Anda di halaman 1dari 27

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah disetujui pada tanggal 30 November 2023

LAPORAN OUTING CLASS

SMK ISLAM BATU

BLITAR

Tahun Ajaran 2023-2024

Mengetahui,

Waka. Kesiswaan Wali Kelas X Pemasaran 1

Susilowati, S.Pd Shelynda Dwi Putri

Meyetujui,

Kepala SMK Islam Batu


Safrida Dikarini, S.Pd

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan ini telah mendapat persetujuan dari guru pengampu pada tanggal 30 November
2023

LAPORAN OUTING CLASS

SMK ISLAM BATU

BLITAR

Tahun Ajaran 2023-2024

Mata Pelajaran Guru Pengampu Tanda Tangan

Agama Islam Afifatul Mukaromah s.s 1


Pendidikan Kewarganegaraan Wahjoe Andajani s.pd 2

Bahasa Indonesia Susilowati S.pd 3

Bahasa Inggris Munfarida S.pd 4

Sejarah Indonesia Ema fitri purwanti 5

Dasar Kejuruan Shelynda Dwi Putri 6

IPAS Ainun fitrizka Al- khla 7


KATA PENGANTAR

Selamat datang di kata pengantar tentang pembahasan outing class ke Makam


Soekarno/Museum Soekarno, Kampung Coklat, Pasar Ular, dan Masjid Ar-
Rahman. Dalam pembahasan ini, kita akan membahas secara singkat tentang
keempat tempat tersebut dan apa yang dapat kita pelajari dari kunjungan ke
tempat-tempat tersebut.Outing class ke tempat-tempat wisata seperti Makam
Soekarno/Museum Soekarno, Kampung Coklat, Pasar Ular, dan Masjid Ar-
Rahman adalah salah satu cara yang efektif untuk memperkenalkan kekayaan
budaya dan sejarah Indonesia kepada generasi muda. Selain itu, outing class juga
dapat menjadi sarana untuk mengembangkan rasa cinta tanah air dan
menghargai warisan budaya yang ada di Indonesia.

Pertama-tama, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berpartisipasi dan memberikan dukungan dalam kegiatan outing class ini.
Kegiatan ini tidak akan berhasil tanpa kerjasama dan dedikasi dari semua
pihak.Outing class ini dirancang sebagai upaya untuk memperluas wawasan dan
pengetahuan siswa di luar lingkungan kelas. Melalui kegiatan ini, kami berharap
siswa dapat belajar dari pengalaman langsung dan memahami konsep-konsep
yang telah diajarkan di kelas dengan lebih baik.Laporan ini disusun untuk
mendokumentasikan semua aktivitas dan pengalaman yang diperoleh selama
outing class. Kami berharap laporan ini dapat memberikan gambaran yang jelas
tentang apa yang telah kami capai dan bagaimana kami dapat meningkatkan
kegiatan serupa di masa mendatang.

Terima kasih atas dukungan dan partisipasi Anda. Kami berharap laporan ini
dapat memberikan wawasan yang berharga dan membantu dalam perencanaan
kegiatan outing class di masa mendatang.

DAFTAR ISI
COVER...........................................................................................................................................2

LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................................2

LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................................................3

KATA PENGANTAR...................................................................................................................4

DAFTAR ISI..................................................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................5

1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................................6

1.2 TUJUAN KEGIATAN.........................................................................................................5

1.3 MANFAAT KEGIATAN....................................................................................................5

BAB II KAJIAN PUSTAKA.........................................................................................................6

2.1 OBJEK KUNJUNGAN PERTAMA..................................................................................6

2.1.1 MUSEUM SOEKARNO...............................................................................................6

2.1.2 MAKAM SOEKARNO.................................................................................................6

2.1.3 PASAR ULAR BUNG KARNO...................................................................................6

2.2 OBJEK KUNJUNGAN KEDUA........................................................................................6

2.2.1 KAMPUNG COKLAT..................................................................................................6

2.2.2 PRODUK YANG DIHASILKAN................................................................................6

2.2.3 MACAM-MACAM OLAHAN COKLAT..................................................................6

2.3 OBJEK KUNJUNGAN KETIGA.......................................................................................6

2.3.1 CANDI PANATARAN.................................................................................................6

2.3.2 SEJARAH CANDI PANATARAN..............................................................................6

2.4 OBJEK KUNJUNGAN KEEMPAT..................................................................................6

2.4.1 MASJID AR-RAHMAN...............................................................................................6

BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................................8

3.1 MAKAM SOEKARNO DALAM SUDUT PANDANG AGAMA ISLAM.....................8


3.2 MAKAM SOEKARNO DALAM SUDUT PANDANG SEJARAH
INDONESIA DAN PKN............................................................................................................8

3.3 MUSEUM SOEKARNO DALAM SUDUT PANDANG SEJARAH


INDONESIA DAN PKN............................................................................................................8

3.4 PASAR ULAR DALAM SUDUT PANDANG PRODUKTIF.........................................8

3.5 PASAR ULAR DALAM SUDUT PANDANG PEMASARAN (ti dan bismen
sendiri).........................................................................................................................................8

3.6 PASAR ULAR DALAM SUDUT PANDANG IPAS........................................................8

3.7 MASJID AR-RAHMAN DALAM SUDUT PANDANG AGAMA ISLAM...................8

3.8 MASJID AR-RAHMAN DALAM SUDUT PANDANG PRODUKTIF.........................8

3.9 MASJID AR-RAHMAN DALAM SUDUT PANDANG IPAS........................................8

3.10 CANDI PANATARAN DALAM SUDUT PANDANG SEJARAH


INDONESIA...............................................................................................................................8

3.11 CANDI PANATARAN DALAM SUDUT PANDANG PRODUKTIF..........................8

3.12 KAMPUNG COKLAT DALAM SUDUT PANDANG PRODUKTIF..........................8

3.13 KAMPUNG COKLAT DALAM SUDUT PANDANG IPAS (ti dan bismen
sendiri).........................................................................................................................................8

BAB IV PENUTUP........................................................................................................................8

4.1 KESIMPULAN.....................................................................................................................8

4.2 SARAN..................................................................................................................................8

LAMPIRAN...................................................................................................................................8
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Puji dan Syukur saya panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT yang mana telah
memberikan rahmat dan hidayatnya sehingga saya dapat menyelesaikan hasil laporan
ini. Sehingga dapat memenuhi tugas OUTING CLASS saya, Dan dengan demikian
segala sesuatu yang terdapat pada laporan ini merupakan hasil dari berdasarkan kegiatan
tersebut.
Batu, 30 NOVEMBER 2023

1.2 TUJUAN KEGIATAN


Adapun tujuan dari dilaksanakan kegiatan OUTING KELAS ini adalah mendekatkan
siswa dengan lingkungan, mempermudah pemahaman materi dengan melihat realita
sesungguhnya. Outing Class merupakan satu di antara proses pembelajaran yang
inovatif, nyata, dan relevan dengan tuntutan zaman.

1.3 MANFAAT KEGIATAN


Manfaat pembelajaran outing class itu sendiri ialah akan menambah pengetahuan dan
kecintaan peserta didik terhadap alam sekitar, mengurangi kejenuhan dalam belajar
sehingga mudah menerima informasi, menambah kepedulian tentang alam sekitar,
meningkatkan kemampuan dalam bercerita, merangsang kreativitas bagi para muridnya.
BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 OBJEK KUNJUNGAN PERTAMA


2.1.1 MUSEUM SOEKARNO
Soekarno atau Bung Karno merupakan salah satu tokoh penting dan berpengaruh
dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Sebagai Presiden pertama Republik Indonesia,
Bung Karno memiliki kisah hidup yang menarik dan layak untuk dijadikan suri tauladan
bagi generasi-generasi bangsa Indonesia berikutnya. Oleh karena itu untuk mengenang
Sejarah dari sang proklamator kita maka dibangunlah Museum Soekarno berikut adalah
histori dari berdirinya dan apa saja sih yang ada didalam Museum Soekarno.
Bangunan ini merupakan bekas rumah atau tempat tinggal Bung Karno dan keluarga
semasa pembuangan/ pengasingan di Ende oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1934-
1938 yang masih dijaga, dirawat dan dipertahankan keasliannya oleh Pemerintah
Kabupaten Ende. Semua barang koleksi milik Bung Karno masih tersimpan dengan
baik di dalam museum ini seperti : foto keluarga, foto pribadi Bung Karno, barang
keramik, dua buah tongkat berkepala monyet, pulpen ukuran besar, piring nasi, cerek air
minum, besi seterika, alat gantungan pakaian, lemari pakaian, tempat tidur besi, lukisan-
lukisan dan masih banyak barang koleksi lainnya.
Di dalam Situs Rumah Bung Karno juga terdapat tempat sujud/ruang semedi dan
tempat sembahyang/sholat yang selalu digunakan oleh Bung Karno bersujud kepada
Tuhan Yang Maha Esa untuk memohon bantuan bagi Perjuangan Kemerdekaan bangsa
Indonesia hingga membekas di lantai. Di belakang museum Bung Karno terdapat
sebuah sumur dengan kedalaman 12 meter yang digunakan oleh Bung Karno untuk
mandi, cuci dan minum serta wudhu. Konon air sumur ini dipercaya mempunyai khasiat
untuk menyembuhan berbagai penyakit dan bisa membuat orang menjadi awet muda.
Dan demikianlah pembahasan singkat mengenai tentang museum Soekarno dan
semoga bisa menambah sedikit wawasan bagi kita tentang tokoh sang proklamator
Indonesia.
2.1.2 MAKAM SOEKARNO
Makam Soekarno atau biasa disebut Makam Bung Karno disingkat MBK adalah
kompleks pemakaman presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, yang didesain
dengan arsitektur khas Jawa, yaitu bangunan joglo. Kompleks tersebut terletak di
Bendogerit, Sananwetan, Blitar, dan dibangun di akhir 1970-an. Ratusan ribu peziarah,
baik rohani maupun politik, mengunjungi makam tersebut setiap tahunnya.
Sebagai informasi, Soekarno meninggal pada 21 Juni 1970 di RSPAD Gatot
Soebroto, Jakarta. Pada waktu menjelang ajal, Soekarno disebut sakit keras hingga
dirinya meninggal. Penyebab wafatnya Soekarno adalah dirinya menderita gangguan
ginjal, Bung Karno pun sempat menjalani perawatan di Austria di tahun 1961 dan 1964.
Dan setelah sekitar 6 tahun dari perawatan tersebut Soekarno resmi menghembuskan
nafas terakhirnya, kemudian jasad beliau disemayam kan di Blitar.
Adapun keadaan sekarang makam Soekarno kini merupakan objek ziarah politik,
khususnya dari politisi yang akan mencalonkan diri dalam pemilu. Capres-capres juga
termasuk dalam kategori ini - misalkan Megawati (Pilpres 2004), Joko Widodo (Pilpres
2014), dan Prabowo Subianto (Pilpres 2019).[1][8][10] Jumlah "peziarah politik"
diperkirakan sebanyak 400 hingga 500 ribu tiap tahunnya. Jenis kedua peziarah
merupakan peziarah spiritual, yang sebagian besar menganut agama Islam. Menurut
data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Blitar, ada sekitar 1.500 pengunjung
kompleks makam setiap harinya sepanjang tahun 2019, dan kompleks tersebut
merupakan penggerak ekonomi setempat sebagai penarik turis yang cukup penting.Dan
telah menjadi salah satu icon Kota Blitar

2.1.3 PASAR ULAR BUNG KARNO

Pasar Ular ini ada di Blitar, di jalan keluar area makam Bung Karno, merupakan satu
dari sekian banyak pasar unik di Indonesia. Pasar Ular, Blitar memang tak menyediakan
ular, namun menjual bermacam suvenir dan makanan khas Blitar. Pasti kita bertanya
tanya kenapa sih dinamakan pasar ular;. Ternyata eh ternyata, pasar tersebut dinamakan
demikian karena keadaan pasar yang berada pada Lorong yang meliuk liuk sehingga
kita sebagai pengunjung bisa merasakan Lorong pasar tersebut seolah olah tak memiliki
ujung nah maka dari itu dinamakanlah pasar ular menurut sudut pandang tersebut.

2.2 OBJEK KUNJUNGAN KEDUA


2.2.1 KAMPUNG COKLAT
Kampung Coklat adalah suatu tempat pariwisata yang bergerak di bidang budidaya
dan pengembangan hasil produksi coklat yang dikelola oleh warga setepat. Kampung
Coklat sendiri terletak di desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar,
Jawa Timur. Kampung Coklat mulai berdiri sejak 17 Agustus 2014 yang sebelumnya
bernama Gapoktan Guyup Santosa yang didirikan oleh Kholid Mustofa. Selain
menghasilkan produk utamanya yakni coklat, Kampung Coklat juga menyediakan
berbagai wahana dan fasilitas bagi para pengunjung yang dapat membuat membuat
pengunjung betah untuk berlibur di sini. Seperti galeri umum, area kuliner,serta wahana
bagi para pengunjung, hingga rindangnya kebun kakao, yang tak lain merupakan bahan
dasar pembuatan coklat. Dari segi pemasaran kampung coklat telah melakukan Teknik
pemasaran secara online dan offline, kampung coklat itu sendiri telah melakukan
Ekspor terhadap produknya keberbagai manca Negara diantaranya Malaysia,
Singapura,Timur Tengah, maupun China .

2.2.2 PRODUK YANG DIHASILKAN

 Coklat bubuk
 Minuman coklat
 Coklat batang
 Permen dengan berbagai varian rasa
 Biji kakao / Buah kakao
 Bikisan
 Kaos
 Accsesoris
 Bibit pohon kakao dll.

2.2.3 MACAM-MACAM OLAHAN COKLAT


Macam macam olahan coklat yang terdapat di Kampung Coklat antara lain :
 Minuman coklat
 Coklat batang dengan aneka bentuk mulai dari bulat, bentuk hati, dll.
 Coklat bubuk
 ES krim
 Coklat cake
 Biskuit coklat dll.

2.3 OBJEK KUNJUNGAN KETIGA


2.3.1 CANDI PANATARAN
Candi Penataran atau nama aslinya adalah Candi Palah adalah sebuah gugusan candi
bersifat keagamaan Hindu Siwaitis yang terletak di Desa Penataran, Kecamatan
Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini
terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, di sebelah utara Blitar, pada ketinggian 450
meter di atas permukaan laut. Dari prasasti yang tersimpan di bagian candi diperkirakan
candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kadiri sekitar tahun 1200
Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan Wikramawardhana, Raja
Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415.

Dalam kitab Desawarnana atau Nagarakretagama yang ditulis pada tahun 1365, Candi
ini disebut sebagai bangunan suci "Palah" yang dikunjungi Raja Hayam Wuruk dalam
perjalanan kerajaan bertamasya keliling Jawa Timur.[2] Candi Penataran telah
diusulkan dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 19 Oktober 1995.[3]

2.3.2 SEJARAH CANDI PANATARAN


Para ahli arkeologi meyakini bahwa Candi Penataran dulunya dinamakan sebagai
Candi Palah. Hal ini didukung dengan narasi pada Prasasti Palah yang berangka 1194.
Tujuan dibangunnya Candi Penataran adalah sebagai candi gunung untuk upacara
pemujaan guna menangkal bahaya Gunung Kelud. Fungsi Candi Penataran sebagai
tempat ibadah juga masih digunakan pada masa Raja Hayam Wuruk dari Majapahit. Hal
ini seperti diceritakan dalam Kitab Negarakretagama, bahwa Raja Hayam Wuruk
pernah mengunjungi Candi Penataran untuk melakukan pemujaan terhadap Hyang
Acalapat (perwujudan Siwa sebagai Girindra atau Dewa Penguasa Gunung). Nama
Girindra yang disebut dalam Negarakretagama mirip dengan gelar Ken Arok saat
menjadi Raja Singasari. Hal itu menimbulkan perdebatan di kalangan ahli bahwa Candi
Penataran adalah tempat pendharmaan atau perabuan Ken Arok. Baca juga: Ken Arok:
Asal-usul, Pengkhianatan, dan Akhir Hidup Pasalnya, Girindra merupakan nama salah
satu wangsa yang diturunkan oleh Ken Arok selain Rajasa dan Wardhana. Sedangkan
Hyang Acalapati adalah salah satu perwujudan dari Dewa Siwa, serupa dengan
peneladanan sifat-sifat Bathara Siwa yang konon dijalankan Ken Arok. Pada 1286,
dibangun Candi Naga di kompleks Candi Penataran oleh penguasa terakhir Singasari,
yaitu Raja Kertanegara. Setelah runtuhnya Singasari, Candi Penataran tidak terawat.
Baru pada masa pemerintahan Jayanegara, raja kedua Majapahit, candi ini kembali
mendapatkan perhatian. Pada periode Kerajaan Majapahit, Candi Penataran bahkan
diresmikan sebagai candi negara yang diketahui kerap dikunjungi Raja Hayam Wuruk.
Sedangkan dalam catatan Sunda abad ke-15 yang merekam perjalanan bangsawan
Kerajaan Sunda bernama Bujangga Manik, Candi Palah disebut sebagai tempat belajar
agama dan ziarah. Dalam catatannya, Bujangga Manik sempat tinggal sekitar setahun,
kemudian pergi karena candi bercorak Hindu ini dimanfaatkan para peziarah untuk
kebutuhan duniawi. Setelah sekian lama tidak terawat, pertama kali Candi Penataran
ditemukan oleh Thomas Stamford Raffles pada 1815.
2.4 OBJEK KUNJUNGAN KEEMPAT
2.4.1 MASJID AR-RAHMAN
Masjid Baid Ar Rahman berdiri megah di Kota Blitar. Dengan arsitektur Utsmaniyah
Mamluk. Dibangun di atas lahan seluas hampir 5.000 meter persegi, masjid ini
merupakan obsesi Abah Hariyanto seorang pengusaha ternama di Kota Blitar. Dari
pengalaman spiritual yang sangat mendalam ketika naik haji pertama kali di Masjid
Nabawi, membuat Abah Hariyanto ingin setiap saat bisa merasakan berada di suasana
khusyuk ketika beribadah.
Ketua Takmir Masjid Ar Rahman H. Moch Fuad Saiful Anam menceritakan,
keinginan Abah membangun miniatur Masjid Nabawi di Blitar ada sejak tahun 2018.
Peletakan batu pertama pembangunan masjid di Jalan Ciliwung ini pada 24 Desember
2018. Dan selesai proses pembangunan pada 25 Desember 2019.

BAB III PEMBAHASAN


3.1 MAKAM SOEKARNO DALAM SUDUT PANDANG AGAMA ISLAM
Bung Karno adalah sosok yang sangat berjasa bagi bangsa Indonesia dan dipandang
mulia oleh rakyat Indonesia. Setelah meninggal pun makamnya begitu ramai dikunjungi
sebagai destinasi wisata sekaligus destinasi ziarah yang disebut dengan Makam Bung
Karno. Begitu banyak motivasi dan alasan yang mendasari seseorang melakukan suatu
hal. Dalam hal ini adalah yang melatar belakangi pengunjung untung berjiarah ialah
Sebagian dari mereka datang ke Makam Bung Karno untuk mengetahui tempat sang
Proklamator dimakamkan dan berwisata, namun ada juga sebagian yang berdoa
dimakam dan mejadikan Bung Karno sebagai perantara agar doanya lebih cepat
dikabulkan.

Dalam agama islam juga Ziarah kubur merupakan sunnah Rasulullah SAW,
meskipun dulu Rasulullah pernah melarang kegiatan ziarah kubur, karena alasan
tertentu, namun kembali membolehkannya. Adapun ziarah bertujuan untuk
mengingatkan manusia yang masih hidup akan kematian. Selain itu, berziarah kubur
juga dapat meningkatkan kezuhudan seseorang terhadap kehidupan duniawi.

3.2 MAKAM SOEKARNO DALAM SUDUT PANDANG SEJARAH INDONESIA


DAN PKN
Makam Soekarno atau biasa disebut Makam Bung Karno disingkat MBK adalah
kompleks pemakaman presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, yang didesain
dengan arsitektur khas Jawa, yaitu bangunan joglo. Kompleks tersebut terletak di
Bendogerit, Sananwetan, Blitar, dan dibangun di akhir 1970-an. Ratusan ribu peziarah,
baik rohani maupun politik, mengunjungi makam tersebut setiap tahun.
Selama masa transisi ke Orde Baru, mantan Presiden Republik Indonesia Soekarno
merupakan seorang tahanan rumah. Soekarno mewasiatkan untuk dikuburkan di suatu
makam yang sederhana di dekat Istana Bogor. Setelah wafatnya Soekarno pada tanggal
21 Juni 1970, Presiden Soeharto memutuskan untuk memakamkan beliau di
pemakaman umum di kota Blitar, Jawa Timur, di samping makam ibunya Ida Ayu
Nyoman Rai. Keluarga besar Soekarno memprotes keputusan ini,dan surat kabar
Merdeka yang notabene anti-Soeharto menerbitkan suatu editorial yang mengklaim
bahwa Bung Karno berwasiat untuk dimakamkan di Bandung. Belakangan, dalam
autobiografinya Soeharto menyatakan bahwa keluarga besar Soekarno berselisih paham
tentang lokasi pemakaman tersebut, dan ia memutuskan untuk memakamkan Soekarno
di Blitar karena hubungannya yang dekat dengan ibunya selama hidup. Pandangan
sejarawan menganggap bahwa Soeharto memutuskan lokasi makam yang jauh dari
Jakarta sehingga peziarah tidak terlalu dekat ke pusat politik.
Tahun-tahun pertama setelah pemakaman, banyak peziarah yang datang ke makam
tersebut dan mereka sering mengambil sedikit tanah dari makam tersebut, sampai-
sampai pengurus makam khawatir bahwa semuanya akan habis. Hal ini memaksa
pemerintah untuk membatasi jumlah pengunjung. Sekitar tahun 1977, nama Soekarno
mulai dipulihkan oleh pemerintah Orde Baru, dan sebagai bagian proses ini makam di
Blitar mulai direhabilitasi, antara lain dengan pembangunan suatu mausoleum.
Mausoleum tersebut diresmikan pada tahun 1979, dan sekitar satu juta orang
menghadiri peresmian tersebut. Sejumlah anggota keluarga Soekarno mengkritik
pembangunan tersebut, dan menurut putra Soekarno Guntur pemerintah tidak
bermusyawarah dengan pihak keluarga mengenai mausoleum.Di luar itu, pejabat tinggi
pemerintah mulai mengunjungi makam tersebut dalam sorotan media, dan sepanjang
tahun 1980 dilaporkan ada 1.4 juta orang pengunjung.
Adapun tujuan dari dibangunnya mausoleum itu adalah Sebagai Presiden pertama
Republik Indonesia, Bung Karno memiliki kisah hidup yang menarik dan layak untuk
dijadikan suri tauladan bagi generasi-generasi bangsa Indonesia berikutnya.

3.3 MUSEUM SOEKARNO DALAM SUDUT PANDANG SEJARAH


INDONESIA DAN PKN

Jasa Ir. Soekarno bagi Indonesia tidaklah sedikit, ia mampu membakar semangat
nasionalisme dan melahirkan berbagai macam pemikiran tentang politik. Karena jasa-
jasanya tersebut, Soekarno mempunyai museum yang menyimpan berbagai kisah
perjuangannya. Selain jadi museum, tempat itu juga menjadi Perpustakaan Proklamator
Bung Karno yang menyimpan arsip sejarah Ir. Soekarno. Secara aspek historis,
Museum Ir. Soekarno perlu dibangun untuk mengenang Pahlawan Proklamator yang
memberikan pengaruh melalui pemikirannya yang patut diteladani. Dari aspek
ideologis, pembangunan museum digunakan untuk menghargai pemikiran Soekarno.
Pemikirannya yang tidak bisa dilupakan terkait, antiimperialisme, antikolonialisme,
antiliberal, dan demokrasi.
Sedangkan, dari aspek empiris Museum Ir. Soekarno diburuhkan untuk membantu
pada pelajar dan masyarakat, agar lebih mengenal Soekarno dan berkeinginan untuk
memperjuangkan bangsa dan negara.
Benda-Benda yang Tersimpan di Museum Ir. Soekarno di Blitar antara lain :
- Buku-buku yang membahas Soekarno
- Buku referensi ilmu pengetahuan
- Koran, tabloid, dan majalah
- Foto dan lukisan Soekarno
- Audio visual tentang dokumenter Soekarno
3.4 PASAR ULAR DALAM SUDUT PANDANG PRODUKTIF
Pasar ular merupakan pasar yang terletak di Blitar Jawa Timur, Pasar ini
menghasilkan suatu produk yang merupakan hasil dari karya tangan para pengrajin
disana dan bernilai jual, fungsional dan efisiensi. Serta memiliki nilai seni karena
merupakan hasil olahan tangan para pengrajin yang terampil sehingga menghasilkan
peroduk yang berkualitas dan kemudian didistribusikan kepasar ular untuk dijual kepada
para pengunjung/tourist yang datang kesana dan juga bisa sedikit membantu
penghasilan pada daerah tersebut.

3.5 PASAR ULAR DALAM SUDUT PANDANG PEMASARAN (ti dan bismen
sendiri)
Pasar ular menurut pandangan pemasaran adalah termasuk kedalam persaingan
sempurna dikarenakan disana para pelaku dari usaha tersebut bebas untuk keluar masuk
pasar dan juga pasar ini bersifat homogen dimana barang yang diperjual belikan
umumnya hamper sama dengan yang lain. Pasar ini juga termasuk kedalam pasar
konkret yang dalam prakteknya penjual dan pembeli akan bertemu secara langsung
dalam melakukan aktivitas transaksi jual beli barangnya. Pertemuan antara pembeli dan
penjual benar benar nyata. Dan kitab isa mengetahaui terjadinya suatu transaksi jual
beli.

3.6 PASAR ULAR DALAM SUDUT PANDANG IPAS


Sebelum kita lanjut kepembahasan tentang pasar lebih baik kita mengetahui
letaknya; pasar ular merupakan pasar yang terletak di kota Blitar Jawa timur Adapun
Kota Blitar merupakan salah satu daerah di wilayah Propinsi Jawa Timur yang secara
geografis terletak diujung selatan Jawa Timur dengan ketnggian 156 m dari permukaan
air laut, pada koordinat 112° 14 - 112° 28 Bujur Timur dan 8° 2 - 8° 10 Lintang Selatan,
memiliki suhu udara cukup sejuk rata-rata 24° C- 34° C karena Kota Blitar berada di
kaki Gunung Kelud dan dengan jarak 160 Km arah tenggara dari Ibukota Propinsi
Surabaya.

Kota Blitar merupakan wilayah terkecil kedua di Propinsi Jawa Timur setelah Kota
Mojokerto. Dilihat dari kedudukan dan letak geografisnya, Kota Blitar tidak memiliki
sumber daya alam yang berarti, karena seluruh wilayahnya adalah wilayah perkotaan,
yang berupa pemukiman, perdagangan, layanan publik, sawah pertanian, kebun
campuran dan pekarangan. Oleh karena itu, sebagai penggerak ekonomi Kota Blitar
mengandalkan Potensi diluar sumber daya alam, yaitu sumber daya manusia dan sumber
daya buatan. Maka dari itu adanya pasar ular juga bisa sedikit membantu perekonomian
disana.

3.7 MASJID AR-RAHMAN DALAM SUDUT PANDANG AGAMA ISLAM


Masjid merupakan suatu tempat yang telah diwakafkan sebagai tempat yang
digunakan untuk kepentingan ibadah atau sholat. Masjid sebagai tempat beribadah
kepada Allah SWT, dan juga sangat urgent bagi umat Islam di manapun berada, karena
merupakan tempau untuk beribadah kepada Allah SWT sesuai syariat Islam. Muslimin
sangat dianjurkan untuk shalat berjamaah di masjid, setelah adzan berkumandang.
Selain digunakan sebagai tempat ibadah, masjid juga dapat digunakan sebagai tempat
untuk mengadakan majelis taklim yang merupakan wadah untuk menambah ilmu
pengetahuan serta mempererat ikatan antar jamaah. Fungsi masjid secara umum untuk
tempat pembinaan dalam Bentuk penguatan ukhuwah Islamiyah guna mempererat
persaudaraan sesama muslim juga madrasah dapat dilakukan di masjid. Oleh karena itu
masjid AR-Rahman juga bisa dipakai dalam rangka untuk meningkatkan rasa ukuwah
islamiyah pada setiap kaum muslimin dan agar lebih taat beribadah.

3.8 MASJID AR-RAHMAN DALAM SUDUT PANDANG PRODUKTIF


Masjid Arrahman merupakan masjid yang terletak di Kota Blitar, tepatnya di Jalan
Ciliwung, Kepanjenkidul, Jawa Timur. Masjid Arrahman dikenal dengan arsitekturnya
yang sangat mirip dengan masjid Nabawi di Madinah. Memiliki gaya arsitektur yang
megah dan unik, Masjid Arrahman kini tidak hanya dijadikan sebagai tempat ibadah,
namun juga untuk tempat wisata religi bagi para wisatawan yang berkunjung ke Blitar.
Masjid Arrahman yang diresmikan pada tahun 2019 lalu ini, telah menjadi salah satu
lokasi ionik yang ada di Blitar. Berdiri di lahan seluas 2.806 Meter, Masjid Arrahman
diresmikan langsung oleh Gubernur Jawa Timur pada waktu yaitu Khofifah Indar
Parawansa. Dimana pembangunannya tidak hanya diperuntukkan untuk tempat ibadah
saja, namun juga sebagai pusat kegiatan keagamaan.

3.9 MASJID AR-RAHMAN DALAM SUDUT PANDANG IPAS


Masjid Ar rahman Blitar di atas lahan seluas 5.000 meter persegi di Jalan Ciliwung,
Bendo, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar. Masjid ini dibangun atas inisiatif Abah
Haryanto, seorang pengusaha asal Blitar yang memiliki obsesi untuk membuat masjid
yang mirip dengan Masjid Nabawi. Setelah mengalami pengalaman spiritual yang
mendalam saat melakukan ibadah haji pertama kali di Masjid Nabawi, Abah Hariyanto
berkeinginan kuat untuk selalu merasakan suasana khusyuk dalam beribadah. Peletakan
batu pertama sudah dimulai sejak tahun 2018 dan baru selesai pada tahun 2019. Masjid
Ar rahman Blitar memiliki kapasitas sekitar 3.000 jamaah. Masjid ini terdiri dari dua
lantai, dengan ruang shalat utama di lantai bawah dan ruang shalat wanita di lantai atas.
Di bagian serambi masjid, terdapat payung-payung besar yang bisa terbuka dan
menutup secara otomatis, seperti di Masjid Nabawi. Payung-payung ini berfungsi untuk
melindungi jamaah dari panas dan hujan. Di dalam ruang shalat, Anda akan merasakan
suasana yang sejuk dan wangi. Hal ini karena pengelola masjid menggunakan AC dan
parfum yang sama dengan yang ada di Masjid Nabawi. Selain itu, Anda juga bisa
melihat ornamen-ornamen yang indah dan artistik, seperti kaligrafi, lampu gantung,
kubah, dan menara. Salah satu hal yang menarik yaitu adanya potongan kiswah asli
dengan benang emas dan perak yang terpajang di salah satu sudut masjid.
3.10 CANDI PANATARAN DALAM SUDUT PANDANG SEJARAH
INDONESIA
Candi Penataran atau nama aslinya adalah Candi Palah adalah sebuah gugusan candi
bersifat keagamaan Hindu Siwaitis yang terletak di Desa Penataran, Kecamatan
Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini
terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, di sebelah utara Blitar, pada ketinggian 450
meter di atas permukaan laut. Dari prasasti yang tersimpan di bagian candi diperkirakan
candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kadiri sekitar tahun 1200
Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan Wikramawardhana, Raja
Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415. Dalam kitab Desawarnana atau
Nagarakretagama yang ditulis pada tahun 1365, Candi ini disebut sebagai bangunan suci
"Palah" yang dikunjungi Raja Hayam Wuruk dalam perjalanan kerajaan bertamasya
keliling Jawa Timur. Candi Penataran telah diusulkan dalam daftar Situs Warisan Dunia
UNESCO sejak 19 Oktober 1995.

Candi Penataran dibangun dengan tujuan sebagai candi gunung untuk upacara
pemujaan sebagai penangkal bahaya Gunung Kelud. Baca juga: Candi Penataran:
Sejarah, Fungsi, dan Kompleks Bangunan Keberadaan Kompleks Candi Penataran juga
disebutkan dalam Negarakertagama, saat Hayam Wuruk, Raja Majapahit yang
memerintah pada tahun 1350-1389 Masehi mengunjungi Penataran. Tujuan kunjungan
Hayam Wuruk untuk memuja Hyang Acalapat, yakni perwujudan Syiwa sebagai
Girindra atau Raja Penguasa Gunung. Kondisi tersebut yang menimbulkan perdebatan
di kalangan ahli dimana Candi Penataran adalah tempat pendharmaan atau perabuan
Ken Arok. Sebab, Girindra adalah nama salah satu wangsa yang diturunkan oleh Ken
Arok selain Wardhana dan Rajasa. Sementara Hyang Acalapati merupakan salah satu
perwujudan dari Dewa Siwa, mirip dengan peneladanan sifat-sifat Bathara Siwa yang
konon dijalankan oleh Ken Arok.

3.11 CANDI PANATARAN DALAM SUDUT PANDANG PRODUKTIF

Pariwisata merupakan wadah yang dapat dijadikan oleh pelaku industri kreatif dalam
memasarkan produknya. Salah satu daerah yang memiliki prospek pariwisata yang baik
di Jawa Timur yaitu Kabupaten Blitar dengan perkembangan wisatanya di Desa
Penataran, yaitu terdapat wisata Candi Penataran yang menjadi salah satu destinasi
wisata unggulan. Dengan adanya pariwisata ini dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat yang berimbas pada peningkatan ekonomi Desa Penataran. Pariwisata dapat
mensejahterakan masyarakatnya melalui industri kreatif, namun pada kenyatan hal
tersebut tidak berjalan lancar ada saja kendala yang membuat masyarakat sekitar Candi
Penataran sulit untuk menjual produk. Para penjual seharusnya lebih menonjolkan
kearifan lokal dibalut dengan kekreatifan yang baik, jika hal tersebut dikembangkan
dengan baik maka akan berdampak positif terhadap penjualan mereka dan berimbas
pada peningkatan pendapatan untuk menuju peningkatan perekonomian masyarakat

3.12 KAMPUNG COKLAT DALAM SUDUT PANDANG PRODUKTIF

Kampung coklat merupakan salah satu wisata di Kabupaten Blitar tepatnya di Desa
Plosorejo Kecamatan Kademangan yang hingga saat ini terus mengalami
pengembangan. Setiap tahunnya wisata ini tidak pernah mati atau sepi untuk didatangi
pengunjung, namun semakin ramai apalagi saat musim libur sangat banyak wisatawan
yang datang baik dari dalam kota maupun luar kota. Meningkatnya jumlah pengunjung
pada objek wisata kampung coklat secara tidak langsung berpengaruh terhadap kondisi
sosial ekonomi masyarakat sekitar.

pengembangan wisata kampung coklat berdampak positif terhadap kondisi ekonomi


masyarakat desa Plosorejo, ditinjau dari pendapatan masyarakat meningkat, pendapatan
yang diterima masyarakat rata rata perbulan dari yang sebelumnya Rp 698.500 menjadi
Rp 2.219.616, hal tersebut karena adanya peningkatan jumlah kesempatan kerja.
pengembangan wisata kampung coklat berdampak positif terhadap kondisi sosial
masyarakat desa Plosorejo, seperti hubungan sosial masyarakat semakin baik,
berubahnya pola berpikir masyarakat menjadi semakin maju, kondisi keamanan dan
kebersihan lingkungan meningkat.

3.13 KAMPUNG COKLAT DALAM SUDUT PANDANG IPAS (ti dan bismen
sendiri)
Kampung Coklat merupakan tempat hiburan buatan berbasis wisata edukasi yang
menarik dan nyaman. Kampung Coklat berada di Jalan Banteng Blorok 18, Desa
Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, menjadi salah satu
tempat tujuan rekreasi kebanggaan warga Blitar maupun luar Kota Blitar, baik untuk
keluarga atau kaum muda.

Tersedia berbagai wahana menarik bagi anak-anak maupun orang dewasa dan spot
foto unik bertema vintage rustic yang dapat dijadikan sebagai objek maupun latar foto
ciamik. Tersedia pula berbagai macam food court dengan aneka menu pilihan yang
dapat anda nikmati, terdapat fasilitas hall indoor maupun outdoor untuk berbagai event,
juga produk coklat berbagai varian yang dapat Anda beli untuk oleh-oleh bagi keluarga
maupun kerabat di rumah. Dengan luas sekira 6,5 hektar, Kampung Coklat juga
memiliki perkebunan yang memasok kebutuhan produksi, yaitu biji kakao untuk bahan
dasar pembuatan coklat.

BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Demikian laporan ini saya buat dengan tujuan untuk menyelesaikan tuntutan tugas
saya. Berdasarkan 5 tempat diatas semoga dari yang saya jabarkan bisa diambil
manfaatnya dan bisa sedikit menambah wawasan bagi sang pembacanya. akhiri laporan
ini dengan membaca Hamdallah.

4.2 SARAN
Berdasarkan dari yang telah sampaikan mohon maaf bila ada kesalahan dalam
penggunaan kata dan apabila ada kritik dan saran bisa memberikan masukan kepada
saya. Dari saya sedikit saran Seharusnya pihak dari Museum harus sedikit lebih murah
senyum dan menyediakan buku tenang kisah kisah Soekarno, agar kita bisa menjadikan
contoh dalam hidup. Dan untuk tempat wisata Candi Penataran saya harap pihak
penanggung jawab memberikan keterangan tentang candi tersebut. Sekian dan terima
kasih.

LAMPIRAN (foto, gambar, bagan)

Lampiran 1. 1. Makam dan Museum Soekarno in Narrative text (in english)

Soekarno's resting place, the final abode of Indonesia's Proclamation Father, is


situated in Blitar. Surrounded by serene green landscapes, this tomb stands as a silent
witness to the nation's historical struggles. When present there, the quiet and reverent
atmosphere leads us to reflect on Soekarno's role in pioneering independence.

Not far from the tomb, the Soekarno Museum safeguards invaluable memorabilia.
Narrating Soekarno's life and struggles, the museum presents a collection of photos,
clothing, and other significant artifacts. Its rooms are filled with historical stories,
inviting us to contemplate the nation's long journey.

Through a visit to Soekarno's tomb and museum, we can delve deeper into
understanding the dedication and spirit of Bung Karno in shaping independent
Indonesia. An experience that pays tribute to one of the monumental figures in our
country's history.

Lampiran 1.2. Temple Penataran In Naratif text


Penataran Temple, nestled in the heart of East Java, Indonesia, is a captivating historical
site that whispers tales of a bygone era. As the largest Hindu temple complex in East
Java, it is believed to have been dedicated to the god Shiva. The temple was actively
used for a span of three centuries, from the 12th to the 15th century. The name
'Penataran' translates to 'place of sanctification' in Javanese, reflecting its deep spiritual
significance.The temple complex is a marvel of ancient architecture, adorned with
intricate stone carvings and reliefs. These carvings depict scenes from Hindu epics such
as the Ramayana and Mahabharata. They serve not only as religious symbols but also
provide a window into the cultural and societal norms of the time. The temple's
architecture is a testament to the advanced craftsmanship and artistic skills of the people
during that era.
As you step into the Penataran Temple, you are transported back in time. The ancient
structures, surrounded by lush greenery, create a serene and mystical atmosphere. The
grandeur of the temple and the silence that envelops it, broken only by the occasional
chirping of birds, make it a peaceful retreat away from the hustle and bustle of city
life.The main temple, known as the Brahma Temple, is the largest structure in the
complex. It is a three-tiered building with a staircase leading to the top. The temple is
adorned with reliefs depicting scenes from the Hindu epic, the Mahabharata. The
Brahma Temple is a symbol of the universe in Hindu cosmology, with its three levels
representing the three realms of the cosmos.
Adjacent to the Brahma Temple is the Vishnu Temple, dedicated to the preserver god in
Hinduism. The temple is smaller in size but equally captivating with its intricate
carvings and reliefs. The Vishnu Temple is believed to have been a place of worship
and meditation for the priests and devotees.Despite the ravages of time, Penataran
Temple continues to stand tall, a symbol of Indonesia's rich cultural heritage. It serves
as a reminder of the country's historical past, the religious beliefs of its people, and the
artistic prowess of its craftsmen. The temple is not just a place of worship, but a treasure
trove of history and culture, waiting to be explored.
Visiting Penataran Temple is not just about witnessing the grandeur of ancient
architecture. It is about understanding the cultural and historical significance of the
place. It is about appreciating the artistic skills of the craftsmen who built it. And above
all, it is about experiencing the tranquility and spiritual energy that the temple exudes.In
conclusion, Penataran Temple is a must-visit for anyone interested in history, culture,
and spirituality. It is a place where the past and the present coexist, where ancient
stories are etched in stone, and where every.

Lampiran 2. Village Coklat dan Mosque Ar-Rahman in Descriptive text (in


english)
Kampung Coklat in Blitar is a captivating destination with its sweet charm. Every
corner of this village is filled with chocolate nuances that appeal to the senses. Its
narrow streets are adorned with colorful decorations, featuring chocolate touches that
create a cheerful atmosphere.

The enticing aroma of fresh chocolate welcomes visitors as they stroll past small
shops selling various creative chocolate products. Cute and charming chocolate
sculptures are the main attraction, adding a playful touch to the village.

Here, visitors can indulge in various types of chocolate, from classic chocolate bars
to unique modern chocolate creations. The friendly atmosphere of the locals and the
warmth of the village create an entertaining and memorable experience for every
chocolate enthusiast. Kampung Coklat Blitar is the perfect destination for chocolate
lovers and those seeking the bright and colorful charm of a rural setting.

Not far from Kampung Chocolate we move to the Ar-Rahman Mosque in Blitar, a
place of worship that exudes beauty and spirituality. With its elegant architecture, this
mosque perfectly combines traditional and modern elements, creating a serene and
peaceful atmosphere. The majestic domes and minarets provide a distinctive touch,
while the artistic ornamentation inside reflects the richness of Islamic culture. The Ar-
Rahman Mosque not only functions as a religious center but also as a symbol of
harmony and unity of the people of Blitar.

Hindu epic, the Mahabharata. The Brahma Temple is a symbol of the universe in Hindu
cosmology, with its three levels representing the three realms of the cosmos.
Adjacent to the Brahma Temple is the Vishnu Temple, dedicated to the preserver god in
Hinduism. The temple is smaller in size but equally captivating with its intricate
carvings and reliefs. The Vishnu Temple is believed to have been a place of worship
and meditation for the priests and devotees.Despite the ravages of time, Penataran
Temple continues to stand tall, a symbol of Indonesia's rich cultural heritage. It serves
as a reminder of the country's historical past, the religious beliefs of its people, and the
artistic prowess of its craftsmen. The temple is not just a place of worship, but a treasure
trove of history and culture, waiting to be explored.
Visiting Penataran Temple is not just about witnessing the grandeur of ancient
architecture. It is about understanding the cultural and historical significance of the
place. It is about appreciating the artistic skills of the craftsmen who built it. And above
all, it is about experiencing the tranquility and spiritual energy that the temple exudes.In
conclusion, Penataran Temple is a must-visit for anyone interested in history, culture,
and spirituality. It is a place where the past and the present coexist, where ancient
stories are etched in stone, and where every

Lampiran 3. Foto dan Gambar Kegiatan Observasi (no selfie)


1. MUSEUM BUNG KARNO

2. MAKAM BUNG KARNO

3. PASAR ULAR
4. CANDI PENATARAN

5. MASJID AR – RAHMAN

6. KAMPUNG COKLAT

Anda mungkin juga menyukai