Anda di halaman 1dari 16

Riset Operasi

IMPEMENTASI METODE CPM (CRITICAL PATH METHOD)


PADA BENGKEL LAS DALAM PENENTUAN WAKTU
PENGERJAAAN PEMBUATAN PAGAR

Oleh :

Muhammad Septian Rusdiyanto 172410101016

Martiana Kholila Fadhil 172410101023

Hestika Yustisia Ariztyadelita 172410101036

Nazilla Andiz Azizah 172410101049

Nurul Alfiana 172410101050

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS JEMBER

2018
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Dalam kehidupan sehari-hari manusia dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya. Dan salah satu yang hal yang terpenting untuk memenuhi kebutuhan hidup adalah
dengan bekerja. Banyak sekali pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat, baik menghasilkan
jasa maupun barang. Dalam bidang jasa contohnya saja seperti montir, sopir, pilot, tentara,
guru, dan masih banyak lagi. Mereka memberikan suatu jasa kepada orang / masyarakat lain
yang sedang membutuhkan jasa tersebut. Sedangkan pekerjaan yang memberikan barang
contohnya adalah nelayan, petani, nelayan, pengrajin, dan masih banyak yang lain. Mereka
membuat barang yang dibutuhkan dalam kehidupan kita sehari-hari, misalnya saja pagar.
Pagar adalah suatu struktur tegak yang dirancang untuk membatasi atau mencegah
gerakan melintasi batas yang dibuatnya. Dengan adanya pagar, keamanan suatu bangunan yang
terdapat di dalam pagar akan terjamin. Untuk membuat pagar, diperlukan seseorang pekerja
yang menghasilkan barang berupa pagar. Para pekerja pembuat pagar nantinya akan
mendapatkan gaji sebagai balas jasa dari konsumen, dan jumlahnya tergantung dari jenis
profesi, biaya jasa, biaya barang produksi, kualitas, dan kesepakatan konsumen dengan pekerja.
Dalam pembuatan pagar, pekerja dituntut untuk menyelesaikan pengerjaan pagar dengan
waktu yang seefisien mungkin. Sangat sulit pekerja dalam mengira-ngira total waktu mereka
untuk istirahat, untuk libur, dan yang lain. Jika dalam pembuatan pagar ini tidak terjadwalkan,
nanti waktu dalam pembuatan pagar akan kacau, tidak teratur, bahkan bisa sampai membuat
pengiriman barang menjadi telat. Dalam situasi ini, pemilik usaha pagar akan mengalami
kerugian yang lumayan besar. Oleh karena itu, disini kami akan mencoba menyelesaikan
permasalahan penjadwalan dalam pembuatan pagar dengan salah satu metode riset operasi,
yaitu CPM (Critical Path Method). Dengan menggunakan metode ini, kita dapat mengetahui
waktu kapan saja yang dapat digunakan pekerja untuk libur, dan waktu mana saja yang
mengharuskan pekerja melakukan pekerjaan tanpa adanya libur.

1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan ini antara lain :
a) Mengetahui yang dimaksud dengan metode riset operasi CPM (Critical Path Method).
b) Mengetahui bagaimana pengimplementasian dari permasalah pembuatan pagar
menggunakan metode CPM (Critical Path Method).
1.3. Manfaat
Manfaat dari laporan ini adalah kita dapat mengetahui lebih jelas tentang penyelesaian
permasalahan menggunakan metode riset operasi CPM (Critical Path Method) dan bagaimana
pengimplementasian metode ini dalam menyelesaikan permasalahan penjadwalan pembuatan
pagar.
BAB 2. KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Riset Operasi


Riset operasi yang berasal dari Inggris merupakan suatu hasil studi operasi-operasi militer
selama Perang Dunia II. Secara harfiah kata operations dapat didefinisikan sebagai tindakan-
tindakan yang diterapkan pada beberapa masalah atau hipotesis. Sementara kata research adalah
suatu proses yang terorganisasi dalam mencari kebenaran akan masalah atau hipotesa tadi.
Riset operasi adalah penerapan metode-metode ilmiah terhadap masalah-masalah rumit yang
muncul dalam pengarahan dan pengelolaan dari suatu sistem besar yang terdiri dari manusia,
mesin, bahan dan uang dalam industri, bisnis, pemerintahan dan pertahanan.
Tujuannya adalah membantu pengambil keputusan menentukan kebijaksanaan dan
tindakannya secara ilmiah. Riset operasi adalah pendekatan dalam pengambilan keputusan yang
ditandai dengan penggunaan pengetahuan ilmiah melalui usaha kelompok antar disiplin yang
bertujuan menentukan penggunaan terbaik sumber daya yang terbatas. Riset operasi dalam arti
halus dapat diartikan sebagai penerapan metode-metode teknik-teknik dan alat alat terhadap
masalah-masalah yang menyangkut operasi-operasi dari sistem-sistem, sedemikian rupa
memberikan penyelesaian optimal. (Mulyono,2002:2-5)
Pola dasar penerapan riset operasi terhadap suatu masalah dapat dipisahkan menjadi
beberapa tahap, sebagai berikut:
1) Merumuskan Masalah
Pertama kali merumuskan suatu definisi persoalan untuk mencapai solusi. Dalam
perumusan masalah ini ada tiga pertanyaan penting yang harus dijawab:
a) Variabel keputusan yaitu unsur-unsur dalam persoalan yang dapat dikendalikan
oleh pengambil keputusan, sering disebut sebagai instrumen.
b) Tujuan (objective). Penetapan tujuan untuk membantu mengambil keputusan dan
memusatkan perhatian pada persoalan dan pengaruhnya terhadap organisasi.
c) Kendala (contraints) adalah pembatas-pembatas terhadap tindakan alternative
2) Pembentukan Model
Dalam pengambilan keputusan perlu menentukan model yang paling cocok untuk
mewakili sistem. Model merupakan ekspresi kuantitatif dari tujuan dan kendala-kendala
persoalan dalam variabel keputusan. Jika model yang dihasilkan cocok dengan salah satu model
matematik yang biasa (misalnya linier), maka solusinya dapat dengan mudah diperoleh dengan
program linier. Jika hubungan matematik model begitu rumit untuk penerapan solusi analitik,
maka suatu model probabilita mungkin lebih cocok.
1. Mencari Penyelesaian Masalah
Penyelesaian masalah sesungguhnya merupakan aplikasi satu atau lebih teknik-teknik ini
terhadap model. Seringkali, solusi terhadap model bararti nilai-nilai variabel keputusan yang
mengoptimumkan salah satu fungsi tujuan dengan nilai fungsi tujuan lain yang dapat
diterima.
2. Validasi Model
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam pembentukan model harus diperiksa apakah ia
mencerminkan berjalannya sistem yang diwakili. Suatu metode yang biasa digunakan untuk
menguji validitas model adalah membandingkan performancenya dengan data masa lalu yang
tersedia. Model dikatakan valid jika dengan kondisi input yang serupa
3. Penerapan Hasil Akhir
Tahap terakhir adalah menerapkan hasil model yang telah diuji. Hal ini membutuhkan suatu
penjelasan yang hati-hati tentang solusi yang digunakan dan hubungannya dengan realitas.
Suatu tahap kritis pada tahap ini adalah mempertemukan ahli riset operasi (pembentuk
model) dengan mereka yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan sistem.

2.2 Critical Path Method (CPM)


Critical Path Method (CPM) atau Metode Jalur Kritis merupakan model kegiatan proyek
yang digambarkan dalam bentuk jaringan. Kegiatan yang digambarkan sebagai titik pada
jaringan dan peristiwa yang menandakan awal atau akhir dari kegiatan digambarkan sebagai
busur atau garis antara titik.
Critical Path Method / CPM adalah suatu rangkaian item pekerjaan dalam suatu proyek yang
menjadi bagian kritis atas terselesainya proyek secara keseluruhan. Ini artinya, tidak
terselesaikannya tepat waktu suatu pekerjaan yang masuk dalam pekerjaan kritis akan
menyebabkan proyek akan mengalami keterlambatan karena waktu finish proyek akan menjadi
mundur atau delay. CPM dibangun atas suatu network yang dihitung dengan cara tertentu dan
dapat pula dengan software sehingga menghasilkan suatu rangkaian pekerjaan yang kritis.
Dalam konsep menggunakan milestone dan CPM secara integrated ini secara sederhana
bermaksud untuk membuat schedule yang berukuran besar pada proyek besar menjadi schedule
yang lebih kecil. Secara logika kita pahami bahwa schedule yang lebih kecil berarti schedule
tersebut lebih managable atau dapat lebih mudah untuk dikelola. Inilah intinya peran konsep ini
dalam mengatasi kompleksitas proyek yang besar.
a) Konsep ini tentu saja dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi proyek yang ada dan dapat
di trial. Langkah standart dalam pemikiran saya adalah sebagai berikut:
1. Membagi seluruh pekerjaan menjadi beberapa kelompok pekerjaan yang dapat dikatakan
sejenis.
2. Menentukan durasi penyelesaian pekerjaan masing-masing milestone.
3. Menentukan keterkaitan-keterkaitan (interdependencies) antara kelompok - kelompok
pekerjaan tersebut.
4. Menentukan critical path method atas milestone berdasarkan hubungan saling
keterkaitannya.
5. Membandingkan durasi total pekerjaan dengan waktu yang dibutuhkan
b) Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan jalur kritis ini:
 Tertundanya pekerjaan di jalur kritis akan menunda penyelesaian jalur proyek ini secara
keseluruhan.
 Penyelesaian proyek secara keseluruhan dapat dipercepat dengan mempercepat
penyelesaian pekerajaan – pekerjaan di jalur kritis.
 Slack pekerjaan jalur kritis sama dengan 0 (nol). Hal ini memungkinkan relokasi sumber
daya dari pekerjaan non kritis ke pekerjaan kritis.
c) Metode dalam CPM
 ES (earliest activity start time): Waktu Mulai paling awal suatu kegiatan. Bila waktu
mulai dinyatakan dalam jam, maka waktu ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai.
 EF (earliest activity finish time) : Waktu selesai paling awal suatu kegiatan. EF suatu
kegiatan terdahulu = ES kegiatan berikutnya.
 LS (latest activity start time) : Waktu paling lambat kegiatan boleh dimulai tanpa
memperlambat proyek.
d) Tiga asumsi dasar dalam menghitung critical path method:
1. Proyek hanya memiliki satu initial event (start) dan satu terminal event (finish).
2. Saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke-nol.
3. Saat paling lambat terjadinya terminal event adalah LS = ES.
e) Teknik menghitung critical path method:
1. Hitungan Maju (Forward Pass)
Dimulai dari Start (initial event) menuju Finish (terminal event) untuk menghitung
waktu penyelesaian tercepat suatu kegiatan (EF), waktu tercepat terjadinya kegiatan (ES)
dan saat paling cepat dimulainya suatu peristiwa (E). Aturan Hitungan Maju (Forward
Pass) :
 Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan yang
mendahuluinya (predecessor) telah selesai.
 Waktu selesai paling awal suatu kegiatan sama dengan waktu mulai paling awal,
ditambah dengan kurun waktu kegiatan yang mendahuluinya.
EF(i-j) = ES(i-j) + t(i-j)
 Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan-kegiatan terdahulu
yangmenggabung, maka waktu mulai paling awal (ES) kegiatan tersebut adalah
sama dengan waktu selesai paling awal (EF) yang terbesar dari kegiatan terdahulu.
2. Hitungan Mundur (Backward Pass)
Dimulai dari Finish menuju Start untuk mengidentifikasi saat paling lambat terjadinya
suatu kegiatan (LF), waktu paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LS) dan saat paling
lambat suatu peristiwa terjadi. Aturan Hitungan Mundur (Backward Pass) :
 Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir
dikurangi kurun waktu berlangsungnya kegiatan yang bersangkutan.
LS(i-j) = LF(i-j) + t(i-j)
 Apabila suatu kegiatan terpecah menjadi 2 kegiatan atau lebih, maka waktu paling
akhir (LF) kegiatan tersebut sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan
berikutnya yang terkecil.
 Apabila kedua perhitungan tersebut telah selesai maka dapat diperoleh nilai Slack
atau Float yang merupakan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas dalam
sebuah jaringan kerja.
Setelah melakukan perhitungan CPM, kita perlu mencari jalur kritis. Jalur kritis yaitu jalur
yang memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan
menunjukkan kurun waktu penyelesaian proyek yang tercepat. Jadi, jalur kritis terdiri dari
rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari kegiatan pertama sampai pada kegiatan terakhir proyek.
Jalur kritis penting bagi pelaksana proyek, karena pada jalur ini terletak kegiatan-kegiatan yang
bila pelaksanaannya terlambat akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan.
Pada sebuah jalur pada CPM terkadang terdapat float. Float adalah jangka waktu yang
merupakan ukuran batas toleransi keterlambatan suatu aktivitas yang non kritis. Terdapat
beberapa jenis float diantaranya :
a. Total Float (TF)
Jumlah penundaan maksimum yang dapat diberikan pada suatu kegiatan tanpa
menghambat penyelesaian keseluruhan proyek.
b. Free Float (FF)
Penundaan yang masih dapat diberikan pada suatu kegiatan tanpa mengakibatkan
penundaan kegiatan-kegiatan berikutnya.
c. Independent Float (IF)
Penundaan yang dapat diberikan pada suatu kegiatan tanpa mengakibatkan penundaan
kegiatan-kegiatan setelahnya.
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Studi Literatur


Metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian (Zed,
2008:3). Studi literatur adalah mencari referensi teori yang relefan dengan kasus atau
permasalahan yang ditemukan. Referensi tersebut dapat dicari dari buku, jurnal, artikel laporan
penelitian, dan situs-situs di internet. Tujuannya sebagai bahan yang memperkuat permasalahan
serta sebagai dasar teori dalam melakukan studi dan juga menjadi dasar untuk menentukan waktu
pengerjaan pembuatan pagar pada bengkel las.

3.2 Perumusan Masalah


Dari hasil studi pustaka muncul permasalahan yang dapat dirumuskan, yaitu bagaimana
menentukan waktu pengerjaan pembuatan pagar pada bengkel las dengan memanfaat metode
CPM (Critical Path Method).

3.3 Pengambilan Data


Pengambilan data dilakukan melalui wawancara kepada pemilik bengkel las yang dilakukan
di sebuah bengkel las di Jl. S. Parman no. 113 Jember. Beberapa pertanyaan diberikan kepada
pemilik bengkel las seperti bagaimana proses pengerjaan pembuatan pagar, berapa waktu yang
dibutuhkan dalam pembuatan sebuah pagar dengan ukuran besar.

3.4 Analisis dan Pemecahan Masalah


Dalam menganalisa dan memecahkan masalah yang telah dikaji sebelumnya. Penulis
mempelajari beberapa materi mengenai riset operasi dan didapatkan metode CPM (Critical Path
Method) mampu menangani permasalahan dalam menentukan waktu pengerjaan pembuatan
pagar pada bengkel las. Penggunaan metode CPM (Critical Path Method) ini digunakan karena
CPM (Critical Path Method) secara integrated ini mampu membuat schedule yang berukuran
besar pada proyek besar menjadi schedule yang lebih kecil dan penggunaan metode ini mampu
menyelesaikan permasalah apabila proyek pengerjaan tidak terselesaikannya tepat waktu. Suatu
pekerjaan yang masuk dalam pekerjaan kritis akan menyebabkan proyek akan mengalami
keterlambatan karena waktu finish proyek akan menjadi terlambat.

3.5 . Penarikan Kesimpulan


Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran mata kuliah riset operasi dengan metode CPM
(Critical Path Method) mampu menangani permasalahan dalam menentukan waktu pengerjaan
pembuatan pagar pada bengkel las dengan menghitung Forward Pass yangimulai dari Start
(initial event) menuju Finish (terminal event) untuk menghitung waktu penyelesaian tercepat
suatu kegiatan (EF), waktu tercepat terjadinya kegiatan (ES) dan saat paling cepat dimulainya
suatu peristiwa (E) dan menghitung Backward Pass yang dimulai dari Finish menuju Start untuk
mengidentifikasi saat paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LF), waktu paling lambat
terjadinya suatu kegiatan (LS) dan saat paling lambat suatu peristiwa terjadi.
BAB 4. PERHITUNGAN

Rincian aktifitas pengerjaan pembuatan pagar ukuran 2 m x 5 m :

Aktivitas Waktu Pelaksanaan


Aktivitas
Pendahulu (Hari)

A Pengukuran pagar - 1

B Pemotongan besi A 1

C Belanja bahan A, B 1

D Pengelasan C 5

E Penghalusan D 2

F Pendempulan E 2

G Pengecatan F 1

H Pengiriman & Pemasangan G 1

Network

0
1
0

Menghitung ESi

ES1 = 0

ES2 = max { ES1 + t12 } = 0 + 1 = 1

ES3 = max { ES2 + t23 } = 1 + 1 = 2

ES3 + t 34 = 2 + 5 = 7
ES4 = max { }=7
ES2 + t 24 = 1 + 1 = 2
ES5 = max { ES4 + t45 } = 7 + 2 = 9

ES6 = max { ES5 + t56 } = 9 + 2 = 11

ES7 = max { ES6 + t67 } = 11 + 1 = 12

ES8 = max { ES7 + t78 } = 12 + 1 = 13

Menghitung LSi

LS8 = 13

LS7 = min { LS8 – t78 } = 13 – 1 = 12

LS6 = min { LS7 – t67 } = 12 – 1 = 11

LS5 = min { LS6 – t56 } = 11 – 2 = 9

LS4 = min { LS5 – t45 } = 9 – 2 = 7

LS3 = min { LS4 – t34 } = 7 – 5 = 2

LS – t 23 = 2 – 1 = 1
LS2 = min { 3 }=1
LS4 – t 24 = 7 – 1 = 5

LS1 = min { LS2 – t12 } = 1 – 1 = 0

Memeriksa Kegiatan Krisis

d. Kegiatan A
ES1 = LS1  0 = 0
ES2 = LS2  1 = 1
ES1 + t12 = ES3  0 + 1 = 1  1 = 1
e. Kegiatan B
ES2 = LS2  1 = 1
ES3 = LS3  2 = 2
ES2 + t23 = ES3  1 + 1 = 2  2 = 2
f. Kegiatan C
ES2 = LS2  1 = 1
ES4 = LS4  7 = 7
ES2 + t24 = ES4  1 + 1 = 2  2 ≠ 7
g. Kegiatan D
ES3 = LS3  2 = 2
ES4 = LS4  7 = 7
ES3 + t34 = ES4  2 + 5 = 7  7 = 7
h. Kegiatan E
ES4 = LS4  7 = 7
ES5 = LS5  9 = 9
ES4 + t45 = ES5  7 + 2 = 9  9 = 9
i. Kegiatan F
ES5 = LS5  9 = 9
ES6 = LS6  11 = 11
ES5 + t56 = ES6  9 + 2 = 9  11 = 11
j. Kegiatan G
ES6 = LS6  11 = 11
ES7 = LS7  12 = 12
ES6 + t67 = ES7  11 + 1 = 9  12 = 12
k. Kegiatan H
ES7 = LS7  12 = 12
ES8 = LS8  13 = 13
ES7 + t78 = ES8  12 + 1 = 13  13 = 13

Kegiatan Kritis =A–B–D–E–F–G–H


Jalur Kritisnya =1–2–3–4–5–6–7–8
Waktu Kritisnya = 1 + 1 + 5 + 2 + 2 + 1 + 1 = 13 hari
Waktu penyelesaian persoalan diatas minimal 13 hari
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada node 4 terdapat penggabungan aktivitas D dan aktivitas C sehingga untuk


menghitung waktu mulai paling awal aktivitas E perlu mengkaji waktu selesai paling awal
aktivitas-aktivitas terdahulu yaitu ES2 dan ES3.
Ternyata : ES2 = max { ES1 + t12 } = 0 + 1 = 1
ES3 = max { ES2 + t23 } = 1 + 1 = 2
Karena ES3 lebih besar dari ES2, sehingga :
ES4 = ES3 + t 34 = 2 + 5 = 7
Pada node 2 aktivitas dipecah menjadi aktivitas B dan aktivitas C. Pada node 2 dikaji LS
terkecil dari dua aktivitas yang terpecah yaitu :
Aktivitas B : LS3 – t 23 = 2 – 1 = 1
Aktivitas C : LS4 – t 24 = 7 – 1 = 5
Karena nilai LS2 terdapat pada aktivitas B yaitu 1 maka nilai LS2 yaitu 1.
Dengan mengimplementasikan CPM menunjukkan terdapat delapan jalur aktivitas.
Kegiatan kritis pada permasalahan ini yaitu A – B – D – E – F – G – H karena pada jalur ini
tidak terdapat float sama sekali. Untuk menyelesaikan kegiatan kritis tersebut dibutuhkan 13 hari
pengerjaan. Berarti dapat disimpulkan bahwa waktu penyelesaian minimal pengerjaan
pembuatan pagar pada bengkel las yaitu 13 hari.
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

6.2. Saran
BAB 7. DAFTAR PUSTAKA

Max, T. 2014. Cara Menghitung Jalur Kritis dan Float. http://kampus-sipil.blogspot.


com/2014/01/cara-menghitung-jalur-kritis-dan-float.html. [Diakses 14 Desember 2018].

Max, T. 2014. Menyusun Jadwal Metode Jalur Kritis (CPM). http://kampus-sipil.blogspot.com/


2014/01/menyusun-jadwal-metode-jalur-kritis-cpm.html. [Diakses 14 Desember 2018].

Prawira, B. 2014. Critical Path Method (CPM). http://pixelbali.com/informasi-teknologi/critical-


path-method.html. [Diakses 14 Desember 2018].

Anda mungkin juga menyukai