Makalah
Disusun oleh:
1. Azalia Zahrotul Uzemah (D93217041)
2. Qurrotu Aini L.A (D93217069)
3. Elok Puji Lestari (D93217092)
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah tentang “penghapusan sarana dan prasrana”.
Dan tidak lupa Sholawat serta salam tetap kami curahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad saw. yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam terang
benderang yakni agama Islam.
Dalam makalah ini kami berusaha memberikan penjelasan seputar pengertian
dan ruang lingkup penghapusan sarana dan prasarana. Kami menyadari dalam
pembuatan makalah ini masih banyak sekali kekurangan atau pun kesalahan yang belum
kami ketahui. Karena dalam penyusunannya pun tidak terlepas dari hambatan dan
rintangan. Oleh karena itu kami ucapkan terimakasih kepada penulis yang bukunya telah
kami jadikan referensi sebagai pelengkap makalah ini. Kami mengharapkan kritik dan
saran atas kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini guna perbaikan
dalam pembuatan makalah kami yang selanjutnya.
Akhir kata, syukran katshiran, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.
Wassalammuailaikum Wr. Wb.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
LAMPIRAN..................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sarana dan prasarana merupakan salah satu sumber daya pendidikan. Dalam
UU sistem pendidikan Nasional No. 2 Tahun 2003 pasal 1 menetapkan bahwa
sumber daya adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan
pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat, dana, sarana dan
prasarana. Penghapusan sarana prasarana sangat penting dalam pendidikan
dimana penghapusan sarana prasarana dalam pendidikan dianggap tidak layak
untuk di gunakan karena faktor usia maupun kerusakan, agar sarana dan
prasarana dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien maka perlu adanya
manajemen sarana dan prasarana sekolah. Penghapusan sarana dan prasarana
pendidikan merupakan kegiatan pembebasan sarana dan pertanggung jawaban
yang berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggung jawabkan. Secara lebih
operasional penghapusam saroras pendidikan merupakan proses kegiatan yang
bertujuan mengeluarkan atau menghilangkan sarana dan prasarana pendidikan
dari daftar invetaris barang karena sarpras tersebut sudah dianggap tidak
berfungsi sebagaimana yang di harapakan terutama kepentingan pelaksanaan
pembelajaran di sekolah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perencanaan penghapusan sarana dan prasarana?
2. Bagaimana mekanisme penghapusan saran dan prasarana?
3. Mengidentifikasi sarana dan prasarana?
4. Bagaimana format laporan penghapusan sarana dan prasarana?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perencanaan penghapusan sarana dan prasarana
2. Untuk mengetahui. Mekanisme penghapusan sarana dan prasarana
3. Untuk mengetahui identifikasi sara dan prasarana
4. Untuk mengetahui format laporan penghapusan sarana dan prasarana
1
BAB II
PROFIL SEKOLAH
1. Identitas sekolah
Nama Madrasah : MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 GRESIK
Status madrasah : NEGERI
Nomor Telp./Fax. : 031 7993264 / 0317993264
Alamat : Jalan Raya Metatu No. 07 Benjeng Gresik
Kecamatan : Benjeng
Kabupaten : Gresik
NSM : 1311.35.25.050.070
NPSN : 20500913
NIS : 310490
Kode pos : 61172
Tahun berdiri : 1997
Program yang diselenggarakan : IPA dan IPS
Waktu belajar : pagi hari (07.00-15.00 WIB)
2. Visi
“Mumtaz dalam IMTAQ dan IPTEK yang berwawasan lingkungan”
3. Misi
a. Meningkatkan kualitas pendidikan yang berorientasi pada penghayatan
keimanan, ketaqwaan, kecerdasan, dan keterampilan.
b. Mewujudkan perilaku warga madrasah yang peduli terhadap pencegahan
pencemaran, menjaga lingkungan dari kerusakan serta melestarikannya.
c. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berbahasa arab,
berbahasa inggris dan penelitian.
d. Mewujudkan lingkungan madrasah yang bersih dan sehat sebagai sumber
belajar yang menyenangkan.
e. Membangun citra madrasah sebagai mitra terpecaya masyarakat.
f. Menciptakan lingkungan yang rindang untuk menuju madrasah adiwiyata.
2
4. Jumlah guru
a. Guru
1) PNS : 28 orang
2) Non PNS : 33 orang
b. Pegawai
1) PNS : 2 orang
2) Non PNS : 9 orang
Total : 72 orang
5. Jumlah siswa
a. Kelas X
Program IPA : 200 siswa
Program IPS : 137 siswa
b. Kelas XI
Program IPA : 204 siswa
Program IPS : 147 siswa
c. Kelas XII
Program IPA : 173 siswa
Program IPS : 152 siswa
Total : 1013 siswa
3
BAB III
KAJIAN TEORI
A. Perencanaan Penghapusan Sarana Prasarana Sekolah
1
Nurbaiti, Manajemen Sarana dan Prasarana, jurnal Manajer Pendidikan, vol. 9 No. 4. 2015. Hal
544
4
Alasan yang harus diperhatikan dalam penghapusan srana dan prasarana
diantaranya ialah:
a. Sarana dan prasarana dalam keadaan sudah tua atau rusak berat yang
tidak dapat diperbaiki ataupun dipergunakan lagi
b. Perbaikan sarana dan prasarana akan menelan biaya yang besar
sehingga akan menimbulkan pemborosan
c. Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang dengan
besarnya biaya pemeliharaan
d. Sarana dan prasarana tersebuttidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa
kini
e. Adanya penyusutan barang di luar kekuasaan pengurus barang, seperti
barang kimia
f. Jumlah barang berlebih sehingga jika disimpan lebih lama akan
bertambah rusak dan tak terpakai lagi
g. Sarana prasarana dicuri, terbakar, atau musnah karena bencana alam2
3. Tata cara penghapusan Sarana dan Prasarana
Berdasarkan kondisinya, tata cara penghapusan dibagi menjadi lima cara,
yaitu:
a. Penghapusan Sarana dan Prasarana yang Rusak Berat, Tua dan
Berlebih
1) Pengurus barang mengisi daftar barang yang akan dihapus,
meliputi nomor urut, kode barang, nama barang, merk/ tipe, tahun
pembuatan, harga satuan dan kondisi barang (rusak berat atau
tua)
2) Kepala sekolah mengusulkan penghapusan kepada Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten/ Kota setempat dengan melapirkan daftar
barang
2
Martin dan Hunartatti fuad, manajemen sarana dan prasarana pendidikan, (Depok: PT
rajagrafindo persada,2017) hal
5
3) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota meneruskan usul ini
kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi bagian perlengkapan
4) Kepala Dinas Provinsi membentuk panitia penghapusan sarana
dan prasarana pendidikan
5) Panitia meneliti barang-barang yang akan dihapus
6) Panitia membuat Berita Acara Penelitian
7) Kepala Dinas Provinsi mengusulkan kepada Sekretaris Jendral
Depdiknas pada Biro Pelengkapan
8) Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan keputusan
penghapusan dengan catatan dilelang atau dimusnahkan
9) Jika dilelang, Dinas Pendidikan membentuk panitia pelelangan
10) Panitian pelelangan meminta bantuan Kantor Lelang Negara
setempat kemudian hasilnya disetorkan ke Kas Negara setempat
11) Pejabat Kantor Lelang Negara membuat risalah lelang beserta
bukti setoran hasil lelang kepada Sekretaris Jendral Depdiknas
12) Jika barang itu dimusnahkan, maka Kepala Dinas Pendidikan
membentuk panitia pemusnahan
13) Barang yang telah dihapus, dikeluarkan dari buku induk dan buku
golongan barang inventaris
a. Penghapusan Gedung Sekolah yang Rusak Berat
Langkah-langkah penghapusan gedung sekolah yang rusak berat
adalah sebagai berikut:
1) Kepala Sekolah mengusulkan penghapusan kepada Kepala Dinas
Pendidikan melalui kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota
2) Dinas Pendidikan setempat membentuk panitia Penghapusan
dengan menyertakan unsur pelaksana teknis dari Dinas pekerjaan
umum setempat
3) Panitia meneliti gedung yang akan dihapuskan dan membuat
Berita Acara penelitian
6
4) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi mengusulkan penghapusan
gedung sekolah kepada Sekretaris Jendral Depdiknas ke Biro
Perlengkapan
5) Biro Perlengkapan mengadakan penelitian dan melaporkan hasil
penelitiannya kepada Sekjen
6) Sekretaris Jendral Depdiknas mengajukan permohonan izin
penghapusan kepada Menteri Keuangan
7) Menteri Keuangan mengeluarkan izin tertulis penghapusan/
pembongkaran gedung sekolah
8) Berdasarkan izin tertulis dari Menteri Keuangan, Menteri
Pendidikan Nasional menerbitkan SK penghapusan, dengan
catatan agar bangunan gedung tersebut dilelang atau
dimusnahkan
9) Apabila gedung tersebut dilelang, maka Dinas Pendidikan
Provinsi membentuk panitia pelelangan kemudian panitia
pelelangan akan eminta antuan kepada Kantor lelang Negara
yang hasilnya akan disetorkan ke Kas Negara
10) Apabila geumg tersebut dimusnahkan, Dinas Pendidikan Provinsi
membentuk panitia pemusnahan bangunan dan membuat Berita
Acara pemusnahan
11) Dinas Pendidkan Provisi menyampaikan laporan pemusnahan.
b. Penghapusan Barang Inventaris Sekolah yang Dicuri, Hilang atau
Terbakar
1) Pengurus barang melaporkan kejadian (pencurian, kehilangan
atau kebakaran) kepada Kepala Sekolah
2) Kepala sekolah mengadakan penyidikan dan membuat Berita
Acara
3) Kepala sekolah melaporkan kejadian kepada pihak kepolisian
setempat disertai pembuatan Berita Acara
7
4) Kepala sekolah melaporkan kejadian kepada Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi melalui Kantor Kepala Dinas Kabupaten/
Kota dilampiri Berita Acara dari Kepolisian
5) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi melaporkan kejadian kepada
Sekretaris Jendral c.q. Biro Perlengkapan dengan melampirkan
Berita Acara penyidikan dan Berita Acara dari pihak kepolisian
6) Biro perlengkapan meneliti laporan dan meneruskan kepada
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Menteri Keuangan, dan
Panitia Tuntutan Ganti Rugi (PTGR)
7) Panitia Tuntutan Ganti Rugi meneliti masalah tersebut, kalau
terbukti kecurian atau kehilangan disebabkan atas kelalaian
petugas, maka setelah mendapat pertimbangan BPK, petugas
yang bersangkutan dikenakan Tuntutan Ganti Rugi
8) Surat Keputusan Ganti Rugi dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan
Nasional setelah Pembayaran cicilan lunas atas persetujuan
Meteri Keuangan, kemudian barang tersebut dihapuskan dari
buku induk dan buku golongan barang inventaris
c. Penghapusan Rumah Dinas
Prosedur penghapusan rumah dinas ialah seperti dibawah ini:
1) Kepala sekolah mengusulkan kepada Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi melalui Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk
penetapan status rumah dinas
2) Dinas Pendidikan Provinsi meneruskan ususl tersebut kepada
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
3) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan surat
Keputusan Penetapan Status Rumah Dinas (rumah dinas
golongan II)
4) Jika rumah dinas tersebut telah berumur 10 tahun, Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi mengusulkan kepada Sekretaris Jendral
meminta pengalihan rumah dinas ke golongan III
8
5) Sekjen Depdiknas meneruskan usul tersebut ke Direktorat
Jenderal Cipta Karya untuk dikeluarkan penetapan golongan III,
kemudian Ditjen mengeluarkan Surat Penetapan golongan III
6) Penghuni mengajukan permohonan pembelian rumah dinas
golongan III kepada Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan
Umum
7) Pantia menaksir harga rumah tersebut, kemudian diadakan kotrak
jual beli antara penghuni rumah dengan Departemen Pekerjaan
Umum dengan cara cicilan 5 tahun
8) Setelah pembayaran seluruhnya lunas, dikeluarkan Surat
Keputusan Penjualan dan dibaliknamakan atas nama pembeli
9) Penghapusan rumah dinas dari buku induk dan buku golongan
barang inventaris setelah terbit SK penghapusan oleh Menteri
Pendidikan Nasional
d. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan Karena Bencana Alam
Tata cara penghapusan ini tidak jauh beda dengan tata cara
penghapusan dikarenakan rusak berat, tua atau berlebih. Langkah-
langkahnya ialah sebagai berikut:
1) Kepala sekolah menguus Surat Keputusan dari Pemerintah
Daerah (serendah-rendahnya dari bupati/ walikota) yang
menyatakan bahwa daerah tersebut terkena bencana alan
2) Pengurus barang menyusun daftar barang yang akan dihapus,
yang berisi nomor urut, kode barang, nama barang, merk/tipe,
tahun pembuatan, harga satuan dan kondisi barang
3) Kepala sekolah mengusulkan penghapusan kepada Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten/ kota yang dilampiri daftar barang da SK
becana alamdari pemerintah daerah
4) Kepala Dinas Pendidikan kabupaten/ kota meneruskan usul
tersebut kepada Kepala Dinas Pendidikan Prvinsi bagian
Perlengkapan
9
5) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi membentuk panitia
penghapusan saran dan prasarana pendidikan, kemudian panitia
akan meneliti barang yang akan dihapus dan membuat Berita
Acara
6) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi mengusulkan kepada
Sekretaris Jenderal Depdiknas biro perlengkapan
7) Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan keputusan
penghapusan dengan catatan dilelang atau dimusnahkan
8) Jika dilelang, Dinas Pendidikan membentuk panitia pelelangan
9) Panitian pelelangan meminta bantuan Kantor Lelang Negara
setempat kemudian hasilnya disetorkan ke Kas Negara setempat
10) Pejabat Kantor Lelang Negara membuat risalah lelang beserta
bukti setoran hasil lelang kepada Sekretaris Jendral Depdiknas
11) Jika barang itu dimusnahkan, maka Kepala Dinas Pendidikan
membentuk panitia pemusnahan
12) Barang yang telah dihapus, dikeluarkan dari buku induk dan buku
golongan barang inventaris
Sarana sendiri menurut KBBI ialah segala sesuatu (bisa berupa syarat
atau upaya) yang dapat dipakai sebagai alat atau media dalam mencapai maksud
ata tujuan. Sedangkan pengertian sarana menurut Moenir ialah, segala jenis
peralatan atau perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama
atau pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan dan juga dalam rangka kepentingan
yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja.
Sarana pendidikan ialah semua fasilitas yang secara langsung digunakan
dalam proses belajar mengajar, baik itu yang bergerak maupun yang tidak
10
bergerak agar mencapai tujuan pendidikan serta proses pembeljaran dapat
berjalan secara lancar, teratur, efektif dan efisien.3
Sarana pendididkan dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yakni
berdasarkan habis tidaknya saat dipakai, berdasarkan bergerak tidaknya, dna
berdasarkan hubungannya dengan proses pembelajaran. Jika dilihat dari habis
atau tidaknya saat dipakaiada dua macam, yaitu sarana habis dipakai, misalnya
spidol/ kapur, bahan-bahan sekali pakai yang digunakan untuk praktikum dan
macam-macam yang lain yakni sarana tahan lama, misalnya meja, kursi, papan
tulis, alat-alat praktik dan lain sebagainya.
Dilihat dari bergerak tidaknya, sarana pendidikan dibagi dua macam, yang
bergerak merupakan sarana yang dapat digerakkan atau dipindah empatkan
sesuai kebutuhan pemakainya, seperti meja, kursi dan alat-alat praktik.
Sedangkan sarana pendidikan yang tidak dapat bergerak adalah sarana yang
yang tidak dapat dipindah tempatkan atau sulit dipindahkan, seperti saluran listrik
atau LCD yang dipasang permanen.
Adapun jika dilihat dari hubungan dengan proses pembelajaran, sarana
pendidikan dibedakan dalam tiga hal, yaitu alat pelajaran yang merupakan alat
yang dapat digunakan secara langsung dalam proses pembelajaran, contohnya
buku, alat tulis, alat praktik dan lain-lain. Alat peraga adalah alat bantu pelajaran
yang dapat menjelaskan atau mengkongkretkan suatu pelajaran yang masih
abstrak, seperti patung anatomi, globe, peta dan lain sebagainya. Media
pengajaran ialah sarana pendidikan yang berfungsi sbagai perantara dalam
proses pembelajaran sehingga meningkatkan efektifitas dan efisiensi.
Beberapa contoh sarana pendidikan, yaitu:
a) Papan tulis
b) Spidol
c) LCD/ Proyektor
d) Meja kursi
e) Alat-alat praktik pendidikan
3
Irjus Indrawan, Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, Yogyakarta: Deepublish,
2015, hal 10
11
f) Dan sebagainya
2. Prasarana Pendidikan
4
Ibid
12
C. Mekanisme Penghapusan Sarana dan Prasarana
Dalam pelaksanaan penghapusan sarana dan prasarana pendidikan dikenal
dua mekanisme yaitu penghapusan melalui lelang dan melalui pemusnahan,
diantaranya:
1. Penghapusan barang inventaris melalui lelang
Penghapusan barang inventaris dengan lelang adalah penghapusan
dengan menjual barang-barang melalui Kantor Lelang Negara. Adapun
prosesnya sebagai berikut:
a) Membentuk panitia penjualan oleh Kepala Dinas Pendidikan
b) Melaksanakan sesuai prosedur lelang
c) Mengikuti acara pelelangan
d) Pembuatan “Risalah Lelang” oleh Kantor lelang dengan
menyebutkan banyaknya nama barang, keadaan barang yang
dilelang.
e) Pembayaran uang lelang yang disektorkan ke kas negara
selambat-lambatnya 3 ahri setelah lelang dilakukan.
f) Biaya lelang dan lainnya dibebankan kepada pembeli
g) Dengan perantaraan panitia lelang melaksanakan pennjualan
melalui kantor lelang negara dan menyetorkan hasilnya ke kas
negara.
13
b) Berdasarkan keputusan Penghapusan BMN sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Pengelola Barang melakukan
Penghapusan BMN dari Daftar Barang Pengelola.
c) Berdasarkan Penghapusan BMN dari Daftar Barang Pengelola,
Pengelola Barang melakukan Penghapusan BMN dari Daftar
Barang Milik Negara.5
5
Peraturan Menteri keuangan republik Indonesia Nomor 83/PMK.06/2016, Tentang tata cara
pelaksanaan pemusnahan dan penghapusan barang milik negara, hal 21
6
Martin dan Hunartatti fuad, manajemen sarana dan prasarana pendidikan, (Depok: PT
rajagrafindo persada,2017) hal
14
D. Format Laporan Pengahapusan Sarpras
Dalam pembuatan laporan penghapusan sarana prasana sekolah telah di
atur dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No 80/ PMK.06/2016
tentang cara pelaksanaan pemusnahan penghapusan barang milik negara adalah
sebagai berikut: 7
7
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No 80/ PMK.06/2016
15
Petunjuk Pengisian:
1. Diisi dengan nomor berita acara
2. Diisi dengan hari pelaksanaan pemusnahan
3. Diisi dengan tanggal pelaksanaan pemusnahan
4. Diisi dengan bulan pelaksanaan pemusnahan
5. Diisi dengan tahun pelaksanaan pemusnahan
6. Diisi dengan nama pejabat penandatangan
7. Diisi dengan NIP pejabat penandatangan
8. Diisi dengan jabatan pejabat penandatangan
9. Diisi dengan nomor keputusan pemusnahan
10. Diisi dengan tanggal keputusan pemusnahan
11. Diisi dengan cara pelaksanaan pemusnahan
12. Diisi dengan nama kota/kabupaten tempat penandatanganan
13. Diisi dengan tanggal pelaksanaan penandatanganan
14. Diisi dengan nama pejabat penandatangan
16
Petunjuk Pengisian:
1. Diisi dengan nomor berita acara
17
6. Diisi dengan nama pejabat penandatangan
7. Diisi dengan NIP/NRP pejabat penandatangan
8. Diisi dengan jabatan pejabat penandatangan
9. Diisi dengan nomor surat persetujuan pemusnahan
10. Diisi dengan tanggal surat persetujuan pemusnahan
11. Diisi dengan cara pelaksanaan pemusnahan
12. Diisi dengan nama kota/kabupaten tempat penandatanganan
13. Diisi dengan tanggal pelaksanaan penandatanganan
14. Diisi dengan nama pejabat penandatangan
18
BAB IV
HASIL OBSERVASI
Lokasi : MAN 2 GRESIK
Waktu Observasi : 26 September dan 5 Oktober 2018
Subjek Observasi : Penghapusan sarana dan prasarana
Pertanyaan :
A. Jelaskan tujuan dari penghapusan sarana dan prasaran?
Tujuan penghapusan sarana dan prasarana khususnya Barang yang tercatat
sebagai Barang Milik Negara (BMN)
1. Mencegah dan membatasi kerugian ataupun pemborosan biaya
pemeliharaan;
2. Meringankan beban kerja pelaksana inventaris;
3. Membebaskan ruang dari penumpukan barang;
4. Membebaskan barang dan tanggung jawab pengurusan kerja.
19
b) Pengurus menghimpun atau meletakkan barang yang
akan diusulkan untuk dihapuskan tersebut pada tempat
atau ruangan tertentu yang telah ditetapkan oleh pimpinan
satuan kerja.
c) Pengurus mengusulkan penghapusannya kepada unit
utamanya masing-masing didaerah tingkat 1 seperti pada
Kakanwil, Kadinas, Kepala sekolah dsb.
d) Unit utama membentuk panitia penghapusan barang yang
terdiri dari unsur perlengkapan, unsur keuangan, unsur
perencanaan dan tenaga ahli. Panitia memeriksa barang
yang diusulkan untuk dihapuskan oleh unit satuan kerja
dan panitia melaporkannya kepada pimpinan unit utama
disertai dengan usul /rekomendasi penyelesaiannya.
e) Pimpinan unit utama meneliti barang yang diusulkan untuk
dihapuskan.
f) Kalau barang yang akan dihapuskan seperti barang tidak
bergerak, biro perlengkapan akan meminta persetujuan/izin
tertulis darimenteri keuangan dan diteruskan kepada biro
hukum dan dinas Depdiknas untuk dibuatkan surat
keputusan (SK), didalam SK tersebut terdapat cara
penghapusannya seperti melalui lelang atau pemusnahan.
20
d) Pimpinan unit utama mengusulkan penghapusannya pada
menteri dilampiri berita acara dan bukti setoran hasil penjualan,
menteri mengeluarkan surat keputusan (SK) penghapusannya.
e) Penghapusan dari daftar inventaris dilakukan setelah SK
penghapusan dikeluarkan.
G. Dari sarana dan prasarana diatas, yang paling sering rusak yang apa?
Buku, Kursi, dan Meja
21
2. Sebelum barang dihapuskan perlu dilakukan pemilihan barangyang
dilakukan setiap tahun bersamaan dengan waktu memperkirakan
kebutuhan.
3. Panitia melakukan penelitian barang yang akan dihapus
4. Panitia membuat berita acara
5. Setelah mengadakan penelitian secukupnya barang-barang yang
diusulkan untuk dihapus sesuai Surat Keputusan dengan disaksikan oleh
pejabat pemerintah daerah setempat dan atau kepolisian,
pemusnahannya dilakukan oleh unit kerja yang bersangkutan, tata cara
pemusnahannya yaitu dengan cara dibakar, dikubur, dsb
6. Menyampaikan berita acara ke atasan/ Menteri sehingga dikeluarkan
keputusan penghapusan
7. Jika barang itu dimusnahkan, pimpinan unit utama membentuk dan
menugaskan panitia untuk melaksanakan pemusanahan yang harus
disaksikan oleh Pemda setempat.
22
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan merupakan kegiatan
pembebasan sarana dan prasarana pendidikan dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Tujuan utama dari penghapusan di sini adalah untuk
mengeluarkan atau menghilangkan sarana dan prasarana pendidikan dari daftar
inventaris barang karena sarana dan prasarana tersebut sudah dianggap tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Ada beberapa syarat dalam penghapusan sarana
dan prasarana pendidikan salah satunya adalah keadaan suadag tua atau rusak berat
sehingga tidak dapat diperbaaiki atau dipergunakan lagi. Mekanisme dalam
penghapusan sarana dan prasarana terbagi menjadi dua yaitu penghapusan sarna
dan prasarana melalui lelang dan penghapusan melalui pemusnahan.
Berdasarkan data tersebut penulis menyimpulakan bahwa di MADRASAH
ALIYAH NEGERI 2 GRESIK belum pernah melakukan penghapusan sebagaimana
yang diatur dalam Peraturan Menteri keuangan republik Indonesia Nomor
83/PMK.06/2016,
B. SARAN
Penulis menyadari betul bahwa tulisan ini jauh dari kata layak dijadikan bahan
kajian. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan dan pengembangan makalah ini. Penulis sangat
mengapresiasi segala pendapat yang diutarakan pada penulis. Terima kasih untuk
dosen pengampuh dan teman-teman untuk dukungan dalam pembuatan makalah ini.
23
LAMPIRAN-LAMPIRAN
24
25
DAFTAR PUSTAKA
Nurbaiti, Manajemen Sarana dan Prasarana, jurnal Manajer Pendidikan, vol. 9 No. 4.
2015.
Martin dan Fuad Hunartatti, manajemen sarana dan prasarana pendidikan, (Depok: PT
rajagrafindo persada,2017)
26