Revisi 2 Nov
Revisi 2 Nov
Xx
DI PMB X KABUPATEN KARANGANYAR
Oleh:
PRODI D3 KEBIDANAN
STIKes MITRA HUSADA KARANGANYAR
PAPAHAN TASIKMADU KARANGAYAR
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh :
Tasia Ais Renata
19.0.B.1359
Pada Tanggal
ii
1
A. PROPOSAL LTA
1. Identitas Penulis
Nama : Tasia Ais Renata
NIM / Semester : 19.0.B.1359 / V
2. Judul LTA :
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.Xx
DI PMB X DI KABUPATEN KARANGANYAR
3. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan
Sustainable Development Goals (SDGs). AKI dan AKB didunia masih
terbilang tinggi (Profil Kesehatan Indonesia, 2017).
AKI di Indonesia tahun 2020 diperkirakan 305/100.000 KH.
Sedangkan AKB diperkirakan 24/1000 KH (Kemenkes RI, 2021)
AKI di provinsi Jawa Tengah tahun 2019 sebesar 76,93/100.000 KH
(416 kasus). Sedangkan AKI pada tahun 2020 meningkat menjadi
98,6/100.000 KH (416 kasus). Hal ini disebabkan karena adanya
pandemic covid 19 sehingga terjadi perubahan besar di pelayanan fasilitas
kesehatan dan masyarakat. Sedangkan AKB di provinsi Jawa Tengah
tahun 2019 sebesar 8,24/1000 KH (4.455 kasus) turun menjadi 7,79/1000
KH (4.189 kasus). (Dinkes Jawa Tengah, 2021)
AKI di Kabupaten Karanganyar tahun 2020 sebesar 65,9/100.000 KH,
meningkat dibanding tahun 2019 sebesar 49,2/100.000 KH. Sedangkan
AKB di Kabupaten Karanganyar tahun 2020 sebesar 8,4/1.000 KH sama
dengan AKB tahun 2019 (Dinkes Karanganyar, 2020)
Penyebab AKI dan AKB meningkat di karenakan komplikasi
kehamilan dan kelahiran anak, pada proses kelahiran dapat mengakibatkan
1
2
2) Periode Kehamilan
a) Kehamilan Trimester I
Periode pertama diukur mulai dari konsepsi sampai
minggu ke 12 kehamilan trimester pertama disebut sebagai
periode pembentukan karena pada akhir periode ini semua
system organ janin sudah terbentuk dan berfungsi.
b) Kehamilan trimester II
Kehamilan dengan usia 12-28 minggu. Pada trimester
ini dianggap sebagai masa kehamilan terbaik sebab ibu akan
merasakan lebih nyaman.
c) Kehamilan trimester III
Kehamilan yang umur kehamilannya antara 25-40
minggu. Kehamilan ini merupakan waktu mempersiapkan
kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua seperti terpusatnya
perhatian pada kehadiran bati sehingga disebut dengan periode
penantian
(Kusmitati, 2018).
3) Perubahan Fisiologis dan Anatomis pada Kehamilan
a) Vagina dan Vulva
Sampai minggu ke-8 terjadi peningkatan vaskularisasi
atau penumpukan pembuluh darah dan pengaruh hormone
7
e) Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan
hiperpigmentasi karena pengaruh melanocyte stimulsting
hormone atau hormone yang mempengaruhi warna kulit pada
lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis
(kelenjat pengatur hormone adrenalin). Hiperpigmentasi ini
terjadi pada daerah perut (striae gravidarum), garis gelap
mengikuti garis diperut (linia nigra), areola mamae, papilla
mamae, pipi (closma gravidarum) setelah persalinan
hiperpigmentasi ini akan berkurang dan hilang (Kumalasari,
2017).
f) Sistem Integumen
Trimester III Pada kulit dinding perut akan terjadi
perubahan warna menjadi kemerahan, kusam dan kadang-
kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha
perubahan ini dikenal dengan striae gravidarum.Pada mutipara
selain striae kemerahan itu sering kali di temukan garis
berwarna perak berkilau yangmerupakan sikatrik dari striae
sebelumnya. Pada kebanyakan perempuan kulit digaris
10
e) Pakaian
Ibu hamil sebaiknya menggunakan pakaian yang
longgar, mudah dikenakan dan nyaman. Gunakan kutang
dengan ukuran sesuai ukuran payudara dan mampu menyangga
seluruh payudara, tidak menggunakan sepatu tumit tinggi
(Nugroho, 2016).
f) Eliminasi
Ibu hamil sering buang air kecil terutama pada
kehamilan trimester III dengan frekuensi buang air besar
menurun akibat adanya konstipasi. Ibu hamil akan sering
kekamar mandi terutama saat malam sehingga menggangu
tidur sebaiknya intake cairan sebelum tidur dikurangi
(Nugroho, 2016).
g) Seksual
15
b. Pemeriksaan ulang
Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7 bulan,
setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan, setiap 1
minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi
persalinan.
Pada masa pandemic, pelayanan antenatal pada
kehamilan normal dapat dilakukan minimal 6 kali dengan
rician dua kali di trimester I, satu kali di trimester II, dan tiga
21
1 12 cm 12
2 16 cm 16
3 20 cm 20
4 24 cm 24
5 28 cm 28
6 32 cm 32
7 36 cm 36
8 40 cm 40
Sumber : Walyani, 2015
Tabel 3 Usia Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri
Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
j) Riwayat KB
Dikaji untuk mengetahui apakah sebelumnya ibu pernah ber-
KB, jenis metode yang dipakai, waktu, tenaga dan tempat saat
pemasangan dan berhenti, keluhan/alasan berhenti, jarak
kehamilan dan persalinan, untuk mengetahui apakah ada
komplikasi selama memakai KB yang bisa mengakibatkan adanya
resiko pada kehamilan sekarang (Muslihatun, 2009).
k) Pola makan dan minum
Pola ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu sudah
menerapkan perilaku hidup sehat atau belum dalam keseharian.
Karena asupan nutrisi waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300
kalori perhari juga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janin yang dikandungnya. Selain makanan, berapa
kali minum dalam sehari juga perlu dipertanyakan, hal ini juga
dimaksudkan untuk mencegah keadaan kekurangan cairan (Diana,
2017).
Kebutuhan air juga sangat berpengaruh dalam, pertumbuhan
sel-sel baru, mengatur suhu tubuh, melarutkan dan mengatur
proses metabolisme zat-zat gizi, serta mempertahankan volume
darah yang meningkat selama masa kehamilan sehingga
dianjurkan memenuhi pola minum sehari minimal 8 gelas atau
sesuai berat badan klien.
l) Pola personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu sudah menerapkan
perilaku hidup sehat dalam kehidupannya. Kebersihan diri yang
paling dan harus diperhatikan oleh ibu hamil adalah kebersihan
33
MelanocyteStimulating Hormon.
Palpasi : Palpasi pada perut bertujuan untuk mendeteksi
kehamilan gemeli dan mendeteksi kelainan
letak pada janin yang tidak normal.
Palpasi : Leopold 1 : pemeriksa menghadap ke arah
Leopold muka ibu hamil, menentukan tinggi fundus uteri
dan bagian janin yang terdapat pada fundus.
Normalnya TFU pada usia kehamilan 28
minggu TFU 1/3 diatas pusat, 34 minggu TFU
½ pusat-Prosesus Xifoideus (PX), 36 minggu
TFU setinggi PX, 40 minggu TFU 2 jari
dibawah PX (Walyani, 2015). Normalnya
difundus teraba bokong, jika teraba kepala
disebut presbo
Leopold 2 : menentukan batas samping rahim
kanan dan kiri, menentukan letak punggung
janin dan pada letak lintang untuk menentukan
letak kepala janin.
Leopold 3, menentukan bagian terbawah janin
dan menentukan apakah bagian terbawah
tersebut sudah masuk ke PAP atau masih dapat
digerakkan.
Leopold 4, pemeriksa menghadap ke arah kaki
ibu hamil dan menentukan konvergen (Kedua
jari-jari pemeriksa menyatu yang berarti bagian
terendah janin belum masuk panggul) atau
divergen (kedua jari-jari pemeriksa tidak
41
b. Ibusudahmenyetujuiuntuk temutatapmuka.
c. Ibusudahsudahdilakukanscreening.
d. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan hasil pada dirinya dan
bayinya
e. Ibu sudah mengetahui tanda-tanda persalinan dan persiapan yang
harus dibawa
f. Ibu sudah mengetahui tanda bahaya TM III
g. Ibu bersedia istirahat yang cukup
h. Ibu bersedia makan makanan yang bergizi seimbang
i. Ibu bersedia meminum Tablet Fe secara rutin
(Diana, 2017)
Standar VI: Pencatatan Asuahan Kebidanan
Pencatatan atau pendokumentasian dilakukan secara lengkap,
akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan atau kejadian yang
ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan pada
formulir yang tersedia dan ditulis dalam bentuk SOAP(Hartini, 2018).
46
S: Subjektif
Subyektif, mencatat hasil anamnesa dan menggambarkan data yang
berhubungan dengan masalah yang biasa dikeluhkan pada kehamilan
>36 minggu seperti sesak, nyeri punggung, konstipasi dan sering BAK
(Manuaba, 2010).
O : Obyektif
a. K/U ibu : baik, kesadaran : composmentis, apatis
b. Tanda Vital : TD :120/80-140/90 mmHg, N : 80-90 x/menit,S :
36,5oC-37,5oC, R : 16-24 x/menit
c. Pemeriksaan fisik (head to toe)
d. Pemeriksaan palpasi
e. Leopold 1 : UK >36 minggu, fundus teraba bulat lunak tidak
melenting (bokong janin), TFU 3 jari dibwah prosesus xifoideus
Leopold 2 : sebelah kanan ibu teraba punggung/ekstremitas
sebelah kiri ibu teraba punggung/ekstremitas
Leopold 3 : bagian terbawah teraba bulat keras melenting (kepala
janin), masih bisa digoyangkan/tidak
Leopold 4 : kepalajanin sudah masuk panggul/belum
(konvergen/divergen)... bagian.
f. TBJ
Taksiran berat janin adalah salah satu cara untuk mengetahui
pertumbuhan janin ketika masih didalam uterus. Selain USG, cara
yang paling sederhana adalah dengan menggunakan rumus
Johnson. Taksiran ini hanya berlaku untuk presentasi kepala dan
mengukur terlebih dahulu TFU dengan tehnik Mc Donald (TFU
dalam cm – n) x 155 = berat (gram).
47
Keterangan:
1) Bila kepala janin belum masuk Pintu Atas Panggul (PAP) maka
n= 12
2) Bila kepala janin sudah masuk PAP maka n= 11
(Siswosudarmo, 2008)
g. Pemeriksaan auskultasi : DJJ (120-160 x/menit)
A: Analisis
Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau
informasi subyektif maupun obyektif yang dikumpulkan atau
disimpulkan. Sering menganalisa adalah sesuatu yang penting dalam
mengikuti perkembangan klien.
a. Diagnosa kebidanan :
Ny. Xx umur ... tahun ... G ... P... A ... UK .... minggu dalam
kehamilan normal.
b. Masalah: masalah yang sering ibu rasakan pada TM III seperti;
sakit punggung, bengkak dibagian tubuh tertentu, kontraksi palsu,
merasa kelelahan.
c. Kebutuhan : menganjurkan ibu banyak istirahat, jalan-jalan pagi,
istirahat yang cukup, asuhan sayang ibu, pemenuhan aspek fisik
dan psikologis, informasi tentang hasil pemeriksaan.
d. Diagnosa potensial : Tidak Ada
e. Antisipasi tindakan segera : Tidak Ada
P : Penatalaksanaan
merupakan pendokumentasian implementasi dan evaluasi, untuk
menghilangkan dan mengurangi masalah klien. Tindakan atau
pelaksanaan ini harus disetujui oleh klien dan keluarga (Diana, 2017)
48
5) Tahapan persalinan
Menurut Walyani (2018), tahapan persalinan antara lain :
a) Kala I: Kala Pembukaan
Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi
pembukaan lengkap (10 cm). dalam kala pembukaan dibagi
menjadi 2 fase yaitu fase laten dan fase aktif.
Fase laten: dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan
penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap, pembukaan
kurang dari 4 cm dan biasanya berlangsung kurang dari 8 jam.
Fase aktif : serviks membuka dari 4 ke 10, biasanya dengan
kecepatan 1cm/lebih perjam hingga pembukaan lengkap
(10cm), terjadi penurunan bagian bawah janin, berlangsung
53
Kebutuhan ibu pada kala III antara lain dukungan mental dari
bidan dan keluarga atau pendamping, penghargaan terhadap
proses kelahiran janin yang telah dilalui, informasi yang jelas
mengenai keadaan pasien sekarang dan tindakan apa yang akan
dilakukan, penjelasan mengenai apa yang harus ia lakukan
untuk membantu mempercepat kelahiran plasenta, kapan saat
meneran dan posisi apa yang mendukung untuk pelepasan dan
kelahiran plasenta, bebas dari rasa risih akibat bagian bawah
yang basah oleh darah dan air ketuban, hidrasi.
4) Asuhan kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi dan
plasenta lahir. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah kontraksi
uterus sampai uterus kembali dalam bentuk normal. Hal ini
dapat dilakukan dengan rangsangan taktil (masase) untuk
merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat. Perlu juga
dipastikan bahwa plasenta telah lahir lengkap dan tidak ada
yang tersisa dalam uterus serta benar-benar dijamin tidak
terjadi perdarahan lanjut (Walyani, 2016).
9) Cara pencegahan umum Covid-19 yang dapat dilakukan oleh ibu
bersalin
Agar tidak terserang covid-19 yaitu mengkonsumsi makanan
yang bergizi dan sehat beserta vitamin bagi ibu hamil hindari
keluar rumah apabila tidak diperlukan. Apabila harus keluar
rumah, kenakan pakaian tertutup rapat dan masker. Sekembalinya
dari rumah, bersihkan badan segera dengan mandi, dan jangan
dekati anak sebelum membersihkan badan.hindariberada di
58
persalinanmisalnyapadaibuyangusianyalebihdari35tahunibuakanke
sulitan untuk mengejan/energinya berkurang, suku/bangsa,
agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
Keluhan utama, ibu merasakan kenceng-kenceng semakin lama
semakin sering, keluar lendir darah, nyeri menjalar dari perut
hingga ke punggung (Diana, 2017)
Riwayat menstruasi, Isi dari anamnesa riwayat haid
adalahmenarche (usia pertama mendapatkan haid), lama haid yang
normal adalah kurang lebih 7 hari – 15 hari, jumlah darah haid,
HPHT untuk menentukan usia kehamilan dan tafsiran persalinan.
Usia kehamilan persalinan aterm 37-42 minggu(Walyani, 2017).
Riwayat kehamilan sekarang, menurut Romauli (2011) hal-hal
yang perlu dikaji di dalamnya antara lain berapa kali ibu sudah
melakukan ANC, di mana ibu memperoleh ANC, apakah ibu
sudah mendapatkan imunisasi TT, apakah ibu teratur minum tablet
tambah darah, kalk dan vitamin yang ibu peroleh setiap kali
kontrol. (Diana, 2017).
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, menurut
Muslihatun (2009), meliputi:Gravida (G)… Para(P)….
Abortus(A)…. Anak hidup (AH)…., perdarahan pada kehamilan,
persalinan dan nifas yang lalu, hipertensi dalam kehamilan,
persalinan dan nifas yang lalu, BB lahir bayi <2500 gram atau
>4000 gram serta masalah selama kehamilan, persalinan dan nifas
yang lalu. Informasi esensial tentang kehamilan terdahulu
mencakup bulan dan tahun kehamilan tersebut berakhir, usia
gestasi pada saat itu, tipe persalinan, lama persalinan, berat lahir,
60
jantung.
Pernapasan : untuk rnengetahui fungsi sistem pernapasan.
Normalnya 16-24 x/menit
Suhu tubuh : Normal adalah 36-37,5°C. Suhu tubuh lebih
dari 37,5°C perlu diwaspadai karena
bersamaan dengan meningkatnya suhu, tubuh
akan mengeluarkan zat-zat peradangan yang
akan mengganggu kehamilan yang bisa
berakibat buruk bagi kehamilan atau janin.
Pemeriksaan fisik pada ibu bersalin, meliputi :
Mata : Pemeriksaan sclera bertujuan untuk menilai
warna, yang dalam keadaan normal berwarna
putih. Sedangkan pemeriksaan konjungtiva
dilakuan untuk mengkaji munculnya anemia.
Konjungtiva yang normal berwarna merah
muda. Selain itu, perlu dilakukan pengkajian
terhadap pandangan mata yang kabur terhadap
suatu benda untuk mendeteksi kemungkinan
terjadinya pre-eklampsia.
Payudara : payudara menjadi lunak, membesar, vena-
vena di bawah kulit lebih terlihat, puting susu
membesar, kehitaman dan tegak, areola
meluas dan kehitaman serta muncul
strechmark pada permukaan kulit payudara.
Selain itu, menilai kesimetrisan payudara,
mendeteksi kemungkinan adanya benjolan
dan mengecek pengeluaran ASI.
65
Perut
Inspeksi : muncul Striae Gravidarum dan Linea
Gravidarum pada permukaan kulit perut
akibat MelanocyteStimulating
Hormon.Payudara, mendeteksi kemungkinan
adanya benjolan dan mengecek pengeluaran
ASI.
Palpasi : pada perut bertujuan untuk mengetahui
keadaan letak janin
Leopold 1 : pemeriksa menghadap ke arah muka ibu
hamil, menentukan tinggi fundus uteri dan
bagian janin yang terdapat pada fundus.
Normalnya TFU pada usia kehamilan 37
minggu adalah 1 jari dibawah prosesus
xypoideus dan pada usia kehamilan 40
minggu adalah 3 jari di bawah prosesus
xypoideus karena kepala sudah masuk
kedalam panggul, semakin jauh kepala masuk
kedalam panggul maka TFU juga semakin
rendah(Walyani, 2016).
Leopold 2 : Untuk mengetahui letak janin memanjang
atau melintang dan bagian janin yag teraba
disebelah kiri atau kanan. Jika bagian yang
teraba memiliki ciri keras, seperti papan dan
ada tahanan saat dipalpasi kemungkinan
adalah punggung janin. Dan jika yang teraba
bagian-bagian terkecil janin, kemungkinan
66
A: Analisis
a) Diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik
kebidanan adalah Ny.Xx umur… G… P… A…dalam
persalinan kala II normal.
b) Masalah: Mengkaji kondisi psikologi ibu, karena ibu cemas
dapat mempengaruhi proses persalinannya.
c) Kebutuhan : asuhan sayang ibu, pemenuhan aspek fisik dan
psikologis, kehadiran pendamping, pengurangan rasa sakit,
informasi tentang hasil pemeriksaan.
d) Diagnosa potensial : tidak ada.
e) Antisipasi tindakan segera : tidak ada.
P: Penatalaksanaan
Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan pelaksanaan
yang sudah dilakukan
1. mengenali tanda gejala kala II : ibu merasa ada dorongan untuk
meneran, ibu merasa ada tekanan pada anus, perineum tampak
menonjol, vulva dan sfingter ani membuka.
Evaluasi :
Sudah ada tanda gejala kala II
73
Evaluasi :
Peralatan, bahan dan obat-obatan untuk menolong persalinan dan
penatalaksanaan BBL sudah lengkap
3. Memakai celemek plastik atau bahan yang tidak tembus air.
Evaluasi :
Celemek sudah dipakai
4. Melepaskan dan menyimpan perhiasan yang dipakai, cuci tangan
dengan sabun dan air yang mengalir kemudian keringkan dengan
tissue atau handuk yang bersih dan kering.
Evaluasi:
Perhiasan sudah dilepas, sudah mencuci tangan dengan sabun dan
air mengalir, mengeringkan tangan dengan handuk bersih dan
kering.
5. Memakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan
untuk periksa dalam.
Evaluasi :
Sudah memakai sarung tangan DTT.
74
Evaluasi :
Keluarga bersedia membantu menyiapkan posisi meneran jika ada
kontraksi kuat.
13) Melaksanakan pimpinan meneran pada saat ingin meneran atau
timbul kontraksi kuat. Membimbing ibu agar dapat meneran secara
benar dan efektif. Mendukung dan memberi semangat pada ibu
saat meneran dan memperbaiki cara meneran apabila caranya tidak
sesuai. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang
lama). Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.
Menganjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk
ibu. Memberikan cukup asupan cairan peroral (minum). Menilai
DJJ setiap kontraksi uterus selesai. Segera merujuk bila bayi belum
atau tidak segera lahir setelah pembukaan lengkap dan dipimpin
76
Evaluasi :
Ibu bersedia disuntik oksitosin
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, menyuntikkan oksitosin
10 unit (intra muskular) di 1/3 distal lateral (lakukan aspirasi
dulu).
Evaluasi :
Telah disuntikkan oksitosin 10 unit.
30. Setelah 2 menit sejak bayi lahir (cukup bulan), memegang tali
pusat dengan 1 tangan sekitar 5 cm dari pusar bayi, kemudian jari
telunjuk proksimal dari pusar bayi, klem tali pusat pada titik
tersebut kemudian menahan klem pada posisinya gunakan jari
telunjuk dan tengah tangan lain untuk mendorong isi tali pusat
kea arah ibu (sekitar 5 cm) dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm
distal dari klem pertama.
Evaluasi :
Klem tali pusat sudah digeser sekitar 2 cm distal dari klem
pertama.
Evaluasi :
Plasenta sudah lahir.
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi. Lakukan tindakan yang diperlukan (kompresi
83
3) Perubahan Pernapasan
Selama didalam uterus bayi mendapatkn O2 dari
pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran
gas harus melalui paru-paru bayi. Rangsangan untuk gerakan
pernapasan pertama adalah tekanan mekanis dari toraks
sewaktu melalui jalan lahir. Penurunan Pa O2 dan kenaikan Pa
CO2 merangsang kemoreseptor yang terletak di sinukarotis.
Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang
permukaan gerakan pernapasan. Pernapasan pertama bayi baru
lahir terjadi normal dalam waktu 30 detik. Tekanan rongga
dada bayi pada saat melalui jalan lahir pervaginam
mengakibatkan carian paru-paru (bayi normal berjumlah 80 –
100 ml) kehilangan 1/3 dari jumlah cairan tersebut, sehingga
cairan yang hilang ini diganti dengan udara. Paru-paru
berkembang sehingga rongga dada kembali pada bentuk
semula pernapasan diafragmatik dan abdominal dan biasanya
masih tidak teratur frekuensi dan dalamnya pernapasan
(Wagiyo, 2018).
4) Penilaian pada BBL
Tabel 6 APGAR Score
Aspek Skor
pengamatan
BBL 0 1 2
Appearanc Seluruh tubuh Warna kulit tubuh Warna kulit
e (warna bayi berwarna normal, tangan dan seluruh tubuh
kulit) kebiruan kaki berwarna normal
kebiruan. (kemerahan)
Pulse (nadi) Denyut jantung Denyut jantung Denyut
tidak ada. <100 x/menit jantung >100
x/menit
92
Asuhan pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada
bayi selama satu jam pertama setelah kelahiran.
a) Apabila bayi menangis atau bernapas saat lahir, fasilitasi IMD
dan selanjutya rawat gabung bayi dengan ibu. Kemudian
lanjutkan dengan perawatan segera pada bayi baru lahir
normal.
b) Setelah bayi di keringkan, tempatkan bayi dalam kontak kulit
pada perut ibu dan tutup dengan selimut yang bersih, kering,
agar ibu dan bayi tetap hangat.Klem, kemudian potong dan ikat
tali pusat dengan dua ikatan.
c) Periksa pernapasan dan warna kulit setiap 5 menit.
d) Setelah 5 menit, lakukan penilaian umum bayi menggunakan
skor APGAR.
e) Pastikan bahwa ruangan untuk mencegah hipotermia, taruhlah
bayidikontak kulit dengan ibu, mulai menyusui, dan doronglah
ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin.
f) Memeriksa bayi dari kepala sampai kaki mencari setiap
kelainan. Pastikan untuk memeriksa anus dan daerah genetalia.
g) Timbang bayi setelah lahir. Hal ini harus segera di lakukan
untuk menghindari mengekspos bayi baru lahir dan mencegah
hipotermi.
h) Ukur lingkar kepala dan lingkar dada, serta panjang tubuh,
setelah bayi lahir atau pada kontak pertama.
i) Melakukan perawatan mata dengan menggunakan eritromisin
0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan
penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
99
Evaluasi :
Ibu sudah paham untuk selalu menjaga kehangatan bayinya
c) Mengobservasi eliminasi dan tanda bahaya pada BBL
Evaluasi :
Observasi eleminasi dan tanda bahaya sudah dilakukan
d) Memandikan bayi menggunakan sabun dan air hangat
Evaluasi :
Bayi sudah dimandikan dan sudah bersih
e) Lakukan pencegahan hipotermi dengan cara menjaga
kehangatan bayi.
Evaluasi :
Bayi sudah dijaga kehangatannya
f) Memberi bayi nutrisi yaitu bayi disusui on demand atau
minimal disusui 2 jam sekali.
Evaluasi :
Ibu sudah menyusui bayi secara on demand
g) Memberi ibu informasi tentang perawatan bayi yaitu bayi
harus selalu dijaga personal hygiene,kehangatan, nutrisi an
kenyamanannya
Evaluasi :
Ibu sudah mengerti tentang perawatan bayi
h) Memberi ibu informasi bahwa anaknya sudah di imunisasi Hb
0, untuk mencegah penyakit hepatitis.
Evaluasi :
Ibu sudah mengetahui anaknya sudah di imunisasi hb 0
(Walyani, 2015)
110
A : Analisis
a) Diagnosa Kebidanan
By. Ny…umur…JK…lahir spontan cukup/kurang/lebih bulan,
sesuai/kecil/lebih masa kehamilan dalam keadaan normal
b) Masalah: masalah atau keluhan pada bayi
c) Kebutuhan : asuhan yang diberikan sesuai keluhan
d) Diagnosa potensial : Kegawatdaruratan yang mungkin terjadi
e) Antisipasi Tindakan Segera: kolaborasi/rujukan bila terjadi
kegawatdaruratan
P : Penataksanaan
a) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam
keadaan baik
Evaluasi :
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bayinya
b) Melakukan pemeriksaan fisik bayi
Evaluasi :
Pemeriksaan fisik sudah dilakukan
c) Menjaga kebersihan bayi
Evaluasi :
Bayi sudah dijaga kebersihannya
d) Menjaga suhu tubuh bayi dengan cara menyelimuti bayi
dengan kain yang kering, bersih dan segera diganti apabila
basah
Evaluasi :
Bayi sudah terjaga kehangatannya
e) Memberikaan konseling kepada ibu tentang ASI Eksklusif
114
Evaluasi :
Ibu bersedia menyusui bayinya dengan ASI Eksklusif
f) Menganjurkan ibu memberikan ASI secara on demand
Evaluasi :
Ibu bersedia menyusui secara on demand
g) Memberikan konseling kepada ibu tentang tanda bahaya pada
bayi
Evaluasi :
Ibu sudah mengetahui tanda bahaya pada bayi
h) Memberikan konseling kepada ibu tentang imunisasi BCG dan
polio oral
Evaluasi :
Ibu sudah mengerti dan akan mengimunisasikan bayinya saat
usia tepat 1 bulan(Dewi, 2014)
g. Teori Medis Nifas
1) Pengertian masa nifas
Dalam bahasa latin masa nifas adalah puerpurium. Secara
etimologi puer berarti bayi dan parous adalah melahirkan (Dewi,
2011). Menurut Fitri (2017), masa nifas (puerpurium) adalah masa
dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhirnya ketika alat
kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung
selama 6 minggu atau 40 hari.
Puerpurium adalah masa setelah melahirkan bayi dan biasa
disebut juga dengan masa pulih kembali, dengan maksud keadaan
pulihnyaalat reproduksi seperti sebelum hamil. Dikutip dari
Kementrian Kesehatan Repulik Indonesia (Kemenkes RI), asuhan
115
bebaskan jalan nafas lalu baringkan pada sisi kiri, ukuran suhu,
periksa apakah ada kaku tengkuk.
e) Perdarahan pervaginamyang banyak
Perdarahan terjadi terus menerus atau tiba-tiba
bertambah banyak (lebih dari perdarahan saat haid atau ganti
pembalut 2x dalam setengah jam). Penyebab utama perdarahan
ini mungkin ada sisa plasenta atau selaput ketuban, infeksi
pada endometrium dan sebagian kecil terjadi dalam bentuk
mioma uteri bersamaan dengan kehamilan dan inversio uteri.
Penangannya, bidan bisa berkonsultasi dengan dokte untuk
mengetahui kondisi pasien sehingga dapat memberikan
pelayanan medis yang bermutu untuk masyarakat.
f) Lochea berbau busuk dan disertai nyeri pada perut atau
punggung
Gejala tersebut biasanya mengindikasikan adanya
infeksi umum. Melalui gambaran klinis, bidan dapat
menegakkan diagnosa infeksi nifas. Pada kasus infeksi ringan,
bidan dapat memberikan pengobatan, sedangkan infeksi berat
sebaiknya bidan berkonsultasi atau merujuk penderita ke
fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.
g) Puting susu lecet
Puting susu lecet dapat disebabkan trauma pada puting
susu saat menyusui. Selain itu dapat pula terjadi retak dan
pembentukan celah-celah. Penyebab puting susu lecet antara
lain teknik menyusui yang salah, puting susu terpapar oleh
sabun atau alkohol saat membersihkan puting susu, monilitas
pada mulut bayi yang menular pada puting susu ibu, bayi
127
pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan
bayinya. Riwayat kesehatan keluarga, data ini diperlukan untuk
mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga
terhadap penyakit pasien, yaitu apabila ada penyakit keluarga
yang menyertainya, terutama penyakit keturunan yang beresiko
juga diturunkan kepada janinnya (Sutanto, 2018).
Riwayat psikologis, dikaji untuk mengetahui bagaimana
perasaan ibu atas kelahiran bayinya, jika bayi yang dilahirkan
adalah anak yang tidak diinginkan, kemungkinan terjadi depresi
postpartum juga meningkat, selain itu juga mempengaruhi
bagaimana cara ibu melakukan perawatan pada bayinya
(Sutanto, 2018).
Riwayat obstetrik, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
yang lalu, yang perlu dikaji adalah berapa kali ibu hamil, apakah
ibu pernah mengalami keguguran, tanggal kelahiran anak, tempat
persalinan yang lalu, umur kehamilan, jenis persalinan, penolong
persalinan dan ada tidaknya penyulit pada saat persalinan. Hal
ini dikaji berkaitan dengan faktor resiko terjadinya perdarahan
masa nifas. Selain itu, apabila ibu melahirkan bukan di tenaga
kesehatan bisa meningkatkan resiko infeksi (Sutanto, 2018).
Riwayat persalinan sekarang, yang perlu dikaji adalah tanggal
persalinan, jenis persalinan, penolong persalinan keadaan bayi,
dan tindakan apa yang terjadi persalinan pada saat persalinan dan
ada tidaknya komplikasi yang terjadi. Persalinan dengan
episiotomi akan lebih lama penyembuhannya dibanding dengan
134
b) Data Objektif
Keadaan Umum : Untuk mengetahui keaadaan ibu secara umum
nifas normal biasannya baik
Keadaan emosional : Untuk mengetahui apakah keadaan
emosional stabil atau tidak dan apakah terjadi postpartum blues
(depresi) pada post partum pada klien tersebut. Pada ibu nifas
normal keadannya stabil.
Tanda vital : Suhu: 36,50C-370C, nafas normal : 16-24x/menit,
Nadi normal : 80-100x/menit, TD normal : 110/80mmHg-120/80
mmHg.
Pemeriksaan Fisik
Rambut : Untuk mengetahui kebersihan dan rontok
atau tidak
Muka : Bentuk simetris, tidak ada oedema, pucat
atau tidak
Mata : Simetris atau tidak, konjungtiva pucat
atau tidak, sclera ikterus atau tidak
Mulut : Lidah bersih, tidak ada stomatitis
Gigi : ada caries atau tidak
Leher : Untuk mengetahui adakah pembesaran
pada kelenjar tyroid, limfe dan vena
jugularis
Dada : Ada retraksi dinding atau tidak, ada
benjolan abnormal atau tidak
Payudara : Bentuk simetris atau tidak, putting susu
136
1) Keuntungan
a) Harga lebih relative
b) Bisa digunakan kembali setelah dipakai dengan cara
mencucinya dengan air hangat dan sabun
c) Mudah dibawa kemana-mana karena ukurannya yang
ringan
2) Kerugian
a) Bisa menimbulkan cervicitis
b) Bisa menimbulkan infeksi pada saluran kemih
c) Tidak bisa digunakan pada wanita yang sedang
menstruasi
3) Yang boleh menggunakan
a) Wanita menyusui karena tidak mengandung hormone
apapun yang bisa mempengaruhi produksi ASI
b) Lebih efektif dipakai pada perempuan yang belum ernah
melahirkan
6) Spermisida
Merupakan bahan kimia (biasanya nonoksinol-9) digunakan
untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalam
bentuk: aerosol (busa), tablet vaginal, supositoria atau dissolvable
film dan krim. Cara kerjanya adalah menyebabkan sel membran
sperma terpecah, memper-lambat pergerakan sperma, dan
menurunkan kemampuan pembuahan sel telur. Cara kerja
mematikan sel sperma atau menutup jalan sperma menuju sel
terlur
1) keuntungan
152
a) Perawatannya mudah
b) Tidak memiliki efek jangka panjang terhadap hormone
c) Tidak mengandung hormon
2) Kekurangan
a) Membutuhkan waktu sebelum melakukan hubungan intim
b) Kurang efektif jika tidak digunakan bersamaan dengan alat
kontrasepsi lain, missal kondom
c) Tidak memiliki perlindungan terhadap risiko terinfeksi
AIDS maupun Infeksi Menular Seksual (IMS)
7) Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)
Efektif 5 tahun untuk Norplant dan penggunnya nyaman.
Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduktif. Selain itu
kesuburan segera kembali setelah implant dicabut Cara kerjanya
menebalkan mukus serviks sehingga tidak dapat dilewati oleh
sperma. Walaupun pada konsentrasi yang rendah, progestin akan
menimbulkan pengentalan mukus serviks. Perubahan terjadi
segera setelah pemasangan implant. Progestin juga menekan
pengeluaran Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing
Hormone (LH) dari hipotalamus dan hipofise. Lonjakan LH
(surge) direndahkan sehingga ovulasi ditekan oleh levonorgestrel.
Level LHditekan lebih kuat oleh etonogestrel sehingga tidak
terjadi ovulasi pada 3 tahun pertama penggunaan implant
( Effendi, 2013)
3) Indikasi
a) Wanita pasca persalinan pervaginam atau pasca persalinan
section secarea dengan usia reproduksi dan paritas
berapapun
b) Pasca keguguran
c) Masa meenyusui
d) Riwayat hamil ektopik
9) Kontrasepsi mantap
Tubektomi, merupakan prosedur bedah untuk menghentikan
fertilisasi seorang perempuan dengan mengoklusi tuba falopii
(mengikat dan memotong atau memasang cincin) sehingga sperma
tidak dapat bertemu dengan ovum.Vasektomi merupakam
prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria
dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur
transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan
dengan ovum) tidak terjadi. Cara kerja kontrasepsi mantap adalah
dengan mengoklusi tuba falopi (mengikat/memotong atau
memasang cincin) sehingga sperma tidak dapat betemu dengan
ovum (Saifuddin, 2010). Yang dapat menjalani tubektomi usia >
26 tahun, paritas > 2, yakin telah mempunyai jumlah anggota
keluarga yang sesuai dengan kehendaknya dan paham serta secara
sukarela setuju dengan prosedur ini (Saifuddin, 2010).
Kontrasepsi hormonal, merupakan kontrasepsi yang
mengandung hormon esterogen dan progesteron. Menurut
BKKBN (2010) macam-macam kontrasepsi hormonal antara lain :
155
atau penuh.
Pasal 21
168
I. Diagram Teori
CoC
Pelayanan yang dicapai ketika terjalin secara terus menerus
antara seorang wanita dan bidan dengan memberikan asuhan
yang berkelanjut
Hamil : Bersalin :
a. Kunjungan a. Kala I
kehamilan 3 b. Kala II
b. Kunjungan c. Kala III
kehamilan 4
Nifas : BBL :
a. Kunjungan Nifas 1 a. Kunjungan Neonatus I
b. Kunjungan Nifas 2 b. Kunjungan Neonatus 2
KB c. Kunjungan Nifas 3 c. Kunjungan Neonatus 3
a. Standar I : Pengkajian
b. Standar II : Perumusan Diagnosa dan Masalah Kebidanan
c. Standar III : Perencanaan
d. Standar IV : Implementasi
e. Standar V : Evaluasi
f. Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan
enurun
164
165
165
Instrumen penelitian :
i. Format askeb kehamilan, persalinan, BBL, nifas dan KB
ii. Alat tulis
iii. Alat pemeriksaan fisik
iv. Alat pemeriksaan antropometri
5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu rangkaian kegiatan penelitian
yang mencakup pencatatan peristiwa-peristiwa atau keterangan-
keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh
populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian. Data
yang dikumpulkan mencakup variabel independen/variabel bebas,
variabel dependen/variabel terikat, data dasar atau data sekunder
yang terkait dengan responden atau lokasi penelitian (Surahman,
2018)
Cara pengumpulan data antara lain dengan wawancara, angket,
observasi, pengukuran, dan penelusuran data sekunder. Alat
pengumpul data antara lain format askeb, pedoman observasi dan
form data sekunder. Menurut Surahman (2018), teknik
pengumpulan data antara lain :
1) Data Primer
a) Wawancara
Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data
penelitian melalui pertanyaan yang diajukan secara lisan
kepada responden untuk menjawabnya dan jawaban-
jawaban responden dicatat atau direkam. Wawancara bisa
dilakukan secara tatap muka antara peneliti dengan
167
9. Jadwal Penelitian
Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April
No Kegiatan 2021 2021 2021 2021 2021 2022 2022 2022 2022
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembekalan
LTA
2 Penyusunan
proposal
LTA
3 ACC
proposal
LTA
4 Pengumpulan
proposal
LTA
5 Ujian
Validasi
proposal
6 Revisi
proposal &
perijinan
7 Pengambilan
kasus
(ASKEB)
8 Kunjungan
klien LTA
9 Penyusunan
laporan LTA
10 ACC LTA
168
2
11 Pengumpulan
LTA
12 Ujian LTA
13 Revisi LTA
14 Pengumpulan
LTA jadi
1
169
Dewi, VN. 2017. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta:Salemba Medika
Diana, S. 2017. Model Asuhan Kebidanan Contiunity of Care. Surakarta:CV
Kekata Group
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 2020. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
2020, Semarang:Dinas Kesehatan Jawa Tengah
Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar. 2020. Profil Kesehatan Kabupaten
Karanganyar 2020, Karanganyar:Dinas Kesehatan Kabupaten
Karanganyar
Hatini, E.E. 2018. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Palangkaraya;Wineka Media
Kemenkes RI. 2015. Pedoman Manajemen Pelayanan Keluarga Berencana.
Jakarta : Kemenkes RI
Kemenkes RI. 2018. Gavi The Vaccine Alliance. Jakarta:Kemenkes RI
Kemenkes RI, 2020. Pedoman Bagi Ibu Hamil, Bersalin, Nifas dan Bayi Baru
Lahir di Era Pandemi Covid-19 . Jakarta : Kemenkes RI.
Kumalasari, Intan. 2015. Pandauan Praktik Laboratorium dan Klinik Perawatan
Antenatal, Intrauteri, Postnatal, Bayi Baru Lahir dan Kontrasepsi.
Jakarta:Salemba Medika
Kurniarum, Ari. 2017. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta:Kemenkes RI
Marmi. 2017. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta:Pustaka Belajar
Nurjasmi. 2017. Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta:Pengguna Pusat Ikatan
Bidan Indonesia
Surahman, dkk. 2018. Metodelogi Penelitian. Jakarta:Kemenkes RI
Sutanto, AV. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.
Yogyakarta:PT.PUSTAKA BARU
2
170
171
Lampiran