Anda di halaman 1dari 8

NAMA : HENI

NIM : C1101221013
PRODI : MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
MATA KULIAH : DASAR – DASAR PERIKANAN TANGKAP

TUGAS MANDIRI

-PENJELASAN DAERAH TERITORIAL


-DASAR PEMBENTUKAN DAN TUJUAN PEMBAGIAN WPP RI
-PENJELASAN IUU FISHING
-PENJELASAN COMMON PROPERTY
-PENJELASAN OPEN ACCESS
-PENEJELASAN ZONA EKSLUSIF

PENJELASAN DAERAH TERITORIAL


Indonesia memiliki kekayaan laut yang sangat berlimpah, hal ini karena wilayah lautan luasnya
hampir menyaingi daratan. Jika dilihat dari luas wilayahnya terdiri dari 5.445.675 km2 daratan
dengan luas laut 3.544.744 km2. Apabila dilihat dari angka tersebut maka luas laut mencapai ⅔ dari
luas daratannya. Indonesia yang termasuk negara dalam benua Asia ini pun berbatasan dengan negara
lain baik itu di bagian darat maupun lautan.
Pengertian laut teritorial adalah wilayah kedaulatan yang dimiliki oleh sebuah negara baik itu dari
bagian pantai yang jadi daratannya hingga perairan pedalamannya. Khusus Indonesia yang memiliki
wilayah laut sangat luas, maka laut teritorial juga termasuk jalur laut. Jalur tersebut berbatasan
langsung dengan perairan dari kepulauan atau perairan internal.

Batas Laut Teritorial dan Batas Laut Lain di Indonesia


Indonesia termasuk negara kepulauan yang memiliki wilayah teritorial sebesar 8 juta km2 dan
panjang garis pantainya sampai 81.000 km. Penduduk yang tinggal di kawasan pesisir pun mencapai
40 juta lebih. Dilihat dari hal ini, maka laut menjadi mata pencaharian yang penting bagi sebagian
besar masyarakat Indonesia khususnya yang tinggal di wilayah pesisir. Supaya mata pencaharian para
nelayan tidak hilang, negara harus menjaga wilayah di perbatasan laut dengan negara lain. Pasalnya
masih saja banyak nelayan asing yang mencari ikan di perairan Indonesia. Para warga asing tidak
boleh mengambil ikan dan masuk ke batas wilayah kedaulatan negara tanpa izin. Menangkap ikan di
wilayah laut Indonesia tanpa izin adalah perbuatan ilegal. Sebagai warga Indonesia Anda perlu tahu
batas laut yang dimiliki Indonesia. Luas wilayah laut yang dimiliki oleh Indonesia diakui
United Nation Convention of The Sea atau UNCLOS tahun 1982 sebagai Wawasan Nusantara.
Luas perairan laut di Indonesia sendiri dibagi menjadi tiga jenis. Ketiganya menggunakan pengukuran
berdasarkan penarikan garis dari pantai yang paling rendah saat surut. Batas akan ditarik hingga
beberapa mil ke tengah laut.
Berikut ini tiga jenis batas laut di Indonesia yang salah satunya adalah laut teritorial.
 Batas Laut Teritorial
Batas laut teritorial Indonesia adalah batas yang ditarik dari garis dasar pantai terendah pada saat laut
sedang surut. Panjang garis yang ditarik ke arah laut lepas adalah 12 mil. Pada area laut yang
termasuk dalam garis dalam ini kedaulatan penuh dimiliki Indonesia.
Kedaulatan ini termasuk pada wilayah laut, dasar laut hingga tanah lapisan bawah atau subsoil dan
udara di atas laut. Bahkan semua jenis sumber daya alam yang ada di dalamnya adalah milik
Indonesia.
Luas laut teritorial adalah 282.583 km2 di mana selain memiliki, negara Indonesia juga memiliki
kewajiban untuk menjamin pelaksanaan hak lintas damai. Khususnya untuk pelayaran internasional
yang akan melalui jalur-jalur kepulauan dan tradisional.
Kewajiban ini diatur pada pasal 49, 52 dan juga 53 KHL tahun 1992.

 Batas Landasan Kontinen


Batas laut tidak hanya teritorial saja tetapi juga continental shelf atau landasan kontinen. Apa yang
dimaksud dengan batas ini adalah batas dasar laut yang apabila dilihat dari geologi dan
geomorfologinya adalah kelanjutan dari benua atau kontinen. Landasan kontinen ini memiliki
kedalaman kurang dari 200 meter dan disebut juga dengan wilayah laut dangkal. Apabila kelanjutan
alamiah dari pulau sifatnya landai maka batas terluasnya adalah continental slope atau continental
rise. Berbeda dengan kelanjutan alamiah atau dasar laut yang sifatnya curam dari garis pangkal
kepulauan, maka batasnya akan berhimpitan dengan batas luar dari ZEE.
Indonesia sendiri memiliki luas landasan kontinen 2.749.001 km2. Ketentuan hukum dari landasan
kontinen ini diatur pada UU no. 1 tahun 1973 serta Bab VI KHL tahun 1982.

 Zona Ekonomi Eksklusif


Disebut juga dengan ZEE adalah yang merupakan wilayah laut paling luar pada saat air laut surut dan
ditarik sejauh 200 mil. Indonesia memiliki luas ZEE 2.936.345 km2. Luas ZEE sendiri telah
diumumkan pemerintah Indonesia pada 21 Maret 1980.
Semua jenis kegiatan kelautan dalam ZEE sudah diatur dalam UU no. 5 Tahun 1983 pasal 5 mengenai
ZEE. Dalam UU tersebut ada beberapa hak yang dimiliki. Pertama, negara bisa melakukan eksplorasi,
eksploitasi, pengolahan, serta konservasi sumber daya alam.
Kedua, negara juga memiliki hak untuk melakukan penelitian, perlindungan, serta melestarikan laut.
Ketiga memberikan izin untuk pelayaran internasional melalui wilayah tersebut serta memasang
berbagai jenis sarana untuk perhubungan laut.

Mengenal Batas Wilayah Indonesia Lainnya


Laut teritorial adalah salah satu batas yang dimiliki sebuah negara termasuk Indonesia. Namun bukan
hanya soal laut saja yang memiliki batas tetapi juga wilayah daratan dan udara.
Hanya saja batasan ini lebih mudah dikenali khususnya untuk area daratan. Berikut ini batas yang
dimiliki Indonesia untuk darat dan udara.

 Batas Darat Indonesia


Batas darat merupakan batasan negara yang secara langsung berbatasan dengan wilayah atau negara
lain. Batas bisa terdapat pada gunung hutan maupun bentang daratan lainnya. Ada tiga negara yang
berbatasan langsung dengan Indonesia yaitu Papua New Guinea yang ada di bagian Timur. Kemudian
negara Timor Leste yang berbatasan langsung dengan Provinsi NTT. Negara ketiga adalah Malaysia
yang berbatasan langsung di Pulau Kalimantan.

 Batas Udara Indonesia


Ada dua jenis batas udara yang dimiliki yaitu batas horizontal dan vertikal. Batas ini membutuhkan
penjagaan yang menghabiskan banyak biaya karena lebih mudah untuk dilanggar.
Batas vertikal merupakan area udara yang tingginya mencapai 110 km dari ketinggian permukaan
negara. Sedangkan batas horizontal adalah luas negara yaitu 5.455.675 km2.
Tidak hanya Indonesia saja yang memiliki batas-batas ini tetapi juga termasuk negara yang memiliki
wilayah daratan dan lautan. Hanya saja masing-masing negara memiliki peraturan masing-masing
soal batas wilayah sesuai hukum yang berlaku.

DAERAH PEMBENTUKAN DAN TUJUAN PEMBENTUKKAN WPP RI


Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun 2014 tentang Wilayah
Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia, wilayah perairan Indonesia terbagi menjadi 11
wilayah pengelolaan perikanan. Dasar penentuan wilayah pengelolaan perikanan mengacu pada
kondisi fisik, ekologi dan oseanografi perairan Indonesia. Selain itu WPP RI dalam kodefikasinya
juga mengacu pada kodefikasi Food and Agriculture Organization (FAO) untuk dapat digunakan
secara regional dan internasional. Secara internasional, perairan untuk perikanan dibagi menjadi dua
yaitu perairan umum dan perairan darat.
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun 2014 tentang Wilayah Pengelolaan
Perikanan Negara Republik Indonesia mendefinisikan WPP RI sebagai wilayah pengelolaan
perikanan untuk penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, konservasi, penelitian, danpengembangan
perikanan yang meliputi perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial, zona tambahan, dan
zona ekonomi eksklusif Indonesia. Keseluruhan wilayah pengelolaan perikanan tersebut kemudian
dibagi ke dalam 11 wilayah pengelolaan.
Adapun 11 wilayah pengelolaan perikanan Negara Indonesia yang telah ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun 2014 adalah sebagai berikut:
 WPPNRI 571 meliputi perairan Selat Malaka dan Laut Andaman
 WPPNRI 572 meliputi perairan Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera dan Selat Sunda
 WPPNRI 573 meliputi perairan Samudera Hindia sebelah Selatan Jawa hingga sebelah
Selatan Nusa Tenggara, Laut Sawu, dan Laut Timor bagian Barat
 WPPNRI 711 meliputi perairan Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut China Selatan
 WPPNRI 712 meliputi perairan Laut Jawa
 WPPNRI 713 meliputi perairan Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores, dan Laut Bali
 WPPNRI 714 meliputi perairan Teluk Tolo dan Laut Banda
 WPPNRI 715 meliputi perairan Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram
dan Teluk Berau
 WPPNRI 716 meliputi perairan Laut Sulawesi dan sebelah Utara Pulau Halmahera
 WPPNRI 717 meliputi perairan Teluk Cendrawasih dan Samudera Pasifik
 WPPNRI 718 meliputi perairan Laut Aru, Laut Arafuru, dan Laut Timor bagian Timur
Area penangkapan ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Negara Republik Indonesia (NRI)
dibagi menjadi tiga zona, yakni zona fishing industri, zona nelayan lokal, dan zona spawning &
nursery ground (zona pemijahan dan perkembangbiakan ikan). Dari zona-zona tersebut, KKP bakal
menetapkan kuota penangkapannya. Kuota penangkapan akan terdiri dari kuota industri, kuota
nelayan lokal, dan kuota untuk rekreasi maupun hobi. "Zona penangkapan ini tetap ada 3 pembagian
kuota. Untuk nelayan lokal dengan kapal di bawah 30 GT (gross ton) wilayah penangkapan sampai 12
mil. Di atas 12 mil itu semua untuk penangkapan industri.
KKP belum lama ini memang membagi jalur penangkapan ikan menjadi 3, yakni jalur I untuk 0-4 mil
garis pantai, jalur II 4-12 mil dari garis pantai, dan jalur III di atas 12 mil sampai Zona Ekonomi
Eksklusif.

PENJELASAN IUU FISHING

IUU Fishing secara harfiah dapat diartikan sebagai kegiatan perikanan yang tidak sah, tidak
dilaporkan pada institusi pengelola perikanan yang berwenang, dan kegiatan perikanan yang belum
diatur dalam peraturan yang ada.IUU Fishing dapat terjadi di semua kegiatan perikanan tangkap tanpa
tergantung lokasi, target spesies, alat tangkap yang digunakan serta intensitas eksploitasi, baik pada
skala kecil maupun industri, di zona yurisdiksi nasional maupun internasional.

Illegal Fishing
Yang termasuk sebagai praktek Illegal Fishing adalah kegiatan penangkapan ikan yang:

 Dilakukan oleh orang atau kapal asing pada suatu perairan yang menjadi yurisdiksi suatu
negara tanpa izin dari negara tersebut, atau bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di negara tempat berlangsungnya kegiatan penangkapan;
 Bertentangan dengan peraturan nasional yang berlaku dan/atau peraturan internasional.
 Dilakukan oleh kapal yang mengibarkan bendera suatu negara yang menjadi anggota
organisasi pengelolaan perikanan regional tetapi beroperasi tidak sesuai dengan ketentuan
pelestarian dan pengelolaan yang diterapkan oleh organisasi tersebut atau ketentuan hukum
internasional yang berlaku.

Kegiatan Illegal Fishing yang umum terjadi di perairan Indonesia diantaranya; penangkapan ikan
tanpa izin, mengunakan izin palsu, menggunakan alat tangkap yang dilarang dan penangkapan jenis
ikan (spesies) yang tidak sesuai dengan ijin yang diberikan.

Unreported Fishing
Disebut sebagai Unreported Fishing adalah kegiatan penangkapan ikan yang dlakukan di area yang
menjadi kompetensi institusi pengelolaan perikanan regional, namun tidak pernah dilaporkan atau
dilaporkan secara tidak benar, atau tidak sesuai dengan ketentuan pelaporan yang telah ditetapkan
oleh institusi tersebut.
Kegiatan Unreported Fishing yang umum terjadi di Indonesia diantaranya; penangkapan ikan yang
tidak melaporkan hasil tangkapan yang sesungguhnya atau pemalsuan data hasil tangkapan, hasil
tangkapan ikan yang langsung dibawa ke negara lain (transhipment di tengah laut)

Unregulated Fishing
Kegiatan penangkapan ikan disebut sebagai Unregulated Fishing yaitu kegiatan penangkapan ikan

 Pada suatu area atau stok ikan yang belum diterapkan ketentuan pelestarian dan
pengelolaannya, atau kegiatan penangkapan yang dilakukan dengan cara yang tidak sesuai
dengan tanggung-jawab negara untuk pelestarian dan pengelolaan sumberdaya ikan sesuai
aturan internasional;
 Pada area yang menjadi kewenangan institusi/organisasi pengelolaan perikanan regional,
yang dilakukan oleh kapal tanpa kewarganegaraan, atau yang mengibarkan bendera suatu
negara yang bukan anggota organisasi tersebut, dengan cara yang tidak sesuai atau
bertentangan dengan ketentuan pelestarian dan pengelolaan dari organisasi tersebut.
Kegiatan Unregulated Fishing di perairan Indonesia, antara lain disebabkan masih belum diaturnya
mekanisme pencatatan data hasil tangkapan dari seluruh kegiatan penangkapan ikan yang ada, belum
diatur wilayah perairan-perairan yang diperbolehkan dan dilarang, belum diatur aktifitas sport fishing;
kegiatan-kegiatan penangkapan ikan menggunakan modifikasi dari alat tangkap ikan yang dilarang.
PENJELASAN COMMON PROPERTY
Common Property secara sederhana berarti milik bersama. Hal inilah yang menjadikan pemanfaatan
sumberdaya perikanan dapat di olah oleh seluruh pelaku perikanan. Sifat milik bersama dan akses
terbuka sering tertukar atau bahkan di samakan. Padahal dua sifat ini sangatlah berbeda.

PENJELASAN OPEN ACCESS


Open Acces ialah pemanfaatan yang terbuka untuk umum dan semua orang dapat
mengaksesnya secara bebas. Azas inilah yang senantiasa menimbulkan konflik pemanfaatan
sumberdaya perikanan terutama perikanan tangkap. Karena itulah regulasi yang jelas,
pengawasan yang ketat dan pemantauan batasan laut yang intens akan sangat membantu
menangani adanya Ilegal Fishing di beberapa lokasi di perairan Indonesia. Tidak sedikit
oknum dari pelaku Ilegal Fishing yang menjadikan azas ini sebagai alasan. Akan tetapi
meskipun regulasi dan tindakan tegas telah di lakukan, pengawasan batasan laut tetap sulit
untuk dilakukan secara pasti. Siapa yang dapat memberikan kepastian batasan air dengan air
yang lainnya?. Ini juga merupakan PR besar yang harus terus di perbaiki agar tidak ada
kesalahpahaman antar pemanfaatan sumberdaya ikan.
PENEJELASAN ZONA EKSLUSIF
Zona Ekonomi Eksklusif atau ZEE adalah jalur di luar dan berbatasan dengan laut wilayah Indonesia
sebagaimana ditetapkan berdasarkan undang-undang yang berlaku tentang perairan Indonesia yang
meliputi dasar laut, tanah di bawahnya dan air di atasnya dengan batas terluar 200 (dua ratus) mil laut
diukur dari garis pangkal laut wilayah Indonesia.

Dasar Hukum Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)


Dasar hukum ZEE adalah merujuk pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona
Ekonomi Eksklusif Indonesia. Dalam UU No 5 Tahun 1983 pada BAB II Pasal 4 berisi tentang hak
dan kewajiban negara Indonesia di wilayah ZEE.

Hak dan kewajiban Negara Indonesia pada Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah sebagai berikut:

1. Hak berdaulat untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi, pengelolaan dan konservasi
sumber daya alam hayati dan non hayati dari dasar laut dan tanah di bawahnya serta air di
atasnya dan kegiatan-kegiatan lainnya untuk eksplorasi dan eksploitasi ekonomis zona
tersebut, seperti pembangkitan tenaga dari air, arus dan angin.

2. Yurisdiksi yang berhubungan dengan:


 pembuatan dan penggunaan pulau-pulau buatan, instalasi-instalasi dan bangunan-
bangunan lainnya.
 penelitian ilmiah mengenai kelautan.
 perlindungan dan pelestarian lingkungan laut.
3. Hak-hak lain dan kewajiban-kewajiban lainnya berdasarkan Konvensi Hukum Laut yang
berlaku.
Sepanjang yang bertalian dengan dasar laut dan tanah di bawahnya, hak berdaulat, hak-hak lain,
yurisdiksi dan kewajiban-kewajiban Indonesia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di atas
dilaksanakan menurut peraturan perundang-undangan Landas Kontinen Indonesia, persetujuan-
persetujuan antara Republik Indonesia dengan negara-negara tetangga dan ketentuan-ketentuan
hukum internasional yang berlaku.

Di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, kebebasan pelayaran dan penerbangan internasional serta
kebebasan pemasangan kabel dan pipa bawah laut diakui sesuai dengan prinsip-prinsip hukum laut
internasional yang berlaku.

Manfaat Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)


Adapun manfaat dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah sebagai berikut:
 Negara pantai berhak memanfaatkan sumber daya alam yang ada di dalam zona tersebut.
 Dapat mengelola dan mengembangkan seluruh sumber daya di zona tersebut.
 Menjadi batasan agar negara asing tidak memanfaatkan atau mengambil sumber daya alam di
wilayah tersebut.
 Bertambahnya luas wilayah laut yang dimiliki negara pantai.
 Negara pantai dapat menggunakan kebijakan hukum, kebebasan bernavigasi, atau melakukan
penanaman kabel dan pipa pada wilayah tersebut.
 Negara pantai setidaknya memiliki 90 persen dari semua ikan yang dapat dijual, 84 persen
cadangan minyak dunia, dan 1 persen cadangan mangan.
 Membantu dalam merawat dan mempertegas batas wilayah suatu negara.
 Negara dapat melakukan penelitian dan pengembangan sumber daya alam pada zona tersebut.
Dapat meningkatkan pemasukan negara jika wilayah tersebut dapat mengelola dengan baik.
Contohnya dijadikan destinasi wisata yang akan memberikan pemasukan bagi negara.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.suzuki.co.id/tips-trik/mengenal-laut-teritorial-indonesia-dan-batasnya?pages=all
https://money.kompas.com/read/2021/10/11/121746426/penangkapan-ikan-terukur-berlaku-2022-ini-
zonasi-dan-alat-tangkapnya?page=all
https://www.sucofindo.co.id/berita-1/siaran-pers/illegal-unreported-and-unregulated-iuu-fishing/
https://www.tafshare.com/2016/10/sifat-sifat-sumberdaya-perikanan.html
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6017063/zona-ekonomi-eksklusif-pengertian-dan-
manfaatnya

Anda mungkin juga menyukai