Dosen Pengampu :
Bambang Irawan, S.Pd.I, M.Pd
Disusun oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teoritis Hibah,
Sedekah, Hadiah, dan Undian Berhadiah” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Aik Muamalah. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai “Teoritis Hibah, Sedekah,
Hadiah, dan Undian Berhadiah” bagi para pembaca dan juga bagi para penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Bambang Irawan, S.Pd.I, M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Aik Muamalah, yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat mewujudkan penulisan
makalah yang sempurna dimasa yang akan datang
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1. 2 Rumusan Masalah............................................................................................. 1
1. 3 Tujuan............................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2. 1.............................................................................................................................
Hibah
1. Pengertian................................................................................................ 2
2. Rukun hibah............................................................................................ 3
3. Macam- macam hibah............................................................................. 4
4. Hadist tentang hibah................................................................................ 5
2. 2.............................................................................................................................
Sedekah
1. Pengertian............................................................................................... 5
2. Rukun sedekah........................................................................................ 6
3. Hikmah sedekah...................................................................................... 7
4. Macam – macam sedekah....................................................................... 7
5. Manfaat sedekah..................................................................................... 8
6. Hadist tentang sedekah........................................................................... 8
2. 3.............................................................................................................................
Hadiah
1. Pengertian............................................................................................... 9
2. Rukun dan syarat hadiah......................................................................... 9
3. Macam – macam hadiah......................................................................... 10
2. 4.............................................................................................................................
Undian Berhadiah
1. Pengertian............................................................................................... 10
2. Konsep undian berhadiah........................................................................ 11
3. Dasar hukum undian berhadiah.............................................................. 11
4. Macam – macam undian berhadiah........................................................ 12
5. Dampak dan hikmah dari undian berhadiah........................................... 13
6. Hadist tentang undian berhadiah............................................................. 14
BAB III PENUTUP
3. 1.............................................................................................................................
Kesimpulan......................................................................................................... 15
3. 2............................................................................................................................. Saran
............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Umat Islam adalah umat yang mulia, umat yang dipilih Allah untuk
mengemban risalah, agar mereka menjadi saksi atas segala umat. Tugas ummat
Islam adalah mewujudkan kehidupan yang adil, makmur, tentram dan sejahtera
dimanapun mereka berada. Karena itu umat Islam seharusnya menjadi
rahmatbagisekalianalam.
Bahwa kenyataan bahwa umat Islam kini jauh dari kondisi ideal. adalah
akibat belum mampu mengubah apa yang dianugerahkan Allah pada umat Islam
belum dikembangkan secara optimal. Padahal ummat Islam memiliki banyak
intelektual dan ulama, disamping potensi sumber daya manusia dan ekonomi yang
melimpah. Jika seluruh potensi itu dikembangkan secara seksama. tentu diperoroleh
hasil yangoptimal.
Pada saat yang sama, jika kemandirian,kesadaran beragama dan ukhuwah
Islamiyah kaum muslimin juga makin meningkat maka pintu-pintu kemungkaran
akibat kesulitan ekonomi akan makin dapat dipersempit.
1. 2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Hibah ?
2. Terdapat berapa macam hibah ?
3. Apa yang dimaksud dengan sedekah ?
4. Apa hikmah dari sedekah ?
5. Apa yang di maksud dengan hadiah ?
6. Apa syarat – syarat dari hadiah ?
7. Bagaimana konsep undian berhadiah ?
8. Apa dasar hukum dari undian berhadiah ?
1. 3 Tujuan
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Hibah, Sedekah , Hadiah,
dan Undian berhadiah
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Hibah
1. Pengertian
Hibah secara bahasa berasal dari kata “wahaba” yang berarti lewat dari satu
tangan ke tangan yang lain atau dengan arti lain kesadaran untuk melakukan
kebaikan atau diambil dari kata hubub ar-rih (angin berhembus) dikatakan
dalam kitab al-fath yang berarti makna yang lebih umum yaitu ibra’
(membebaskan utang orang) ialah menghibahkan suatu yang wajib demi
mencari pahala akhirat, jak’alah yaitu sesuatu yang wajib diberikan kepada
orang lain sebagai upah, yang dikhususkan dengan orang yang masih hidup agar
bisa mengeluarkan wasiat. Hibah dipakai menyebutkan makna yang lebih
khusus dari pada suatu yang mengharap ganti, dan seperti halnya ucapan orang
yang mengatakan hibah adalah pemberian hak milik tanpa ganti dan inilah
makna hibah menurut syarat’.
Hibah menurut terminologi adalah pemberian hak milik secara langsung dan
mutlak terhadaap satu benda ketika masih hidup tanpa mengharap ganti
walaupun dari orang yang lebih tinggi “pemberian hak milik secara suka rela
ketika masih hidup dan yang ini lebih utama dan singkat”. Ujaran pemberian
hak milik yaitu salah satunya wakaf karena bersifat mubah menurut pendapat
yang rajih (unggul) tidak termasuk dalam pemberian hak milik walaupu dia
berupa pemberian hak milik hanya pemberian pemanfaatan saja bukan untuk
bendanya sehingga wakaf menurut pendapat ini tidak masuk dalam ucapannya
berupa benda. Begitu pula dengan pinjaman dengan kata pemberian hak milik
sebab ia mubah dalam manfaat sebab peminjam, bisa mengambil manfaat dan
tidak memiliki manfaat. Ujaran munjiz berarti hibah terjadi pada saat itu juga,
sehingga akad yang menggantung tidak termasuk didalamnya seperti datangnya
orang yang pergi. Hibah pemberian secara langsung tanpa mengharap kembali,
sedangkan akad dalam wasiat merupakan pemberian hak milik yang bisa
sempurna jika ada qobul yaitu setelah ada kematian. Kata “tanpa ganti” disini
juga dalam kategori hibah segala bentuk alad yang ada gantinya seperti jual beli,
walaupun dengan lafal hibah, lafalnya tidak membenarkan hal itu jika tidak
dibatasi dengan mencari pahala dan jika dibatasi dengan hal itu maka akadnya
batal karena tidak bisa diperbaiki dengan akad jual beli. Didalam ketentuan
hukum islam bila diperhatikan mengenai pelaksanaan hibah, dilaksanakan
dengn cara sebagai berikut:
a) Penghibahan dilaksanakan semasa hidup, demikian pula penyerahan
barang yang dihibahkan.
b) Beralihnya hak atas barang yang dihibahkan pada saat penghibahan
dilakukan kalau si penerima hibah dalam keadaan tidak cakap bertindak
dalam hukum (belum dewasa, kurang sehat akalnya) maka penerima bisa
diwakilkan oleh walinya.
c) Dalam pelaksanaan penghibahan haruslah ada pernyataan, terutama
sekali oleh pemberi hibah.
d) Penghibahan hendaknya dilaksanakan dihadapan beberapa orang saksi,
hal ini dimaksutkan untuk menghindari silang sengketa hari.
2. Rukun Hibah
Rukun hibah ada tiga diantaranya sebagai berikut:
a) Kedua belah pihak yang berakad (Aqidain)
Ada beberapa syarat dalam memberi hibah yakni harus memiliki hak
atas barang yang dihibahkan dan mempunyai kebebasan mutlak untuk
berbuat terhadap hartanya.
b) Shighat (ucapan)
Yaitu ijab & qobul berupa ucapan dari orang yang bisa berbicara dan
termasuk ijab yang jelas, yang tujuannya diucapkan secara langsung.
Dan termasuk Qobul yang jelas ucapannya, yang ditujukan untuk
menerima secara langsung. Jika dalam penghibahan ke anak kecil yang
semisal dengannya yang tidak ada kelanyakan untuk qobul maka wajib
bagi wali untuk menerima hibah tersebut untunya, dan jika dia tidak
mau menerimanya maka harus dipecat si penerima wasiat. Dan berdosa
jika dia meninggalkan yang lebih utama jika dia ayah atau kakek maka
dia tidak bisa dipecat.
c) Barang yang dihibahkan
Setiap benda yang boleh diperjual belikan boleh dihibahkan karena dia
adalah akad yang bertujuan mendapatkan hak milik terhadap satu barang
maka dia bisa memiliki sesuatu yang bisa dimilikinya dengan cara jual
beli, sehingga setiap yang boleh di jual boleh dihibahkan sebagiannya
walaupun barang tersebut dalam jumlah bayak. Perbedaan antara sahnya
menjual dan sahnya hibah, dimana penjual sesuatu yang ada dalam
tanggungan merupakan bentuk kewajiban mendapatkan barang yang
dijual dengan bayaran harga yang diterima dan kewajiban dalam hal ini
sah berbeda dengan hibah sebab dia tidak mengandung arti kewajiban
sebab tidak ada bayaran sehingga mirip dengan janji dan jika begitu
maka tidaklah sah.
3. Macam-macam hibah
Adapun macam-macm hibah yaitu :
a) Hibah barang adalah memberikan harta atau barang kepada pihak lain
yang mencakup materi dan nilai manfaat harta atau barang tersebut, yang
pemberiannya tanpa ada tendensi (harapan) apapun. Misalnya,
mengibahkan rumah, sepeda motor, baju dan sebagainya.
b) Hibah manfaat, yaitu memberikan harta kepada pihak lain agar di
manfaatkan harta atau barang yang di hibahkan itu, naamun materi harta
atau barang itu tetap menjadi milik pemberi hibah. Dengan kata lain,
dalam hiibah manfaat itu si penerima hubah hanya memiliki hak guna
atau hak pakai saja. Hibah manfaat terdiri dari hibah berwaktu (hibah
muajjalah) dan hibah seumur hidup (al-amri). Hibah muajjalah dapat
juga dikategorikan pinjaman (ariyah) karena setelah lewat jangka waktu
tertentu, barang yang dihibahkan manfaatnya harus dikembalikan.
4. Hadits tentang hibah
Hibah berasal dari bahasa Arab ُ ال ِهبَةyang artinya pemberian sukarela pada orang
lain. Kata hibah disebutkan dalam Al Quran surat Maryam ayat 5-6
“Yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan
jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai."
Barang yang sudah dihibahkan tidak bisa ditarik kembali, sesuai hadits nabi
sebagai berikut,
3. Hikmah Shadaqah
a) Menumbuhkan ukhuwah Islamiyah
b) Dapat menghindarkan dari berbagai bencana
c) Akan dicintai Allah SWT.
4. Macam-macam shadaqah
a) Sedekah barang,
Barang dalam hal ini adalah sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain dan
lebih baik lagi masih dalam keadaan layak guna. Misalnya memberikan
pakaian dan sarung layak pakai atau makanan yang bergizi dan praktis
untuk korban bencana alam. Tidak ada salahnya untuk menyedekahkan
suatu barang karena alasan sudah memenuhi rumah atau memang punya
niat untuk dibuang. Hanya saja utamakan untuk memberikan barang-
barang ini kepada pihak yang benar-benar membutuhkannya. Pemberian
barang sedekah menjadi jauh lebih bermanfaat jika didasari oleh kondisi
yang tepat sasaran. Maksudnya, kita memberikan sesuatu yang semata-
mata kita sudah tidak butuhkan kepada pihak yang sedang
membutuhkannya. Contoh sedekah dalam hal ini adalah memberikan
pakaian atau mainan lama anak kita yang masih layak pakai kepada
kerabat kita yang baru saja memiliki bayi.
b) Sedekah tenaga.
Sedekah tenaga bisa berupa kerja bakti di lingkungan rumah atau
membersihkan lingkungan tempat ibadah. Perbuatan ini tidak harus
dilakukan di tempat-tempat khusus yang berkaitan dengan salah satu
agama saja, tetapi bisa antaragama, antarsuku, dan bahkan antarbangsa.
c) Sedekah senyuman dan nasihat.
Dalam satu riwayat bahwa senyuman kepada sesama muslim saja sudah
dianggap sedekah. Nasihat yang baik juga dianggap
sedekah. Sebagaimana wujud sedekah tidak selalu harus harta, kita bisa
melakukan beberapa hal berikut :
1) Membantu mendamaikan orang lain.
2) Menjenguk orang sakit.
3) Melakukan amalan-amalan yang membuat orang merasa terbantu
dan senang.
d) Mengucapkan tasbih, tahlil, dan tahmid.Mengucapkan
Zikir termasuk sedekah. Ucapan zikir pun ada banyak, di antaranya
tahmid, tahlil, takbir, tasbih, dan istighfar. Dalam hadits riwayat Muslim,
Aisyah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Bahwasanya
diciptakan dari setiap anak cucu Adam tiga ratus enam puluh persendian.
Maka barang siapa yang bertakbir, bertahmid, bertasbih, beristighfar,
menyingkirkan batu, duri, atau tulang dari jalanan, amar ma’ruf nahi
mungkar, maka akan dihitung sejumlah tiga ratus enam puluh persendian.
Dan ia sedang berjalan pada hari itu, sedangkan ia dibebaskan dirinya dari
api neraka.”
5. Manfaat sedekah
a) Menghapuskan dosa-dosa
b) Memberikan naungan pada hari kiamat
c) Menjauhkan diri dari api neraka
d) Melindungi diri dari siksa kubur
e) Terus mengalirkan pahala walau telah meninggal
f) Memberi keberkahan pada harta
g) Melipatgandakan pahala
h) Masuk surga melalui pintu khusus sedekah
i) Menjadi bukti keimanan seseorang
j) Melindungi pedagang dari maksiat dalam jual-beli
k) Kelapangan dada dan kebahagiaan hati
l) Pahala sedekah tidak terputus
6. Hadits tentang sedekah
Disebutkan bahwa pintu surga pun terbuka bagi orang-orang yang ikhlas
mendermakan hartanya di jalan Allah maupun untuk membantu sesama yang
sedang kesusahan.
2. 3 Hadiah
1. Pengertian
Hadiah merupakan pemindahan pemilikan atas suatu harta dan bukan hanya
manfaatnya. Kalau yang diberikan adalah manfaatnya sementara zatnya
tidak maka itu merupakan pinjaman (i’ârah). Karenanya hadiah haruslah
merupakan tamlîkan li al’ayn (pemindahan/penyerahan pemilikan atas suatu
harta kepada pihak lain). Penyerahan pemilikan itu harus dilakukan semasa
masih hidup karena jika sesudah mati maka merupakan wasiat. Di samping
itu penyerahan pemilikan yang merupakan hadiah itu harus tanpa
kompensasi (tamlîkan li al-’ayn bi lâ ’iwadh), karena jika dengan
kompensasi maka bukan hadiah melainkan jual-beli (al-bay’).
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan.
1. Hibah menurut terminologi adalah pemberian hak milik secara langsung dan
mutlak terhadaap satu benda ketika masih hidup tanpa mengharap ganti
walaupun dari orang yang lebih tinggi “pemberian hak milik secara suka rela
ketika masih hidup dan yang ini lebih utama dan singkat”. Hibah merupakan
pemberian secara langsung tanpa mengharap kembali, sedangkan akad
dalam wasiat merupakan pemberian hak milik yang bisa sempurna jika ada
qobul yaitu setelah ada kematian.
2. Shadaqah adalah pemberian harta kepada orang-orang fakir, orang yang
membutuhkan, ataupun pihak-pihak lain yang berhak menerima shadaqah,
tanpa disertai imbalan. Shodaqoh lebih utama apabila diberikan pada hari-
hari mulia, seperti pada hari raya idul adha atau idul fitri. Juga yang paling
utama apabila diberikan pada-pada tempat-tempat yang mulia, seperti di
MekkahdanMadinah.
3. Hadiah merupakan pemindahan pemilikan atas suatu harta dan bukan hanya
manfaatnya. Kalau yang diberikan adalah manfaatnya sementara zatnya
tidak maka itu merupakan pinjaman (i’ârah). Karenanya hadiah haruslah
merupakan tamlîkan li al’ayn (pemindahan/penyerahan pemilikan atas suatu
harta kepada pihak lain).
4. Dalam Islam undian berhadiah termasuk dalam bentuk kegiatan yang di
dalamnya mengandung unsur pengundian nasib, Undian berhadiah tersebut
menjadikan seseorang mengharapkan sesuatu yang belum jelas, sehingga
terdapat unsur maisir dan garar dalam kegiatan tersebut, maisir yaitu sesuatu
kegiatatan yang mengandung unsur perjudian, sedangkan garar merupakan
ada nya unsur ketidak pastian atau unsur pemberian harapan terhadap
sesuatu hal yang ditransaksikan.
3. 2 Saran.
1. Sebagai umat muslim sebaiknya kita tidak mengikuti undian berhadiah
karena didalamnya mengandung unsur pengundian nasib, sedangkan dalam
Islam perilaku yang sifatnya mengundi nasib tidak diperbolehkan dan juga
sudah dijelaskan dalam alquran surah Al- maidah ayat 90.
2. Setiap umat muslim hendaklah bersedekah karena sedekah dapat
menghindarkan dari segala bentuk bahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997,
hlm.466.
Abdul Aziz Dahlan, et al. Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru van
Hoeve, 1996, hlm. 54
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Muamalat Sistem Transaksi Dalam Fiqh
Islam.hal 453
Al-Jaziri Abu Bakr Jabir, 2006. Ensiklopedia Muslim. Darul Falah: Jakarta
Rasjid, H. Sulaiman. 1998. Fiqih Islam, Sinar Algensindo: Bandung
Sabiq, sayyid. 1996. Fiqih sunnah 14, Alma’Arif: Bandung