Anda di halaman 1dari 27

TUGAS

ANALISIS PROGRAM DINAMIK UNTUK MENENTUKAN

JARAK TEMPUH OPTIMAL KARAWANG - PURWOREJO


Diajukan untuk memenuhi nilai tugas matakuliah Operasional Riset II.

Dosen Pengampu : Annisa Indah Pratiwi ST., MT

Disusun oleh:
Abu Jaelani 17416226201298 TI 17 F
Fajar Maulana S 17416226201289 TI 17 F

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN
KARAWANG
2018-2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................i
BAB I ......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................1
1.1Latar Belakang ..............................................................................................................1
1.2 Pembahasan Masalah ..................................................................................................2
1.3 Perumusan Masalah.....................................................................................................2
1.4 Tujuan Penelitian .........................................................................................................2
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................................2
BAB II .....................................................................................................................................3
LANDASAN TEORI..............................................................................................................3
2.1 Pengertian Operasi Riset (Operation Research) .........................................................3
2.2 Pengertian Program dinamik ......................................................................................4
2.2.1 Program Dinamik Deterministik..........................................................................8
2.2.2 Program Dinamik Probabilistik .........................................................................10
2.3 Perumusan masalah ...................................................................................................12
2.4 Program Dinamik dalam Perhitungan Mundur dan Perhitungan Maju...............13
2.5 Formulasi Problema Program Dinamik ...................................................................16
2.6 Pengambilan Keputusan ............................................................................................17
BAB III .................................................................................................................................18
METODOLOGI PENELITIAN .........................................................................................18
3.1 Studi Kasus Pemerograman Dinamis .......................................................................18
3.1.1 Kasus Backward ...........................................................................................18
3.1.2 Studi kasus Forward ....................................................................................18
BAB IV..................................................................................................................................20
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................20
4.1 Data Pengamatan .......................................................................................................20
4.2 Analisa Perhitungan...................................................................................................21
BAB V ...................................................................................................................................24
KESIMPULAN ....................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................25

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Program dinamis adalah suatu teknik matematis yang biasanya digunakan
untuk membuat suatu keputusan dari serangkaian keputusan yaang saling
berkaitan. Tujuan utama model ini adalah untuk mempermudah penyelesaian
persoalan optimasi yang mempunyai karakteristik tertentu ( Tarliah, 2010 ).

Penemu dan orang yang bertanggung jawab atas kepopuleran program dinamik
adalah Richard Bellman. Dalam teknik ini, keputusan yang menyangkut suatu
persoalan dioptimalkan secara bertahap dan bukan secara sekaligus. Inti dari teknik
ini adalah membagi satu persoalan atas beberapa bagian persoalan yang dalam
program dinamik disebut sebagai tahap, kemudian dipecahkan. Penerapan
pendekatan program dinamik mampu untuk menyelesaikan berbagai masalah :
alokasi, muatan (knapsack), capital budgeting, pengawasan persediaan, dan lain-
lain (Mulyono,2002).

Traveling Salesmen Problem (TPS) diilustrasikan sebagai perjalanan salesmen


untuk menentukan jalan yang ditempuh dari suatu kota untuk melewati semua kota
dan kembali ke kota awal, dengan ketentuan setiap kota hanya boleh dilewati dalam
satu kali perjalanan. Penentuan lintasan terpendek pada TPS merupakan salah satu
masalah dari graf, bagaimana membentuk sebuah sirkuit untuk melewati semua
simpul dengan total bobot dari sisi pembentuk sirkuit minimum. Bobot pada sisi
yang menghubungkan sepasang simpul mempresentasikan waktu, biaya, dan jarak.
Metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan TPS yaitu metode optimal.
Program Dinamis adalah metode penyelesaian suatu masalah dengan menguraikan
solusi menjadi beberapa tahap atau iterasi sedemikian sehingga solusi dari masalah

1
yang dapat diselesaikan menggunakan Program Dinamis seperti muatan barang,
pembagian optimal, dan ukuran angka kerja.

1.2 Pembahasan Masalah


Batasan ruang lingkup masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Perjalanan dimulai dan berakhir di kota Karawang.
2. Tidak membahas keuntungan dari penjualan produk

1.3 Perumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah jalur yang harus digunakan oleh
travel dari Karawang menuju Bandung dengan menggunakan Program
Dinamik yaitu:
Bagaimana memilih jalur dengan jarak paling pendek untuk meminimalkan
waktu perjalanan dengan menggunakan Program Dinamik.
Bagaimana gambar dan bentuk jaringan jalur (network) untuk perjalanan dari
Karawang menuju Purworejo.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan maka mulai penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui jalur yang jaraknya paling dekat mulai dari titik
berangkat (Karawang) menuju kota tujuan (Purworejo) dengan
menggunakan Metode Program Dinamik.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Manfaat bagi penulis untuk memperdalam dan mengembangkan wawasan
pengetahuan peneliti tentang penggunaan program dinamik.
2. Manfaat bagi pembaca sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin
membahas tentang Travelling Salesman Problem (TPS).

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Operasi Riset (Operation Research)

Istilah riset operasi pertama kali digunakan pada tahun 1940 oleh Mc Closky
dan Trefthen di sutu kota kecil di inggris bernama Bowdsey. Secara harfiah
definisi riset operasi terbagi kedalam dua suku kata riset dan operasi, riset
merupakan suatu proses yang terorganisai dalam mencari kebenaran akan
masalah sedangkan operasi dapat didefinisikan sebagai tindakan-tindakan yang
diterapkan pada beberapa masalah atau hipotesa. Definisi lain dari beberapa
ahli tentang riset operasi, diantaranya yaitu :

1 Menurut Hamdi A. Taha (1996), “Riset operasi merupakan pendekatan


dalam pengambilan keputusan yang ditandai dengan penggunaan
pengetahuan ilmiahmelalui usaha kelompok antar disiplin yang bertujuan
menentukan penggunaan terbaik sumber daya yang terbatas”.

2 Menurut Churchman, Ackoff, dan Arnoff (1959), mengemukakan


pengertian riset operasi sebagai aplikasi metode-metode, teknik-teknik dan
peralatan-peralatan ilmiah dalam menghadapi masalah-masalah yang
timbul didalam operasi perusahaan dengan tujuan ditemukannya
pemecahan yang optimum masalah-masalah tersebut.
3 Menurut Miller dan M.K.Starr (1960), “Mengartikan riset operasi sebagai
peralatan manajemen yang menyatukan ilmu pengetahuan, matematika, dan
logika dalam kerangka pemecahan masalah-masalah yang dihadapi sehari-
hari, sehingga akhirnya permasalahan tersebut dapat dipecahkan secara
optimal.

3
2.2 Pengertian Program dinamik

Program Dinamik adalah suatu teknik matematika yang digunakan


untuk mengoptimalkan proses pengambilan keputusan secara bertahap-ganda.
Dalam teknik ini, keputusan yang menyangkut suatu persoalan dioptimalkan
secara bertahap dan bukan secara sekaligus. Jadi inti dari teknik ini adalah
membagi satu persoalan atas beberapa bagian persoalan yang dalam program
dinamik disebut tahap. Kemudian memecahkan tiap tahap dengan
mengoptimalkan keputusan atas tiap tahap sampai seluruh persoalan telah
terpecahkan. Keputusan yang optimal atas seluruh persoalan ialah kumpulan
dari sejumlah keputusan optimal atas seluruh tahap yang kemudian disebut
sebagai kebijakan optimal. (P.Siagian, 1987).
Programasi dinamik memberikan prosedur yang sistematis untuk penentuan
kombinasi pengambilan keputusan yang memaksimumkan keseluruhan
efektivitas. Berbeda dengan Linier Programming, dalam program dinamik tidak
ada rumusan (formulasi) matematis standard. Program dinamik lebih
merupakan suatu tipe pendekatan umum untuk pemecahan masalah dan
persamaan-persamaan khusus yang akan digunakan harus dikembangkan
sesuai dengan setiap situasi individual (Aidawayati R. 2013).
Pendekatan program dinamik didasarkan pada prinsip optimasi Bellman (1950)
yang mengatakan :
Suatu kebijakan optimal mempunyai sifat bahwa apa pun keadaan dan keputusan
awal, keputusan berikutnya harus membentuk suatu kebijakan optimal dengan
memperhatikan keadaan dari hasil keputusan pertama. Prinsip ini mengandung arti
bahwa :
1 Diperkenankan untuk mengambil keputusan yang layak bagi tahap persoalan
yang masih tersisa tanpa melihat kembali keputusan-keputusan masa lalu atau
tahap-tahap terdahulu

4
2 Dalam rangkaian keputusan yang telah diambil, hasil dari masing tergantung
pada hasil keputusan sebelumnya dalam rangkaian.

Program Dinamik merupakan rangkaian prosedur yang mengoptimalkan


dimana diberi fungsi objektif yang disebut hasil dan fungai biaya yang tergantung
apakah fungsi akan dimaksimumkan atau diminimumkan. Berkenaan dengan
variabel yang mana akan dioptimalkan disebut keputusan. Masalah dibuat adalah
dugaan dalam program dinamik atau tahap. Dengan cara ini masalah dipecah
menjadi beberapa tahap atau point waktu dan tujuan setiap tahap memilih
keputusan optimal sehingga fungsi objektif mendapat nilai optimal dari tahap-tahap
tersebut. Dengan memilih keputusan khusus yang diberikan suatu tahap dapat
mempengaruhi jalannya proses yang disusun untuk interval selanjutnya. Proses ini
dilakukan sepanjang interval yang berhubungan.
Sehingga dasar program dinamik adalah teknik yang memilih cara yang paling
optimal dari antara semua cara yang mungkin sehingga fungsi objektif yang
diberikan ( dimana umumnya tergantung pada cara yang diikuti atau dipakai dan
keputusan yang diambil) adalah optimal. Dalam rangkaian akan selalu berfikir
optimis yang akan menjadi prosedur meminimumkan jika diketahui
meminimumkan adalah fungsi yang dituliskan fungsi negative dari
memaksimumkan.
P.Siagian (1987) mengemukakan bahwa prosedur pemecahan persoalan dalam
program dinamik dilakukan secara rekursif. Ini berarti bahwa setiap kali
mengambil keputusan, harus memperhatikan keadaan yang dihasilkan oleh
keputusan sebelumnya. Karena itu, keadaan yang diakibatkan oleh suatu keputusan
sebelumnya dan merupakan landasan bagi keputusan berikutnya, sehingga konsep
tentang keadaan adalah sangat penting.

5
Gambar 2.2. Diagram Jaringan Keputusan

Secara umum dapat dinyatakan bahwa :

1 11 = yang menyatakan b di mana i = 1 dan j = 1, hal yang sama berlaku untuk


11 yakni 11 = .
2 Tahap i diperluas dengan alternatif rencana perluasan j.

3 Besaran-besaran bij menyatakan jumlah biaya yang diperlukan untuk perluasan


dan Pij menyatakan jumlah perolehan dari tahap i untuk rencana perluasan j.
4 bij = Pij = 0 untuk alternatif awal yaitu tanpa perluasan sama sekali.

6
Keistimewaan dasar yang mencirikan masalah program dinamik adalah:
Permasalahan dapat dibagi-bagi dalam tahap-tahap, dengan suatu keputusan
kebijakan (policy decision) diperlukan di setiap tahap, masalah program dinamik
memerlukan pembuatan suatu urutan keputusan yang saling berhubungan, di mana
setiap keputusan berhubungan dengan suatu tahap permasalahan.

1 Setiap tahap memiliki sejumlah keadan (state) yang bersesuaian. Secara umum,
keadaan adalah berbagai kondisi yang mungkin, dimana system berada pada
tahap tertentu dari keseluruhan permasalahan.
2 Pengaruh keputusan kebijakan pada setiap tahap adalah untuk merubah keadaan
sekarang menjadi keadan yang saling berkaitan dengan tahap berikutnya.
3 Prosedur penyelesaian dirancang untuk menemukan suatu kebijakan optimal
untuk keseluruhan masalah, yaitu pemberian keputusan kebijakan optimal pada
setiap tahap untuk setiap kemungkinan keadan.
4 Bila diketahui keadaan sekarang, kebijakan optimal untuk tahap-tahap yang
tersisa adalah bebas terhadap kebijakan yang dipakai pada tahap-tahap
sebelumnya. Ini adalah prinsip keoptimalan program dinamik
5 Prosedur penyelesaian dimulai dengan menemukan kebijakan optimal untuk
tahap terakhir. Kebijakan optimal untuk tahap terakhir memberikan keputusan
kebijakan optimal untuk setiap kemungkinan keadaan pada tahap tersebut.
6 Tersedia hubungan rekursif yang mengidentifikasi kebijakan optimal pada
tahap n, bila diketahui kebijakan optimal untuk tahap (n+1).
Dengan demikian untuk menemukan keputusan kebijakan optimal, bila dimulai
pada keadaan s pada tahap n, memerlukan penemuan nilai yang mengoptimalkan.
Dengan menggunakan nilai xn dan mengikuti kebijakan optimal bila dimulai dari
keadaan pada tahap (n+1). Bentuk pasti dari hubungan rekursif berbeda-beda
diantara masalah-masalah program dinamik. Akan tetapi notasi yang serupa ini
dapat terus digunakan seperti yang di ringkas sebagai berikut :

7
N = banyaknya tahap
n = label untuk tahap sekarang ( n = 1, 2, 3,..., N)
Sn N) = keadaan sekarang untuk tahap n
Xn = peubah keputusan untuk tahap n
Xn* n= nilai optimal xn (diketahui Sn)
Fn(Sn,Xn) = kontribusi tahap n, n+1, ..., N kepada fungsi tujuan bila sistem
dimulai dari keadaan sn pada tahap n, keputusan sekarang adalah xn dan
keputusan optimal dibuat sesudahnya.
fn*(sn) = fn(sn, xn*)
Hubungan rekursif akan selalu memiliki bentuk :
fn*(sn) = max {fn(sn, xn)} atau fn*(sn) = min {fn(sn, xn)}
dimana fn(sn, xn) akan dinyatakan dalam sn, xn, f*n+1(sn+1) dan mungkin
beberapa ukuran tentang keefektifan (atau ketidakefektifan) tahap pertama dari
xn.
Hubungan rekursif dinamakan demikian karena hubungan tersebut selalu
berulang setiap bergerak ke belakang tahap demi tahap.
Bila tahap sekarang bernomor n diturunkan satu tahap, maka fungsi f *(sn) baru
akan diturunkan menggunakan f *n+1(sn+1) yang baru saja diturunkan dalam
iterasi sebelumnya, proses ini berulang terus.
Bila menggunakan hubungan rekursif ini, prosedur penyelesaian bergerak
mundur tahap demi tahap setiap kali menemukan kebijakan optimal untuk tahap
tersebut sampai ditemukan kebijakan optimal yang dimulai dari tahap awal.

2.2.1 Program Dinamik Deterministik

Pendekatan program dinamik ke masalah deterministik, dimana


keadaan pada tahap berikut ditentukan sepenuhnya oleh keadaan dan keputusan
kebijakan pada tahap sekarang. Pada tahap n proses akan berada pada suatu

8
keadaan sn. Pembuatan keputusan kebijakan xn selanjutnya menggerakkan
proses ke keadaan sn+1 pada tahap (n+1). Kontribusi sesudahnya terhadap
fungsi tujuan di bawah kebijakan yang optimal telah dihitung sebelumnya
sebagai f*n+1(sn+1).
Keputusan kebijakan xn juga meberikan kontribusi kepada fungsi tujuan.
Kombinasi kedua nilai ini dengan benar akan memberikan fn(Sn, xn) yaitu
kontribusi n tahap ke depan kepada fungsi tujuan. Pengoptimalan terhadap
xnfn*(sn) = fn(sn, xn*). Setelah ditemukan xn* dan fn*(sn) untuk setiap nilai
sn , prosedur penyelesaian sekarang bergerak mundur satu tahap. Program
dinamik deterministik dapat diuraikan dengan diagram yang ditunjukkan
dibawah ini :

Keterangan
Satu cara dari kategori masalah program dinamik deterministik adalah dengan
fungsi objektif. Misalnya, memperkecil jumlah kontribusi dari masing-masing
tahap (seperti masalah perhentian), atau untuk memaksimalkan. Kategori lain
dalam himpunan asli.
dari tahap untuk respective tahap. Secara khusus, status mungkin dapat
digantikan dengan variabel status yang diskrit (seperti masalah perhentian) atau
dengan variabel tahap yang kontinu, atau mungkin tahap vektor (lebih dari satu
variabel) diperlukan.

9
2.2.2 Program Dinamik Probabilistik

Program Dinamik Probabilistik berbeda dengan Program Dinamik


Deterministik. Di mana pemrograman dinamik Deterministik, pada tahap
berikutnya sepenuhnya ditentukan oleh keadaan dan keputusan kebijakan pada
tahap sebelumnya, sedangkan pemrograman dinamik probabilistik terdapat
suatu probabilitas keadaan mendatang yang distribusi peluang ini tetap
ditentukan oleh keadaan dan keputusan kebijakan pada keadaan sebelumnya
(Aidawayati R. 2013)
Terdapat dua hal dalam pemrograman dinamik probabilistik yaitu :

1 Stage berikutnya tidak seluruhnya ditentukan oleh stage dan keputusan pada
stage saat ini, tetapi ada suatu distribusi kemungkinan mengenai apa yang
akan terjadi.
2 Distribusi kemungkinan ini masih seluruhnya ditentukan oleh state dan
keputusan pada stage saat ini.

Struktur dasar dalam pemrograman dinamik probabilistik diuraikan pada


gambar berikut :

10
Dimana :

a. s melambangkan banyaknya keadaan yang mungkin pada tahap (stage)


n + 1 dan keadaan ini didambarkan pada sisisebelah kanan sebagai 1, 2, …,s
(p1, p1, …, ps) adalah distribusi kemungkinan dari terjadinya suatu state
berdasarkan state sn dan keputusan xn pada stage n
b. ci adalah kontribusi dari stage n terhadap fungsi tujuan jika state
berubah menjadi state i
c. fn(sn ,xn) menunjukkan jumlah ekspektasi minimal dari tahap n ke
depan, dengan diberikan status dan keputusan pada tahap n masing-masing sn
dan xn

Karena adanya struktur probabilistik, hubungan antara fn(sn ,xn) dan fn+1(sn
,xn) agak lebih rumit dari pada untuk pemrograman dinamik deterministik.
Bentuk yang tepat dari hubungan tersebut tergantung pada bentuk fungsi tujuan

11
secara umum. Dalam pemrograman dinamik probabilistik juga terdapat
hubungan
rekursif yang mengidentifikasi kebijakan optimal. Ada dua prosedur rekursif
dalam pemrograman probabilistik yaitu :

a. Forward Rescursive equation (perhitungan dari depan ke belakang).


Program dinamik bergerak dari tahap 1 sampai tahap n. Peubah keputusan
adalah x1, x2, … xn,

b. Backward Recursive equation (perhitungan dari belakang ke depan).


Program dinamik bergerak mulai dari n, terus mundur ke tahap n-1, n-2, dan
seterusnya sampai tahap 1. Peubah keputusan adalah xn, xn-1, …,x1

Sebagai ilustrasi, misalkan tujuannya adalah minimalkan jumlah yang


diharapkan dan kontribusi tahap-tahap secara terpisah. Pada kasus ini fn(sn ,xn)
menggambarkan jumlah minimal yang diharapkan dari tahap n dan seterusnya,
bila diketahui bahwa keadaan dan keputusan kebijakan pada tahap n adalah sn
dan xn akibatnya,
fn(sn, xn) = ∑𝑛𝑖=1 pi [ci + fn + 1(i)] pi
Dengan f*n+1(i) = minimal fn+1 = minimal { fn+1(i, xn+1)}
Dimana minimal ini di buat di atas nilai kelayakan bagi xn+1
Penggunaan program dinamik probabilistik selalu di pakai dalam game
(permainan), penambahan penolakan (reject allowence) atau jumlah tambahan
produk yang diproduksi, dan lain-lain.

2.3 Perumusan masalah


Perlu diterangkan bahwa yang dimaksud dengan perawat dalam
penulisan skripsi ini adalah perawat-perawat yang bekerja disetiap ruangan di

12
rumah sakit. Perawat-perawat dialokasikan untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan dirumah sakit tersebut. Oleh sebab itu manajemen harus mempunyai
penempatan yang baik dalam menempatkan tenaga kerja di setiap shift.
Pengalokasian tenaga kerja tersebut harus dapat meningkatkan pelayanan
medis yang diberikan kepada pasien yang datang.
Bila tenaga perawat tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok maka
manajemen rumah sakit perlu menentukan berapa banyak tenaga perawat untuk
dialokasikan disetiap shift dimana shift tersebut ada tiga bagian yaitu pagi,
siang dan malam, guna memaksimumkan keefektifan total dari tenaga kerja.
Banyaknya tenaga kerja yang akan dialokasikan adalah bilangan bulat.
Perumusan masalah ini memerlukan pembuatan tiga keputusan yang saling
berkaitan, yaitu berapa banyak tenaga kerja untuk dialokasikan ke setiap shift.
Dengan demikian walaupun tidak ada urutan tetap, ketiga shift ini dapat di
anggap sebagai tahap dalam rumusan program dinamik . Peubah keputusan xn
(n = 1, 2, 3) adalah banyaknya kelompok yang dialokasikan ke tahap (shift) n.

2.4 Program Dinamik dalam Perhitungan Mundur dan Perhitungan Maju

Dalam program dinamik perhitungan dalam tahap-tahap dengan


merinci masalah menjadi beberapa bagian masalah. Setiap bagian masalah
kemudian dipertimbangkan secara terpisah dengan tujuan untuk mengurangi
jumlah dan kerumitan perhitungan. Tetapi, karena semua bagian masalah saling
bergantung maka harus dipikirkan sebuah prosedur untuk menghubungkan
perhitungan dengan cara yang menjamin bahwa pemecahan yang layak untuk
tiap-tiap tahap juga layak untuk keseluruhan masalah.

Gagasan program dinamik secara praktis menghilangkan pengaruh saling


ketergantungan antara tahap-tahap dengan menghubungkan definisi suatu

13
keadaan dengan setiap tahap. Suatu keadaan bisa didefinisikan untuk
menunjukkan status batasan yang mengikat semua tahap secara bersama-sama.
1. Untuk program dinamik yang akan diselesaikan dengan perhitungan
mundur (backward recursive), maka perhitungan n tahap untuk
mendapatkan keputusan optimal dimulai dari keadaan dari masalah yang
akhir ke masalah pertama.
f0(x0) = 0
fn*(sn) = opt { pn(xn) ⊗ f*n+1(sn⊗xn)}, n = N, …, 1
dimana :
fn*(Sn) : fungsi optimal
S : state (status)
Sn⊗Xn : fungsi transisi
n : tahap ke
x : variabel keputusan
N : banyaknya tahapan

Aidawayati Rangkuti (2013) menunjukkan konsep keadaan pada Rekursif


mundur (backward recursive) pada gambar dibawah ini:

14
2. Untuk program dinamik yang akan diselesaikan dengan perhitungan maju
(fordward recursive), maka perhitungan tahap untuk mendapatkan
keputusan optimal di mulai dari keadaan masalah yang pertama ke masalah
yang terakhir.
f0(x0) = 0
fn*(sn) = opt { pn(xn) ⊗ f*n-1(sn⊗xn)} n = 1, …, N
dimana:
fn*(Sn) : fungsi optimal
S : state (status)
Sn⊗Xn : fungsi transisi
n : tahap ke
x : variabel keputusan
N : banyaknya tahapan
Aidawayati Rangkuti (2013) menunjukkan konsep keadaan pada Rekursif
mundur (backward recursive) pada gambar dibawah ini :

perbedaan pokok antara metode forward dan backward terletak dalam cara

mendefinisikan state. Simbol menyatakan hubungan matematik antara sn


dengan xn, misalnya tambah, kurang, kali, akar dan lain-lain.
Dengan menggunakan hubungan rekursif ini, prosedur penyelesaian bergerak
dari tahap ke tahap sampai kebijaksanaan optimum tahap terakhir ditemukan.

15
Sekali kebijaksanaan optimum tahap n telah ditemukan, n komponen keputusan
dapat ditemukan kembali dengan melacak balik melalui fungsi transisi tahap n.

2.5 Formulasi Problema Program Dinamik

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan maka yang akan


menjadi tujuan utama adalah menetapkan tingkat pengadaan tenaga kerja
berdasarkan penambahan/pengurangan tenaga kerja yang optimal untuk setiap
shift sesuai dengan kebutuhan.
Selanjutnya notasi yang digunakan :
N = Banyaknya tahap
n = nomor tahap, n = 1, 2, 3,…, n
xn = banyaknya tenaga kerja yang dialokasikan ke tahap n
sn = banyaknya tenaga kerja yang masih tersedia untuk
dialokasikan
pada shift (tahap) yang tersisa ke tahap (1,…,n)
pi(xi) = jumlah tenaga kerja untuk pengalokasian xi orang ke shift i.

Dibawah ini perlu diterangkan beberapa terminologi antara lain :


Tahap (stage ) adalah masa pengadaan tenaga kerja ( dalam hal ini disebut
shift). Maka dengan demikian masalah ini memiliki tiga tahap sehingga nomor
tahap tersebut adalah n = 1, 2, 3
Keadaan (state) adalah alternatif-alternatif dalam setiap tahap. Dalam hal ini
tingkat pengadaan tenaga kerja adalah variabel keadaan (si)

16
2.6 Pengambilan Keputusan

Prosedur pemecahan dalam program dinamik dilakukan secara rekursif.


Ini berarti bahwa setiap kali mengambil keputusan harus memperhatikan
keadaan yang dihasilkan oleh keputusan sebelumnya. Karena itu, keadaan yang
diakibatkan oleh keputusan didasarkan pada keadaan dari keputusan
sebelumnya dan merupakan landasan bagi keputusan berikutnya. Sehingga
konsep tentang keadaan adalah sangat penting sekali.
Karena keadaan adalah berubah dari tahap ke tahap berikutnya maka nilai setiap
tahap akan menggambarkan kondisi dari satu proses keputusan mengubah
keadaan lama (awal) menjadi keadaan baru ( akhir ). Keadaan baru menjadi
landasan bagi keputusan baru, dan keputusan baru mengubah keadaan baru
(awal) menjadi lebih baru lagi (akhir), demikian seterusnya proses ini
berlangsung. Karenanya hasil yang diharapkan dari satu keputusan tergantung
dari awal dan akhir dari keadaan untuk keputusan tersebut dan kemudian
menjumlahkan seluruhnya sebagai satu rangkaian keputusan yang
maksimumkan hasil atau perolehan.

17
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Studi Kasus Pemerograman Dinamis

Studi kasus ini berisi permasalahan yang harus ditemukan solusinya.


Terdapat dua studi oada modul pemerograman dinamis yaitu studi kasus
pendekatan mundudr dan studi kasus snapsack. Beriut ini adalah kedua studi
kasus yang harus ditemukan solusinya.

3.1.1 Kasus Backward

DIMSUM JAWI yang memproduksi Dimsum ingin mendistribusikan


produknya kepada konsumen yang terdapat di Purworejo. Perusahaan ini
meminimalkan biaya pendistribusian untuk meningkatkan keuntungan yang
dipeoleh, namun untuk merealisasikan hal tersebut perusahaan mengalami
masalah yaitu jalur pendistribusian yang berbeda-beda menyebabkan biaya
yang dikeluarkan perusahaan pun berbeda-beda. Perusahaan dapat
meminimalkan biaya pendistribusian jika perusahaan dapat memilih jalur
pendistribusian yang menghasilkan biaya paling minimal sehingga perusaahan
dapat meningkatkan keuntungannya.

3.1.2 Studi kasus Forward

DIMSUM JAWI akan mendistrubusikan produk dimsumnya ke


Purworejo. Produk yang akan didistribusikan tersebut memiliki beberapa
varian yaitu isi udang, isi telur, isi bakso, isi sosis, isi kornet dan dimsum
goring. Jumlah keseluruhan dari semua varian dimsum yang telah diproduksi
adalah 50 box dimana 1 box berisi 100pcs dimsum dan setiap jenis dimsum
memberikan keuntungan yang berbeda untuk perusahaan, sedangkan kendaraan

18
yang digunakan untuk mendistribusikan dimsum hanya ada satu mobil. Karena
setiap varian dimsum meberikan keuntungan yang berbeda, perusahaan tersebut
ingin pendistribusian dimsum menghasilkan keuntungan yang maksimal.

19
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan


Berikut merupakan data jarak (km) jalur travel dari Karawang menuju
Kebumen dengan macam pilihan jalur kota/daerah yang akan dilewati.
Sehingga perlu penentuan jalur perjalanan agar mendapat jarak serta waktu
perjalanan yang singkat.

Tabel 4.1 Data jalur tavel dari Karawang menuju Purworejo

J
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 0 169 98 0 0 0 0 0 0 0 0
2 169 0 0 60 0 0 0 0 0 0 0
3 98 0 0 0 147 151 0 0 0 0 0
4 0 60 0 0 0 113 88 101 0 0 0
I 5 0 0 147 0 0 201 101 98 0 0 0
6 0 0 151 113 201 0 0 0 89 135 0
7 0 0 0 88 101 0 0 0 87 69 0
8 0 0 0 101 98 0 0 0 96 57 0
9 0 0 0 0 0 89 87 96 0 0 51
10 0 0 0 0 0 135 69 57 0 0 44
11 0 0 0 0 0 0 0 0 51 44 0

Keterangan
Code Via/Kota Catatan Code Via/Kota Catatan
1 Karawang 6 Pekalongan
2 Cirebon Via tol cipali 7 Purwokerto
3 Bandung Via tol 8 Kabsen
Cileunyi
9 Wonosobo
4 Brebes Brexit
10 Kebumen
5 Banjar

20
Berdasarkan Tabel 1 jalur trvel dapat dibuat menjadi 3 pilihan via jalur
yaitu via jalur utara, via jalur selatan dan via jalur tengah, berikut graph yang
dibuat berdasarkan pilihan-pilihan via jalur tersebut.

Gambar 4.1 Graph jalur travel

4.2 Analisa Perhitungan

Untuk menvari jalur mana yang paling optimum dapat diketahui dengan
beberapa tahap.

Tahap 5

Solusi Optimal
S
F5 (S) X5
9 51 11
8 44 11

21
Tahap 4

S4 f4(S,X4)=Cs,X4+f5(X4) Solusi Optimal


X4 9 10 f4(S) X4
6 140 179 140 9
7 138 113 113 10
8 147 101 101 10

Tahap 3

S3 f3(S,X3)=Cs,X3+f4(X3) Solusi Optimal


X3 6 7 8 f3(S) X3
4 253 201 202 201 7
5 341 214 199 199 8

Tahap 2

S2 f2(S,X2)=Cs,X2+f3(X2) Solusi Optimal


X2 4 5 f2(S) X2
2 261 - 261 4
3 - 346 346 5

Tahap 1

S1 f1(S,X1)=Cs,X1+f2(X1) Solusi Optimal


X1 2 3 f1(S) X1
1 430 444 430 2

22
Jadi solusi optimalnya :

X1 X2 X3 X4 X5 Jarak Tempuh Terpendek

1 2 4 8 10 11 430

Untuk bias sampai ke kota tujuan yaitu Purworejo yang mana strat-nya dari
Karawang dengan jalur terpendek adalah melewati jalur 1-2-4-8-10-11 dengan jarak
tempuh 430 km.

Gambar 4.2 Graph Jalur solusi optimum

23
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada perusahaan DIMSUM JAWI


Karawang, didapatkan hasil perhitungan bahwa pemilihan jalur optimum travel dari
Karawang menuju Purworejo dapat menggunakan program dinamik perhitungan
rekrusif maju maupun rekrusif mundur. Solusi optimal pada pemiihan jalur travel
menggunakan program dinamik rekursif maju didapat jalur 1-2-4-8-10-11 dengan jarak
tempuh 430 km. Dengan begitu perusahaan DIMSUM JAWI dapat mendistribusikan
prodaknya dengan waktu dan jarak tempuh yang lebih pendek dan dapat menghemat
biaya perjalanan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Indah,Annisa.2019.Materi OR Pertemuan 11 dan 12.Karawang:Universitas Buana Perjuangan


karawang.

Nurdin,Sodik kuliner DIMSUM JAWI, Karawang:2019

http://etheses.uin-malang.ac.id/6777/1/06510031.pdf(2010)

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-riset-operasi-lengkap/(2014)

25

Anda mungkin juga menyukai