PERCOBAAN 1
DIFRAKSI FRANHOUFER
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
ANDINI RIZKI DAMAYANTI A241 21 049
DINA SUARDIN A241 21 011
OLIVIA WAENGGO A241 21 061
DINDA AYU LESTARI A241 21 020
LARAS LAKSITA A241 21 096
LILI RAMILDA MINGGUS A241 21 035
TIARA VIORENTINA A241 21 032
ALFITO A241 21 004
PUTRI S. MAHRUM A241 21 017
ASISTEN PRAKTIKUM
YULI ASTRIANI S. Pd
i
PERCOBAAN 1
LEMBAR KOREKSI
DIFRAKSI FRANHOUFER
KELOMPOK :I
ASISTEN : YULI ASTRIANI S. Pd
ii
PERCOBAAN 1
DIFRAKSI FRANHOUFER
I. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan pada percobaan ini :
1. Memahami prinsip terjadinya difraksi franhoufer
2. Menentukan Panjang gelombang suatu sumber cahaya
4
GAMBAR 2 Difraksi Glombang Datar Oleh Celah
Selebar D
https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F
%2Fimgix3.ruangguru.com%2Fassets%2Fmiscellaneous
%2Fpng_oajsdu_1155.PNG&tbnid=lhtaachvCY0MkM&vet=12ah
UKEwiZvY2erY3
5
Intensitas difraksi pada setiap titik di layar dapat ditentukan dengan
menggunakan diagram fasor untuk N buah celah. Sebagai ganti celah-celah
dapat digunakan titik-titik pada muka gelombang dalam celah tunggal. Hal ini
dapat dilakukan, sebab menurut teori Huygens yang berlaku untuk setiap
gelombang, titik-titik pada muka gelombang berlaku sumber gelombang
sekunder yang keluar dari celah. Perhatikan Gambar 3
Huygens https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fiseng-
project.id%2Fmateri-fisika%2Fsma%2Fgelombang-cahaya
%2F&psig=AOvVaw3ZHwigKI-OMNtI-
LVvE9P9&ust=1680595863732000&source=images&cd=vfe&ved=0CBAQj
RxqFwoTCNj8786hjf4CFQAAAAAdAAAAABAE
6
2.2 Difraksi Fraunhofer
Difraksi Fraunhofer adalah difraksi yang terjadi jika letak sumber dan
layar jauh sekali dari celah. Difraksi fraunhofer adalah difraksi dimana
gelombang datang dan yang keluar dari celah tetap planar atau linier.
Difraksi Fraunhofer dilakukan oleh:
a. Satu celah sempit atau celah tunggal
Sebuah celah tunggal disinari akan menghasilkan pola difraksi
pada layar yang diletakkan di belakangnya. Bentuk pola akan sama
dengan celahnya (persegi panjang) yaitu daerah-daerah terang dan gelap
berbentuk persegi panjang. Pola ini disebut pita-pita atau rumbai, berupa
pita terang dan pita gelap.
b. Satu lubang bulat
Difraksi oleh lubang bulat lebih penting daripada celah persegi
karena kebanyakan alat-alat optik berbentuk bulat dan difraksi akan
membatasi daya pisahnya. Pola difraksi terbentuk mempunyai berbentuk
yang terang dengan pusat piringan terletak pada garis tegak lurus melalui
pusat lubang. Di sekeliling piringan atau lingkaran terang terdapat cincin-
cincin gelap dan terang.
c. Dua celah sempit atau lebih
Kedua celah ini sejajar, identik berjarak d. Masing-masing celah
akan menghasilkan pola difraksi.
d. Kisi difraksi
Kisi difraksi adalah alat optis yang terdiri dari banyak celah yang
identik, yang disusun sejajar, berjarak sama.
8
4. Mengatur posisi laser sehingga diperoleh pola titik pada layar dengan
jarak beberapa meter dari penggaris
5. Mengukur jarak D
6. Memberikan tanda X pada layar sebagai posisi sumber cahaya laser
sebelum penggaris diletakkan.
7. Mengatur posisi penggaris hingga mengasilkan berkas cahaya pola gelap
dan terang pada layar
8. Mengamati pola cahaya yang paling terang kemudian memberi tanda Q0
pada kertas.
9. Memberi tanda pada layar untuk titik terang P0, P1, P2 , P3 , P4 hingga P5
10. Mengukur jarak titik O terhadap titik X sebagai Q0
11. Mengukur jarak tiap titik terang masing-masing terhadap titik x sebagai
P0, P1, P2 , p3 , P4 hingga P5
12. Mencatat hasil pengamatan yang diperoleh ke dalam table hasil
pengamatan
V. Hasil Pengamatan
Adapun hsail pengamatan pada percobaan ini :
N Pn(m) Y n= Pn−Q 2 2
Y n−Y 0 (m2)
❑n (m)
(m)
0 6,45 x 10−1 5 x 10−3 0 0
1 6,52 x 10−1 12 x 10−3 119 x 10−6 0,69 x 10−7
2 6,58 x 10−1 18 x 10−3 299 x 10−6 0,86 x 10−7
3 6,62 x 10−1 22 x 10−3 459 x 10−6 0,89 x10−7
4 6,68 x 10−1 28 x10−3 759 x 10−6 1,10 x 10−7
5 6,73 x 10−1 28 x10−3 1064 x 10−6 1,23 x 10−7
d = 1 x 10−3 m
Q = 6,4 X 10−1 m
D = 9,27 x 10−1 m
❑literatur = 6,328 x 10−7 m
9
10
VI. Analisa Data
Adapun Analisa data pada percobaan ini :
6.1 Perhitungan Umum
1. Nilai Y n= Pn−Q
a. Y 0= P0−Q 0 = (6,45 x 10−1 ¿−¿) = 5 x 10−3 m
b. Y 1= P1−Q0 = (6,52 x 10−1 ¿−¿) = 12 x 10−3 m
c. Y 2= P2−Q0 = (6,58 x 10−1 ¿−¿) = 18 x 10−3 m
d. Y 3= P3−Q 0 = (6,62 x 10−1 ¿−¿) = 22 x 10−3 m
e. Y 4 = P4 −Q0 = (6,68 x 10−1 ¿−¿) = 28 x 10−3 m
f. Y 5= P5−Q 0 = (6,73 x 10−1 ¿−¿) = 33 x 10−3 m
2. Nilai P2n−Y 20
a. Y 21−Y 20 = ¿ = 119 x 10−6 m
b. Y 22−Y 20 = ¿ = 299 x 10−6 m
c. Y 23−Y 20 = ¿ = 459 x 10−6 m
d. Y 24 −Y 20 = ¿ = 759 x 10−6m
e. Y 25−Y 20 = ¿ = 1064 x 10−6m
3. Nilai ❑n
d 2 2
❑n= 2
(Y ¿ ¿ n −Y 0)¿
2D n
a. n = 1
d 2 2
❑1= 2
(Y ¿ ¿ n −Y 0)¿
2D n
−3
1 x 10
¿ m
2¿¿¿
b. n = 2
d 2 2
❑2= 2
(Y ¿ ¿ n −Y 0)¿
2D n
−3
1 x 10
¿ m
2¿¿¿
11
c. n = 3
d 2 2
❑3= 2
(Y ¿ ¿ n −Y 0)¿
2D n
−3
1 x 10
¿ m
2¿¿¿
d. n = 4
d 2 2
❑4= 2
(Y ¿ ¿ n −Y 0 )¿
2D n
−3
1 x 10
¿ m
2¿¿¿
e. n = 5
d 2 2
❑5= 2
(Y ¿ ¿ n −Y 0)¿
2D n
−3
1 x 10
¿ m
2¿¿¿
%= | ❑literatur ||
❑literatur −❑1 6,328 x 10−7−0 , 69 x 10−7
=
6,328 x 10
−7 |
=0 , 89 %
%= | ❑literatur ||
❑literatur −❑1 6,328 x 10−7−0 , 86 x 10−7
=
6,328 x 10
−7 |
=0 , 86 %
%= | ❑literatur ||
❑literatur −❑1 6,328 x 10−7−0 , 89 x 10−7
=
6,328 x 10
−7 |
=0 , 85 %
%= | ❑literatur ||
❑literatur −❑1 6,328 x 10−7−1 , 10 x 10−7
=
6,328 x 10
−7 |
= 0 ,82 %
%= | ❑literatur|| 6,328 x 10
−7 |
❑literatur −❑1 6,328 x 10−7−1 , 23 x 10−7
= = 0 ,80 %
12
VII. Pembahasan
Difraksi adalah pembelauan atau lenturan ialah penyebaran gelombang,
contohnya cahaya, karena adanya halangan. Semakin kecil halangan,
penyebaran gelombang semakin besar.
Difraksi cahaya adalah peristiwa penyebaran atau pembelokan gelombang
oleh celah sempit sebagai penghalang. Semakin kecil halangan, penyebaran
gelombang semakin besar. Hal ini bisa diterangkan oleh prinsip Huygens.
Gelombang terdifraksi selanjutnya berinterferensi satu sama lain sehingga
menghasilkan daerah penguatan dan pelemahan. Timbul pola terang dan
gelap dimana intensitas pola terang tidak sama atau makin jauh makin kecil
intensitasnya.
Difraksi Fraunhofer adalah difraksi yang terjadi jika letak sumber dan
layar pengamatan jauh sekali dari celah. Difraksi fraunhofer adalah difraksi
dimana gelombang datang dan yang keluar dari celah tetap linier. Dalam
percobaan ini yaitu celah yang digunakan berupa skala pada mistar yang
berfungsi sebagai kisi difraksi.
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk memahami prinsip terjadinya
difraksi fraunhofer dan untuk menentukan panjang gelombang suatu sumber
cahaya.
Alat dan bahan yang digunakan pada perobaan ini yaitu Sumber cahaya
monokromatis dalam hal ini adalah laser helium neon, bangku laser, mistar
logam, layar pengamat berupa kertas karton. Adapun fungsi dari masing-
masing alat antara lain laser berfungsi untuk melihat atau mengamati pola
difraksi yang terbentuk karena memiliki sifat koheren. Penggaris/mistar besi
berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk memantulkan berkas cahaya
laser sehingga terbentuk pola gelap terang pada kertas karton yang
ditempelkan pada layar pengamat. Pada saat gelombang cahaya yang
ditimbulkan oleh laser menabrak mistar besi, gelombang akan berbeda dari
gelombang asalnya, pada jarak yang jauh gelombang akan menimbulkan
gelap terang yang di sebut difraksi fraunhofer. Kemudian kertas karton
digunakan sebagai layar untuk mengamati bentuk difraksi fraunhofer dan
13
untuk melihat jaraknya digunakan pulpen untuk menandai setiap titik terang
yang terbentuk pada layar pengamat (kertas karton), dan bangku optik
digunakan untuk meletakkan komponen seperti laser.
Adapun prosedur kerja yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan, lalu meletakkan kertas di dinding sebagai layar,
kemudian menyusun/merangkai alat sesuai dengan gambar yang ada terdapat
pada prosedur kerja, mengatur posisi laser sehingga diperoleh pola titik pada
layar dengan jarak beberapa meter dari penggaris, kemudian Mengukur jarak
D, memberikan tanda X pada layar sebagai posisi sumber cahaya laser
sebelum penggaris diletakkan, mengatur posisi penggaris hingga sehingga
menghasilkan berkas cahaya pola terang dan gelap pada layar, setelah itu
mengamati pola cahaya yang paling terang kemudian memberi tanda Q0 pada
kertas, memberi tanda pada layar untuk titik P0, P1, P2 , P3 , P4 hingga P5,
mengukur jarak titik O terhadap titik X sebagai Q0, mengukur jarak tiap titik
terang masing-masing terhadap titik X sebagai P0, P1, P2 , P3 , P4 hingga P5,
dan terakhir mencatat hasil pengamatan yang diperoleh ke dalam tabel hasil
pengamatan.
Adapun prinsip kerja dari percobaan ini yaitu ketika laser helium neon,
cahaya laser dipantulkan melalui garis-garis millimeter pada mistar yang
berfungsi sebagai kisi difraksi sehingga dihasilkan cahaya berupa pola terang
dan gelap pada layar di dinding terbentuk pola terang dan gelap. Dimana pola
terang terdiri dari terang pusat dan terang lainnya. Jarak dari titik X ke terang
pusat Q ke terang 1 sampai terang ke 5 diukur dengan menggunakan mistar.
Adapun proses terjadinya Difraksi Fraunhofer yaitu terjadi karena sinar
laser yang ditembakkan ke sasaran, melewati celah sehingga terjadi
pembelokan cahaya yang apabila kedua gelombang fase, maka akan terjadi
intensitas maksimal yang membuat pola terang terjadi. Dan jika kedua
gelombang tidak sefase maka akan terjadi interaksi minimal yang membuat
pola gelap terjadi.
Dari hasil pengamatan, dapat diketahui faktor yang mempengaruhi
panjang gelombang yang diperoleh yaitu lebar celah d dalam percobaan ini
yaitu 1x10 m, jarak antara sumber cahaya pantul ke layar (D), jarak antara
14
titik O ke orde ke n, serta nilai pola atau orde n itu sendiri. Syarat agar
terbentuk pola difraksi fraunhofer adalah jarak antara sumber cahaya ke layar
harus jauh, pada percobaan ini D yang digunakan sebesar 9,27 x 10−1 m.
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa data, diperoleh panjang
gelombang ❑1 sebesar 0 , 69 x 10−7m, ❑2 sebesar 0 , 86 x 10−7m, ❑3 sebesar
0 , 89 x 10 m, ❑4 sebesar 1 ,10 x 10 m, dan ❑5 sebesar 1 , 23 x 10 m.
−7 −7 −7
VIII. Kesimpulan
15
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Difraksi fraunhofer adalah difraksi dimana gelombang datang dan yang
keluar dari celah tetap linier. Dalam percobaan ini yaitu celah yang
digunakan berupa skala pada mistar yang berfungsi sebagai kisi difraksi.
Adapun prinsip kerja dari percobaan ini yaitu ketika laser helium neon,
cahaya laser dipantulkan melalui garis-garis millimeter pada mistar yang
berfungsi sebagai kisi difraksi sehingga dihasilkan cahaya berupa pola
terang dan gelap pada layar di dinding terbentuk pola terang dan gelap.
Pola terang terjadi pada saat difraksi maksimum, dimana gelombang
cahaya memiliki amplitudo dan fasa yang sama sehingga gelombang
cahaya saling menguatkan. Ketika amplitudo dan fasanya berbeda maka
akan terjadi difraksi minimum sehingga terbentuk pola gelap, karena
gelombang cahaya saling melemahkan.
2. Perhitungan untuk panjang gelombang suatu sumber cahaya dihitung
dengan persamaan :
d 2 2
❑n= 2
(Y ¿ ¿ n −Y 0)¿
2D n
dengan :
= panjang gelombang
d = jarak antara dua garis berdekatan pada mistar (NST mistar)
D = jarak dari mistar (ketika laser) memantul ke layar
n = orde ke 1,2,3..5
Yn = jarak antara orde ke n dengan titik O
Pada percobaan ini, hasil yang diperoleh antara lain :
❑1 = 0 , 69 x 10−7m
❑2 =0 , 86 x 10−7m
❑3 =0 , 89 x 10−7m
❑4 =1 ,10 x 10−7m
❑5 = 1 , 23 x 10−7 m
DAFTAR PUSTAKA
16
HARUN, Y. (2009). Pembuatan kisi difraksi (Doctoral dissertation, Universitas
Gadjah Mada)
Hidayat, W., Darjat, D., & Setiyono, B. (2011). SIMULASI FENOMENA
DIFRAKSI CAHAYA PADA CELAH TUNGGAL DAN CELAH GANDA
(Doctoral dissertation, Jurusan Teknik Elektro Fakulta Teknik Undip)
Sadiyah, A. (2012). ANALISIS DIFRAKSI FRAUNHOFER MENGGUNAKAN
PRINSIP ARTIFICIAL LIFE (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS
AIRLANGGA)
Tim Penyusun. 2023. Modul Praktikum Gelombang dan Optik. Palu: Universitas
Tadulako
Yanuarief, C. (2016). Simulasi pola difraksi Fraunhofer untuk celah lingkaran
dengan modifikasi fungsi Bessel. Integrated Lab Journal, 4(2), 181-188
17