Anda di halaman 1dari 68

FITOKIMIA 1

TIR-2021
KIMIA BAHAN ALAM

FITOKIMIA: kimia dari tumbuhan


Mempelajari kandungan kimia dari tumbuhan

Kimia bahan alam: telah dikenal sejak peradaban manusia tumbuh.


Contoh: pembuatan bahan makanan, pewarnaan benda, obat-
obatan dan lain-lain.
Akhir abad 18 : mitos ilmu pengetahuan modern.
Ilmuwan: menguak sifat-sifat yang sebenarnya dari ekstrak yang
diperoleh dari alam yaitu dengan cara:
- memisahkan
- memurnikan
- menganalisis senyawa-senyawa dari sel-sel hidup.
TIR-2021
 Karl Wilhem Scheele (1742-1786): memisahkan senyawa sedrehana
termasuk gliserol, asam-asam oksalat, laktat, tartrat dan sitrat
dari berbagai sumber organik yang berasal dari tumbuhan dan
binatang.
 Friederich W.Serturner (1783-1841): memisahkan morfin dari
opium pada tahun 1806 dan Pelletier serta Caventou memisahkan
strihnin, brusin, kinin, sinkonin dan kafein (1821).
 Pemisahan senyawa-senyawa lain menyusul dan berjalan terus
sampai sekarang.
 Menghadapi tantangan untuk mengelusidasikan struktur yang rumit
dan istimewa dan mensitesisnya secara in-vitro.
 Mengungkapkan rahasia reaksi-reaksi enzimatik (biokatalisis) dan
proses-proses pembentukan yang dilakukan oleh sel-sel untuk
membentuk molekul organik (biosintesis atau biogenesis).

TIR-2021
Biogenesis dan biosintesis.
 Artinya sama
 Biogenesis untuk reaksi pembentukan yang masih dalam
taraf hipotesis/asumsi
 Biosintesis reaksi tersebut telah dibuktikan secara
eksperimen.

 Metabolisme:
 Primer metabolit primer
 Sekunder metabolit sekunder

TIR-2021
Pendapat ahli:
Metabolit sekunder merupakan timbunan energi dan makanan dalam
tumbuhan yang dapat digunakan bila dibutuhkan.
Yang banyak diketahui dari metabolit sekunder adalah: kimiawinya
dan pembentukannya. Tujuan dan manfaat pembentukannya
kebanyakan masih merupakan misteri.
Metabolisme intermediate:
 Reaksi-reaksi yang memungkinkan terjadinya pertukaran materi
antara tahap-tahap metabolisme dan tahap menghasilkan energi
yang dibutuhkan baik oleh sebuah sel maupun oleh organisme
utuh.
 Biasanya terdiri dari molekul-molekul kecil (asam asetat, dll).
Molekul-molekul ini terbakar menjadi CO2 dan H2O dengan
menghasilkan energi.
 Biasanya dibicarakan bersama dalam metabolisme sekunder.

TIR-2021
Metabolit primer
Contoh: Penyusun utama mahluk
 Polisakarida/karbohi hidup/senyawa pembangun
drat
 Protein/as.amino Semua organisme hidup, termasuk hewan
 Lemak dan manusia, memiliki metabolit primer
 Asam nukleat yang selalu ada di setiap keadaan

Metabolit sekunder
Tidak merupakan proses yang terpenting
Contoh:
bagi eksistensi suatu organisme
 Terpen
 Alkaloida Hanya pada spesies tertentu
 Pigmen
Produk sesuai dengan spesiesnya.

TIR-2021
Peran metabolit sekunder:
 Umunnya peran utama metabolit sekunder adalah untuk pertahanan
diri terhadap organisme lain.
 Penarik seks
 Feromon

Tujuan pembentukan metabolit sekunder:


 Sebagai produk detoksifikasi dari timbunan metabolit yang beracun
dan tak dapat dibuang oleh organisme dengan cara lain.

Tumbuhan lebih banyak memproduksi metabolit sekunder daripada


hewan.
Hewan mempunyai proses yang canggih bagi pembuangan metabolit
sekunder mereka, melalui hati dan ginjal.
Tumbuhan terpaksa merubahnya menjadi senyawa lain yang dapat
disimpan dalam ruang-ruang dalam sel, dalam dinding sel, vakuola, dll.

TIR-2021
Skema hubungan antara metabolit
primer dan metabolit sekunder
(Hanani E,2015)

TIR-2021
Kuliah Fitokimia 1-2

TIR-2021
Asetil koenzim A, CH3COSKoA.
 Secara biologik ekuivalen dengan asetat, CH3COO- dan senyawa ini
dihasilkan dari glukosa dengan beberapa langkah.
 Merupakan suatu intermediate (hasil antara) yang penting dalam
metabolisme primer, juga sebagai suatu hasil antara kunci dalam
pembentukan banyak kelompok metabolit sekunder seperti:
Asam lemak (asam stearat), turunan asam lemak (prostaglandin
PGF2a ), dan banyak senyawa fenolik (asam orselinat dan
griseofulfin).
 Poliketida: senyawa-senyawa yang memiliki gugus karbonil dan
metilen yang bergantian,( -CO-CH2-)n , dengan setiap unit berasal
dari suatu molekul asetil koenzim A.
▪ Dengan menggunakan derivat koenzim A lainnya, alam telah
menambah keanekaragaman produk-produk alami. Contoh: 6-
deoksieritronolid B merupakan prekursor untuk beberapa
antibiotika makrosiklik yang tersusun dari propionil koenzim A.
TIR-2021
Asam stearat

PGF2a
Asam orselinat

Propionil
koenzim A
Griseofulvin

6-deoksieritronolid
TIR-2021
Asam sikimat
 Juga dihasilkan dari glukosa dalam beberapa langkah dan
merupakan prekursor untukbeberapa senyawa aromatik, contoh:
senyawa fenolik (asam ferulat dan filantin).
 Asam sikimat juga menghasilkan asam-asam amino aromatik
seperti tirosin yang dibiosintesis menjadi banyak alkaloida seperti
morfin.

Asam ferulat
Asam sikimat

Filantin

Tirosin Morfin TIR-2021


Asam mevalonat
 Dihasilkan dari dua molekul asetil koenzim A.
 Merupakan salah satu dari 2 prekursor yang
memungkinkan untuk golongan terpen dari bahan alam
dan prekursor terpen lainnya adalah deoksisilulosa-5-
fosfat yang dihasilkan dari glukosa dalam beberapa
tahap. Terpen dari bahan alam (atau terpenoid)
meliputi molekul yang relatif sederhana seperti trans
sitral dan farnesen sampai struktur yang eksotik seperti
zat antikanker taxol. Bahan alami lainnya yang
merupakan terpen adalah steroid (kolesterol) dan
karotenoid (vitamin A).

TIR-2021
Deoksisilulosa-5-fosfat

Asam mevalonat

Farnesen

trans-Sitral

Kolesterol

Taxol

Vitamin A

TIR-2021
Asam amino
 Beberapa bahan alam dibiosintesis dari asam amino alifatik
 Contoh: alkaloida laburnin dan spartein, suatu tripeptida yang
merupakan prekursor banyak penisilin dan peptida siklik
(siklomarin).

Laburnin spartein

Siklomarin
Tripeptida

TIR-2021
Bahan alam yang berasal dari biosintesis campuran.
Pengelompokan bahan alam tidak selalu berdasarkan suatu
intermediate kunci tunggal untuk membentuk konstruksinya,
namun dapat menggunakan dua atau lebih pembangun struktur
dasar. Senyawa ini disebut sebagai senyawa yang berasal dari
biosintesis campuran. Contoh: asam lisergat (berasal dari asam
sikimat dan terpenoid), kokain (asam amino, asetil koenzim A dan
asam sikimat) dan insektisida rotenon (asetil koenzim A, asam
sikimat dan terpenoid).
Basic building blocks untuk metabolisme sekunder:
➢ Asetil koenzim A (prekursor untuk asam lemak, poliketida)
➢ Asam sikimat (prekursor untuk senyawa aromatik)
➢ Asam mevalonat dan deoksisilulosa-5-fosfat (prekursor untuk
terpenoid)
➢ Asam amino (prekursor untuk beberapa alkaloida dan penisilin).
TIR-2021
Kuliah Fitokimia 1-3

TIR-2021
Metode analisis tumbuhan
Kimia organik Fitokimia Biokimia tumbuhan

Aneka ragam senyawa organik yang


dibentuk dan ditimbun oleh tumbuhan

➢ Struktur kimia ▪Metode


pemisahan
➢Biosintesis
▪Pemurnian
➢Perubahan serta metabolisme
▪Identifikasi
➢Penyebaran secara alamiah kandungan dalam
➢Fungsi biologi tumbuhan

Istilah tumbuhan di sini ditekankan pada tumbuhan tinggi, untuk


sistem mikroba secara umum dapat menggunakan metode untuk
tumbuhan tinggi seperti untuk alkaloida, asam amino, kuinon dan terpenoid

TIR-2021
Kandungan kimia tumbuhan dapat digolongkan menurut beberapa cara
seperti: penggolongan yang didasarkan pada asal biosintesis, sifat
kelarutan dan adanya gugus fungsi kunci tertentu.
Penggolongan tersebut adalah sebagai berikut:
Senyawa-senyawa fenol, bersifat hidrofil dan berasal dari asam sikimat
yang merupakan prekursor/prazat untuk senyawa aromatik.
Terpenoid, berisifat lipofil, berasal dari isopentenil pirofosfat.
Asam organik, lipid, dan senyawa lain yang secara biosintesis berasal dari
asetat.
Senyawa nitrogen tumbuhan, bersifat basa, memberikan reaksi positif
dengan ninhidrin dan Dragendorff.

TIR-2021
Penggolongan metabolit sekunder
1. Minyak atsiri
- bau khas
- sukar larut dalam air
- dapat menguap bersama uap air
2. Alkaloida
- bersifat basa
3. Zat pahit
- rasa pahit
4. Zat warna
- zat warna dari tumbuhan sekitar 2000, contoh zat pewarna makanan:
bisein, safran, kuersetin.
5. Tanin (zat samak).
- bersifat menciutkan dan mengendapkan protein dari larutan
membentuk senyawa yang tidak larut.
6. Glikosida
7. Resin.
TIR-2021
Metode Ekstraksi dan Isolasi
1. Bahan tumbuhan
• Segar ideal
• Kering: pengeringan harus diperhatikan (dilakukan secara cepat, tanpa
suhu tinggi), bahan kering dapat disimpan dalam jangka waktu lama.
Hasil penelitian: kuantitatif kandungan minyak atsiri dapat berubah,
alkaloida dan flavonoid stabil. Contoh: daun Strychnos nuxvomica dari
tahun 1675, tetap mengandung alkaloida 1-2% (1982).
• Pencemaran oleh tumbuhan lain harus diperhatikan; bahan harus tidak
berpenyakit (virus, bakteri atau jamur), karena akan mempengaruhi
deteksi senyawa tumbuhan.
• Identitas botani tumbuhan harus dibuktikan keasliannya dan dilakukan
oleh ahli yang diakui.
• Contoh bahan tumbuhan sebaiknya disimpan untuk bukti bila
diperlukan acuan kembali.

TIR-2021
2. Ekstraksi
• Pemilihan cara ekstraksi tergantung pada: tekstur, kandungan air dan jenis
senyawa yang diekstraksi. Cara ekstrasi maserasi, perkolasi, soxhletasi, dll.
• Pemilihan pelarut; non polar, semi polar, polar.
• Pemekatan ekstrak: suhu antara 30-400C dengan rotavap vakum.
• Fraksinasi ekstrak kasar; untuk memisahkan golongan utama kandungan
yang satu dari golongan utama yang lain.

3. Metode pemisahan
3.1. Umum
Pemisahan dan pemurnian kandungan kimia tumbuhan terutama
dilakukan menggunakan salah satu dari teknik kromatografi atau
gabungan teknik tersebut.

TIR-2021
Teknik kromatografi:
✓ Kromatografi kertas (KKt)
✓ Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
✓ Kromatografi Gas Cair (KGC)
✓ Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

Pemilihan teknik kromatografi umumnya tergantung pada sifat


kelarutan dan keatsirian senyawa yang akan dipisahkan.
✓ KKt: untuk kandungan yang mudah larut dalam air: karbohidrat, asam
amino, basa asam nukleat, asam organik dan senyawa fenolat.
✓ KLT: metode pilihan untuk semua kandungan yang larut dalam lipid: lipid,
steroid, karotenoid, kuinon sederhana, dan klorofil.

TIR-2021
KGC: senyawa atsiri; asam lemak, mono dan seskuiterpen dan
hidrokarbon.
KCKT: suatu metode yang menggabungkan keefisienan kolom dan
kecepatan analisis. Dapat digunakan untuk senyawa yang keatsiriannya
kecil.
Untuk skala preparatif, digunakan KLT dengan lapisan penjerap lebih tebal
atau KKt dengan kertas saring yang lebih tebal.
Untuk isolasi skala lebih besar digunakan kromatografi kolom. Posedur ini
dapat menghasilkan senyawa murni dalam skala gram.
Teknik lain yang dapat digunakan dalam fitokimia antara lain:
Elektroforesis, ekstaksi cair-cair dan kromatografi lawan arus
tetes (KLAT).

TIR-2021
KGC: senyawa atsiri; asam lemak, mono dan seskuiterpen dan
hidrokarbon.
KCKT: suatu metode yang menggabungkan keefisienan kolom dan
kecepatan analisis. Dapat digunakan untuk senyawa yang keatsiriannya
kecil.
Untuk skala preparatif, digunakan KLT dengan lapisan penjerap lebih tebal
atau KKt dengan kertas saring yang lebih tebal.
Untuk isolasi skala lebih besar digunakan kromatografi kolom. Posedur ini
dapat menghasilkan senyawa murni dalam skala gram.
Teknik lain yang dapat digunakan dalam fitokimia antara lain:
Elektroforesis, ekstaksi cair-cair dan kromatografi lawan arus
tetes (KLAT).

TIR-2021
4. Metode Identifikasi
4.1. Umum
• Penentuan golongan biasanya ditentukan dengan:
Uji warna, kelarutan, bilangan RF, ciri spektrum UV., uji biokimia (dengan
enzim tertentu).
• Penentuan jenis senyawa dalam golongan:
a. Senyawa yang telah diketahui: identifikasi lengkap tergantung
pada pengukuran sifat atau ciri lain yang kemudian dibandingkan
dengan data dalam pustaka:
➢ Titik leleh (untuk senyawa padat)
➢ Titik didih (untuk cairan)
➢ Putaran optik (untuk senyawa aktif optik)
➢ Nilai RF
➢ Ciri spektrum UV, IR, RMI (NMR), massa (MS).
➢ Bila ada senyawa pembanding sebaikya dilakukan langsung untuk
pemastian akhir.

TIR-2021
b. Senyawa yang belum diketahui (baru): idenntifikasi dilakukan
dengan penguraian kimia atau dengan kristalografi sinar X
(untuk senyawa bentuk kristal).

4.2. Spektroskopi UV-Vis


– Senyawa tidak berwarna diukur pada panjang gelombang 200-400
nm, dan yang berwarna 400-700 nm.
– Etanol 95% sebagai pelarut banyak digunakan, pelarut lain: air,
metanol, heksana, eter minyak bumi dan eter.
– Pengukuran dapat ditingkatkan dengan pengukuran berulang dalam
larutan netral, pH berbeda-beda atau dengan penambahan garam
anorganik tertentu. Bila larutan fenol dalam alkohol ditambah alkali,
spektrum akan bergeser ke arah panjang gelombang yang lebih
besar (pergeseran batokromik) dengan absorbansi meningkat,
sebaliknya bila alkali ditambahkan ke dalam larutan netral asam
karboksilat, spektrum bergeser ke arah panjang gelombang lebih
kecil (hipsokromik).

TIR-2021
TIR-2021
4.3. Spektroskopi infra merah (IR).
▪ Sampel dalam bentuk larutan (kloroform, karbontetraklorida, 1-5%),
bentuk gerusan (minyak nuyol), atau bentuk padat (dicampur dengan
KBr).
▪ Jangka pengukuran mulai dari 4000 – 667 cm-1 (2,5 -15 mm)
▪ Daerah spektrum IR di atas 1200 cm-1 menunjukkan pita spektrum
atau puncak yang disebabkan oleh getaran ikatan kimia atau gugus
fungsi dalam molekul. Daerah di bawah 1200 cm-1 disebabkan oleh
getaran seluruh molekul, dan karena kerumitannya disebut sebagai
sidik jari. Intensitas ditandai dengan kuat (K), menengah (M), atau
lemah (L).

TIR-2021
TIR-2021
TIR-2021
4.4. Spektroskopi Massa
• Menentukan bobot molekul
Dasar: penguraian senyawa organik dan perekaman pola fragmentasi
menurut massanya.
• Uap sampel berdifusi ke dalam sistem spektrometer massa yang
bertekanan rendah, lalu diionkan dengan energi yang cukup untuk
memutus ikatan kimia. Ion bermuatan positif yang terbentuk dipercepat
dalam medan magnet yang menyebarkan ion tersebut dan memungkinkan
pengukuran kelimpahan relatif ion yang mempunyai massa relatif
terhadap muatan tertentu.
• Rekaman kelimpahan ion terhadap massa merupakan grafik spektrum
massa yang terdiri atas sederetan garis yang intensitasnya berdeda-beda
pada satuan massa yang berlainan.

TIR-2021
TIR-2021
4.5. Spektroskopi resonansi magnet inti (RMI)/NMR.
• Proton 1H

• Karbon 13C

• Pelarut yang digunakan harus inert dan tanpa proton : CCl4, CDCl3, D2O,
CD3COCD3, dll.
• Spektroskopi RMI proton merupakan sarana untuk menentukan struktur
senyawa organic dengan mengukur momen magnet atom hidrogennya.
• Dalam praktek, larutan sampel dalam pelarut inert ditempatkan di antara
kutub magnet yang kuat dan proton mengalami geser kimia yang
berlainan sesuai dengan lingkungannya di dalam molekulnya dan diukur
dalam radar RMI relative terhadap baku biasanya TMS (tetrametilsilan).
• Geser kimia diukur dengan satuan 𝛿 delta yaitu: bpj (bagian per juta)
atau ppm dengan jangka resonansi 0-10 bpj.
• Pada spektroskopi RMI 13C pelarut yang digunakan sama seperti RMI
proton, hanya jangka resonansi C lebih besar yaitu sampai sekitar 200 bpj.

TIR-2021
TIR-2021
TIR-2021
TIR-2021
Kuliah fitokimia 1-4

TIR 2021
IDENTIFIKASI
KANDUNGAN
KIMIA
TUMBUHAN

Analisis OT, Depkes RI, 1987 TIR 2021


Kandungan kimia simplisia nabati pada umumnya
dapat dikelompokkan menjadi :
 Minyak atsiri
 Karotenoid
 Steroid
 Triterpenoid
 Alkaloida
 Asam lemak
 Senyawa fenolik: fenol-fenol, asam fenolat, fenil
propanoid, flavonoid, antrakuinon, xanton
 Antosian
 Asam organik, glikosida, saponin, tanin, karbohidrat,
dll.

Analisis OT, Depkes RI, 1987 TIR 2021


Simplisia yang akan diuji adalah dalam bentuk tunggal/satu
simplisia, bentuknya bisa berupa rajangan, serbuk, ekstrak atau
dalam bentuk sediaan. Serbuk simpilisia disari berturut-turut
dengan larutan penyari dengan polaritas berbeda:
Serbuk: derajat halus 22 dan kadar air kurang atau sama
dengan 10% atau seperti yang disebutkan dalam masing-
masing monografi simplisia.
Penyarian: Non polar semi polar polar

sari sari sari

Analisis OT, Depkes RI, 1987 TIR 2021


Macam-macam pelarut :
Pelarut polar
Contoh: etanol, air, campuran etanol air,
umumnya etanol 70%
Pelarut kurang polar / semi polar
Contoh : eter, CHCl3 atau Diklorometana (CH2Cl2)
Pelarut non polar
Contoh: eter minyak tanah, n-heksana, dll
Catatan : eter sekarang sudah jarang digunakan,
karena mudah terbakar.
Hasil penyarian dengan ketiga macam pelarut
di atas, diperoleh 3 macam sari (ekstrak) :
 Sari dalam eter minyak tanah atau n-heksana
 Sari dalam eter atau CHCl3/ CH2Cl2
 Sari dalam etanol-air

Analisis OT, Depkes RI, 1987 TIR 2021


1. Sari dalam eter minyak tanah atau n-heksana
Mengandung zat-zat yang larut dalam minyak, seperti :
 minyak atsiri
 lemak dan asam lemak tinggi
 steroid dan triterpenoid
 karotenoid
 klorofil
 resin, dll
Cara penyarian :
25-50 g serbuk simplisia disari dengan eter minyak tanah / n-
heksana dengan cara dikocok berkali-kali sampai hasil
pengocokan tersebut bila diuapkan tidak meninggalkan
sisa. Penyarian dapat dengan alat soxhlet. Sari/ekstrak
kemudian dipekatkan sampai 25 ml.

Analisis OT, Depkes RI, 1987 TIR 2021


CARA PENGUJIAN / IDENTIFIKASI HASIL PENYARIAN:
Identifikasi minyak atsiri
Jika pada pemeriksaan pendahuluan simplisia diduga
mengandung
minyak atsiri maka dilakukan:
 10-50 g serbuk simplisia disuling dengan air. Minyak atsiri
yang diperoleh dilakukan uji pemerian, warna, sifat kimia
dan sifat fisika.
 Kadar minyak atsiri dapat diperoleh dengan alat destilasi
khusus seperti yang tertera pada Farmakope Indonesia
atau dengan alat Stahl.

Analisis OT, Depkes RI, 1987 TIR 2021


Identifikasi lemak dan asam lemak tinggi
 10 ml sari eter minyak tanah diuapkan sampai kering
 + KOH 0,5 N dalam etanol lalu direfluks di atas tangas air
sampai tidak terlihat tetesan minyak pada permukaan cairan.
 Hasil di atas disuling untuk menghilangkan etanol.
 Sisa + 20 ml air panas → tuang ke dalam corong pemisah, labu
dicuci dengan sedikit air panas, tuang ke dalam corong
pemisah → labu didinginkan → dicuci dengan eter
secukupnya → tuang ke dalam corong pemisah. Corong
pemisah digojok (untuk menyari zat-zat yang tidak
tersabunkan). Penyarian diulang 2 x tiap kali dengan 8 ml eter.
 Sari dalam eter untuk identifikasi steroid, triterpenoid, dan
karotenoid.
 Sari dalam air alkalis untuk identifikasi asam lemak tinggi.

Analisis OT, Depkes RI, 1987 TIR 2021


Identifikasi steroid dan triterpenoid
 10 ml sari eter dari identifikasi lemak dan asam lemak tinggi
diuapkan sampai kering. Sisanya + 0,5 ml anhidrida asetat +
0,5 ml CHCl3.
 Larutan tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi →
teteskan 1-2 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung (reaksi
Liebermann – Burchard).
 Jika pada batas kedua larutan terbentuk cincin merah
kecoklatan atau ungu dan bagian atas menjadi hijau atau
ungu, maka sari tersebut mengandung steroid dan
triterpenoid.
Identifikasi karotenoid
 10 ml sari eter diuapkan sampai kering. Sisa + 2-3 tts larutan
jenuh antimon (III) klorida dalam CHCl3 (reaksi Carr Price).
 Warna mula-mula biru, kemudian menjadi merah. Hal ini
berarti mengandung karotenoid. Karotenoid juga
memberikan warna biru/biru kehijauan dengan H2SO4 pekat
Analisis OT, Depkes RI, 1987 TIR 2021
Skema I : Identifikasi kandungan kimia dari sari eter minyak
tanah /n-heksana

Analisis OT, Depkes RI, 1987 TIR 2021


Kuliah Fitokimia 1-5
Identifikasi kandungan kimia tumbuhan
(lanjutan)

Analisis OT, Depkes RI, 1987 TIR 2021


2. Sari dalam eter / CHCl3
Mengandung :
 Alkaloida
 Senyawa fenolik : fenol, asam fenolat, fenil propanoid,
flavonoid, antrakuinon, xanton. stilben
 Komponen minyak atsiri tertentu
 Asam lemak

Cara penyarian :
Serbuk sisa penyarian dengan eter minyak tanah disari
kembali dengan eter yaitu dengan cara pengocokan
berulang-ulang sehingga hasil pengocokkan terakhir bila
diuapkan tidak meninggalkan sisa Sari dalam eter yang
diperoleh dipekatkan sampai 50 ml.

Analisis OT, Depkes RI, 1987 TIR 2021


a. Alkaloida
Bentuk alkaloida dalam tumbuhan : dalam bentuk bebas (basa),
dalam bentuk garam dan dalam bentuk ikatan kompleks.
±10 ml sari dalam eter diuapkan, sisanya + 1,5 ml HCl 2% kemudian
larutan tersebut dibagi menjadi 3:
 Pembanding
 + 2-3 tetes Dragendorff→ endapan jingga kecoklatan
 + 2-3 tetes Mayer → endapan putih kekuningan (atau
dengan pereaksi pengendap lain)
Penegasan dengan KLT.
Catatan :
Alkaloida yang tersari oleh eter atau kloroform adalah alkaloida
bebas terutama basa tersier.sari eter terutama mengandung
Sedangkan alkaloida bebas golongan basa kuartener dan
amina teroksidasi karena bersifat lebih polar sehingga tersari oleh
etanol.
TIR 2021
Analisis OT, Depkes RI, 1987
b. Senyawa fenolik

± 1 ml sari dalam eter diuapkan, sisanya + larutan FeCl3 → warna hijau,


ungu , biru dan hitam → ini menunjukkan adanya senyawa fenolik
terutama fenol-fenol bebas. Umumnya senyawa fenolik memberikan
flourosensi dengan sinar UV, intensitas diperkuat dengan penambahan
ammonia.
1). Fenol-fenol
± 1 ml sari dalam eter diuapkan, sisa + campuran kalium heksasiano
ferat (III) dan FeCl3 → biru, hitam.
2). Asam fenolat: dilakukan pemeriksaan secara KLT
3). Fenil propanoid (kumarin dan derivatnya)
± 3 ml sari eter diuapkan sampai kering, sisanya dilarutkandalam air
panas lalu dinginkan. Larutan dibagi dua, satu untuk pembanding
dan yang satu lagi ditambahkan 0,5 ml amonia encer kemudian
amati di bawah sinar UV, bila terjadi flourosensi biru / hijau maka
menunjukkan adanya kumarin dan derivatnya. Warna akan
semakin jelas bila semakin alkalis.
TIR 2021
 Reaksi lain: reaksi FEIGL → spesifik untuk lakton beratom 6 yang
terdapat dalam molekul kumarin.
 Caranya : larutan yang telah diperiksa dengan UV + 5 tetes larutan
Hidroksilamin HCl dan KOH 10% dalam etanol sampai pH 8-9. Larutan
dipekatkan + HCl 10% sampai pH 3-4 + FeCl3 3%→ jika terbentuk
endapan violet, kemudian hilang dengan cepat menunjukkan
adanya derivat lakton.
 Identifikasi kumarin dapat secara KLT
4). Flavonoid
 ± 3 ml sari eter diuapkan, sisa + 1-2 mL metanol 50% dengan
pemanasan. Larutan tersebut ditambahkan logam Mg dan 4-5 tetes
HCl pekat → adanya aglukon terbentuk warna merah / jingga (reaksi
Sianidin / Shibata). Selain reaksi ini dapat pula dilakukan dengan KLT.
5). Antrakuinon
 ± 3 ml sari eter masukkan ke tabung reaksi + 1 ml ammonia 25% atau
larutan NaOH 10% → kocok. Jika larutan berubah menjadi merah
berarti mengandung antrakuinon (reaksi Borntrager)/KLT
6). Xanton dan stilben → KLT

TIR 2021
Analisis OT, Depkes RI, 1987
c. Komponen minyak atsiri tertentu :

 Terutama mempunyai kerangka aromatik / non terpenik

 Bersifat sedikit polar larut dalam eter atau alKohol, tapi tidak larut
dalam air.

 Contoh : eugenol, anetol, sinamaldehid, vanillin, dan sebagainya.

 Identifikasi : monografi FI dan farmakope lainnya dari simplisianya.

d. Asam lemak

 ± 5 ml sari eter → uapkan → sisa berminyak → berarti mengandung


asam lemak.

 KLT

Analisis OT, Depkes RI, 1987


TIR 2021
 Skema 2
3. Sari dalam etanol - air
Mengandung :
 Garam alkaloida, alkaloida basa kuartener, amina teroksidasi.
 Antosian
 Glikosida
 Saponin
 Tanin
 Karbohidrat
Cara penyarian :
Serbuk sisa penyarian dengan eter disari dengan campuran etanol-air
(70:30) atau lebih lazim disebut etanol 70% dengan pengocokan
berkali-kali, sehingga hasil pengocokan terakhir bila diuapkan tidak
meninggalkan sisa. Sari dalam etanol dipekatkan sampai menjadi 50 ml.

Analisis OT, Depkes RI, 1987 TIR 2021


a. Garam alkaloida
 ± 20 ml sari etanol-air dituang ke dalam gelas piala uapkan di atas
tangas air/tangas pasir, sisanya + 10 ml HCl p 10% sambil
dipanaskan dan diaduk. (garam asam organik diubah menjadi
garam asam mineral) . Larutan dibagi dalam dua tabung
 Tabung 1 Larutan diendapkan dalam bentuk basa, dengan
penambahan ammonia encer hingga pH 8-9, kemudian disari
dengan pelarut kurang polar (eter/CHCl3) kemudian sari tersebut
diuapkan sampai kering, sisanya dilarutkan dalam ± 1,5 ml HCl p
2%, kemudian larutan dibagi menjadi 3 :
 Tabung I : sebagai pembanding
 Tabung II : + 3 tetes Mayer → Endapan putih kekuningan
 Tabung III : + 3 tetes Dragendorff → Endapan jingga kecoklatan

TIR 2021
Analisis OT, Depkes RI, 1987
 Tabung 2 (untuk memeriksa basa kuartener dan amina teroksidasi)
 Larutan ditambah 0,5 g NaCl, disaring dengan kertas saring, cuci
dengan 3 ml HCl 10% , ± 1 ml larutan (filtrat) tambahkan larutan
Mayer atau Dragendorff .
 Sisa filtrat dimasukkan dalam corong pisah + ammonia pekat
sampai pH 8-9, lalu tambahkan eter p / CHCl3 p dengan volume
yang sama dengan larutan. Kocok diamkan dan akan terbentuk
dua lapisan. Lapisan eter / CHCl3 digunakan untuk uji alkaloida
sedangkan lapisan yang alkalis untuk uji basa kuartener / amina
teroksidasi.
 Lapisan air alkalis + asam HCl 10% sampai pH 3, saring kemudian
filtrat tambahkan Mayer / Dragendorff. Bila terbentuk endapan
berarti mengandung basa kuartener / amina teroksidasi.

Analisis OT, Depkes RI, 1987 TIR 2021


b. Antosian
Dengan perubahan warna dari sari etanol-air
 Jika pH asam → warna larutan merah
 Jika pH alkalis → warna larutan hijau / biru
 Jika pH netral → larutan ungu
Dengan KLT
c. Glikosida

 ± 20 ml sari etanol-air + 15 ml HCl 10% lalu direfluks selama 30 menit


(glikosida terhidrolisis menjadi aglikon + gula), kemudian dinginkan,
kocok dengan eter 3 kali (setiap pengocokan 12 ml eter) dalam
corong pisah, akan terbentuk 2 lapisan, di mana eter berada di
bagian atas.

 Lapisan eter dipisahkan dari lapian air, kemudian lapisan eter +


Na2SO4 anhidrat (untuk menghilangkan air).

 Sari eter untuk menguji aglikon steroid, triterpenoid, kumarin,


flavonoid dan antrakuinon.
TIR 2021
Analisis OT, Depkes RI, 1987
 Larutan air yang bersifat asam dinetralkan , diuji dengan KLT (uji
Gula)
 Uji aglikon steroid dapat ditambahkan dengan reaksi Kedde (uji
untuk agklikon glikosida jantung) yaitu :
 4 ml sari diuapkan sampai kering, sisanya + 2 ml KOH 1 N dalam
etanol dan + 4 tetes asam 3-5 Dinitrobenzoat 1% dalam etanol
dengan pemanasan, warna ungu dari larutan hilang. Selain cara
ini dapat ditunjukkan dengan KLT.
d. Saponin
 ± 2 ml sari etanol-air diuapkan sampai ± ½ nya, sisanya + air
dengan volume yang sama dengan filtrat → tuang ke dalam
tabung reaksi diameter 1,6 cm, kocok selama 15 menit. Akan
terbentuk buih yang stabil berarti saponin positif.
 Uji saponin dapat dipertegas dengan menentukan indeks
buih dan uji hemolisis menurut metode Farmakope.
 Reaksi Liebermann-Burchard (terhadap aglikon triterpenoid
atau steroid yang menyusunnya).

TIR 2021
Analisis OT, Depkes RI, 1987
e. Tanin
 ± 1 ml sari etanol-air diencerkan dengan 2 ml air, + 3 tetes FeCl3,
warna larutan menjadi biru kehitaman atau hijau kehitaman.

 Biru kehitaman → mengandung tannin galat.


 Hijau kehitaman → mengandung tannin katekol.
 Bila simplisia mengandung campuran tannin galat dan tannin
katekol, masing-masing tanin dapat ditunjukkan dengan cara :
 ± 5 ml sari + 1 ml larutan Stiassny (larutan formal klorida), lalu refluks
30 menit jika terbentuk endapan merah berarti mengandung
katekol. Endapan disaring, filtrat + Na asetat (untuk menetralkan),
sedikit larutan ditetesi larutan FeCl3 atau besi (III) amonium sulfat
bila terbentuk warna biru tua berarti mengandung tannin galat.

TIR 2021
Analisis OT, Depkes RI, 1987
f. Karbohidrat
Dalam sari etanol-air terdapat karbohidrat :
 Monosa : glukosa, galaktosa, ramnosa (gula reduktor)
 Oligosa (kurang dari 10 unit monosa) : sakarosa, gentiobiosa,
rafinosa
 Poliosa (lebih dari 10 unit monosa) : gom, lendir, pati, pectin.

Caranya :

 ± 2 ml sari etanol air diuapkan sampai kering, sisanya ditambahkan


2-3 tetes H2SO4 p diamkan 4 menit (dehidrasi : pentosa menjadi
furfural, heksosa menjadi hidroksimetil furfural), kemudian
ditambahkan 4 tetes larutan timol jenuh dalam etanol (reaksi
Molisch). Bila terbentuk warna merah berarti mengandung
karbohidrat.
TIR 2021
Analisis OT, Depkes RI, 1987
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
DAN
MIKROSUBLIMASI

TIR 2021
Analisis dengan KLT dapat digunakan untuk mengidentifikasi simplisia
Yang kelompok kandungan kimianya telah diketahui, misalnya:
1. Alkaloida
2. Antrakuinon
3. Flavanoid
4. Terpenoid
5. Saponin
6. Dll
Tahap-tahap pelaksanaan KLT:
1. Pembuatan larutan zat /ekstrak yang akan diperiksa
2. Persiapan lempeng KLT
3. Pembuatan cairan eluasi/pengelusi
4. Pembuatan larutan penampak noda
5. Pelaksanaan kromatografi
TIR 2021
1. Pembuatan larutan zat /ekstrak yang akan diperiksa
Pembuatan larutan/ekstrak dilakukan dengan penyarian dari simplisia,
Penyari yang akan digunakan tergantung zat (kandungan kimia) yang akan
diidentifikasi.
Misalnya: alkaloida
- Timbang 1 g serbuk simplisia, basahi dengan 1 ml ammona encer
- Bahan disari dengan 5 ml kloroform/CH2Cl2 dengan cara dikocok pada suhu
600 C selama 15 menit, lalu disaring.
- Filtrat digunakan untuk pemeriksaan KLT

2. Persiapan lempeng KLT


- Sediakan lempeng silika gel F 254 nm (kaca/aluminium)
- Buat ukuran 10 x 10 cm, atau sesuai dengan kebutuhan, beri tanda batas
penotolan dan batas rambatan eluen
- Totolkan ekstrak/larutan pada tanda dengan pipa kapiler
TIR 2021
3. Pembuatan cairan eluasi/pengelusi/eluen/solvent system
cairan pengelusi digunakan sebagai fase gerak, dapat dibuat dari campuran
beberapa pelarut yang jenis dan perbandingannya tergantung zat yang akan
dianalisis.
contoh:

1. alkaloida biasanya menggunakan campuran CH2Cl2 dan metanol.


2. terpenoid: n-heksana dan etil asetat
3. kumarin: dietil eter dan toluena (1:1)

4. flavonoid: etil asetat-asam format-asam asetat glasial-air (100:11:11:27).


4. Pembuatan larutan penampak noda
larutan penampak noda dibuat tergantung dari zat yang akan dideteksi.

TIR 2021
Contohnya;
1. Dragendorff, untuk alkaloida, bercak yang dihasilkan adalah orange-merah.

2. Anisaldehida-asam sulfat
0,5 ml anisaldehida, 10 ml asam asetat glasial, 85 ml metanol dan 5 ml asam
sulfat pekat.
Cara penggunaan:

Lempeng klt disemprot dengan pereaksi ini, panaskan pada 100o c selama 5
menit, amati warna yang terbentuk dengan sinar biasa atau di bawah sinar uv
365 nm. Pereaksi ini biasa digunakan untuk minyak atsiri dan saponin.
3. Vanilin-asam sulfat.
Tuang 5 ml asam sulfat secara hati-hati pada etanol 95 % 9,5 ml, lalu dinginkan
(larutan I), larutan vanilin 1% dalam etanol 95% (larutan II).
Cara: lempeng disemprot dengan larutan I dan larutan II.

Analisis OT, Depkes RI, 1987


TIR 2021
Pereaksi ini digunakan untuk mengamati:
• saponin
• minyak atsiri memberikan warna biru, merah, merah tua.
5. Pelaksanaan kromatografi
1. masukkan lempeng yang telah ditotolkan zat ke dalam chamber yang berisi dan
jenuh dengan cairan pengelusi.
2. biarkan eluen merambat sampai tanda batas
3. lempeng diangkat, keringkan, amati di bawah sinar uv, berikan tanda bercak
yang terlihat, setelah itu semprot dengan cairan penampak keringkan, amati
warna bercak.
4. hitung nilai Rf dari setiap bercak.

TIR 2021
Analisis OT, Depkes RI, 1987

MIKROSUBLIMASI

Suatu metode lain untuk memisahkan beberapa zat alam darisimplisia nabati. cara ini
hanya dapat dilakukan untuk zat-zat yang pada pemanasan berubah menjadi uap lalu
dikristalkan pada permukaan yang didinginkan. contoh: atropina, kofeina, berberina.

kapas

Kaca objek A
Pipa kaca
Kaca objek B
Kasa asbes
Serbuk simplisia
Kaki tiga Api bunsen

Segumpal kapas yang telah dibasahi diletakkan pada gelas objek tepat di atas pipa
kaca. Panasi dengan nyala Bunsen yang diatur sehingga jarak api lebih kurang 10 cm
dari kasa asbes. Zat yang mudah menguap akan didnginkan oleh kapas basah dan
menyublim pada dinding gelas objek atas. TIR 2021

Anda mungkin juga menyukai