Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“ Inservice dan Upgrading Dalam Pengembangan Keprofesian Seorang Guru”


Mata Kuliah: Profesi Pendidikan
Dosen Pengampu : Sinta Satria Dewi Pendit, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
Nabila Shalsabila A40123215
Sri Suci Ramadhani A40123208
Maia Lutfhia A40123225
Della Puspita Ayu A40123223
Arwini A40123231
Siti Nurkadria A40123241
Mitfah Wahyuni A40123230
Wahyu Jafari A40123206

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa karena atas limpahan
rahmatnya, sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini berjudul
“Inservice dan Upgrading Dalam Pengembangan Keprofesian Seorang Guru”. Dengan
tujuan penulisan sebagai sumber bacaan yang dapat digunakan untuk memperdalam
pemahaman dari materi ini.
Selain itu, penulisan makalah ini tak terlepas pula dengan tugas mata kuliah Belajar
Dan Pembelajaran. Namun penulis cukup menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca yang
bersifat membangun.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan....................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 6
A. Model – Model Inservice dan Upgrading Profesional Guru .................................... 6
1. Pengertian Inservice Training ............................................................................... 6

2. Pengertian Upgrading ............................................................................................ 9

B. Perlunya Inservice Training dan Upgrading Dalam Pendidikan ............................ 10


C. Pengaruh Program Inservice Training Terhadap Peningkatan Profesionalisme Guru
..................................................................................................................................... 11
D. Manfaat Inservice Dan Upgrading Bagi Guru ....................................................... 14
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 16
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Inservice dan upgrading dalam pengembangan keprofesiionalan seorang guru


merupakan kegiatan yang diperlukan untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan
guru sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang pendidikan.
Inservice training diberikan kepada guru yang dipandang perlu meningkatkan
ketrampilan dan pengetahuan mereka, baik dalam kaitan dengan jabatan maupun latar
belakang pendidikan formalnya.

Pengembangan profesionalisme guru dapat dibagi dua, yaitu pendidikan pra-jabatan (


pre-service training ), dan pendidikan dalam jabatan ( in-service training ). Pendidikan
dalam jabatan atau in-service bertujuan untuk memberikan bekal kepada guru dalam
bidang-bidang yang diperlukan, seperti academic writing.

Dalam pengembangan keprofesionalan seorang guru inservice training, dan upgrading


merupakan salah satu startegi yang diperlukan untuk mencapai suatu kriteria sesuai
standar yang dittetapkan. In-service training juga memiliki hubungan langsung dengan
kesejahtraan guru, yang dapat mempengaruhi kinerja guru, semangat pengabdiannya, dan
upaya mengembangkan profesionalismenya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan In-service training, dan upgrading

2. Mengapa perlu in-service dan upgrading dalam pendidikan ?

3. Berapa besar pengaruh inservice-training dan upgrading terhadap kinerja guru?

4. Apa manfaat inservice-training dan upgrading bagi guru dan lembaga


pendidikan?

i
C. Tujuan

1. untuk mengetahui apa itu In-service training dan upgrading

2. untuk mengetahui pentingnya in-service dan upgrading dalam pendidikan

3. untuk mengetahui peran dari in-service dan upgrading terhadap kinerja guru

4. untuk mengetahui manfaat dari adannya in-service dan upgrading terhadap guru
dan lembaga pendidikan

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Model – Model Inservice dan Upgrading Profesional Guru

1. Pengertian Inservice Training

Inservice-training dalam bahasa Indonesia sering disebut pendidikan dalam jabatan.


Istilah lain yang juga dipergunakan ialah Upgrading atau penataran dan inservice
education yang pada dasarnya mempunyai maksud yang sama. Inservice-training
diberikan kepada guru-guru yang dipandang perlu meningkatkan
ketrampilan/pengetahuannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya
dibidang pendidikan.

Seorang guru pada dasarnya sudah dipersiapkan melalui lembaga pendidikan guru
sebelum terjun kedalam jabatannya. Pendidikan persiapan itu disebut pre-service
education sebagaiman penulis paparkan di atas. Diantara mereka banyak yang sudah
cukup lama meninggalkan pre-service education dan bertugas dilingkungan yang tidak
memungkinkan untuk mengikuti berbagai perkembangan dan kemajuan. Disamping itu
banyak pula mereka yang memang tidak berusaha untuk berkembang didalam
meningkatkan kemampuan sebagai guru/pendidik dan tenggelam dalam kegiatan
mengajar secara rutin. Untuk mengejar ketinggalan itu agar guru selalu up to date dalam
menjalankan tugas-tugasnya diperlukan inservice-training secara terarah dan berencana.
Penyusunan program inservice-training dan berusaha mewujudkannya merupakan bagian
dari kegiatan supervisi.

Sejalan dengan uraian diatas inservice-training dapat diartikan sebagai usaha


meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan guru dalam bidang tertentu sesuai dengan
tugasnya, agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas dalam melakukan tugas-
tugas tersebut

Pendidikan pra-jabatan atau “pre-service” merupakan fase mempersiapkan tenaga-


tenaga kependidikan untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan dan
sikap-sikap yang dibutuhkan sebelum bertugas atau berdinas. Misalnya semasa belajar

6
di SPG atau kuliah di IKIP. Setelah mulai bertugas sebagai guru, ia tidak boleh statis
tetapi ia harus dinamis yaitu harus ikut berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu
dan teknologi pada umumnya, khusunya dibidang profesi keguruan atau kependidikan. Ia
harus berkembang sambil menunaikan tugasnya. Untuk mengembangkan profesi atau
kecakapan dalam masa jabatannya ini diperlukan pendidikan atau latihan “inservice”.

Pendidikan “Inservice” (dalam jabatan) atau latihan-latihan semasa berdinas,


dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengembangkan secara kontinu pengetahuan,
ketrampilan-ketrampilan dan sikap-sikap para guru dan tenaga-tenaga kependidikan
lainnya guna mengefektifkan dan mengefesiensikan pekerjaan/jabatannya. Program
pendidikan atau latihan tersebut dapat diselenggarakan secara formal oleh pemerintah,
berupa penataran-penataran atau lokakarya-lokakarnya baik secara lisan atau tertulis,
dapat pula diselenggarakan secara informal oleh yang berkepentingan baik secara
individual, maupun secara berkelompok.

Menurut gagasan supervisi modern, inservice-training atau pendidikan dalam


jabatan merupakan bagian yang integral dari program supervisi yang harus
diselenggarakan oleh sekolah-sekolah setempat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
sendiri dan memecahkan persoalan-persoalan sehari-hari yang menghendaki pemecahan
segera. Program inservice-training atau refreshing ini dipimpin oleh pengawas setempat
sendiri atau dengan bantuan para ahli dalam lapangan pendidikan.

Program inservice-training dapat melingkupi berbagai kegiatan seperti mengadakan


kursus, aplikasi, ceramah-ceramah, workshop, seminar-seminar, mempelajari kurikulum,
survai masyarakat, demonstrasi-demonstrasi mengajar menurut metode-metode baru,
fieldtrip, kunjungan-kunjungan ke sekolah-sekolah diluar daerah, dan persiapan-
persiapan khusus untuk tugas-tugas baru.

Kepemimpinan dalam perencanaan program-program inservice-training termasuk


tanggung jawab para pejabat supervisi. Akan tetapi, perencanaannya sendiri dijalankan
secara kerja sama dengan guru-guru.

7
Demikianlah jika kita simpulkan, inservice-training ialah segala kegiatan yang diberikan
dan diterima oleh para petugas pendidikan (pengawas, kepala sekolah, penilik sekolah,
guru dsb), yang bertujuan untuk menambah dan mempertinggi mutu pengetahuan,
kecakapan, dan pengalaman guru-guru dalam menjalankan tugas kewajibannya.

Menurut gagasan supervisi modern, inservice-training atau pendidikan dalam jabatan


harus diselenggarakan oleh sekolah-sekolah setempat untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan sendiri dan memecahkan persoalan-persoalan sehari-hari yang menghendaki
pemecahan segera. Program inservice-training atau refreshing ini dipimpin oleh
pengawas setempat sendiri atau dengan bantuan para ahli dalam lapangan pendidikan.
Program inservice-training dapat melingkupi herbagai kegiatan seperti:
1. Kursus
2. Aplikasi
3. Ceramah-ceramah
4. Workshop
5. Seminar-seminar
6. Mempelajari Kurikulum
7. Survai masyarakat
8. Demonstrasi demonstrasi
9. Fieldtrip
10. Kunjungan ke sekolah-sekolah di luar daerah

Kepemimpinan dalam perencanaan program-program inservice-training termasuk


tanggung jawab para pejabat supervisi. Akan tetapi, perencanaannya sendiri dijalankan
secara kerja sama dengan guru-guru.

Jika disimpulkan, inservice-training ialah segala kegiatan yang diberikan dan diterima
oleh para petugas pendidikan (pengawas, kepala sekolah, penilik sekolah, guru dsb), vang
bertujuan untuk menambah dan mempertinggi mutu pengetahuan, kecakapan, dan
pengalaman guru-guru dalam menjalankan tugas kewajihannya.

8
2. Pengertian Upgrading

Pengertian upgrading (penataran) sebenarnya tidak berbeda jauh dengan inservice-


training. Upgrading ialah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk meninggikan
atau meningkatkan taraf ilmu pengetahuan dan kecakapan para pegawai, guru-guru, atau
petugas pendidikan lainnya, sehingga dengan demikian keahliannya bertambah
luas dan mendalam.

Perbedaannya yang agak jelas antara inservice-training dan Upgrading ialah,


Upgrading lebih memilki cifil-efect pada pekerjaan atau jabatan pegawai yang di upgrade.
Umpamanya: dapat menjadikan pegawai yang tidak berwenang menjadi berwenang,
berlaku untuk kenaikan tingkat atau jabatan, dan mempertinggi
pengetahuan dan keahlian.

Dilihat dari luasnya pengertian yang terkandung didalamnya, inservice-training


mengandung pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan upgrading.Upgrading
termasuk kedalam pengertian inservice-training. Kegiatan-kegiatan lain yang juga dapat
dimasukkan kedalam pengertian inservice-training antara lain ialah refreshing,
staftraining, workshop (sanggar kerja), seminar, rapat kerja, konferensi kerja dsb.

Contoh upgrading yang biasa berlaku di kalangan guru-guru dan petugas-petugas


lainnya antara lain : memberi kesempatan kepada guru-guru SD yang berijazah SGB atau
yang sederajat untuk mengikuti SGA/SPG; memberi kesempatan atau tugas belajar
kepada guru-guru SLP yang berijazah SGA/SPG atau yang sederajat untuk mengikuti
kursus PGSLP atau mengikuti kuliah di IKIP sehingga menjadi guru yang berwenang
mengajar di SLP; memberi kesempatan atau tugas belajar kepada guru-guru SLA yang
berijazah BI/sarjana muda, untuk mengikuti kuliah guna mencapai tingkat sarjana;
memberi kesempatan kepada pegawai administrasi (tata usaha) yang memilki ijazah SLP
untuk mengikuti KPAA (Kursus Pegawai administrasi Tingkat Atas), dan sebagainya.

Inservice-training dan Upgrading keduannya merupakan fungsi-fungsi kepemimpinan


dan supervisi pendidikan modern, yang mulai mendapat perhatian di kalangan pendidikan
dan pengajran di negeri kita.

9
B. Perlunya Inservice Training dan Upgrading Dalam Pendidikan

Persiapan calon-calon guru selama di sekolah guru –baik ia dari sekolah SGB, SGA/SPG,
maupun dari FKIP atau IKIP-belumlah merupakan persiapan-persiapan yang cukup
lengkap jika ditinjau dari tugas kewajibannya sebagai pendidik yang sangat luas setelah
keluar dari sekolah itu. Persiapan-persiapan yang diterima di sekolah guru, waktu dan
luasnya sangat terbatas; juga sebagian besar merupakan persiapan yang bersifat teoritis.
Pengalaman-pengalaman praktek yang diterimanya dari latihan-latihan praktek mengajar
sangat terbatas dan dalam waktu yang tidak lama, belum merupakan pengalaman yang
cukup bermutu untuk memenuhi tugas-tugas dan tanggung jawabnya setelah keluar dari
sekolah guru. Banyak hal yang harus diperbuat dan dilakukan oleh guru yang belum
sempat atau tidak dipelajarinya di sekolah guru.

Ini semua merupakan motif-motif yang mendorong keharusan adanya pendidikan


tambahan bagi guru-guru muda di sekolah-sekolah tempat mereka bekerja jika mereka
hendak menjadi guru yang cakap. Demikian pula guru-guru yang lebih tua sama-sama
perlu akan pendidikan dalam jabatan itu, yang disebut dengan inservice-training.

Sebab-sebab perlunya inservice-training, disamping pendidikan persiapan (pre-service


training) yang kurang mencukupi, juga banyak guru yang banyak guru yang telah keluar
dari sekolah guru tidak pernah atau tidak dapat menambah pengetahuan mereka sehingga
menyebabkan cara kerja mereka yang tidak berubah-ubah, itu-itu saja dan begitu-begitu
saja tiap tahun selama belasan tahun mereka bekerja. Mereka tidak mengetahui dan tidak
dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakat dan negara.

Sebab lain mengenai perlunya inservice-training atau Upgrading ialah suatu kenyataan
bahwa karena kebutuhan yang sangat mendesak, pemerintah mengangkat guru-guru yang
tidak dipersiapkan untuk menjadi guru sebelumnya, baik sebagai guru SD maupun
sebagai guru SLP atau SLA. Bagi mereka ini inservice-training atau Upgrading
mutlak diperlukan.

10
Sebab yang lain lagi ialah adanya program dan kurikulum sekolah yang harus selalu
berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, masyarakat
dan kebudayaan. Untuk dapat mengimbangi perkembangan itu, pengetahuan dan cara
bekerja guru-guru harus berkembang pula.

C. Pengaruh Program Inservice Training Terhadap Peningkatan


Profesionalisme Guru

Guru profesional adalah semua orang yang mempunyai kewenangan serta


mempunyai tanggung jawab terhadap pendidikan siswa, baik individual atau klasikal. Hal
ini berarti bahwa guru, harus memiliki minimal dasar kompetensi sebagai bentuk
wewenang dan kemampuan di dalam menjalankan tugas- tugasnya.

Kompetensi guru adalah suatu keahlian yang wajib dipunyai oleh guru, baik dari
kemampuan segi pengetahuan, kemampuan dari segi keterampilan dan tanggung jawab
pada murid-murid yang di didiknya, sehingga dalam menjalankan tugasnya sebagai
seorang pendidik bisa berjalan dengan baik.

Dalam penelitian Arwildayanto (2022) bahwa inservice education memberikan pengaruh


terhadap profesionalisme dan kepemimpinan guru baik secara langsung maupun tidak
langsung. Komponen dari inservice education yang terdiri dari berbagai jenis diklat,
teknik diklat dan materi diklat yang diikuti guru langsung maupun tidak langsung secara
signifikan berpengaruh positif terhadap profesionalisme melalui kepemimpinan guru
semakin baik dan banyak mengikuti diklat amaka akan semakin baik pula kompetensi
guru tersebut. Kompetensi guru dipengaruhi oleh inservice itu sendiri dikarenakan guru
dalam menjalankan tugas dipandang perlu untuk mengikuti berbagai diklat. Dimana
berbagai Diklat yang diikuti guru dalam jabatans dipandang dapat memotivasi guru
meningkatkan profesionalismenya dalam menjalankan (Arwildayanto 2022).

Pada saat yang sama, kepemimpinan dapat mendorong guru lain untuk meningkatkan
keterampilan kerja mereka, kemampuan mereka untuk menangani stres, frustrasi, dan
konflik, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan. Mereka juga dapat
memberikan informasi tentang bagaimana program dapat digunakan oleh para guru untuk

11
meningkatkan pengetahuan teknis dan intelektual mereka, termasuk mengurangi
ketakutan mereka akan tugas sekolah yang baru. Berjangka (Sobri, A. Y. 2013). Kegiatan
inservice training itu, juga selaras dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 7 ayat (2) menegaskan bahwa
Dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai-nilai agama dan budaya,
kemajemukan bangsa, kode etik profesi, dan pengembangan diri secara demokratis, adil,
tidak diskriminatif, dan berkelanjutan, pengembangan profesi guru juga dikenal sebagai
pemberdayaan profesi dosen tercapai.

Dalam literature lain dikatakan perkembangan yang demikian pesatnya mutu pendidikan
menjadi prioritas utama dalam menyimak setiap perubahan, sehingga secara langsung
atau tidak langsung profesionalisme guru sedang teruji. Orang bijak menyatakan
pendidikan itu adalah perhiasan di waktu senang dan tempat berlindung di waktu susah.
Untuk meningkatkan profesionalisme guru dibutuhkan peran serta semua pihak untuk
saling memberikan keteladanan sehingga guru yang belum profesional menjadi
profesional dan yang sudah profesional menjadi lebih profesional.

Mengingat guru merupakan salah satu faktor penting dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan maka pemerintah perlu memperhatikan peningkatan kompetensi dengan terus
memberikan bimbingan-bimbingan untuk guru agar profesionalisme guru semakin
meningkat..

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan profesionalisme guru
dalam menjalankan tugasnya yaitu melalui program in service training atau In service
training karena program In service training dapat memotivasi guru untuk meningkatkan
profesionalismenya dalam menjalanan tugasnya.

Pendidikan nasional dewasa ini sedang dihadapkan pada empat krisis pokok, yang
berkaitan dengan kuantitas, relevansi atau efisiensi eksternal, dan manajemen. Lebih
lanjut harapan perbaikan pendidikan belum bisa kita rasakan. Terbukti dari hasil
komporasi Internasional, Indonesia justru menduduki peringkat yang sangat rendah dan
cenderung menurun.

12
Berkaitan dengan kebijaksanaan pembangunan nasional yang berfokus pada
pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), Maka kualifikasi sumberdaya manusia
yang perlu dimiliki dan cocok dengan kebutuhan dimasa datang adalah:

1. Sumber daya manusia yang memiliki sikap mandiri dalam melaksanakan tugas
dan kooperatif dalam memberikan kontribusi kepada pencapaian tujuan

2. Menguasai IPTEK yang relevan dengan jenis ragam kondisi fisik sosial ekonomi
dan budaya Indonesia, dan cocok dalam menghadapi IPTEK

3. Mampu belajar cepat dan beradaptasi dengan perkembangan IPTEK

4. Profesional sesuai dengan bidang study dan strata pendidikan yang ditekuni
ditandai dengan pengetahuan dasar memadai, kemampuan dan keterampilan
menangani permasalahan teknis administratif dan bertanggung jawab serta
berprilaku sesuai etika standar yang berlaku.

5. Komunikatif dalam menyampaikan gagasan dan hasil kerjanya kepada orang


lain dalam kaitan hubungan antar sesama, kepada bawahan dan kepadau atasan.

6. Inovatif dan kreatif dalam mencari dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan.

7. Kompetitif dalam menghadapi persaingan baik pada tingkat lokal, nasional


maupun regional.

8. Berjiwa kewirausahaan sehingga tidak saja mencari kerja tetapi juga dapat
menciptakan lapangan pekerjaan.

Program in service training juga dapat dikatakan sebagai program pengembangan


karyawan, yang mana program tersebut dapat dilaksanakan secara formal maupun
informal.

1. Secara formal, yaitu karyawan ditugaskan oleh lembaga mengikuti pendidikan dan
latihan, baik yang dilakukan lembaga sekolah itu sendiri maupun oleh lembaga
pendidikan/pelatihan, karena tuntutan pekerjaan untuk saat ini atau masa datang.

13
2. pengembangan secara informal, yaitu karyawan atas keinginan dan usaha sendiri
melatih dan mengembangkan dirinya dengan mempelajari buku-buku literatur yang
berhubungan dengan pekerjaan atau jabatannya.

Agar pelatihan berjalan dengan sukses, sebelum mengadakan pelatihan, lembaga perlu
melakukan beberapa langkah berikut:

1. Menganalisis kebutuhan pelatihan organisasi, yang sering disebut need analysis


atau need assessment.

2. Menentukan sasaran dan materi program pelatihan.

3. Menentukan metode pelatihan dan prinsip-prinsip belajar yang digunakan.

4. Mengevaluasi program.

Tentu hal ini berangkat dari guru yang bersangkutan dalam artian lembaga sekolah
mengusahakan agar para guru mendapatkan kesempatan untuk belajar yang lebih baik,
tentunya tidak hanya sebatas menjadikan pelatihan, pelatihan dan seminar tetapi perlu
dipikirkan bagaimana format suatu kegiatan agar menjadi lebih efektif.

Guru harus didorong untuk meningkatkan pengetahuannya tentang perkembangan


masalah-masalah pendidikan, untuk menghindari kemungkinan bahwa guru akan
ketinggalan dari kemajuan-kumajuan dibidang pendidikan. Karena itu guru wajib
memperbarui dan meningkatkan pendidikannya untuk mempertinggi taraf
keprofesionalnya.

D. Manfaat Inservice Dan Upgrading Bagi Guru

1. Keuntungan dan Manfaat bagi guru

a) meningkatkan kemampuan guru dalam menyelesaikan berbagai masalah yang


dihadapi.

b) memberikan dorongan guru untuk terus meningkatkan kemampuan kerjanya.

14
c) meningkatan kemampuan guru untuk mengatasi stres, frustasi dan konflik yang
nantinya bisa memperbesar rasa percaya pada diri sendiri.

d) menambahkan informasi tentang berbagai program yang dapat dimanfaatkan


oleh para pegawai dalam rangka menambah pengetahuan baik pengetahuan
secara teknik maupun intelektual.

e) eserta mengurangi ketakutan menghadapi tugas baru dimasa depan.


2. Sedangkan keuntungan atau manfaat bagi lembaga pendidikan

a) peningkatan produktivitas kerja organisasi

b) terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan antara lain karena
adanya pendelegasian wewenang dan interaksi yang didasarkan pada sikap
dewasa baik secara teknik maupun intelektual

c) terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat karena
melibatkan seluruh pegawai yang bertanggung jawab

d) meningkatkan kesempatan kerja seluruh tenaga kerja dalam organisasi dalam


komitmen organisasional yang lebih tinggi

e) memperlancar jalannya komunikasi yang efektif yang pada gilirannya


memperlancar proses perumusan kebijaksanan organisasi dan operasionalnya

f) penyelesaian konflik secara fungsional yang dampaknya adalah tumbuh


suburnya rasa persatuan dan suasana kekeluargaan dikalangan anggota
organisasi.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Inservice-training dalam bahasa Indonesia sering disebut pendidikan dalam jabatan.


Istilah lain yang juga dipergunakan ialah Upgrading atau penataran dan inservice
education yang pada dasarnya mempunyai maksud yang sama.

Upgrading ialah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk meninggikan atau
meningkatkan taraf ilmu pengetahuan dan kecakapan para pegawai, guru-guru, atau
petugas pendidikan lainnya, sehingga dengan demikian keahliannya bertambah luas dan
mendalam.

Didalam pendidikan memerlukan inservice-training dan juga upgrading dikarekanan


program dan kurikulum sekolah yang harus selalu berubah dan berkembang sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, masyarakat dan kebudayaan, dan juga masih
ada sebab lainnya. Dalam program inservice-training menjadikan seorang tenaga
pendidik lebih memiliki peningkatan profesionalismenya terhadap lingkungan
pengajarannya nantinya. Dari Pelaksanaan program in service training dan juga
upgrading ini juga memberikan keuntungan atau manfaat baik bagi pegawai (guru)
maupun bagi lembaga pendidikan itu sendiri.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://nuhainstant.blogspot.com/2011/08/inservice-training-and-upgrading.html

https://www.studocu.com/id/document/universitas-tadulako/pendidikan-guru-sekolah-
dasar/makna-inservice-dan-upraging-dalam-pengembangan-keprofesian-seorang-
guru/54198823

17

Anda mungkin juga menyukai