Anda di halaman 1dari 4

MINI PROFOSAL

Diajukan untuk memenuhi tugas Metodologi Penelitian

Kelompok 8
Cucu Nurhasanah ( 23020316)
Dita Rizki Herlianti (23020205)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM SARJANA
UNIVERSITAS YATSI MADANI
2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia yang tidak
hanya terjadi di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penderita anemia
diperkirakan dua milyar dengan prevalensi terbanyak di wilayah Asia dan Afrika. World
Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa anemia merupakan 10 masalah
kesehatan terbesar di abad modern ini, dimana kelompok yang berisiko tinggi anemia
adalah wanita usia subur, ibu hamil, anak usia sekolah, dan remaja. (Fikawati, Syafiq, &
Veretamala, 2017)

Anemia adalah keadaan dengan kadar hemoglobin, hematokrit dan sel darah merah
yang lebih rendah dari nilai normal, yaitu hemoglobin <12g/dL untuk remaja. Anemia
menyebabkan darah tidak cukup mengikat dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke
seluruh tubuh. Bila oksigen yang diperlukan tidak cukup, maka akan berakibat pada
sulitnya berkonsentrasi sehingga prestasi belajar menurun. Kemudian daya tahan fisik
rendah sehingga mudah lelah, aktivitas fisik menurun dan mudah sakit karena daya tahan
tubuh rendah, akibatnya jarang masuk sekolah atau bekerja. (Dewi, M., Khomsan, A.,
Ekawidyani, K. R., & Pravansa, A. A. 2022)

Anemia yang sering terjadi adalah anemia disebabkan oleh kekurangan asupan zat
besi. Kekurangan zat besi tidak terbatas pada remaja status social ekonomi pedesaan
yang rendah, tetapi juga menunjukkan peningkatan prevalensi di masyarakat yang
makmur dan berkembang. Prevalensi anemia remaja di negara-negara berkembang
sebesar 27%, sedangkan di negara maju sebesar 6%.. Menurut WHO, apabila prevalensi
anemia ≥40% termasuk kategori berat, sedang 20-39%, ringan 5-19,9%, dan normal
<5%. Faktor utama penyebab anemia adalah asupan zat besi yang kurang.

Rendahnya supan zat besi sering terjadi pada orang-orang yang mengkonsumsi bahan
makanan yang kurang beragam, seperti protein. Kurangnya asupan protein akan
mengakibatkan transportasi zat besi terlambat, sehingga akan terajadi defisiensi zat besi.
Disamping itu, makanan yang tinggi protein teruma berasal dari daging, ikan dan unggas
juga banyak mengandung protein.
Setiap kelompok usia anak rentan terhadap defisiensi besi. Kelompok usia yang
paling tinggi mengalami defisiensi besi adalah usia balita (0-5 tahun) sehingga kelompok
usia ini menjadi prioritas pencegahan defisiensi besi. Menurut Riset Kesehatan Dasar
tahun 2018, 1 dari 3 anak Indonesia berusia di bawah 5 tahun mengalami anemia. Hal ini
tentu dapat berdampak jangka panjang dan memengaruhi kualitas generasi masa depan.
Anemia defisiensi besi merupakan penyebab anemia terbanyak pada anak. Zat Besi
menjadi faktor penting dalam pertumbuhan anak, tidak hanya untuk memproduksi
hemoglobin. Zat besi sangat berperan dalam metabolisme anergi, sistem oksidasi,
perkembangan dan fungsi syaraf, koneksi sistem jaringan, dan sintesis hormon.

Anemia defisiensi berpotensi menghambat pertumbuhan kognitif, motorik, sensorik,


dan sosial anak. Jika tidak ditangani secara tepat, dampaknya dapat menjadi permanen.
Sistem kekebalan tubuh anak juga terganggu sehingga meningkatkan kemungkinan
terjadinya infeksi.

Untuk lebih jelasnya lagi penulis akan membahas lebih rinci dalam penggunaan
metode ini.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat di ambil dari pernyataan diatas yaitu “Bagaimanakah
Pengetahuan Tentang Pemenuhan Gizi seimbang untuk anak dengan Anemia

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui Tentang “Pemenuhan Gizi Seimbang untuk anak dengan Anemia”
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang pemenuhan gizi seimbang untuk anak dengan
anemia diharapkan keluarga mampu :
a. Memahami definisi dari pemenuhan gizi seimbang
b. Memahami tentang manfaat gizi seimbang
c. Memahami penyajian gizi seimbang untuk anak dengan anemia
D. Manfaat kegiatan
1. Manfaat teoritis
Manfaat hasil pendidikan kesehatan secara teoritis diharapkan dapat memberikan
pemahaman tentang Pemenuhan Gizi Seimbang untuk Anak dengan Anemia
2. Manfaat praktis
a. Bagi pasien
Agar pasien mengetahui dan memahami bagaimana pentingnya pemenuhan
gizi seimbang untuk anak dengan anemia.
b. Bagi perawat
Dapat menjadi acuan bagi perawat dalam mempersiapkan dan menyusun
perawatan pemenuhan gizi seimbang
c. Bagi Universitas Yatsi Madani
Dapat menjadi sumber informasi selanjutnya dan menjadi acuan pembelajaran
dalam proses asuhan keperawatan yang berkaitan dengan perawatan dengan
pemenuhan gizi seimbang untuk anak dengan anemia.

Anda mungkin juga menyukai