Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM MATA


PELAJARAN INFORMATIKA DI KELAS X SMA

Nama:
NIM:

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER


INSTITUT PRIMA BANGSA
CIREBON
2024
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi di abad 21, yang dikenal sebagai era

digital, telah menjadi suatu fenomena yang tak terhindarkan. Kehadiran

komputer dan perangkat yang terintegrasi dengan internet telah mempengaruhi

hampir setiap aspek kehidupan pada era ini. Semua lapisan masyarakat, dari

profesional hingga masyarakat umum, semakin terlibat dalam penggunaan

teknologi yang terus berkembang pesat. Oleh karena itu, peningkatan

keterampilan yang relevan dengan teknologi, seperti kemampuan berpikir

informatif atau pemikiran komputasional (CT), menjadi semakin penting

untuk dipahami dan dikuasai.

Pesatnya perkembangan teknologi di abad ke-21 menciptakan

sebuah lanskap global di mana negara-negara bersaing untuk memimpin

dalam inovasi dan penerapan teknologi terkini. Dalam konteks ini,

keterampilan berpikir komputasional (CT) menjadi salah satu elemen kunci

yang membedakan dalam persaingan global. Tidak hanya diperlukan oleh para

profesional di bidang komputer, CT juga menjadi keahlian dasar yang relevan

untuk semua individu. Oleh karena itu, pemerintah dan lembaga pendidikan di

beberapa negara maju telah mengakui pentingnya CT dan memasukkannya


dalam kurikulum pendidikan sebagai upaya untuk mempersiapkan

masyarakatnya menghadapi tuntutan abad ke-21.

Keterampilan berpikir komputasional (CT) telah menjadi landasan

bagi pemahaman fundamental dalam membaca, menghitung, dan menulis di

era digital ini. Beberapa negara maju, seperti Amerika Serikat, Inggris,

Belanda, Australia, dan Meksiko, telah mengakui esensialnya CT dan secara

aktif memasukkannya ke dalam kurikulum mereka. Penelitian oleh Tsubasa

(2006) menunjukkan bahwa CT bukan hanya sekadar keahlian khusus untuk

para ilmuwan komputer, melainkan juga merupakan kebutuhan dasar yang

harus dimiliki oleh setiap individu. Referensi tambahan dari Yadav et al.

(2018) menggambarkan upaya serupa yang diambil oleh beberapa negara maju

dalam mengintegrasikan CT sebagai bagian integral dari pendidikan mereka.

Berpikir komputasi, atau Computational Thinking (CT), memainkan

peran sentral dalam proses pembelajaran yang didasarkan pada metode

berpikir yang diperlukan untuk memecahkan masalah. Definisi yang diberikan

oleh Wing (2006) menggambarkan bahwa pemikiran komputasi mencakup

pemecahan masalah, desain sistem, dan pemahaman perilaku manusia, dengan

konsep dasar ilmu komputer sebagai landasan utamanya. Konsep ini

menekankan pada kebutuhan untuk memahami dan menggunakan prinsip-

prinsip ilmu komputer dalam upaya memecahkan masalah dan merancang

sistem.
Menurut Wing (2006: 33-35), keterampilan pemecahan masalah

dalam pemikiran komputasi dirancang sebagai suatu sistem yang bertujuan

untuk memahami perilaku manusia dengan memanfaatkan konsep-konsep

dasar ilmu komputer. Dengan fokus pada pemecahan masalah, pemahaman

perilaku manusia, dan desain sistem, metode berpikir komputasional menjadi

landasan yang penting untuk pengembangan keterampilan di era digital ini.

Adapun pemikiran komputasi diintegrasikan dalam berbagai bidang ilmu

komputer dan teknologi informasi, yang memberikan kontribusi signifikan

terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia dan luar negeri.

Wing (2008: 3717-3718) mengamplifikasi esensi dari pemikiran

komputasional dengan menyatakan bahwa inti dari CT adalah kapasitas untuk

melakukan abstraksi. Proses komputasi, menurut Wing, mampu menciptakan

abstraksi yang lebih kompleks daripada matematika atau fisika. Dengan

demikian, pemikiran komputasi menawarkan kontribusi uniknya terhadap

pemahaman dan pemecahan masalah, memungkinkan manusia untuk

menghadapi kompleksitas dan tantangan yang melebihi lingkup abstraksi

matematika atau fisika konvensional. Konsep ini menjadi dasar penting dalam

penerapan pemikiran komputasi di berbagai konteks, menandai kemajuan

signifikan dalam dunia ilmu komputer dan teknologi informasi.

Keterampilan berpikir komputasional menjadi kunci dalam

merancang kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk memahami

pendekatan keterampilan berpikir kalkulatif dalam memecahkan masalah dan,

jika memungkinkan, mengembangkan solusi untuk masalah yang serupa


(Kalelioglu et al., 2016). Namun, temuan dari penelitian yang melibatkan

wawancara dengan guru komputer di SMA mengungkapkan realitas yang

menuntut perhatian khusus. Meskipun keterampilan berpikir komputasional

diakui sebagai penting, daya komputasi siswa ternyata masih memerlukan

perhatian lebih intensif.

Penelitian ini mencatat bahwa siswa dihadapkan pada hambatan

dalam menerapkan pemrograman dalam kehidupan sehari-hari mereka, yang

mungkin disebabkan oleh kesulitan atau ketidakmampuan untuk mengatasi

masalah. Sebuah fokus pembelajaran yang terlalu rutin, terutama dalam hal

pertanyaan-pertanyaan dasar, dapat memperparah ketidakmampuan siswa

dalam mengaplikasikan pemikiran komputasional. Lebih jauh lagi, temuan

menunjukkan bahwa salah satu materi yang menjadi tantangan bagi siswa

adalah materi algoritma. Ketidakpahaman konsep, kurangnya kehati-hatian

dalam perhitungan proses pemecahan masalah, dan kesulitan mengaitkan

situasi satu dengan lainnya menjadi aspek-aspek yang perlu diperhatikan

secara khusus.

Dalam mengatasi permasalahan ini, perlu adanya upaya untuk

meningkatkan penguasaan konsep siswa terutama terkait materi algoritma.

Peningkatan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan aplikatif dapat

membantu siswa mengatasi kesulitan dalam menerapkan pemrograman dalam

konteks kehidupan sehari-hari. Guru juga dapat memainkan peran krusial

dalam memberikan dukungan individual dan membimbing siswa dalam

merancang solusi untuk masalah yang dihadapi. Dengan cara ini, dapat
diharapkan bahwa daya komputasi siswa dapat ditingkatkan, menghasilkan

pemahaman yang lebih mendalam dan kemampuan yang lebih baik dalam

mengatasi tantangan dunia nyata.

Menurut Angeli, et al (2016), ada lima komponen keterampilan

untuk kemampuan penalarankomputasional. (1) Abstraksi, kemampuan

untuk memutuskan informasi apa yang harus disimpan dan apa yang

diabaikan. (2) Generalisasi. Kami merumuskan solusi umum sehingga

dapat diterapkan pada masalah yang berbeda. (3) Dekomposisi,

keterampilan resolusi dekomposisi. sebagian masalah yang kompleks. (4)

keterampilan untuk merancang algoritma, alur kerja, dan tindakan langkah

demi langkah untuk memecahkan masalah (5) keterampilan untuk men-

debug, mengidentifikasi, menghilangkan, dan Perbaiki kesalahan.

Karena masalah yang dijelaskan, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut tentang analisis pemikiran komputasi Mata Pelajaran

Informatika Pada Siswa Kelas X di SMA Pada Kurikulum Merdeka.

Harapan dari penelitian ini dicapai target berpikir komputasional informatika

melalui penerapan

Anda mungkin juga menyukai