“SADAQAH”
Disusun Oleh :
Tahun 2020/2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, kita panjatkan puji dan rasa syukur atas kehadirat Allah
Ta’ala yang telah memberikan segala nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sadaqah” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas dari
Ayahanda Dr. H. Mukhlis Mukhtar, M. Ag., pada mata kuliah Hadits Tarbawi
dan Akhlak. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
terkait “Sadaqah” bagi pembaca dan juga bagi kami selaku penyusun makalah.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sedekah juga disebut sebagai ibadah sosial. Ibadah sosial merupakan ibadah
yang mempunyai efek langsung dengan konteks kehidupan masyarakat sekitar,
mengandung nilai gotong royong dan tanggung jawab sosial sehingga
diharapkan dapat meratakan pendapatan ekonomi serta menghapus kemiskinan
dalam masyarakat.
Dengan sedekah, akan mendekatkan kita kepada Allah, Zat Yang Maha
Pemberi Rezeki. Dekat dengan Allah Yang Maha Kaya akan menjamin
terjaganya rezeki dan harta yang kita miliki. Artinya, semakin bakhil kita maka
akan semakin jauh dari rezeki dan nilai hikiki kekayaan yang sebenarnya. Akan
sangat baik bagi kita untuk mulai membiasakan diri menyisihkan sebagian
rezeki kita untuk orang yang membutuhkan, baik untuk orang tua, saudara,
teman, tetangga, ataupun yang lainnya. Ada baiknya orang-orang yang
memiliki hubungan kekeluargaan lebih didahulukan, kemudian tetangga
terdekat, tetangga jauh, dan seterusnya.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologi kata sedekah berasal dari bahasa Arab yaitu “Shodaqoh”
yang memiliki arti perbuatan yang benar. Pada awal pertumbuhan Islam,
sedekah diartikan sebagai pemberianyang disunnahkan. Tetapi, setelah
kewajiban zakat yang disyari`atkan dalam Al-Qur`an sering disebut
menggunakan kata “Sadaqah”, maka sadaqah memiliki dua makna. Pertama,
sadaqah hukumnya sunnah atau tathawwu` (sedekah) dan wajib (zakat)1.
Sadaqah sunnah atau tathawwu` adalah sadaqah yang diberikan secara sukarela
(tidak wajib) kepada orang lain, seperti orang fakir, miskin, dan sebagainya.
Sedangkan, sadaqah wajib adalah zakat. Kewajiban zakat dan penggunaannya
telah dijelaskan dalam Al-Qur`anul Karim yang artinya “Zakat merupakan
ibadah ynag bersifat kemasyarakatan, sebab manfaatnya selain kembali
kepada dirinya sendiri (orang yang menunaikan zakat), juga sangat besar
manfaatnya bagi pembangunan bangsa, negara, dan agama”2. Sedangkan
secara syara` (terminologi), sadaqah diartikan sebagai sebuah pemberian
seseorang secara ikhlas kepada orang yang berhak menerima.3
1
Kertas Charity, “Kekuatan Sadaqah”, Makalah Tugas Mata Kuliah Akhlak Tasawuf, 08 September
2016, hlm. 4.
2
Al-Qur`an Al-Karim, QS. At-Taubah : 60.
3
Kertas Charity, Loc. Cit.
4
Wikipedia, “Sedekah”, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sedekah (diakses pada 06 Maret 2021)
3
Sedangkan menurut peraturan BAZNAS No. 2 tahun 2016, sedekah adalah
harta atau nonharta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar
zakat dan diperuttukkan untuk kemashalatan umum. Sedekah merupakan suatu
amalan yang dizintai Allah Ta`ala. 5
B. Keutamaan Sadaqah
5
BAZNAS. “Sedekah”, https://baznas.go.id/sedekah (diakses pada 06 Maret 2021)
4
2.2 Hadits Tentang Sadaqah
A. Matan Hadits
1. Bersedekahlah Walaupun dengan Satu Biji Kurma
َ
أَّلل َع َل ْي ِه َو َس َّل َم َق َال َل َي َت َص َّد ُق َأ َح ٌد ِب َت ْم َر ٍة ِم ْن
ُ َّ أَّلل َص َّلى َ َ َ
ِ َّ َع ْن أ ِبي ُه َر ْي َر َة أ َّن َر ُسول
وص ُه َح َّتى ُ َّ َك ْسب َطيب ِإ ََّل َأ َخ َذ َها
َ أَّلل ِب َي ِم ِين ِه َف ُي َر ِب َيها َك َما ُي َر ِبي َأ َح ُد ُك ْم َف ُل َّو ُه َأ ْو َق ُل ٍ ِ ٍ
ْ
)ون ِم ْث َل أل َج َب ِل َأ ْو َأ ْع َظ َم (روأه مسلم َ َت ُك
2. Nafkah
B. Arti Hadits
1. Sedekah dengan harta yang halal walaupun dengan satu biji Kurma, niscaya
Allah menerimanya.
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW., bersabda “Tidaklah seseorang
yang bersedekah dengan sebutir kurma dari usaha yang halal, kecuali Allah
akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya, lalu dipelihara-Nya seperti
kamu memelihara anak kambing atau anak unta, sehingga sedekahmu itu
bertambah besar sebesar gunung atau lebih besar dari itu.”
(HR. Muslim : 1685)
2. Nafkah kepada keluarga (istri dan anak) dengan niat ikhlas, akan bernilai
pahala di sisi Allah.
Dari Abu Mas`ud Al-Anshari, maka aku berkata; Dari Nabi SAW., beliau
bersabda, “Apabila seorang Muslim memberi nafkah kepada keluarganya
(istri dan anaknya) dengan niat mengharap pahala, maka baginya hal itu
adalah sedekah.”
(HR. Bukhari : 4932)
5
C. Arti Kosa Kata
1. Hadits I
−
ُ َّ ( ِإ ََّل َأ َخ َذ َهاKecuali Allah akan mengambilnya dengan tangan
أَّلل ِب َي ِم ِين ِه
kanan-Nya)
Menunjukkan penerimaan dan ketinggian kedudukan sedekah yang
bersumber dari penghasilan yang baik.
6
ْ
− ون ِم ْث َل أل َج َب ِل َأ ْو َأ ْع َظ َم
َ ( َح َّتى َت ُكSampai sedekah kurma itu sebesar gunung
atau lebih besar lagi)
Hal ini menunjukkan bahwa siapapun bisa bersedekah, dan soal kekurangan
harta atau banyaknya kebutuhan bukanlah alasan untuk tidak bersedekah.
Orang kaya sangat dianjurkan untuk memperbanyak sedekah sebagai
ungkapan rasa syukur dan demi mempertahankan nikmat, sedangkan orang
miskin pun dianjurkan untuk bersedekah sebagai ungkapan syukur atas
nikmat iman dan agar keluar dari jerat kesulitan.
2. Hadits II
ْ
− ( ِإ َذأ َأ ْن َف َق أل ُم ْس ِل ُمApabila seorang Muslim memberi nafkah)
− ( َع َلى َأ ْه ِل ِهKepada keluarganya)
Kalimat “kepada keluarganya”, ada kemungkinan mencakup istri dan
kerabat, dan mungkin juga khusus buat istri, lalu diikutkan apa yang
selainnya, dengan alasan mereka lebih utama untuk diberi nafkah.
7
D. Pokok-pokok Kandungan Hadits
1. Hadits I
− Dari hadits Nabi riwayat Bukhari : 1685, hal itu menggambarkan
bahwasanya itulah keutamaan sedekah dari usaha yang halal.
− Hadits tersebut juga mempunyai maksud tentang pahala sedekah walau
dengan sebutir kurma akan dibalas dengan ganjaran seberat gunung.
− Sebiji kurma yang dimaksud bisa dimaknai bahwasanya amalan sedekah
tidak melulu dengan jumlah yang banyak dan mahal, tetapi bisa juga dengan
hal-hal kecil disertai dengan keikhlasan. Bila tidak memiliki harta untuk
disedekahkan, maka cukup dengan menjaga ucapan yang baik atau dengan
senyuman.6
2. Hadits II
− Dari hadits tersebut dapat dipahami bahwa, apabila suami ikhlas dalam
memberikan nafkah untuk keluarganya, maka itu akan dianggap sebagai
sedekahnya.
− Juga dijelaskan apabila kemudian istri atau anggota keluarga lainnya
bersedekah dengan menggunakan harta si suami, maka ia akan mendapat
pahala dari harta yang disedekahkan itu, karena sumber harta berasal dari
harta pencaharian suami.
− Dalam hadits tersebut juga dapat dipahami bahwa, setiap nafkah yang
diberikan suami kepada istri dan orang-orang yang berada di bawah
lindungannya terhitung sebagai sedekah. 7
6
Lentera Ramadhan, “Hadi Tentang Sedekah Sebiji Kurma Bisa Menjauhkan Api Neraka”, dalam
Kumparan.com (30 April 2020).
7
Salmah, “Nafkah Dalam Perspektif Hadis”, dalam JURIS Volume 13 no. 1 (Juni 2014), hlm. 94.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Lentera Ramadhan. 2020. Hadis Tentang Sedekah Sebiji Kurma Bisa Menjauhkan
Api Neraka. Kumparan.com. Diakses pada 7 Maret 2021,
https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/lentera-ramadhan/hadis-
tentang-sedekah-sebiji-kurma-bisa-menjauhkan-api-neraka-1tK38GZEcls
10