Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL O N L I N E 1

PDGK4108/MATEMATIKA/ 4
SKS PROGRAM STUDI S-1 PGSD

Silakan bapak/ibu mahasiswa mengerjakan tugas 1 boleh diketik kemudian di-upload dalam
bentuk pdf di tempat yang sudah disediakan sesuai dengan jadwal.
Mohon untuk tidak menyalin atau mengcopy jawaban mahasiswa lain, jika dilanggar maka
mahasiswa akan memperoleh nilai minimum.

Selamat mengerjakan, semoga sukses dan sehat selalu…..

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksi Tutorial
mal
Diketahui pernyataan p: 13 adalah bilangan asli dan
q: 25 adalah keliptan 3.
Dari 2 pernyataan di atas, tentukanlah:
1 a. Konjungsi dan nilai kebenarannya. 20 Modul 1
b. Disjungsi dan nilai kebenarannya
c. Implikasi dan nilai kebenarannya
d. Biimplikasi dan nilai kebenarannya
Buatlah dua buah premis sehingga menjadi sebuah 20
2 Modul 1
argumen yang memenuhi ketentuan modus tollens
Apabila A = {𝑥|𝑥 ∈ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 asli 𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑟𝑖 10} Modul 2
20
B = {𝑥|𝑥 ∈ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙 𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑟𝑖 10}
3 Tentukan Himpunan :
a. A U B
b. A ∩ B
c. B- A
d. A x B

Diketahui suatu fungsi f: R ⟶ R dan fungsi g: R ⟶ R Modul 2


didefinisikan dengan f(x) = x2 - 2x + 1 dan g(x) = x + 3
untuk setiap x Є R. tentukanlah 20
4
a. (f o g)(x)
b. (g o f)(x)
c. (g o f)(5)
5 Diketahui x8 adalahhimpunansemuabilangan jam delapanan. Modul 3
a. Buatlah tabel penjumlahan bilangan jam 20
delapanan (+8) pada himpunan x8.
b. Tunjukkan bahwa x8 dengan systempenjumlahan
jam delapanan (+8) membentuk suatu system.
c. Tentukan elemen identitasnya dan lawan dari
setiap elemen.
NAMA : MARIANA

NIM 859419163

MATKUL : PDGK4108/MATEMATIKA

Jawaban

1. Pernyataan p: 13 adalah bilangan asli. Pernyataan q: 25 adalah kelipatan 3.

a. Konjungsi (p ∧ q) Nilai kebenarannya adalah benar hanya jika kedua


pernyataan benar. Nilai kebenarannya: Benar (karena 13 adalah bilangan asli
dan 25 adalah kelipatan 3).

b. Disjungsi (p ∨ q) Nilai kebenarannya adalah benar jika salah satu atau


kedua pernyataan benar. Nilai kebenarannya: Benar (karena 13 adalah
bilangan asli, meskipun 25 tidak kelipatan 3).

c. Implikasi (p → q) Nilai kebenarannya adalah salah jika premisnya benar tetapi


kesimpulannya salah, dan benar dalam kasus lain. Nilai kebenarannya: Benar
(karena 13 adalah bilangan asli, dan 25 adalah kelipatan 3).

d. Biimplikasi (p ↔ q) Nilai kebenarannya adalah benar jika keduanya benar atau


keduanya salah. Nilai kebenarannya: Salah (karena 13 adalah bilangan asli, tetapi
25 bukan kelipatan 3).

Jadi, kita memiliki:

a. Konjungsi (p ∧ q): Benar

b. Disjungsi (p ∨ q): Benar

c. Implikasi (p → q): Benar

d. Biimplikasi (p ↔ q): Salah

2. Modus Tollens adalah sebuah aturan dalam logika proposisional yang


menyatakan bahwa jika sebuah implikasi (If-Then) dan konsekuensinya
(kesimpulan) tidak benar, maka antiseden (premis pertama) juga harus tidak benar.
Jadi, untuk menggunakan Modus Tollens, kita perlu dua premis: implikasi dan
penyangkal dari konsekuensinya.

Misalnya: Premis 1 (Implikasi): Jika hujan turun, jalanan akan basah. (p → q) Premis 2
(Penyangkal konsekuensi): Jalanan tidak basah. (¬q)

Dari kedua premis ini, kita bisa menggunakan Modus Tollens untuk menyimpulkan:
Karena jalanan tidak basah (¬q) dan menurut premis 1 (p → q) bahwa jika hujan turun
(p), maka jalanan akan basah (q), kita dapat menyimpulkan bahwa hujan tidak turun
(¬p).

Jadi, argumen yang memenuhi ketentuan Modus Tollens adalah:

Premis 1: Jika hujan turun, jalanan akan basah. (p → q) Premis 2: Jalanan tidak basah.
(¬q)

Kesimpulan: Oleh karena itu, hujan tidak turun. (¬p)

3. Diberikan: A = {𝑥|𝑥 ∈ bilangan asli kurang dari 10}

B = {𝑥|𝑥 ∈ bilangan ganjil kurang dari 10}

a. A ∪ B (Gabungan) Gabungan dari dua himpunan adalah himpunan yang berisi


semua elemen dari kedua himpunan. A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9} B = {1, 3, 5, 7, 9}
Jadi, A
∪ B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}.

b. A ∩ B (Irisan) Irisan dari dua himpunan adalah himpunan yang berisi elemen-elemen
yang ada di kedua himpunan tersebut. A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9} B = {1, 3, 5, 7, 9}
Jadi,
A ∩ B = {1, 3, 5, 7, 9}.

c. B - A (Selisih) Selisih himpunan B dan A adalah himpunan yang berisi elemen-


elemen yang ada di B tetapi tidak ada di A. A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9} B = {1, 3, 5, 7,
9} Jadi, B - A = { } (himpunan kosong karena semua elemen B juga ada di A).

d. A x B (Kartesian) Produk Kartesian dari dua himpunan adalah himpunan semua


pasangan terurut yang mungkin diambil dari elemen-elemen kedua himpunan
tersebut. A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9} B = {1, 3, 5, 7, 9} Jadi, A x B = {(1, 1), (1, 3), (1,
5), (1,
7), (1, 9), (2, 1), (2, 3), ..., (9, 7), (9, 9)}.

4. a. (f o g)(x) Ini berarti kita akan terlebih dahulu menerapkan fungsi g(x),
kemudian menerapkan hasilnya ke fungsi f(x). f(x) = x^2 - 2x + 1 g(x) = x + 3

Jadi, (f o g)(x) = f(g(x)) = f(x + 3)

Substitusi g(x) ke dalam f(x): (f o g)(x) = (x + 3)^2 - 2(x + 3) + 1 = x^2 + 6x + 9 - 2x -


6
+ 1 = x^2 + 4x + 4

Jadi, (f o g)(x) = x^2 + 4x + 4.


b. (g o f)(x) Ini berarti kita akan terlebih dahulu menerapkan fungsi f(x), kemudian
menerapkan hasilnya ke fungsi g(x).
Jadi, (g o f)(x) = g(f(x)) = g(x^2 - 2x + 1)

Substitusi f(x) ke dalam g(x): (g o f)(x) = x^2 - 2x + 1 + 3 = x^2 - 2x + 4

Jadi, (g o f)(x) = x^2 - 2x + 4.

c. (g o f)(5) Kita akan menggantikan nilai x dengan 5 dalam ekspresi yang sudah kita
dapatkan untuk (g o f)(x).

(g o f)(5) = 5^2 - 2(5) + 4 = 25 - 10 + 4 = 19

Jadi, (g o f)(5) = 19.

5. a. Tabel penjumlahan bilangan jam delapanan (+8) pada himpunan 8x8:

Dalam tabel ini, setiap elemen pada baris dan kolom adalah hasil penjumlahan
bilangan jam delapanan. Misalnya, 16+8=2416+8=24, 24+8=3224+8=32, dan
seterusnya.

b. Untuk menunjukkan bahwa 8x8 dengan sistem penjumlahan jam delapanan (+8)
membentuk suatu sistem, kita perlu memastikan bahwa operasi penjumlahan
tersebut memenuhi properti tertentu, seperti tertutup, asosiatif, komutatif, memiliki
identitas, dan memiliki lawan.

 Tertutup: Penjumlahan bilangan jam delapanan akan menghasilkan


bilangan jam delapanan lainnya. Misalnya, jika kita menambahkan dua
bilangan jam delapanan, hasilnya akan tetap menjadi bilangan jam
delapanan.
 Asosiatif: Penjumlahan bilangan jam delapanan bersifat asosiatif. Artinya,
urutan dalam melakukan penjumlahan tidak mempengaruhi hasilnya.
 Komutatif: Penjumlahan bilangan jam delapanan juga bersifat komutatif.

c. Elemen identitasnya adalah 00 , dan lawan dari setiap elemen n adalah −


−n. Misalnya,
lawan dari 88 adalah −8−8, lawan dari 1616 adalah −16−16, dan seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai