Anda di halaman 1dari 12

Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Degradasi Etika, Moral, dan Budaya Dalam Identitas Nasional


Pada Generasi Z

Dosen Penanggungjawab:
Dr. Ria Fitri, S.H., M.Hum.

Oleh:
Anggreiny Amanda S. (2203101010046 )
Aprilia Syafitri (2203101010142)
Dava Alghifari ( 2203101010232 )
Dzaky Linfi Naufal Harahap (2203101010136)
Jhulio Aryo Wicaksono (2203101010305)
Muhammad Hafiz Fadhilah (2203101010135)
Muhammad Ikhsan Maulana Putra (2203101010181)
Mulia Akbar (2203101010176)
Nova Valentina Sihombing (2203101010252)
Putri Aisyah Alfaiza (2203101010149)
Putri Gysta Friliza (2203101010256)
Sekar Wangi (2203101010116)
Rio Alfajir (2203101010218)

Prodi Ilmu Hukum


Fakultas Hukum
Universitas Syiah Kuala

Degradasi Etika, Moral, dan Budaya Dalam Identitas Nasional

Abstrak
Seiring berkembangnya zaman, identitas nasional dihadapkan dengan banyaknya masalah
yang kian semakin kompleks dan rumit tiap harinya. Salah stau dari banyaknya persoalan dari
identitas nasional adalah dari segi politik, ekonomi, agama. Perbedaan ras dan etnik, namun
pada kesempatan kali ini kami hanya membahas masalah identitas nasional dari segi moral
dan budaya masyarakat Indonesia

Pendahuluan
Ki Hajar Dewantara mendefinisikan etika sebagai ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan
keburukan di dalam hidup manusia. Ini mencakup semua hal, terutama tentang gerak-gerik
pikiran dan rasa yang kemudian memunculkan pertimbangan sikap.
Berbeda dengan etika, moral adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-
batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dikatakan
benar, salah, baik dan buruk.
Moral merupakan perilaku yang baik yang menjadi karakter dari individu atau kelompok
yang bisa dilihat dari cara berfikir bertindak dan merespon suatu keadaan. Dalam hal ini
pancasila sebagai moral dari bangsa Indonesia yang menjadi dasar perilaku dan acuan bangsa
dan negara dalam mengambil sikap dan kebijakan. Moral bangsa saat ini tidak lagi sesuai
dengan kepribadian bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila. Moral mencerminkan
karakteristik dari bangsa Indonesia itu sendiri. Indonesia terkenal dengan pluralisme yang
dapat mempengaruhi etika dalam suatu masyarakat yang dikenal dengan aturan adat istiadat.
Hakikatnya manusia adalah makhluk bermoral. Untuk menjadi makhluk sosial yang memiiki
kepribadian baik serta bermoral tidak berjalan secara otomatis, perlu suatu usaha yang
disebut pendidikan. Menurut pandangan humanisme manusia memiliki kemampuan untuk
mengarahkan dirinya ketujuan yang positif dan rasional. Manusia dapat mengarahkan,
mengatur, dan mengontrol dirinya. Sebenarnya etika dan moral berhubungan dengan perilaku
yang benar dan salah. Ketika kita telaah kedua kata tersebut memiliki makna dan tujuan yang
berbeda. Etika mengacu kepada aturan pada aturan yang diberikan dari faktor eksternal,
misalkan kode-kode etik dan prinsip keagamaan. Sementara moral mengacu kepada prinsip-
prinsip pada masing-masing individu yang bernilai benar atau salah.
Etika dan kebudayaan juga merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia sehari-hari. Karena manusia yang beretika akan menghasilkan budaya
yang beretika . Kata Etika sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti Ethios. Sedangkan
secara istilah Etika dapat diartikan sebagai nilai atau norman yang dapat dijadikan contoh
atau pegangan dalam bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan budaya
secara bahasa berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Budhayah yang berarti hal hal yang
berkaitan dengan akal budi manusia, adapun secara istilah budaya dapat diartikan sebagai
cara, kebiasaan, dan segala hasil upaya manusia dalam mengolah pola pikir serta akal
budinya. Upaya upaya tersebut tidak dilakukan secara individu namun diimplementasikan
dalam skala besar dan luas, maka dari itu dibutuhkan sebuah komunitas salah satu contohnya
yaitu di lingkungan masyarakat. Etika selalu berhubungan dengan budaya karena etika
merupakan bentuk tafsiran atau penilaian terhadap budaya itu sendiri. Etika mempunyai nilai
kebenaran yang harus selalu disesuaikan dengan kebudayaan karena sifatnya yang tidak
absolut dan mempunyai standar moral yang disesuaikan dengan standar yang berbeda beda
sesuai dengan budaya yang berlaku di daerah yang kita tinggali serta kehidupan sosial yang
kita jalani.
Kehidupan masyarakat Indonesia terdapat berbagai agama, budaya, suku dan Bahasa.
Masing-masing mempunyai etika kebiasaan yang berbeda, tetapi mengedepankan nilai
integritas. Indonesia yang merupakan negara majemuk dengan segala macam
keanekaragamannya tentu saja budaya dan etika di masing masing daerah memiliki
perbedaan bahkan seringkali bertolak belakang, namun tujuannya tetap sama yaitu
mewujudkan lingkungan masyarakat yang aman dan nyaman. Di suatu lingkungan
masyarakat suatu sikap & etika bisa saja diterima tetapi dalam budaya lain bisa saja ditolak.
Namun kriteria penilaian terhadap budaya & etika yang berlaku dimasyarakat selalu diukur
berdasarkan baik atau tidaknya perilaku masyarakat di daerah tersebut. Maka dari itu etika
masyarakat dan budaya masyarakat akan selalu berkaitan satu sama lain.
Masalah moral dan etika bisa menjadi perhatian orang di mana saja, baik dalam masyarakat
yang belum maju maupun masyarakat yang telah maju. Hal ini disebabkan karena kerusakan
moral dan etika seseorang yang akan mengganggu keamanan dan ketentraman orang lain.

Pembahasan

A. Cakupan pudarnya identitas nasional


Terjadinya degradasi serta pemudaran terhadap etika serta moral awalnya terjadi
karena adanya penurunan akan nilai-nilai yg sudah ada sejak zaman dahulu. Selain itu
degradasi terhadap etika dan moral terjadi karena adanya pemudaran kebudayaan-
kebudayaan yg ada di lingkungan masyarakat. Pemudaran kebudayaan yg terjadi pada
generasi muda menyebabkan terjadinya gejala krisis sebagai akibat melemahnya norma-
norma yg telah ada sebelumnya. Hal ini juga menyebabkan terjadinya disorientasi terhadap
tata nilai yg telah ada dan menyebabkan adanya perubahan padangan generasi muda yaitu
munculnya sikap hedonis yg terjadi pasa masa sekarang. Pemudaran ini juga menimbulkan
sikap westernisasi oleh generasi muda yg sikap tersebut bukan merupakan identitas asli
bangsa indonesia tetapi diadopsi dari kebudayaan barat.

B. Hilangnya kebudayaan serta perubahan moral masyarakat


Dewasa ini globalisasi memiliki dampak positif yaitu perkembangan teknologi,
transportasi, ekonomi, sosial menjadi berkembang. Namun, dampak globalisasi tentunya
tidak semua berdampak positif juga, globalisasi juga memiliki dampak negatif. Salah satu
contoh dampak negatif globalisasi adalah mulai lunturnya nilai-nilai kebudayaan di kalangan
masyarakat. Seiring perkembangan zaman di indonesia yang pesat dan adanya arus
globalisasi, nilai-nilai kebudayaan mulai terkikis karena tergerus oleh perkembangan zaman
dan dampak dari arus globalisasi.
Salah satunya yaitu turunnya rasa cinta terhadap kebudayaan mereka, meninggalkan
nilai-nilai kebudayaan yang dahulu selalu diterapkan dalam kehidupan. Beberapa nilai-nilai
kebudayaan yang mulai luntur adalah sikap gotong royong di masyarakat yang semula
menjadi sikap hidup bangsa namun mulai terkikis karena perkembangan budaya barat yang
mementingkan sikap agresif, dinamis dan mementingkan kebebasan individual. Globalisasi
ini juga menyebabkan krisis moral di kalangan anak-anak hingga remaja. Dalam era ini
kalangan remaja mereka meniru kebudayaan barat yang pergaulannya sangat bebas sehingga
nilai-nilai kebudayaan hilang di kalangan remaja. Banyak kita lihat generasi muda yang
mengalami demoralisasi (degradasi moral) yaitu mereka terlena oleh indahnya modernisasi.
Berkembangnya kebudayaan barat yang melesat di indonesia, menyebabkan
munculnya cultural shock yaitu keguncangan budaya. Cultural shock terjadi karena
masyarakat belum berdampingan terhadap nilai-nilai kebudayan yang ada di lingkungan
masyarakat. Tergerusnya nilai-nilai kebudayaan merupakan risiko bagi bangsa di mana posisi
indonesia sebagai bagian dari komunitas global. Globalisasi harus kita sikapi dengan
bijaksana agar kita mendapatkan hal positif dari dampak globalisasi sekarang ini.

C. Kasus kasus permasalahan moral di indonesia saat ini


1. Kasus eksternal
Kasus pengakuan budaya indonesia oleh negara lain juga karena peluang yang
secara tidak langsung diberikan oleh indonesia sendiri. Orang indonesia seolah-olah
dipengaruhi oleh negara asing dan arus globalisasi, sehingga mereka kurang memperhatikan
identitasnya sebagai orang indonesia. Jika pemerintah indonesia tidak menganggap budaya
sebagai kekuatan bangsa sendiri, maka tidak heran jika suatu saat budaya ini diakui sebagai
milik negara lain. Identitas nasional, identitas suatu negara harus dijaga agar tidak mudah
dihancurkan oleh negara lain dan menjadi bangsa yang kuat.
Arus globalisasi yang menerpa masyarakat indonesia begitu cepat. Sehingga
mengubah pola hidup generasi jaman sekarang. Khususnya pada kalangan remaja membuat
pertahanan benteng kepribadian diri bangsa roboh seketika banyak juga ditemukan kasus
remaja indonesia yang melenceng jauh dari kata melestarikan identitas nasional, tetapi
banyak yang melabeli dengan kata mengikuti trend yang ada.
Sebagai contoh yang telah ditemukan remaja saat ini lebih menyukai lagu barat
daripada lagu negara sendiri, bumingnya maraton drakor untuk para remaja perempuan,
mengikuti fashion terkini dari budaya barat, lebih menyukai produk luar daripada produk
lokal, bergaya dengan menggunakan bahasa asing demi kegaulan di era sekarang, membeli
makanan junkfood yang berasal dari budaya luar, masih banyak lagi kasus yang seperti itu
belum diulik kembali. Karena arus globalisasi mereka melakukan seenaknya demi
kesenangan hati mereka. Tidak sepantasnya mereka melakukan hal seperti itu.

2. Kasus internal
Hukum cambuk pasangan gay aceh Terdakwa pasangan gay (liwath) berinisial mh
(20) dan pasangannya, mt (24), menjalani 80 kali hukuman cambuk di depan umum.
Eksekusi hukuman cambuk itu dilaksanakan pada selasa (23/5/2017) di halaman masjid
syuhada, lamgugob, kota banda aceh, provinsi aceh.pasangan sejenis itu didakwa melanggar
pasal 63 ayat 1 juncto pasal 1 angka 28 qanun nomor 6 tahun 2014 mengenai hukum jinayah.
Pasal itu berbunyi, "setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan liwath diancam
hukuman paling banyak 100 kali cambuk atau denda paling banyak 1.000 gram emas murni
atau penjara paling lama 100 bulan."
Kasat pol pp dan wh kota banda aceh, yusnardi, menyatakan kasus liwath atau hubungan
sesama jenis itu baru pertama kali ditemukan setelah qanun (peraturan daerah di aceh) nomor
6 tahun 2014 tentang hukum jinayah mulai berlaku. "ya, mungkin masyarakat di luar (aceh)
merasa asing (dengan peraturan qanun jinayah di aceh), karena memang perbuatan liwath ini
di luar tidak terlalu diatur ya. Namun karena kekhususan aceh, dengan undang-undang nomor
11 tahun 2006 tentang syariat islam yang dengan rinci mengatur soal ini," ujar yusnardi.
Kejadian ini disorot media asal inggris bbc. Mereka menulis artikel berjudul 'no place to hide
for lgbt people in indonesia's aceh province' untuk membahas kejadian tersebut.

D. Faktor terjadinya krisis moral


 Kemajuan teknologi
 Memudarnya nilai-nilai agama dan keimanan
 Pengaruh lingkungan dan kebudayaan asing tidak ada rasa kejujuran
 Tidak ada rasa tanggung jawab
 Tidak memiliki pemikiran akan masa depan
 Rendahya disiplin diri
 Kebijakan pemerintah itu sendiri

E. Perbedaan generasi sekarang dengan generasi sebelumnya


Pada zaman sekarang sudah banyak perubahan terhadap anak muda di indoneisa atau
bisa disebut anak milenial ,contohnya bisa dilihat dari segi perilaku. Dari segi gaya
bahasa, gaya berpakaian, dan lain lain,dulu: kalo mau cari informasi cari di perpustakan
atau cari cari bukun bekas kakak kelas. Sekarang: kalo mau cari informasi tinggal
browsing di internet.perubahan zaman kan dapat mempengaruhi perkembangan anak dan
juga perilaku anakmya tersebut
Jika kita bandingkan anak zaman dulu dan anak zaman sekarang tentang pengetahuan
sosialnya, contohnya kita kasih sebuah pertanyaan tentang lagu kebangsaan, anak zaman
sekarang itu banyak yang tidak tau, tapi ketika kita kasih pertanyaan tentang lagu yang lagi
hits, anak zaman sekarang itu langsung tau dan hafal lagu tersebut.sekumpulan anak zaman
sekarang kalo ngumpul mereka lebih focus ke gamenya masing-masing atau ke
handphonenya dan tidak saaling berbicara satu sama lain kecuali kalo lagi kerja kelompok,
beda dengan sekumpulan anak zaman dulu yang setiap ngumpul selalu membicarakan ha-hal
yang lucu atau bicara tentang aktivitasnya masing-masing.
Perbedaan moral anak milenial juga sangat terlihat pada bidang kecintaannya pada tanah
air dibandingkan dengan kaum kolonial zaman dulu, kaum kolonial adalah kaum yg sangat
mencintai tanah air ,sedangkan kaum milenial sekarang sudah mulai kurang mencintai tanah
airnya ,bahkan kesadaran berbangsanya juga mulai memudar ,banyak anak anak yang
melupakan nama pahlawan indonesia bahkan pendidikan karakter bangsa juga banyak yang
tidak peduli lagi ,inilah hal yang sangat mencolok dari sekian banyak perbedaan antara kaum
milenial dan kaum colonial

F. Perbedaan sudut pandang masyarakat dalam melihat gejala sosial di zaman sekarang

1. Terjadi kerusakan alam diberbagai wilayah, yang mengakibatkan banyak warga yang
mengambil sda secara berlebihan atau bahkan dengan sengaja merusak alam. Cth,
banyak kebun pohon pisang yang rusak dibeberapa wilayah yang mengikuti video
viral memukul pohon pisang sampai tumbang.

2. Terjadinya penyimpangan sosial ditengah masyarakat, seperti tingginya tingkat


kemiskinan dapat menyebabkan banyak kasus pencurian. Dan kurangnya akses
terhadap pendidikan dapat menyebabkan kenakalan remaja dan tindakan asusila

3. Meningkatnya konflik yang mengarah kepada kekerasan di tengah masyarakat, yang


dimaksud disini berupa tawuran, peperangan, perebutan daerah sumber daya alam,
dan sebagainya. Hal ini disebabkan gelaja sosial seperti kemiskinan, tingginya
tingkat pengangguran serta kurangnya sdm dan sda yang berkualitas disuatu wilayah.
Contohnya yang baru saja terjadi baru baru ini anak seorang pejabat pajak eselon iii
yang mendapatkan perhatian publik karena melakukan kekerasan hingga sang korban
kehilangan kesadaran (koma).

G. Upaya masyarakat dan pemerintah dalam menangani krisis moral dan pudarnya
identitas nasional
Krisis moral adalah ketika seseorang mulai kehilangan karakter positif dalam diri
mereka yang dapat berpengaruh dalam kehidupan sehari hari, karena pada dasarnya
karakter itu membuat seseorang menjadi dirinya, baik itu perilaku dan sikap mereka
contoh hilangnya krisis moral pada seseorang itu seperti lunturnya kata “maaf, tolong dan
terimakasih”. Adaa dua penyebab terjadinya krisis moral yaitu faktor internal dan
eksternal

 Faktor internal : seperti susahnya mengontrol diri


 Faktor eksternal : dipengaruhi oleh teman sebaya yg kurang baik ( salah pergaulan )
Indikasi pudarnya identitas nasional
A. Budaya asal nasional semakin tenggelam
Saat ini budaya dan adat yang menjadi ciri khas nasional kita semakin
ditinggalkan. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini kebudayaan barat yang
masuk ke indonesia semakin berkembang pesat . Hal ini dapat kita lihat dari semakin
banyaknya rakyat indonesia yang bergaya hidup kebarat baratan seperti mabuk-
mabukkan, clubbing, memakai pakaian mini,bahkan berciuman di tempat umum
seperti sudah biasa di indonesia.
B. Rasa memiliki terhadap identitas indonesia menurun
Dalam persaingan produk, masyarakat indonesia lebih memperhatikan merk
yang berasal dari luar negeri dibanding buatan lokal. Ini berarti masyarakat mulai
kehilangan rasa cinta akan tanah air, rasa nasionalisme. Begitu juga dalam hal cinta
dan peduli akan identitas banga sendiri. Simbol ataupun ciri yang melambangkan
negara tidak begitu diperhatikan lagi. Nilai-nilai yang terkandung dalam lambang
negara kita, pancasila, tidak lagi diterapkan sepenuhnya.

C. Mendahulukan kepentingan kelompok dan disintegrasi bangsa


Munculnya kelompok-kelompok dan gerakan yang bertujuan untuk
memisankan diri dari bangsa in adalah salah satu indikasi melemahnva
identitas bangsa keanekaragaman bangsa tidak dipandang sebagal pemersatu
melainkan sebagai bagian-bagian terpisahkan yang memiliki kepentingan
tersendiri antra satu dengan lainnya.

D. Lupa sejarah
Faktor integrasi bangsa indonesia salah satunya rasa senasib dan
sepenanggunganrasa seperjuangan di masa lalu ketika mengalami penjajahan.
Penjajahan menimbulkan tekanan baik mental ataupun fisik. Tekanan yang berlarut -
larut akan melahirkan reaksi dari yang ditekan. Sehingga muncul kesadaran ingin
memperjuangkan kemerdekaan. Dengan kesadaran ini, maka keberagaman suku atau
golongan yang ada di indonesia tidak dipermasalahkan semuanya bersatu, berjuang
untuk merdeka. Sehingga terbentuklah negara kesatuan republik indonesia dengan
semboyannya bhineka lunggal ika. Tetapi seirring berlalunya waktu, hal tersebul
mulai dilupakan. Masyarakat indonesia kebanyakan sekarang tidak menganggap
penting nilai sejarah masa lalu tersebut seakan-akan terlena dengan kenikmatan yang
dirasakan. Padahal terbentuknya negara indonesia melalui perjuangan era para
pahlawan dan seharusnya identitas negara ini juga dijaga dan dipertanankan.

Lalu model pendidikan yang bagaimana untuk membenahi moral anak muda zaman
sekarang?
Pendidikan yang paling utama, memang benar harus dari keluarga.
Sebuah sekolah pasti didasari dengan niat baik mendidik murid tidak hanya dari segi
pengetahuan tapi juga agama dan norma. Di suatu sekolah misalnya, setiap pagi guru sudah
menanti siswa di depan gerbang untuk menyalami siswa, memberikan semangat belajar.
Siswa mencium tangan guru yang dimaksudkan untuk menanamkan rasa menghormati yang
lebih tua. Di negara barat, ada yang masuk kelas dengan high five atau memeluk, atau
berjoget dengan gurunya, di Indonesia bersalaman mencium tangan guru adalah contoh
bentuk hormat yang diharapkan dilaksanakan juga di rumah.
Di sekolah, siswa diwajibkan sholat dhuha satu minggu sekali. Sholat berjamaah
setiap hari, dan mendengarkan kultum yang berupa nasihat-nasihat baik sebelum pelajaran
dimulai. Tidak lupa juga di sekolah diajarkan menjaga kebersihan, mengolah sampah,
diberikan keterampilan dasar di bidang crafting dan seni. Dari sini, ilmu-ilmu di sekolah
sudah bisa menjadi landasan hidup siswa di masyarakat.
Tapi kenyataannya, mengapa siswa tidak sebaik itu di rumah? Bisa jadi karena sistem
di sekolah sangat holistik, semua terlibat dalam pengawasan. Kelemahan sistem ini adalah
anak cenderung disiplin dan penurut tapi bukan karena kemauan dan kesadaran melainkan
karena takut
Berbeda dengan pendidikan di dunia barat, di sekolah ketika TK anak-anak fokusnya
adalah pada sopan santun. Mereka diajarkan duduk diam-mendengarkan, menghargai dan
bertanggungjawab pada properti mereka. Mereka diajarkan kerjasama dan menyelesaikan
masalah sendiri. Mereka bilang kadang bersekolah di TK itu membosankan.
Sekilas, pendidikan dasar di negara barat justru lebih monoton dan konvensional. Tapi
hasilnya, di luar sex bebas dan alkohol yang memang bagian dari budaya, mereka kadang
jauh lebih beradab dari kita yang membanggakan diri sebagai orang timur dengan budaya
timur.
Kesimpulannya di sini, diperlukan kerjasama sekolah dan orang tua dalam mendidik
anak. Sekolah sudah sedemikian rupa mendidik, di rumah bagaimana?
Setelah itu, diperlukan lingkungan masyarakat yang sehat. Di sekolah dan di rumah
diajarkan sholat berjamaah di masjid misalnya. Tapi dalam perjalanan ke masjid, ada
segerombolan bapak-bapak nongkrong di warung. Di waktu subuh mereka masih ada di
tempat bilyard. Warung internet dan ps buka 24 jam. Memang hak warga negara mencari
rezeki tetapi anda berada di sebuah lingkungan masyarakat. Ada generasi penerus bangsa
yang merekam jejak nongkrong dari magrib sampai pagi dalam lingkungan tersebut. Bila
bisnis hiburan berada di dalam desa tidak terpisah dengan pemukiman penduduk, batasilah
berbisnis.
Bila banyak yang menyalahkan budaya barat, ketahuilah di Inggris, di hari minggu
toko buka agak siang dan tutup agak sore misal jam 10 pagi sampai 4 sore untuk memberikan
waktu masyarakat ke gereja ataupun memberikan waktu bersama keluarga. Selain itu, rokok
tidak dijual bebas hanya bagi 18 tahun ke atas. Tidak ada pajangan rokok di toko. Pembeli
harus menunjukkan identitas.
Tentu saja pendidikan agama sangatlah penting tapi yang terpenting adalah
pengaplikasian dari ilmu agama tersebut serta kerjasama antara sekolah, orangtua, dan
lingkungan dalam menjalankan ilmu sopan santun tersebut.
Jangan lupa, budaya bersih dan disiplin negara barat tumbuh karena awalnya dipaksa
dengan aturan sedemikian rupa. Perlu waktu ratusan tahun hingga mereka terlihat seperti
sekarang. Jadi metode "stick and carrot" atau hadiah dan hukuman di manapun pendidikan itu
diterapkan, adalah sebagai awal mendidik. Bila tanpa metode itu hal yang kita harapkan
sudah terlaksana, tentu tidak perlu diterapkan.
Nakalnya anak zaman sekarang karena memang kita memberikan peluang bagi mereka
untuk nakal. Bila semua pihak sudah bekerjasama, maka akan semakin kecil peluang mereka
untuk "nakal"
H. Pengamalan Pancasila dalam memperbaiki moral Indonesia
Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat 5 norma yang berlaku yaitu: agama, kesusilaan,
kesopanan, kebiasaan, dan hukum.Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama mempunyai dua nilai, yaitu nilai kepercayaan dan nilai ketakwaan. Nilai
kepercayaan merupakan suatu nilai yang bermakna sebagai suatu keyakin seorang manusia
terhadap adanya tuhan yang maha esa. Keyakinan ini dapat kita tinjau dalam sebuah agama,
semua masyarakat memiliki keyakinan agama sesuai yang di anutnya. Di negara Indonesia
terdapat enam agama yang di anut oleh masyarakat, yaitu agama islam, katolik, hindu, budha,
protestan dan konghucu. Meskipun adanya perbedaan dalam agama, masyarakat Indonesia
harus tetap saling menghargai dan hidup dengan damai. Sila ini adalah sila yg paling penting
dalan memperbaiki moral, Karna di agama semua perilaku manusia diatur dalam kitab
sucinya.
Sila kedua (kemanusiaan yang adil dan beradab) yaitu: mengandung tentang
pemberdayaan manusia agar tidak semena-mena terhadap alam dan makhluk hidup lainnya.
Dalam hal ini berarti setiap manusia harus memiliki keadaban dalam setiap bertingkah laku
didalam kehidupan sosial yang didalamnya terdapat manusia dan makhluk hidup lain. Nilai
kemanusiaan didalam sila ini menunjukan kesadaran sikap penghargaan atas nilai-nilai
kemanusiaan tanpa memandang suku, agama, ras. Nilai ini diterapkan dalam bentuk
meningkatkan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi. Dengan menerapkan sila ini,
generasi zaman sekarang diharapkan untuk saling menghargai dan mempunyai adaba yg baik.
Sila ketiga (Persatuan Indonesia) yaitu mengandung makna persatuan yang bertujuan
mempersatukan suku, agama, ras, dan adat istiadat yang beragam di Indonesia. Yang
dimaksud dalam sila ini yaitu kita sebagai bangsa yang majemuk harus mengedepankan rasa
toleransi yang didasarkan persatuan/ wujud Bhinneka Tunggal Ika. Jika toleransi Dan rasa
oerdtuan di tanamkan lebih lagi kepada generasi sekarang diharapkan mereka dapat menjadi
pribadi yang saling bersatu dan saling toleransi dengan orang lain
Sila keempat (Kerakyatan Yang Dipimpin oleh hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/ perwakilan) yaitu mengandung makna untuk mencegah adanya kesalah
pahaman dan kecenderungan individualis Dalam sila ini kita dapat membina diri kita dan
orang lain dengan bergotong- royong agar mampu mewujudkan suatu ketentraman dan
kesejahteraan bangsa. Selain itu Indonesia menganut sistem demokrasi yang berrti proses
musyawarah yang demokrasi tidak sekedar mengutamakan suarah rakyat tetapi juga
mengedepankan aturan hukum. Jadi segala sesuatu yang dianggap dapat merugikan orang
lain akan diproses pihak hukum
Sila kelima yaitu: mengandung makna tentang mengupayakan suatu kebijakan yang dapat
dinikmati dan dihargai oleh semua masyarakat Indonesia. Dalam hal ini diupayakan agar
setiap manusia mampu membuat keputusan yang seadil-adilnya bagi setiap warga negara
tanpa adanya diskriminasi.

I. Realisasi terhadap instrument identitas nasional


Hubungan Antara Identitas Nasional Dengan Karakter Bangsa Identitas kebangsaan
(political unity) merujuk pada bangsa dalam pengertian politik, yaitu bangsa negara. Bisa saja
dalam negara hanya ada satu bangsa (homogen), tetapi umumnya terdiri dari banyak bangsa
(heterogen). Karena itu negara perlu menciptakan identitas kebangsaan atau identitas
nasional, yang merupakan kesepakatan dari banyak bangsa di dalamnya. Identitas nasional
dapat berasal dari identitas satu bangsa yang kemudian disepakati oleh bangsa-bangsa lainnya
yang ada dalam negara itu atau juga dari identitas beberapa bangsa-negara. Kesediaan dan
kesetiaan warga bangsa-negara untuk mendukung identitas nasional perlu ditanamkan,
dipupuk, dan dikembangkan terus-menerus. Warga lebih dulu memiliki identitas
kelompoknya, sehingga jangan sampai melunturkan identitas nasional. Di sini perlu
ditekankan bahwa kesetiaan pada identitas nasional akan mempersatukan warga bangsa itu
sebagai “satu bangsa” dalam negara. Sebagai warga negara Indonesia, kita perlu mengetahui
proses terjadinya pembentukan negara ini, sehingga dapat menambah kecintaan kita pada
tanah air ini.Politik IdentitasPolitik identitas adalah nama untuk menjelaskan situasi yang
ditandai dengan kebangkitan kelompok-kelompok identitas sebagai tanggapan untuk represi
yang memarjinalisasikan mereka di masa lalu. Identitas berubah menjadi politik identitas
ketika menjadi basis perjuangan aspirasi kelompok Identitas bukan hanya persoalan sosio-
psikologis namun juga politis. Ada politisasi atas identitas. Identitas yang dalam konteks
kebangsaan seharusnya digunakan untuk merangkum kebinekaan bangsa ini, namun justru
mulai tampak penguaan identitas-identitas sektarian baik dalam agama,suku, daerah dan lain-
lain.Identitas yang menjadi salah satu dasar konsep kewarganegaraan (citizenship) adalah
kesadaran atas kesetaraan manusia sebagai warganegara. Identitas sebagai warganegara ini
menjadi bingkai politik untuk semua orang, terlepas dari identitas lain apapun yang
dimilikinya seperti identitas agama, etnis, daerah dan lain-lain .Sebagai negara -bangsa,
perbedaan-perbedaan tersebut harus dilihat sebagai realitas yang wajar dan niscaya. Perlu
dibangun jembatan-jembatan relasi yang menghubungkan keragaman itu sebagai upaya
membangun konsep kesatuan dalam keragaman. Kelahiran Pancasila diniatkan untuk itu
yaitu sebagai alat pemersatu. Keragaman adalah mozaik yang mempercantik gambaran
tentang Indonesia secara keseluruhan. Idealnya dalam suatu negara-bangsa, semua identitas
dari kelompok yang berbeda-beda itu dilampaui, idealitas terpenting adalah identitas nasional
Politik identitas bisa bersifat positif maupun negatif. Bersifat positif berarti menjadi dorongan
untuk mengakui dan mengakomodasi adanya perbedaan, bahkan sampai pada tingkat
mengakui predikat keistimewaan suatu daerah terhadap daerah lain karena alasan yang dapat
dipahami secara historis dan logis. Bersifat negatif ketika terjadi diskriminasi antar kelompok
satu dengan yang lain, misalnya dominasi mayoritas atas minoritas.
DAFTAR PUSTAKA

Kanesa Putri, Muhammad Eko Maryana. 2021. JURNAL RECHTEN: RISET


HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Problematika Moral Bangsa Terhadap Etika
Masyarakat. Vol.3 No.3

Persamaan dan Perbedaan Antara Etika dan Moral dalam Kehidupan Sehari-Hari.
https://dsmlmdblog.blogspot.com/2015/03/persamaan-dan-perbedaan-antara-etika.html?m=1.
Diakses tanggal 25 Februari 2023

Ahmad Fauzan. 2021. Budaya & Etika, Beda tapi tak terpisahkan.
http://himatepfip.mhs.unm.ac.id/2021/09/13/budaya-etika-beda-tapi-tak-terpisahkan-oleh-
ahmad-fauzan/. Diakses tanggal 25 Februari 2023

Efi Rusdiyani. PEMBENTUKAN KARAKTER DAN MORALITAS BAGI GENERASI


MUDA YANG BERPEDOMAN PADA NILAI – NILAI PANCASILA SERTA KEARIFAN
LOKAL. SEMINAR NASIONAL : ISSN: 2598-6384 Pembentukan Karakter dan Moralitas
bagi Generasi Muda yang Berpedoman pada Nilai-nilai Pancasila serta Kearifan Lokal

Kusuma E.A.P. 2022. Memudarnya Identitas Nasional, Bagaimana Nasib


Indonesia?.
https://www.kompasiana.com/evaniaisya/623713c580a65a502f0da9c2/memudarnya-
identitas-nasional-bagaimana-nasib-indonesia. Diakses tanggal 25 Februari 2023

Taher H. 2023. Perbedaan Budaya Anak Zaman Dulu dan Anak Zaman Sekarang.
https://www.kompasiana.com/hanifahtaher7834/63b6be4f61072725bd2861b4/perbedaan-
budaya-anak-zaman-dulu-dan-anak-zaman-sekarang. Diakses tanggal 25 Februari 2023

I. Putu Ari Astawa. 2017. IDENTITAS NASIONAL. UNIVERSITAS UDAYANA

Bp. Ngadimin. 2023. Cara mengatasi krisis moral generasi muda denga Pendidikan
karakter. https://smp1lada.sch.id/berita/detail/cara-mengatasi-krisis-moral-generasi-muda-
dengan-pendidikan-karakter. Diakses tanggal 25 Februari

Nurfadila A. 2018. Krisis Moral Bangsa Indonesia.


https://www.kompasiana.com/amp/aulian/5bc5a03e6ddcae27482ee384/krisis-moral-bangsa-
indonesia. Diakses tanggal 25 Februari 2023
Oktaviana D. Anggraenie D.D. 2022. Peran Pancasila Dalam Menangani Krisis
Moralitas Di Indonesia. Vol. 6 No. 1

Swawikanti K. 2022. Dampak Positif dan Negatif Gejala Sosial dalam Masyarakat.
https://www.ruangguru.com/blog/dampak-positif-dan-negatif-gejala-sosial. Diakses tanggal
25 Februari 2023

Roqybah, Layla. 2021 “Lunturnya nilai kebudayaan di era globalisasi”,


https://kumparan.com/214110201227/lunturnya-nilai-nilai-kebudayaan-di-era-globalisasi.
diakses pada 25 Februari 2023 pukul 14.48

Anda mungkin juga menyukai