Anda di halaman 1dari 16

Tugas Makalah

“ Pendidikan Anti Korupsi Penting Untuk Mewujudkan Zona Integritas

Perguruan Tinggi “

Dosen pengampu: Devi Fitria Wilandari, S.H.,M.H

Disusun Oleh:

• Anggun Wijaya Putri – 231010200493


• Ashifa Putri Arundhita Luqman – 231010201181
• Ikhsan Zamzami Ahmad – 231010201380
• Rahmadilah Alifah – 231010201745
• Rusdiyanto – 231010200497
• Tanda Raja W Zen – 231010200482

FAKULTAS HUKUM

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

UNIVERSITAS PAMULANG

Jl. Puspitek, Buaran, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15310

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah “Pendidikan Anti Korupsi” dengan judul "Pendidikan Anti Korupsi Penting
untuk Mewujudkan Zona Integritas di Perguruan Tinggi" tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pertemuan ke-12 pada mata kuliah
Pendidikan Anti Korupsi. Selain itu, Makalah ini bertujuan untuk mengetahui serta
memahami mengenai Pentingnya Zona Integritas Perguruan Tinggi yang ada di
Indonesia. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Devi Fitria Wilandari,
S.H.,M.H. selaku dosen mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi. Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala
kekurangan dan kesalahan dari tugas makalah ini sehingga memotivasi kami agar
dapat melakukan yang lebih baik.

2
Daftar Isi
BAB 1 ......................................................................................................................................................4
Pendahuluan ..........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................................5
1.3 Tujuan ............................................................................................................................................5
1.4 Manfaat..........................................................................................................................................5
BAB 2 ......................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN .....................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Korupsi ........................................................................................................................6
2.2 Faktor Penyebab Korupsi ...............................................................................................................6
2.3 Faktor Hukum. ...............................................................................................................................7
2.3 Faktor Ekonomi ..............................................................................................................................7
2.4 Faktor Organisasi ...........................................................................................................................7
2.5 Dampak Masif Korupsi: ..................................................................................................................8
2.6 Nilai dan Prinsip Antikorupsi..........................................................................................................9
2.7 Prinsip anti korupsi ......................................................................................................................11
2.8 Upaya Pemberantasan Korupsi ...................................................................................................13
2.9 Strategi Atau Upaya Pemberantasan Korupsi .............................................................................14
BAB III ..................................................................................................................................................15
PENUTUP ............................................................................................................................................15
3.1 Simpulan ......................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................16

3
BAB 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pendidikan anti korupsi merupakan salah satu upaya untuk mencegah tindak korupsi
di Indonesia. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan memiliki peran penting
dalam mewujudkan zona integritas. Zona integritas merupakan suatu kondisi di mana
perguruan tinggi bebas dari korupsi dan memiliki budaya antikorupsi serta
administrasi dan tata kelola yang bersih serta melayani. Oleh karena itu, penulisan
makalah ini bertujuan untuk membahas pentingnya pendidikan anti korupsi dalam
mewujudkan zona integritas perguruan tinggi.

Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia, pendidikan antikorupsi penting untuk mewujudkan
zona integritas di perguruan tinggi. Membangun zona integritas merupakan tujuan
terpenting dalam mewujudkan pendidikan antikorupsi, hal ini akan menjadi contoh
bagi anak bangsa bahwa perguruan tinggi bebas dari korupsi dengan budaya
antikorupsi dan administrasi serta tata kelola yang bersih serta melayani.

Dalam mewujudkan reformasi birokrasi yang baik, harus memiliki 3 tujuan penting.
Birokrasi yang bersih dan akuntabel, kapabel, dan memberikan layanan publik secara
prima. Dengan ini, diharapkan dapat meningkatkan tata kelola yang efisien, inovatif,
dan membangun zona-zona integritas di perguruan tinggi.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana faktor penyebab korupsi?


2. Apa dampak masif kompsi?
3. Apa nilai dan prinsip antikorupsi?
4. Bagaimana upaya penanggulangan kejahatan korupsi?
5. Apa gerakan kerjasama dan instrumental internasional pencegahan korupsi?
6. Bagaimana peran mahasiswa dalam pencegahan kompsi?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui faktor penyebab korupsi.


2. Mengetahui dampak masif korupsi
3. Mengetahui nilai dan prinsip antikorupsi
4. Mengetahui upaya penanggulangan kejahatan korupsi.
5. Mengetahui Gerakan kerjasama dan instrumental internasional pencegahan
korupsi
6. Mengetahui peran mahasiswa dalam pencegahan korupsi.

1.4 Manfaat
1. Bagi pemerintah.
makalah ini dapat dijadikan solusi untuk mencegah tindak kompsi di Indonesia
2. Bagi masyarakat.
makalah ini dapat dijadikan sebagai solusi pencegahan tindak korupsi dan
menambah wawasan mengenai pentingnya pendidikan antikorupsi
3. Bagi pemilis.
makalah ini dapat dijadikan media belajar dalam meningkatkan ilmu yang
diperoleh sehingga memacu untuk melakukan penulisan yang kritis di masa
yang akan datang.

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Korupsi


Istilah Korupsi sendiri banyak bermunculan dalam Bahasa Latin corruptio atau
corruptus. Selain itu juga terdapat dalam Bahasa Inggris dengan istilah “corrupt &
corruption”.
Korup sendiri memiliki makna buruk, rusak, dan busuk. Korup juga memiliki arti lain
yaitu suka memakai barang (uang) yang data dipercayakan kepadanya. Korupsi
sendiri adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara untuk kepentingan
tersendiri. Berdasarkan Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999, korupsi adalah
tingkatan setiap orang yang menoba untuk melawan hukum dengan melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri (egois) atau orang lain atau suatu kelompok yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

2.2 Faktor Penyebab Korupsi


Korupsi merupakan perilaku yang diharamkan dinegeri ini. korupsi memiliki banyak
faktor penyebabnya tetapi faktor yang paling diketahui yaitu faktor internal dan
eksternal.Lebih diperinci lagi faktor internal yakni melalui diri sendiri sedangkan faktor
eskternal berasal dari lingkungan sekitar. Faktor Internal membutuhkan moral,iman yang
kuat,kejujuran,rasa tanggung jawab untuk menghindari korupsi, sedangkan faktor eskternal
membutuhkan dukungan keluarga,tidak hidup konsumtif. Terkadang penyebab perilaku
korupsi juga bisa dilihat dari gaya hidup mewah yang tidak sebanding dengan gaji
pekerjaannya. Seperti yang dikatakan Yamamah bahwa ketika perilaku materialistic dan
konsumtif masyarakat serta system positif yang masih “mendewakan” materi maka dapat
“memaksa” terjadinya permainan uang dan korupsi (Ansari Yamamah :2009) dengan adanya
kondisi ini bisa dipastikan bahwa seluruh pejabat kemudian ‘Terpaksa’ korupsi kalau sudah
menjabat. Nur Syam (2000) juga memberikan pendapat bahwa penyebab seseorang
melakukan korupsi adalah ketergodaannya dunia materi atau kekayaan yang tidak mampu
6
ditahannya. Ketika seseorang ingin menjadi kaya tanpa ingin berusaha dan ada celah untuk
korupsi maka orang tersebut kemungkinan besar akan melakukan korupsi.

2.3 Faktor Hukum


Hukum bisa dilihat dari aspek perundangan dan lemahnya hukum di Negara
ini.Substansi hukum mudah ditemukan dalam aturann yang diskriminatif dan tidak
adil,rumusan yang tidak jelas serta sanksi yang tidak tepat sasaran yang menjadikan pelaku
korupsi tidak takut akan tindakan hukum.Pelaku korupsi juga banyak yang lolos dari jerat
hukum ada juga yang mendapat hukuman ringan yang tidak sebanding dengan korupsi yang
dilakukan.Kenyataanya hukum pada masa kini tidak memiliki kesadaran akan keadilan.

2.3 Faktor Ekonomi


Ekonomi adalah salah satu penyebab perilaku korupsi yaitu dikarenakan pendapatan
gaji yang tidak mencukupi kebutuhan atau bisa disebut lebih besar pasak daripada tiang.
Dapat
dipahami juga dengan kondisi tingkat gaji yang tidak sesuai standar hidup, bisa dikatakan
perilaku korupsi tidak disebabkan kemiskinan melainkan sebaliknya yakni kemiskinan
disebabkan korupsi.

2.4 Faktor Organisasi


Organisasi yang dimaksud adalah lingkungan sekitar ,didalam organisasi terdapat aspek
penyebab korupsi yaitu kurang teladannya pimpinan,tidak adanya kultur organisasi yang
benar,system akuntabilitas pemerintah yang kurang memadai,serta kurang terbukanya
manajemen organisasi.Didalam organisasi biasanya juga ada kurang komunikasi yang
menyebabkan kurang terbukanya anatara satu anggota dengan anggota lain.
Perilaku korupsi tidak memandang darimana seseorang berasal dan terkadang juga
meskipun seseorang itu kaya bisa saja orang itu melakukan tindak korupsi karena kurang
puasnya dengan apa yang dimilikinya.

7
2.5 Dampak Masif Korupsi
Korupsi tidak hanya berdampak pada satu sektor kehidupan saja, namun korupsi berdampak
besar pada seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Kondisi ekonomi bangsa yang
buruk akibat korupsi dapat mengakibatkan suatu negara mengalami krisis ekonomi yang
berkepanjangan dan kemudian terjerambab ke jurang kemiskinan. Kemiskinan inilah yang
dapat menyebabkan sektor lain ikut terhambat seperti sektor kesehatan, ekonomi, pendidikan,
keamanan. Berikut ini merupakan dampak masif korupsi di berbagai aspek:

1. Dampak di bidang ekonomi


• Pertumbuhan ekonomi dan investasi menjadi lesu
• Menurunnya produktifitas akibat sulitnya pertumbuhan ekonomi
• Rendahnya kualitas barang dan jasa bagi publik
• Menurunnya pendapatan negara dari sektor pajak
• Meningkatnya hutang negara
2. Dampak sosial dan kemiskinan masyarakat
• Mahalnya jasa dan pelayanan publik
• Pengentasan kemiskinan berjalan lambat
• Terbatasnya akses bagi masyarakat miskin
• Meningkatnya angka kriminalitas
• Solidaritas sosial semakin langka dan demoralisasi
3. Runtuhnya otoritas pemerintah
• Matinya etika ekonomi sosial dan politik
• Tidak efektifnya peraturan perundang-undangan
• Birokrasi tidak efisien
4. Dampak terhadap politik dan demokrasi
• Hilangnya kepercayaan publik pada demokrasi
• Menguatnya plutokrasi
• Hancurnya kedaulatan rakyat
• Dampak terhadap penegakan hukum
5. Dampak terhadap penegakan hukum
• Fungsi pemerintahan mandul
• Hilangnya kepercayaan rakyat terhadap Lembaga negara
8
2.6 Nilai dan Prinsip Antikorupsi

Nilai-nilai anti korupsi

1. Kejujuran

kata jujur dapat didefnisikan tidak berbohong dan tidak curang. Jujur

merupakan salah satu sifat yang amat penting bagi semua orang, tanpa sifat jujur

orang tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya.

2. Kepedulian

Nilai kepedulian sangat amat penting bagi seorang mahasiswa dan semua orang

dalam kehidupan dikampus dan di masyarakat. Sebagai calon pemimpin masa

depan, seorang mahasiswa perlu memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungannya,

baik dalam kampus maupun diluar kampus.

3. Kemandirian

Kemandirian dapat diartikan sebagai suatu proses mendewasakan diri yaitu dengan

tidak bergantung apapun dengan orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung

jawabnya. Dengan karakter kemandirian tersebut mahasiswa dituntut untuk

mengerjakan semua tanggung jawab dengan usahanya sendiri dan bukan orang lain.

9
4. Kedisiplinan

Definisi dari kedisiplinan adalah kepatuhan atau taat kepada aturan. Mahasiswa

perlu hidup disiplin dalam mengatur kehidupan kampus baik akademik atau sosial.

Manfaat kehidupan disiplin adalah mahasiswa dapat mencapai tujuan hidupnya

dalam waktu yang lebih efisien, membuat orang lain lebih percaya dalam hal

mengelola sebuah kepercayaan.

5. Tanggung jawab

Tanggung jawab adalah segala sesuatu perilaku, tindakan atau perbuatan yang harus

atau wajib dipertanggungjawabkan segala sesuatunya. Mahasiswa adalah sebuah

status yang ada pada diri seseorang yang telah lulus dari pendidikan terakhirnya,

yang berkelanjutan melanjutkan pendidikan dalam sebuah lembaga yang bernama

universitas. Mahasiswa yang memiliki rasa tanggungjawab akan memiliki

kecenderungan menyelesaikan tugasnya lebih baik dari pada mahasiswa yang tidak

bertanggungjawab

6. Kerja keras

Bekerja keras merupakan hal yang penting untuk tercapainya hasil sesuai dengan
target.

10
7. Sederhana

Sebagai mahasiswa saya hidup sederhana perlu diterapkan untuk mencegah nilai-

nilai korupsi. Karena dengan menerapkan prinsip hidup yang sederhana mahasiswa

diajarkan untuk memprioritaskan kebutuhan diatas prioritasnya.

8. Keberania

Dalam menumbuhkan sifat keberanian, mahasiswa dituntut untuk berpegang teguh

peda tujuan. Mahasiswa memerlukan keberanian untuk mencapai kesuksesan.

9. Keadilan

Adil memiliki arti tidak memihak kepada apapun dan siapapun. Sebagai mahasiswa

karakter ini sangat perlu sekali dibina sejak masa perkuliahannya, agar mahasiswa

dapat belajar mempertimbangkan dan mengambil keputusan secara adil dan benar.

2.7 Prinsip anti korupsi

Prinsip-prinsip anti korupsi antara lain :

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Semua lembaga

mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturannya baik dalam konvensi (de

facto) maupun konstitusi (de jure).

11
2. Transpirasi

Prinsi transpirasi merupakan hal yang terpenting karena pemberantasan korupsi

dimulai dari transpirasi dan semua proses dilakukan secara terbuka. Dalam konsep

sederhananya transpirasi ini mengacu pada keterbukaan dan kejujuran untuk saling

menjunjung tinggi kepercayaan (trust)

Dalam prosesnya transpirasi dibagi menjadi 5, yaitu :

• Proses Penganggaran
• Proses Penyusunan Kegiatan
• Proses Pembahasan
• Proses Pengawasan
• Proses Evaluasi

3. Kewajaran

Prinsip kewajaran atau fairness ditunjukkan untuk mencegah terjadinya manipulasi

(ketidakwajaran) dalam penganggaran.

Sifat-sifat kewajaran ini dibagi menjadi 5 hal penting, yaitu :

• Komprehensif dan disiplin


• Fleksibilitas
• Terprediksi
• Kejujuran
• Inovatif

12
4. Kebijakan

Terkait dengan prinsip ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami

prinsip kebijakan anti korupsi. Aspek-aspek kebijakan terdiri dari isi kebijakan,
pembuat kebijakan, pelaksanaan

kebijakan, dan kultur kebijakan.

5. Kontrol Kebijakan

Hal ini merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat benar-benar efektif dan
mengeliminasi semua bentuk korupsi.

Bentuk-bentuk kontrol kebijakan berupa :

• Partisipasi
• Revolusi
• Reformasi

2.8 Upaya Pemberantasan Korupsi

Secara garis besar upaya penanggulangan korupsi dapat dibagi menjadi 2 yaitu jalur

penal (dengan menggunakan hukum pidana) dan jalur non-penal (diselesaikan diluar
hukum pidana dengan sarana non-penal). Upaya pemberantas korupsi dengan melalui
jalur penal lebih menitik beratkan pada sifat repressive (pemberantasan) sesudah
kejahatan terjadi, sedangkan jalur non-penal lebih menitik beratkan pada sifat
preventif (pencegahan). Sasaran dari upaya pemberantasan melalui jalur non-penal
adalah menangani faktor kondusif penyebab terjadinya kejahatan dalam hal ini
korupsi, yakni berpusat pada masalah atau kondisi baik politik, ekonomi maupun

13
sosial yang secara langsung atau tidak langsung dapat menimbulkan kejahatan
korupsi. Yang kedua adalah upaya penal dengan memanggil atau menggunakan
hukum pidana atau dengan menghukum atau memberikan pidana penderitaan bagi
pelaku korupsi.

Banyak pendapat yang mengatakan bahwa hukum pidana dan pemidanaan bukanlah
suatu obat yang manjur untuk memberantas kejahatan korupsi. Padahal beberapa
orang mengatakan bahwa cara untuk memberantas korupsi adalah memberikan
hukuman seberat-beratnya. Kepada pelaku yang terbukti bersalah memang harus tetap
diberi hukuman, namun berbagai upaya lain harus tetap dikembangkan baik untuk
mencegah maupun untuk menghukum pelakunya. Berikut akan dipaparkan upaya atau
strategi untuk pemberantasan korupsi.

2.9 Strategi Atau Upaya Pemberantasan Korupsi

1. Pembentukan Lembaga Anti-Korupsi

Salah satu cara untuk memberantas korupsi adalah dengan membentuk

lembaga yang independen yang khususnya menangani korupsi. Selain itu lembaga

ini juga memberikan edukasi pada pemerintah dan masyarakat serta mengembangkan
perilaku bagi lembaga pemerintah maupun lembaga hukum yang membutuhkan.

2. Pencegahan Korupsi Di Sektor Publik

Salah satu cara untuk mencegah korupsi adalah dengan mewajibkan pejabat

publik untuk melaporkan dan mengumumkan jumlah kekayaan yang dimiliki

sebelum maupun sesudah menjabat. Dengan demikian masyarakat juga dapat

memantau kewajaran peningkatan jumlah kekayaanya.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Melihat korupsi di indonesia masih banyak, efektivitas pendidikan anti korupsi (PAK)
perlu ditingkatkan agar melahirkan sumber daya manusia yangg berintegritas dan
jujur. Kita sebagai mahasiswa perlu peka dengan korupsi yang dapat kita lihat secara
langsung, baik besar maupun kecil dan menjadi agent of change bagi masyarakat. Meskipun
pemberantasan korupsi menghadapi berbagai kendala, namun upaya pemberantasan
korupsi harus terus-menerus dilakukan dengan melakukan berbagai perubahan dan
perbaikan. Perbaikan dan perubahan tersebut antara lain terkait dengan lembaga yang
menangani korupsi agar selalu kompak dan tidak sektoral, upaya-upaya pencegahan juga
terus dilakukan, kualitas SDM perlu ditingkatkan, kesejahteraan para penegak hukum
menjadi priorita

15
DAFTAR PUSTAKA
(Antikorupsi, 2018)

Antikorupsi, T. P. (2018). Pendidikan Anti Korupsi Penting Untuk Mewujudkan Zona


Integritas Perguruan Tinggi. Jakarta: Sekretariat Jenderal Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Puspito, N. T. (2018). Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

16

Anda mungkin juga menyukai