Anda di halaman 1dari 10

PROSES PENCIPTAAN GUNUNG DALAM KAJIAN TAFSIR SAINS

AL-QUR’AN

Adinda Aisyah (12209040)


E-mail: Adinda.Aisyah.Zahara@gmail.com

Fahira (12209041)
E-mail: Fahirahbekar@gmail.com

ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR IAIN PONTIANAK

Abstrak
Gunung adalah salah satu ciptaan Allah yang memiliki peran penting di muka bumi.
Dalam Al-Qur'an, gunung disebut dengan tiga kata, yaitu al-jibal, ar-rawasi, dan al-
a'alam. Ayat-ayat dalam Al-Qur'an telah menyinggung tentang keberadaan gunung dan
perannya dalam kehidupan. Dari perspektif sains, gunung memiliki fungsi sebagai
penjaga stabilitas bumi. Gunung memiliki "akar" yang tertanam dalam tanah dan dapat
menimbulkan aktivitas tertentu yang terjadi atas kehendak Allah. Dalam literatur-literatur
Islam, disebutkan berbagai tipologi dan ragam manfaat atas keberadaan gunung. Gunung
tidak hanya berperan dalam menjaga stabilitas bumi, tetapi juga memiliki manfaat lain
yang beragam. Artikel ini akan membahas fenomena gunung dalam beberapa bab.
Penciptaan dan desain alam ini tidaklah tanpa perhitungan atau terbentuk hanya kebetulan
saja. Semuanya diciptakan dengan perhitungan yang matang dan memiliki fungsi serta
manfaat yang spesifik.
Kata Kunci: Gunung dalam Al-Qur'an, Penciptaan Gunung, Sains dan Al-Qur'an

PENDAHULUAN
Gunung, dengan keindahannya dan peran pentingnya dalam ekosistem bumi, telah
menjadi subjek yang menarik perhatian banyak orang. Al-Qur'an, kitab suci umat Islam,
juga memberikan gambaran yang menarik tentang gunung dalam beberapa ayat-Nya Para
ilmuwan modern juga telah menemukan bahwa gunung memiliki peran penting dalam
ekosistem dan geologi bumi. Mereka menemukan bahwa setiap tonjolan di permukaan
bumi memiliki pemuaian yang lebih tinggi daripada permukaan laut, dan semakin tinggi
gunung, semakin banyak bagian yang tersembunyi di dalam tanah. Gerakan tektonik,
yang melibatkan tumbukan lempeng tektonik, merupakan salah satu faktor utama dalam
1|Proses Penciptaan Gunung Dalam Kajian Tafsir Sains
Al-Qur’an
pembentukan gunung. Dalam pendahuluan ini, kita akan menjelajahi pandangan Al-
Qur'an dan penemuan ilmiah modern tentang pembentukan gunung. Kita akan melihat
bagaimana Al-Qur'an menggambarkan bagaimana gunung bekerja, dan terbentuk hingga
bisa menjaga kestabilan bumi, serta bagaimana penemuan ilmiah mengungkapkan peran
penting gunung dalam ekosistem dan geologi bumi. Dengan demikian, kita dapat
memahami betapa luar biasanya penciptaan Allah dan keindahan alam yang Dia ciptakan,
termasuk gunung-gunung yang menjulang tinggi di permukaan bumi.

PEMBAHASAN
A. Pengertian Gunung Menurut Sains
Dalam kamus KBBI gunung adalah sebuah bukit yang sangat besar dan
tinggi (biasanya lebih dari 600 m tingginya).1 Menurut sains, gunung
didefinisikan sebagai sebuah bentuk permukaan tanah yang memiliki ketinggian
yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan permukaan tanah di sekitarnya. Suatu
daerah dapat dikategorikan sebagai gunung jika memiliki puncak yang mencapai
lebih dari 2000 kaki atau sekitar 610 meter. Gunung terbentuk melalui proses
gerakan tektonik di bawah permukaan bumi.2
B. Pengertian Gunung Dalam Perspektif Al-Qur’an
Dalam perspektif Al-Qur’an, gunung juga memiliki makna yang penting.
Al-Qur’an menjelaskan bahwa gunung diciptakan oleh Allah dan memiliki
berbagai manfaat dan peran dalam kehidupan. Gunung dipandang sebagai penjaga
stabilitas bumi. Dalam literatur-literatur Islam, disebutkan bahwa gunung dapat
menimbulkan aktivitas dan hal tersebut terjadi atas kehendak Allah. Gunung juga
dianggap sebagai salah satu tanda kebesaran dan kekuasaan Allah dalam
menciptakan alam semesta. Dala bahasa arab, gunung disebut dengan jabal. Dan
menurut Lisanul ‘arabi gunung dikenal dengan sebuah pasak bumi ketika gunung
menjulang tinngi, sedangkan gunung yang kecil disebut dengan bukit.3

1
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus bahasa indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008)
hlm.495
2
Ibn al-Mandhur, Lisan al-Arabi, Jild 1, (Kairo: Daar al-Ma‟rif, tth), Hlm. 537
3
Samir Abdul Halim, Ensiklopedia Sains Islam, Jilid 6, (Tangerang: PT. Kamil Pustaka, 2015),
hlm. 95
2|Proses Penciptaan Gunung Dalam Kajian Tafsir Sains
Al-Qur’an
C. Proses Terbentuknya Gunung Menurut Sains
Pembentukan gunung merupakan proses geologis yang membutuhkan
waktu yang sangat panjang. Proses ini terjadi melalui pelemparan materi dari
dalam bumi ke permukaan, baik akibat letusan gunung berapi maupun akumulasi
batu dan endapan yang dibawa oleh air sungai. Tekanan yang besar dari dalam
bumi juga berkontribusi dalam pembentukan gunung. Pembentukan gunung, atau
yang dikenal sebagai orogenesis, terjadi karena pergerakan lempeng kerak bumi.
Ada tiga jenis utama gunung, yaitu gunung berapi, gunung lipatan, dan gunung
blok. Gunung berapi kebanyakan terbentuk di sepanjang batas lempeng, di mana
lava dan reruntuhan lainnya dikeluarkan ke permukaan dan menumpuk
membentuk kubah. Gunung lipatan terbentuk ketika lempeng saling mendorong
dan membuat batuan melengkung ke atas.
Ada tiga jenis pembentukan gunung menurut Dewey dan Bird (1970),
yaitu Tahap Busur Pegunungan Vulkanik, yang terbentuk saat ada pertemuan
antara dua lempeng samudera atau antara lempeng samudera dengan lempeng
benua. Pelanggaran ini biasanya terlihat dalam pembentukan parit samudera
dalam, di atas zona penunjaman dan rantai linear atau busur kepulauan vulkanik
pada lempeng yang bergerak sepanjang batas lempeng konvergensi. Magma dan
sedimen yang bercampur dengan magma tersebut menghasilkan jalur magma di
lempeng yang bergerak. Selain itu, kerak benua melengkung ke atas ketika
bertemu dengan kerak samudra yang kurang padat, sehingga terbentuk barisan
pegunungan lipatan.
Kompleks mélange terbentuk dari sedimen clastic dan sedimen air dalam,
yang terbongkar oleh lempeng samudera yang menurun dan menumpuk pada sisi
tanah pada parit. Batuan mélange biasanya mengalami metamorfosis pada fase
Blue schist dengan tekanan tinggi dan suhu rendah, karena sebagian kedalaman
parit ini dapat lebih dari 10 km. Pertumbuhan yang berlangsung pada kompleks
mélange busur vulkanik dapat menghasilkan akumulasi ketebalan yang ckup
untuk berdiri di atas permukaan laut punggu submarine pada lempeng yang
bertubrukan, seperti kepulauan Indonesia.

3|Proses Penciptaan Gunung Dalam Kajian Tafsir Sains


Al-Qur’an
Busur kepulauan dapat terbentuk melalui dua cara: pertama, zona
penunjaman terutama terbentuk di antara dua lempeng samudera, yang
meninggalkan Back arc basin di antara busur kepulauan dan benua tersebut.
Kedua, zona penunjaman terutama terbentuk pada batas samudera/benua, dimana
busur vulkanik terbentuk kemudian retak dan dapat berkembang serta berpisah
dengan benua.
Jenis island arc/corddileran terbentuk karena Busur pegunungan vulkanik
biasanya dihasilkan pada perbatasan konvergen samudera atau pada sebuah zona
penunjaman benua/samudera. Konvergensi menyebabkan penghentian pada
cekungan busur belakang. Sedimen busur vulkaniknya mengalami deformasi dan
metamorfosis sendiri dan mélange berakumulasi pada parit samudera.
Pertumbuhan berlanjut dari komplek ini dapat menghasilkan rantai pegunungan
jenis cordilleran seperti pegunungan Andes.
Tahap akhir dalam daur pembentukan gunung adalah jenis collision,
dimana pelanggaran terjadi pada dua massa benua, setelah merapatkan samudera
di antara keduanya, kemudian mengalami proses pengikisan dan pelumatan pada
benua kecil, busur kepulauan atau pegunungan cordilleran. Akhirnya, parit baru
akan terbentuk dekat tepi trailing pada benua yang mengalami pelanggaran jenis
Atlantik. Perubahan pada batas lempeng mengakhiri pertumbuhan jalur
pegunungan, namun satu pelanggaran tetap ditandai oleh pegunungan yang sangat
tinggi yang terbentuk dekat dari batuan yang mengalami lipatan dan sesaran yang
tinggi, bersamaan atau berdekatan dengan jalur magma dan oleh kerak benua yang
sangat tebal.
Gunung dengan elevasi tinggi yang terbentuk akan mulai terkikis oleh
erosi, menurunkan elevasinya. Erosi memindahkan massa batuan dalam jumlah
besar, menyebabkan perubahan isostasis yang secara bertahap meninggikan
gunung tersebut. Erosi jangka panjang bersamaan dengan penyesuaian isostasis
akhirnya mereduksi rantai pegunungan hingga memiliki ketebalan yang sama
dengan benua. Dalam proses ini, gunung berperan penting dalam evolusi kerak

4|Proses Penciptaan Gunung Dalam Kajian Tafsir Sains


Al-Qur’an
benua, karena diyakini benua bertambah besar dengan penambahan terrain
gunung linear.4
Tiga jenis utama pembentukan gunung yang disebutkan oleh Dewey dan
Bird dapat dilihat dalam pembentukan Orogen Himalaya, yang dianggap hasil
kombinasi jenis cordilleran dan jenis collision. Batas antara lempeng India dan
lempeng Eurasia, yang ditandai oleh jalur ophiolite dan batuan mélange,
memisahkan "Tethys" Himalaya dari Krakoram dan wilayah Plato Tibet di Asia
tengah. Jalur Orogen Himalaya terbentuk melalui kombinasi dua proses
pembentukan gunung utama.
Fase pertama Orogen Himalaya terjadi ketika tepi benua lempeng India
bertemu dengan kerak samudera Tethyan selama periode Cretasius atas hingga
periode Eosen, yang dapat dianggap sebagai jenis cordilleran. Fase berikutnya
dalam Orogen Himalaya, yang dimulai dari Eosen akhir, merupakan hasil dari
pertemuan antara lempeng India dan Eurasia, yang merupakan jenis collisio.5

D. Proses Terbentuknya Gunung Perspektif Al-Qur’an


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
‫وَ ﱣ ُ َﺟﻌَ َﻞ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ِ ّﻣﻤﱠﺎ َﺧﻠَﻖَ ظِ ﻠ ًٰﻼ وﱠ َﺟﻌَ َﻞ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ِ ّﻣﻦَ اﻟْﺠِ ﺒَﺎ ِل اَ ْﻛﻨَﺎﻧًﺎ وﱠ َﺟﻌَ َﻞ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ﺳَﺮَ اﺑِ ْﯿ َﻞ ﺗَ ِﻘ ْﯿ ُﻜ ُﻢ ا ْﻟﺤَﺮﱠ‬
َ‫ﻋﻠَ ْﯿ ُﻜ ْﻢ ﻟَﻌَﻠﱠ ُﻜ ْﻢ ﺗ ُ ْﺴ ِﻠﻤُﻮْ ن‬
َ ٗ‫ﺳ ُﻜ ْﻢ ۚ◌ َﻛ ٰﺬﻟِﻚَ ﯾُﺘِ ﱡﻢ ﻧِ ْﻌ َﻤﺘَﮫ‬
َ ْ ‫وَ ﺳَﺮَ اﺑِ ْﯿ َﻞ ﺗَ ِﻘ ْﯿ ُﻜ ْﻢ ﺑَﺄ‬
Artinya:
Allah menjadikan tempat bernaung bagi kamu dari apa yang telah Dia ciptakan.
Dia menjadikan bagi kamu tempat-tempat tertutup (gua dan lorong-lorong
sebagai tempat tinggal) di gunung-gunung. Dia menjadikan pakaian bagimu
untuk melindungimu dari panas dan pakaian (baju besi) untuk melindungimu
dalam peperangan. Demikian Allah menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu
agar kamu berserah diri (kepada-Nya).
(An-Naḥl [16]:81)
‫ﺖ وﱠ اَ ْﺳﻘَ ْﯿ ٰﻨ ُﻜ ْﻢ ﱠﻣ ۤﺎ ًء ﻓُﺮَ اﺗ ً ۗﺎ‬
ٍ ٰ‫ﻲ ﺷٰ ﻤِ ﺨ‬
َ ‫وﱠ َﺟﻌَ ْﻠﻨَﺎ ﻓِ ْﯿﮭَﺎ رَ وَ ا ِﺳ‬

4
Jo Evan (ed), Ultimate Dictionary, diterjemahkan oleh Anis Apriliawati dan Yohanes
Agustono, Ensiklopedia Sains dan Teknologi, (Jakarta: Lentera Abadi, 2007), hlm. 58
5
Ahamd as-Shouwy, Mukjizat Al-Qur‟an dan As-Sunnah tentang Iptek, (Jakarta: Gema Insani
Press,1995), hlm. 148-150
5|Proses Penciptaan Gunung Dalam Kajian Tafsir Sains
Al-Qur’an
Kami menjadikan padanya gunung-gunung yang tinggi dan memberi minum
kamu air yang tawar?
(Al-Mursalāt [77]:27)
Dari kedua ayat ini telah menunjukkan bahwa Allah telah menciptakan
gunung-gunung yang kokoh sebagai bentuk kekuasaan Allah. Namun dari kedua
ayat ini telah tertulis dengan kata yang berbeda dalam artian yang sama. Yang
mana ayat pertama menggunakan kata ‫ ﺟﺒﻞ‬dalam artian gunung, sedangkan ayat
kedua di dalam surah al-mursalat ditulis dengan ‫رازﺳﻲ‬. Di dalam Al-Qur’an kata
gunung menggunakan dua perkataan bahasa Arab. Yang pertama kata jamak ‫ﺟﺒﺎل‬
disebut sebanyak 33 kali, manakala kata tunggal ‫ ﺟﺒﻞ‬terhitung 6 kali. Kata yang
kedua adalah ‫راوﺳﻲ‬. Mengutip dari Rosihan dan fadlullah istilah ‫ ﺟﺒﻞ‬lebih bersifat
umum. Sedangkan ‫ راوﺳﻲ‬lebih bersifat khusus untuk menyebutkan gunung yang
berfungsi sebagai pasak bumi. Kata robuasi bermakna sesuatu benda yang dapat
berguncang menjadi diam dan hal ini lebih merujuk kepada bumi yang
berguncang.6
Salah satu fungsi gunung dalam al-Qur’an adalah, gunung sebagai pasak
bumi sebagaimana Allah SWT berfirman :
‫ض ﻣِ ﮭٰ ﺪً ۙا‬
َ ْ‫اَﻟَ ْﻢ ﻧَﺠْ ﻌَ ِﻞ ْاﻻَر‬

Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan (An-Naba’ [78]:6)

7
‫وﱠ اﻟْﺠِ ﺒَﺎ َل اَوْ ﺗَﺎدً ۖا‬
Dan gunung-gunung sebagai pasak? (An-Naba’ [78]:7)

Dalam kitab tafsir al-jawahir fi-tafsir al-Qur’an al-Karim, Allah


menjadikan gunung-gunung sebagai pasak yang menguatkan bumi, seperti tulang
yang menjaga kekokohan tubuh manusia.8 Hal ini menunjukkan bahwa gunung
tidak hanya merupakan peninggian yang terlihat di permukaan bumi, tetapi juga

6
Abdullah M. Al-Rehaili, Bukti Kebenaran Al-Qur‟an, (Yogyakarta:
Tajidu Press, 2003), cct. 1, hlm. 33
7
Kementrian Agama, op. cit., hlm. 582
8
THanthawi Jauhari, op. cit., Juz 25, hlm. 8
6|Proses Penciptaan Gunung Dalam Kajian Tafsir Sains
Al-Qur’an
memiliki perpanjangan ke dalam lapisan kulit bumi sebagai tiang pancang atau
pasak yang tersembunyi. Terdapat sebanyak 17 tiang pancang yang berfungsi
untuk menjaga kestabilan bumi, baik yang tersembunyi di dalam tanah maupun
batu. Istilah "tiang pancang" atau "pasak" lebih tepat digunakan daripada istilah
"akar" yang sering digunakan untuk menggambarkan gunung.
Proses penciptaan gunung juga terkait dengan penciptaan lainnya, seperti
hujan, langit, dan tumbuh-tumbuhan. Fenomena ini menunjukkan kebesaran
Allah karena dalam mekanisme penciptaannya terdapat struktur mekanis dan
holistik yang tidak dapat ditiru oleh manusia. Selain itu, gunung juga memiliki
fungsi sebagai penyimpan air di dalam perutnya. Air hujan yang membeku di
puncak gunung meresap ke dalamnya dan kemudian memancar keluar sebagai
mata air yang mengalir ke lembah yang kering. Inilah yang terjadi pada sungai-
sungai seperti Nil dan Mesir, Dajlah dan Al-Furat di Irak, serta sungai-sungai lain
di seluruh dunia. Selain itu, gunung juga dapat menarik angin yang mengandung
awan dan kemudian menurunkan hujan di depan gunung tersebut. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya peran gunung dalam siklus air dan kehidupan di
bumi.9
Dalam perspektif Al-Qur’an, gunung juga memiliki makna yang penting.
Al-Qur'an menjelaskan bahwa gunung diciptakan oleh Allah dan memiliki
berbagai manfaat dan peran dalam kehidupan. Gunung dipandang sebagai penjaga
stabilitas bumi. Dalam literatur-literatur Islam, disebutkan bahwa gunung dapat
menimbulkan aktivitas dan hal tersebut terjadi atas kehendak Allah. Gunung juga
dianggap sebagai salah satu tanda kebesaran dan kekuasaan Allah dalam
menciptakan alam semesta.
Jadi dapat disimpulkan dalam perspektif Alquran gunung memiliki
banyak fungsi atau peran penting salah satunya yaitu menjaga stabilitas kerak
bumi. Alquran menjelaskan bahwa gunung berfungsi untuk menghalangi
goncangan bumi dan menjaga stabilitas bumi. Proses terbentuknya gunung ini
menurut Alquran terjadi setelah penciptaan daratan pembentukan air dan

9
Imron, Taufik Fuad. Konsep Gunung Dalam Kitab Al-Jawahir Fi-Tafsir Al-Qur’an Al-Karim
(Perspektif Sains Modern)
7|Proses Penciptaan Gunung Dalam Kajian Tafsir Sains
Al-Qur’an
munculnya tumbuhan pertama gunung-gunung terbentuk dari interaksi antara
lempeng ketika super kontinen pangaea mulai terpecah.
Di dalam Alquran memang banyak mengatakan tentang ayat-ayat Gunung
namun ayat-ayat tersebut menggambarkan kebesaran dan kekuatan ciptaan Allah
dan juga menekankan pentingnya merenungkan dan mengambil pelajaran dari
ciptaan Allah termasuk gunung. Tidak ada penjelasan spesifik mengenai proses
terbentuknya gunung dalam Alquran seperti ilmuwan sains menjelaskan.

KESIMPULAN
Melalui pembahasan yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa
gunung memiliki makna dan peran yang sangat penting dalam perspektif kajian
Al-Qur’an dan sains. Dalam perspektif sains, gunung didefinisikan sebagai bentuk
permukaan tanah yang memiliki ketinggian yang jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan permukaan tanah di sekitarnya, dan terbentuk melalui berbagai proses
geologis yang memakan waktu sangat panjang. Proses ini melibatkan pelemparan
materi dari dalam bumi ke permukaan, tekanan yang besar dari dalam bumi, dan
pergerakan lempeng kerak bumi.
Di sisi lain, Al-Qur’an menggambarkan gunung sebagai salah satu tanda
kebesaran Allah dan memiliki berbagai fungsi penting, termasuk menjaga
stabilitas bumi. Dalam literatur Islam, gunung dianggap sebagai penjaga yang
kokoh, yang menunjukkan kekuasaan Allah dalam menciptakan alam semesta.
Keduanya, baik perspektif sains maupun perspektif Al-Qur’an, mengajarkan kita
untuk menghargai keajaiban dan kebesaran ciptaan Allah, serta menekankan
pentingnya merenungkan dan mengambil pelajaran dari alam semesta. Dengan
memahami kedua perspektif ini, kita dapat lebih memperkaya pemahaman kita
tentang gunung dan peran mereka dalam kehidupan manusia dan ekosistem bumi
secara keseluruhan.

8|Proses Penciptaan Gunung Dalam Kajian Tafsir Sains


Al-Qur’an
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus bahasa indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa,
2008)
Ibn al-Mandhur, Lisan al-Arabi, Jild 1, (Kairo: Daar al-Ma‟rif, tth)
Samir Abdul Halim, Ensiklopedia Sains Islam, Jilid 6, (Tangerang: PT. Kamil Pustaka,
2015)
Jo Evan (ed), Ultimate Dictionary, diterjemahkan oleh Anis Apriliawati dan Yohanes
Agustono, Ensiklopedia Sains dan Teknologi, (Jakarta: Lentera Abadi, 2007)
Abdullah M. Al-Rehaili, Bukti Kebenaran Al-Qur‟an, (Yogyakarta:Tajidu Press, 2003)
Ahamd as-Shouwy, Mukjizat Al-Qur‟an dan As-Sunnah tentang Iptek, (Jakarta: Gema
Insani Press,1995)
Imron, Taufik Fuad. Konsep Gunung Dalam Kitab Al-Jawahir Fi-Tafsir Al-Qur’an Al-
Karim (Perspektif Sains Modern) Bandung:Jurnal Al-Qur’an Tafsir 2020

9|Proses Penciptaan Gunung Dalam Kajian Tafsir Sains


Al-Qur’an
1|Proses Penciptaan Gunung Dalam Kajian Tafsir Sains
Al-Qur’an

Anda mungkin juga menyukai