Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PERBANDINGAN PENGARUH HASIL BELAJAR

INFORMATIKA SISWA SEBELUM WABAH COVID DENGAN SETELAH


WABAH COVID DI JURUSAN TKJ SMK TELKOM 01 MEDAN

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Statistika Teori

Dosen Pengampu : Palma Juanta , S.Si., M.Pd.

Disusun Oleh :
1. Syafrizal
2. Risky Dermawan
3. Kevin Wilbert Cornelius
4. Sanny Lie
5. Albe
6. Grace Thalia Wijaya

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya kami
dapat melaksanakan kegiatan survey pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 dan
menyelesaikan laporan survey pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 2020 perbandingan
pengaruh hasil belajar Informatika siswa sebelum dan setelah wabah COVID-19 di Jurusan
Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) SMK Telkom 01 Medan. Penelitian ini bertujuan untuk
memahami dampak dari perubahan lingkungan pembelajaran yang ditimbulkan oleh pandemi
COVID-19 terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Informatika.
Pandemi COVID-19 telah mengubah lanskap pendidikan secara global, memaksa
institusi pendidikan untuk beradaptasi dengan situasi yang tidak terduga. SMK Telkom 01
Medan tidak terkecuali dari perubahan tersebut. Oleh karena itu, melalui analisis ini, kami
berupaya untuk menyajikan gambaran yang komprehensif mengenai bagaimana perubahan
lingkungan pembelajaran tersebut memengaruhi hasil belajar siswa di bidang Informatika.
Dengan penuh dedikasi, kami telah mengumpulkan data, menganalisis tren, dan
menyusun temuan-temuan yang kami harap akan memberikan kontribusi berharga bagi
pemahaman kita tentang tantangan dan peluang dalam pembelajaran di era pasca-COVID.
Semoga analisis ini dapat menjadi landasan yang kokoh bagi upaya-upaya pembenahan dan
pengembangan pendidikan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Akhir kata, kami ingin menyampaikan apresiasi yang tulus kepada semua pihak yang
telah mendukung dan berkontribusi dalam penelitian ini. Semoga hasil analisis ini dapat
memberikan manfaat yang luas bagi pengembangan pendidikan di Indonesia, khususnya di
Jurusan TKJ SMK Telkom 01 Medan. Semoga laporan ini dapat dimanfaatkan oleh pimpinan
dan pihak-pihak lain untuk melakukan pembenahan dan perbaikan terhadap sistem dan praktik
pengelolaan pendidikan khususnya implementasi pembelajaran daring di Universitas Prima
Indonesia.

Medan, 23 Maret 2024

Kelompok 3
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………….

Daftar Isi……………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................


1.2 Identifikasi Masalah.............................................................................................
1.3 Pembatasan Masalah............................................................................................
1.4 Perumusan Masalah..............................................................................................
1.5 Tujuan Penelitian..................................................................................................
1.6 Manfaat Penelitian................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pandemi covid-19 telah membawa perubahan besar bagi seluruh lapisan masyarakat di
berbagai aspek, termasuk di dalamnya, aspek sosial budaya. Pandemi covid-19 memaksa
pembatasan aktivitas sosial antar individu satu dengan yang lainnya, sehingga memunculkan
kebiasaan yang berbeda dari kehidupan sebelumnya. Dengan kata lain, pandemi ini telah
memunculkan budaya masyarakat baru untuk merespon kebijakan pembatasan aktivitas sosial
yang ada (Sella Ellissa Devita Sari (Mahasiswa Semester, Hukum Ekonomi Syariah).
Covid-19 yang mewabah di Indonesia telah merusak seluruh tatanan kehidupan masyarakat
Indonesia, salah satunya dalam bidang pendidikan. Pendidikan di Indonesia tidak dapat
dilaksanakan secara normal seperti biasanya sejak pertengahan maret 2020 lalu. Hal ini
disebabkan karena Pemerintah bersama Kemendikbud menetapkan suatu aturan baru agar
pelaksanaan kegiatan pendidikan (pembelajaran) mulai dari tingkat usia dini sampai tingkat
perguruan tinggi harus dilaksanakan dengan cara jarak jauh melalui jaringan internet atau biasa
disebut dengan pembelajaran daring (Surat Edaran Kemendikbud Dikti No. 1 tahun 2020).
Sebagai usaha pencegahan penyebaran Covid-19, WHO merekomendasikan untuk menghentikan
sementara kegiatan-kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan massa. Untuk itu
pembelajaran konvensional yang mengumpulkan banyak siswa dan siswi dalam satu ruangan
perlu ditinjau ulang pelaksanaannya. Pembelajaran harus dilaksanakan dengan skenario yang
mampu meminimalisir kontak fisik antara siswa dengan siswa lain ataupun antara siswa dan
guru. Menurut Milman penggunaan teknologi digital memungkinkan siswa dan guru berada di
tempat yang berbeda selama proses pembelajaran. (Milman, N. B. (2015). Distance Education. In
International Encyclopedia of the Social & Behavioral Sciences: Second Edition.
https://doi.org/10.1016/B978-0-08-097086- 8.92001-4).
Salah satu bentuk pembelajaran alternatif yang dapat dilaksanakan selama masa darurat Covid-
19 adalah pembelajaran secara online. Menurut Moore, Dickson-Deane, dkk Pembelajaran
online merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas,
konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi
pembelajaran. (Moore, J. L., Dickson-Deane, C., & Galyen, K. (2011). E-Learning, online
learning, and distance learning environments: Are they the same? Internet and Higher
Education).
Selain memiliki akses internet yang memadai, penting juga untuk mempertimbangkan kecepatan
internet dan stabilitas koneksi. Faktor-faktor seperti infrastruktur jaringan dan ketersediaan
penyedia layanan internet di wilayah tertentu dapat memengaruhi aksesibilitas internet siswa.
(The Role of Internet Access in Online Learning" oleh Zhang, Y., & Espinoza, S. (2019).
Konektivitas yang kuat diperlukan untuk memfasilitasi interaksi dalam waktu nyata, streaming
video, dan penggunaan aplikasi berbasis web. Perubahan cuaca, gangguan teknis, atau batasan
infrastruktur dapat mengganggu konektivitas, sehingga memerlukan strategi cadangan. (Ensuring
Connectivity: Strategies for Improving Internet Access in Remote Areas" oleh Chen, H., &
Smith, R. (2020)).
Fleksibilitas waktu dalam pembelajaran online memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan
ritme dan preferensi individu mereka. Ini dapat meningkatkan kemandirian siswa dan
memungkinkan mereka untuk menyesuaikan pembelajaran dengan jadwal harian yang sibuk.
(Time Flexibility in Online Learning: A Review of Current Practices" oleh Li, X., & Lee, J.
(2018)).
Pembelajaran online memungkinkan siswa untuk belajar dari berbagai lokasi, mulai dari rumah
hingga tempat umum yang memiliki akses internet. Fleksibilitas tempat ini memungkinkan siswa
untuk memilih lingkungan yang paling nyaman dan produktif bagi mereka. (The Impact of
Location Flexibility on Online Learning Engagement" oleh Wang, L., & Johnson, M. (2021)).
Meskipun siswa dapat memilih tempat belajar mereka, tidak semua tempat dilengkapi dengan
fasilitas yang memadai untuk mendukung pembelajaran online. Beberapa lingkungan mungkin
tidak memiliki akses internet yang stabil atau koneksi yang cepat, yang dapat menghambat
pengalaman belajar siswa. (The Role of Infrastructure in Supporting Online Learning: A Case
Study of Rural Communities" oleh Zhang, H., & Smith, R. (2020)).
Banyak fasilitas yang akhirnya diterapkan oleh para pendidik untuk melaksanakan kegiatan
belajar mengajar dari jarak jauh. Fasilitas pembelajaran jarak jauh tidak bisa lepas dari
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Fasilitas pembelajaran tersebut antara lain
aplikasi Google Meet, aplikasi Zoom, Google Classroom, YouTube, televisi, dan media sosial
WhatsApp. (http://infor.seaninstitute.org/index.php/infokum/article/view/496 Oleh Palma Juanta
1*, Dimas Prayoga 2 , Dimas Prayoga 3)
Dimana semua fasilitas tersebut dihasilkan dari perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang semakin maju. Saat ini Indonesia terus mengembangkan pembelajaran
elektronik (Elearning) baik dari segi proses penerapan pembelajaran elektronik maupun
teknologi. Salah satu karya anak Indonesia dalam bidang pendidikan untuk pembelajaran
elektronik adalah Ruangguru. Ruangguru merupakan perusahaan teknologi yang fokus pada
layanan pendidikan yang didirikan oleh Iman Usman dan Belva Devara pada tahun 2014.
(http://infor.seaninstitute.org/index.php/infokum/article/view/496 Oleh Palma Juanta 1*, Dimas
Prayoga 2 , Dimas Prayoga 3)
Tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap tempat-tempat yang mendukung
pembelajaran online. Beberapa siswa mungkin tidak memiliki akses ke lingkungan belajar yang
tenang atau memadai di rumah mereka, yang dapat memengaruhi kualitas pembelajaran mereka.
( Addressing the Digital Divide: Strategies for Ensuring Access to Online Learning" oleh Chen,
J., & Jackson, R. (2021).)
Lingkungan belajar yang terstruktur seperti ruang kelas fisik sering kali menyediakan dukungan
sosial yang penting bagi siswa, seperti interaksi langsung dengan pengajar dan sesama siswa.
Meskipun fleksibilitas tempat memungkinkan siswa untuk belajar di mana saja, beberapa siswa
mungkin merindukan interaksi sosial ini ketika mereka belajar secara online. (The Importance of
Social Support in Online Learning Environments" oleh Kim, Y., & Garcia, E. (2020)).
Melalui forum diskusi, proyek kolaboratif, atau ruang obrolan online, siswa dapat berinteraksi
satu sama lain untuk bertukar ide, berbagi pengalaman, dan memecahkan masalah bersama.
Interaksi ini memperkaya pengalaman belajar siswa dan mempromosikan pembelajaran
kolaboratif. (Fostering Peer Interaction in Online Learning Environments" oleh Chen, Q., &
Kim, Y. (2019)).
Kurikulum dalam pembelajaran online mungkin perlu diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan dan
karakteristik pembelajaran jarak jauh. (Curriculum Adaptation Strategies for Online Learning:
Lessons Learned from the COVID-19 Pandemic" oleh Johnson, A., & Smith, B. (2021)).
Pembelajaran online memerlukan strategi evaluasi dan penilaian yang sesuai dengan format
pembelajaran tersebut, termasuk ujian daring, tugas daring, dan proyek kolaboratif daring.
(Assessment Strategies in Online Learning: A Comparative Study of Traditional and Innovative
Methods" oleh Wang, L., & Lee, J. (2020)).
Pengembangan profesional terus-menerus diperlukan bagi para pengajar untuk mengembangkan
keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang diperlukan dalam mengajar secara online. Pelatihan,
workshop, dan sumber daya profesional lainnya dapat membantu meningkatkan kompetensi
pengajar dalam merancang, mengelola, dan mengevaluasi pembelajaran online yang efektif.
(Professional Development Needs of Online Educators: A Survey of Current Practices and Future
Directions" oleh Garcia, E., & Patel, R. (2019).
Kesenjangan aksesibilitas dapat muncul akibat perbedaan infrastruktur teknologi dan akses
internet di berbagai wilayah atau negara. Upaya untuk mengatasi tantangan aksesibilitas ini
memerlukan kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta. (Addressing
the Digital Divide: Strategies for Ensuring Access to Online Learning" oleh Chen, J., & Jackson,
R. (2021).
Motivasi siswa dalam pembelajaran online dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk
kejelasan tujuan pembelajaran, kualitas materi pembelajaran, dan interaksi sosial yang terbatas.
Strategi motivasi yang efektif mencakup pengakuan atas pencapaian siswa, penggunaan umpan
balik yang konstruktif, dan pembangkit semangat belajar yang positif. (Motivational Factors in
Online Learning: A Longitudinal Study" oleh Lee, S., & Patel, D. (2018).
Penggunaan teknologi dalam jangka waktu yang lama dapat berdampak negatif pada kesehatan
fisik dan mental siswa. Pemantauan waktu layar, istirahat teratur, dan latihan fisik menjadi
penting untuk menjaga kesehatan siswa selama pembelajaran online. (Health Considerations in
Online Learning: A Review of the Literature" oleh Smith, K., & Brown, E. (2020).
Penting untuk mengimplementasikan kebijakan dan praktik yang memastikan privasi dan
keamanan data siswa dalam lingkungan pembelajaran online. Upaya ini meliputi penggunaan
enkripsi data, otentikasi ganda, dan pemantauan aktivitas online yang teratur. Ensuring Privacy
and Security in Online Learning Environments" oleh Garcia, S., & Patel, A. (2021).
Dukungan teknis yang mudah diakses dan responsif penting untuk membantu siswa dan pengajar
mengatasi masalah teknis yang mungkin muncul selama pembelajaran online. Ini termasuk pusat
bantuan daring, panduan pengguna, dan tim dukungan teknis yang tersedia secara langsung.
(Technical Support Models for Online Learning: Best Practices" oleh Kim, J., & Smith, T.
(2020).
Orang tua memainkan peran kunci dalam mendukung pembelajaran online anak-anak mereka
dengan menyediakan lingkungan belajar yang kondusif, mendukung kebutuhan teknis, dan
memberikan dukungan emosional. Kolaborasi antara sekolah dan orang tua dapat memperkuat
dukungan untuk pembelajaran online. (Parental Involvement in Online Learning: A Qualitative
Analysis" oleh Chen, H., & Johnson, M. (2018).
Melibatkan komunitas dalam pembelajaran online dapat memperkaya pengalaman belajar siswa
dengan menghadirkan perspektif yang beragam dan pengalaman praktis. Kolaborasi antara
sekolah, lembaga pemerintah, organisasi non-profit, dan bisnis lokal dapat menghasilkan
program pembelajaran yang lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat dan pasar kerja.
Dukungan komunitas juga dapat meningkatkan aksesibilitas, akses ke sumber daya tambahan,
dan menciptakan kesempatan belajar lintas budaya dan lintas disiplin. (Community Engagement
in Online Learning: Best Practices and Challenges" oleh Chen, H., & Johnson, M. (2020).
Akibat pandemi ini, masyarakat mulai menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial,
berbelanja online, menonton film, dan bermain video game lebih banyak dari biasanya dengan
terhubung ke Internet (King et al., 2020 ; Nielsen Global Media, 2020 ). Jaringan digital yang
menyediakan Internet dan layanan yang menggunakan jaringan tersebut telah melonjak dari
sekadar “bagus untuk dimiliki” menjadi sesuatu yang sangat penting dan krusial bagi
pengembangan sosial, ekonomi, pendidikan, dan pribadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Saat
ini, di dunia digital pascapandemi yang berubah dengan cepat, pembelajaran berbasis teknologi
menjadi hal yang lumrah dan siswa mungkin sudah menggunakan teknologi ilmu komputer
sebelum mereka dapat membaca dan menulis. Siswa menggunakan komputer dan laptop mereka
selama kelas jarak jauh, ponsel untuk tetap berhubungan dengan teman atau orang tua, dan tablet
untuk hiburan. Dengan ditutupnya banyak sekolah akibat pandemi ini, siswa terpaksa belajar dan
berkomunikasi hanya melalui Internet (Dong et al., 2020 ). Internet telah menjadi alat penting
bagi semua siswa di seluruh dunia. Selama pandemi ini, ketika pembatasan diberlakukan, dan
aktivitas sosial dan ekonomi menjadi lebih digital, siswa, orang tua, dan guru dapat
mengandalkan Internet dan konektivitas. Berkat jaringan broadband dan infrastruktur digital,
siswa dapat terus belajar, bersosialisasi, dan bekerja. Saat ini, tidak ada yang dapat menyangkal
peran penting Internet dalam menjaga pendidikan, kehidupan pribadi, dan bisnis di tengah krisis
global pascapandemi.

Teknologi ilmu komputer baru dan layanan terkait Internet tidak hanya memungkinkan akses
yang lebih cepat dan mudah terhadap informasi, layanan yang lebih murah, atau bentuk hiburan
yang menarik, namun juga dikenal karena sisi “gelapnya”; penggunaan teknologi ilmu komputer
bisa berisiko, terutama bagi siswa sekolah dasar, yang mudah kehilangan kendali atas informasi
tentang diri mereka dan kehidupan mereka di Internet (Fundacja Panoptykon, 2015 ). Di era
pascapandemi, orang tua, guru, dan siswa berjuang menghadapi permasalahan canggih baru yang
ditimbulkan oleh jaringan global. Salah satu masalah yang berkaitan dengan ketersediaan
teknologi ilmu komputer modern serta frekuensi penggunaan jaringan global dan waktu yang
dihabiskan di Internet adalah masalah kecanduan elektronik. Kecanduan internet adalah istilah
luas yang mencakup serangkaian masalah perilaku dan pengendalian impuls yang melibatkan
Internet, komputer pribadi, dan teknologi seluler (Grzega, 2021 ). Tanda-tanda peringatan
kecanduan Internet termasuk konsumsi jaringan secara teratur dengan mengorbankan
kepentingan lain, tanda-tanda agresi jika akses ke jaringan global Internet terbukti tidak
mungkin, dan tidak mempedulikan hubungan dengan keluarga atau teman (Kisiel & Woźnialis,
2021 ). Masalah lain juga dapat dikaitkan dengan kondisi atau perilaku siswa yang melibatkan
penggunaan Internet yang berlebihan atau bermasalah, yaitu peningkatan waktu pemakaian
perangkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, efisiensi diri, kesehatan mental dan krisis,
hikikomori (Ferrara et al., 2020) mengatasi masalah dengan stres, kelelahan digital, dandan
(Pisarska & Ostaszewski, 2020 ; Saggers, 2020 ), perjudian (Donati et al., 2021 ; Gjoneska et al.,
2022 ; (Serra et al., 2021 ), cyberbullying (Yang et al. , 2022 ), cyberstalking (Dhillon & Smith,
2017 ), cyberscams (Whitty, 2020 ) dan berbagai konsekuensi dan ancaman elektronik lainnya
dari pendidikan pascapandemi terkait Internet (Tomczyk & Walker, 2021 ; Lazarinis dkk., 2019 ;
Rothe dkk., 2021 ; Zuo dkk., 2021).
Dengan demikian peningkatan dalam teknologi dan informasi sekarang ini sangat besar
pengaruhnya untuk dunia pendidikan. Tingkat integrasi teknologi disekolah sebelum masa
pandemi dapat dikaji dalam beberapa hal yaitu apakah teknologi digital sudah diperkenalkan,
diintegrasikan maupun dimasukkan didalam proses dan praktik pendidikan.13 Dalam kutipan
dari majalah tersebut, Halim Purnomo menjelaskan pernyataan fakultas dan sekretaris
mahasiswa Departemen Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi, yang berpendapat bahwa
penerapan waktupendidikan dan pekerjaan diperlukan. Memperhatikan ilmu

Abdul Latip, (2020)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Terbatasnya akses dan infrastruktur teknologi. Siswa di Jurusan TKJ SMK Telkom 01
Medan menghadapi keterbatasan akses terhadap teknologi dan infrastruktur pembelajaran,
terutama selama pandemi COVID-19. Hal ini mencakup ketersediaan perangkat keras yang
memadai, akses internet yang stabil, dan pemahaman teknologi yang cukup untuk
mendukung pembelajaran jarak jauh.
2. Gangguan interaksi dan hubungan sosial. Pembelajaran jarak jauh menyebabkan gangguan
dalam interaksi dan hubungan sosial antara siswa, serta antara siswa dan guru. Pembatasan
sosial dan penutupan sekolah telah mengurangi interaksi langsung yang penting untuk
pengembangan sosial dan emosional siswa.
3. Kualitas pembelajaran dan pencapaian akademis. Perubahan drastis ke pembelajaran jarak
jauh telah memengaruhi kualitas pembelajaran dan pencapaian akademis siswa. Faktor-
faktor seperti kualitas koneksi internet, ketersediaan perangkat keras, dan adaptasi guru
terhadap metode pengajaran daring dapat berdampak pada hasil belajar siswa.

1.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah spesifik pada dampak pandemi COVID-19 terhadap hasil belajar siswa
di Jurusan TKJ SMK Telkom 01 Medan setelah implementasi pembelajaran jarak jauh.
1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:

1. Bagaimana dampak pandemi COVID-19 terhadap hasil belajar siswa di Jurusan TKJ SMK
Telkom 01 Medan setelah implementasi pembelajaran jarak jauh?
2. Bagaimana evaluasi kualitas pembelajaran daring pasca pandemi COVID-19 di Jurusan TKJ
SMK Telkom 01 Medan, termasuk infrastruktur, teknologi, dan strategi pengajaran yang
digunakan oleh guru?
3. Bagaimana perbandingan pencapaian akademis siswa sebelum dan sesudah wabah COVID-
19, dengan fokus pada perubahan dalam metode pembelajaran dan hasil belajar di Jurusan
TKJ SMK Telkom 01 Medan?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai efektivitas media


pembelajaran pada proses pembelajaran daring pada saat pandemi COVID-19.

Secara khusus, tujuan penelitian adalah sebagai berikut.

1. Mengungkapkan efektivitas pembelajaran yang dilakukan secara daring

2. Membandingkan apakah media pembelajaran secara dari sudah efektif dan optimal
pemanfaatannya dalam proses pembelajaran dibanding dengan pembelajaran tatap muka.

3. Mengungkapkan bahwa keterbatasan dalam pembelajaran secara daring yang dikarenakan


COVID-19 tidak membatasi dalam penyampaian materi pembelajaran
1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah sebagai berikut :


1. Penelitian ini diharapakan dapat memberi wawasan yang lebih dalam tentang efektivitas
pembelajaran daring dalam konteks pandemi sehingga dapat membantu dalam
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari metode pembelajaran ini serta
memberikan panduan untuk meningkatkan implementasinya di masa mendatang.
2. Penelitian ini diharapakan dapat mengetahui tantangan yang dihadapi dalam akses dan
penggunaan teknologi selama pembelajaran daring, sehingga pihak sekolah dapat
mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan pelatihan
teknologi bagi siswa dan guru.
3. Penelitian ini diharapakan dapat memahami faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar
siswa dan evaluasi kualitas pembelajaran daring, sehingga pihak sekolah dapat
mengidentifikasi area-area yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan.

1.6.1 Manfaat Teoritis

Analisis perbandingan antara hasil belajar sebelum dan setelah wabah COVID-19 dapat
membantu mengidentifikasi secara tepat dampak yang ditimbulkannya terhadap pembelajaran
siswa di Jurusan TKJ SMK Telkom 01 Medan. Penelitian ini akan memberikan data empiris
yang berguna bagi literatur akademik terkait dampak pandemi COVID-19 terhadap hasil belajar
siswa, khususnya dalam konteks pembelajaran informatika. Melalui analisis ini, dapat dipahami
bagaimana siswa merespons perubahan situasi pembelajaran, seperti beralih ke pembelajaran
daring, dan bagaimana hal itu memengaruhi hasil belajar mereka. Temuan dari penelitian ini
dapat menjadi dasar untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih adaptif terhadap
situasi darurat seperti pandemi, dengan memanfaatkan teknologi digital dan pembelajaran jarak
jauh. Analisis perbandingan tersebut juga dapat membantu mengidentifikasi faktor-faktor apa
saja yang berperan dalam menentukan hasil belajar siswa, baik sebelum maupun setelah
pandemi. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang berharga bagi pembuat kebijakan
pendidikan dalam merancang strategi intervensi yang efektif untuk meminimalkan dampak
negatif pandemi COVID-19 terhadap hasil belajar siswa.'
1.6.2 Manfaat Praktis

1. Bagi guru, Guru dapat memahami dampak konkret dari pandemi COVID-19 terhadap
hasil belajar siswa mereka. Hal ini memungkinkan mereka untuk menyesuaikan pendekatan
pembelajaran dan materi pembelajaran agar lebih sesuai dengan kebutuhan siswa di era pasca-
COVID-19.

2. Bagi siswa, Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang perbedaan hasil belajar
sebelum dan setelah pandemi, siswa dapat mengoreksi atau menyesuaikan tujuan belajar mereka,
serta meningkatkan motivasi dan upaya belajar. Siswa akan belajar untuk beradaptasi dengan
situasi pembelajaran yang berubah-ubah, termasuk penggunaan teknologi dalam pembelajaran,
yang merupakan keterampilan penting dalam dunia yang terus berubah.

3. Peneliti lainnya, Temuan penelitian ini dapat membantu dalam pengembangan teori dan
metodologi penelitian lebih lanjut terkait dengan analisis dampak pandemi terhadap hasil belajar
siswa. Peneliti lain dapat menggunakan data dari penelitian ini untuk membandingkan hasil
belajar di sekolah atau wilayah lain, serta memvalidasi temuan penelitian sebelumnya yang
terkait dengan pandemi COVID-19 dan pendidikan

Anda mungkin juga menyukai