Disusun oleh:
Abu Jaelani 17416226201298 TI 17 F
Fajar Maulana S 17416226201289 TI 17 F
i
BAB I
PENDAHULUAN
Penemu dan orang yang bertanggung jawab atas kepopuleran program dinamik
adalah Richard Bellman. Dalam teknik ini, keputusan yang menyangkut suatu
persoalan dioptimalkan secara bertahap dan bukan secara sekaligus. Inti dari teknik
ini adalah membagi satu persoalan atas beberapa bagian persoalan yang dalam
program dinamik disebut sebagai tahap, kemudian dipecahkan. Penerapan
pendekatan program dinamik mampu untuk menyelesaikan berbagai masalah :
alokasi, muatan (knapsack), capital budgeting, pengawasan persediaan, dan lain-
lain (Mulyono,2002).
1
yang dapat diselesaikan menggunakan Program Dinamis seperti muatan barang,
pembagian optimal, dan ukuran angka kerja.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Istilah riset operasi pertama kali digunakan pada tahun 1940 oleh Mc Closky
dan Trefthen di sutu kota kecil di inggris bernama Bowdsey. Secara harfiah
definisi riset operasi terbagi kedalam dua suku kata riset dan operasi, riset
merupakan suatu proses yang terorganisai dalam mencari kebenaran akan
masalah sedangkan operasi dapat didefinisikan sebagai tindakan-tindakan yang
diterapkan pada beberapa masalah atau hipotesa. Definisi lain dari beberapa
ahli tentang riset operasi, diantaranya yaitu :
3
2.2 Pengertian Program dinamik
4
2 Dalam rangkaian keputusan yang telah diambil, hasil dari masing tergantung
pada hasil keputusan sebelumnya dalam rangkaian.
5
Gambar 2.2. Diagram Jaringan Keputusan
6
Keistimewaan dasar yang mencirikan masalah program dinamik adalah:
Permasalahan dapat dibagi-bagi dalam tahap-tahap, dengan suatu keputusan
kebijakan (policy decision) diperlukan di setiap tahap, masalah program dinamik
memerlukan pembuatan suatu urutan keputusan yang saling berhubungan, di mana
setiap keputusan berhubungan dengan suatu tahap permasalahan.
1 Setiap tahap memiliki sejumlah keadan (state) yang bersesuaian. Secara umum,
keadaan adalah berbagai kondisi yang mungkin, dimana system berada pada
tahap tertentu dari keseluruhan permasalahan.
2 Pengaruh keputusan kebijakan pada setiap tahap adalah untuk merubah keadaan
sekarang menjadi keadan yang saling berkaitan dengan tahap berikutnya.
3 Prosedur penyelesaian dirancang untuk menemukan suatu kebijakan optimal
untuk keseluruhan masalah, yaitu pemberian keputusan kebijakan optimal pada
setiap tahap untuk setiap kemungkinan keadan.
4 Bila diketahui keadaan sekarang, kebijakan optimal untuk tahap-tahap yang
tersisa adalah bebas terhadap kebijakan yang dipakai pada tahap-tahap
sebelumnya. Ini adalah prinsip keoptimalan program dinamik
5 Prosedur penyelesaian dimulai dengan menemukan kebijakan optimal untuk
tahap terakhir. Kebijakan optimal untuk tahap terakhir memberikan keputusan
kebijakan optimal untuk setiap kemungkinan keadaan pada tahap tersebut.
6 Tersedia hubungan rekursif yang mengidentifikasi kebijakan optimal pada
tahap n, bila diketahui kebijakan optimal untuk tahap (n+1).
Dengan demikian untuk menemukan keputusan kebijakan optimal, bila dimulai
pada keadaan s pada tahap n, memerlukan penemuan nilai yang mengoptimalkan.
Dengan menggunakan nilai xn dan mengikuti kebijakan optimal bila dimulai dari
keadaan pada tahap (n+1). Bentuk pasti dari hubungan rekursif berbeda-beda
diantara masalah-masalah program dinamik. Akan tetapi notasi yang serupa ini
dapat terus digunakan seperti yang di ringkas sebagai berikut :
7
N = banyaknya tahap
n = label untuk tahap sekarang ( n = 1, 2, 3,..., N)
Sn N) = keadaan sekarang untuk tahap n
Xn = peubah keputusan untuk tahap n
Xn* n= nilai optimal xn (diketahui Sn)
Fn(Sn,Xn) = kontribusi tahap n, n+1, ..., N kepada fungsi tujuan bila sistem
dimulai dari keadaan sn pada tahap n, keputusan sekarang adalah xn dan
keputusan optimal dibuat sesudahnya.
fn*(sn) = fn(sn, xn*)
Hubungan rekursif akan selalu memiliki bentuk :
fn*(sn) = max {fn(sn, xn)} atau fn*(sn) = min {fn(sn, xn)}
dimana fn(sn, xn) akan dinyatakan dalam sn, xn, f*n+1(sn+1) dan mungkin
beberapa ukuran tentang keefektifan (atau ketidakefektifan) tahap pertama dari
xn.
Hubungan rekursif dinamakan demikian karena hubungan tersebut selalu
berulang setiap bergerak ke belakang tahap demi tahap.
Bila tahap sekarang bernomor n diturunkan satu tahap, maka fungsi f *(sn) baru
akan diturunkan menggunakan f *n+1(sn+1) yang baru saja diturunkan dalam
iterasi sebelumnya, proses ini berulang terus.
Bila menggunakan hubungan rekursif ini, prosedur penyelesaian bergerak
mundur tahap demi tahap setiap kali menemukan kebijakan optimal untuk tahap
tersebut sampai ditemukan kebijakan optimal yang dimulai dari tahap awal.
8
keadaan sn. Pembuatan keputusan kebijakan xn selanjutnya menggerakkan
proses ke keadaan sn+1 pada tahap (n+1). Kontribusi sesudahnya terhadap
fungsi tujuan di bawah kebijakan yang optimal telah dihitung sebelumnya
sebagai f*n+1(sn+1).
Keputusan kebijakan xn juga meberikan kontribusi kepada fungsi tujuan.
Kombinasi kedua nilai ini dengan benar akan memberikan fn(Sn, xn) yaitu
kontribusi n tahap ke depan kepada fungsi tujuan. Pengoptimalan terhadap
xnfn*(sn) = fn(sn, xn*). Setelah ditemukan xn* dan fn*(sn) untuk setiap nilai
sn , prosedur penyelesaian sekarang bergerak mundur satu tahap. Program
dinamik deterministik dapat diuraikan dengan diagram yang ditunjukkan
dibawah ini :
Keterangan
Satu cara dari kategori masalah program dinamik deterministik adalah dengan
fungsi objektif. Misalnya, memperkecil jumlah kontribusi dari masing-masing
tahap (seperti masalah perhentian), atau untuk memaksimalkan. Kategori lain
dalam himpunan asli.
dari tahap untuk respective tahap. Secara khusus, status mungkin dapat
digantikan dengan variabel status yang diskrit (seperti masalah perhentian) atau
dengan variabel tahap yang kontinu, atau mungkin tahap vektor (lebih dari satu
variabel) diperlukan.
9
2.2.2 Program Dinamik Probabilistik
1 Stage berikutnya tidak seluruhnya ditentukan oleh stage dan keputusan pada
stage saat ini, tetapi ada suatu distribusi kemungkinan mengenai apa yang
akan terjadi.
2 Distribusi kemungkinan ini masih seluruhnya ditentukan oleh state dan
keputusan pada stage saat ini.
10
Dimana :
Karena adanya struktur probabilistik, hubungan antara fn(sn ,xn) dan fn+1(sn
,xn) agak lebih rumit dari pada untuk pemrograman dinamik deterministik.
Bentuk yang tepat dari hubungan tersebut tergantung pada bentuk fungsi tujuan
11
secara umum. Dalam pemrograman dinamik probabilistik juga terdapat
hubungan
rekursif yang mengidentifikasi kebijakan optimal. Ada dua prosedur rekursif
dalam pemrograman probabilistik yaitu :
12
rumah sakit. Perawat-perawat dialokasikan untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan dirumah sakit tersebut. Oleh sebab itu manajemen harus mempunyai
penempatan yang baik dalam menempatkan tenaga kerja di setiap shift.
Pengalokasian tenaga kerja tersebut harus dapat meningkatkan pelayanan
medis yang diberikan kepada pasien yang datang.
Bila tenaga perawat tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok maka
manajemen rumah sakit perlu menentukan berapa banyak tenaga perawat untuk
dialokasikan disetiap shift dimana shift tersebut ada tiga bagian yaitu pagi,
siang dan malam, guna memaksimumkan keefektifan total dari tenaga kerja.
Banyaknya tenaga kerja yang akan dialokasikan adalah bilangan bulat.
Perumusan masalah ini memerlukan pembuatan tiga keputusan yang saling
berkaitan, yaitu berapa banyak tenaga kerja untuk dialokasikan ke setiap shift.
Dengan demikian walaupun tidak ada urutan tetap, ketiga shift ini dapat di
anggap sebagai tahap dalam rumusan program dinamik . Peubah keputusan xn
(n = 1, 2, 3) adalah banyaknya kelompok yang dialokasikan ke tahap (shift) n.
13
keadaan dengan setiap tahap. Suatu keadaan bisa didefinisikan untuk
menunjukkan status batasan yang mengikat semua tahap secara bersama-sama.
1. Untuk program dinamik yang akan diselesaikan dengan perhitungan
mundur (backward recursive), maka perhitungan n tahap untuk
mendapatkan keputusan optimal dimulai dari keadaan dari masalah yang
akhir ke masalah pertama.
f0(x0) = 0
fn*(sn) = opt { pn(xn) ⊗ f*n+1(sn⊗xn)}, n = N, …, 1
dimana :
fn*(Sn) : fungsi optimal
S : state (status)
Sn⊗Xn : fungsi transisi
n : tahap ke
x : variabel keputusan
N : banyaknya tahapan
14
2. Untuk program dinamik yang akan diselesaikan dengan perhitungan maju
(fordward recursive), maka perhitungan tahap untuk mendapatkan
keputusan optimal di mulai dari keadaan masalah yang pertama ke masalah
yang terakhir.
f0(x0) = 0
fn*(sn) = opt { pn(xn) ⊗ f*n-1(sn⊗xn)} n = 1, …, N
dimana:
fn*(Sn) : fungsi optimal
S : state (status)
Sn⊗Xn : fungsi transisi
n : tahap ke
x : variabel keputusan
N : banyaknya tahapan
Aidawayati Rangkuti (2013) menunjukkan konsep keadaan pada Rekursif
mundur (backward recursive) pada gambar dibawah ini :
perbedaan pokok antara metode forward dan backward terletak dalam cara
15
Sekali kebijaksanaan optimum tahap n telah ditemukan, n komponen keputusan
dapat ditemukan kembali dengan melacak balik melalui fungsi transisi tahap n.
16
2.6 Pengambilan Keputusan
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
18
yang digunakan untuk mendistribusikan dimsum hanya ada satu mobil. Karena
setiap varian dimsum meberikan keuntungan yang berbeda, perusahaan tersebut
ingin pendistribusian dimsum menghasilkan keuntungan yang maksimal.
19
BAB IV
J
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 0 169 98 0 0 0 0 0 0 0 0
2 169 0 0 60 0 0 0 0 0 0 0
3 98 0 0 0 147 151 0 0 0 0 0
4 0 60 0 0 0 113 88 101 0 0 0
I 5 0 0 147 0 0 201 101 98 0 0 0
6 0 0 151 113 201 0 0 0 89 135 0
7 0 0 0 88 101 0 0 0 87 69 0
8 0 0 0 101 98 0 0 0 96 57 0
9 0 0 0 0 0 89 87 96 0 0 51
10 0 0 0 0 0 135 69 57 0 0 44
11 0 0 0 0 0 0 0 0 51 44 0
Keterangan
Code Via/Kota Catatan Code Via/Kota Catatan
1 Karawang 6 Pekalongan
2 Cirebon Via tol cipali 7 Purwokerto
3 Bandung Via tol 8 Kabsen
Cileunyi
9 Wonosobo
4 Brebes Brexit
10 Kebumen
5 Banjar
20
Berdasarkan Tabel 1 jalur trvel dapat dibuat menjadi 3 pilihan via jalur
yaitu via jalur utara, via jalur selatan dan via jalur tengah, berikut graph yang
dibuat berdasarkan pilihan-pilihan via jalur tersebut.
Untuk menvari jalur mana yang paling optimum dapat diketahui dengan
beberapa tahap.
Tahap 5
Solusi Optimal
S
F5 (S) X5
9 51 11
8 44 11
21
Tahap 4
Tahap 3
Tahap 2
Tahap 1
22
Jadi solusi optimalnya :
1 2 4 8 10 11 430
Untuk bias sampai ke kota tujuan yaitu Purworejo yang mana strat-nya dari
Karawang dengan jalur terpendek adalah melewati jalur 1-2-4-8-10-11 dengan jarak
tempuh 430 km.
23
BAB V
KESIMPULAN
24
DAFTAR PUSTAKA
http://etheses.uin-malang.ac.id/6777/1/06510031.pdf(2010)
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-riset-operasi-lengkap/(2014)
25