Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PERENCANAAN PAJAK

“Perencanaan Pajak PT”

Dosen Pengampu : Herlina Helmy, SE, Akt., M.S.Ak.

Disusun Oleh :
Fairuz Salsabila (21042084)
Jasmine Ashila (21043092)
Khofifah Afrilia Dj (21043094)

DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka
untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Perencanaan Pajak yang diampu oleh Ibu Herlina
Helmy, SE, Akt., M.S.Ak. selaku dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri
Padang.
Kami menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah
sulit bagi kami untuk menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Herlina Helmy, SE, Akt., M.S.Ak. selaku dosen pengampu mata kuliah Perencanaan
Pajak yang telah memberikan banyak arahan, penjelasan dan dukungan untuk kami tetap
bersemangat dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Sahabat kami yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Akhir
kata, kami berharap kepada Allah Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga makalah ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.

Padang, 17 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .........................................................................................................................................ii
BAB 1 .................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah........................................................................................................................ 1

C. Tujuan ......................................................................................................................................... 2

BAB II ................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 3
A. Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap Laba Perusahaan .............................................................. 3

B. Penerapan Tax Planning Untuk Menghemat Pembayaran Melalui Pajak Penghasilan (PPh) Pasal
21 Atas Penghasilan Yang Diterima Karyawan Dengan Menggunakan Metode Net, Metode Gross Dan
Metode Gross Up................................................................................................................................. 4
C. Penerapan Perencanaan Pajak (Tax Planning) Dalam Meminimalisir Hutang Pajak. ..................... 6

D. Bagaimana Perusahaan Memperhitungkan dan Menyiapkan Pembayaran Pajak Sesuai Peraturan


ang Berlaku Agar Tidak Timbul Sanksi Atau Denda ............................................................................ 8

E. Alasan Memilih Tax Planning PT................................................................................................. 9

F. Keuntungan dan Kerugian Tax Plan PT........................................................................................ 9

G. Tax Plan Biaya PT ..................................................................................................................... 10

BAB III ................................................................................................................................................ 12


PENUTUP ........................................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan................................................................................................................................ 12

B. Saran ......................................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 14

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pajak merupakan salah satu instrumen penting bagi negara untuk membiayai
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Di sisi lain, bagi wajib pajak, termasuk perusahaan,
pajak merupakan kewajiban yang harus dipenuhi dengan taat dan patuh. Perencanaan pajak
merupakan sebuah langkah strategis yang dilakukan oleh wajib pajak untuk mengoptimalkan
kewajiban pajaknya secara legal dan efisien.
Kasus perpajakan merupakan salah satu kasus di Indonesia yang memerlukan
penanganan serius dari pemerintah karena pajak merupakan sumber utama penerimaan negara.
Tanpa adanya pajak maka sebagian besar kegiatan negara akan sulit untuk dilaksanakan,
misalnya pembiayaan berbagai proyek pembangunan seperti pembangunan jalan-jalan, jembatan,
sekolah, dan rumah sakit. Hal ini mencerminkan bahwa peranan penerimaan pajak bagi negara
adalah sangat penting dalam menunjang roda pemerintahan dan pembiayaan pembangunan.
Salah satu penerimaan pajak yang memiliki kontribusi terbesar adalah Pajak Penghasilan (PPh)
selain Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi Bangunan (PBB), dan Pajak Lainnya.
Perencanaan pajak merupakan bagian penting dalam pengelolaan keuangan PT. Hal ini
bertujuan untuk meminimalkan kewajiban pajak perusahaan secara legal dan efisien, sekaligus
meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan yang berlaku. Dengan adanya
perencanaan pajak, menyebabkan komponen penghasilan kena pajak turun, sehingga PPh
terutang dan PPh kurang bayar juga turun. Maka perencanaan pajak berdampak positif yaitu
badan usaha memiliki dana yang lebih besar yang dapat ditanamkan kembali untuk
mengembangkan badan usaha lebih lanjut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh perencanaan pajak terhadap laba perusahaan?
2. Bagaimana penerapan Tax Planning untuk menghemat pembayaran melalui Pajak
Penghasilan (PPh) pasal 21 atas penghasilan yang diterima karyawan dengan
menggunakan metode net, metode gross dan metode gross up?

1
3. Bagaimana penerapan perencanaan pajak (tax planning) dalam meminimalisir hutang
pajak?
4. Bagaimana perusahaan memperhitungkan dan menyiapkan pembayaran pajak sesuai
peraturan yang berlaku agar tidak timbul sanksi atau denda?
5. Mengapa memilih tax planning terhadap PT?
6. Bagaimana Keuntungan dan kerugian tax plan PT?
7. Bagaimana Tax plan biaya PT?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh perencanaan pajak terhadap laba perusahaan
2. Mengetahui penerapan PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima karyawan dengan
menggunakan metode net, metode gross, dan penghasilan yang diterima karyawan
dengan enggunakan metode net, metode gross and metode gross up
3. Mengetahui penerapan pajak (tax planning) dalam meminimalisir hutang pajak
4. Mengetahui perusahaan memperhitungkan dan menyiapkan pembayaran pajak sesuai
peraturan yang berlaku agar tidak timbul sanksi atau denda
5. Mengetahui Alasan memilih tax planning PT
6. Mengetahui Keuntungan dan kerugian tax plan PT
7. Mengetahui Tax plan biaya terhadap PT

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap Laba Perusahaan

Perencanaan pajak digunakan oleh perusahaan untuk meminimalkan pembayaran


pajak. Dengan melakukan perencanaan pajak yang baik, perusahaan dapat mengurangi
beban pajaknya, yang pada gilirannya dapat meningkatkan laba bersih. Meskipun demikian,
ada penelitian yang menunjukkan bahwa perencanaan pajak tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba. Ini menunjukkan bahwa efek perencanaan pajak terhadap laba mungkin
bervariasi tergantung pada konteks dan praktek manajemen perusahaan. Ukuran perusahaan
dapat memoderasi pengaruh antara perencanaan pajak terhadap manajemen laba. Ini berarti
bahwa efek perencanaan pajak terhadap laba mungkin berbeda tergantung pada ukuran
perusahaan.
Secara keseluruhan, perencanaan pajak dapat memiliki dampak yang signifikan
terhadap laba perusahaan, tetapi efeknya mungkin bervariasi tergantung pada berbagai
faktor, termasuk praktek manajemen dan ukuran perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan
harus mempertimbangkan berbagai faktor ini saat merencanakan strategi pajak mereka.
Perencanaan pajak dapat mempengaruhi laba perusahaan, karena pajak merupakan salah
satu biaya yang harus dibayar oleh perusahaan. Jika perusahaan dapat mengurangi beban
pajaknya, maka laba bersih perusahaan akan meningkat. Namun, perencanaan pajak juga
dapat menimbulkan risiko, seperti sanksi, denda, atau audit dari otoritas pajak jika
perusahaan melakukan tindakan yang melanggar peraturan pajak.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti, pengaruh
perencanaan pajak terhadap laba perusahaan tidak selalu positif. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa perencanaan pajak tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, yaitu
praktik yang dilakukan oleh manajer untuk mengubah laporan keuangan agar sesuai dengan
tujuan tertentu. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor lain yang mempengaruhi
manajemen laba, seperti ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial, arus kas bebas, dan

3
beban pajak tangguhan. Oleh karena itu, perencanaan pajak harus dilakukan dengan hati-hati
dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.

B. Penerapan Tax Planning Untuk Menghemat Pembayaran Melalui Pajak Penghasilan


(PPh) Pasal 21 Atas Penghasilan Yang Diterima Karyawan Dengan Menggunakan
Metode Net, Metode Gross Dan Metode Gross Up
Tax Planning adalah strategi perencanaan pajak yang bertujuan untuk
mengoptimalkan penghasilan dan mengurangi beban pajak secara legal dan efisien. Salah
satu aspek dari tax planning adalah pemilihan metode perhitungan PPh 21 atas penghasilan
karyawan. Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang tiga metode yang dapat digunakan,
yaitu metode net, metode gross, dan metode gross up.
Metode net adalah metode yang digunakan untuk perusahaan yang membayarkan
gaji bersih (nett) kepada karyawan tanpa dikurangi potongan PPh 21. Dalam metode ini, PPh
21 karyawan ditanggung oleh perusahaan melalui pemberian subsidi pajak. Keuntungan dari
metode ini adalah karyawan menerima penghasilan utuh tanpa dipotong pajak, namun
kerugian bagi perusahaan adalah subsidi pajak tidak dapat dijadikan biaya perusahaan yang
dapat mengurangi beban PPh Badan.
Metode gross adalah metode yang digunakan untuk perusahaan yang
membayarkan gaji kotor (gross) kepada karyawan dan memotong PPh 21 dari gaji tersebut.
Dalam metode ini, PPh 21 karyawan ditanggung oleh karyawan sendiri. Keuntungan dari
metode ini adalah perusahaan tidak perlu memberikan tunjangan atau subsidi pajak, namun
kerugian bagi karyawan adalah penghasilan yang diterima berkurang karena dipotong pajak.
Metode gross up adalah metode yang digunakan untuk perusahaan yang
membayarkan gaji kotor (gross) termasuk tambahan tunjangan pajak kepada karyawan dan
memotong PPh 21 dari penghasilan bruto tersebut. Dalam metode ini, PPh 21 karyawan
ditunjang oleh perusahaan. Keuntungan dari metode ini adalah karyawan menerima
penghasilan bersih setelah dikurangi pajak sesuai dengan kesepakatan awal, dan perusahaan
dapat memasukkan tunjangan pajak sebagai biaya perusahaan yang dapat mengurangi beban
PPh Badan
Untuk menghemat pembayaran PPh 21, metode yang paling menguntungkan bagi
karyawan adalah metode gross up, karena karyawan tidak perlu membayar pajak dari
4
kantongnya sendiri dan mendapatkan penghasilan sesuai dengan yang dijanjikan. Sedangkan
metode yang paling menguntungkan bagi perusahaan adalah metode gross, karena
perusahaan tidak perlu memberikan tunjangan atau subsidi pajak yang dapat menambah
beban PPh Badan. Namun, dalam praktiknya, metode yang dipilih harus disesuaikan dengan
kebijakan dan kesepakatan antara perusahaan dan karyawan, serta mempertimbangkan aspek
hukum dan etika perpajakan.
Berikut adalah contoh perhitungannya dengan asumsi gaji kotor (bruto) sebesar
Rp10.000.000 dan tarif PPh 21 sebesar 5%:
• Metode Net : Pada metode net, perusahaan menanggung pajak penghasilan
karyawan. Jadi, jika karyawan dijanjikan gaji bersih Rp10.000.000, maka perusahaan
harus membayar pajak tambahan di atas ini.
Gaji Bersih yang Diterima Karyawan = Rp10.000.000
PPh 21 yang Ditanggung Perusahaan = Gaji Bersih x Tarif PPh / (1 - Tarif PPh)
PPh 21 yang Ditanggung Perusahaan = Rp10.000.000 x 5% / (1 - 5%)
PPh 21 yang Ditanggung Perusahaan = Rp526.316
Jadi, total pembayaran dari perusahaan adalah Rp10.526.316, di mana Rp526.316
adalah pajak yang ditanggung perusahaan.
• Metode Gross : Pada metode gross, gaji bruto adalah jumlah sebelum pajak, dan
karyawan menerima gaji bersih setelah pajak dipotong.
Gaji Kotor (Bruto) = Rp10.000.000
PPh 21 yang Harus Dibayar = Gaji Kotor x Tarif PPh
PPh 21 yang Harus Dibayar = Rp10.000.000 x 5%
PPh 21 yang Harus Dibayar = Rp500.000
Gaji Bersih yang Diterima Karyawan = Gaji Kotor - PPh 21
Gaji Bersih yang Diterima Karyawan = Rp10.000.000 - Rp500.000
Gaji Bersih yang Diterima Karyawan = Rp9.500.000
• Metode Gross Up: Pada metode gross up, perusahaan menanggung pajak dan
memberikan tunjangan pajak sehingga karyawan menerima gaji bersih sesuai janji.
Gaji Bersih yang Dijanjikan = Rp10.000.000
Tunjangan Pajak PPh 21 = Gaji Bersih x Tarif PPh / (1 - Tarif PPh)
Tunjangan Pajak PPh 21 = Rp10.000.000 x 5% / (1 - 5%)
5
Tunjangan Pajak PPh 21 = Rp526.316
Tax Planning adalah strategi perencanaan pajak yang bertujuan untuk mengurangi
beban pajak secara legal dan efisien. Salah satu aspek dari tax planning adalah pemilihan
metode perhitungan PPh 21 atas penghasilan karyawan. Berikut ini adalah penjelasan
singkat tentang tiga metode yang dapat digunakan :
• Metode net: PPh 21 ditanggung oleh pemberi kerja melalui pemberian subsidi
pajak. Karyawan menerima gaji bersih tanpa dipotong pajak. Subsidi pajak tidak
dapat mengurangi beban PPh Badan.
• Metode gross: PPh 21 ditanggung oleh karyawan. Karyawan menerima gaji kotor
yang dipotong pajak. PPh 21 yang dipotong dapat mengurangi beban PPh Badan.
• Metode gross up: PPh 21 ditunjang oleh pemberi kerja melalui pemberian
tunjangan pajak.
Karyawan menerima gaji bersih setelah penghasilan bruto dikurangi pajak.
Tunjangan pajak dapat mengurangi beban PPh Badan.
Untuk menghemat pembayaran PPh 21, metode yang paling menguntungkan bagi
karyawan adalah metode gross up, karena karyawan menerima penghasilan utuh tanpa
perlu membayar pajak. Sedangkan metode yang paling menguntungkan bagi perusahaan
adalah metode gross, karena perusahaan dapat memotong PPh 21 sebagai biaya
perusahaan. Namun, metode ini kurang disukai oleh karyawan karena mengurangi
penghasilan mereka.

C. Penerapan Perencanaan Pajak (Tax Planning) Dalam Meminimalisir Hutang Pajak.


Perencanaan pajak (tax planning) adalah upaya mengurangi atau meminimalkan
beban pajak yang harus dibayarkan kepada negara dengan tetap mematuhi peraturan
perpajakan yang berlaku. Perencanaan pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara,
seperti memilih bentuk transaksi, operasi, atau hubungan internasional yang paling
menguntungkan dari sudut pandang perpajakan, melakukan koreksi fiskal atas laporan
keuangan, atau memanfaatkan fasilitas perpajakan yang diberikan oleh pemerintah.
Perencanaan pajak bertujuan untuk memperkecil pengeluaran perusahaan untuk
membayar pajak, memperhitungkan dan menyiapkan pembayaran pajak sesuai peraturan
yang berlaku, dan mengatur agar pajak yang dibayar tidak lebih dari jumlah yang
6
seharusnya. Perencanaan pajak harus dilakukan dengan hati-hati dan berdasarkan analisis
yang akurat, agar tidak menimbulkan risiko hukum atau sanksi pajak. Perencanaan pajak
juga harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan, serta
mempertimbangkan aspek-aspek lain selain pajak, seperti manajemen, keuangan, dan
strategi bisnis.
Perencanaan pajak atau tax planning adalah upaya untuk meminimalisir beban
pajak tanpa melanggar undang-undang perpajakan yang berlaku. Berikut adalah beberapa
cara yang bisa dilakukan dalam perencanaan pajak :
1. Efisiensi : Meningkatkan atau meminimalisir beban pajak dengan memanfaatkan
jenis dan tarif pajak yang paling minimal, sehingga perusahaan
mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin.
2. Kepatuhan : Tetap menjaga kepatuhan dengan tidak melakukan pelanggaran atau
menyeleweng dari peraturan-peraturan perpajakan. Sehingga tidak ada
denda terkait pelanggaran administratif maupun pidana yang
meningkatkan eksposur wajib pajak untuk dilakukan pemeriksaan dan
lain sebagainya.
3. Aktivitas Keuangan : Menentukan aktivitas keuangan yang akan dilakukan di
masa mendatang, sehingga dapat mencapai sasaran dari
efisiensi dan kepatuhan tersebut.
Secara umum, tujuan perencanaan pajak adalah untuk memperkecil pengeluaran
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar pajak sehingga biaya yang
dikeluarkan lebih efisien. Selain itu, perencanaan pajak juga dilakukan untuk
memperhitungkan dan mempersiapkan pembayaran pajak agar setara dengan peraturan
perpajakan yang berlaku agar meminimalisir timbulnya sanksi atau denda yang dapat
memperbesar pengeluaran pajak suatu perusahaan.
Perlu diingat bahwa perencanaan pajak ini dilakukan bukan untuk mengelak
pembayaran pajak namun dilakukan guna untuk mengatur pajak yang dibayarkan oleh
perusahaan tidak lebih dari jumlah yang seharusnya.

7
D. Bagaimana Perusahaan Memperhitungkan dan Menyiapkan Pembayaran Pajak
Sesuai Peraturan ang Berlaku Agar Tidak Timbul Sanksi Atau Denda
Untuk memperhitungkan dan menyiapkan pembayaran pajak sesuai dengan
peraturan yang berlaku, perusahaan dapat mengikuti langkah-langkah berikut :
• Memahami Ketentuan Pajak : Perusahaan harus memahami ketentuan pajak yang
berlaku, termasuk tarif pajak, jenis pajak yang harus dibayar, dan tenggat waktu
pembayaran. Ini termasuk memahami UU No. 36 Tahun 2008 dan UU No. 7
Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).
• Menghitung Penghasilan Kena Pajak : Menghitung penghasilan kena pajak
dengan mengurangi penghasilan neto fiskal dan kompensasi kerugian fiskal dari
penghasilan bruto.
• Menerapkan Tax Planning : Menggunakan strategi tax planning untuk membayar
pajak minimal namun tetap sesuai dengan aturan yang berlaku. Ini termasuk tax
saving, tax avoidance, dan memastikan tidak ada pelanggaran atas peraturan
perpajakan.
• Menyusun Laporan SPT : Menyiapkan dan menyusun laporan Surat
Pemberitahuan Tahunan (SPT) dengan benar dan tepat waktu, memastikan semua
data keuangan dan bukti pendukung tercatat dengan akurat.
• Konsultasi dengan Ahli Pajak : Jika diperlukan, berkonsultasi dengan konsultan
pajak untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku dan
menghindari kesalahan dalam perhitungan pajak.
• Mengoptimalkan Kredit Pajak : Memanfaatkan kredit pajak yang tersedia sebagai
pengurang PPh terutang untuk mengurangi beban pajak perusahaan.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, perusahaan dapat memastikan bahwa
pembayaran pajak dilakukan dengan benar dan sesuai dengan peraturan yang berlaku,
sehingga menghindari risiko sanksi atau denda. Penting juga untuk selalu memperbarui
pengetahuan pajak karena peraturan dapat berubah dari waktu ke waktu. Bagaimana
perusahaan dapat memanfaatkan tax planning untuk meminimalkan pembayaran beban
pajak.

8
E. Alasan Memilih Tax Planning PT
Memilih tax planning untuk PT (Perseroan Terbatas) memiliki beberapa alasan
penting, di antaranya :
• Menghemat Pajak : Tax planning membantu perusahaan dalam meminimalkan
beban pajak yang harus dibayarkan dengan tetap mematuhi peraturan perpajakan
yang berlaku.
• Kepatuhan Perpajakan : Dengan tax planning, perusahaan dapat menghitung dan
memenuhi kewajiban perpajakannya dengan lebih tepat, sehingga menghindari
denda dan sanksi pajak.
• Efisiensi Keuangan : Tax planning meningkatkan efisiensi keuangan dengan
mengurangi biaya yang tidak perlu, sehingga berdampak positif pada penghasilan
perusahaan.
• Pemanfaatan Fasilitas Pajak: Perusahaan dapat memanfaatkan fasilitas pajak yang
ada, seperti insentif atau keringanan pajak, yang dapat menguntungkan bisnis
dalam jangka panjang.
• Pengambilan Keputusan Bisnis : Tax planning memberikan informasi yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan bisnis, seperti pemilihan status wajib
pajak yang paling menguntungkan.
Dengan alasan-alasan tersebut, tax planning menjadi bagian penting dari strategi bisnis
yang efektif dan bertanggung jawab

F. Keuntungan dan Kerugian Tax Plan PT

Perencanaan pajak atau tax planning untuk Perseroan Terbatas (PT) di Indonesia
memiliki beberapa keuntungan dan kerugian yang perlu dipertimbangkan :
Keuntungan :
• Penghematan Pajak : Tax planning memungkinkan PT untuk meminimalkan
jumlah pajak yang terutang dengan memanfaatkan strategi yang diperbolehkan
oleh undang-undang perpajakan.
• Penghindaran Pajak Berganda : Dengan tax planning yang efektif, PT dapat
menghindari pengenaan pajak berganda pada penghasilan yang sama.

9
• Penundaan Pengakuan Penghasilan: PT dapat menunda pengakuan penghasilan ke
periode pajak berikutnya, sehingga memperlambat pembayaran pajak.
• Efisiensi Biaya : Tax planning dapat membantu PT menjadi lebih efisien dalam
segi biaya dengan mengatur agar pajak yang dibayar tidak lebih dari yang
seharusnya.
Kerugian :
• Kompleksitas : Proses tax planning sering kali kompleks dan membutuhkan
pemahaman mendalam tentang peraturan pajak yang berlaku.
• Resiko Kerugian : Untuk PT yang masih berkembang atau beresiko mengalami
kerugian, penggunaan tarif final 0,5% mungkin tidak disarankan karena dapat
mengurangi kemampuan untuk mengkompensasi kerugian dengan penghasilan di
masa depan.
• Biaya Konsultasi : PT mungkin perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk
konsultasi dengan ahli pajak atau akuntan untuk merencanakan dan menerapkan
strategi tax planning.
• Perubahan Regulasi : Peraturan pajak yang berubah-ubah dapat mempengaruhi
strategi tax planning yang telah ditetapkan, sehingga memerlukan penyesuaian
yang berkelanjutan.
Secara umum, tax planning adalah alat yang penting untuk manajemen keuangan PT,
tetapi harus dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan semua aspek yang
terkait.

G. Tax Plan Biaya PT


Tax planning untuk perseroan terbatas (PT) di Indonesia melibatkan strategi untuk
meminimalkan pajak yang terutang dengan memanfaatkan regulasi pajak yang berlaku.
Berikut adalah beberapa poin penting terkait biaya dan tarif pajak untuk PT :
• Tarif Pajak Penghasilan Badan : PT dengan penghasilan bruto lebih dari Rp 4,8
miliar dikenakan tarif pajak sebesar 25%. Untuk PT dengan penghasilan bruto
tidak melebihi Rp 4,8 miliar, tarif pajak yang berlaku adalah 0,5%.
• Pengurangan Tarif : PT dengan peredaran bruto antara Rp 4,8 miliar hingga Rp 50
miliar mendapat pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif 25% yang dikenakan
10
atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp 4,8
Miliar.
• Strategi Tax Planning : Penting untuk mengetahui kondisi keuangan PT, seperti
apakah ada risiko kerugian. Jika PT berisiko mengalami kerugian, disarankan
untuk menggunakan tarif sesuai Pasal 31 E UU PPh daripada tarif final 0,5%.
Untuk perencanaan pajak yang lebih spesifik dan sesuai dengan kondisi PT Anda,
disarankan untuk berkonsultasi dengan konsultan pajak profesional. Mereka dapat
membantu menyusun strategi yang efektif dan sesuai dengan regulasi yang berlaku

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan pajak merupakan salah satu cara untuk meminimalkan kewajiban
perpajakan dengan tetap mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku. Manfaat perencanaan
pajak terletak pada peningkatan efisiensi, kepatuhan, dan operasi keuangan perusahaan. Untuk
mempersiapkan perencanaan pajak, kita perlu memahami jenis dan tarif pajak yang berlaku,
dan meneliti celah pajak yang dapat dimanfaatkan secara hukum. Perencanaan pajak
membantu bisnis menghemat pajak dan memaksimalkan laba bersih mereka.

Perencanaan pajak adalah proses pengorganisasian kegiatan usaha dalam rangka


meminimalkan beban pajak yang harus dibayarkan kepada negara menurut peraturan
perpajakan yang berlaku. Beberapa manfaat perencanaan pajak adalah Menghemat biaya
operasional dan meningkatkan laba bersih perusahaan, Memanfaatkan keringanan pajak dan
insentif pemerintah, Menghindari risiko denda dan bunga akibat keterlambatan atau
kesalahan pembayaran pajak, Reputasi, kepatuhan dan akuntabilitas Citra perusahaan
sebagai wajib pajak.

B. Saran
Berikut beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk perencanaan pajak yang tepat :
• Melakukan penelitian dan memberikan nasihat mengenai peraturan perpajakan yang
berlaku, termasuk perubahan dan pemutakhiran terkini
• Menyiapkan laporan keuangan dan perhitungan pajak yang akurat tepat waktu sesuai
dengan standar akuntansi dan perpajakan.
• Memanfaatkan celah hukum yang ada, seperti mengalihkan beban perusahaan untuk
diakui sebagai beban, memberikan tunjangan dan pelatihan kepada karyawan,
menggunakan metode penyusutan yang sesuai, dan lain-lain.

12
• Mengoptimalkan penggunaan aset dan sumber daya perusahaan. Misalnya dengan
berinvestasi, bermitra, atau melakukan merger dengan perusahaan lain yang
dikenakan pajak dengan tarif lebih rendah atau bebas pajak.
• Memelihara hubungan baik dengan fiskus. Melalui interaksi, penyuluhan, atau
pemeriksaan pajak berkala

13
DAFTAR PUSTAKA

https://klikpajak.id/blog/tax-planning-pajak-penghasilan-kurangi-beban-pajak-perusahaan/

https://pajak.io/blog/tax-planning-strategi-menghemat-pajak-yang-terutang/

https://journals.ums.ac.id/index.php/reaksi/article/download/8063/4553

https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/moneter/article/view/11347

https://klikpajak.id/blog/ketentuan-pajak-penghasilan-dan-penghematan-pajak-bagi-pengusaha-
baru/

https://accounting.binus.ac.id/2021/12/01/perencanaan-pajak-tax-planning/

14

Anda mungkin juga menyukai