LK. 3.1 Penyusunan Hasil Best Practice
LK. 3.1 Penyusunan Hasil Best Practice
Pada tugas ini Anda diminta untuk menuliskan Laporan Best Practice tentang
pembelajaran yang merupakan best practice dari kegiatan PPL PPG Daljab. Laporan ini
berbentuk esai 500 kata dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
1. Pilihlah salah satu pembelajaran inovatif yang Anda lakukan selama PPL PPG Daljab
yang menurut Anda paling berhasil dalam aspek peningkatan proses dan hasil belajar
siswa/i.
2. Deskripsikan pembelajaran tersebut dalam bentuk esai dengan menggunakan
kerangka STAR (situasi-tantangan-aksi-refleksi) yang sesuai dengan kondisi riil di
kelas. Sertakan argumentasi Anda bahwa pembelajaran yang dipilih merupakan best
practice.
3. Format penulisan esai menggunakan font Times New Roman ukuran 12 dengan spasi
1.
4. Struktur penulisan esai terdiri dari:
1. Judul
2. Pendahuluan
3. Pembahasan
4. Kesimpulan
5. Daftar Pustaka
Situasi Kondisi yang menjadi latar belakang masalah: mengapa best practice
(praktik baik) ini penting dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung
jawab mahasiswa PPG Daljab.
Tantangan Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut, siapa
saja yang terlibat.
Aksi Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan
tersebut, strategi apa yang digunakan, bagaimana prosesnya, apa saja
sumber daya/materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi
tersebut.
Refleksi Refleksi hasil: bagaimana dampak dari aksi terhadap langkah-langkah yang
dilakukan, apakah hasilnya efektif/tidak, mengapa dan bagaimana respon
siswa terkait strategi yang dilakukan, apa yang menjadi faktor
keberhasilan/ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan.
LAPORAN BEST PRACTICE
OLEH :
II. PEMBAHASAN
1. Situasi
Kami melakukan kegiatan pembelajaran bangun datar segitiga pada kelas 1 UPTD
SD Negeri No. 071177 Onolimbu. Kami memilih materi ini karena sesuai dengan kurikulum
dan silabus yang berlaku. Kami juga memilih materi ini karena kami ingin membentuk dasar-
dasar pengetahuan dan keterampilan matematika siswa, khususnya tentang bangun datar.
Bangun datar segitiga adalah bangun datar yang memiliki tiga sisi dan tiga sudut. Bangun
datar segitiga memiliki berbagai sifat dan jenis yang perlu dipahami oleh siswa.
2. Tantangan
3. Aksi
Untuk mengatasi kendala dan tantangan tersebut, kami memutuskan untuk
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam kegiatan
pembelajaran bangun datar segitiga. PBL adalah model pembelajaran yang menekankan pada
pemecahan masalah yang mewakili konteks dunia nyata. Dalam model ini, siswa dihadapkan
pada situasi atau masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran, sehingga mereka dapat
mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam dan keterampilan praktis. PBL juga
dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif siswa.
Kami memilih model PBL karena kami yakin model ini dapat membuat pembelajaran bangun
datar segitiga menjadi lebih menarik, bermakna, dan menyenangkan bagi siswa.
4. Refleksi
Kami melakukan refleksi bersama siswa tentang pembelajaran yang telah dilakukan.
Kami menanyakan beberapa pertanyaan yang dapat membantu siswa untuk mereview dan
merefleksikan pembelajaran mereka. Kami juga merefleksikan kelebihan dan kekurangan
model PBL dalam pembelajaran ini. Kami menemukan bahwa model PBL dapat
meningkatkan minat, motivasi, dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Model PBL juga
dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa dalam mengenal dan menggambar
segitiga. Model PBL juga dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis, kreatif,
kolaboratif, dan komunikatif siswa. Model PBL juga dapat membuat pembelajaran menjadi
lebih menarik, bermakna, dan menyenangkan bagi siswa. Namun, model PBL juga memiliki
beberapa kekurangan, seperti membutuhkan waktu yang lebih lama, membutuhkan persiapan
yang lebih matang, dan membutuhkan fasilitator yang kompeten.
III. KESIMPULAN
Model PBL dapat meningkatkan minat, motivasi, dan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran. Dengan model PBL, siswa dapat merasa lebih tertantang dan tertarik untuk
memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Siswa juga dapat merasa
lebih termotivasi dan terlibat dalam pembelajaran karena mereka dapat berpartisipasi secara
aktif dan mandiri dalam proses pemecahan masalah. Siswa juga dapat merasakan manfaat
dan relevansi pembelajaran dengan dunia nyata.
Model PBL dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, bermakna, dan
menyenangkan bagi siswa. Dengan model PBL, siswa dapat merasakan pembelajaran yang
lebih variatif, dinamis, dan interaktif. Siswa juga dapat merasakan pembelajaran yang lebih
bermakna karena mereka dapat menghubungkan konsep segitiga dengan dunia nyata, serta
dapat mengembangkan pemahaman dan keterampilan yang berguna untuk kehidupan mereka.
Siswa juga dapat merasakan pembelajaran yang lebih menyenangkan karena mereka dapat
mengeksplorasi kreativitas dan imajinasi mereka, serta dapat menunjukkan hasil kerja mereka
yang unik dan menarik.
Dewi, N. R., et al. (2013). Penerapan model pembelajaran problem based learning untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri 2 Kedungjati.
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1(1), 1-10.