MAKALAH ASRAMA RAHMA OCT (Hadist)
MAKALAH ASRAMA RAHMA OCT (Hadist)
الحديث
المتعلمين االسالمية
بمعهد المدرسة العالية اإلسالمية الحكومية األولي بميترو
2023/2024
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA METRO
MADRASAH ALIYAH NEGERI 1
ISLAMIC BOARDING SCHOOL
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 110 Kampus 15.A Metro Timur Tlp. (0725) 45963
Website: www.man1metro.sch.id Facebook: MAN 1 Metro Lampung
HALAMAN PENGESAHAN
Nomor: B.01/ASMANSA/IV/2024
Kepala Asrama MAN 1 Metro Islamic Boarding School dan Pembimbing dalam penyusunan
karya ilmiyah tugas ujian akhir ini setelah mengadakan arahan dan bimbingan maka:
Kami menerima dan mengesahkan laporan karya ilmiyah tugas ujian akhir Takhrij Hadits
tentang : DARAH PADA HAID
Setelah selesai bimbingan dan di perbaiki, sebagai bagian dari syarat kelulusan peserta didik di
Asrama MAN 1 Metro Islamic Boarding School Tahun Pelajaran 2023/2024
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis haturkan kepada tuhan yang maha esa atas selesainya makalah yang
berjudul takhrojul hadist. Atas dukungan moral dan materil yang di berikan dalam penyusunan
makalah ini, maka penulis mengucapkan trimakasih kepada :
1. Bapak H.Sarjono,S.Pd., M.Pd.,Kepala Madrasah Aliyah Negri 1 Metro.
2. Ust. Rokiban, S.Ag., M.Pd.I., Selaku Waka V bidang asrama.
3. Ust. Afiffudin, M.Pd. Yang telah memberikan bimbingan dan mengarahkan sehingga
makalah ini dapat di selesaikan.
4. Seluruh Asatidz dan Asatidzah selaku pengasuh asrama.
5. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan baik moral maupun materil sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bhawa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat beberapa
kekurangan, oleh karna itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
RAHMA OCTAVIA
RAMADHANI
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................... iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................................... 2
1.3 TUJUAN.................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 2
A. HADIST YANG DI TAKHRIJ DAN TERJEMAHNYA......................... 2
B. HASIL TAKHRIJ HADIST................................................................................. 3
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Para muhaditsin mengartikan tahkrij hadist sebagai Mengemukakan hadis padaorang banyak
dengan menyebutkan para periwayatnya dalam sanad yang telahmenyampaikan hadis itu dengan
metode periwayatan yang mereka tempuh.Ulama mengemukakan berbagai hadis yang telah
dikemukakan oleh para guruhadis, atau berbagai kitab lain yang susunannya dikemukakan
berdasarkan riwayatsendiri, atau para gurunya, siapa periwayatnya dari para penyusun kitab atau
karya tulisyang dijadikan sumber pengambilan
v
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah dan pertanyaan
penelitian ini sebagai berikut :
1. Apa makna dari hadist tersebut ?
2. Bagaimana perbandingan hadist tersebut dengan hadist yang sama atau semakna ?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui maksud dari hadist tersebut
2. Mengetahui kaidah yang terdapat di dalamnya
BAB II
PEMBAHASAN
َح َّد َثَنا ُم وَس ى ْبُن ِإْس َم ِع يَل َأْخ َبَر َنا َحَّم اٌد َع ْن َقَتاَد َة َع ْن ُأِّم اْلُهَذ ْيِل َع ْن ُأِّم َع ِط َّيَة َو َكاَنْت َباَيَع ْت الَّنِبَّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم
َقاَلْت ُكَّنا اَل َنُع ُّد اْلُك ْد َر َة َو الُّص ْفَر َة َبْع َد الُّطْهِر َشْيًئا َح َّد َثَنا ُمَس َّدٌد َح َّد َثَنا ِإْس َم ِع يُل َأْخ َبَر َنا َأُّيوُب َع ْن ُمَحَّمِد ْبِن ِس يِريَن َع ْن ُأِّم
َِع ِط َّيَة ِبِم ْثِلِه َقاَل َأُبو َداُو د ُأُّم اْلُهَذ ْيِل ِهَي َح ْفَص ُة ِبْنُت ِس يِر يَن َك اَن اْبُنَها اْس ُم ُه ُهَذ ْيٌل َو اْس ُم َز ْو ِج َها َع ْبُد الَّرْح َم ن
Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah mengabarkan kepada kami [Hammad]
dari [Qatadah] dari [Ummu Al-Hudzail] dari [Ummu 'Athiyyah] -dan dia adalah wanita yang
berbaiat kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam-, dia berkata; Kami tidak menganggap
darah yang keruh atau kekuning-kuningan setelah suci dari haidl sebagai (darah haidh). Telah
menceritakan kepada kami [Musaddad] Telah menceritakan kepada kami [Ismail] telah
mengabarkan kepada kami [Ayyub] dari [Muhammad bin Sirin] dari [Ummu Athiyah] dengan
yang semisalnya. Abu Dawud berkata; Ummu Hudzail adalah Hafshah binti Sirin, anaknya
bernama Hudzail dan suaminya Abdurrahman.1
1
https://ilmuislam.id/hadits/perawi/1/abu-daud?hal=22
vi
[Abu Daud]
َح َّد َثَنا ُقَتْيَبُة ْبُن َسِع يٍد َقاَل َح َّد َثَنا ِإْس َم اِع يُل َع ْن َأُّيوَب َع ْن ُمَحَّمٍد َع ْن ُأِّم َع ِط َّيَة َقاَلْت ُكَّنا اَل َنُع ُّد اْلُك ْد َر َة َو الُّص ْفَر َة َشْيًئا
Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] berkata, telah menceritakan kepada kami
[Isma'il] dari [Ayyub] dari [Muhammad] dari [Ummu 'Athiyyah] berkata, "Kami tidak
menganggap warna keruh dan kekuningan sebagai sesuatu dari haid."2
[Bukhari]
2
https://ilmuislam.id/hadits/9039/hadits-bukhari-nomor-315
vii
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
رسول هللا صلى هللا عليه وسلم
↓
Ummu 'Athiyyah
أم عطية
↓
Ummu Al-Hudzail
ام الهدزيل
↓
Qatadah
قتادة
↓
Hammad
حماد
↓
Abu Daud
ابودود
Haid atau menstruasi adalah darah yang keluar dari rahim seorang perempuan secara
alami dan normal tanpa ada peristiwa tertentu yang menyebabkannya. Setiap wanita mengalami
haid dengan siklus bulanan. Haid tidak disebabkan karena adanya luka atau penyakit pada tubuh
maupun akibat gugur kandungan.
Cairan kekuning-kuningan atau keruh sebelum haid, kalau bertepatan waktu haid atau
sebelumnya dengan selisih waktu sedikit, disertai rasa sakit dan lilitan (sakit) haid serta
bersambung dengan darah haid, maksudnya keluar setelahnya darah haid. Maka itu termasuk
bagian dari haidnya. Maka dilarang shalat dan berpuasa. Hal itu seperti apabila keluar cairan
keruh sehari atau dua hari disertai sakit haid kemudian pada hari ketiga keluar darah. Maka
viii
kesemuanya itu termasuk haid. Ini adalah pendapat yang paling kuat dalam masalah ini dan
merupakan pendapat Syekh Ibnu Baz rahimahullah. Akan tetapi beliau mensyaratkan
ketersambungan saja tanpa mensyaratkan adanya rasa sakit haid. Ini juga pendapat Syekh Ibnu
Utsaimin rahimahullah sebelumnya. Adapun pendapat (beliau) terakhir adalah bahwa cairan
kekuning-kuningan dan keruh, tidak dianggap haid sama sekali
Yang menguatkan apa yang kami sebutkan bahwa (darah) kekuning-kuningan dan keruh
sebelum haid dianggap haid kalau hal itu terjadi pada waktu kebiasaannya serta bersambung
dengan darah haid. Disertai juga rasa sakit haid. Karena (darah) kekuning-kuningan dan keruh
termasuk salah satu warna darah menurut kebanyakan para ulama fiqih. Haid adalah pecahnya
dinding Rahim dimana di dalamnya ada darah dan kotoran, sehingga darah keluar dengan
berbagai macam warna berbeda-beda. Dimulai dengan warna hitam pekat atau kehitam-hitaman.
Kemudian menyusut menjadi keruh atau kekuning-kuninang. Terkadang bisa terbalik. Dimulai
(darah) kekuning-kuningan dan keruh kemudian baru darah. Dalam hadits Aisyah radhiallahu
anha terdapat riwayat yang menunjukkan bahwa kekuning-kuningan dan keruh sebelum bersih
adalah haid. Sebenarnya tanpa dibedakan keluarnya sebelum bersih atau keluar keduanya waktu
kebiasaannya sebelum (keluar) darah. Disertai tanda-tanda haid baik sakit atau melilit. Kalau
dikatakan, jika hanya disyaratkan bersambung saja (dengan keluarnya darah haid), maka hal itu
termasuk pendapat yang kuat. Sebagaimana pendapat Syekh Ibnu Baz rahimahullah, yaitu
dengan syarat (terjadi) pada waktu kebiasaannya. Pendapat ahli fiqih –seperti Hanafiyah dan
Hanabilah-: “Kekuning-kuningan dan keruh pada waktu kebiasaannya termasuk haid, termasuk –
wallahua'lam- keluarnya darah kekuning-kuningan dan keruh pada waktu awal haid. Sementara
pendapat lainnya –seperti Malikiyah dan Syafiiyyah- bahwa kekuning-kuningan dan keruh
termasuk darah haid secara mutlak, atau di waktu yang memungkinkan. Hal itu mencakup
keluarnya sebelum haid, sebagaimana yang tidak tertutupi.3
BAB III
PENUTUP
3
https://www.google.com/amp/s/islamqa.info/amp/id/answers/179069
ix
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya untuk penyusun. Dan
penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan.Oleh
karena itu penyusun mengharapkan kritik dan sarannya agar makalah yang kami
susunkedepannya jauh lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA
x
https://www.google.com/amp/s/islamqa.info/amp/id/answers/179069
https://ilmuislam.id/hadits/perawi/1/abu-daud?hal=22
https://ilmuislam.id/hadits/9039/hadits-bukhari-nomor-315
xi