Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Pelatihan Mindfulnes-Based Cognitive Counseling (MBCC) Bagi Konselor:


Upaya Peningkatan Regulasi Emosi Siswa SMA Kota Bogor

TIM PENGABDIAN

KETUA :
Afra Hasna, M.Pd NIDN: 0309019402
ANGGOTA:
Thrisia Febrianti, M.Pd NIDN: 0327029202
Dwi Endrasto Wibowo, M.Pd NIDN: 0313099203
MAHASISWA:
Nia halijah NIM: 1520220018
MITRA:
Marius Suliarso ketua MGBK SMA Kota Bogor

LEMBAGA PENELITIAN
DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVEERSITAS ISLAM AS-SYAFIYYAH
JAKARTA
2023
HALAMAN PENGESAHAN PENGABDIAN BAGI DOSEN

Judul Pengabdian : Pelatihan Mindfulnes-Based Cognitive


Counseling (MBCC) Bagi Konselor: Upaya
Peningkatan Regulasi Emosi Siswa SMA Kota
Bogor
Nama Mitra Program PPM : Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling
(MGBK) Kota Bogor
Ketua Tim Pengusul
a. Nama : Afra Hasna M.Pd.
b. NIDN : 0309019402
c. Jabatan/Golongan :
d. Program Studi : Bimbingan Konseling
e. Alamat kantor/Telp : afra.bk@uia.ac.id
Anggota Tim Pengusul
a. Nama : Thrisia Febrianti, M.Pd.
b. NIDN : 0327029202
c. Email : thrisiafs3@students.unnes.ac.id
Anggota II
a. Nama : Dwi Endrasto Wibowo, M.Pd.
b. NIDN : 0313099203
c. Email : endrasto1327@gmail.com
Lokasi Kegiatan/Mitra (1)
a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) :
b. Kabupaten/Kota : Kota Bogor
c. Propinsi : Jawa Barat
d. Jarak PT ke lokasi mitra (Km) : 47,7 Km/ 1. 45 Jam
Luaran yang dihasilkan : publikasi di jurnal pengabdian
Publikasi pada media (cetak/elektronik)
Jangka waktu Pelaksanaan : 12 Bulan
Biaya Total : Rp 10.000.000

Mengetahui, Bogor, 12 September 2023


Dekan FKIP Ketua Peneliti

Dr. Misbah Fikrianto, MM, M.Si, M.Pd Afra Hasna, M.Pd

Mengetahui,
Ketua LPPM UIA

Dr. Marliza Oktapiani, M.Pd


DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
RINGKASAN ................................................................................................... iii
PRAKATA ................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................
vii

BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1


BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………… 6
BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT ……………………………………………. 10
BAB 4 METODE………………………………………………………………… 11
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………….. 16
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….. 18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 19
LAMPIRAN……………………………………………………………………… 20

1. Instrumen penelitian…………………………………………………………. 20
2. Personalia Tim Peneliti……………………………………………………… 27
3. Surat Pernyataan Ketua Peneliti…………………………………………….. 41
4. Dokumentasi ……………………………………………………………….. 42
5. Artikel Ilmiah (draf/bukti status submit…………………………………….. 45
6. Justifikasi Anggaran………………………………………………………… 53

1
RINGKASAN

a. Nama semua pengabdi (ID Sinta dan ID Scopus)


1. Afra Hasna M.Pd
(Sinta ID: 6797775, Scopus ID: 57224197229)
https://sinta.kemdikbud.go.id/authors/profile/6797775
https://www.scopus.com/authid/detail.uri?authorId=57224197229

2. Thrisia Febrianti, M.Pd.


https://sinta.kemdikbud.go.id/authors/profile/6644847

3. Dwi Endrasto Wibowo, M.Pd


https://sinta.kemdikbud.go.id/authors/profile/6709263

4. Nia halijah, NIM: 1520220018

b. Nama mitra pengabdian:


Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) Kota Bogor
c. Research Cluster, tema
Reseacrch cluster Pendidikan dengan tema Pelatihan Mindfulnes-Based Cognitive
Counseling (MBCC) Bagi Konselor: Upaya Peningkatan Regulasi Emosi Siswa
SMA Kota Bogor
d. Judul Penelitian, dana yang diusulkan
Pelatihan Mindfulnes-Based Cognitive Counseling (MBCC) Bagi Konselor: Upaya
Peningkatan Regulasi Emosi Siswa SMA Kota Bogor. Dana Rp 10.000.000

Pembelajaran jarak jauh menjadikan berbagai permasalahan ditemukan ketika


pandemic Covid-19. Salah satu pemegang peran penting keberhasilan proses
pembelajaran yakni guru bidang studi dan juga salah satunya konselor sekolah.
Seiring dengan beragam permasalahan yang ditemui penting pula guru Bimbingan
dan Konseling memiliki skill dalam coping stress agar mampu memberikan layanan
bimbingan dan konseling pada siswa dapat berjalan optimal.
Menghadapi kesulitan dan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya,
pihak sekolah terus bertugas memastikan bahwa semua siswa dan stakeholder
memiliki sumber daya yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran jarak jauh.
Namun, baru-baru ini penelitian mengungkapkan beberapa tantangan yang
disebabkan oleh transisi yang begitu cepat: (a) infrastruktur pembelajaran online yang
tidak memadai (mis., Zoom crash dan keamanan masalah); (b) kurangnya
pengalaman guru dalam penggunaan teknologi online dan belajar pedagogi online;
(c) waktu yang tidak memadai untuk perencanaan dan pengambilan keputusan untuk
administrator; (d) perbedaan lingkungan rumah siswa terhadap proses
mengakomodasi pembelajaran online; dan (e) kesusahan dan kekhawatiran di antara

2
siswa, orang tua, guru, dan administrator sekolah (Bergdahl & Nouri, 2020; Wang
dkk., 2020). Sebagai bagian dari studi evaluasi yang lebih besar tentang dampak
praktik mindfulness pada kapasitas pemimpin sekolah untuk mempromosikan
berpusat pada penyembuhan keterlibatan dengan siswa dan guru yang memiliki
riwayat trauma, toksik stres, dan juga dapat mengatasi situasi yang sulit dan tidak
terduga.
Mindfulness merupakan sebuah kondisi, sifat, sebuah proses dan hasil (Sing et
al., 2008). Pantelono & Sisti (dalam Vernon & Doyle, 2017) menjelaskan bahwa
mindfulness sebagai wujud dari sebuah kesadaran dan perhatian penuh dengan
kondisi saat ini. mindfulness juga dimaknai sebagai salah satu personal traits yang
diasosiasikan pada prilaku prososial. Mindfulness berkaitan erat dengan life
satisfaction (Wakito, Loekmono & Dwikurnaningsih, 2018), kesejahteraan psikologis
(Savitri & Listiyandini, 2017) dan juga dapat menurunkan kecemasan (Munazilah &
Hasanat, 2012). Greco, Baer & Smith (2011) menyusun instrument pengukuran
mindfulness dengan konstruk bahwa mindfulness menjadi sebuah keterampilan untuk
memberikan perhatian secara penuh dan kesadaran akan pengalaman saat ini dengan
penerimaan tanpa memberikan penghakiman. Aspek mindfulness ada 3 bagian yakni
observing yang meliputi kemampuan mengobservasi fenomena internal, acting yang
meliputi kesadaran dan keterlibatan dalam aktivitas saat ini serta accepting without
judgement yakni penerimaan tanpa menghakimi dan terbuka dengan peristiwa
internal yang dialami.
Adapun Rencana Kegiatan yang akan dilakukan melalui pelatihan konseling
MBCC yaitu: 1) Mengenalkan konsep Mindfulnes-Based Cognitive Counseling
(MBCC) dan manfaatnya untuk kesehatan mental dan fisik; 2) Melatih siswa
melakukan latihan meditasi mindfulness sederhana seperti fokus pada napas atau
pengamatan objek; 3) Mendorong refleksi diri dan membantu siswa mengenali pola
pikir dan emosi negatif yang muncul, serta memperbaiki respons terhadap situasi
yang memicu emosi tersebut; 4) Melatih regulasi emosidengan teknik-teknik seperti
mindful breathing dan sitting practice ; 5) Integrasi MBCC ke dalam kegiatan sehari-
hari seperti makan, berjalan, dan berbicara; 6) Mendorong konsistensi dalam praktik
MBCC dengan memberikan dukungan dan umpan balik yang positif; 7) Evaluasi dan
penilaian efektivitas program pelatihan MBCC setelah 4 minggu dan diterapkan ke
siswa untuk mengukur kemajuan siswa dalam meningkatkan kemampuan emotional
regulation.

3
BAB 1
PENDAHULUAN

Masa remaja merupakan salah satu periode perkembangan pada manusia yang
menarik untuk diperhatikan. Pada masa remaja, individu umumnya banyak
mengalami berbagai perubahan meliputi perubahan dari segi fisiologis maupun
psikologis, adapun masalah psikologis yang sering terjadi pada masa remaja yaitu
mengenai perubahan sosio-emosional, sehingga masa remaja sering dikenal dengan
masa storm and stress [1]. Banyak tekanan yang terjadi selama masa remaja dan hal
ini akan mempengaruhi kondisi emosial pada seorang remaja itu sendiri. Penelitian
terhadulu mengungkapkan tekanan yang dirasakan oleh remaja disebabjan atas
kinerja akademik, kebutuhan untuk populer, keinginan untuk diterima oleh
lingkungan sosial dan juga mengenai body image [2].
Selain itu penelitian lain juga mengungkapkan bahwa perubahan emosional
yang dirasakan remaja, perubahan minat, perubahan peran dan kondisi lingkungan
dapat menimbulkan tekanan sosial, membuat ketegangan emosi pada remaja semakin
bertambah tinggi [3]. Untuk menghindari hal tersebut maka sangat diperlukan
regulasi emosi yang baik pada diri remaja. Regulasi emosi atau regulasi emosi adalah
yang yang menyangkut kesadaran, pemahaman dan penerimaan emosi, selain itu
fungsi regulasi emosi untuk mengontrol emosi dalam menghadapi tekanan [4].
Sehingga regulasi emosi yang baik sangat diperlukan oleh remaja.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa remaja pada Sekolah Menengah Atas
di Kota Bandung sebanyak 48,3% regulasi emosi remaja berada pada tingkat rendah
[5]. Hasil penelitian lain yang dilakukan di salah satu Sekolah Menengah Pertama di
Yogjakarta mengungkapkan bahwa siswa masih belum miliki regulasi emosi yang
baik hal ini dilihat dari siswa yang masih sulit menyembunyikan bentuk emosi
negatif seperti cemberut, membentak teman, menyendiri dan menangis [6].
Sedangkan penelitian lain mengungkapkan bahwa remaja yang memiliki regulasi
emosi dalam kategori rendah salah satunya ditandai dengan menyakiti dirinya sendiri
[7]. Sementara itu hasil wawancara yang dilakukan oleh MGBK SMA di Kota Bogor
mengungkapkan bahwa saat ini siswa SMA masih banyak yang belum memiliki
Regulasi emosi yang baik, dimana masih banyak siswa yang cemas dalam
menghadapi tekanan yang terjadi khusunya dimasa saat ini.
Penting bagi siswa untuk memiliki regulasi emosi yang baik, namun
kenyataannya siswa tidak bisa dengan begitu saja memiliki regulasi emosi yang baik,
siswa membutuhkan bantuan dari figur lain salah satunya guru BK yang ada di
sekolah. Peran guru BK disekolah sejatinya sangat dibutuhkan oleh siswa dalam
menangai masalah siswa. Guru BK dalam melaksanakan tugasnya tentu saja memiliki
banyak layanan yang diantaranya layanan mindfulness-based cognitive counseling
adalah pendekatan gabungan dari ide Konseling CBT dengan latihan meditasi dan

4
pengembangan kesadaran, dengan menggunakan MBCC konselor dapat membantu
klien meningkatkan intrapersonal siswa, selain itu konselor dapat menggunakan
pelatihan mindfulness untuk membantu klien mengembangkan cara menghilangkan
perasan negatif dan dapat membantu individu untuk mengubah diri dari individu yang
tidak sehat kepada individu yang sehat [8].
Melalui Pelatihan (KKP) MBCC pada Guru Bimbingan dan Konseling dalam
upaya Peningkatan regulasi emosi, kemudian siswa akan diberikan MBCC untuk
meningkatkan kemampuan regulasi emosi mereka. Target luaran yang diharapkan
adalah: 1) Guru BK dapat mengenali dan memahami pola pikir dan emosi negatif
yang muncul saat siswa menghadapi situasi yang menantang; 2) Guru BK dapat
mengenalkan siswa dalam mengatur emosi mereka dengan lebih efektif melalui
teknik-teknik mindful breathing dan sitting practice melalui praktik MBCC; 3) Guru
BK dapat mengembangkan kesadaran diri siswa yang lebih baik melalui praktik
MBCC; 4) Guru BK dapat meningkatkan kinerja akademik dan kesejahteraan
psikologis siswa melalui MBCC.
Dari latar belakang diatas yang mengungkapkan bahwa masa remaja adalah
masa yang penuh dengan tekanan sehingga untuk melakukan upaya untuk
meningkatkan emotinonal regulation remaja dengan melakukan pelatihan
mindfulness-based cognitive counseling pada MGBK SMA di Kota Bogor, yang
nantinya dengan pelatihan ini para MGBK SMA dapat memberikan layanan
mindfulness-based cognitive counseling pada siswa dalam upaya meningkatkan
regulasi emosi siswa.

5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Kondisi faktual dan permasalahan yang telah disampaikan sebelumnya, maka


diperlukan Pelatihan Mindfulness Melalui Konseling Kelompok Untuk Menurunkan
Stress Pada Guru Bimbingan Dan Konseling Di Kudus. Pelatihan mindfulness
melalui Konseling kelompok akan dilatihkan secara spesifik prosedural, sehingga
dapat meningkatkan keefektifan pelaksanaan layanannya.
Strategi konseling kelompok yang dikembangkan diantaranya tahap konseling
kelompok, proses dan aplikasi konseling kelompok serta dinamika kelompok.
Sedangkan Mindfulness, pelatihannya menekankan pada pemahaman awal untuk
memberikan perhatian secara penuh dan kesadaran akan pengalaman saat ini dengan
penerimaan tanpa memberikan penghakiman. Aspek mindfulness ada 3 bagian yakni
observing yang meliputi kemampuan mengobservasi fenomena internal, acting yang
meliputi kesadaran dan keterlibatan dalam aktivitas saat ini serta accepting without
judgement yakni penerimaan tanpa menghakimi dan terbuka dengan peristiwa
internal yang dialami.
Harapan dari pelaksanaan pelatihan ini adalah konselor mempunyai kesadaran
dan pemberian perhatian secara pribadi dalam setiap momen (Kabat-Zinn,
1990). Mindfulness melekat dan merupakan kapasitas natural yang dimiliki oleh
manusia sebagai makhluk hidup, serta merupakan teori perhatian dan kesadaran
dalam keseharian (Brown & Ryan, 2004)
Kondisi faktual. Guru BK mengalami
Permasalahan. regulasi emosi
tekanan yang berlipat ganda, masalah
remaja berada pada tingkat siswa semakin kompleks terutama
rendah. menghadapi emosi remaja.

Pelatihan Mindfulnes-Based
Praktik tersupervisi serta Cognitive Counseling (MBCC)
evaluasi dan monitoring Bagi Konselor: Upaya
Peningkatan Regulasi Emosi
Siswa SMA Kota Bogor

Guru BK/Konselor sadar dan perhatian terhadap


diri sehingga mampu melakukan pelayanan
bimbingan dan konseling secara optimal, serta
mampu menerapkan pendekatan mindfulness dalam
konseling kelompok

Alur 1. Kerangka pemecahan masalah

6
BAB 3
TUJUAN DAN MANFAAT

Kegiatan pengabdian Pelatihan konseling kelompok dengan pendekatan


Mindfulness pada guru bimbingan dan konseling diantaranya telah tercapai tujuan
dan manfaat baik bagi peserta selaku praktisi dan akademisi diantaranya:
a. Mampu memahami konseling kelompok dengan pendekatan mindfulness dalam
bingkai layanan bimbingan dan konseling
b. Mampu mengembangkan wawasan berkaitan dengan pemahaman tentang stress,
dampak serta gejala-gelaja yang muncul sehingga coping stress yang muncul
tepat dan tidak merugikan diri maupun orang lain
c. Mampu menerapkan dan melakukan pelatihan bagi diri sendiri maupun aplikasi
terhadap konseli pada masalah yang beragam dengan layanan konseling
kelompok dengan pendekatan mindfulness.

7
BAB 4
METODE PELAKSANAAN

Pengabdian pada masyarakat ini akan dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu:


identifikasi peserta, pelaksanaan pelatihan, dan evaluasi pelatihan. Tahap identifikasi
peserta dilakukan dengan menyeleksi guru BK yang relevan untuk diberikan
pelatihan MBCC, tahap ini berkerjasama dengan MGBK SMA Kota Bogor untuk
memberikan survei awal kepada guru BK. Selanjutnya, tahap pelaksanaan diawali
dengan refleksi, ekspositori dan tanya jawab tentang materi kegiatan, serta
menerapkan metode pelatihan yang komprehensif untuk mendalam tentang materi
pelatihan. Dilanjutkan dengan praktik MBCC untuk meningkatkan emotion
regulation pada siswa SMA di Kota Bogor.
Metode pengabdian ini dengan menggunakan metode komprehensif yakni
metode refleksi, group diskusi dan simulasi dan praktik tersupervisi. Melalui
pelatihan dengan Mindfulness-Based Cognitive Counseling diharapkan guru
bimbingan dan konseling dapat meningkatkan emotion regulation pada siswa agar
siswa mempunyai performa yang maksimal ketika mengikuti pembelajaran di
Sekolah.
a. Metode refleksi adalah aktivitas pelatihan yang berupa penilaian atau umpan
balik peserta terhadap pengalaman yang pernah dialami terkait dengan regulasi
emosi, MBCC yang telah dilakukan. Selain itu pada tahap ini angket sederhana
juga dikirimkan ke peserta pelatihan untuk mengetahui bagaimana pemahaman
Guru BK terkait dengan intervensi Mindfulnes-Based Cognitive Counseling ini
bertujuan untuk menggali pengalaman awal yang dimiliki oleh Guru
BK/Konselor dalam menerapkan MBCC.
b. Group discussion merupakan diskusi secara kelompok ketika pelatihan
berlangsung yang telah membahas tentang gejala-gejala regulasi emosi yang
dialami atau pernah dialami serta intervensi yang pernah dilakukan terkait
dengan gejala yang dialami. Diskusi bersifat sangat interaktif antara narasumber
dengan para peserta pelatihan, sehingga banyak informasi berkaitan dengan
masalah, cara penanganan serta pilihan intervensi yang dilakukan. Dalam forum
diskusi ini dikenalkan tentang pendekatan mindfulness-based cognitive
counseling pada peserta serta bagaimana penerapan dalam bingkai layanan.
c. Metode simulasi dan praktik tersupervisi merupakan metode yang memberikan
fasilitas kepada perserta dalam hal ini Guru BK untuk dapat mencoba
menerapkan secara langsung dan dari hasil simulasi yang dilakukan, tim
pengabdian memberikan supervisi untuk memberikan penguatan dan
pengembangan praktik. Pada tahap ini peserta di latih untuk menerapkan
mindfulness-based cognitive counseling.

8
Tahapan atau langkah-langkah dalam melaksanakan solusi yang ditawarkan
untuk mengatasi permasalahan mitra tergambar sebagai berikut:

Tahapan-tahapan tersebut secara garis besar telah dilaksanakan serta telah


dilakukan evaluasi (follow up) pelaksanaan apakah efektif atau belum. Indikator yang
digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan pelatihan ini meliputi: (1) observing
yang meliputi kemampuan mengobservasi fenomena internal, acting yang meliputi
kesadaran dan keterlibatan dalam aktivitas saat ini serta accepting without judgement
yakni penerimaan tanpa menghakimi dan terbuka dengan peristiwa internal yang
dialami. (2) Observasi langsung terhadap pelaksanaan serta diskusi interaktif agar
indikator yang dituju yakni meningkatkan regulasi emosi dengan pendekatan
mindfulness-based cognitive counseling pada peserta Guru Bimbingan dan konseling
dapat efektif dilakukan.
Adapun pelaksanaan Pelatihan mindfulness-based cognitive counseling Pada
MGBK SMA Dalam Upaya Peningkatan regulasi emosi Siswa SMA Kota Bogor
adalah sebagai salah satu wujud tridarma perguruan tinggi di bidang pengabdian
kepada masyarakat, apabila dikaji lebih lanjut merupakan suatu keselarasan baik dari
segi visi, misi, dan tujuan universitas yang berupaya menyelenggarakan dan
mengembangkan pendidikan yang unggul, serta turut mengembangkan, menciptakan,
dan/atau menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermakna dan
bermanfaat. Sehingga mengacu pada keselarasan tujuan perguruan tinggi diatas, serta
untuk menunjang aspek pemberdayaan berikut kami sertakan kualifikasi akademis
tim pengusul kegiatan.
Tim Pengabdian Terdiri dari Dosen FKIP Jurusan Bimbingan dan Konseling
dan Mahasiswa Sarjana. Ketua tim pengusul, Afra Hasna, M.Pd., merupakan dosen
Jurusan Bimbingan dan Konselin. Anggota tim pengabdi adalah 2 dosen yaitu Thrisia
Febrianti, M.Pd. dan Dwi Endrasto Wibowo, M.Pd. Anggota mahasiswa terdiri dari 1
orang yaitu Nia Halijah (Mahasiswa Sarjana), serta Marius Suliarso (SMAS Bina

9
Bangsa Sejahtera) sebagi mitra pengabdian yang membantu pelaksanaan pelatihan di
lapangan.
1. LUARAN DAN TARGET CAPAIAN
Luaran dari kegiatan pengabdian ini adalah :
Indikator
No. JenisLuaran
Capaian
1. Publikasi di jurnal pengabdian Publish
2. Publikasi pada Media (cetak/elektronik) Publish
2. ANGGARAN
No Jenis Pengeluaran Total
1 Honorarium Tim Peneliti Rp 2.480.000,00
2 Bahan habis Pakai Rp 3.660.000,00
3. Analisis data Rp 1.010.000,00
4 Seminar dan Publikasi Rp 2.850.000,00
Total Anggaran Rp
10.000.000,00
Sepuluh juta rupiah
3. FORMAT KOLOM RAB
Jenis Aks
N Satua Volum Biaya Total
Pembelanjaa Item Total i
o n e Satuan Justifikasi
n
1 2 3 4 5 6 7
I Honor Tim Pengabdi 2.480.000
Honorarium Koordinator
Peneliti Bulan 4 420.000 1.680.000
Honorarium pembantu Peneliti OJ 32 25.000 800.000
II Bahan Habis Pakai 3.660.000
Kertas A4 HVS Rim 3 45.000 135.000
Ballpoint Buah 50 5.000 250.000
Board Marker Buah 5 10.000 50.000
Blocknote Buah 50 7.500 375.000
Paket Data Buah 1 850.000
Makan hari 1 Dos 50 28.000 1.400.000
Snack hari 2 Dos 50 12.000 600.000
III Analisis Data 1.010.000
1.010.00
Analisis Data Paket 1 0
Seminar & Publikasi
IV 2.850.000
Publikasi Media Cetak Paket 3 500.000 1.500.000
1.200.00
Publikasi Jurnal Paket 1 0 1.200.000
Pembuatan Laporan Paket 5 30.000 150.000

10
TOTAL 10.000.000

4. JADWAL
Pelaksanaan pengabdian pada masyarakat dilaksanakan antara bulan April -
November 2021. Skema pelaksanaan pengabdian dapat digambarkan sebagai berikut.

No Nama Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Kegiatan sebelum
penyusunan proposal

• Perizinan

• Observasi kebutuhan lapangan

2 Perencanaan Pengabdian

• Rapat koordinasi

• Penyusunan bahan pelatihan


MBCC pada MGBK SMA

• Penyusunan instrumen
Regulasi Emosi Siswa SMA

3 Pelaksanaan

• Identifikasi Peserta Pelatihan


MBCC

• Pelaksanaan Pelatihan MBCC

• Evaluasi

4 Pelaporan

• Terbit Media Cetak Lokal

• Pembuatan Video Highlight

• Submit Jurnal Nasional


Terakreditasi SINTA 2/3/4/5/6

• Penyusunan Laporan

11
• Monev & Deseminasi Hasil

• Accepted jurnal Pengabdian


SINTA 2/3/4/5/6

12
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN

Siswa sering mengalami kesulitan dalam mengatur emosi, terutama dalam


menghadapi situasi yang menantang seperti tekanan akademik dan masalah sosial.
Hal ini dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis mereka dan berdampak pada
kinerja akademik mereka. Adapun Rencana Kegiatan yang akan dilakukan melalui
pelatihan konseling MBCC yaitu: 1) Mengenalkan konsep Mindfulnes-Based
Cognitive Counseling (MBCC) dan manfaatnya untuk kesehatan mental dan fisik; 2)
Melatih siswa melakukan latihan meditasi mindfulness sederhana seperti fokus pada
napas atau pengamatan objek; 3) Mendorong refleksi diri dan membantu siswa
mengenali pola pikir dan emosi negatif yang muncul, serta memperbaiki respons
terhadap situasi yang memicu emosi tersebut; 4) Melatih regulasi emosidengan
teknik-teknik seperti mindful breathing dan sitting practice ; 5) Integrasi MBCC ke
dalam kegiatan sehari-hari seperti makan, berjalan, dan berbicara; 6) Mendorong
konsistensi dalam praktik MBCC dengan memberikan dukungan dan umpan balik
yang positif; 7) Evaluasi dan penilaian efektivitas program pelatihan MBCC setelah 4
minggu dan diterapkan ke siswa untuk mengukur kemajuan siswa dalam
meningkatkan kemampuan emotional regulation.
Terhadap dampak positif, seorang guru bimbingan dan konseling akan
bersemangat untuk menjalankan aktivitasnya, melakukan layanan bimbingan dan
konseling dengan maksimal, berkreativitas dengan konten-konten yang sesuai dengan
kebutuhan, sedangkan terhadap dampak negatif, guru Bimbingan dan konseling
dalam menjalankan layanan bimbingan dan konseling menjadi tidak efektif dan tepat
sasaran, bahkan bisa terjadi interaksi yang tidak wajar, misalnya ketika konseli
datang untuk berkonsultasi, Guru BK akan menangapinya dengan marah-marah
bahkan mengumpat sehingga tujuan yang ingin tercapai misalnya mengentaskan
masalah tidak dapat tercapai atau tidak optimal
Pada situasi seperti contoh diatas coping stress yang terjadi pada akhirnya
akan membuat Guru BK merasa tertekan dan bersalah. Coping stress itu sendiri
adalah tindakan atau perilaku yang dimunculkan untuk meminimalkan cemas atau
stress. Lazarus dan Folkman (1984) menyatakan bahwa Coping adalah suatu proses
dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan yang
berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan dengan sumber-
sumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi stressfull. Agar guru
BK dapat melakukan coping stress dengan baik, ada banyak hal yang bisa dilakukan
diantaranya mengelola stress, mengenali tanda-tanda kelelahan, melakukan aktivitas
fisik minimal 30 menit, makan makanan bergizi dan practice mindfulness. Pelatihan
mindfulness dapat dilakukan oleh guru BK baik bagi diri sendiri ataupun bagi siswa

13
dan kolega di sekolah bahkan /juga dapat dipraktekkan di lingkungan masyarakat.
Mindfulness merupakan kesadaran yang muncul karena memberikan perhatian
terhadap pengalaman yang dirasakan saat ini secara disengaja dan tanpa penilaian
(Kabat-Zinn, 2006). Aspek-aspek mindfulness menurut Bishop et al, (2004) adanya
(1) kesadaran yakni hadir dalam kesadaran penuh pada masa sekarang, (2)
pengalaman masa kini artinya bahwa realita waktu yang dimiliki seseorang secara riil
hanyalah saat ini, (3) Sikap menerima artinya bahwa penerimaan membuat subjek
tidak memihak, mempertahankan diri ataupun menolak peristiwa yang akan datang
Pelatihan mindfulness sangat bemanfaat diterapkan baik bagi Guru BK
maupun pada konseli dengan permasalahan serupa yakni stress di masa pandemic.
Diantara manfaat melakukan mindfulness adalah (1) melatih pikiran dan fokus, (2)
menikmati hidup, (3) mencintai diri sendiri, (4) mengurangi stress. Aplikasi
mindfulness dalam kehidupan sehari- hari misalnya melakukan meditasi, menulis
jurnal, makan, berjalan, berkomunikasi dengan orang lain serta berinteraksi dengan
anggota keluarga.
Penerapan mindfulness dalam bingkai layanan konseling kelompok sangat
dimungkinkan, selain karena dilakukan dalam situasi kelompok juga akan menambah
rasa kebersamaan dalam menangani situasi yang serupa yakni stress. Adapun tahapan
konseling kelompok dalam pendekatan mindfulness diantaranya: (1) Anggota
Kelompok diminta untuk duduk berkumpul dalam bentuk lingkaran. (2) Anggota
kelompok diingatkan norma-norma dalam konseling kelompok. (3) Anggota
kelompok diberikan penjelasan dan permasalahan yang dihadapi (seperti stress dan
tekanan hidup sehari-hari). (4) Anggota kelompok diminta untuk saling berbagi cerita
mengenai stress yang dialami dalam menghadapi kehidupan sehari-hari serta upaya
yang telah dilakukan untuk mengatasinya.
Pada pelatihan konseling kelompok dengan pendekatan mindfulness ini
dilakukan secara daring, yakni peserta dengan jumlah 172 orang bertatap muka
langsung secara virtual untuk melakukan pelatihan mindfulness dengan langkah-
langkah (1) Anggota kelompok diminta merperhatikan instruksi yang diberikan oleh
pemimpin kelompok (2) Anggota kelompok diberikan informasi bahwa latihan
mindfulness akan fokus pada keadaan saat ini (3) Anggota kelompok perlu
memberikan perhatian pada nafas, seluruh tubuh, sensasi di luar tubuh (bau, suara),
pikiran, dan perasaan. (4) Pada saat proses mindfulness berlangsung terdapat pikiran
mengembara maka harus disadari dan diterima kemudian kembali ke nafas.
Pada sesi akhir pelatihan, peserta memaparkan tentang kebermanfaatan yang
langsung dapat dirasakan diantaranya peserta merasa tenang, merasa nyaman,
perasaan lega, kepala yang pusing berangsur-angsur berkurang rasanya sakitnya.
Pada pelatihan ini peserta dilatih untuk menerima masalah bukan sebagai beban tetapi
masalah sebagai sesuatu yang harus diselesaikan dengan appraisal positif atau
penerimaan positif terhadap segala hal yang terjadi dalam kehidupan. Hal tersebut

14
menjadi indikator bahwa stress yang dirasakan yang berdampak negatif pada fisik
serta psikis dapat berkurang sehingga Guru BK dapat optimal melaksanakan layanan
bimbingan dan konseling.

15
BAB 6
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk pelatihan mindfulness melalui
konseling kelompok untuk meningkatkan regulasi emosi pada siswa telah
memberikan pemahaman baru bagi guru BK tentang memaknai secara lebih luas,
pemahaman terhadap konseling kelompok dengan pendekatan mindfulness serta
penerapan langsung mindfulness dalam bingkai konseling kelompok. Peserta
merasakan dampak yang signifikan terhadap diri baik fisik seperti merasa berkurang
rasa lelah, rasa sakit kepala serta secara psikis merasa nyaman, lega dan rasa tenang.
Hal tersebut menjadi indikator bahwa pelatihan mindfulness dalam bingkai konseling
kelompok menjadi sangat penting dan dibutuhkan dalam menurunkan stress yang
dialami oleh guru Bimbingan dan konseling.

B. Saran
Dari hasil dan pembahasan kegiatan Pelatihan mindfulness dalam bingkai
konseling kelompok untuk mengurangi stress pada Guru BK disampaikan beberapa
saran, antara lain:
1. Kegiatan seperti ini perlu diperluas, diperdalam dan dilaksanakan dalam konteks
yang berbeda, seperti pada Guru BK pada tingkat TK, SD, SMP dan SMA serta
Perguruan Tinggi. Sebab, pada dasarnya persoalan stress dihadapi oleh semua
kalangan
2. Kegiatan ini dapat dilaksanakan di wilayah/ daerah lain misalnya Jawa barat,
Jawa Timur dan wilayah lainnya

16
DAFTAR PUSTAKA

[1] Berk, L. E. Development Through The Lifespan: Dari Prenatal Sampai Remaja
(Transisi Menjelang Dewasa). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2012.
[2] Neff, K. D., dan McGehee, P. Self-compassion and Psychological Resilience
Among Adolescent and Young Adults. Self and Identity. 2010; 9, 225- 240.
[3] Hasmarlin, Hanum & Hirmaningsih. Self-Compassion dan Regulasi Emosi pada
Remaja. Jurnal Psikologi. 2019;15 (2). http://dx.doi.org/10.24014/jp.v14i2.7740
[4] Gratz, K. L., & Roemer, L. Multidimensional assessment of emotion regulation
and dysregulation: Development, factor structure, and initial validation of the
difficulties in emotion regulation scale. Journal of Psychopathology and
Behavioral Assessment. 2004; 26 (1): 41–54.
https://doi.org/10.1023/B:JOBA.0000007455.08539.94
[5] Yuniar, D., & Darmawati, I. Dukungan Keluarga Berhubungan dengan
Kecerdasan Emosional Remaja. Jurnal Keperawatan Komprehensif. 2017; 3(1):
9-17
[6] Nurhuda, Rohmah. Peningkatan Regulasi Emosi Melalui Metode Expressive
Writing Pada Siswa SMP. Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling.
2017: 3 (7)
[7] Estefan, G., dan Wijaya, Y. D. Gambaran Proses Regulasi Emosi Pada Pelaku
Self Injury. Jurnal Psikologi. 2014; 12 (1): 26-33.
[8] Surya, J., Wibowo, ME., & Mulawarman. Mindfulness-Based Cognitive Therapy
(MBCT) Approach in Counseling Practice. Advances in Social Science,
Education and Humanities Research. 2020; 574.
Bergdahl, N., & Nouri, J. (2020). Covid-19 and Crisis-Promoted Distance Education
in Sweden. Tech Know Learn, Sep 2: 1–17.
Greco, L. A., Baer, R. A., & Smith, G. T. (2011). Assessing mindfulness in children
and adolescents: Development and validation of the Child and Adolescent
Mindfulness Measure (CAMM). Psychological Assessment, 23(3), 606–
614. Retrieved from https://doi.org/10.1037/a0022819
Kabat-Zinn, J. (1994). Wherever you go, there you are: Mindfulness meditation in
everyday life. New York: Hyperion
Munazilah, & Hasanat, N. U. (2018). Program Mindfulness Based Stress Reduction
untuk Menurunkan Kecemasan pada Individu dengan Penyakit Jantung
Koroner. Gadjah Mada Journal of Professional Psychology (GAMAJPP),
4(1), 22–32. Retrieved from https://doi.org/10.22146/gamajpp.45346
Savitri, W. C., & Listiyandini, R. A. (2017). Mindfulness dan Kesejahteraan
Psikologis padaRemaja. Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi,
2(1), 43–59. Retrieved from https://doi.org/10.21580/pjpp.v2i1.1323
Vernon, Ann & Doyle, A. Kristene. (2017). Cognitive Behavior Therapies: A
Guidebook For Practitioners. America: American Counseling Association.

17
GAMBARAN IPTEK

Strategi Pelatihan mindfulness melalui konseling kelompok untuk


meningkatkan regulasi emosi siswa di SMAN Kota Bogor kembangkan dalam tiga
isu sentral yaitu isu tentang kelompok, tahap konseling kelompok dan proses dan
aplikasi konseling kelompok. Isu tentang kelompok sebagai kerangka teori yang
melandasi tentang proses dan dinamika kelompok, sebagai integrasi dalam berbagai
perspektif teori.
Dalam hal ini pengabdi mencoba mengeksplorasi dan mengelaborasi tahapan
yang dikemukakan oleh Corey (2012) yakni tahap orietasi, tahap transisi, tahap kerja,
dan tahap konsolidasi serta tahap pengakhiran.

PETA LOKASI

18
Lampiran Dokumentasi

Flyer Kegiatan Pelatihan

Dokumentasi Pelatihan

19
20
21
Lampiran Ijin Pengabdian Pada Masyarakat

22

Anda mungkin juga menyukai