksi yang tidak menghasilkan debu berlebihan selama


proses pemasangan atau manipulasi.

e. Berikan informasi kepada masyarakat sekitar proyek tentang upaya yang


diambil untuk mengendalikan debu dan cara melaporkan kekhawatiran mereka.

3) Pencermaran air

a. Lakukan pemantauan kualitas air secara teratur di area yang terkena dampak
untuk menilai tingkat pencemaran dan memantau pemulihan.

b. Identifikasi dan terapkan tindakan pemulihan yang diperlukan untuk


mengembalikan kualitas air dan ekosistem perairan ke kondisi semula.

4) Ketidaknyamanan dan gangguan bagi masyarakat sekitar


97

a. Melenggarakan pertemuan atau sesi sosialisasi dengan warga sekitar atau


pihak pihak aparatur setempat untuk menjelaskan manfaat proyek, rencana
konstruksi, jadwal kontruksi danpak yang mungkin terjadi dan upaya yang
diambil untuk mengurangi dampak negatif.
b. Batasi atau hindari pekerjaan berisik pada jam malam atau di waktu-waktu
yang dapat mengganggu ketenangan masyarakat sekitar.
c. Terapkan tindakan pengendalian debu dan pencemaran udara untuk
meminimalkan dampak pada kualitas udara dan kesehatan masyarakat.
d. Atur lalu lintas dan parkir dengan baik untuk menghindari kemacetan dan
gangguan pada aktivitas harian masyarakat sekitar.
e. Pastikan menyediakan tempat parkir yang memadai untuk pekerja konstruksi
sehingga tidak mengganggu parkir warga sekitar.
f. Pastikan akses pejalan kaki tetap terjaga dengan baik dan nyaman selama
konstruksi.
g. mengatur penanganan dan pembuangan sampah dan limbah konstruksi
dengan baik untuk mencegah pencemaran dan ketidaknyamanan lingkungan.
h. Tentukan atau tunjuk seorang penanggung jawab hubungan masyarakat yang
dapat berkomunikasi secara efektif dengan masyarakat, merespons pertanyaan,
dan menangani keluhan.
i. Lakukan pemantauan rutin terhadap dampak proyek pada komunitas sekitar
dan tanggapi dengan cepat jika ada masalah yang muncul

5) Alam

1. Roboh akibat Gempa bumi

a. Lakukan analisis risiko gempa untuk menentukan level risiko dan koefisien
gempa yang relevan untuk wilayah proyek.

b. Pilih lokasi yang meminimalkan potensi risiko gempa.

c. Lakukan studi tanah untuk memahami karakteristik tanah di lokasi tersebut.

d. Libatkan insinyur struktural yang berpengalaman dalam perencanaan dan


desain bangunan tahan gempa.
98

e. Penguatan kolom dan balok dengan menggunakan material yang kuat dan
metode yang tepat, seperti penambahan dinding geser (shear walls) atau
perkuatan dengan material komposit.

6) Terjadi Banjir

a. Bangun bangunan dengan elevasi yang cukup tinggi di atas permukaan tanah
untuk mengurangi risiko tergenang air saat banjir.

b. Desain dan bangun sistem drainase yang efektif untuk mengalirkan air hujan
jauh dari bangunan dan area konstruksi.

c. Pastikan saluran air, selokan, dan alur air tetap bersih dan bebas dari
hambatan agar aliran air tidak terhambat.

d. Bangun pondasi yang kuat dan tahan air untuk mencegah kerusakan
struktural akibat genangan air atau rembesan.

7) Teknis

1. Keterlambatan pengiriman material

a. hubungi pemasok untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang alasan


keterlambatan dan perkiraan waktu pengiriman yang baru.

b. Evaluasi dampak keterlambatan terhadap jadwal proyek secara keseluruhan.

c. Berkomunikasi secara transparan dengan pihak terkait, termasuk pemilik


proyek, tim manajemen proyek, dan kontraktor. Beri tahu mereka tentang
keterlambatan yang terjadi dan potensi dampaknya.

d. Tentukan apakah ada aktivitas lain yang dapat dikerjakan atau diutamakan
untuk meminimalkan dampaknya.

e. pertimbangkan untuk mencari alternatif pemasok yang dapat memberikan


material dengan waktu pengiriman yang lebih konsisten.

2. Penggunaan bahan yang tidak memenuhi standar

a. Lakukan pemeriksaan mendalam untuk mengidentifikasi bahan yang tidak


memenuhi standar.
99

b. Kumpulkan bukti dokumentasi terkait pembelian bahan, spesifikasi, serta


hasil pengujian atau pemeriksaan kualitas yang menunjukkan bahwa bahan tidak
sesuai standar.

c. Hubungi pemasok bahan untuk memberitahukan bahwa bahan yang


disediakan tidak sesuai standar serta Diskusikan solusi dan kemungkinan
penggantian atau pengembalian.

d. Jika pelanggaran standar disengaja atau karena kelalaian yang serius ambil
tindakan disipliner terhadap pihak yang bertanggung jawab atas penggunaan
bahan yang tidak sesuai standar.

3. Gangguan atau kerusakan pada sistem utilitas

a. Periksa apakah ada kerusakan fisik atau masalah teknis pada peralatan atau
instalasi utilitas.

b. Hubungi penyedia layanan utilitas terkait, seperti perusahaan listrik, gas, air,
atau penyedia layanan komunikasi, untuk melaporkan gangguan dan
mendapatkan informasi lebih lanjut.

c. Jika gangguan disebabkan oleh kerusakan fisik, lakukan perbaikan atau


penggantian komponen yang rusak sesegera mungkin.

4. Kesalahan pengerjaan kontruksi dan perencanaan struktural

a. Lakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mengidentifikasi kesalahan


pengerjaan konstruksi atau perencanaan struktural

b. Evaluasi dampak kesalahan pada keseluruhan proyek

c. bekerja sama dengan insinyur struktural untuk memperbaiki desain sesuai


dengan standar dan persyaratan yang berlaku.

d. tentukan tindakan perbaikan kontruksi yang diperlukan.

e. Lakukan evaluasi ulang terhadap jadwal dan biaya proyek untuk


memperhitungkan perubahan yang diperlukan sebagai hasil dari kesalahan.
Diskusikan perubahan ini dengan pemilik proyek.
100

8) Manusia

1. Kecelakaan kerja seperti seperti jatuh dari ketinggian, terjepit, atau tertimpa
material yang dapat menyebabkan cedera serius atau bahkan kematian

a. Segera panggil bantuan medis darurat (nomor darurat setempat) untuk


mendapatkan bantuan secepat mungkin.

b. Pastikan area sekitar kecelakaan aman untuk mencegah terjadinya kecelakaan


tambahan.

c. Segera laporkan kecelakaan tersebut kepada manajemen proyek dan otoritas


setempat sesuai dengan peraturan yang berlaku.

d. Hubungi departemen hukum dan asuransi perusahaan untuk memberikan


informasi dan koordinasi terkait prosedur hukum dan klaim asuransi.

e. Setelah keadaan stabil, fokus pada proses pemulihan dan rehabilitasi baik
untuk korban maupun tim kerja yang terpukul oleh kejadian tersebut.

f. Evaluasi faktor penyebab kecelakaan dan identifikasi langkah-langkah


pencegahan yang dapat diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

2. Penyakit dan kondisi kesehatan pekerja

a. Jika kondisi kesehatan pekerja memerlukan perhatian medis segera, panggil


bantuan medis darurat atau antar pekerja ke fasilitas kesehatan terdekat.

b. Koordinasikan dengan departemen asuransi perusahaan untuk memastikan


bahwa proses klaim asuransi kesehatan pekerja diurus dengan benar.

c. Tingkatkan pelatihan dan kesadaran mengenai kesehatan dan keselamatan


kerja untuk mencegah kejadian serupa

3. Stres kerja dan kelelahan

a. Perhatikan tanda-tanda stres dan kelelahan

b. Pastikan bahwa pekerja memiliki waktu luang untuk pulih dan melepaskan
stres.
101

c. Sediakan pelatihan kesehatan mental untuk membantu pekerja mengelola stres

d. paparan bising pekerja

e. Pastikan bahwa pekerja yang terpapar bising menggunakan peralatan


pelindung telinga yang sesuai.

f. Tinjau peralatan dan mesin yang digunakan untuk melihat apakah ada opsi
yang lebih tenang atau teknologi yang dapat mengurangi tingkat kebisingan.

g. Lakukan pemantauan kesehatan pekerja secara rutin, khususnya jika mereka


terpapar bising.

4. Paparan bahan berbahaya


 Pastikan pekerja yang terlibat menggunakan peralatan pelindung pribadi
(PPE) yang sesuai untuk melindungi tubuh, pernapasan, mata, dan tangan
sesuai dengan jenis bahan berbahaya yang terdeteksi.
 Isolasi area yang terpapar dan batasi akses ke area tersebut agar tidak ada
pekerja yang tidak berkepentingan terpapar.
 Lakukan pemantauan kesehatan terhadap pekerja yang terpapar
 Tingkatkan pelatihan keselamatan yang berkaitan dengan penanganan bahan
berbahaya dan tingkatkan kesadaran pekerja terhadap potensi risiko.

5. Konflik pekerjaan dan tekanan mental

a. Identifikasi akar masalah konflik pekerjaan dan tekanan mental.

b. Fasilitasi komunikasi terbuka di antara anggota tim.

c. Jika konflik tidak dapat diselesaikan melalui komunikasi langsung libatkan


mediator atau fasilitator yang dapat membantu meredakan ketegangan dan
memediasi konflik.

d. Selenggarakan kegiatan membangun tim untuk memperkuat hubungan di


antara anggota tim.

6. Penurunan kehadiran dan produktivitas


102

a. Lakukan analisis menyeluruh untuk mengidentifikasi penyebab penurunan


kehadiran dan produktivitas. Faktor-faktor seperti masalah personal, beban kerja
yang berlebihan, atau konflik tim mungkin berkontribusi

b. fasilitasi komunikasi terbuka dengan orang yang mengalami penurunan


kehadiran dan produktivitas

c. Jika penurunan kehadiran terkait dengan masalah personal, berikan dukungan


dan pertimbangkan untuk memberikan sumber daya atau rekomendasi bantuan
karyawan

9) Keselamatan

1. Kecelakaan jatuh tinggi

a. Pastikan bahwa pekerja yang berada di ketinggian menggunakan peralatan


pengaman pribadi seperti pengaman tubuh, tali pengaman, dan helm pelindung.

b. Pastikan area kerja yang berisiko tinggi dilengkapi dengan barikade, railing,
atau penghalang fisik lainnya untuk mencegah pekerja jatuh.

c. Sediakan pelatihan keselamatan khusus tentang kerja di ketinggian.

d. Lakukan pemeriksaan rutin terhadap peralatan pengaman dan perlindungan tepi.

2. Jatuh benda berat


a. Terapkan langkah-langkah pencegahan, seperti penggunaan penghalang atau
penyangga yang sesuai untuk mencegah jatuhnya benda berat.

b. Pastikan seluruh tim proyek mendapatkan pelatihan keselamatan yang


memadai dan menyadari potensi risiko yang terkait.

3. Kondisi cuaca ekstrim

a. Dapatkan pemberitahuan dini tentang cuaca ekstrem

b. Buat rencana proyek yang fleksibel, memungkinkan penyesuaian jadwal


kerja jika cuaca ekstrim diantisipasi.

c. Pastikan bahwa bahan konstruksi dan peralatan terlindungi dari cuaca.


103

4. Proses pengalian tanah

a. Pastikan peralatan keselamatan seperti helm, sepatu pelindung, dan alat


pelindung lainnya tersedia dan digunakan dengan benar.

b. Terapkan tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko erosi tanah selama


proses penggalian, seperti penggunaan pelapis atau pembatas yang sesuai.

c. Pertimbangkan cara menangani air yang mungkin terkumpul di area


penggalian. Sistem drainase yang baik dapat membantu mengelola risiko banjir
atau kelebihan air.

10) Keuangan

1. Ketidakpastian harga bahan

a. Sertakan cadangan biaya yang cukup dalam anggaran proyek untuk


menanggulangi ketidakpastian.

b. Pantau kondisi pasar untuk material dan tenaga kerja

c. Dapatkan komitmen yang jelas dari pihak-pihak terkait, termasuk kontraktor dan
pemasok, mengenai harga dan biaya.

2. Perubahan regulasi dan pajak

a. memantau perubahan sebelum proyek berlangsung, selama proyek berlangsung


dan sesudah proyek berlangsung dalam regulasi dan pajak yang dapat
mempengaruhi proyek.

b. Sesuaikan anggaran proyek dan rencana proyek sesuai dengan perubahan


regulasi dan pajak.

c. Jelaskan perubahan yang mungkin terjadi dan dampaknya kepada semua


pemangku kepentingan, termasuk pihak pemilik proyek, tim proyek, dan pihak-
pihak terkait lainnya.

3. Ketidakmampuan pemilik membayar


104

a. Pastikan kontrak proyek memiliki klausa yang jelas dan kuat terkait
pembayaran, termasuk batas waktu pembayaran, mekanisme pembayaran, dan
sanksi dalam kasus keterlambatan.

b. Pertimbangkan untuk mendapatkan asuransi kredit yang melindungi


kontraktor dari risiko ketidakmampuan pemilik proyek membayar.

c. lakukan pembayaran proyek bertahap dan hubungkan pembayaran dengan


pencapaian tonggak-tonggak tertentu dalam proyek.

d. Persyaratkan penjaminan pembayaran atau jaminan kinerja dari pemilik


proyek.

e. Evaluasi opsi hukum yang tersedia, seperti tuntutan hukum atau arbitrase,
jika pemilik proyek tidak memenuhi kewajibannya dalam kontrak.

 Penerimaan Risiko

PERSENTASE RESPON RISIKO


0%

33%

50%

17%

KRITIS BENCANA KECIL DAPAT DIABAIKAN

Dari diagram tingkat penerimaan risiko didapatkan persentase yang beda yaitu dapat
diabaikan 0%, kritis 33%. kecil 17%, dan bencana 50%.
105

PROJECT DOCUMENTATION DAN PROJECT CLOSURE


106
107

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan pengumpulan data, pembahasan dan analisis pada bab-bab


sebelumnya berdasarkan hasil data yang ada, maka kesimpulannya sebagai berikut :

a) Semakin banyaknya pembangunan Gedung Metrologi Kimia di Kota Bandung


harus dilakukan dengan manajamen proyek yang baik, sebagai salah satu metode
untuk mencapai Pembangunan Gedung Struktur yang kuat, ekonomis, dan sesuai
waktu yang direncanakan.

b) Pembangunan Gedung Metrologi Kimia menmggunakan analisa harga satuan


bahan dan pekerjaan berdasarkan rencana anggaran biaya (RAB). Pembangunan
Gedung Metrologi Kimia kurang lebih membutuhkan biaya sebesar
Rp56.233.826.000 (lima puluh enam miliar sdua ratus tiga puluh tiga juta delapan
ratus dua puluh enam ribu).

Dengan rencana anggaran biaya dan perhitungan bobot pekerjaan


pembangunan Gedung Metrologi Kimia di hasilakn waktu pekerjaan selama 6
bulan atau 180 hari . Dengan analisis manajemen proyek dapat diketahui mutu bahan,
biaya, dan waktu yang direncanakan pada proyek pembangunan Gedung Metrologi
Kimia Soekarno Hatta Kota Bandung.

Pada proses penyusunan perencanaan sumber daya manusia sudah dilakukan


sedemikian rupa melalui gaji tenaga kerja, alat keselamatan, serta tunjangan yang
diberikan udah diperhitungkan dengan baik.

Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan pada bangunan gedung


Metrologi Kimia yang berada di Kota Bandung ini diketahui bahwa terdapat 23
variabel yang relevan dengan risiko terhadap pelaksanaan pembanguna proyek
gedung Metrologi Kimia. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat kategori risiko
“sedang” sebanyak 11 variabel, sedangkan kategori risiko “tinggi” sebanyak 12
variab, serta pada penerimaan risiko didapatkan persentase yang beda yaitu dapat
diabaikan 0%, kritis 33%. kecil 17%, dan bencana 50%.
108

4.2 Saran

Pada perencanaan perhitungan biaya perlu adanya evaluasi terhadap harga


yang di berlakukan, baik itu harga bahan maupun upah pekerja di Kota Bandung.
Dan perlu adanya kajian terhadap identifikasi masalah-masalah yang akan terjadi di
proyek karena akan mempengaruhi penjadwalan waktu pelaksanaan proyek dan
perencanaan biaya.

Menyediakan kemampuan analisis metode untuk mencoba mengubah


sebagian proses, lalu mengamati efek terhadap proyek secara keseluruhan.

1. Pemilihan responden dalam penyebaran kuisioner hendaknya benar-benar


memperhatikan kompetensi atau keahlian (expertise) calon responden untuk
menghindari kesalahan dalam penilaian risiko.

2.Distribusi jumlah responden harus benar-benar dapat mewakili setiap unsur yang
terlibat pada proyek sehingga penilaian dapat mewakili berbagai sudut pandang para
pelaku di lapangan sehingga pengumpulan data diharapkan tidak memihak pada
salah satu unsur proyek.

3.Penelitian lebih lanjut dapat dibuatkan model penanganan risiko sehingga sebelum

pelaksanaan proyek dapat diantisipasi kemungkinan-kemungkinan kejadian pada


pekerjaan-pekerjaan yang memiliki probabilitas dan frekuensi yang tinggi yang
dapat menghambat pelaksanaan proyek agar dibuatkan perencanaan yang lebih detail
dan menyertakan risiko sebagai variabel perencanaan.
109

DAFTAR PUSTAKA

AK Tama, L Anggraini, B Tutuko. (2020). ”Analisis Kinerja Manajemen


Konstruksi Pada Proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang.”
repository.usm.ac.id.. Diakses pada 29 November 2023 dari
https://repository.usm.ac.id/files/journalmhs/C.111.13.0203-20200903124635.pdf

DN Fahmi, S Anwar, N Rozy. (2020). “Analisis Manajemen Konstruksi


Proyek Jembatan Pakubereum Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka.”
jurnal.ugj.ac.id. Diakses pada 29 November 2023 dari
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/Konstruksi/article/view/3875

Sutomo, Yudi. Anwar Saihul. Firmanto Arief. (2020). “ Analisis Manajemen


Proyek Pembangunan Kantor PT. Prima Multi Usaha Indonesia.” jurnal.ugj.ac.id.
Diakses pada 29 November 2023 dari
https://jurnal.ugj.ac.id/index.php/Konstruksi/article/view/3807

Akun Web Empros Kontraktor. (2017). “ Apa itu RAB? apa itu RAP?
pengertian dan fungsi RAB & RAP.” www.empros.co.id. Diakses pada 09 Januari
2024 dari https://www.empros.co.id/2017/01/apa-itu-rab-apa-itu-rap-pengertian-
dan.html

Hikmawati Elok, Setiyati Ritta. (2019). “Pentingnya Perencanaan SDM


Dalam Organisasi.” digilib.esaunggul.ac.id. Forum Ilmiah Volume 16 Nomor 2.
Diakses pada 09 Januari 2024 dari https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-
Journal-20230-11_1373.pdf

I Gusti Agung Istri Mas Pertiwi, Wayan Sri Kristinayanti, Gede Made Oka
Aryawan. (2016). “Manajemen Risiko Proyek Pembangunan Underpass Gatot
Subroto Denpasar.” jurnal.polibatam.ac.id. Diakses pada 11 Januari 2024 dari
https://jurnal.polibatam.ac.id/index.php/JAEMB/article/view/77/69

Ida Ayu Made Sasmita Dewi. (2019). Manajemen Risiko.


Denpasar:UNHIPRESS.
110

Nurohman. (2015). “Pertemuan 9 Manajemen Sumber Daya


Manusia.”nurrohmansite.files.wordpress.com. Diakses pada 09 Januari 2024 dari
https://nurrohmansite.files.wordpress.com/2015/12/740-p09.pdf

RH Sakti. (2017). “Penerapan Critical Path Methode (CPM) Pada Project


Freeze Dryer (Studi Kasus Pada PT. Pharos Indonesia.).” repository.unugha.ac.id.
Diakses pada 09 Januari 2024 dari
https://repository.unugha.ac.id/481/1/PENERAPAN%20CRITICAL%20PATH%20
METHOD%20%28%20CPM%20%29%20PADA%20PROYEK%20FREEZE%20D
RYER.pdf

Suhendar. (2020). “Analisa Manajemen Risiko Pada Pembiayaan Umum


Mikro (PUM) Madya Dalam Meningkatkan Profitabilitas BANK (Studi Kasus: PT.
BANK Syariah Mandiri KCP Bandar Lampung Kedaton)”.
repository.metrouniv.ac.id. Diakses pada 11 Januari 2024 dari
https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/3684/1/Skripsi%20Suhendra.pdf#page=9
0

W Radinal. (2017). “Manajemen Sumber Daya Manusia Di Yayasan Baitul


Jannah Bandar Lampung.” repository.radenintan.ac.id.. Diakses pada 09 Januari
2024 dari http://repository.radenintan.ac.id/2098/

Yulienda, Ersha. (2020). “Manajemen Risiko Pelaksanaan Proyek Konstruksi


Dengan Metode Severty Index (Studi Kasus Proyek EPC Relocation Flare BPP II
Dan New Flare)”. repository.itk.ac.id. Diakses pada 11 Januari 2024 dari
http://repository.itk.ac.id/17379/

Anda mungkin juga menyukai