Anda di halaman 1dari 34

SENI BUDAYA

KONSEP SENI TARI & BERKREASI TARI DENGAN


KARYA SENI

KELOMPOK:
ANDIN OKTAVIA
CAMELIA SABRINA
CINDY AULIA
GRACE INDRIYANI RONAULI SIANTURI
JENEVA CALISTA BUDIMAN
KARISAH PARAMITHA

X AKL 1
SMKN 10 KABUPATEN TANGERANG
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan
banyak kemudahan dan limpahan rezeki-Nya sehingga kami mampu
menyelesaikan tugas kelompok dalam membuat makalah yang bertajuk
“Konsep Seni Tari dan Berkreasi Tari Dengan Karya Seni”.

Kami sadar betul dalam penggarapan makalah ini tak lepas dari bantuan
banyak pihak, termasuk Ibu Guru Ika Aditia Candra Buana M.Pd. yang sudah
membimbing kelompok kami dari mulai penggarapan sampai rampungnya
makalah.

Selain itu, makalah yang kami garap masih jauh dari kata sempurna
karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami. Kiranya, kami berharap
adanya saran dan kritik untuk makalah yang baru kami buat. Terakhir, kami
berharap semoga makalah bisa memberi manfaat yang banyak bagi pembaca.

Tangerang, 18 Januari 2024

Tertanda,

Penyusun.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................

Daftar Isi .......................................................................................................

Konsep Seni Tari ..........................................................................................


1.1. Konsep Seni .................................................................................
1.2. Keindahan Dalam Seni .................................................................
1.3. Jenis, Fungsi, dan Unsur Seni Tari Nusantara .............................
1.4. Perkembangan Seni Tari ..............................................................
1.5. Mengapresiasi Seni Tari Nusantara .............................................
1.6. Mengapresiasi Seni Tari Mancanegara ........................................
1.7. Menganalisis dan Mengevaluasi Karya Seni Budaya Nusantara .
Berkreasi Tari Dari Karya Seni ....................................................................
1.8. Tema Dalam Berkreasi Tari .........................................................
1.9. Rangsang Visual Dalam Berkreasi Tari .......................................
1.10. Rangsang Audio Dalam Berkreasi Tari .......................................
1.11. Tata Rias Dalam Berkreasi Tari ...................................................
1.12. Tata Busana Dalam Berkreasi Tari ..............................................
1.13. Properti Dalam Berkreasi Tari .....................................................
1.14. Tahap-Tahap Dalam Berkreasi Tari .............................................
KONSEP SENI TARI

1.1. Konsep Seni


Konsep seni adalah berbagai hal abstrak konseptual bersifat teoritis yang
mencangkup ide, perancangan, dan pembentukan seni secara umum. Seni
sendiri merupakan karya kreatif yang dibuat dengan indah sebagai media
untuk menuangkan ekspresi manusia dalam kehidupannya. Kehadiran seni
membuat kehidupan sangat beragam. Ada seni yang melibatkan visual
seperti seni lukis, seni patung, dan fotografi. Adapula seni yang berkaitan
dengan audio atau pendengaran seperti seni musik dan seni audiovisual
seperti seni teater, seni tari, dan sebagainya.

Menurut Soedarso (2006: 102) Seni adalah karya manusia yang


mengomunikasikan pengalaman batin lalu disajikan secara indah atau
menarik hingga merangsang timbulmya pengalaman batin pula pada orang
lain yang menikmatinya.

Namun seni juga dapat menjadi sesederhana peniruan alam dengan segala
seginya seperti apa yang diungkapkan oleh Plato. Artinya apa yang
dilakukan seni hanyalah melukis pemandangan, menari menirukan gerakan
binatang yang elok, bernyanyi mengikuti nada yang disusun melalui rasio
alam (fibonaci).

Bisa juga menggunakan pengembangan pengertian seni Plato oleh


Aristoteles yang berpendapat bahwa seni adalah tiruan dunia alamiah dan
dunia manusia (sosial). Aristoteles juga berpendapat bahwa seni harus
mempunyai keunggulan falsafah (pemikiran yang dalam).

1.2. Keindahan Dalam Seni


Keindahan dalam seni adalah ukuran keberhasilan komunikasi antara
pesan yang ingin disampaikan seniman dan yang dilihat oleh pengamat.
Seni yang indah dapat menangkap emosi yang paling diinginkan oleh
seniman kepada pengamatnya. Ada dua teori tentang keindahan yaitu teori
keindahan obyektif dan teori keindahan subyektif. Berikut penjelasannya:

1. Teori keindahan obyektif


Teori keindahan seni dengan pandangan obyektif menitik beratkan
keindahan dari bentuk seni itu sendiri. Teori ini digagas oleh Plato dan
juga Aritoteles. Plato beranggapan bahwa keindahan seni adalah
obyektif dan bukan pengalaman dari pengamat. Dilansir dari Lumen
Learning, Aristoteles beranggapan bahwa keindahan seni terletak pada
ciri benda seni seperti kesimetrisan, keteraturan, keseimbangan, dan
proporsinya. Baik Plato dan Aristoteles beranggapan bahwa keindahan
benda seni terkandung pada benda itu sendiri, dan bukan dari pikiran
orang yang melihatnya. Maka teori obyektif beranggapan bahwa
keindahan datang dari bemtuk karya seni saja, sama sekali tidak ada
sangkut pautnya dengan pengamat yang melihatnya.
2. Teori keindahan subyektif
Teori keindahan subyektif adalah kebalikan dari teori keindahan
obyektif. Pandangan keindahan karya seni secara subyektif didukung
oleh David Hume dan Immanuel Kant. Menurut David Hume,
keindahan seni tidak terdapat pada benda melainkan pada perasaan dan
emosi yang didapat saat pengamat melihat karya seni tersebut. Dilansir
dari Lumen Learning, Immanuel Kant beranggapan bahwa proses
penilaian keindahan seni berasal dari perasaan, kognisi, dan logika
orang yang melihat karya seni tersebut. Teori keindahan subyektif
menitik beratkan keindahan seni pada orang yang melihatnya bukan
pada bentuk yang dimiliki karya seni tersebut. Saat melihat karya seni,
orang akan beranggapan bagus, indah, sedih, senang, menakutkan, dan
emosi lainnya yang berbeda-beda sesuai dengan siapakah yang
mengamatinya. Selain bersifat subyektif (tergantung pada pengamat),
teori subyektivitas juga berkendala pada selera dan juga dimensi
waktu. Setiap orang memiliki selera yang berbeda, apa yang dilihat
bagus oleh satu orang belum tentu dilihat bagus oleh orang lainnya.
Terlebih selera manusia berkembang mengikuti zaman, maka waktu
juga menentukan keindahan suatu karya. Sehingga penilaian subyektif
harus dilakukan oleh pengamat seni yang profesional.

1.3. Jenis, Fungsi, dan Unsur Seni Tari Nusantara


Seni tari adalah aliran seni mengenai gerakan badan (tangan dan lainnya)
yang berirama dan biasanya diiringi bunyi-bunyian (musik, gamelan, dan
sebagainya). Secara umum tari adalah cabang seni yang mengungkapkan
keindahan, ekspresi, hingga makna tertentu melalui media gerak tubuh
yang disusun dan diperagakan sedemikian rupa untuk memberikan
penampilan dan pengalaman yang menyenangkan atau menumbuhkan
horison baru bagi penontonnya. Berikut ini rangkuman tentang jenis,
fungsi, dan unsur seni tari nusantara..

a. Jenis-Jenis Seni Tari Nusantara


Jenis tari ditinjau dari bentuk penyajiannya terbagi menjadi tiga kelompok,
yaitu:

 Tari Tunggal
Tari tunggal yaitu tari yang dilakukan oleh satu orang. Contohnya
adalah tari gambir anom, tari koncar, tari gunung sari, tari gatot kaca,
tari bondan, tari gambyong, dan tari kukilo.

Tari Tunggal: Tari Gambir Anom (gasbanter.com)

 Tari Berpasangan
Tari berpasangan yaitu tari yang dilakukan dengan berpasangan, laki-
laki dengan perempuan, laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan
perempuan.

Tari Berpasangan: Tari Lambangsih, Surakarta, Jawa Tengah

(Neliti.com)
 Tari Kelompok atau Massal
Tari ini dilakukan dengan ramai-ramai atau dengan menggunakan
banyak penari.

Tari Massal: Tari Saman, Gayo, Aceh Tenggara

(By Blibli Friends)

2. Fungsi Seni Tari Nusantara

 Sebagai Pertunjukan
Fungsi tari yang pertama adalah untuk sebuah pertunjukan atau pentas.
Tarian untuk fungsi ini lebih kepada menonjolkan sisi koreografis yang
indah serta terkonsep. Dengan begitu, penonton yang melihatnya akan
tertarik dan merasa terhibur.

 Sebagai Tarian Upacara


Selain berfungsi untuk pertunjukan, tarian bisa dimaksudkan sebagai
pengisi upacara-upacara tertentu. Biasanya yang seringkali
menggunakan tarian pada upacara inti seperti upcara adat atau ritual
keagamaan tertentu. Pada tarian ini tentu yang ditunjukkan adalah
kekhidmatan sembari berkomunikasi dengan Sang Kuasa.

 Sebagai Hiburan
Tidak jauh berbeda dengan fungsi tarian sebagai pertunjukkan.
Bedanya, pada fungsi pertunjukkan, tarian dilakukan dengan
memikirkan konsep tarian atau koreografis yang menarik. Sementara
untuk hiburan, tujuan dan fungsinya hanya untuk menghibur saja.
Gerakan dan pola tariannya lebih bebas.
 Sebagai Pergaulan dan Kesenian
Fungsi yang lainnya adalah sebagai bentuk pergaulan dan kesenian.
Jika untuk pergaulan, tarian bisa dimainkan sebagai bentuk interaksi
antar sesama dan lebih komunikatif.

3. Unsur-Unsur Seni Nusantara


Berikut ini unsur-unsur seni tari yang terdiri dari unsur utama dan unsur
pendukung, yaitu:

 Unsur Utama

a. Wiraga (Raga)
Unsur yang pertama kali harus ada dalam sebuah seni tari tentunya
adalah wiraga atau raga. Sebuah tarian harus bisa menampakkan
gerakan badan dalam posisi apapun.

b. Wirama (Irama)
Unsur penting selanjutnya adalah irama. Pasalnya, setiap tarian
harus punya irama yang bisa memadukan musik pengiring dengan
gerakan badan yang dilakukan oleh seorang penari. Irama ini pun
harus mempunyai tempo yang sesuai.

c. Wirasa (Rasa)
Selain raga dan irama, seni tari harus mempunyai unsur rasa.Sebuah
tarian harus menyampaikan sebuah perasaan yang ada di dalam jiwa
seseorang. Penyampaian perasaan inilah yang disampaikannya lewat
sebuah gerakan atau tarian serta pengekspresiannya.

 Unsur Pendukung

a. Ragam Gerak
Sebuah tarian tertentu akan terlihat lebih indah jika mampu
melakukan kolaborasi seluruh anggota badan. Tak hanya
mengandalkan tangan dan kaki saja, melainkan juga turut
mengombinasikan raut wajah hingga lirikan mata. Hal tersebut
tentunya bisa menjadi pesona tersendiri ketika melakukan sebuah
tarian.

b. Ragam Iringan
Unsur pendukung lainnya adalah iringan yang diwujudkan dengan
adanya pengiringan musik yang ritmis dan sesuai. Musik ini harus
disesuaikan dengan gerakan badan yang membentuk sebuah tarian.
Perpaduan akan gerakan dan alunan musik ini, bisa membuat penari
atau bahkan orang lain larut dalam ekspresi dan tarian.

c. Riasan dan Kostum


Selain gerakan dan iringan, riasan wajah dan kostum merupakan
unsur pendukung agar seni tari lebih maksimal dan menarik
perhatian. Tentunya, tidak akan lengkap jika sebuah tarian tanpa
kostum atau riasan wajah yang membuatnya terkesan hambar dan
biasa-biasa saja. Bahkan, selain riasan dan kostum, pola lantai atau
blocking pun harus diperhatikan sehingga rapih dan enak dipandang.

1.4. Perkembangan Seni Tari Nusantara


Sejarah Singkat Seni Tari Indonesia

Seni tari adalah melakukan gerakkan tubuh secara berirama dan diiringi
denganalunan musik. Gerakannya bisa dinikmati sendiri dan merupakan
ekspresi gagasan,emosi atau kisah . Sejak dahulu, seni tari telah memainkan
peranan penting dalam upacara kerajaan dan upacara masyarakat maupun
pribadi. Dilihat dari perkembangan seni tari yang dimulai dari zaman
prasejarah, zaman indonesia-hindu, zaman indonesia islam, zaman
penjajahan, zaman setelah merdeka, hingga s a a t i n i m e m i l i k i b e r b a g a i
jenis tari yang berbeda-beda bentuk serta wujud tariannya .

Zaman Prasejarah

Zaman prasejarah adalah zaman sebelum lahirnya kerajaan di Indonesia.


Bangsa-bangsa primitif percaya pada daya magis dari tari. Dari tarian
ini dikenal
tariK e s u b u r a n d a n H u j a n , t a r i E k s o r s i s m e , d a n K e b a n g k i t a n , t a r
i Perburuan danP e r a n g . B e n t u k d a n w u j u d t a r i a n n y a c e -
n d e r u n g m e n i r u k a n g e r a k a l a m lingkungannya yang bersifat
imiatatif. Sebagai contoh menirukan binatang yangakan diburu, pemujaan
dan penyembuhan penyakit.
Zaman Indonesia Hindu
Pada zaman Indonesia Hindu, seni tari mulai digarap dan banyak dipengaruhi
oleh kebudayaan India. Beberapa jenis tari pada zaman Indonesia Hindu adalah
seperti tari-tarian adat dan keagamaan yang disempurnakan menjadi tarian
klasik yang berkarakteristik tinggi, seperti wayang wong dan wayang topeng.

Zaman Indonesia Islam


Seni tari pada permulaan Islam berbentuk sederhana dan hanya dilakukan oleh
orang-orang yang datang dari luar Jazirah Arab, seperti orang-orang Sudan,
Ethiopia, dan lain-lain. Menari bisa dilakukan pada hari-hari gembira, seperti
hari raya dan hari-hari gembira lainnya. Namun pada zaman Indonesia Islam,
seni mengalami kekayaan penggarapan yang kebanyakan dikeraton yaitu
kasutanan dan kesultanan, kedua kerajaan tersebut mengembangkan identitas
seni tarinya menjadi 2 jenis tari yaitu kasunanan dan kasultanan.

Zaman Penjajahan
Pada zaman penjajahan ini, tari-tarian mengalami kesuraman sebab berada
dalam suasana peperangan dan penjajahan.

Zaman Setelah Merdeka Hingga Saat Ini


Setelah merdeka sampai saat ini, peran tari mulai difungsikan untuk keagamaan
ataaupun sebagai hiburan dan muncul banyak kreasi-kreasi baru ataupun inovasi
terhadap seni tari klasik. Kita lantas mengenal adanya seni tari modern yang
umumnya digali dari tarian tradisional. Tarian ini lebih mengutamakan
keindahan, irama gerak dan memfokuskan pada hiburan. Seni pada zaman
sekarang berbeda halnya dengan tarian abad-abad sebelumnya. Orang mengenal
ada tari balet, tapdans, ketoprak atau sendratari. Gaya tarian abad ke-20
berkembang dengan irama-irama musik pop singkopik, misalnya dansa cha-cha-
cha, togo, soul, twist, dab terakhir adalah disko dan breakdance.
1.5. Mengapresiasi Seni Tari Nusantara
Seni Tari Tunggal Nusantara
Tari nusantara adalah tari hasil kebudayaan lokal, suku, kepulauan, atau daerah
tertentu. Tarian daerah merupakan identitas dari etnis atau suku masing-masing.
Tari nusantara juga merupakan warisan budaya yang berkembang secara turun
temurun. Jenisnya sangat banyak dan tersebar diseluruh wilayah Nusantara.

1. Pengertian Tari Tunggal


Tari tunggal adalah jenis bentuk tarian yang diperagakan oleh seorang
penari, baik laki-laki atau perempuan.
Karakter untuk tari tunggal dibedakan menjadi dua, yaitu:

a) Karakter maskulin memiliki rangkaian gerak tegas, kokoh, patah-patah,


dan kuat.
b) Karakter feminim memiliki rangkaian gerak halus, melengkung, patah-
patah menyudut, dan lemah gemulai.

2. Fungsi Tari Nusantara


Tari nusantara merupakan salah satu bentuk ekspresi yang diciptakan oleh
manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya. Tarian yang
diciptakan pada dasarnya adalah salah satu bentuk perwujudan dan
pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani, baik material maupun spiritual.

3. Jenis Jenis Seni Tari Tunggal Nusantara


Tari merupakan alat ekspresi dan sarana komunikasi seorang pencipta tari
(koreografer) dengan penonton atau penikmat seni. Sebagaimana bentuk
penyajian tari lainnya,tari tunggal dapat dinikmati dari unsur berikut.

a.) Wiraga, yaitu peragaan sikap dan gerak dari seluruh tubuh yang
dilakukan oleh seorang penari.
b.) Wirama, yaitu ketukan dan dinamika perpindahan sikap yang selaras
dengan karakter.
c.) Wirasa, yaitu ekspresi raut muka seorang penari yang membawakan
gerak tari.
d.) Wirupa, yaitu perupaan yang memberikan kejelasan karakter.
Adapun jenis-jenis seni tari tunggal nusantara antara lain:
a.) Tari Gatotkaca Gaya Priangan
Tokoh gatotkaca dikenal sebagai seorang kesatria tangguh, jujur, amat
setia, dan berani berkorban jiwa dan raga demi negara dan bangsanya.
Tarian gatotkaca termasuk tarian tunggal yang menggambarkan
seseorang yang sedang memeriksa keadaan negara amarta.

b.) Tarian Jayangrana


Cerita ini merupakan hasil karya budaya sastra islam yang dikenal dengan
judul Wong Agung Menak Jayangrana. Tarian ini termasuk tari tunggal,
isi tariannya mengunngkapkan kebanggaan dan kegemburaan memenangi
peperangan melawan Raja Kanjun. Tari Jayangrana bisa disingkat dengan
sebutan tari jayng.

c.) Tari Arimbi


Arimbi atau Dewi Ribi adalah tokoh pewayangan, isi tariannya
menceritakan usaha seorang Putri Dawana (raksasa) yang merubah
wujudnya menjadi seorang putri cantik.

d.) Tari Rahwana


Tari Rahwana termasuk tari tunggal, isinya menggambarkan
kegandrungan Rahwana kepada Dewi Widiyanti.

e.)Tari Kancet Papatai atau Tari Perang


Tarian ini menceritakan mengenai seorang pahlawan Dayak Kenyah
berperang melawan musuhnya.

f.) Tari Gomyang


Tarian ini menggambarkan sifat-sifat wanita yang diungkapkan dalam
gerakan-gerakan halus, lembut, lincah, dan terampil, namun tetap
menonjolkan keluwesannya.

g.) Tari Topeng Kutai


Tarian ini dahulu hanya disajikan untuk kalangan keraton saja, yaitu
sebagai hiburan keluarga dengan penari-penari tertentu.

1.6. Mengapresiasi Seni Tari Mancanegara

1. Tari mancanegara adalah tarian yang tumbuh dan berkembang di luar


Indonesia/ di luar nusantara. Apresiasi bisa di wujudkan dengan
memahami jenis tari mancanegara berikut.
a.) Tari Nasional, adalah puncak-puncak seni tari daerah lain atau kreasi baru
yang bernafaskan nasional.
b.) Tari Internasional, misalnya: balet,tari modern,atau tari bangsa bangsa
lain seperti Tari Spanyol,Tari India,Tari Jepang, atau Tari Kreasi yang
bernafaskan internasional.
c.) Tari Kontemporer, adalah sebuah tarian yang masih bersifat sesaat atau
sedang proses dikenalkan pada masyarakat
d.) Tari Modern,adalah suatu jenis tari dunia yang dilahirkan di
Amerika,kemudian berkembang ke negara negara lain.

2. Apresiasi Fungsi Mancanegara

a.) Tari sebagai media pergaulan,artinya bahwa kegiatan ini sebagai


interaksi antar pencipta seni.
b.) Tari sebagai hiburan,pada dasarnya tari ini tidak bertujuan untuk
ditonton,tetapi tarian ini untuk kepuasan penarinya, sehingga bersifat
spontanitas
c.) Tari sebagai pertunjukan (theatrikal dance) adalah tari yang di susun
sengaja untuk di pertontonkan, dalam penyajiannya mengutamakan segi
artistiknya,penggarapan koreografi yang baik serta tema dan tujuan yang
jelas.

3. Apresiasi Ragam Gerak Tari Mancanegara

a. Ciri Khas Gerak Tari Mancanegara


Negara barat itu feodalisme jadi ada pembedaan kasta dalam masyarakat
bahkan dalam gerak tari seperti berikut.

 Ragam gerak tari yang didukung oleh para pekerja atau buruh biasanya
berirama cepat,dinamis,dan romantis karena dilakukan ditempat
terbuka. Ragam gerak yang muncul adalah gerak saling merespon dan
mengisi ruangan sehingga para penarinya berpasang- pasangan
membentuk formasi melingkar,menyudut,dan banjar.
 Ragam gerak yang muncul dikalangan para bangsawan berirama lembut
mengalun sehingga muncullah gerak dengan garis lengkung dengan
tumpuan dari yang kuat (balet). Kaum bangsawan pun mengembangkan
gerak tari ballroom dance yang tetap bergaya lembut,romantis,dan
saling memeluk berdekatan.
b. Ciri Khas Ringan,Tata Rias, dan Tata Busana Tari Mancanegara
Bentuk musik pengiring tari mancanegara, biasanya berupa alat-alat
tradisional khas negara tempat tarian itu lahir ataupun alat musik modern
untuk jenis-jenis tarian yang baru. Tata rias dan busananya pun di
sesuaikan dengan ciri khas negaranya masing-masing.

4. Apresiasi Macam-Macam Tarian Mancanegara

a.) Tari Balet Dari Italia ( tetapi terkenal di Eropa)


Tari ini lebih terkenal di Prancis. Balet merupakan salah satu jenis tarian
modern yang banyak digemari,mulai dari anak kecil hingga orang
dewasa. Tidak hanya melihat gerakannya yang indah,balet ternyata juga
mengajarkan beberapa hal pada kita,salah satu ciri khas dari gerakan-
gerakan balet adalah menari dengan menggunakan ujung kaki dan
gerakan berputarnya. Ketika sedang berputar, fokus kan pandangan pada
satu titik,meskipun seluruh tubuh berputar, tidak akan merasa pusing
sama sekali
b.) Tari Salsa terkenal di mancanegara
Pada dasarnya tari salsa terkenal karena gerakannya yang dinamis,lincah,
dan energi. Tari salsa diiirngi oleh musik salsa yang berasal dari Son
Kuba. Musik salsa merupakan gabungan antara musik tradisional Afrika
dan Kuba, serta irama Amerika latin. Tari salsa di pengaruhi oleh
berbagai tarian,seperti cha cha,mambo,guaracha,palo
monte,yambu,abakua,dan rumba.
c.) Istilah menari dalam masyarakat tiongkok adalah suatu cara untuk
mengungkapkan emosi dan perasaan yang tidak hanya pada individu
namun juga karakter suatu bangsa. Tarian tiongkok keasliannya dapat
dilacak melalui pahatan kuno ataupun taraian rakyat yang turun –
temurun sejak ribuan tahun yang lalu, dimulai dari era Dinasti Zhou 1122
SM hingga 256 SM, terus – turun – temurun hingga periode 5 dinasti
(907 – 960M). Tari cina yang paling terkenal adalah tari singa dan naga.
Tari singa ada 2 jenis yaitu singa utara dan singa selatan. Cirri – cirri tari
singa utara adalah tarian ini tumbuh dan berkembang di cina bagian utara,
fungsi tarinya untuk hiburan raja dan banyak menggunakan gerakan
akrobatik, kostum yang digunakan tari singa utara berwarna merah,
jingga, kuning ( hijau bagi kostum singa betina). Sedangkan cirri – cirri
tari singa selatan adalah tari ini tumbuh dan berkembang di cina bagian
selatan, tarian ini berfungsi sebagai upacara istiadat membuang semangat
jahat dan meminta tuah, kostum tari singa selatan menggunakan berbagai
warna. Selain tarian singa dan naga cina juga memiliki tarian antara lain
tarian bunga cina, payung, tahun baru dan lain – lain. Mitologi China,
naga menggambarkan kegagahan, keningratan dan keberuntungan.Tari
naga digunakan untuk mengusir setan dan membawa keberuntungan bagi
semua orang.Penarinya memiliki kemampuan bela diri.Tari Naga disebut
juga Liang Liong di Indonesia adalah suatu pertunjukan dan tarian
tradisional dalam kebudayaan masyarakat Tionghoa.Seperti juga Tari
Singa atau Barongsai, tarian ini sering tampil pada waktu perayaan-
perayaan tertentu.Orang Tionghoa sering menggunakan istilah
‘Keturunan Naga' sebagai suatu simbol identitas etnis.Dalam tarian ini,
satu regu orang Tionghoa memainkan naga-nagaan yang diusung dengan
belasan tongkat.Penari terdepan mengangkat, menganggukkan,
menyorongkan dan mengibas-kibaskan kepala naga-nagaan tersebut yang
merupakan bagian dari gerakan tarian yang diarahkan oleh salah seorang
penari. Terkadang bahkan kepala naga ini bisa mengeluarkan asap dengan
menggunakan peralatan pyrotechnic. Para penari menirukan gerakan-
gerakan makhluk naga ini — berkelok-kelok dan berombak-
ombak.Gerakan-gerakan ini secara tradisional melambangkan peranan
historis dari naga yang menunjukkan kekuatan yang luar biasa dan
martabat yang tinggi.Tari naga merupakan salah satu puncak acara dari
perayaan Imlek di pecinan-pecinan di seluruh dunia.Naga dipercaya bisa
membawa keberuntungan untuk masyarakat karena kekuatan, martabat,
kesuburan, kebijaksanaan dan keberuntungan yang dimilikinya.
Penampilan naga terlihat menakutkan dan gagah berani, namun ia tetap
memiliki watak yang penuh kebajikan. Hal-hal inilah yang pada akhirnya
menjadikannya lambang lencana untuk mewakili kekuasaan kekaisaran.
d.) Tari klasik dari thailand yaitu tari ceracap inai. Tarian ini berhubungan
dengan sejarah kesultanan malayu malaka semasa baginda music ke hulu
sungai Muara. Tarian ini ditarikan dihadapan sultan dan pembesar –
pembesar istana. Tarian ini menggunakan property berupa bunga –
bungaan, emas dan lilin yang menyala.
e.) Tari klasik India yaitu khatak. Khatak berarti khata atau mendongeng.
Khatak sebagai sebuah bentuk tari yang merupakan inti sebuah kisah
abadi mengenai kehidupan dengan semua aspeknya. Khatak merupakan
satu – satunya corak klasik dengan bahasa yang telah dipengaruhi oleh
tradisi Hindu dan Islam. Bagi masyarakat India tarian adalah gabungan
antara pemujaan dan luahan perasaan yang mendalam dalam diri
seseorang manusia.
f.) Tari klasik jepang yaitu tari nihon buyo, mai dan odori.Mai adalah tarian
yang diiringi nyanyian atau music tradisional dengan seluruh bagian
telapak kaki tidak pernah diangkat melainkan diseret – seret, walau
terkadang ada juga gerakan menghentakkkan kaki. Jenis tari mai adalah
kagura, bugaku, shirabyoshi, kusemai, kowakamai, noh, jiutamai.
Sedangkan Odori adalah tarian yang diiringi nyanyian atau music
tradisional dengan kaki yang bergerak bebas disertai hentakan kaki untuk
mengeluarkan suara ditambah gerakan tangan yang disesuaiakan dengan
ritme music. Jenis odori adalah nenbutsu odori dan bon odori.
g.) Tari Buchaechum / Tari Kipas, Korea
Penari kipas dari Korea menggunakan kipas yang besar dalam berbagai
warna.Lalu mereka menyatukan kipas mereka dan menggerakkannya
secara teratur mengayun ke atas dan ke bawah.Sejak demam Korea
melanda Indonesia, semua hal berbau Korea pun ikut diikuti. Kita bisa
melihat dari menjamurnya produk-produk fashion Korea yang laris manis
di Indonesia, belum lagi meningkatnya jumlah kursus-kursus bahasa
korea yang pesertanya juga bak kacang goreng. Budaya-budaya korea
pun banyak menjadi fokus perhatian orang. Saya sebagai salah satu
penggemar Korea (namun tidak terlalu freak) menilai, Korea Selatan
sangat bagus mempromosikan budaya mereka ke dunia, khususnya lewat
entertainment. Lewat K-Pop, fashion dan film-film, Korea Selatan
dengan pintar mengemas juga budaya-budaya mereka, sehingga
masyarakat dunia pun ‘sadar’ dengan kebudayaan mereka. Satu langkah
yang patut dicontoh Indonesia.Salah satu bukti bahwa kebudayaan Korea
sudah mulai di’sadari’ oleh masyarakat dunia adalah dengan dikenalnya
salah satu tarian tradisional masyarakat Korea. Mereka suka menyebut
‘Tari Kipas Korea’ atau bahasa Koreanya Buchaechum.Buchaechum
merupakan tarian tradisional Korea dimana sekelompok wanita menari
menggunakan kipas yang berhiaskan bunga Peony dan menggunakan
Hanbok (tarian tradisional Korea) yaPenari kipas dari Korea
menggunakan kipas yang besar dalam berbagai warna.Lalu mereka
menyatukan kipas mereka dan menggerakkannya secara teratur
mengayun ke atas dan ke bawah.
Sejak demam Korea melanda Indonesia, semua hal berbau Korea pun ikut
diikuti. Kita bisa melihat dari menjamurnya produk-produk fashion Korea
yang laris manis di Indonesia, belum lagi meningkatnya jumlah kursus-
kursus bahasa korea yang pesertanya juga bak kacang goreng. Budaya-
budaya korea pun banyak menjadi fokus perhatian orang. Saya sebagai
salah satu penggemar Korea (namun tidak terlalu freak) menilai, Korea
Selatan sangat bagus mempromosikan budaya mereka ke dunia,
khususnya lewat entertainment. Lewat K-Pop, fashion dan film-film,
Korea Selatan dengan pintar mengemas juga budaya-budaya mereka,
sehingga masyarakat dunia pun ‘sadar’ dengan kebudayaan mereka. Satu
langkah yang patut dicontoh Indonesia.Salah satu bukti bahwa
kebudayaan Korea sudah mulai di’sadari’ oleh masyarakat dunia adalah
dengan dikenalnya salah satu tarian tradisional masyarakat Korea.
Mereka suka menyebut ‘Tari Kipas Korea’ atau bahasa Koreanya
Buchaechum.Buchaechum merupakan tarian tradisional Korea dimana
sekelompok wanita menari menggunakan kipas yang berhiaskan bunga
Peony dan menggunakan Hanbok (tarian tradisional Korea) yang
berwarna mencolok.
h.) Tari Flamenco, Spanyol
Tari flamenco merupakan tarian Istana Moor yang kemudian
dikembangkan dan dikreasikan oleh kaum Gipsi di kota Andlusia yang
akhirnya dikenal sebagai tari flamenco. Pada dasarnya pertunjukan
flamenco merupakan pertunjukan musik dan tari, sehingga terkadang
menggunakan alat musik kastanyet untuk menambah warna musik yang
dibawakan.Para penari tari flamenco biasanya menggunakan pakaian
dengan warna – warna mencolok sehingga menimbulkan kesan ceria
dalam tarian tersebut. Sedangkan untuk jumlah penari dalam suatu
pertunjukan tari flamenco biasanya sangat bervariasi, kadang penari
membawakannya secara solo, berpasangan atau berkelompok. Seperti
kostum yang digunakan, gerakan pada tari flamenco juga menunjukan
gairah sang penari dengan mengandalkan gerakan tubuh yang cepat yang
enerjik dan menarik. Disertai beberapa improvisasi gerakan yang
membuat tarin ini semakin menarik.Apalagi jika ditambah gerakan penari
saat menepuk tangan atau menjentikan jari di tengah – tengah gerakan
tari.Meskipun para penari sering berimprovisasi dengan gerakan tari
flamenco, namun tari flamenco tetap memiliki gerakan yang menajdi ciri
khas dan tidak dapat dipisahkan dari tarian tersebut.
Ciri khas dalam tari flamenco adalah gerakan filigrano dan zapateado.
Gerakan filigrabo adalah gerakan di mana penari menaikan tangannya
kemudian menyimpulkan telapak tangan yang diselingi dengan tepukan
tangan dan jentikan jari penari. Sedangkan gerakan zapateado adalah
gerakan di mana penari melengkungkan punggungnya sambil terus
menghentakan kaki mengikuti irama.
Ketikan menampilkan tari flamenco biasanya penari seolah – olah sedang
terlena dengan emosi yang ditimbulkan oleh musik dan tarian tersebut,
atau sering disebut sebagai duende. Sehingga dalam membawakan tarian
ini, para penari pria dituntut untuk menampilkan sisi kemaskulinannya.
Sedangkan penari wanita dituntut untuk menampilkan ketenangan yang
disertai rasa bangga dan dan sensualitas yang terkendali.
1.7. Menganalisis dan Mengevaluasi Karya Seni Budaya Nusantara

1. Tahapan Analisis Karya Seni Budaya Nusantara


Dalam Diksi (Majalah Ilmiah Bahasa dan Seni) (1993) yang diterbitkan
oleh Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta, disebutkan
jika analisis berperan untuk menyampaikan argumentasi atas hasil evaluasi
terhadap suatu karya seni. Selain sebagai bentuk evaluasi, analisis juga
digunakan untuk memahami karya seni. Secara garis besar, tahapan
analisis karya seni budaya Nusantara dibagi menjadi empat. Tahapan ini
dikenal juga sebagai metode Feldman. Metode ini sering digunakan dalam
analisis karya seni budaya serta untuk memberikan kritik seni. Berikut
tahapan analisis karya seni budaya Nusantara berdasarkan metode
Feldman:

 Tahap Deskripsi
Deskripsi bisa diartikan sebagai petunjuk. Dalam tahap deskripsi,
proses yang dilakukan di antaranya mengamati atau mendengar atau
menyentuh hasil karya seni untuk kemudian dicatat. Tidak hanya itu,
dalam tahap ini juga harus diungkapkan perasaan atau pemikiran yang
mungkin muncul saat melihat atau mendengar karya seni tersebut.
Contohnya, saat melihat seni teater yang mengisahkan persahabatan
terasa menyenangkan.
Agar bisa melakukan tahap deskripsi dengan baik, ada beberapa hal
yang harus dilakukan. Berikut penjelasannya: Melakukan pencatatan
tentang karya seni budaya tersebut. Pencatatan disini berarti menulis
temuan tentang informasi karya seni tersebut. Contohnya, siapa pelukis
atau pencipta karya seni tersebut, sejarah atau latar belakang
singkatnya, kapan diproduksi, dan lain sebagainya. Melakukan
pencatatan tengang perasaan yang timbul saat melihat atau mendengar
atau menyentuh karya seni Perasaan yang timbul ini lebih mengarah ke
sisi subyektif dari orang yang melakukan analisis. Tidak ada perasaan
yang salah, karena hal ini merupakan kesan pertama yang timbul saat
menyaksikan karya seni tersebut.
 Tahap Analisis
Analisis merupakan upaya mengkritik sebuah karya seni budaya.
Analisis merupakan proses untuk mencari tahu lebih dalam tentang
karya seni tersebut. Contohnya dari segi musik, kenapa menggunakan
alat musik gitar sebagai alat musik utama atau mengapa menggunakan
alunan musik ini sebagai musik pengiring tari, dan lain sebagainya. Hal
yang harus dilakukan dalam tahap analisis ialah mencari informasi
lebih dalam dan belum diketahui oleh orang banyak. Analisis sangat
penting karena akan berpengaruh pada tahap berikutnya. Tahapan ini
harus dilakukan secara obyektif tanpa menggabungkan unsur subyektif.
Misalnya, dengan mengesampingkan kesan atau perasaan pertama
yang timbul pada tahap deskriptif.

 Tahap Interpretasi
Intepretasi merupakan tahapan di mana proses penggabungan temuan
deskriptif dan analisis. Artinya orang yang akan menganalisis harus
mencari keterkaitan antarkedua temuan tersebut. Contohnya "seni
teater tersebut mengisahkan tentang persahabatan (tahap deskriptif),
tetapi alunan musik menyedihkan yang digunakan ialah untuk
menggambarkan perpisahan antarsahabat tersebut (tahap analisis)."
Pada tahap intepretasi, hal yang harus dilakukan ialah
mengintepretasikan serta menggabungkan berbagai temuan dari
tahapan sebelumnya. Untuk kemudian dijadikan gagasan atau
informasi baru mengenai sebuah karya seni.

 Tahap Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap penarikan kesimpulan atas sebuah karya
seni. Evaluasi juga dapat dikatakan sebagai penilaian terhadap mutu
atau kualitas karya seni. Pada tahap ini, hal yang harus dilakukan ialah
menarik kesimpulan dan menentukan bagaimana kualitas karya seni
tersebut. Contohnya "karya seni teater ini memiliki kualitas baik karena
berhasil membuat penonton terpukau dengan bagian akhir kisahnya."
Penilaian atau evaluasi harus dilakukan setelah tiga tahapan
sebelumnya. Prosesnya dilakukan dengan menelaah kembali hasil
temuan deskripsi, analisis dan intepretasi. Tidak hanya itu, evaluasi
juga bisa dilakukan dengan membandingkan karya seni serupa dengan
karya seni lainnya. Misalnya antara seni teater bertemakan
persahabatan dengan seni teater dengan tema serupa.
2. Langkah – langkah evaluasi karya seni budaya nusantara. Seni budaya
perlu kita evaluasi untuk mengukur nilai seni yang tercipta lalu memberi
kritik membangun pada karya yang sedang diobservasi. Adapun langkah -
langkah mengevaluasi karya seni budaya sebagai berikut:

a.) Membandingkan sebanyak-banyaknya karya yang dinilai.


b.) Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang dikritisi.
c.) Menetapkan sejauh mana karya yang ditetapkan berbeda dari yang sudah
ada sebelumnya.
d.) Menelaah karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan segi
sudut pandang tertentu yang melatarbelakanginya.
e.) Carilah contoh gambar karya seni rupa 2 dimensi dan 3 dimensi, cobalah
menulis kritik karya-karya tersebut.
f.) Gunakan langkah – langkah kritik secara bertahap mulai dari
mendiskripsikan hingga menilai atau mengevaluasi.

3. Mengkritik Karya Seni Budaya Nusantara


Setelah kita tahu cara mengevaluasi karya seni, maka sekarang kita
mengkritik karya seni budaya nusantara. Tapi apa itu kritik seni, jika
belum tahu simak pemaparan berikut.

a.) Pengertian Kritik Seni


Kritik seni itu merupakan sebuah aktivitas yang berusaha memberikan
tanggapan terhadap karya seni untuk menunjukkan kelebihan dan
kekurangan suatu karya seni. Perlu diketahui bahwasanya hasil kritikan
yang disampaikan oleh seorang ritikus ternama dapat mempengaruhi
kualitas sebuah karya bahkan bisa berpengaruh pada harga jual karya
tersebut.
b.) Kritikus Seni
Kritikus seni budaya, saat melaksanakan kritik berlandaskan hal-hal
berikut.
1. Menguasai penerapan metode kritik yang tepat
2. Menguasai media kritik (kebahasaan yang efektif dan komunikatif).
3. Pengalaman yang cukup dalam materi kritik
4. Keilmuan dan pengetahuan yang relevan
c.) Fungsi Kritik
Fungsi utama kritik seni, yaitu sebagai langkah menjembatani antara
presepsi dan apresiasi karya seni rupa. Maksudnya menjembatani antara
seniman, karya, dengan penikmat seni. Kritik seni juga berusaha
melakukan analisa, mengupas, dan mampu memudahkan seniman dan
penikmat seni berkomunikasi lewat karya seni.

4. Jenis - Jenis Kritik Seni

a.) Kritik jurnalistikTipe kritik ini ditulis untuk para pembaca surat kabar
dan maalah. Tujuannya memberikan informasi tentang berbagai
peristiwa dalam dunia kesenian.
b.) Kritik pedagogikDiterapkan dalam kegiatan proses belaar mengajar di
lembaga pendidikan kesenian. Tujuannya mengembangkan bakat dan
potensi artistik estetik.
c.) Kritik ilmiahPengkajian nilai seni secara meluas, mendalam, dan
sistematis baik dalam menganalisis maupun kaji banding kesejarahan
critical judgment.
d.) Kritik polpulerDi tulis oleh sebagian besar penulis tidak menuntut
keahlian kritis.

5. Pendekatan Kritik Seni


Pendekatan yang umum digunakan dalam kritik seni terdiri dari
pendekatan formalistik, instrumentalistik, dan ekspresivistik. Pendekatan
dapat diartikan dasar pijakan kritikus dalam menyusun kerangka
berpikirnya atau caranya menyajikan kritik.

a.) Formalistik. Pendekatan kritik ini berasumsi bahwa kehidupan seni


memiliki kehidupanya sendiri, lepas dari kehidupan nyata sehari-hari.
Kritik jenis ini cenderung menuntut kesempurnaan karya seni yang
dibahas. Kriteria yang digunakan adalah tatanan yang terpadu
(integratif) antar unsur formal atau unsur dasar pembangun karya seni
(bunyi) dengan menghindari unsur estetis yang tidak relevan, seperti
deskripsi sosial, kesejarahan dan lain-lain. (Bangun, 2011: 56-57).
b.) Instrumentalistik. Pendekatan kritik yang menganggap seni sebagai
sarana atau instrumen untuk mengembangkan tujuan tertentu seperti
moral, politik, atau psikologi. Pada pendekatan ini, karya seni
dianggap sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Karya seni bukan
terletak pada bagaimana penyajiannya tetapi apa dampak dari karya
tersebut bagi kehidupan masyarakat. Di sini, nilai seni ini terletak
pada kegunaanya.
c.) Ekspresivistik. Pendekatan kritik ini menganggap karya seni sebagai
rekaman perasaan yang diekspresikan penggubahnya. Jadi, karya seni
ditempatkan sebagai sarana komunikasi. Kritikus yang menggunakan
pendekatan ini melakukan aktivitas kritik berdasakan pengalaman
pencipta suatu karya seni dengan tetap memperhatikan aspek teknis
dalam penyajian gagasan sebagai pendukung emosi penciptanya.

6. Evaluasi Kritik Seni Budaya

A. Evaluasi Seni Tari


1. Pengertian Kritik Tari
Istilah kritik itu berasal dari bahasa Yunani, yaitu berasal dari kata
krites (kata benda) yang bersumber dari kata “Kriterion” yaitu kriteria,
sehingga kata itu diartikan sebagai kriteria atau dasar penilaian.
Dengan demikian kita memberikan kritik itu harus memiliki dasar
kriteria sebagai acuan. Kritik tari diperlukan oleh koreografer sebagai
bagian dari sebuah evaluasi untuk meningkatkan kualitas kreativitas
koreografinya, karena kritik adalah tanda penghargaan audiens
terhadap proses kreatifnya. Tujuan utama dari kritik adalah
meningkatkan pengertian dan kenikmatan yang diberikan oleh karya
seni, melalui pengkajian (penelaahan) yang mendalam tentang sebab-
sebab kenikmatan dirasakan oleh nikmat karya seni. Seorang kritikus
tari akan memberikan pandangan yang rinci disertai argumen cerdas
dalam mengevaluasi karya tari, memberikan pemahaman kepada
masyarakat umum mengenai nilai-nilai estetis yang ada pada sebuah
karya. Dengan demikian kritik yang baik bersifat membangun,
memberi evaluasi sekaligus memberi motivasi. Pengertian kritik
menurut beberapa tokoh antara lain :

 R. C. Kwant dalam bukunya “Mens en Kritiek” (Manusia dan


Kritik) mengartikan, Kritik adalah penilaian atas kenyataan yang
dihadapi dalm sorotan norma atau kritik adalah penilaian atas nilai
yang intesubjektif (Sudarminto, 1884).
 William Henry Hudson dalam bukunya An Introduction to The
Study of Literature menyebutkan “Kritik dalam arti yang tajam
adalah penghakiman”
Kritik tari sebuah disiplin kritik memiliki pengertian tidak jauh
berbada dengan pengertian kritik pada umumnya. Beberapa ahli telah
mendeskripsikan pengertian kritik sebagai berikut :

 di Sedyawati, bahwa kritik menjadi bagian yang tumbuh secara


beriringan untuk meningkatkan proses kreatif. Artinya kritik
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas karya tari
(koreogafi). Edy Sedyawati memahami kritik tari sebagai sebuah
upaya yang mengarahkan disiplin kritik untuk memberikan
motivasi, rangsangan, dan sekaligus sebagai sarana meningkatkan
mutu koreogrfi.
 Bagong Kussudiardjo, sebagai berikut Kritik tari adalah
memberikan jalan untuk lebih lancer memajukan serta
meningkatkan nilai seninya, juga mengingatkan kesalahan yang
dibuat oleh seorang penari, pencipta tari, dan ahlil tari.
 S.D. Humardani memahami kritik sebagai sebuah penelitian
mengenai bermacam-macam gejala dari berbagai sudut terhadap
kerya atau kekaryaan seni dalam kehidupan seni. Usaha sebuah
kritik adalah membuka jalan untuk memahami dan menentukan,
atau mendudukan mana yang seharusnya terjadi dalam penyajian
sebuah kerya seni secara bertanggung jawab.

2. Fungsi Kritik Tari


Fungsi kritik tari sangat penting dalam dunia pendidikan seni tari.
Fungsi utama kritik adalah untuk menjembatani persepsi dan apresiasi
artistik dan estetik karya tari, antara penari dan penikmat tari.
Komunikasi antara karya tari yang disajikan kepada penikmat tari
akan membuahkan interaksi timbal-balik antara keduanya. Bagi
penari, kritik memiliki fungsi untuk mendeteksi kelemahan, mengupas
kedalaman, serta membangun kekurangan pada karya seninya.
Sedangkan bagi apresiastor atau penikmat tari, kritik tari akan
membantu mereka untuk memahami karya, meningkatkan wawasan
dan pengetahuannya terhadap karya tari yang berkualitas. Secara
umum fungsi kritik tari adalah sebagai berikut.
 Mengenalkan karya tari kepada masyarakat atau media informasi
bagi publik.
 Media komunikasi antara seniman, kritikus dan pembaca.
 Untuk evaluasi diri bagi pencipta karya seni.
 Media peningkatan kualitas produk karya tari.
Tujuan kritik Seorang kritikus harus mempunyai cita rasa seni yang
terbuka, artinya mempunyai kapasitas menghargai kreativitas
artistickyang sangat beragam. Mengapresiasikan dengan baik karya
seni yang eksis di berbagai tempat dan zaman. Beberapa tujuan dalam
kritik tari antara lain sebagai berikut.

 Memberikan laporan ulasan peristiwa pertunjukan.


 Memberikan penilaian dan tanggapan terhadap karya yang
dipentaskan.
 Memberikan bahan evaluasi dan masukan posistif terhadap karya
seniman tari.
 Dasar evaluasi guna meningkatkan kualitas karyanya.
 Memberikan informasi tentang kelebihan dan kelemahan karya
yang dibuat seniman.
 Mendorong masyarakat (penikmat) untuk mengapresiasi karya
seni secara lebih baik.

3. Cara Menuliskan Kritik Tari


Kritik tari adalah kegiatan memberikan apresiasi terhadap karya tari
dengan cara menuliskan kembali peristiwa pertunjukan seni tari yang
sudah dilakukaan atau memberikan komentar terhadap perkembangan
peristiwa seni tari pada saat itu. Isi dalam kritik tari dapat berupa
deksripsi kejadian pertunjukan, komentar, dan penilaian dari subjek
yang melakukan kritik.
Cara Menulis Kritik ada beberapa tahap antara lain :

 Tahap pertama adalah menuliskan/mendeskripsikan bagian dari


tari yang paling mengesankan. Bagaimana keistimewaan gerak
tersebut dan bagaimana pula teman kalian melakukannya.
 Tahap kedua adalah menganalisis gerakannya dengan
memberikan argumen yang jernih mengenai keunggulan maupun
kelemahan tari atas dasar konsep estetis (wiraga, wirama, wirasa)
serta konsep etis dari budaya penyangga tarinya.
 Tahap ketiga, adalah mengevaluasi tarinya, berarti
mengemukakan sikap kalian pada tari tersebut. Apabila menurut
versi kalian ada yang perlu diperbaiki tunjukkan saranmu kepada
temanmu bagian gerak yang mana yang perlu diperbaiki.

Kritik secara verbal maupun tulisan biasanya ada unsur-unsur sebagai


berikut:
 Deskripsi dalam kritik tari adalah suatu penggambaran dengan
kata-kata semua yang tersaji dalam karya tari yang ditampilkan.
Penjelasan dasarnya tentang hal-hal yang tampak secara visual
yang dapat membangun bayangan atau image bagi penikmat tari.
 Analisis formal merupakan tahapan berikutnya setelah deskripsi.
Analisis formal mencoba menjelaskan objek yang dikritik dengan
dukungan beberapa data yang tampak secara visual. Langkah
analisis formal dilakukan dengan cara menganalisis secara visual
kualitas unsur-unsurnya, dan menganalisis bagian demi bagian.
 Intepretasi adalah menafsirkan hal-hal yang terdapat di balik suatu
karya tari, manfsirkan makna, pesan, atau nilai yang
dikandungnya. Penafsiran dapat mengungkap hal-hal yang
berkaitan dengan pernyataan di balik struktur/bentuk: psikologis,
latar belakang sosial budaya, gagasan,abstraksi, kepercayaan,
pengalaman senimannya.
 Penilaian dalam kritik tari berdasarkan atas deskripsi, analisis
formal, dan intepretasi suatu karya tari dengan data-data visual
maupun penjelasan-penjelasan tambahan dari seniman. Dalam
kritik seni, ukuran penilaian dapat dilakukan secara general atau
non general.

4. Wujud Kritik Tari


Kritik dapat diperhatikan beradarkan dari wujud pengungkapannya,
yaitu setidaknya ada dua antara lain sebagai berikut.

 Krtitik pra-predikatif, artinya kritik yang belum menemukan


predikat yang kongkrit. Kritik pra-predikatif tidak dapat dikenali
secara jelas, tetapi dapat dirasakan kehadirannya melalui sikap
seseorang atau sekelompok orang. Kritik pra-predikatif
merupakan sebuah sikap antara sadar dan tidak sadar mereaksi
sesuatu dengan tindakan tertentu, seperti berdecak, atau
menggaruk-garuk kepala tanda tidak setuju dengan pernyataan
seseorang, dan berbagai bentuk lain. Pada intinya, kritik pra-
predikatif dilontarkan dalam bentuk tindakan untuk mereaksi
sesuatu, tidak terkecuali anggukan kepala tanda seseorang yang
mengagumi penampilan seseorang.
 Kritik predikatif, yaitu kritik yang telah terwujud dalam media
ungkap tertentu, bisa dalam bentuk wujud lisan (kritik verbal) dan
kritik non-vebal, yaitu disampaikan melalui media tulis atau
visual lainnya dalam setruktur tertentu.

5. Hasil Pengamatan Pertunjukan Tari


Tulisan hasil pengamatan pertunjukan tari diantaranya berisi data-data
yang terdiri atas :

Ø Judul / nama tarian

Ø Penciptanya / koreografernya

Ø Sinopsis

Ø Jumlah penarinya

Ø Rias dan kostum yang digunakan

Ø Iringan yang digunakan ( internal/ eksternal )

Ø Bentuk dan setting panggung

Ø Tata pencahayaan

Ø Lamanya pementasan

Ø Properti yang digunakan

Ø Keunikan-keunikan yang dijumpai selama pertunjukan

BERKREASI TARI DARI KARYA SENI

1.8. Tema Dalam Berkreasi Tari

Tari adalah seni yang merupakan perpaduan gerakan tubuh yang indah dan
sesuai dengan ritme irama yang mengiringinya. Dalam seni tari ada yang
disebut dengan tema tari. Tema tari adalah gagasan, pokok pikiran, dan
juga ide dasar penciptaan suatu tarian.

Tema tari akan menentukan isi dari tarian, bagaimana keseluruhan gerak
tarinya, busana yang dikenakannya, dan jenis musik yang mengiringinya.
Tema tari akan dikomunikasikan kepada penonton melalui keseluruhan
tarian.

Tema-tema dalam tari Berikut adalah tema-tema tari berserta penjelasan


dan juga contohnya:

a.) Tema Tari Berdasarkan Isinya


Seni tari memiliki isi di dalamnya, berupa cerita yang ingin
disampaikan kepada penontonnya. Berdasarkan isinya, tema tari
dibedakan menjadi kepahlawanan, erotik, pantomim, dan drama.

1. Tari Dramatik
Tari dramatik atau sendratari adalah tema tari yang tariannya
mengandung cerita. Tema tari dramatik gerakannya menceritakan
suatu kisah dengan alur yang teratur. Sehingga tari dramatik sering
juga disebut tari bercerita. Contoh tari dramatik adalah Tari
Jayaprana, Tari Batu Benawa, Tari Rajapala, Wayang Orang, dan
Tari Kebo Iwa.

2. Tari Non Dramatik


Tema tari non dramatik adalah tema tari yang tariannya tidak
mengandung cerita. Tari non dramatik tidak memiliki alur cerita
suatu kisah, namun tetap menggambarkan sesuatu. Contoh tari non
dramatik adalah Tari Pendet, Tari Kuda-kuda, dan Tari Golek.

3. Tema Tari Kepahlawanan


Tari kepahlawanan merupakan tema tari tentang sifat atau peristiwa
kepahlawanan. Tema ini menunjukkan sikap gigih, gagah berani,
kuat, rela berkorban, dan juga keperkasaan seorang pahlawan.
Contoh tari kepahlawanan adalah Tari Mandau, Tari Anoman
Rahwana, Tari Wangsa Suta, dan Tari Baksa Tameng.

4. Tema Tari Erotik


Menurut Edlin Yanuar Nugraheni dalam buku Pengetahuan Tari
(2013) tari erotik adalah tari yang berisi atau bertema percintaan.
Contoh tari dengan tema erotik adalah Tari Gandut, Tari Tirik Lalan,
dan Tari Mambujuk.

5. Tema Tari Pantomim


Tari pantomim adalah tema tari yang gerakannya menirukan suatu
obyek. Tema tari pantomim berdasarkan obyek yang ditirunya
dibagi menjadi dua, yaitu tema tari mimitis dan tema tari totemis.

6. Tema Tari Mimitis


Tari mimitis adalah tari yang gerakkanya menirukan manusia, baik
kegiatannya, sifat-sifatnya, maupun ekspresinya. Contoh tari mimitis
adalah Tari Topeng.

7. Tema Tari Totemis


Menurut Ina E. Slamet dalam buku Kehidupan Suku-suku Irian
Barat (1964), totem adalah binatang, tanaman, atau gejala alam
tertentu yang masing-masing dipandang sebagai nenek moyang
pertama dalam suatu kebudayaan. Sehingga tari totemis adalah tari
yang gerakannya meniru unsur di luar manusia, yaitu hewan
tumbuhan dan juga gejala alam. Di Indonesia sendiri, tari totemis
banyak terkandung pada tari tradisional yang menyimbolkan hewan
sebagai bagian penting dari budayanya. Tidak hanya bersifat
tradisional, tarian totemis juga dilakukan dalam tarian modern.
Contoh tari totemis di Indonesia adalah Tari Kuntulan, Tari Merak,
Tari Kupu-kupu, dan Tari Macanan.

1.9. Rangsang Visual Dalam Berkreasi Tari

Rangsang visual muncul karena pancaindera yang berupa mata menangkap


berbagai hal yang menarik untuk diungkapkan dalam bentuk gerak tari.
Rangsang visual ini dapat timbul dari objek gambar, warna, wujud, patung,
melihat orang menari atau bergerak, dan lain sejenisnya. Seorang penata
tari melalui gambaran visual tersebut dapat mengambil gagasankonsep
yang ada di balik hasil penglihatannya dan dengan segera mampu
bereksplorasi menciptakan gerak tarian yang diinginkan.

1.10. Rangsang Audio Dalam Berkreasi Tari

Rangsang Audio Sebagai Motivasi Pada Penciptaan Karya Tari Tunggu


Tubang Dalam Pembelajaran Koreografi Di Universitas PGRI Palembang”
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penciptaan karya tari
Tunggu Tubang dalam pembelajaran koreografi dengan rangsang audio
sebagai motivasi dalam ide kreatif mahasiswa Jurusan Pendidikan
Kesenian Universitas PGRI Palembang. Pendekatan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Data
penelitian ini bersumber dari observasi partisipan dan proses pembelajaran
pada mata kuliah Garap Sanggit Tari pada semester VII di Program Studi
Pendidikan Sendratasik. Pengumpulan data yang digunakan melalui teknik
observasi, wawancara serta dokumentasi pementasan karya tari hasil
pembelajaran melalui ujian akhir semester. Hasil penelitian menunjukan
bahwa rangsang audio menjadi motivasi pada penciptaan karya tari
Tunggu Tubang yang merupakan tari tradisonal berakar dari tradisi
masyarakat Semendo yang melestarikan kebiasaan turunan agar mematuhi
kaidah-kaidah di dalam rumah sebagai saudara yang baik sesamanya.
“Tunggu dapat diartikan menanti atau menunggu, sedangkan “Tubang”
disebutkan tak lekang karena panas dan tak lapuk karena hujan.

1.11. Tata Rias Dalam Berkreasi Tari


1. Pengertian Tata Rias
Tata rias adalah usaha seseorang untuk mempercantik diri, khususnya
pada bagian wajah. Tata rias pada seni pertunjukan sangat diperlukan
untuk menggambarkan atau menentukan watak di atas pentas. Dengan
kata lain, tata rias merupakan seni menggunakan bahan-bahan kosmetika
untuk mewujudkan wajah peranan dengan memberi dandanan pada
pemain di atas panggung.

2. Fungsi Tata Rias


 Membantu menunjukkan karakter penari dengan mengubah tampilan
wajah penari menyangkut aspek usia, ras, dan bentuk wajah.
 Memberi nilai tambah pada keindahan karya tari.
 Memberi efek gerak pada ekspresi wajah seorang penari di atas
panggung karena tampilan penari tampak datar ketika tertimpa
cahaya lampu.
 Memperjelas garis-garis wajah penari untuk mengekspresikan gerak-
gerak tari.
 Menyempurnakan penampilan wajah.
1.12. Tata Busana Dalam Berkreasi Tari
Unsur yang pertama adalah busana tari tradisional. Kata “busana” berasal
dari bahasa Sansekerta, “bhusana“, yang berarti pakaian. Dalam makna
yang lebih luas, busana mencakup segala sesuatu yang dikenakan dari
ujung kepala hingga ujung kaki yang memberikan kenyamanan dan
menambah keindahan pemakainya. Dalam konteks tarian tradisional,
busana memiliki peran penting untuk mengklasifikasikan tema tarian,
membantu membangkitkan karakter dan peran penari, mendukung ekspresi
penari dalam gerak tari, serta memberikan nilai tambah dalam bidang
estetika dan etika.
Busana tari tradisional meliputi berbagai elemen, di kepala bisa berupa
hiasan, seperti mahkota, siger, sanggul, dll. Di bagian badan, bisa berupa
baju apok (baju sebatas dada), baju kutung (tanpa lengan), baju berlengan,
atau bahkan tanpa baju (telanjang dada). Pada bagian kaki, penari dapat
mengenakan kain panjang, kain setengah lutut, celana panjang, atau celana
setengah lutut (sontog). Tidak ketinggalan, berbagai hiasan seperti kalung,
gelang tangan, gelang kaki, ikat pinggang, bunga, dan hiasan lainnya
menjadi bagian tak terpisahkan dari busana tari tradisional.

1.13. Properti Dalam Berkreasi Tari


1. Pengertian Properti
Properti adalah peralatan yang digunakan untuk sebuah pertunjukan tari.
Properti tari pada dasarnya difungsikan untuk memberikan keindahan
bentuk dalam pertunjukan tari. Hal ini diharapkan pertunjukan tari
nantinya akan terlihat lebih sempurna.
Penggunaan properti tari haruslah mempertimbangkan jenis, bentuk,
fungsi, dan ketepatan. Hal itu dimaksudkan karena dalam penggunaan
properti tari, seorang penari membutuhkan penguasaan dan juga
keterampilan. Contoh properti tari di antaranya adalah selendang, keris,
topeng, topi, payung, piring, pohon-pohonan, panah, tombak, dan masih
banyak lagi.
Keterampilan seorang penari atas properti tari yang digunakannya, telah
menjadi salah satu teknik tari yang dibutuhkan dalam format garapan
tari yang berkualitas. Lalu, apa fungsi properti pada sebuah tarian?
2. Fungsi Properti Tari
Fungsi properti tari dalam seni tari adalah sebagai berikut:

 Ciri khas perlengkapan dari suatu tarian.


 Menambah nilai estetika (keindahan), dan daya tarik pada tarian.
 Membantu memperkuat karakter dalam sebuah tarian.
 Media pembantu dalam dalam penyampaian makna maupun pesan
dari tari yang ditampilkan.
3. Penggunaan Properti Tari Pada Tarian Tradisional Nusantara
Penggunaan properti tari juga sering kita jumpai dalam tarian-tarian adat
daerah atau tarian tradisional di Indonesia. Misalnya, pada tari Piring
atau tari Piriang. Properti yang digunakan tari piring adalah piring. Tari
piring merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari
Minangkabau. Dalam pertunjukannya, para penari akan mengayunkan
piring-piring yang dipegangnya, dengan mengikuti gerakan teratur
maupun cepat tanpa terlepas dari tangan mereka.Tari Topeng Betawi
merupakan tarian tradisional masyarakat Betawi di Jakarta. Sesuai
dengan namanya, tari ini menggunakan topeng sebagai properti tari ciri
khasnya. Selain contoh di atas, masih banyak sekali contoh properti tari
yang digunakan dalam tarian tradisional di setiap daerah yang ada di
Indonesia.

Beberapa daftar contoh properti tari dalam tarian tradisional Indonesia


adalah sebagai berikut:

 Tari Pakarena merupakan tari klasik asal Sulawesi Selatan, properti


tari yang digunakan adalah kipas.
 Tari Caci asal Nusa Tenggara Timur, properti yang digunakan
adalah cambuk sebagai senjata dan perisai untuk pelindung diri.
 Tari Jaran (Kuda) asal Pulau Jawa, properti yang digunakan adalah
kuda kepang (ebeg), yang biasanya terbuat dari bambu.
 Tari Baksa Dadap asal Kalimantan Selatan, properti tari yang
digunakan adalah panah.
 Tari Saureka-reka asal Maluku, properti yang digunakan adalah
bilah pohon sagu.
 Tari Cangget asal Lampung, properti yang digunakan adalah
tombak, jepana, keris talam emas, dan payung.
 Tari Kancet Papatai asal Kalimantan Timur, properti yang
digunakan adalah mandau dan perisai.
 Tari Payung asal Sumatera Barat, sesuai dengan namanya properti
yang digunakan adalah payung yang mencerminkan suatu sikap
melindungi dan selendang sebagai simbol penerimaan cinta
sekaligus janji suci dalam kesetiaan.

1.14. Tahap Tahap Dalam Berkreasi Tari


Terdapat empat tahapan yang dapat dilakukan untuk menciptakan gerak
tari kreasi dalam seni tari. Seperti yang telah diketahui, tari adalah seni
menggerakkan tubuh secara berirama dan biasanya diiringi dengan musik.
Tari termasuk ke dalam produk budaya suatu masyarakat. Menurut buku
Seni Budaya yang ditulis Sem Cornelyoes Bangun dkk., dalam karya tari
akan tercermin budaya masyarakat penyangganya. Para seniman mereka
cipta tarian karena terdapat stimulus dari lingkungan sekitarnya. Kondisi
tersebut mendorong mereka untuk meniru gerak-gerak alami dan
mengolahnya menjadi sebuah tari. Sebelum mengetahui prosedur
merangkai gerak tari kreasi, ada baiknya untuk mengenali teknik dasar
pada gerak tari berikut ini terlebih dahulu.

1. Teknik Dasar Gerak Tari


Untuk merangkai sebuah tarian, para seniman memerlukan pemahaman
dan pengalaman yang mumpuni mengenai teknik gerak tari. Merujuk
pada buku yang ditulis Sem Cornelyoes Bangun dkk., teknik gerak
dasar tarian terdiri dari gerak kepala, gerak badan, gerak tangan, dan
gerak kaki. Seluruh teknik itu nantinya dapat dikembangkan dan
diterapkan menjadi sebuah kesatuan tarian yang utuh.

 Teknik gerak kepala


Contoh teknik gerak kepala antara lain gerak kepala gedheg (Jawa),
godeg (Sunda), dan gerak kepala gilek (Sunda).
 Teknik gerak badan
Setiap tarian di Indonesia setidaknya menggunakan arah hadap
badan yang bervariasi. Gerak ngelier pada tari Topeng Cirebon Gaya
Losari merupakan salah satu contoh gerak badan yang berputar 180
derajat.
 Teknik gerak tangan
Ada banyak contoh gerakkan tari dengan tangan, antara lain gerak
lontang kembar (Sunda), gerak tumpang tali (Sunda), dan lain-lain.
 Teknik gerak kaki
Adapun contoh gerak kaki pada tarian, misalnya, adeg-adeg (Sunda),
tanjak (Jawa), gerak engke gigir (Sunda), gerak tanjak kanan-kiri
untuk tari putri (Jawa), dan lain-lain.

2. Prosedur Merangkai Gerak Tari Kreasi


Menyadur buku yang ditulis Sem Cornelyoes Bangun dkk., berikut
adalah beberapa langkah dalam merangkai gerak tari kreasi:

 Eksplorasi
Langkah pertama adalah eksplorasi, yaitu pengalaman melakukan
penjajakan gerak untuk menghasilkan teknik gerak. Pada tahap ini
penari bisa berimajinasi dan menafsirkan gerak terhadap apa yang
telah dilihat dan didengar.
Penari juga dapat bebas bergerak mengikuti kata hati, imajinasi atau
daya khayal, dan menafsirkannya ke dalam bentuk gerak.
 Improvisasi
Kemudian langkah improvisasi, yaitu pengalaman untuk mencoba
atau mencari kemungkinan teknik gerak yang telah diperoleh pada
langkah eksplorasi secara spontan. Dari setiap teknik gerak yang
dihasilkan pada waktu eksplorasi, selanjutnya dikembangkan
berdasarkan aspek tenaga, ruang, dan waktu sehingga menghasilkan
teknik gerak yang sangat banyak.
 Evaluasi
Langkah evaluasi, yaitu pengalaman untuk menilai dan menyeleksi
teknik gerak yang telah dihasilkan pada tahap improvisasi. Dalam
kegiatan ini, penari mulai menyeleksi dengan cara membuat teknik
gerak yang tidak sesuai dan memilih teknik gerak yang sesuai
dengan gagasannya. Hasil inilah yang akan digarap pada tahap
komposisi.
 Komposisi
Tahap terakhir ini bertujuan untuk mencari gerak dan selanjutnya
membentuk tari dari gerak yang ditemukan.

Anda mungkin juga menyukai