Anda di halaman 1dari 38

Ventilasi Alamiah

Dalam Gedung
(Natural Ventilation
in Buildings)

Dr. Henry Feriadi


Fisika Bangunan 1 - 2019
Fakultas Arsitektur dan Desain
Universitas Kristen Duta Wacana
Ventilasi Alamiah Dalam Gedung
(Natural Ventilation in Buildings)
• Data iklim dari stasiun cuaca
(weather station)
Data yang tersedia diambil pada interval
pengamatan tahunan, bulanan, harian,
dan perjam. Informasi disajikan dalam
grafik (forecasting, bar chart) sesuai
keperluan. Data kecepatan rata-rata dan
arah angin disajikan dalam bentuk :
windrose diagram
• Prakiraan cuaca (weather forecast)
Percentage Frequency of Annual Wind Direction
( Paya Lebar meteorological Station)
North
60
50
January
North West 40
North East February

30 March
20 April
10 May
West 0 East June
July
August
September
South West South East October
November
December
South

Windrose Diagram – memperlihatkan:


Arah angin dan frekuensi terjadinya (%)
Mean Wind Speed (m/s) and Direction
July - August
(Pay a Lebar Meteorological Station )

North
3.5
3
North West 2.5 North East
2
1.5
1
0.5
West 0 East

July
August
South West South East

South

• Windrose diagram menunjukkan arah dan rata-rata kecepatan angin.


• Konsekuensi pada desain: arah bukaan yang sesuai dengan arah
angin yang dominan sepanjang tahun.
Data cuaca diperlukan untuk:
• Keperluan pengamatan berkala tentang kondisi
cuaca saat ini / realtime (misalnya: untuk
keperluan penerbangan, pelayaran dsb)

• Memperkirakan keadaan iklim / forecasting


(seperti: ramalan cuaca, peringatan dini
terhadap badai dsb)

• Mengetahui pola dan karakteristik iklim


setempat / climate characteristics sebagai
faktor penting dalam perancangan bangunan
(contohnya: suhu udara harian, kelembaban,
radiasi panas dsb).
Cara sederhana untuk
untuk menunjukkan arah
angin di airport, seaport
(bandara, pelabuhan)
Peralatan untuk pengamatan cuaca
Keadaan cuaca harian yang
diukur adalah:
• Pengukur curah hujan
(rain gauge)
• Kelembaban udara
(higrometer)
• Kecepatan angin
(anemometer)
• Arah angin (wind vane)
• Radiasi matahari
(solarimeter)
• Peralatan ini dapat ditemui biasanya di setiap
airport, pelabuhan dan kantor pengamatan
meteorologi dan geofisika. Sensor pengamatan
dipasang pada ketinggian 10 meter dari permukaan
tanah (berumput), di area terbuka dan sebaiknya
tidak terhalangi oleh bangunan atau pepohonan.
u*  z 
uz  ln 
k  z0 
Memperkirakan kecepatan angin di
suatu tempat:
Rumus-rumus yang dapat dipakai untuk memperkirakan
kecepatan angin disuatu lokasi berdasarkan data
yang diperoleh dari stasiun cuaca terdekat.

1. Rumus AIVC: u  z 
Logarithmic law: u  * ln 
z k z 
 0
Dimana :
uz = rata-rata kecepatan angin pada ketinggian z diatas permukaan
tanah dengan panjang kekasaran z0
z = ketinggian diatas permukaan tanah (m)
z0 = panjang kekasaran
u* = kecepatan hambatan karena gesekan (m/s)
k = konstanta Karman (kira-kira 0.4)
uz = rata-rata kecepatan angin pada ketinggian z di atas permukaan tanah
dengan panjang kekasaran z0
z = ketinggian diatas permukaan tanah (m)
z0 = panjang kekasaran
u* = kecepatan hambatan karena gesekan (m/s)
k = konstanta Karman (kira-kira 0.4)
2. Rumus British Standard Institution

Cara menghitung berdasarkan rumus dari


standard BSI [sumber: BS5925 1991]:
a
u / um = Kz
Dimana,
u = kecepatan angin pada ketinggian z (m/s)
z = Ketinggian tempat (m)
um = kecepatan angin diukur pada area yang luas dan
terbuka pada ketinggian 10 meter (disekitar stasiun
cuaca) – (m/s)
K dan a = konstanta yang nilainya tergantung pada jenis
kontur permukaan bumi (lihat Tabel dibawah ini).
Table: Faktor yang menentukan kecepatan angin rata-rata
pada ketinggian dan jenis kontur permukaan bumi yang
berbeda [disarikan dari BS5925, 1991]

Jenis permukaan bumi K a

Tempat terbuka 0.68 0.17

Daerah pinggiran dengan sedikit 0.52 0.20


penghalang angin (pohon dll)
Perkotaan 0.35 0.25

Pusat kota yang rapat 0.21 0.33


Contoh Perhitungan
Sebagai seorang arsitek anda mendapatkan sebuah
proyek prestisius untuk merancang sebuah hotel berlantai
40 yang akan dibangun di Jakarta dengan kepadatan
bangunan bertingkat yang tinggi.

Anda ingin memperkirakan kecepatan angin di sebuah


open restauran yang terletak dibagian atap hotel tersebut.
Titik pengamatan (teras) yang akan dihitung kecepatan
anginnya terletak pada ketinggian 160 m dari muka tanah.
Data kecepatan angin rata-rata yang diperoleh dari Kantor
Meteorologi Jakarta adalah 3,6 m/detik, yang telah diukur
pada ketinggian 10 m (standar).

Tentukan kecepatan angin yang akan diperoleh


diketinggian titik tsb dengan memakai rumus BSI.
Cara diatas hanyalah rumus perkiraan saja,
sehingga perlu diingat bahwa ada faktor
lain yang berpengaruh pada kecepatan
angin didalam bangunan seperti :

1. Arah, letak dan besar bukaan (pintu,


jendela) pada dinding bangunan.
2. Keadaan bangunan sekelilingnya (tinggi,
besar, porositas, perletakan halangan spt
pohon dsb)
3. Arah dan kecepatan angin lokal (pantai,
pegunungan, lapangan terbuka, tengah
kota dsb)
Faktor penggerak ventilasi alamiah dalam gedung:

1. Wind driven (digerakkan angin)


Disebabkan dorongan (tekanan) angin dari
luar bangunan. Mengalir udara dari tekanan
udara yang positif (tinggi)  negatif (rendah).

2. Stack effect (efek cerobong)


Disebabkan oleh perbedaan suhu udara
biasanya pada arah vertikal. Mengalir dari
suhu udara yang rendah  suhu tinggi
Air Change rate per Hour (ACH)
Pergantian Udara Perjam (PUP) yaitu satuan hitungan yang
menunjukkan banyaknya pertukaran udara yang terjadi
pada suatu ruangan dalam waktu satu jam.

Dapat dihitung dengan rumus sederhana:

A.V
PUP  x3600
Vol

Vol = Volume ruangan (m3)


A = Luas bukaan (m2)
V = Kecepatan angin (m/s)
Contoh perhitungan:

• Sebuah ruang tidur berukuran 4 x 4 x 3 m3 (48


m3 ) mempunyai bukaan jendela seluas 1.2 m2.
Hitunglah PUP, jika diketahui kecepatan angin
pada bidang terbuka jendela adalah 0.2
m/detik.

 PUP = ((1.2 x 0.2) / 48) x 3600


= 18 (udara diruangan berganti perjam)
Standar Ventilasi - SNI
Pertukaran Udara Perjam
Metoda untuk merencanakan ventilasi:
1. Bukaan satu sisi (single sided ventilation)
2. Bukaan dua sisi (cross ventilation)

Rumus perhitungan tingkat penghawaan


alami “Q” (ventilation rate)
VENTILASI SATU SISI
(SINGLE SIDED VENTILATION)
1. Ventilasi karena angin saja

A
Q  0.025A.V V
Soal 1:
Hitunglah tingkat aliran penghawaan alami pada suatu
ruangan berukuran 4 x 6 x 3 m (LxPxT) jika diketahui
ukuran jendela pada satu sisinya adalah 0.7 x 2 m dan
kecepatan angin pada bukaan tsb = 0.5 m/s.

Jawab: Q = 0.025 x 1.4 x 0.5


Q = 0.0175 m3 /s

Hitunglah PUPnya?

Jawab: PUP = (Q / V) x 3600


PUP = (0.0175 / 72) x 3600 = 0.875
2. Hitunglah tingkat aliran (“Q”) penghawaan alami
pada suatu kamar tidur berukuran 6 x 6 x 3 m2
(LxPxT) apabila jika diketahui ukuran jendela pada
satu sisinya adalah 1,8 x 1,8 m2 dan kecepatan
angin pada bukaan tsb = 0.7 m/s.
Berapakah PUP-nya ?

3. Hitunglah tingkat aliran (“Q”) penghawaan alami


pada suatu ruang makan berukuran 6 x 6 x 3 m2
(LxPxT) apabila jika diketahui ukuran jendela pada
satu sisinya adalah 1,8 x 3,6 m2 dan kecepatan
angin pada bukaan tsb = 0.7 m/s.
Berapakah PUP-nya ?
4. Suatu ruangan kelas berukuran 8 x 12 x 3 m2
(LxPxT) apabila diikehendaki bahwa PUP-nya
minimal adalah 8, maka hitunglah luas m2 ukuran
bukaan pintu/jendela (m2) pada satu sisi
ruangannya, jika diketahui rata-rata kecepatan
angin pada bukaan tsb = 1,2 m/s.

5. Suatu ruangan Dapur berukuran 8 x 12 x 3 m2


(LxPxT) apabila dkehendaki bahwa PUP-nya
minimal adalah 20, maka hitunglah luas m2
ukuran bukaan pintu/jendela (m2) pada satu sisi
ruangannya, jika diketahui rata-rata kecepatan
angin pada bukaan tsb = 1,2 m/s.
2. Ventilasi karena perbedaan suhu
pada dua bukaan

Te
 
  2  Tg H1  A1
Q  Cd A  1  T 

 1    1   2 
2

 H1 T+Te

A2

ε = A1 / A2 , A = A1 + A2
Cd = Coefficient of discharge
Contoh Soal
Diketahui sebuah ruangan mempunyai dua buah
jendela berukuran 2 m2 (inlet) dan 3 m2 (outlet) yang
berjarak (beda ketinggian) 3 m. Hitunglah aliran
udara jika suhu diluar 320 C dan suhu didalam 280
C, serta koefisien pancarnya 0.6 (coefficient of
discharge).

Jawab:
Hal yang diketahui
A1 = 3 m2, A2 = 2 m2, H1 = 3 m
Te = 320 C, Ti = 280 C, T = 40 C, Cd = 0.6
 = 1,5 A = 5 m2
 

Q  Cd A 
 2  TgH 1 
 T 
  
1
 1    1   2 2 
 1.5 2  4 x 10 x 3 
Q  0. 6 x 5  0. 5   
 1  1.51  2.25   30 
 2.121 
Q  3 4
 4.507 
Q  5.648 m / s 3
Ventilasi akibat Perbedaan Suhu pada satu sisi bukaaan

SOAL A:
Diketahui sebuah ruangan mempunyai dua buah
jendela berukuran 3 m2 (inlet) dan 2 m2 (outlet) yang
berjarak (beda ketinggian) 3 m. Hitunglah aliran udara
jika suhu diluar 320 C dan suhu didalam 280 C, serta
koefisien pancarnya 0.6 (cd).

SOAL B:
Diketahui sebuah ruangan mempunyai dua buah
jendela berukuran 3,5 m2 (inlet) dan 2,5 m2 (outlet)
yang berbeda ketinggian 6 m. Hitunglah aliran udara
jika suhu diluar 320 C dan suhu didalam 280 C, serta
koefisien pancarnya 0.6 (cd).
3. Ventilasi karena perbedaan suhu
pada satu bukaan

A ΔTgH2
Q  Cd A
3 T H2

g = gravitasi (10 m/det2)


Cd = Coefficient of discharge
Contoh Soal :

Diketahui sebuah ruangan mempunyai sebuah jendela


berukuran lebar 1 m dan tinggi 3 m . Hitunglah aliran udara
jika diketahui suhu diluar 320 C dan suhu didalam 280 C,
serta koefisien pancarnya 0.6 (coefficient of discharge).

Jawab:
A TgH 2
Q  Cd
3 T
4 x 10 x 3
Q  0.6x 1
30
Q  1.2 m /s
3
SOAL A:
Sebuah ruangan Museum dirancang untuk mempunyai
sebuah jendela setinggi 3 m . Hitunglah lebar jendela
yang diperlukan jika dikehendaki tingkat aliran udara
minimum karena perbedaan suhu = 0.8 m3/s . Diketahui
suhu diluar 320 C dan suhu didalam 280 C, serta
koefisien pancarnya 0.6 (coefficient of discharge).

SOAL B:
Sebuah ruangan ballroom dirancang untuk mempunyai
sebuah jendela setinggi 2,4 m . Hitunglah lebar jendela
yang diperlukan jika dikehendaki tingkat aliran udara
minimum karena perbedaan suhu = 1.2 m3/s . Diketahui
suhu diluar 320 C dan suhu didalam 280 C, serta
koefisien pancarnya 0.6 (coefficient of discharge).
1. Ventilasi disebabkan angin pada dua
bukaan

V
Q w  Cd A w V ΔCp A1
A3

1 1 1
  Cp1 T+Te Cp2
Aw
2
A1  A 2  A 3  A 4 2
2

A2 A4
Cd = Coefficient of discharge

Cp = Coefficient of pressure
2. Ventilasi pada dua bukaan karena perbedaan
suhu / temperatur saja (bouyancy)

 2TgH 1 
0 .5
A1
Qb  Cd Ab   A3
 T 
1 1 1
  H1 Te Ti
Ab
2
A1  A3 2 A2  A4 2
Te  Ti
T 
2 A2 A4
Cd = Coefficient of discharge
g = gravitasi
Cross section view
3. Ventilasi karena angin dan perbedaan suhu
(buoyancy)

V Te
V Ab H1
Q  Qb for  0.26 A1
T Aw Cp A3

V Ab H1 Cp1 Ti Cp2
Q  Qw for  0.26
T Aw Cp
T  Ti  Te A2 A4

Anda mungkin juga menyukai