Teks Dram Negosiasi
Teks Dram Negosiasi
Di teras ruama suatu sore, Dito dan keluarganya sedang berdiskusi. Mereka sedang membicarakan
rencana wisata yang akan mereka lakukan saat kenaikan kelas nanti.
Ayah : “Anak-anak, sesuai dengan janji ayah, kenaikan kelas nanti kita akan berwisata sekaligus
belajar tentang flora dan fauna dari dekat. Bagaimana kalua kita pergi ke Taman Nasional ujung
Kulon?”
Kakak : “Yah, bagaimana kalua kita pergi ke Taman Nasional Bali barat? Kami ingin melihat burung
jalak bali dan mengamati fauna laut dengan menyelam di Menjangan, Yah.”
Ayah : “Ayah juga ingin pergi ke Pulau bali. Namun, kita harus mempertimbangkan waktu tempuh,
biaya, dan era adaptasi normal baru. Jadi, lebih baik kita pergi ke wilayah yang tidak lampau jauh.”
Kakak : “Iya sih, Yah. Tapi pergi ke Taman Nasional Ujung Kulon juga terlalu jauh untuk kita.”
Adik : “Bagaimana kalua pergi ke Taman Nasinal Bromo Tengger atau Taman Naional Baluran di Jawa
Timur, Yah?”
Kakak : “ Aku setuju usul adik, Yah. Di Taman Nasional Bromo Tengger kitab isa melihat matahari
terbit. Kalua di Taman Nasional Baluran kitab isa bermain di Pantai Bama, Yah.”
Adik : “Wah, sepertinya akan seru ya, Kak. Kita akan banyak belajar tentang alam sambal bermain.”
Ayah : “Baiklah kalua begitu. Kita akan pergi ke Taman Nasional Bromo Tengger. Mulai sekarang bisa
kita persipakan kebutuhan yang diperlukan, termasuk peralatan P3K jangan lupa, ya.”
Pembei : “Selamat pagi. Saya Ingin membeli kacang tanah kupas. Satu kilo berapa, Bu?”
Penjual : “Maaf, Bu, tidak bisa. Saya potong Rp 5.00. Ini sudah murah serta bulir kacangnya juga
besar dan bersih, Bu.”
Pembei : “Iya, bulir kacangnya bagus. Bagaimana kalua Rp 26.500 per kilo? Saya akan beli lebih dari
satu kilo, Bu.”
Penjual : “Baiklah, Bu. Untuk pembukaan rezeki hari ini saya berikan Rp 26.500 per kilo.”