Anda di halaman 1dari 5

NAMA:ANGGUN RETNO WULANDARI

NIM:858704697

KELAS:A

SEMESTER:5

JAWABAN TUGAS TUTORIAL 3

KONSEP DASAR IPA DI SD

(1).Dalam tabel yang diberikan, kita memiliki tiga skala suhu: Skala Celsius. Skala Fahrenheit (F), dan Skala Kelvin (K).
Beberapa entri dalam tabel ini telah diberikan, dan kita perlu mengisi entri yang kosong.

Dari informasi yang diberikan, kita dapat menggunakan rumus konversi antara skala suhu untuk mengisi entri yang kosong.

1. Untuk mengisi entri yang kosong di kolom Skala Fahrenheit (F), kita dapat menggunakan rumus konversi dari Celsius ke
Fahrenheit:

F: 9/ 5 C + 32

Dalam hal ini, kita perlu mengisi entri yang kosong untuk suhu 35°C. Dengan menggunakan rumus konversi di atas, kita
dapat menghitung:
9/5= × 35+32=95 + 32 = 127

Jadi, suhu 35°C setara dengan 127°F.

2. Untuk mengisi entri yang kosong di kolom Skala Kelvin (K), kita dapat menggunakan rumus konversi dari Celsius ke Kelvin:

KC+273.15

Dalam hal ini, kita perlu mengisi entri yang kosong untuk suhu 363 K. Dengan menggunakan rumus konversi di atas, kita
dapat menghitung:

C=363-273.15 =89.85

Jadi, suhu 363 K setara dengan 89.85°C.

Skala celcius Skala fahrenheit Skala kelvin

(C) (F) (K)

35°C 127°F 362.85K


(2).Tentu! Berikut adalah tiga cara perpindahan panas yang umum:

1. Konduksi: Konduksi adalah perpindahan panas melalui kontak langsung antara partikel-partikel dalam suatu benda atau
antara benda yang bersentuhan. Ketika dua benda dengan suhu berbeda bersentuhan, energi panas akan mengalir dari
benda dengan suhu lebih tinggi ke benda dengan suhu lebih rendah. Contoh penerapan konduksi dalam kehidupan sehari-hari
adalah ketika Anda memasak makanan menggunakan panci. Panas dari api kompor akan dikonduksikan melalui dinding panci
dan memanaskan makanan di dalamnya.

2. Konveksi: Konveksi adalah perpindahan panas melalui aliran fluida, seperti udara atau air. Ketika fluida dipanaskan,
partikel-partikel dalam fluida menjadi lebih aktif dan bergerak lebih cepat, sehingga menghasilkan aliran panas. Contoh
penerapan konveksi adalah pemanas ruangan. Pemanas menghangatkan udara di sekitarnya, udara panas naik ke atas dan
digantikan oleh udara dingin yang kemudian dipanaskan, menciptakan aliran konveksi yang menjaga suhu ruangan tetap
hangat.

3. Radiasi: Radiasi adalah perpindahan panas melalui gelombang elektromagnetik yang tidak memerlukan medium untuk
berpindah. Panas dapat dipancarkan dalam bentuk radiasi elektromagnetik, seperti sinar matahari atau panas yang
dipancarkan oleh benda yang memancarkan panas. Contoh penerapan radiasi dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika
Anda merasakan panas matahari di kulit Anda. Matahari memancarkan panas dalam bentuk radiasi elektromagnetik yang
mencapai bumi dan memanaskan permukaan kita.

(3).Untuk menentukan frekuensi dan periode gelombang, kita perlu menggunakan rumus dasar yang menghubungkan
kecepatan gelombang (v), frekuensi (f), dan panjang gelombang (λ).

Rumus yang digunakan adalah:

v=λ*f

Dalam kasus ini, kita diberikan kecepatan gelombang (v) sebesar 9 m/s dan jarak antara dua dasar gelombang yang
berdekatan (λ) sebesar 6 m.

1. Untuk mencari frekuensi (f), kita perlu mengubah rumus menjadi:

f=v/λ

f = 9 m/s / 6 m

f = 1.5 Hz
Jadi, frekuensi gelombang adalah 1.5 Hz.

2. Untuk mencari periode (T), kita dapat menggunakan rumus:

T=1/f

T = 1 / 1.5 Hz

T = 0.67 s

Jadi, periode gelombang adalah 0.67 s.

Dengan demikian, frekuensi gelombang adalah 1.5 Hz dan periode gelombang adalah 0.67 s.

(4.)Untuk menentukan frekuensi bunyi yang didengar oleh pengamat yang diam di pinggir jalan ketika mobil ambulans
mendekati pinggir jalan, kita dapat menggunakan efek Doppler.

Efek Doppler adalah perubahan frekuensi bunyi yang didengar ketika sumber bunyi dan pengamat bergerak relatif satu
sama lain. Rumus yang digunakan untuk menghitung perubahan frekuensi bunyi adalah:

f' = (v + v0) / (v - vs) * f

Di mana:

- f' adalah frekuensi bunyi yang didengar oleh pengamat

- v adalah cepat rambat bunyi di udara (340 m/s)

- v0 adalah kecepatan pengamat (0 m/s karena pengamat diam)

- vs adalah kecepatan sumber bunyi (45 m/s, positif karena mobil mendekati pengamat)

- f adalah frekuensi bunyi yang dihasilkan oleh sumber bunyi (1.500 Hz)

Dengan menggantikan nilai-nilai yang diberikan ke dalam rumus, kita dapat menghitung frekuensi bunyi yang didengar oleh
pengamat:

f' = (340 m/s + 0 m/s) / (340 m/s - 45 m/s) * 1.500 Hz

f' = 340 / 295 * 1.500 Hz

f' = 1.621 Hz

Jadi, frekuensi bunyi yang didengar oleh pengamat yang diam di pinggir jalan ketika mobil ambulans mendekati adalah
sekitar 1.621 Hz.
(5.)Untuk menentukan panjang teropong dan perbesaran bayangan, kita dapat menggunakan rumus-rumus teropong.

a. Panjang teropong (L) dapat dihitung dengan menjumlahkan jarak fokus lensa objektif (f1) dan jarak fokus lensa okuler
(f2):

L = f1 + f2

Dalam kasus ini, f1 = 150 cm dan f2 = 5 cm:

L = 150 cm + 5 cm

L = 155 cm

Jadi, panjang teropong adalah 155 cm.

b. Perbesaran bayangan (M) dapat dihitung dengan membagi jarak fokus lensa objektif (f1) dengan jarak fokus lensa okuler
(f2):

M = f1 / f2

M = 150 cm / 5 cm

M = 30

Jadi, perbesaran bayangan adalah 30.

Dengan demikian, panjang teropong adalah 155 cm dan perbesaran bayangan adalah 30.

Anda mungkin juga menyukai