Anda di halaman 1dari 6

Nama:Diki aam apriza

Nim:SR22217059

Tanggal:10 Maret 2024

PENCERNAAN

[Judul]

pemanfaatan tumbuhan obat untuk mengatasi gangguan sistem pencernaan oleh suku dayak
iban: studi kasus di kabupaten kapuas hulu, kalimantan barat

[Nama Penulis (Semua)]

1. Fathul Yusro
2. Yeni Mariani
3. Evy Wardenaar

[Nama jurnal, Volume (terbitan), Halaman , tahum terbit]

Judul Jurnal: Jurnal Borneo Akcaya


Volume: Vol. 5
Terbitan: No. 1
Halaman: 58-72
Tahun Terbit: Juni 2019

[Tentang jurnal,Faktor Dampak]

Jurnal Borneo Akcaya dan faktor dampaknya tidak terdapat dalam kutipan yang Anda
berikan dari dokumen terlampir. Kutipan yang diberikan hanya mencakup judul, penulis,
abstrak, dan beberapa bagian dari isi dokumen tersebut. Untuk mendapatkan informasi
tentang jurnal tersebut dan faktor dampaknya, Anda perlu mencari sumber informasi yang
lebih lengkap atau menghubungi penerbit jurnal tersebut.

[Jenis Artikel]

jenis artikel tersebut adalah sebuah penelitian atau studi kasus yang memiliki fokus pada
pemanfaatan tumbuhan obat oleh suku Dayak Iban untuk mengatasi gangguan sistem
pencernaan.

[Latar belakang penulis pertama (afiliasi, pekerjaan)]

Fathul Yusro
[Latar belakang penulis grup (afiliasi,pekerjaan)]

1. Fathul Yusro: Penulis pertama dengan afiliasi dari Fakultas Kehutanan Universitas
Tanjungpura, Pontianak.
2. Yeni Mariani: Penulis kedua dengan afiliasi dari Fakultas Kehutanan Universitas
Tanjungpura, Pontianak.
3. Evy Wardenaar: Penulis ketiga dengan afiliasi dari Fakultas Kehutanan Universitas
Tanjungpura, Pontianak.

[Tentang pencapaian penulis pertama]

Tidak tercantum dijurnal

[Masalah dan Tujuan penelitian]

Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah gangguan sistem pencernaan yang dialami
oleh suku Dayak Iban di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, serta pemanfaatan
tumbuhan obat sebagai alternatif pengobatan untuk gangguan tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pola pemanfaatan tumbuhan obat oleh
suku Dayak Iban dalam mengatasi gangguan sistem pencernaan. Penelitian juga bertujuan
untuk mengevaluasi nilai penggunaan tanaman obat, tingkat kesepakatan informan, tingkat
kepercayaan terhadap pengobatan tradisional menggunakan tumbuhan obat, serta hubungan
antara karakteristik responden dengan pengetahuan mereka tentang tumbuhan obat.

Apa yang sudah diketahui tentang topik ini?

Berdasarkan dokumen yang diberikan, terdapat beberapa informasi yang dapat diketahui
tentang topik ini. Dokumen tersebut membahas tentang pemanfaatan tumbuhan obat oleh
suku Dayak Iban di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, untuk mengatasi gangguan
sistem pencernaan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive
sampling dan wawancara semi terstruktur terhadap responden KK (Kepala Keluarga). Lokasi
penelitian meliputi desa Lanjak Besar (dusun Tekalong dan Bejabang) dan Desa Sepandan
(dusun Tematu 1 dan Tematu 3).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 21 spesies tanaman obat digunakan oleh 60%
responden untuk mengatasi masalah pencernaan. Beberapa jenis tanaman yang memiliki nilai
penggunaan (Use value/UV) yang tinggi adalah bawang merah, pisang, dan jambu batu.
Selain itu, penelitian ini juga menganalisis pola pemanfaatan tanaman obat berdasarkan
Informant Consensus Factor (ICF) dan Fidelity Level (FL).
Dari hasil analisis, ditemukan bahwa beberapa jenis tanaman memiliki nilai ICF yang tinggi
untuk mengobati masalah pencernaan tertentu, seperti maag, sariawan, pencahar, susah buang
air besar, dan masuk angin. Selain itu, beberapa tanaman juga memiliki FL tertinggi untuk
mengatasi gangguan pencernaan seperti diare, flatulensi, maag, sakit perut, masuk angin, dan
pencahar.
Dalam penelitian ini, famili Zingiberaceae merupakan famili tanaman obat yang paling
banyak digunakan, dengan habitus herba sebagai jenis tumbuhan yang dominan. Penggunaan
tanaman obat ini dilakukan dengan cara diminum.
Dengan demikian, dokumen ini memberikan informasi tentang pemanfaatan tumbuhan obat
oleh suku Dayak Iban dalam mengatasi gangguan sistem pencernaan, serta jenis-jenis
tanaman yang digunakan dan cara penggunaannya.
Apa yang tidak diketahui pada topik ini?

1. Hasil analisis data: Cuplikan dokumen tidak menyediakan informasi tentang hasil
analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini. Informasi tentang pola pemanfaatan
tumbuhan obat, nilai penggunaan (UV), faktor konsensus informan (ICF), dan tingkat
kesetiaan (FL) hanya disebutkan tanpa menyertakan hasil analisis secara rinci.
2. Karakteristik responden: Tidak ada informasi yang disediakan mengenai karakteristik
responden yang terlibat dalam penelitian ini. Misalnya, tidak diketahui informasi
seperti usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, atau pekerjaan responden.
Informasi ini dapat memberikan pemahaman lebih lanjut tentang pengaruh faktor-
faktor tersebut terhadap penggunaan tumbuhan obat oleh suku Dayak Iban.
3. Metode pengambilan sampel: Cuplikan dokumen tidak menjelaskan secara rinci
tentang metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Informasi
tentang bagaimana responden dipilih dan apakah pengambilan sampel dilakukan
secara acak atau dengan cara lain tidak diberikan.
4. Rincian tentang tanaman obat: Meskipun beberapa jenis tanaman obat disebutkan
dalam cuplikan dokumen, tidak ada informasi rinci tentang masing-masing tanaman
obat yang digunakan oleh suku Dayak Iban. Informasi seperti nama ilmiah tanaman,
bagian tanaman yang digunakan, cara penggunaan, dan efektivitasnya tidak
disediakan.

[Tujuan atau sasaran]

Tujuan atau sasaran dari penelitian yang dilakukan dalam dokumen tersebut adalah untuk
menganalisis pola pemanfaatan tumbuhan obat oleh suku Dayak Iban di Kabupaten Kapuas
Hulu, Kalimantan Barat, khususnya dalam mengatasi gangguan sistem pencernaan

[Desain penelitian]

desain penelitian yang digunakan adalah purposive sampling dengan teknik wawancara semi
terstruktur. Metode ini dipilih untuk memilih responden yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman dalam menggunakan tumbuhan obat untuk mengatasi gangguan sistem
pencernaan. Penelitian dilakukan di desa Lanjak Besar (dusun Tekalong dan Bejabang) dan
Desa Sepandan (dusun Tematu 1 dan Tematu 3) di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan
Barat.

[peserta]

Tidak tercantum didalam jurnal

[Metode]

Metode yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode penelitian yang melibatkan purposive
sampling dengan teknik wawancara semi terstruktur. Penelitian ini dilakukan dengan
mewawancarai responden KK (Kepala Keluarga) yang merupakan masyarakat suku Dayak
Iban di desa Lanjak Besar (dusun Tekalong dan Bejabang) dan Desa Sepandan (dusun
Tematu 1 dan Tematu 3) di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Seluruh KK yang
ada di daerah tersebut menjadi target wawancara, sehingga mencakup 100% responden.
Setelah wawancara, dilakukan observasi langsung di lapangan untuk mengamati tumbuhan
yang digunakan sebagai obat gangguan sistem pencernaan oleh masyarakat suku Dayak Iban.
Kemudian, tumbuhan-tumbuhan tersebut didokumentasikan dan diidentifikasi hingga tingkat
spesies.

[Analisis]

1. Pola Pemanfaatan Tanaman: Penelitian menganalisis pola pemanfaatan tanaman obat


oleh suku Dayak Iban dalam mengatasi masalah pencernaan. Analisis ini mencakup
penggunaan nilai (Use value/UV), faktor konsensus informan (Informant consensus
factor/ICF), dan tingkat kesetiaan penggunaan (fidelity level/FL) terhadap tanaman
obat.
2. Hubungan Karakteristik Responden dan Pengetahuan Tanaman Obat: Dilakukan
analisis hubungan antara karakteristik responden (anggota suku Dayak Iban) dan
tingkat pengetahuan mereka tentang tanaman obat. Analisis ini menggunakan uji chi-
square untuk mengidentifikasi apakah ada hubungan yang signifikan antara variabel
tersebut.
3. Identifikasi Tanaman Obat: Dilakukan identifikasi tanaman obat yang digunakan oleh
suku Dayak Iban dalam mengatasi masalah pencernaan. Identifikasi dilakukan hingga
tingkat spesies untuk masing-masing tanaman yang diamati.

[Hasil]

1. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pola pemanfaatan tumbuhan obat oleh
suku Dayak Iban di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, dalam mengatasi
gangguan sistem pencernaan.
2. Metode penelitian yang digunakan adalah purposive sampling dengan teknik
wawancara semi terstruktur terhadap 100% responden KK (Kepala Keluarga).
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 21 spesies tanaman obat digunakan
oleh 60% responden untuk mengatasi masalah pencernaan. Beberapa jenis tanaman
yang memiliki nilai penggunaan yang tinggi adalah bawang merah, pisang, dan jambu
batu.
4. Jenis-jenis tanaman tersebut juga memiliki nilai tinggi dalam pengobatan gangguan
pencernaan seperti maag, sariawan, pencahar, susah buang air besar, dan masuk
angin.
5. Beberapa tanaman memiliki nilai fidelity level tertinggi untuk mengobati kondisi
kesehatan tertentu, seperti salam untuk diare, langsat untuk kembung, leban untuk
maag, jeruk sambal untuk sariawan, durian untuk sakit lidah, pisang dan papaya untuk
susah buang air besar, sahang putih, sugan, dan rumput cupak untuk sakit perut,
bawang merah untuk masuk angin, putri malu untuk sakit gigi, japa dan bawang
lembak untuk ambeien/wasir, temulawak dan kencur untuk penambah nafsu makan,
serta kucai sebagai obat pencahar.
6. Penggunaan tertinggi tumbuhan obat dalam penelitian ini berasal dari famili
Zingiberaceae, dengan habitus herba sebagai bentuk dominan, dan bagian yang paling
sering digunakan adalah daun. Penggunaan utama tumbuhan obat dilakukan dengan
cara diminum.
7. Penelitian ini memberikan wawasan tentang pola penggunaan tumbuhan obat oleh
suku Dayak Iban dalam mengatasi gangguan sistem pencernaan, yang dapat berguna
dalam pengembangan upaya kesehatan masyarakat di daerah tersebut.
8. Kata kunci yang relevan dengan penelitian ini adalah Tumbuhan obat, gangguan
sistem pencernaan, Dayak Iban, kabupaten Kapuas Hulu.

[Diskusi]

Tidak tercantum didalam jurnal

[kesimpulan]
1. Suku Dayak Iban di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, menggunakan
berbagai jenis tumbuhan obat untuk mengatasi gangguan sistem pencernaan.
Sebanyak 21 spesies tanaman obat digunakan oleh 60% responden dalam penelitian
ini.
2. Beberapa jenis tanaman yang memiliki nilai penggunaan (Use Value/UV) yang tinggi
adalah bawang merah, pisang, dan jambu batu.
3. Gangguan sistem pencernaan yang paling umum diatasi dengan menggunakan
tumbuhan obat adalah masalah pencernaan seperti maag, sariawan, pencahar, susah
buang air besar, dan masuk angin.
4. Tanaman-tanaman seperti salam, langsat, leban, jeruk sambal, durian, pisang, papaya,
sahang putih, sugan, rumput cupak, bawang merah, putri malu, japa, bawang lembak,
temulawak, kencur, dan kucai memiliki nilai fidelity level (FL) tertinggi dalam
mengatasi gangguan pencernaan tertentu.
5. Tanaman obat yang paling sering digunakan berasal dari famili Zingiberaceae, dengan
habitus herba sebagai bentuk yang paling umum. Penggunaan tanaman obat ini
umumnya melalui konsumsi oral.

[Kritik]

Tidak ada kritikan pada jurnal ini

[Pertanyaan]

1. Apa tujuan penelitian ini?


2. Metode penelitian apa yang digunakan dalam studi ini?
3. Apa saja jenis tanaman obat yang dimanfaatkan oleh suku Dayak Iban?
4. Bagaimana pola pemanfaatan tanaman obat untuk mengatasi gangguan sistem
pencernaan oleh suku Dayak Iban?
5. Apa saja jenis gangguan sistem pencernaan yang sering dialami oleh masyarakat suku
Dayak Iban?
6. Apa hasil dari analisis data mengenai penggunaan tanaman obat dalam mengatasi
gangguan pencernaan?
7. Bagaimana hubungan antara karakteristik responden dan tingkat pengetahuan
mengenai tanaman obat?
8. Apa jenis tanaman obat yang memiliki nilai penggunaan (UV), konsensus informan
(ICF), dan tingkat kesetiaan (FL) tertinggi?
9. Apa famili tanaman yang paling banyak digunakan dalam penelitian ini?
10. Bagaimana cara penggunaan tanaman obat yang paling umum dilakukan oleh
masyarakat suku Dayak Iban?

Anda mungkin juga menyukai