Anda di halaman 1dari 65

BAGIAN 2

TEKNIK PANTAI - 2

NUR YUWONO
JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN,
1
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
GELOMBANG ANGIN
PEMBANGKITAN GELOMBANG
 Angin yang berhembus di atas permukaan air akan memindah-
kan energinya ke air. Hembusan angin dengan kecepatan
tertentu, akan menimbulkan tegangan pada permukaan laut,
sehingga permukaan air yang semula tenang akan terganggu
dan timbul riak gelombang kecil di atas permukaan air tersebut.
Apabila kecepatan angin bertambah, riak tersebut akan menjadi
semakin besar dan apabila angin bertiup terus akhirnya akan
terbentuk gelombang. Semakin lama dan semakin kuat angin
berhembus, semakin besar gelombang yang akan terbentuk.
 Tinggi dan periode gelombang yang dibangkitkan oleh angin,
dipengaruhi oleh kecepatan angin (U), lama hembus angin (td),
arah angin dan panjang fetch (F). Fetch adalah panjang daerah
pembangkitan gelombang padan arah kecepatan angin tersebut
berhembus.
 Gelombang yang terjadi di daerah pembangkitan disebut gelom-
bang SEA, sedangkan gelombang yang terbentuk tersebut
setelah menjalar keluar daerah pembangkitan disebut
gelombang SWELL. 2
GELOMBANG ANGIN
PEMBANGKITAN GELOMBANG

Short Fully
Developed
Steep
SEAS
SEAS

SEA
SWELL

Panjang
Fetch (L)

Pembentukan gelombang angin


3
GELOMBANG ANGIN
PERAMALAN GELOMBANG
1/ 7
 10 
U1 0 Uz 
 z 

Deep Water Wave Forecasting Curve (Green-Dorrestein, 1976) Coastal Water Wave Forecasting Curve
(Darbyshire-Draper, 1963)
4
GELOMBANG ANGIN
PERAMALAN GELOMBANG UA = 0,71 U1,23

5
GELOMBANG ANGIN
PERAMALAN GELOMBANG

JOHNWAP Spectrum 6
GELOMBANG ANGIN
PEMBANGKITAN GELOMBANG
 Dalam peramalan gelombang dapat dipakai beberapa
grafik yang telah tersedia diberbagai buku literatur.
 Lama hembus ditentukan berdasarkan lama badai
yang terjadi. Berdasarkan hasil studi model distribusi
kecepatan angin pada saat badai di Indonesia
Wilayah Barat (Surya, 2002), Indonesia Wilayah
Tengah (Thambas, 2003) dan Indonesia Wilayah
Timur (Hendri Edi, 2004) dapat disimpulkan bahwa:
 Badai yang terjadi di Indonesia berkisar 8 jam dengan
distribusi kecepatan angin: tiga jam pertama 60 sd 70 %
Umaks, dua jam berikutnya: 100 % Umaks, dan tiga jam
terakhir 60 sd 70 % Umaks.
 Peramalan gelombang dengan distribusi kecepatan tersebut
di atas hasilnya setara dengan peramalan tinggi gelombang
dengan Umaks dengan lama hembus 4 sd 5 jam.
7
GELOMBANG ANGIN
PEMBANGKITAN GELOMBANG

 Untuk peramalan gelombang laut jawa


disarankan untuk menggunakan grafik
Darbyshire-Draper (1963) dengan
menggunakan Td equivalent sbb:
 U = 10 knots : Td eq = 7.0 jam
 U = 15 knots : Td eq = 5.0 jam
 U = 20 knots : Td eq = 4.0 jam
 U = 25 knots : Td eq = 3.5 jam
 U >=30 knots : Td eq = 3.0 jam
8
JAVA SEA WAVE FORECASTING CURVE
Modified Darbyshire-Draper (NYW & Denny, 2013)

KECEPATAN DAN LAMA HEMBUS ANGIN GELOMBANG


U (knots) U (m/s) Td Eq (jam) H (m) T (s)
10 5,0 7,0 0,6 4,0
15 7,5 5,0 0,9 4,6
20 10,0 4,0 1,2 5,2
25 12,5 3,5 1,6 5,8
30 15,0 3,0 2,1 6,3
35 17,5 3,0 2,8 6,8
40 20,0 3,0 3,7 7,3

9
SURVEY ANGIN:

5. Sedimen (Dasar dan Layang)


1. Angin
6. Properti Fisik Air Laut (non
2. Gelombang sedimen)
3. Pasang Surut 7. Rupabumi (Topografi-Batimetri)
4. Arus

Yang diukur adalah kecepatan dan arah angin:


- Biasanya diukur setiap jam

10
Sensor
angin

Kotak
berisi
baterai
kering
dan data
logger

ANEMOMETER
Fungsi:
Pengukuran
kecepatan dan
arah angin.

11
12
Kecepatan Angin (knot)

10
15
20
25

0
5
16/Agust/00

17/Agust/00

18/Agust/00

19/Agust/00

20/Agust/00

21/Agust/00

22/Agust/00

23/Agust/00

24/Agust/00

25/Agust/00

26/Agust/00
Hasil Pengukuran Angin

Waktu Pengukuran
27/Agust/00

28/Agust/00

29/Agust/00

30/Agust/00

31/Agust/00

01/Sep/00
Arah Angin
Kecepatan Angin

02/Sep/00

03/Sep/00
0
90
180
270
360

o
Arah Angin ( )
13
DISTRIBUSI ARAH DAN KECEPATAN ANGIN JAM-JAMAN
1989-1999 Arah Persentase
LOKASI: DENPASAR  <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total
Utara 3.47 0.67 0.01 0.00 0.00 4.15
Timur Laut 1.25 0.27 0.00 0.00 0.00 1.52
Timur 2.32 1.78 0.01 0.00 0.00 4.12
BL U TL Tenggara 2.30 1.00 0.01 0.00 0.00 3.31
Selatan 1.59 0.65 0.02 0.01 0.00 2.27
40% Barat Daya 3.41 2.11 0.26 0.04 0.00 5.82
30% Barat 6.55 17.11 5.18 0.61 0.09 29.53
Barat Laut 4.79 4.75 1.14 0.15 0.02 10.85
20% Berangin = 61.57
10% Tidak Berangin = 20.20
0% Tidak Tercatat = 18.23
Total = 100.00
B T
Kecepatan
angin dalam

DIAGRAM WINDROSE &


TABEL PROSENTASE
DISTRIBUSI ANGIN
BD S TG
Tidak Berangin = 21.18% Tidak Tercatat = 11.52%

Jenis tongkat menunjukkan kecepatan angin dalam knot.


Panjang tongkat menunjukkan persentase kejadian.

< 05 10-15 >20


05-10 15-20
14
GELOMBANG ANGIN
ANALISIS STATISTIK GELOMBANG ANGIN
 Analisis distribusi probabilitas tinggi gelombang (short term
analysis)
 Lama pencatatan 10 sd 30 menit

 Hasil analisis: H100, H33, H10, Hrms

 Analisis spektrum energi gelombang (short term analysis)


 Lama pencatatan 10 sd 30 menit

 Hasil analisis: spektrum energi gelombang

 Analisis distribusi arah gelombang (medium term analysis)


 Data gelombang/angin minimum 1 th, disarankan di atas 5 th

 Hasil analisis: mawar gelombang

 Analisis kala ulang gelombang ekstrem (long term analysis)


 Data gelombang minimum 5 tahun, disarankan di atas 10
tahun.
 Hasil yang didapatkan: (Hs)20th; (Hrms)50th ; (H0,10)100th

15
Gelombang Laut

Gelombang laut bersifat


acak (random)
GELOMBANG ANGIN
DISTRIBUSI PROBABILITAS TINGGI GELOMBANG

2
 Hi


 Keterangan:
2.H i 
p H i   e  H rms  Hrms = tinggi gelombang rerata kuadrat
H rms  2
H33 = tinggi gelombang signifikan (Hs)
Hi = tinggi gelombang yang ditinjau
1 H100 = tinggi gelombang rerata
H rms 
N
 H i2 N = jumlah gelombang
P(Hi) = probabilitas kejadian gelombang Hi
P(H>Hi) = probabilitas tinggi gelombang
 melebihi Hi
H 100  H rms
2
n (%) Hn/H33 Hn/H100
2
 Hi 
 
 1 1,68 2,68
P( H  H i )  1  e  rms 
H
10 1,28 2,03
 Hi 
2 33 1,00 1,60
 
H  50 0,89 1,42
P( H  H i )  e  rms 
100 0,63 1,00 17
GELOMBANG ANGIN
MAWAR GELOMBANG

1. Analisis distribusi gelombang


dilakukan dengan cara
meninjau arah gelombang dan
tinggi gelombang yang terjadi
pada suatu tempat.
2. Arah yang ditinjau biasanya
hanya yang utama saja,
biasanya dengan interval 450
dengan arah: Utara, Timur
Laut, Timur, Tenggara, Selatan,
Barat Daya, Barat dan Barat
Laut.
3. Contoh disamping adalah:
mawar gelombang di perairan
selatan pulau Bali (JICA, 1989) 18
Tabel 1. Kala ulang gelombang versus Y

No. Kala Ulang Y

GELOMBANG ANGIN 1
2
2 tahun
5 tahun
0,3665
1,4999

KALA ULANG GELOMBANG 3


4
10 tahun
15 tahun
2,2502
2,6737
5 20 tahun 2,9702


6 25 tahun 3,1985
 H
H 
7 50 tahun 3,9019
8 100 tahun 4,6001
n Tabel 2.2. Jumlah data versus Yn
n. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9


0 .477 .484 .490

( H  H ) 2 10 .495 .499 .503 .507 .510 .512 .515 .518 .520 .522

H  20 .523 .525 .526 .528 .529 .530 .532 .533 .534 .535

n 1 30 .536 .537 .538 .538 .539 .540 .541 .541 .542 .543

Tabel 2.3. Jumlah data versus n


 H n. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

HT  H  Y  Yn  0 .904 .904 .929

n 10
20
0,949

1,062
0,967

1,069
0,983

1,075
0,997

1,081
1,009

1,086
1,020

1,091
1,031

1,096
1,041

1,100
1,049

1,104
1,056

1,108

30 1,112 1,115 1,119 1,122 1,125 1,128 1,131 1,133 1,136 191,139
GELOMBANG ANGIN
KALA ULANG GELOMBANG


H 
 H Tabel K(T) fungsi dari T
n (Distribusi Gumbel Type 1)

T K(T) T K(T)
 2 - 0.16 40 2.40

H   ( H  H ) 2
5
10
0.72
1.30
50
60
2.61
2.73
n 1 15 1.64 80 2.94
20 1.86 100 3.14
 25 2.04 200 3.68
H T  H  K (T ) H 30 2.20 400 4.08

20
GELOMBANG PASANG SURUT
PERSAMAAN DASAR
Gelombang pasang surut adalah gelombang atau fluktuasi muka air yang
disebabkan oleh gaya tarik menarik antara planet bumi dan planet-planet
lain terutama dengan bulan dan matahari. Pasang surut termasuk
gelombang panjang dengan periode gelombang berkisar antara 12 dan 24
jam. Puncak gelombang pasang surut biasa disebut air pasang (high tide)
dan lembahnya disebut air surut (low tide).
Persamaan dasar gelombang pasang surut:
n
Z t  Z 0   Ai Cos(2t / Ti   i )
1

Keterangan: Zt = elevasi muka air pada saat t


Zo = muka air rerata diukur dari datum (biasanya LWS)
Ai = amplitudo masing-masing konstituen harmonik (M2, S2 dst)
Ti = periode masing-masing konstituen harmonik
 i = selisih fase masing-masing konstituen harmonik
n = jumlah komponen pasang surut. 21
GELOMBANG PASANG SURUT
KLASIFIKASI Pedoman penentuan muka air laut
Mean High Water Spring = MHWS
Tujuh komponen konstituen gelombang pasang surut
= Zo + (AM2 + AS2)
No Sumber/Konsituen Simbol Periode
Relatif
Amplitudo
Mean Low Water Spring = MLWS
1 Main Lunar, semi diurnal M2 12,42 100.00 %
= Zo – (AM2 + AS2)
2 Main Solar, semi diurnal S2 12,00 46,60
Highest High Water Spring = HHWS
3 Lunar Eliptic, semidiurnal N2 12,66 19,20
= Zo + (AM2 + AS2 +AK1 + AO1)
4 Lunar Solar, semidiurnal K2 11,97 12,70
Lowest Low Water Spring = LLWS
5 Lunar- Solar, diurnal K1 23,93 58,40
= Zo - (AM2 + AS2 +AK1 + AO1)
6 Main Lunar, diurnal O1 15.86 41,50
Highest Astronomical Tide = HAT
7 Main Solar, diurnal P1 24.07 19,40
= Zo +  Ai
Lowest Astronomical Tide = LAT
Klasifikasi gelombang pasang surut: = Zo -  Ai

AK 1  AO1 Bilamana :
F  0,25
F : pasang harian ganda
AM 2  AS 2 F  3,00 : pasang harian tunggal
0,25 < F < 1,50 : pasang campuran condong ke harian ganda
1,50 < F < 3,00 : pasang campuran condong ke harian tunggal
22
GELOMBANG PASANG SURUT
KLASIFIKASI

CONTOH PASANG
HARIAN GANDA,
CAMPURAN DAN
TUNGGAL

23
SURVEY PASANG SURUT

1. Angin
5. Sedimen (Dasar dan Layang)
2. Gelombang
6. Properti Fisik Air Laut (non
sedimen)
3. Pasang
Surut 7. Rupabumi (Topografi-Batimetri)

4. Arus

24
Pengamatan Pasut
Yang diukur adalah elevasi muka air:
-Biasanya diukur setiap 1 atau 0,5 jam
-Pengukuran dilakukan min selama 15 hari

Prediksi Pasut
Prediksi pasut ditujukan untuk memperoleh informasi tinggi
Muka air laut di masa mendatang pada saat dan lokasi
tertentu.

Analisa Harmonik
- Metode Least Square
- Metode Admiralty
n
y(t )  yo   AiCos ( wi t   i )
i 1

25
a. Software Harmonal

26
b. Software Least Square

b. Metode Admiralty

Pengolahan data pasut dengan skema dan tabel pengali

27
Peilschaal terpasang

Peilschaal

Pemasangan Patok
Dermaga Utara Muka Air

Dasar
Struktur Pengaku Patok
Kolam

28
Sensor SPT
SPT
(Submersible Pressure
Transducer)
Fungsi:
Data Logger
Pengukuran elevasi
muka air.

Kotak
Batere
berisi
kering baterai
kering
Notebook dan data
Sensor SPT logger

First Slide Home


29
 Previous Next 
Survei Sunda Kelapa Dishidros Tj Priok

80

60

40

20

-20

-40

-60

-80
2/4/2005 2/6/2005 2/8/2005 2/10/200 2/12/200 2/14/200 2/16/200 2/18/200
17:02 17:02 17:02 5 17:02 5 17:02 5 17:02 5 17:02 5 17:02

30
BM

31
b

ARUS MENYUSUR PANTAI

V = 1,19 (g Hb)1/2 sin( b) cos( b )


sin(2 b )
Tipikal distribusi arus
V = 20,7 m (g Hb)1/2 Menyusur pantai

Keterangan:
V = kecepatan rerata arus menyu-
sur pantai (m/s) Off shore
Breaking
Zone Surf zone
Hb = tinggi gelombang pecah (m)
 b
= sudut datang gelombang di
daerah gelombang pecah (o)
g = percepatan gravitasi bumi
(m2/s)
m = adalah landai pantai

32
HIDRO-OSEANOGRAFI
ARUS MENYUSUR PANTAI

Arus menyusur
pantai

Gerakan zig zag


arus aliran
Gelombang
datang

Breaking
zone
33
HIDRO-OSEANOGRAFI
ARUS DEKAT PANTAI (NEAR SHORE CURRENT)

Daratan Pantai

Longshore current

Breaking zone

Gelombang Rip current


datang Rip current

Shelf 34
currents
HIDRO-OSEANOGRAFI
ARUS PASANG SURUT (TIDAL CURRENT)

TF .atauTE
Keterangan:
P = prisma pasang surut
P  Q(t ).dt
0
TF = periode pasang (flood)
TE = periode surut (ebb)
T = TF + TE = periode pasang surut
Qmaks ( 12 T ) Qmaks.T Q(t) = debit yang lewat muara (ke laut, atau ke
P =
  .Ck sungai)
.Ck P= prisma pasang surut pada saat ebb, atau flood
2 Qmaks = debit rerata maksimum yang lewat muara
pada saat ebb atau flood
A = 1,58 .104 P0,95 T = periode pasang surut
Ck = faktor koreksi : 0,811 sd 0,999, Keulegan
(1967) menyarankan Ck = 0,86
A = luas penampang aliran di bawah MSL (m2)
P = prisma pasang surut (m3)
35
SURVEI ARUS

1. Angin
5. Sedimen (Dasar dan Layang)
2. Gelombang
6. Properti Fisik Air Laut (non
3. Pasang Surut
sedimen)
4. Arus
7. Rupabumi (Topografi-Batimetri)

Yang diukur adalah kecepatan dan arah arus:


- Biasanya diukur setiap jam,
pada saat spring dan neap

36
Cara pengukuran:

1. Dengan cara sederhana, menghanyutkan benda tertentu


Dan menghitung waktu untuk menempuh jarak tertentu.

2. Menggunakan alat: currentmeter


• Baling-baling
• Doppler: satu titik & profiling

37
38
AANDERA
Fungsi:
Pengukuran kecepatan
& arah arus, tekanan air
dan suhu.

Aandera

39
40
41
42
HIDRO-OSEANOGRAFI
TRANPOR SEDIMEN MENYUSUR PANTAI
Rumus yang paling sederhana untuk menaksir transpor sedimen menyusur pantai
adalah rumus CERC (Coastal Engineering Research Center, 1984)

S p. A.H 02 C0 K Rbr  2
Sin( br ).Cos( br )
Keterangan: Syarat pemakaian rumus:
S = jumlah transpor sedimen (angkutan pasir) (m3/tahun) 1. Diameter pasir berkisar antara
Ho = tinggi gelombang signifikan di laut dalam, Hs (m) 0,175 sd 1,000 mm
Co = Kecepatan rambat gelombang di laut dalam (m/s) 2. Angkutan/transpor sedimen
p = prosentase kejadian gelombang pada arah dan tinggi yang dihitung adalah angkutan
total di daerah surf zone
gelombang yang ditinjau.
3. Gaya yang dominan adalah
Krbr = koefisien refraksi di sisi luar breaker zone
gaya gelombang (tidal range
A = Koefiien CERC = 0,61. 106 sd 0,79. 106 < 3,0 m)
 br = Sudut datangnya gelombang pada sisi luar breaker zone 43
HIDRO-OSEANOGRAFI
TRANPOR SEDIMEN MENYUSUR PANTAI

44
HIDRO-OSEANOGRAFI
TRANPOR SEDIMEN MENYUSUR PANTAI

45
HIDRO-OSEANOGRAFI
TRANPOR SEDIMEN MENYUSUR PANTAI

46
HIDRO-OSEANOGRAFI
TRANPOR SEDIMEN MENYUSUR PANTAI

47
SURVEI TRANSPOR SEDIMEN

1. Angin
5. Sedimen (Dasar dan Layang)
2. Gelombang
6. Properti Fisik Air Laut (non
3. Pasang Surut
sedimen)
4. Arus
7. Rupabumi (Topografi-Batimetri)

Yang diambil adalah:


- Material dasar.
- Air laut pada kedalaman dan waktu tertentu.

48
49
50
51
52
53
54
HIDRO-OSEANOGRAFI
TRANPOR SEDIMEN MENYUSUR PANTAI

55
CONTOH PERHITUNGAN
TRANSPOR SEDIMEN

56
CONTOH PERHITUNGAN
TRANSPOR SEDIMEN

57
CONTOH PERHITUNGAN
TRANSPOR SEDIMEN

58
LANJUTAN

59
60
61
ARAH TINGGI TRANSPOR TOTAL ARAH
DATANG GELOMBANG SEDIMEN (103 TRANSPOR GERAK
GELOMBANG (M) M3/TH) SEDIMEN (103 SEDIMEN
M3/TH)
TENGGARA 0.5 5.2
1.5 184.6
2.5 298.0
3.5 87.2
575.0 Ke Barat
SELATAN 0.5 1.4
1.5 147.7
2.5 189.2
3.5 111.0
449.3 Ke Barat
TOTAL SEDIMEN KE BARAT 1024.3 Ke Barat
BARAT DAYA 0.5 5.1
1.5 148.4
2.5 340.5
3.5 237.0
731.0 Ke Timur
TOTAL SEDIMEN KE TIMUR 731.0 Ke Timur
NET TRANSPOR 293.3 Ke Barat62
HIDRO-OSEANOGRAFI
LITORAL ZONE
d1 = 1,75 (Hs)0,137
d2 = 2 d 1
HWL
LWL

d2 d1

Off Shore Shoal Zone Litoral zone


Zone
63
HIDRO-OSEANOGRAFI
DEFINISI PANTAI

Coast Back Fore In Shore Off Shore


Shore Shore
Surf Zone

Coastal Area

64
65

Anda mungkin juga menyukai