Anda di halaman 1dari 5

Journal of Vocational Health Studies 05 (2021): 12-16

Journal of Vocational Health Studies


www.e-journal.unair.ac.id/index.php/JVHS

DISCREPANCY INR VALUE (INTERNATIONAL NORMALIZED


RATIO) IN OPTICAL AND ELECTROMECHANICAL METHOD
PERBEDAAN NILAI INR (INTERNATIONAL NORMALIZED RATIO) METODE Research Report
FOTO OPTIK DAN METODE ELEKTROMEKANIK Penelitian

Putri Adelia Y. 1* , Paulus B. Notopuro 2


1
Student of Medical Technology Laboratory, Department of Health, Faculty of Vocational Studies,
Universitas Airlangga, Surabaya-Indonesia.
2
Department of Clinical Pathology, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga, Surabaya-Indonesia.

A B S T R A C T ART ICL E INF O


Background: INR examination services at laboratories in hospitals and clinics use different Received 08 June 2020
methods and tools therefore can the results of the INR examination are different. Purpose: Revised 19 April 2021
To determine whether there are differences in the INR value between using the photo-optic Accepted 08 June 2021
method and electromechanical method. Method: This study used a citrate blood sample with Online 31 July 2021
a ratio of blood and anticoagulant 9: 1 and used the Sysmex CA-600 device for the photo-
optic method and used the thrombostat device for the electromechanical method. The sample Correspondence:
consisted of 32 samples, namely 10 treatment samples to be analyzed and 22 normal samples. Putri Adelia
Using SPSS 25.0 to test data that was tested for normality test and in a different test. Result: The E-mail :
result of INR with the electromechanical method was significantly longer than INR with the putriadeliay22@gmail.com
photo-optic method. In the hemolytic sample, the result was significantly higher than the INR
result with normal samples. Conclusion: There are significant differences between results of the Keywords:
INR value using photo-optic and electromechanical due to the difference in the detection INR value, Photo-optic method,
principle between the two methods. Electromechanical method

AB S TRA K

Latar belakang: Layanan pemeriksaan INR pada laboratorium di rumah sakit dan klinik
menggunakan metode dan alat yang berbeda sehingga hasil pemeriksaan INR berbeda.
Tujuan: Untuk mengetahui adakah perbedaan hasil nilai INR antara menggunakan metode
foto-optik maupun metode elektromekanik. Metode: Penelitian ini menggunakan sampel
darah sitrat dengan perbandingan darah dan antikoagulan 9:1 serta alat Sysmex CA-600
untuk metode foto-optik dan alat trombostat untuk metode elektromekanik. Sampel terdiri
dari 32 sampel yakni 10 sampel dilisiskan dan 22 sampel normal. Menggunakan SPSS 25.0
untuk menguji data yang diuji normalitas dan diuji beda. Hasil: Hasil nilai INR menggunakan
metode elektromekanik adalah memanjang secara signifikan dibandingkan dengan hasil
INR menggunakan metode foto-optik. Pada sampel hemolisis menunjukkan hasil yang
lebih tinggi dibandingkan dengan sampel normal. Kesimpulan: Antara hasil nilai INR yang Kata kunci:
menggunakan metode foto-optik dan metode elektromekanik terdapat perbedaan yang Nilai INR, Metode foto-optik,
bermakna dikarenakan prinsip deteksi kedua metode yang berbeda. Metode elektromekanik

Journal of Vocational Health Studies p-ISSN: 2580–7161; e-ISSN: 2580–717x


DOI: 10.20473/jvhs.V5.I1.2021.12-16
Copyright © Journal of Vocational Health Studies. Open access under Creative Commons Attribution-Non Commercial-Share A like 4.0
International Licence (CC-BY-NC-SA)
13 Putri Adelia Y. et al. | Journal of Vocational Health Studies 05 (2021): 12-16

PENDAHULUAN 200 µl akuades pada tabung vakum sampel sitrat.


Kemudian sampel dikocok kuat lalu disentrifuge selama
INR (International Normalized Ratio) sebagai 15 menit dengan kecepatan 3500 rpm. Sampel yang
pedoman dalam melakukan terapi antikoagulan dan didapat, dilakukan pemeriksaan INR menggunakan
sering digunakan untuk pengukuran masa protrombin. alat Sysmex CA-600 Series untuk metode foto-optik
Sampel plasma nitrat digunakan dalam pemeriksaan dan menggunakan alat trombostat untuk metode
INR, agar hasil pemeriksaan laboratorium valid. Menurut elektromekanik.
pemaparan McPherson and Pincus (2011) bahwa Pemeriksaan INR menggunakan metode foto-optik
terdapat beberapa alasan penyebab hasil pemeriksaan dengan alat Sysmex CA-600 Series, dilakukan dengan
tidak valid karena menggunakan sampel tidak layak meletakkan plasma dengan antikoagulan sodium sitrat
antara lain untuk tes hematologi dan koagulasi yang pada rak sampel dengan posisi tutup tabung dilepas.
disebabkan sampel membeku dan tes hemolisis, Rak sampel diletakkan pada tray kemudian klik order
koagulasi, lipemia dan ikterus pada plasma dan serum lalu order entry dan masukkan sampel ID pasien. Pilih
yang disebabkan volume sampel tidak mencukupi pemeriksaan INR klik panah bawah untuk pasien
sehingga mengakibatkan terjadinya interferensi berikutnya kemudian klik “OK”.
pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan INR menggunakan metode
Layanan pemeriksaan INR telah tersedia di elektromekanik dengan alat trombostat, dilakukan
beberapa laboratorium pada rumah sakit dan klinik dengan menambahkan stirr ball pada kuvet. Selama
namun berbeda dalam hal penggunan metode dan 50 detik, inkubasi 50 µl sampel pada suhu ruang dan
alat. Alat semi-otomatis masih banyak digunakan pada ditambahkan 100 µl reagen thromboplastin lalu inkubasi
laboratorium klinik sedangkah pada laboratorium pada suhu 37°C kemudian klik “Start”. Selanjutnya
rumah sakit telah menggunakan alat otomatis. mencatat waktu pembekuan data, hasil pemeriksaan
Keuntungan menggunakan alat otomatis pada analisis menggunakan metode foto-optik dibandingkan
koagulasi adalah dapat memproses banyak sampel dengan hasil pemeriksaan menggunakan metode
secara bersamaan sehingga dapat mengurangi tenaga elektromekanik, kemudian analisis menggunakan
laboran dalam melakukan tugas dan meminimalisir program SPSS 25.0 dengan melakukan uji normalitas
gangguan manual. dan uji beda. Data yang didapat, terdistribusi
Mengenai keunggulan metode foto-optik dan tidak normal sehingga dilanjutkan analisis statistik
metode elektromekanik, beberapa studi dan penelitian menggunakan uji Wilcoxon dengan taraf signifikansi
telah membandingkan kedua metode tersebut. (p-value) yang digunakan adalah 0,05.
Menurut Dorn-Beineke et al. (2005) menunjukkan bahwa
metode eletromekanik memiliki keunggulan yakni
tidak terpengaruh oleh sampel keruh dalam sampel HASIL
ikterik dan hemolitik serta kasus lipemik. Sedangkan
pada studi lain, menunjukkan bahwa metode foto-optik Sampel yang diperiksa sebanyak 32 sampel
memiliki keunggulan pada kasus disfibrinogenemia merupakan sampel acak dari pasien yang memeriksakan
oleh mutasi familial secara klinis (Lefkowitz et al., 2020) INR di RSU Haji. Untuk mengetahui apakah data
dan pada indikasi pasien sepsis yang mencurigakan terdistribusi normal atau tidak, maka data pemeriksaan
terhadap bentuk gelombang bifasik (Toh et al., 2003). diuji normalitas metode Lilliefors kemudian diuji beda
Wilcoxon untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
data hasil antara metode foto-optik dan metode
MATERIAL DAN METODE elektromekanik.
Tabel 1, menunjukkan hasil uji normalitas pada
Penelitian dilakukan dengan cara pengambilan 22 sampel normal menggunakan metode foto-optik
data hasil INR, dengan pemeriksaan menggunakan dan metode elektromekanik. Hasil pemeriksaan
metode foto-optik di RSU Haji Surabaya dan INR menggunakan metode foto-optik didapatkan
menggunakan metode elektromekanik di Laboratorium signifikansi (p-value) sebesar 0.002. Diketahui bahwa
Ultra Medica pada 10 Februari – 05 Maret 2020. Sampel nilai signifikansi <0.05, artinya data hasil pemeriksaan
yang digunakan untuk penelitian yaitu sampel darah INR menggunakan metode foto-optik berdistribusi
pasien yang melakukan pemeriksaan INR di RSU Haji tidak normal. Sedangkah hasil pemeriksaan INR
dari segala umur dan jenis kelamin tidak ditentukan. menggunakan metode elektromekanik didapatkan nilai
Sampel menggunakan darah dengan antikoagulan signifikansi (p-value) sebesar 0.468. Diketahui bahwa
natrium sitrat 3,2% dengan perbandingan darah dan nilai signifikansi >0.05, artinya data hasil pemeriksaan
antikoagulan 9:1. Jumlah sampel yang diteliti yaitu 32 INR menggunakan metode elektromekanik berdistribusi
sampel, 10 sampel dilisiskan dan 22 sampel normal. normal.
Sampel hemolisis didapatkan dengan menambahkan
Putri Adelia Y. et al. | Journal of Vocational Health Studies 05 (2021): 12-16 14

Tabel 1. Hasil uji normalitas pada 22 sampel normal

Tests of normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Metode
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Metode foto-optik .216 22 .009 .835 22 .002
Metode elektromekanik .134 22 .200* .959 22 .468
*. This is a lower bound of the true significance
a. Lilliefors Significance Correction

Tabel 2. Hasil uji normalitas pada 10 sampel hemolisis

Tests of normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Metode
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Metode foto-optik .320 10 .004 .773 10 .007
Metode elektromekanik .195 10 .200* .916 10 .325
*. This is a lower bound of the true significance
a. Lilliefors Significance Correction

Tabel 3. Hasil uji Wilcoxon pada 22 sampel normal

Test Statisticsa

Z Elektromekanik – Foto optik


-4.107b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon signed ranks test
b. Based on negative ranks

Tabel 4. Hasil uji Wilcoxon pada 10 sampel hemolisis

Test Statisticsa

Z Elektromekanik – Foto optik


-2.805b
Asymp. Sig. (2-tailed) .005

Pada hasil uji normalitas 10 sampel hemolisis Keduanya memperoleh nilai signifikansi <0.05 sehingga
yang disajikan melalui Tabel 2, hasil pemeriksaan keputusan hipotesis yakni menerima H1 atau terdapat
INR menggunakan metode foto-optik didapatkan perbedaan yang bermakna antara metode foto-optik
nilai signifikansi sebesar 0.007. Diketahui bahwa nilai dengan metode elektromekanik pada sampel normal
signifikansi <0.05, artinya data hasil pemeriksaan maupun hemolisis.
INR menggunakan metode foto-optik berdistribusi
tidak normal. Sedangkan pada hasil pemeriksaan INR
menggunakan metode elektromekanik, didapatkan PEMBAHASAN
nilai signifikansi sebesar 0.325. Diketahui bahwa nilai
signifikansi >0.05, artinya data hasil pemeriksaan INR Metode manual, metode foto-optik dan metode
menggunakan metode elektromekanik berdistribusi elektromekanik dapat digunakan pada pemeriksaan
normal. INR. Metode manual sudah lama ditinggalkan karena
Adapun hasil uji Wilcoxon sampel normal yang memiliki nilai bias individu yang besar. Metode foto-
disajikan melalui Tabel 3 dan Tabel 4, diperoleh nilai optik dan metode elektromekanik merupakan dua
signifikansi sebesar 0.000 sedangkan pada sampel metode yang dapat diterapkan dalam penggunaan alat
hemolisis diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.005. otomatis saat pemeriksaan INR. Menurut Bai et al., (2008)
15 Putri Adelia Y. et al. | Journal of Vocational Health Studies 05 (2021): 12-16

terdapat perbedaan terhadap kedua metode tersebut Fosfolipid merupakan agen thrombogenik yang dapat
berdasarkan deteksi bekuan optik dan mekanik. Selama menyebabkan aktivasi koagulasi, sehingga fosfolipid
proses koagulasi, metode foto-optik yang memiliki pada plasma sampel hemolisis akan bersaing dengan
fotodioda menerima perubahan intensitas cahaya reagen thromboplastin dalam pengaktifan FVII menjadi
kemudian akan mendeteksi perubahan kekeruhan FVIIa. Pada pasien yang melakukan terapi heparin, pada
plasma. Sedangkan metode elektromekanik, saat sampel hemolisis, selain pecahnya sel darah merah
terbentuk gumpalan maka helai fibrin akan terbentuk juga pecahnya trombosit. Pecahnya trombosit dapat
sehingga gerakan bola dapat diubah dan dideteksi oleh melepaskan FIV (Faktor 4) yang dapat menetralkan
sensor magnetik. Hal ini sesuai prinsip elektromekanik fungsi heparin, sehingga akan memperpendek waktu
yakni melibatkan pergerakan bola stainless pada pembekuan (Laga et al., 2006). Kekurangan metode
kuvet seiring peningkatan viskositas plasma akibat elektromekanik yaitu adanya kemungkinan kesalahan
penambahan reagen menggunakan sensor magnetik dari petugas laboratorium pada saat pemipetan atau
yang membutuhkan waktu dalam hitungan detik peletakan kuvet yang tidak tepat.
hingga titik akhir koagulasi. Dari penjelasan tersebut, Berdasarkan hasil uji beda pada sampel normal
menghasilkan tes akhir relatif rendah atau nol karena didapatkan nilai 0.000 yang berarti terdapat perbedaan
kemungkinan kekeruhan plasma mempengaruhi. bermakna antara kedua metode. Hal tersebut
Pemeriksaan INR menggunakan metode foto-optik dapat diakibatkan karena hasil INR pada metode
dilakukan menggunakan alat Sysmex CA- 600 Series. elektromekanik yang memanjang (penundaan sampel).
Kelebihan yang diperoleh adalah meringankan petugas Salah satu faktor penyebabnya yaitu adanya jeda pada
laboratorium apabila terdapat banyak sampel untuk pemeriksaan dengan metode elektromekanik. Pada hasil
pemeriksaan INR sedangkah kekurangannya terdapat uji beda sampel hemolisis, didapatkan nilai 0.005. Hasil
pada sampel rusak seperti hemolisis yang menyebabkan ini lebih besar dari pada hasil dengan sampel normal
eritrosit plasma berwarna merah. Menurut Howanitz pada kedua metode. Hal ini menunjukkan sampel
et al. (2015) perubahan warna pada serum dapat hemolisis dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan pada
menganggu pengukuran panjang gelombang dan metode foto- optik maupun metode elektromekanik.
pembauran cahaya yang disebabkan oleh substansi- Menurut Sukorini dkk. (2010) terdapat beberapa
substansi pengganggu sehingga menyebabkan faktor yang mempengaruhi presisi atau ketelitian
gangguan kromoforik pada analisa fotometri. pemeriksaan yakni metode pemeriksaan, alat, kadar
Pemeriksaan INR menggunakan metode bahan yang diperiksa atau volume, tenaga pemeriksa
elektromekanik dilakukan dengan alat trombostat. Alat dan waktu pengulangan. Faktor lainnya yaitu adanya
ini termasuk alat semi-otomatis. Kelebihan pada metode penundaan pemeriksaan darah sitrat sehingga harus
elektromekanik adalah tidak terpengaruh oleh sampel segera dilakukan pemeriksaan selambat-lambatnya 2
rusak karena tidak bergantung pada intensitas cahaya. jam setelah pengambilan. Mulai waktu koleksi sampel
Fakta dari penelitian jurnal yang meneliti efek sampel hingga pemeriksaan yang dilakukan dengan metode
rusak pada alat elektromekanik adalah pada sampel foto-optik. Setelah itu, sampel didistribusikan menuju
ikterik dan lipemik yang diperiksa tidak memberikan laboratorium untuk diperiksa dengan menggunakan
efek yang signifikan pada pemeriksaan. Berbeda dengan metode elektromekanik. Terdapat kemungkinan sampel
sampel hemolisis yang memberikan efek yang signifikan yang diperiksa melebihi waktu maksimal ideal diperiksa
pada pemeriksaan koagulasi, sehingga sampel lisis yaitu lebih dari dua jam.
harus ditolak. Hal ini disebabkan, pecahnya sel darah Apabila ditinjau dari segi presisi (ketelitian) dan
merah yang akan menyebabkan aktivasi fosfolipid dari akurasi (ketepatan), penggunaan alat otomatis lebih
membran sel sehingga dapat mempercepat reaksi tinggi dari pada alat semi otomatis. Pada metode
koagulasi (Woolley et al., 2016). otomatis pengerjaan efektif dan cepat dan kelebihan
Sel darah merah memiliki membran sel yang lainnya yaitu ketepatan pemipetan volume sampel
terdiri dari tiga komponen besar yaitu dua lapis lipid yang dibutuhkan dibandingkan dengan pemipetan
yang tersusun dari fosfolipid dan kolesterol yang tidak manual pada alat semi otomatis karena pemipetan juga
teresterifikasi, juga protein integral atau protein yang bergantung dengan petugas laboran. Dari pemaparan
melintasi membran dan tertanam di dalam lapisan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa untuk pelayanan
lemak, yang terakhir yaitu sitoskeleton yang fungsinya dengan menggunakan kedua alat tersebut dapat
sebagai penyangga membran sel. Lebih kurang 95% dilakukan dengan melakukan perawatan harian dan
lemak membran tersusun atas fosfolipid dan kolesterol, kalibrasi yang baik.
ini merupakan bagian terbanyak dari penyusun Keterbatasan dari penelitian ini yaitu pada sampel
membran sel (Marchesi et al., 1976). Pada sampel lisis, yang diberi perlakuan (dilisiskan), kadar hemolisis
sel darah merah pecah dan fosfolipid pada membran sel tidak diukur dan hanya sebatas pengamatan visual,
darah merah akan keluar dan terkandung pada plasma. sehingga peneliti tidak tahu derajat hemolisisnya. Perlu
Putri Adelia Y. et al. | Journal of Vocational Health Studies 05 (2021): 12-16 16

ditambahkan pengukuran Hb plasma (Hb bebas) untuk Howanitz, P.J., Lehman, C.M., Jones, B.A., Meier, F.A.,
menyeragamkan derajat hemolisisnya. Berdasarkan Horowitz, G.L., 2015. Clinical Laboratory Quality
hasil penelitian yang telah dilakukan, dengan jumlah Practices When Hemolysis Occurs. Arch. Pathol.
32 sampel pasien di Rumah Sakit Umum Haji yakni 22 Lab. Med. 139, 901–906.
dengan sampel normal dan 10 sampel yang telah diberi Laga, A.C., Cheves, T.A., Sweeney, J.D., 2006. The Effect
perlakuan (dilisiskan) dan diperiksa dengan dua metode of Sample Hemolysis on Coagulation Test Results.
yaitu metode foto-optik dan metode elektromekanik. Am. J. Clin. Pathol. 126, 748–755.
Keduanya mendapat nilai kurang dari taraf signifikansi Lefkowitz, J.B., DeBoom, T., Weller, A., Clarke, S.,
yaitu 0.05 yang berarti pada sampel normal maupun Lavrinets, D., 2020. Fibrinogen Longmont: A
sampel lisis terdapat perbedaan nilai yang berarti Dysfibrinogenemia that Causes Prolonged Clot‐
pada pemeriksaan INR metode foto-optik dan metode based Test Results Only When Using An Optical
elektromekanik. Detection Method. Am. J. Hematol. 63, 149–155.
Marchesi, V.T., Furthmayr, H., Tomita, M., 1976. The Red
Cell Membrane. Annu. Rev. Biochem. 45, 667–698.
KESIMPULAN McPherson, R., Pincus, M., 2011. Henry’s Clinical
Diagnosis and Management by Laboratory
Berdasarkan penelitian hasil pemeriksaan INR yang Methods, 22nd ed. Elsevier Health Sciences.
dilakukan pada sampel darah sitrat dengan metode Sukorini, U., Nugroho, D.K., Rizki, M., Hendriawan, P.J.B.,
foto-optik dan metode elektromekanik diperoleh hasil 2010. Pemantapan Mutu Internal Laboratorium
bahwa antara kedua metode pemeriksaan INR pada Klinik. Kanal Medika dan Alfamedia Citra,
sampel normal maupun hemolisis terdapat perbedaan Laboratorium Yogyakarta.
yang bermakna. Toh, C.H., Ticknor, L.O., Downey, C., Giles, A.R., Paton,
R.C., Wenstone, R., 2003. Early Identification Of
Sepsis And Mortality Risks Through Simple, Rapid
UCAPAN TERIMA KASIH Clotwafeform Analysis. Implications Of Lipoprotein-
Complexed C Reactive Protein Formation. Intensive
Peneliti berterima kasih kepada Departemen Care Med. 29, 55–61.
Patologi Klinik RSU Haji Surabaya yang telah Woolley, A., Golmard, J.-L., Kitchen, S., 2016. Effect Of
meberikan fasilitas penelitian, dosen pembimbing Haemolysis, Icterus And Lipaemia on Coagulation
Paulus Budiono Notopuro, dr., Sp.PK dan segenap Test as Performed on Stago STA-Cmpact Max
keluarga, teman penulis yang telah memberikan Analyser. Int. J. Lab. Hematol. 38, 375–388.
semangat dan motivasi. Penulis menyatakan tidak
ada konflik kepentingan dengan pihak-pihak yeng
terkait dengan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Bai, B., Christie, D.J., Gorman, R.T., Wu, J.R., 2008.


Comprison of Optical and Mechanical Clot
Detection for Routine Coagulation Testing
in A Large Volume Clinical Laboratory. Blood
Coagulation & Fibrinolysis 19, 569–576.
Dorn-Beineke, A., Dempfle, C.-E., Bertsch, T., Wisser, H.,
2005. Evaluation of The Automated Coagulation
Analyzer Sysmex CA-7000. Trombos. Res. 116,
171–179.

Anda mungkin juga menyukai